Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
net/publication/322032544
CITATIONS READS
2 389
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
We Try, makes to develop Weda Bay as potential area, need zonation to arrange and make sustainable development. Water ecotourism as sustainable
development is one of activity which can combine ecology and economic aspect. View project
All content following this page was uploaded by Achmad Fahrudin on 19 January 2018.
Oleh:
1Program Studi Pengelolaan Sumber daya Pesisir dan Lautan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
2 Departemen Manajemen Sumber daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
* Korespondensi: siskaagustina03@gmail.com
ABSTRACT
Savalai hairtailis one of demersal fish that landed in PPP Labuan Banten with a fishing
ground from the Sunda Strait waters. Savalaihairtail fish were caught by many gears (multigear)
such as trawl, purse seine, small bottom trawl, and gillnet. This research aimed at reviewing
population dynamic of savalai hairtail in Sunda Strait waters. The results showed the value of the
growth coefficient (k) for female and male were 0,30/month and 0,23/month respectively, with
asimptotic length (L∞) 710,41 mm for females and 856,52 mm for males. First length capture for
females and males were 460,46 mm and 454,66 mm respectively. First length of maturity for
female and male fish were 567,24 mm and 599,73 mm respectively. Natural mortality (M) for the
female and male fish were 0,27/year and 0,22/year respectively. Total mortality (Z) for the female
and male fish were 1,25/year and 1,60/year respectively. Based on the relationship between the
values of M and Z, then the arrest of mortality (F) known for female and male fish were 0,97/years
and 1,38/year respectively. The rate of exploitation for female and male fish were72% and 83%
respectively. Based on the current rate exploitation, savalaihairtail fish exploitation has exceeded
optimum exploited level (50%), so it indicated the savalaihairtail was overfishing. The value of Lc
was smaller than Lm indicated savalaihairtail experienced growth overfishing.
ABSTRAK
Ikan layur merupakan salah satu ikan demersal yang didaratkan di PPP Labuan Banten
dengan fishing ground dari perairan Selat Sunda. Ikan layur ditangkap dengan banyak alat tangkap
diantaranya alat tangkap payang, pukat cincin, pukat pantai, jaring arad, dan jaring insang. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengkaji dinamika populasi sumber daya ikan layur (Lepturachantus
savala) di Perairan Selat Sunda. Hasil penelitian menunjukkan nilai keofisien pertumbuhan (k) ikan
betina dan jantan berturut-turut 0,30/bulan dan 0,23/bulan, dengan panjang asimptotik (L∞) 710,41
mm dan 856,52 mm. Panjang ikan pertama kali tertangka (Lc) untuk betina dan jantan berturut-
turut sebesar 460,46 mm dan 454,66 cm. Panjang ikan layur pertama kali matang gonad (Lm)
untuk betina sebesar 567,24 mm dan jantan sebesar 599,73 mm. Laju mortalitas alami (M)) untuk
78 Marine Fisheries 6 (1): 77-85, Mei 2015
ikan betina sebesar 0,27/tahun dan ikan jantan sebesar 0,22/tahun. Mortalitas total (Z) untuk ikan
betina sebesar 1,25/tahun dan ikan jantan sebesar 1,60/tahun. Berdasarkan hubungan antara nilai
M dan Z, maka mortalitas penangkapan (F) diketahui untuk betina sebesar 0,97/tahun dan jantan
sebesar 1.38/tahun. Laju ekploitasi ikan layur betina dan jantan berturut-turut sebesar 72% dan
83%. Berdasarkan nilai laju eksploitasi, pemanfaatan ikan layur telah melebihi pemanfaatan
optimal (50%), sehingga di indikasikan mengalami tangkap lebih. Nilai Lc<Lm menunjukkan
tangkap lebih yang terjadi adalah growth overfishing.
Kata kunci: growth overfishing, tangkap lebih, ikan layur, Selat Sunda
Gambar 1 Komposisi total hasil tangkapan (a) dan komposisi hasil tangkapan ikan demersal (b) di
PPP Labuan tahun 2013
Siskawati et al. – Dinamika Populasi SDI Layur (Lepturacanthus savala) di Perairan Selat Sunda 81
(a)
(b)
Gambar 2 Sebaran frekuensi panjang ikan layur betina (a) dan jantan (b) hasil analisis program
ELEFAN I.
