Sie sind auf Seite 1von 9

PENGARUH PROGRAM KONSELING KOGNITIF SPIRITUAL

TERHADAP KESALAHAN BERPIKIR KRIMINAL

Amalia Roza Brillianty

Universitas Negeri Padang

Suglyanto

Universitas Gadjah Mada

Abstract

This study focuses on cognftive aspect of criminal act. Intervention of the criminal

thinking patterns merges the cognitive and spirituality principles. This Intervention called

Cognitive Spiritual Counselfng Program. The objective of this study Is to examine the influence

of this program to the criminal thinking patterns on women prisoners.

The sample consisted of women prisoners who were incarcerated In a county Jail In
Padang as control group (N = 10) and Bukittinggl as experimental group (N = 12). Level of the

1 O criminal thinking patterns were assessed by 10 BKB Scale. \

The result ofANOVA repeated measures showed that F = 6,414, p = 0,020. It means this

program was effective to reduced the ten criminal thinking patterns. Three main pillar of this

program decreased the level of thinking error were readiness and willingness of the subject,

acceptance of the mentor and the material of the program. This program is unique considering

it merges the cognitive and spirituality principles to reduced the criminal thinking patterns. This

study also succesfu/ly revealed some factors that encouraged those criminal thinking patterns

after the program. Those factors were included the perception of sentence, society's

judgement, the environment they live i


n after the Jail and the fullfilment of live necessities.

Capitalistic livestyle also plays i


n maintaining criminal thinking patterns. We proposed this

program would not successfully carried out without any other programs In prisons and should

be done continously so that the number ofprisoners would decrease.

Keywords: Criminal thinking patterns, Cognitive Spiritual Counseling Program, women

prisoners

Pengantar kasus narkoba pada tahun 2001 adalah 164

orang (www.correct.go.ld 2005). Data ini

Peningkatan populasi penjara di menggambarkan betapa krimlnalitas yang

Indonesia terutama wanita pada tahun 2001 berakhir dengan pemenjaraan semakin

terjadi hampir 100 % sejak tahun 1994 bertambah. Tidak menutup kemungkinan ini

(www.correct.go.id 2005). Biro Pusat pun ber1aku bagi wanita, padahal tindakan

Statlstik (BPS, 1997) juga mencatat pada penahanan mengandung dampak buruk

tahun 1997 terjadi peningkatan jumlah tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi

narapidana wanita sebesar 97,24 % dari negara (Barlow, 1984; Pomeroy, etal, 2000;

tahun 1991. Khusus untuk narapidana wanita Syirazi,2004)

PSIKOLOGIKA Nomer 24 Tahun XII Juli 2007 97


Amalia Roza Brillianty & Sugiyanto

Berbagai program dan kebijakan telah be rpikir. Hasilnya bahwa perlakuan tersebut

diterapkan untuk mengatasi semakin berpengaruh mengurangi tindakan

melonjaknya populasi penjara dan pel anggaran dan meningkatkan k esempatan

menanggulangi tingginya tingkat residivis. untuk dipindahkan ke blok khusus bagi

Program psikologi yang dinilai berhasil narapidana yang berk elakuan baik.

mengatasi masalah ini adalah program­ Program Konseling Kognitif Spiritual

program yang menggunakan pendekatan (Program K KS ) merup a k a n prog r am

kognitif (Baro, 1999; Pearson, et al, 2002). pe mbinaan bagi warga binaan di lembaga

Perspektif kognitif mengungkapkan bahwa pemasyarakatan dengan menggunakan

manusia memiliki potensi untuk menyerap prinsip-prinsip dasar pe ndekatan kognitif dan

pemikiran yang rasional dan irasional. Setiap aspek spiritualitas untuk mengu r ang i

individu mampu mengolah informasi kesalahan berpikir penyebab tindakan

sehingga dapat mengambH keputusan yang kriminal. Program KKS dirancang untuk

tepat, namun kebiasaan buruk pikiranlah memfasilitasi warga binaan wan i ta

yang menyebabkan kriminalitas. Pemikiran memperba i k i 1 0 kesalahan b erpikir

yang irasional dapat mendorong timbulnya penyebab ti ndakan kriminal. Kemudahan

gangguan emosi dan tingkah laku program in i adalah seiring dengan

(OemarjoecH, 2003). pembinaan kerohanian di lembaga

Yochelson dan Samenow (Hall, 2003) pemasyarakatan dan bisa dilakukan oleh

mengidentifikasi 10 kesalahan berpikir para pembina kerohanian. P elaksanaan p rogran

pelaku tindak kriminal. Kognisi atau pola pikir KK S d i l aku k an se c ara berkelompok

merupakan faktor yang mendorong sebanyak 7 k ali pertemuan. Aspek spiritual

kriminalitas ini dapat dimodifikasi karena yang digunakan dalam program KKS adalah

berkaitan dengan karakteristik individual slam.


