Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
TRANSCULTURAL NURSING
Oleh
ASHA GRACE SICILIA
NPM 220120180040
PENDAHULUAN
Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara
dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam. National Centre for Complementary
(CAM) sebagai sekelompok dari berbagai macam pengobatan dan perawatan kesehatan yang
terdiri dari praktisi dan pelayanannya tidak termasuk dalam pengobatan konvensional
(Lindquist,2014
Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan. Salah satu
alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri
dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena klien ingin terlibat
untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan
berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi komplementer
atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun perawat. Hal ini terjadi karena klien
ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga apabila keinginan
Perawat dapat berperan sebagai konsultan untuk klien dalam memilih alternatif yang sesuai
ataupun membantu memberikan terapi langsung. Namun, hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut
melalui penelitian (evidence-based practice) agar dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan
yang lebih baik dan aspek legal yang ada di pemerintahan mendukung.
Pelayanan kesehatan dengan terapi komplementer yang semakin berkembang saat ini
menjadi pilihan utama untuk pendamping pengobatan dalam mengatasi berbagai gejala penyakit
terutama bagi pasien yang mengalami gangguan akibat factor psikologis, berdasarkan hal
tersebut, maka apakah aspek legal yang ada di Indonesia dan praktik keperawatan komplementer
PEMBAHASAN
Isu tentang pengobatan komplementer dan alternatif termasuk isu baru dalam dunia
kesehatan namun dalam prakteknya sudah tergolong lama. Meski tergolong isu baru, pemerintah
rupanya sudah adaptif dengan persoalan tersebut dengan membuat Peraturan Menteri Kesehatan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan
efektifitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, yang belum diterima
medis konvensional dengan non konvensional. Ada tiga jenis pengobatan komplementer yang
telah ditetapkan Departmen kesehatan yang telah diintegrasikan ke dalam pelayanan medis
konvensional yakni akupuntur, terapi hiperbarik dan terapi herbal medik. Ketiga jenis
pengobatan komplementer tersebut dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya dan
Berdasarkan artikel penelitian oleh Erry (2018) yang berjudul “Kajian implementasi
Di Provinsi Jawa Tengah, implementasi Permenkes No 1109 tahun 2007 terkait pengobatan
komplementer alternatif belum ada, karena prosedur persyaratan yaitu dokumen yang belum
bisa/sulit dipenuhi dari pihak pemohon seperti pendidikan terstruktur yang berkaitan dengan atau
pelatihan yang terkait selama 3 bulan. Belum ada tenaga kesehatan yang memiliki ijin resmi
sebagai tenaga kesehatan yang praktek komplementer alternatif sesuai Permenkes tersebut.
Persyaratan tidak dapat dipenuhi karena pendidikan tenaga pelayanan pengobatan komplementer
alternatif belum ada, yang ada adalah pelatihan-pelatihan yang belum terstandar, sehingga
kompetensi dipertanyakan. Standar kompetensi harus ada dan jelas, siapa yang melakukan uji
kompetensi, namun sampai saat ini belum ada kejelasan. Persyaratan ijin, prosedur dan sistem
pelaporan dalam Permenkes no 1109 tahun 2007 belum sepenuhnya menjelaskan ketentuan
TPKA berlaku selama 5 (lima) tahun sesuai berlakunya Surat Tanda Registrasi dokter atau
dokter gigi. Pada pasal 12 ayat 1 Permenkes no 1109 tahun 2007 tentang penyelenggaraan
pengobatan komplementer alternatif terdiri dari dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya
yang memiliki pendidikan terstruktur dalam bidang pengobatan komplementer alternatif. Pasal
ini ditafsirkan berbeda oleh Dinas Kesehatan provinsi, sehingga implementasinya berbeda.
2. Standar pelayanan
diselenggarakan masyarakat bukan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang teregistrasi dan
beberapa diantaranya tidak berizin. Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Kota Makassar,
beberapa praktek pengobatan yang tidak berizin sudah ditindaki dan dilarang melakukan praktek
dilakukan oleh rumah sakit pendidikan dan non pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit
swasta hingga puskesmas, termasuk praktek perorangan dan praktek berkelompok (Pasal 10).
