Sie sind auf Seite 1von 17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sianjur Mula-mula Tahun

Pelajaran 2015/2016 yang beralamat di Jl. Limbong - Sagala. Penelitian ini

dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Arikunto (2006: 130) menyatakan, “Populasi adalah keseluruhan objek

penelitian”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa populasi

merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti, maka dinyatakan bahwa populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sianjur

Mula-Mula Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 3 kelas yang berjumlah

81 orang siswa.

Tabel 3.1
Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sianjur MulaMula

No Kelas Jumla Siswa


1 XI IPS – 1 27 siswa
2 XI IPS – 2 27 siswa
3 XI IPS – 3 27 siswa
Jumlah Siswa 81 siswa
Sumber : SMA Negeri 1 Sianjur MulaMula

32
33

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi sumber data yang

sebenarnya mewakili populasi. Sugiyono (2009: 118) menyatakan bahwa,

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.” Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga

diperoleh sampel yang benar – benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat

menggambarkan keadaan populasi sebenarnya. Dalam menentukan jumlah

sampel, digunakan teknik random sampling (acak kelas).

Adapun langkah – langkah dalam proses random antara lain:

1. Menulis setiap nama kelas pada selembar kertas

2. Kertas yang telah berisikan nama – nama kelas, digulung dan dimasukkan

dalam satu tabung

3. Kemudian tabung yang berisi gulungan kertas tersebut dikocok dan

gulungan kertas yang pertama keluar dari tabung akan dijadikan sampel

dalam penelitian ini.

Setelah langkah – langkah tersebut dilakukan, maka gulungan kertas yang

pertama jatuh adalah gulungan kertas yang bertuliskan kelas XI IPS-1 sebagai

kelas eksperimen dan gulungan kertas yang kedua yang bertuliskan kelas XI IPS-2

sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut ditetapkanlah kelas XI IPS-1 dan

XI IPS-2 yang terdiri dari 54 orang sebagai sampel dalam penelitian ini.
34

Table 3.2
Sampel penelitian
No Kelas Jumlah
1 XI IPS – 1 (kelas eksperimen) 27 orang
2 XI IPS – 2 (kelas kontrol) 27 orang
Jumlah 54 orang

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

3.3.1. Variabel Penelitian

Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas : Model Pembelajaran Student Team Achievement Division

(X1) dan metode pembelajaran Konvensional (X2).

b. Variabel terikat : Hasil belajar ekonomi siswa kelas XI (Y).

3.3.2 Defenisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap pengertian

istilah yang digunakan pada variabel penelitian, maka definisi operasional dalam

penelitian ini antara lain:

a. Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)

merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Seperti

telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD

terdiri dari lima komponen utama, yaitu


35

1. Penyajian kelas,

2. Belajar kelompok,

3. Kuis,

4. Skor pengembangan dan,

5. Penghargaan kelompok.

b. Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran ceramah

dimana pembelajarannya berpusat pada satu arah dimana siswa hanya

bersifat pasif menerima yang disampaikan oleh guru, sehingga guru yang

lebih dominan berperan dalam kegiatan pembelajaran.

c. Hasil belajar ekonomi siswa merupakan tingkat pemahaman dan

kemampuan ekonomi yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran, baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

3.4 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen yaitu penelitian yang

dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran tipe

Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian yang membandingkan kelas eksperimen

dengan kelas control yang diberikan perlakuan berbeda. Pada kelas eksperimen

diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division (STAD) sedangkan kelas control diberi perlakuan dengan

metode konvensional.
36

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, maka kedua kelompok

tersebut diseragamkan dalam pembelajaran dengan cara:

1) Guru yang mengajar kedua kelas sama

2) Buku pegangan siswa harus disamakan

3) Lama waktu penyampaian materi harus sama

4) Selang waktu pemberian materi tidak terlalu lama antara kedua

kelompok

5) Jumlah contoh soal dan latihan yang dibuat harus sama

6) Suasana kelas (lingkungan) belajar harus sama

Hal yang membedakan kedua kelompok tersebut hanyalah pada kelas

eksperimen yang diberikan pengajaran dengan model pembelajaran tipe Student

Team Achievement Division (STAD) dan kelas kontrol diberi pengajaran dengan

metode konvensional.