I I slam memiliki pandangan ang
y

dalam menghadapi kehidupan yang sejalan dengan pendekatan kognitif yakni

diperoleh dari proses belajar. Oleh sebab itu, perilaku kriminal merupakan hasil dari proses

rekonstruksi kognitif per1u dHakukan untuk berpikiryang keliru (An-Nabhani, 1953).

mengubah pikiran-pikiran kriminal tersebut K eberadaan spiritualitas bisa tanpa

(Baro, 1999). agama namun pada umumnya agama

Aspek spiritual penting ba gi i ndividu merupakan jalan untuk mengembangkan

untuk mengatasi tekanan ( C ole & splritualitas yang lebih tinggi. Spiritualitas

Pargament, 1999; Kaye & R aghaavan, 2 002; be rhubungan erat dengan kekuatan yang

Pomeroy, et al, 2 000). M asuk penjara lebih (maha) tinggi y aitu Tuhan (King, 1996).

merupakan sumber tekanan bagi i ndividu Spiritualitas bagi seorang yang beragama

(Pomeroy, et al, 2000). Spiritualitas membuat harus selalu dikaitkan dengan agama.

individu terus berta han menghadapi tekanan Misalnya bagi seorang yang b eragama Islam

kehidupan s eperti berada di penjara, (muslim), rnakna hidup yang tidak didasari

mendorong ndividu
i untuk terus berharap ajaran slam
I akan sia-sia karena hanya

dan tid ak mudah putus asa. D engan be rsifat keduniawian atau materi semata dan

demikian hidup akan dapat dijalani dengan tidak akan mendatangkan kebahagiaan yang

lebih mudah. Para narapidana w anita j uga hakiki (An-Nabhani, 2001).

mengakui bahwa mereka membutuhkan D engan demikian salah satu upaya

dukungan agama sebagai bekal datam yang bisa dilakukan untuk mengatasi

menjalani kehidupan setelah bebas dari semakin melonjaknya kriminalitas yang

penjara (Parson & Warner-Robbins, 2002). berdampak pada peningkatan populasi

Pemb i naan kerohanian mem ili k i penjara adalah melakukan perbaikan

peluang c ukup be sar dalam mengubah terhadap aspek kognitif penyebab kriminal.

perilaku dan kebiasaan para narapidana. D iharapkan dengan menurunnya tingkat

Hall (2003) mencoba menerapkan terapi kesalahan berpikir penyebab kriminal dan

kognitif dengan pendekatan agama untuk terbentuknya pikiran baru maka setelah

memperbaiki sepuluh bentuk kesalahan bebas dari lembaga pemasyarakatan para

98 PSIKOLOGIKA Namer 24 Tahun XII Juli 2007


PENGARUH PROGRAM KONSELING KOGNITIF SPIRITUAL

narapidana tidak akan kembali melakukan Program Konsellng Kognitif Spiritual

tindakan kriminal untuk memenuhi (Program KKS)

kebutuhan dan mencapal tujuannya. Salah satu jenis program pembinaan

di penjara yang paling banyakdigunakan dan

Tinjauan Pustaka berhas i l adalah pendekatan kognitl f

keperilakuan (Walters, 1999; Baro,1999;

Kesalahan Berpikir Penyebab Tindakan Amstrong, 2003). Pendekatan kognitif efektif

Kriminal untuk mengembangkan perilaku positif dan

An-Nabhani (1953) menjelaskan m e ngurangi p e m i k ir an irasional yang

bahwa perilaku seseorang tergantung menimbulkan perilaku kriminal (Pearson, et

bagaimana pandangan dan pemahamannya al, 2002). Michigan Reformatory di Iona telah

tentang kehidupan. Penyimpangan perilaku mulai mengembangkan Program

didasari oleh pemahaman yang keliru Restrukturisasi Kognitif terhadap para

tentang cara memenuhi kebutuhan dasar narapidana. Program disebut Strategies

dan nalurinya. Pemahaman yang ketiru ini Thinking Productively (STP) yang terdiri dari

merupakan hasil proses berpikir dua tahap yaitu STP tahap 1 dan tahap 2.

berdasarkan informasi dari Hngkungan yang Narapidana yang mengikuti STP tahap 1

tidak sesuai dengan Islam. Perspektif kognitif menunjukkan penurunan dalam hal perilaku

Juga mengungkapkan bahwa kriminalitas menolak perintah langsung sedangkan

merupakan hasil dari keblasaan buruk partislpasl pada STP tahap 2 menunjukkan

pikiran. penurunan perilaku penyerangan (Baro,

Yochelson dan Samenow (Blackbum, 1999).