Frekuensi
Lc = 460.46 mm Lc = 454.66 mm
Frekuensi
(a) (b)
Gambar 3 Nilai Lc ikan layur betina (a) dan jantan (b)
82 Marine Fisheries 6 (1): 77-85, Mei 2015
Tabel 2 Estimasi parameter pertumbuhan ikan layur dengan daerah penangkapan yang berbeda
Parameter pertumbuhan
Sumber Lokasi Jenis kelamin
L∞ (mm) k (/bulan) t0 (bulan)
Rizvi et al. (2005) Pesisir Mumbai 688 0,87 -0,000251
Sharif (2009) Teluk Palabuhanratu 1348 0,56 -0,62
Sholeh (2012) Selat Sunda 1110,53 3,52 -0,097
Penelitian ini (2014) Selat Sunda Betina 697,2546 0,3012 -0,2324
Jantan 878,0304 0,2229 -0,2982
Berdasarkan nilai Lc ikan layur lebih kecil Alat tangkap ikan demersal seperti jaring
dibandingkan nilai Lm (Lc < Lm), yang menun- arad yang beroperasi saat ini bersifat tidak
jukkan sebagian besar ikan yang didaratkan di ramah lingkungan, karena banyak menangkap
PPP Labuan, belum mengalami matang gonad ikan pada ukuran kecil dan belum matang
atau memijah. Hal tersebut menunjukkan bah- gonad. Hal ini dikaerenakan nelayan jaring arad
wa hasil tangkapan didominasi oleh ikan-ikan di PPP Labuan sebagian besar menggunakan
yang belum pernah memijah. Apabila nilai mata jaring yang kecil yakni 0.5-1 inchi. Hal ini
Lc<Lm maka penangkapan ikan layur didomi- dapat dapat diatasi dengan memodifikasi alat
nasiikan muda dan immature (Wudji et al. tangkap dengan mata jaring yang lebih selektif.
2013). Menurut Najamuddin et al. (2004), seca- Ukuran mata jaring yang digunakan harus lebih
ra biologis kalau hal tersebut dibiarkan terus besar dibandingkan tinggi ikan pertama kali
menerus akan berdampak buruk pada berke- matang gonad. Berdasarkan analisis data tinggi
lanjutan populasi ikan layur. Penangkapan ikan ikan, ukuran mata jaring yang disarankan
yang didominasi oleh ikan-ikan kecil, maka adalah 40-50mm, atau 1,5-2 inci. Nilai terse-but
akan terjadi growth overfishing. didapatkan dari nilai tinggi ikan layurpada
panjang pertama kali matang gonadnya.
Implikasi pengelolaan ikan layur
Berdasarkan perhitungan laju eksploitasi,
kondisi pemanfaatan sumber daya ikan layur KESIMPULAN DAN SARAN
telah mengalami tangkap lebih secara biologi Kesimpulan
(E > 50%; Gulland 1983). Hal ini dapat diduga
karena peningkatan penangkapan ikan layur Ikan layur merupakan salah satu ikan de-
yang semakin meningkat setiap tahunnya. Apa- mersal yang didaratkan di PPP Labuan dengan
bila peningkatan penangkapan terus berlang- hasil tangkapan 10% dari hasil tangkapan ikan
sung tanpa adanya pengelolaan dan regulasi demersal pada tahun 2013. Kondisi perikanan
akan mengalami tangkap lebih. Regulasi peri- layur telah mengalami tangkap lebih secara
kanan diperlukan untuk mendorong terjadinya biologi (laju eksploitasi ikan layur betina 72%
efisiensi dalam pengelolaan yang bersifat dan jantan 83%) pada fase pertumbuhan
barang publik, meningkatkan bobot dan ukuran (growth overfishing) dengan nilai panjang ikan
ikan yang ditangkap, dan mencegah pemboro- pertama kali tertangkap (Lc) lebih kecil diban-
san tenaga kerja dan modal, serta untuk men- dingkan panjang ikan pertama kali matang
dorong alokasi sumber daya yang efisien (Scott gonad (Lm), sehingga saran pengelolaan yang
1979; Post et al. 2003; Hoggart 2006; Scott dan disarankan adalah dengan pengaturan mata
Sampson 2011). jaring selektif.