Dalam penelitian ini diberikan test sebanyak dua kali yaitu pre test dan

post test. Dengan demikian penelitian ini dilakukan berdasarkan rancangan

penelitian sebagai berikut:

Table 3.3
Tabel Rancangan Penelitian
Kelas Pre Test Perlakuan Post Test
Eksperimen T1 X1 T2
Kontrol T1 X2 T2
Sumber : Ishak, dkk (2010)

Keterangan :

T1 : pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

T2 : post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol


37

X1 : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu menerapkan

model Student Team Achievement Division (STAD)

X2 : Pembelajaran dengan menerapkan metode konvensional

3.5 Desain Penelitian

Populasi

Sampel

Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen

Pre Test Pre Test

Pengajaran Pengajaran
Menggunakan Metode Menggunakan
Konvensional Model STAD

Post Test Post Test

Hasil Belajar

Analisis Data

Kesimpulan
38

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam

upaya pencapaian tujuan penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Tahap persiapan

a. Menentukan tempat dan jadwal penelitian

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c. Menyiapkan alat pengumpulan data, berupa pre test dan post test.

2. Tahap pelaksanaan peneltian, meliputi :

a. Pengambilan sampel populasi

b. Mengadakan pre test pada kedua kelas

c. Mengadakan pembelajaran pada kedua kelas dengan bahan dan waktu

yang sama, hanya metode pembelajaran yang berbeda. Kelas

eksperimen diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Division (STAD) sedangkan kelas kontrol

diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran konvensional.

d. Memberikan post test kepada siswa kedua kelas dengan lama waktu

pelaksanaan yang sama.

3. Tahap akhir

a. Mengumpulkan data setelah tes diberikan.

b. Melakukan penskoran terhadap hasil belajar siswa.

c. Dilakukan uji hipotesis.


39

d. Menganalisis data.

e. Menarik kesimpulan.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

3.7.1. Alat pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2010:265) “pengumpulan data adalah mengamati

variabel yang akan diteliti dengan metode interview, tes, observasi, kuisioner, dan

sebagainya”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes hasil belajar sebagai

alat pengumpul data. Tes tersebut berupa pilihan ganda sebanyak 30 soal yang

belum divalidkan dengan 5 option (a, b, c, d, e) dimana setiap jawaban yang benar

diberi skor 1 dan jawaban yang salah dan kosong diberi skor 0 dengan kisi-kisi

sebagai berikut.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal / Tes Hasil Belajar

No Indikator Kemampuan Kognitif Jumlah

Soal

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1 Mengidentifikasi factor- 1, 12 2, 23 10 9 6

faktor pendorong

perdagangan internasional

2 Menjelaskan manfaat 3, 8, 4
40

perdagangan internasional 24 25

3 Menjelaskan teori 17, 16, 14, 4, 7

perdagangan internasional 22 21 19

4 Menganalisis dampak 18 20 2

perdagangan internasional

terhadap produktivitas dan

konsumsi

5 Menjelaskan konsep devisa 5, 6, 11, 7, 6

13, 15

Jumlah 5 7 6 3 2 2 25

Keterangan :

C1 = Pengetahuan C3 = Penerapan C5 = Sintesis

C2 = Pemahaman C4 = Analisis C6 = Evaluasi


41

3.7.2. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data digunakan instrument test

dalam bentuk test objektif. Sebelum digunakan terlebih dahulu diuji dengan:

3.7.2.1. Validitas Tes

Validitas tes adalah tingkat ketepatan suatu tes dalam mengukur apa yang

hendak diukur secara tepat, maka digunakan rumus Product Moment Pearson,

seperti yang dikemukakan Arikunto (2012: 87) yaitu:

𝒏 ∑𝒙𝒚−(∑𝒙)(∑𝒚)
Rumus 𝒓𝒙𝒚 =
√{𝒏∑𝒙𝟐 − (∑𝒙𝟐 )}{𝒏∑𝒚𝟐 − (∑𝒚𝟐 )}

Dimana:

𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antar variabel X dan Y

n = Jumlah responden

∑x = Jumlah skor variabel X

∑y = Jumlah skor variabel Y

∑xy = Jumlah perkalian X dan Y

∑𝑥 2 = Jumlah kuadrat skor variabel X

∑𝑦 2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y


42

Dengan kriterian jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 95 % dan α =

0,05 maka soal tersebut dianggap valid dan jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal

tersebut dianggap tidak valid.