1993) mengemukakan teori kepribadian Program KKS menggabungkan antara

kriminal yang didasarl oleh pola plkir kriminal. prinsip kognitif dan aspek spiritua1itas untuk

Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan memperbalki sepuluh kesalahan berpikir

penelitian terhadap 240 narapidana laki-laki kriminal. Prinslp-prinsip pendekatan kognltif

di St. Elizabeth Hospital, Washington DC yang digunakan u ntuk m e mperba ik l

selama lebih dari satu dekade. Kriminatitas kesalahan berplkir adalah konfrontasl,

diartikan sebagai rangkalan panjang berupa penggunaan humor, memperkokoh

kontinum yang luas dari proses berpikir. Sisi kemauan, memantapkan keteguhan hati,

non kriminal terletak pada kutub yang diberi memfas l lltasi asertifitas, m e neguhkan

nama "pikiran dan tlndakan yang konsistensi, memupuk minat sosial, bermain

bertanggung jawab", mencerminkan orang peran, membayangkan, membuka pola pikir,

yang bermoral, memenuhi kewajiban dan dan tugas · rumah { Werner , 1982).

mematuhi peraturan dan hukum. Kutub di Pendekatan spiritualitas yang dipakai dalam

seberangnya adalah kutub kriminal atau program KKS adalah menurut ajaran Islam.

pikiran dan tindakan kriminal, Konsep Islam yang d i guna k an untuk

menggambarkan seseorang dengan pola memperbaiki sepuluh kesalahan berptkir

pikir keliru yang mendorongnya melakukan adalah cer i ta - cer i ta hikmah, materl

tindakan k r i minal me talu i serangkaian keislaman seperti potensi manusia, fungsi

pilihan. Yochelson dan Samenow (Hall, akal, wilayah-wilayah kehidupan manusia

2 0 0 3) kemud i an m e ngidenti fi kasi io serta pembiasaan dalam berdoa. Ooa

kesalahan berpikir para pelaku tindak merupakan bentuk spiritualitas yang banyak

kriminal yaitu berpikiran tertutup, diri baik, diri digunakan dalam terapi karena dengan

adalah korban, menyerah saja, pamrih, tidak berdoa maka individu akan memiliki harapan

berpikir panjang, ketakutan pada diri sendiri, (Kaye & Raghaavan, 2002).

percaya hukum rimba, diri istimewa dan Para peserta program KKS diminta

kepemilikan. untuk mengidentifikasi 10 kesalahan berpikir

kriminal yang ada pada diri mereka.

Kemudian peserta mendiskusikan

bagaimana kesalahan berpikir tersebut bisa

PSIKOLOGIKA Namer 24 Tahun XII Juli 2007 99


Amal/a Roza Brll!lanty & Suglyanto

mendorong munculnya tindakan kriminal. panjang, ketakutan pada diri sendiri, percaya

Pemandu menjelaskan bagaimana ajaran hukum rimba, merasa diri istimewa dan

Islam memandang kesalahan berpikir kepemilikan.

tersebut. Terakhir, masing-masing peserta

diminta untuk mencari attematif pikiran baru. Rancangan Penelitian

Pertemuan awal program KKS akan Penelitian menggunakan rancangan

menjelaskan tentang potensi manusia dan dua kelompok pretes dan posies. Kelompok

fungsi akal. Peserta diajak untuk memlkirkan, eksperimen dfberikan perlakuan yaitu

"Siapa saya ? Darimana saya berasal ? program KKS sedangkan kelompok kontrol

Untuk apa saya hidup ? Akan kemana saya dijadikan sebagai pembanding yang tidak

setelah kehidupan ini ? peserta ter1ebih mendapatkan program KKS. Penilaian

dahulu harus memahami arti keberadaan kesalahan berpikir kedua kelompok

dirinya. Kemudian akan dijelaskan tentang difakukan sebelum dan setelah program

proses terjadinya perilaku dari sudut untuk mengetahui pengaruh program.

