Sie sind auf Seite 1von 1

Kelompok 9 Made Dita Desi Arista (1607532007)

Putu Trisna Paramitha Liana Dewi (1607532078)


Anak Agung Istri Pawitradewi (1607532079)
Ni Putu Tista Paradiva Yani (1607532083)

ASPEK KEPERILAKUAN PADA AUDIT INTERNAL

Audit pada saat ini telah menjadi bagian penting dalam dunia akuntansi, khususnya aspek-
aspek yang terkait dengan proses pengambilan keputusan dan aktivitas-aktivitas auditor dalam
mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan. Bagian audit merupakan bagian dari
keseluruhan organisasi yang berdedikasi untuk memperbaiki operasi organisasi tersebut. Pihak yang
diaudit dapat dijanjikan bahwa pendapat mereka akan diterima dan dipertimbangkan untuk dimasukan
dalam pertimbangan keseluruhan manajemen guna memperbaiki kondisi operasi
organisasi. Kebutuhan akan rasa dihormati dapat dikaitkan dengan keyakinan pihak yang diaudit
untuk bertindak langsung dalam kerja sama dengan staf audit untuk mengidentifikasi bidang-bidang
yang bermasalah, membantu dalam mengidentifikasi kinerja, serta mengembangkan tindakan-
tindakan korektif.
Terdapat empat gaya manajemen (kepemimpinan) secara umum. Empat gaya tersebut
meliputi gaya mengarahkan, gaya melatih, gaya mendukung, dan gaya mendelegasikan.
Menggunakan suatu pendekatan audit yang konflik dengan filosofi manajemen dari manajemen pihak
yang diaudit akan menyebabkan audit kesulitan dalam perolehan bantuan serta kerja sama secara
sukarela.
Dalam hal perubahan, konflik sering kali terjadi pada proses audit. Konflik terjadi dalam hal
lingkup (manajemen), tujuan (auditor eksternal), tanggung jawab (layanan manajemen), dan nilai.
Dalam bidang akuntansi, konflik dapat terjadi antara auditor yang cenderung mempertahankan
profesionalismenya sehingga terdapat empat metode khusus yang secara umum digunakan untuk
menyelesaikan konflik, yaitu arbitrasi, mediasi, kompromi, dan langsung.
Brink dan Witt (1982) mempunyai daftar konsep yang akan membantu untuk memperlakukan
orang dengan lebih baik. Konsep-konsep tersebut adalah: 1) Terdapat variasi umum dalam
kemampuan dan sifat-sifat dasar individu, 2) Keberagaman perasaan-perasaan dan emosi, 3)
Keberagaman persepsi, 4) Ukuran kelompok pihak yang diaudit dapat berpengaruh pada hubungan, 5)
Pengaruh dari berbagi situasi operasi sebagai suatu variasi akhir.
Brink dan Witt (1982) juga telah membuat suatu daftar mengenai karakteristik kelompok
individu dari orang-orang yang berada dalam berbagai tingkatan. Auditor seharusnya
mempertimbangkan hal tersebut karena hal ituberpengaruh terhadap kepribadian, sikap, dan aktivitas.
Pengetahuan dan pertimbangan atas perbedaan ini dapat membantu untuk memastikan hubungan yang
lebih harmonis.
Dalam suatu situasi dimana banyak hubungan interpersonal, hal terpenting adalah untuk
menyadari dan memegang teguh keseimbangan serta untuk memandang diri sendiri sebagaimana
orang lain memandangnya (Ratcliff et al., 1988). Elemen-elemen utama tersebut adalah: adanya
pengetahuan terhadap kekuatan dan kelemahan orang lain dalam hubungan secara mental, fisik,
emosional, dan karakteristik pribadi, rasa memiliki terhadap produktivitas dan kepuasan kelompok
kerja,kesadaran terhadap perintah dasar dalam lingkungan relatif yang dimiliki seseorang, dimana
orang tersebut harus menyesuaikan diri dengan kelompok organisasi yang luas.
komunikasi secara efektif, komunikasi terdiri atas wawancara, musyawarah, laporan lisan,
dan laporan tertulis. bahasa yang menggunakan apernyataan seharusnya jelas, ringkas, bebas
singkatan, dalam struktur gramatikal yang baik, dan mengungkapkan isi dalam aturan sederhana yang
logis. pelaksanaan audit partisipatif audit partisipatif, yaitu proses yang melibatkan bantuan klien
dalam mengumpulkan data, mengevaluasi operasi, dan mengoreksi masalah. jadi audit ini merupakan
kemitraan untuk menyelesaikan masalah, sehingga terkadang disebut audit kemitraan.
Pertanyaan:
Bagaimana sifat individu dan pengetahuan mempengaruhi keputusan yang dibuat auditor?

Das könnte Ihnen auch gefallen