0,00 – 0,20 : Validitas sangat rendah

0,21 – 0,40 : Validitas rendah

0,41 – 0,60 : Validitas cukup

0,61 – 0,80 : Validitas tinggi

0,81 – 1,00 : Validitas sangat tinggi

3.7.2.2 Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes adalah tingkat keajekan (konsitensi) sejauh mana suatu tes

dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten. Untuk menguji

reliabilitas digunakan rumus Kudder-Richardson 20 (KR-20) yang dinyatakan

sebagai berikut:

𝑛 𝑆 2 − Ʃ𝑝𝑞
𝑟11 = (𝑛−1) ( ) (Arikunto, 2012:115)
𝑆2

Dimana:

𝑟11 = Reliabilitas instrumen

n = Jumlah item
43

𝑆 2 = Varians (Standar Deviasi)

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)

Untuk menafsirkan arti sesuatu koefisien reliabilitas, dapat digunakan

pedoman sebagai berikut :

0,81 – 1,00 = realibilitas sangat tinggi

0,61 – 0,80 = reliabilitas tinggi

0,41 – 0,60 = reliabilitas cukup

0.21 – 0,40 = reliabilitas rendah

0,00 – 0,20 = reliabilitas sangat rendah

Untuk mengkonsultasikan harga rn dengan harga kritik moment pada taraf

kepercayaan 95 % dan 𝛼 = 0,05 maka dapat ditentukan:

 Apabila rhitung > rtabel maka tes tersebut dinyatakan reliabel.

 Apabila rhitung < rtabel maka tes tersebut dinyatakan tidak reliabel.

3.7.2.3. Uji Daya Beda

Untuk menghitung indeks daya beda soal (indeks diskriminasi) digunakan

rumus sebagai berikut:

𝐵𝐴 𝐵𝐵
D= - = 𝑃𝐴 - 𝑃𝐵 (Arikunto, 2012:228)
𝐽𝐴 𝐽𝐵
44

Dimana :

D = Daya pembeda

𝐽𝐴 = Banyak peserta kelas atas

𝐽𝐵 = Banyak peserta kelas bawah

𝐵𝐴 = Banyak peserta kelas atas yang menjawab soal yang benar

𝑃𝐴 = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar

𝑃𝐵 = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar.

Pemberian interprestasinya: D = 0,00 – 0,20 (jelek)

D = 0,20 – 0,40 (cukup)

D = 0,40 – 0,70 (baik)

D = 0,70 – 1,00 (sangat baik)

D = Negatif (sangat jelek)

3.7.2.4. Indeks Kesukaran

Merupakan kemampuan tes dalam menjaring banyak subjek peserta yang

dapat mengerjakan tes dengan benar. Untuk mengetahui taraf kesukaran soal

digunakan rumus:

𝑩
P = 𝑱𝑺 (Arikunto, 2012:223)
45

Dimana:

P = indeks kesukaran soal

B = banyaknya subjek yang menjawab benar

JS = jawaban subjek yang menjawab soal

Pemberian interpretasi:

P < 0,30 (soal sukar)

P = 0,31 – 0,70 (soal cukup/ sedang)

P > 0,70 (soal mudah)

3.8. Teknik Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. Adapun

langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.8.1. Menghitung Mean dan Standar Deviasi dari pre tes dan post tes

Untuk menghitung mean dan standar deviasi skor tes awal dan akhir

pembelajaran pada kedua kelompok eksperimen dan kontrol, digunakan rumus:

a. Menetukan nilai rata – rata (mean)