pandang kognitif yaitu bahwa perilaku

seseorang dipengaruhi ofeh pandangan dan Manipulasi Variabel lndependen

pemahamannya tentang kehidupan dan Jumlah pertemuan Program KKS

perilaku kriminal didasari oleh pola pikir yang adalah 2 kali pertemuan per minggu total 7

salah tentang bagaimana lndivldu memenuhi kali pertemuan, setama 120 menit. Setiap

kebutuhan dasardan naluri tersebut. pertemuan akan membahas dua bentuk

kesalahan berpiklr. Peserta secara

Hipotesis bergantian mengungkapkan pikirannya

Ada perbedaan tingkat kesadaran sesuai dengan bentuk kesalahan berpikir

berplkir antara sebelum dengan sesudah yang dlbahas saat itu. Peserta lain

mengikuti program konseling kognitif. menanggapl kesesuaian cerita dengan

Program Konseling Kognitif Spiritual dapat bentuk kesalahan berpikir dan menjelaskan

menurunkan tingkat kesalahan berpikir bagaimana tindakan kriminal muncul.

penyebab kriminal. Terakhir pemandu meminta peserta untuk

merangkum pernyataan yang mencerminkan

Metode Penelitian kesalahan berpikir dan mendorong peserta

untuk mencari alternatif piklran baru.

ldentlflkasl Varlabel Penelitian Pemandu kemudian menyampaikan materi

Variabel bebas dalam penelitian inl keislaman yang berkaitan dengan bentuk

adalah Program KKS. Variabel tergantung kesalahan berpikir. Setiap pertemuan

adalah kesalahan berplkir penyebab peserta dlminta membuat catatan harian

krimlnal. yang menceritakan riwayat hidupnya,

kronologis kasus, bentuk kesalahan berpikir

Deflnlsl Operasional Variabel Penelitian yang mendorong la melakukan tindakan

Program Konseling Kognitif Spiritual kriminal dan pengalaman selama berada di

(Program KKS) adalah suatu program yang lembaga pemasyarakatan.

dirancang untuk memperbaiki 10 kesalahan

berpiklr penyebab kriminal dengan Kriterla Pemandu Program

menggabungkan dua pendekatan yaitu Kriteria pemandu program KKS

kognitifdan spiritual. adalah wanita, memiliki pemahaman

Kesalahan berplklr penyebab kriminal mengenai Islam, berpengalaman melakukan

adalah pikiran yang mendorong seseorang pembinaan terhadap masyarakat seperti

untuk melakukan tindakan kriminal. membina kelompok pengajian, mengetahui

Kesalahan berpikir tersebut meliputi prinsip dasar psikologi dan pendekatan

berplklran tertutup, menganggap diri baik, kognitir, empati, dan mampu membina

menganggap diri adalah korban, menyerah hubungan interpersonal dengan orang lain.

saja, harus ada pamrih, tidak berpikir Subjek

100 PSIKOLOGIKA Nomer 24 Tahun XII Juli 2007


PENGARUH PROGRAM KONSEUNG KOGNITIF SPIRITUAL

Penelitian melibatkan 22 warga kesalahan berpikirsubjek.

binaan wanita, 12 warga binaan wanita di

Lembaga Pemasyarakatan Bukittinggi Prosedur Penelitian

sebagai kelompok eksperimen dan 10 warga Kedua kelompok penelitian berada di

binaan wanita di Lembaga Pemasyarakatan dua lembaga pemasyarakatan yang

Padang sebagai kelompok kontrol. terpisah. Sebelum program dimulai,

Pemilihan subjek kelompok eksperimen difakukan penilaian tingkat kesalahan

melibatkan semua warga binaan wanita yang berpikir penyebab kriminal pada semua

jumlahnya terbatas, sedang subjek subjek. Program untuk kelompok

kelompok kontrol dipilih secara acak oleh eksperimen dimulai satu minggu setelah

petugas lembaga pemasyarakatan. pretes. Peserta di kelompok eksperimen

Kejahatan yang paling banyak diberikan penjelaskan tentang program,

dilakukan oteh warga binaan wanita adafah perkenalan antara peneliti dan peserta

berkaitan dengan kasus narkoba dan secara keseluruhan. Selanjutnya

kejahatan lain yang berhubungan dengan dilaksanakan pertemuan untuk membahas

uang untuk pemenuhan kebutuhan hidup masing-masing dua bentuk kesalahan

seperti pencurian, penipuan dan berpikir dalam satu pertemuan. Pengukuran

penggelapan. 10 kesalahan berpikir, kembali dilakukan

satu minggu setelah program KKS berakhir

Skala 10BKB untuk kelompok eksperimen. Setetah semua

Skala 10 BKB digunakan untuk menilai data terkumpul dilakukan pengolahan dan

tingkat kesalahan berpikir krimlnal. Skala analisis data.