Berdasarkan hasil penelitian ikan layur Saran
telah mengalami tangkap lebih dengan laju
eksploitasi untuk ikan betina 72% dan ikan Berdasarkan hasil penelitian saran yang
jantan 83%. Menurut Engas et al. (1998) laju diberikan penulis untuk pengelolaan ikan layur
eksploitasi sumber daya ikan dapa dikurangi adalah pengaturan mata jaring selektif. Peng-
dengan pembatasan hasil penangkapan ikan gunaan mata jaring yang disarankan adalah
layur. Tangkap lebih yang terjadi pada ikan 1,5-2 inci. Hal ini dimaksudkan agar ikan-ikan
layur adalah growth overfishing. Panjang ikan yang tertangkap minimal telah mengalami satu
pertama kali tertangkap lebih kecil dibanding- kali matang gonad dan untuk menghindari
kan panjang pertama kali ikan matang gonad tertangkapnya ikan-ikan kecil (immature).
(Lc<Lm). Artinya ikan banyak tertangkap pada
ukuran sebelum matang gonad, sehingga dapat
mengganggu proses rekrutmen dalam popu- DAFTAR PUSTAKA
lasinya. Apabila ini terus terjadi dapat meng-
Allen MS, Ahrens RNM, Hansen MJ, Arlinghaus
akibatkan rehabilitasi stok ikan menjadi lebih
R. 2010. Dynamic Angling Efort Influen-
lambat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
ces the Value of Minimum-Length Limits
untuk mencegah hal itu adalah dengan adanya
to Prevent Recruitmen Overfising. Fishe-
pengaturan mata jaring, sehingga dapat meng-
ries Management and Ecology Journal.
atur ukuran ikan yang tertangkap pada ukuran
doi: 10.1111/j.1365-2400.2012. 00871.x.
setelah matang gonad. Dengan pengaturan
matang jaring maka ikan-ikan kecil dapat tum- Boer M, Aziz KA. 2007. Gejala Tangkap Lebih
buh dan melakukan pemijahan sebagai salah Perikanan Pelagis Kecil di Perairan Selat
satu proses rekrutmen individu baru di daerah Sunda. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan
penangkapan. Perikanan Indonesia 14(2): 167-172.
84 Marine Fisheries 6 (1): 77-85, Mei 2015
[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupa- Pauly D. 1984. Fish Population Dynamic in
ten Pandeglang. 2013. Statistik Perika- Tropical waters: a manual for use with
nan Tangkap Kabupaten Pandeglang progfammable caLculators. ICLARS
Tahun 2003-2013. Banten: DKP Kabupa- Stud, Rev.8: 325.
ten Banten.
Post JR, Mushens C, Paul A,Sullivani M. 2003.
Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan. Yogya- Assessment of Alternative Harvest Regu-
karta: Yayasan Pustaka Nusatama. lations for Sustaining Recreational Fishe-
Engas A, Jorgensen T, West CW. 1998. A ries: Model Development and Application
Species-Selective Trawl for Demersal to Bull Trout. North America Journal of
Gadoid Fisheries. ICES Journal of Fisheries Management 23: 22-34.
Marine Science 55: 835-845. Powers JE. 2014. Age-specific Natural Mortality
Geffen AJ, van der Veer HW, Nash RDM, 2007. Rates in Stock Assessment: Size-based
The Cost of Metamorphosis in Flatfishes. vs Density-dependent. ICES Journal of
Journal of Sea Research 58: 35-45. Marine Science. Doi:10.1093.
Gulland JA. 1983. Fish Stock Assessment: Ma- Prihatiningsih. Sadhomotomo B, dan Taufik M.
nual of Basic Method. New York: Wiley 2013. Dinamika PopulasiIkan Swanggi
and Sons Inter-science. 1 FAO/Wiley (Priancathustayenus) di Perairan Tang-
Series on Food and Agricultural. gerang - Banten. Jurnal BAWAL 5(2): 81-
Hoggart JM. 2006. Financial Education and 87.