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang hendak membuka fasilitas pengobatan
dapat menjadi pegangan bagi pemerintah daerah dalam memberikan perizinan tenaga kesehatan
tradisional seperti STPT (Surat Tanda Penyehat Tradisional) yang diberi kewenangan pada
pengobatan komplementer - alternatif adalah Surat Izin Praktek (SIP), Surat Tanda Registrasi
resmi yang disebut diatas merupakan perintah sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang
No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dimana pada Pasal 54 mengatur kewenangan
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengawasan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan serta dan Pasal 55 kewajiban pemerintah menetapkan standar mutu pelayanan
adalah perangkat bagi pemerintah dan pemerintah daerah untuk melakukan supervisi dan sarana
kontrol standar dan mutu pelayanan. Dengan tujuan untuk memastikan bahwa masyarakat yang
menggunakan jasa fasilitas kesehatan tersebut berlangsung secara aman dan nyaman. Disinilah
tugas utama Ombudsman agar pelayanan publik tidak mengakibatkan kerugian bagi masyarakat
Sejak dahulu, teknik pijat sudah banyak dikenal masyarakat sebagai alternatif menjaga
kebugaran bahkan terapi pengobatan. Pola dan praktik pemijatan banyak dan cukup berkembang
di masyarakat, salah satunya adalah akupresur. Akupresur adalah salah satu terapi komplementer
yang sudah diterapkan di Puskesmas Padang bulan Sumatera Utara. Metode terapi akupresur
telah banyak diteliti salah satunya oleh Linda juwita yang meneliti terapi akupresur pada titik
Akupresur atau yang biasa dikenal dengan terapi totok/tusuk jari adalah salah satu cara
untuk fisiotherapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu pada
tubuh. Terapi akupresur merupakan pengembangan dari ilmu akupuntur, sehingga pada
prinsipnya metode therapy akupresur sama dengan akupuntur, yang menbedakannya terapi
akupresur tidak menggunakan jarum dalam proses pengobatannya. Akupresur berguna untuk
mengurangi ataupu mengobati berbagai jenis penyakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan
dan kelelahan. Proses pengobatan dengan teknik akupresur menitik beratkan pada titik-titik saraf
tubuh. Dikedua telapak tangan dan kaki kita terdapat titik akupresur untuk jantung, paru-paru,
ginjal, mata, hati, kelenjar tiroid, pangkreas, sinus dan otak (Fengge, 2012)
adalah akupresur untuk anak (asma, batuk, pilek, perut kembung, gangguan nafsu makan, dan
mengompol); akupresur untuk wanita (mengatasi nyeri haid/dismenore, ASI tidak lancar);
akupresur untuk mengatasi nyeri kepala sebelah (migraine); akupresur untuk meringankan nyeri
otot (myalgia); akupresur untuk atasi nyeri gigi, nyeri lutut, mual, susah buang air besar
(konstipasi), susah tidur (insomnia), serta pemulihan stamina sehabis sakit. Layanan kolaborasi
kesehatan yang terintegrasi di Puskesmas Padang Bulan ini menjadi bukti bahwa antara
pengobatan medis konvensional dengan konsep pengobatan berbasis tradisi dapat saling
melengkapi. Untuk itu, pembinaan dan pengawasan terhadap pengobatan tradisional akupresur
3.1 Kesimpulan
diatur dalam Permenkes no. 1109/Menkes/Per/X/2007 ditafsirkan berbeda oleh Dinas Kesehatan
Provinsi. Di sebagian provinsi bahkan belum terimplementasikan. Selain itu, Permenkes No.
ditafsirkan berbeda oleh Dinas Kesehatan Provinsi. Organisasi profesi dan rekomendasi profesi
yang dimaksud dalam Permenkes no 1109 tahun 2007 pasal 13 masih belum jelas.
Masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya terapi akupresur yang telah berkembang
lama. Kenyataannya klien yang berobat di berbagai jenjang pelayanan kesehatan tidak hanya
tersebut yang dikenal dengan terapi komplementer. Perkembangan terapi komplementer atau
alternatif sudah luas, termasuk didalamnya orang yang terlibat dalam memberi pengobatan
karena banyaknya profesional kesehatan dan terapis selain dokter umum yang terlibat dalam
terapi komplementer. Hal ini dapat meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan melalui
penelitian-penelitian yang dapat memfasilitasi terapi komplementer agar menjadi lebih dapat
Snyder. M., Lindquist. R,. (2002). Complementary Alternative Therapies In Nursing. 4th Ed.
New York: Springer Publishing Company, Inc.
Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. (2004). Clinical nursing skills: Basic to advanced skills.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20161104/0718729/akupresur-dan-fisioterapi-
puskesmas-padang-bulan-medan-layanan-kesehatan-kolaborasi-cukup-digemari/