∑𝑋
𝑋̅= 𝑛 𝑖 (Sudjana,2005:67)
46

b. Sedangkan menetukan standar deviasi atau simpangan baku menggunakan

rumus:

𝑛 ∑ 𝑋𝑖2 − (∑ 𝑋𝑖 )2
S= √ (Sudjana,2005:94)
𝑛 (𝑛−1)

3.8.2. Uji Normalitas

Uji normalitas diadakan untuk mengetahui normal tidaknya data

penelitian tiap variabel penelitian, uji yang dipakai adalah uji liliefors. Menurut

sudjana (2005:466), langkah – langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan data 𝑋1 , 𝑋2 , 𝑋3 ,…….,𝑋𝑛 dijadikan bilangan baku 𝑍1 , 𝑍2 ,


𝑋𝑖− 𝑋
̅
𝑍3 ,……𝑍𝑛 dengan menggunakan rumus 𝑍𝑖 = 𝑆

Dengan :

𝑋̅ = rata – rata sampel

S = simpangan baku sampel

2. Untuk setiap bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F (𝑍𝑖)= P (𝑍 ≤ 𝑍𝑖)

3. Selanjutnya dihitung proporsi 𝑍1 , 𝑍2 , 𝑍3 ,……𝑍𝑛 yang lebih kecil atau

sama dengan 𝑍1 . jika proporsi ini dinyatakan oleh s (𝑍𝑖), maka:

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑍1 , 𝑍2 , 𝑍3 , … … … 𝑍𝑛 ≤ 𝑍𝑖
𝑆(𝑍𝑖 ) =
𝑛

4. Menghitung selisih F (𝑍𝑖) - 𝑆(𝑍𝑖 ) kemudian tentukan harga mutlaknya.


47

5. Mengambil harga yang paling besar diantara harga – harga mutlak selisih

tersebut. Dengan harga terbesar adalah 𝐿0 dan nilai kritis L yang diambil

dari daftar uji liliofors dengan taraf nyata 0,05 (5%)

Kriteria Pengujian :

1. Jika 𝐿0 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data berdistribusi normal

2. Jika 𝐿0 > 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data tidak berdistribusi normal

3.8.3. Uji Homogenitas

Pemeriksaan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

yang diambil varians homogen atau tidak, uji homogenitas varians menggunakan

uji F dengan rumus yaitu:

𝑆2
𝐹 = 𝑆12 (Sudjana, 2005:249)
2

Keterangan :

𝑆12 = Varians terbesar

𝑆22 = varians terkecil

Kriteria Pengujian :

Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka kedua sampel mempunyai varians yang sama

Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka kedua sampel tidak mempunyai varians yang sama
48

3.8.4. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis apakah kebenarannya dapat diterima atau ditolak

maka penulis menggunakan uji statistik yaitu uji-t satu pihak dengan tingkat

kepercayaan α = 0,05 sebagai berikut :

̅̅̅̅
(𝑋 ̅̅̅̅
1 −𝑋 2)
t= (Sugiyono, 2009: 273)
𝑆2 𝑆2
√( 1 + 2 )
𝑛1 𝑛2

Keterangan :

t = Harga rata-rata perhitung

𝑋̅1 = Nilai rata-rata belajar ekonomi siswa kelompok eksperimen

𝑋̅2 = Nilai rata-rata belajar ekonomi siswa kelompok kontrol

𝑆12 = Varians nilai hasil belajar ekonomi kelompok eksperimen

𝑆22 = Varians nilai hasil belajar ekonomi kelompok kontrol

𝑛1 =Jumlah sampel kelas eksperimen

𝑛2 = Jumlah sampel kelas kontrol

Selanjutnya mencari harga t pada tabel (𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ) pada tingkat signifikan 95 % dan α

= 0,05 berdasarkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dapat ditentukan bahwa:

Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ha diterima yaitu ada pengaruh yang positif dan

signifikan dan dan jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 ditolak yaitu tidak ada

pengaruh yang positif dan signifikan.

Das könnte Ihnen auch gefallen