Economic Development. Improving Fi- Radhakrishnan N. 1964. Notes on Some As-
nancial Literacy International Conference pects on the Biology of the Fringe Scale
Hosted by the Russian G8 Presidency in Sardine, Sardinella fimbriata (Cuvier &
Cooperation with the OECD. 29-30 Valenciennes). Indian Journal Fishe-
November 2006. ries.11(1): 127-134.
Houde ED 2008 Emerging from Hjort’s Sh -
Rizvi AF, Deshmukh VD, Chakraborty SK.
dow. Journal Northw. Atl. Fish. Sci. 41:
2012. Comparison of Condition Factor of
53-70. the Ribbonfish Lepturacanthus savala
Jorgensen C, Holt RE. 2013. Natural Mortality: (Cuvier 1829) and Eupleurogrammus
Its Ecology, How It Shapes Fish Life muticus (Gray 1832) from Mumbai Coast.
Histories, and Why It may be Increased Marine Biological Association of India. 54
by Fishing. Journal of Sea Research. 75: (1) : 26-29.
8-18.
Saputra SW, Soedarsono P, Sulistyawati GA.
Karna SK, Panda S. 2011. Growth Estimation 2009. Beberapa Aspek Biologi Ikan Ku-
and Length at Maturity of a Commercially niran (Upeneusspp) di Perairan Demak.
Important Fish Species i. e., dayscieae- Jurnal Saintek Perikanan 5(1): 1-6.
na Albida (Boroga) in Chilika Lagoon,
India. European Journal of Experimental Scott A. 1979. Development of Economic
Biology. 1(2): 84-91. Theory of Fisheries Regulation. Journal
Fish. Res. Board. Canada 36: 725-741.
Krissunari D, Hariati T. 1994. Pendugaan Uku- Scott RD, Sampson DB. 2011. The Sensitivity
ran Pertama Kali Matang Gonad Bebe- of Longterm Yield Targets to Change in
rapa Ikan Pelagis Kecil di Perairan Utara Fishery Age-selectivity. Journal of Marine
Rembang. Jurnal Pen. Perikanan Laut Policy 35: 79-84.
85: 48-53.
Sharif A. 2009. Studi Dinamika Stok Ikan Layur
Najamuddin, Achmar M, Budimawa N, Indar. (Lepturacanthus Savala) di Teluk Palabu-
2004. Pendugaan Ukuran Pertama Kali
hanratu, Kabupaten Sukabumi, Propinsi
Matang Gonad Ikan Layang Beles
Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Institut
(Decapterus macrosoma, Bleeker). Jur-
Pertanian Bogor.
nal Sains dan Teknologi 4(1): 1-8.
Sholeh FR. 2012. Pengelolaan Sumber daya
Nash RDM, Geffen AJ. 2012. Mortality Through Ikan Layur (Lepturacanthus Savala,
the Early Life-History of Fish: What can Cuvier 1829) di Pelabuhan Perikanan
we Learn from European Plaice Pantai (PPP) Labuan, Kabupaten Pan-
(Pleuronectesplatessa L.). Journal of deglang, Provinsi Banten [Skripsi].
Marine Systems. 93: 58-68. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Siskawati et al. – Dinamika Populasi SDI Layur (Lepturacanthus savala) di Perairan Selat Sunda 85
Sparre P, Venema SC. 1998. Introduction to mating the Size at FrstMaturity in Fishes.
Tropical Fish Stock Assassment Part I: Fishbyte. 4(2): 8-10.
Manual. FAO Fisheries Technical Paper.
Widodo J, Suadi. 2006. Pengelolaan Sumber-
306(1), 2.
daya Perikanan Laut. Yogyakarta: Ga-
Sumirat E. 2011. Dampak Kebijakan Perikanan djah Mada University Press.
Terhadap Pemberdayaan Masyarakat
Wudji A, Suwarso, Wudianto. 2013. Biologi
Nelayan (Studi Kasus Wilayah Provinsi
Reproduksi dan Musim Pemijahan Ikan
Banten) [Tesis]. Jakarta: Pascasarjana
Lemur (Sardinella lemuru, Bleeker 1853)
Universitas Indonesia.
di Perairan Selat Bali. Jurnal BAWAL
Udupa KS. 1986. Statistical Method of Esti- 5(1): 49-57.