terdiri dari 10 bentuk kesalahan berpikir

kriminal yang diturunkan menjadi 10 aitem. Analisls Data

Pilihan jawaban bersifat kontinum yang Untuk mengetahui pengaruh program

terdiri darl 4 pllihan, yaitu Sering, Kadang­ Konseling Kognitif Spiritual terhadap

kadang, Jarang Sekali, Tidak Pemah. Skor kesalahan berpikir penyebab kriminal

berkisar antara 0-3. Skar O untuk pitihan dilakukan analisis varian campuran terhadap

jawaban Tidak Pernah, dan 3 untuk pilihan hasil pretes dan postes kedua kelompok.

Sering. Total Skor adalah 30. Semakin tinggl

skor menunjukkan semakin tinggi tingkat Hasll Penelitlan

Tabel.1

Hasil Uji Hipoteses

Eta

JK db MK F p Kuadrat
Sumber

Bentuk Kesalahan Berpikir 0,76

Bentuk Kesalahan Berpikir * 12,027 0


12,027 1 0,394 0,037
Kelompok 101,48 6,41
101,482 1 0,020 0,243
Kelompok 2 4
68,182 1 0,068 0,156
68,182 3,70

PSIKOLOGIKA Nomer 24 Tahun XII Juli 2007 101


Amalia Roza Bnllianty & Sugiyanto

Pada Tabel 1, nilai F sebesar6,414 (p= 0,020) membuktikan bahwa hipotesis penelitian

yaitu Program KKS dapat menurunkan tingkat kesalahan berpikir penyebab kriminal diterima

atau terbukti. Nilai eta kuadrat sebesar 0,243 berarti bahwa Program KKS memberikan

sumbangan sebesar 24.3 % terhadap penurunan tingkat kesatahan berpikir.

pretes postes

Pengukuran

Gambar 1 Profil Tlngkat Kesalahan Berpikir

Gambar 1 menunjukkan tingkat mengikuti pertemuan. S ebagian besar

kesalahan berpikir pada kelompok kontrol subjek, baik secara lisan ataupun melalui

mengalami peningkatan. Diduga hal ini embar


J Harapan dan Kekhawatiran yang

terjadi karena adanya interaksi antar warga ditulis pada awal sesl. menyatakan bahwa

blnaan wanita di dalam LP. Pada umumnya mereka mau berubah dan sangat bersyukur

subjek di kelompok kontrol masuk penjara ketika ada yang membimbing. P eserta

bersama dengan teman-teman pesta mengharapkan agar program dilaksanakan

narkobanya sehingga dimungkinkan terjadi kembali dengan durasi waktu yang f ebih

pertukaran informasi negatif yang semakin ama,


l frekuensi kedatangan yang l ebih

memperkuat tingkat kesalahan berpikir sering disertai se si konseling individual.

subjek. Hal ini sesuai dengan uraian Pemandu mampu menun j ukkan

Blackburn (1994) bahwa tindakan kriminal k ehangatan terhadap peserta misalnya

dlpelajari melalui interaksi sosial secara dengan memberikan pemyataan-pemyataan

intensif datam kelompok baik teknik ataupun yang spontan dan tulus terhadap

motif, dorongan dan atasan k ejahatan. p ermasalahan peserta. Pemandu tid ak

melakukan konfrontasl secara angsung


l

Pembahasan namun melalui p erumpamaan dan berusaha

mengaitkan pertanyaan dengan m ateri

Hasil analisis menunjukkan bahwa sebelumnya. H ubungan yang terbina antara

program KKS memberikan pengaruh yang pemandu dan peserta dalam program KKS

si gnifikan terhadap penu r unan t i ng k at adalah hubungan y ang saling percaya,

kesalahan berpikir kriminal para warga p e n u h p e n e r i m a a n , s e h l n g g a

binaan wanita di lembaga p emasyarakatan. memungkinkan k lien untuk belajar

Tl ga pllar p rogram KKS yang dianggap menghadapi, mengekspreslkan dan

mampu memberikan kontribusi terhadap mengatasi perasaan atau pikiran yang

keberhasllan dalam menurunkan tlngkat menganggu (O hlsen, 1970). Konseling

kesalahan berpikir warga binaan wanita kelompok seperti ni akan membuat peserta
i

adalah k esungguhan peserta, penerimaan merasa nyaman dan antusias untuk

dan kehangatan pemandu, m ateri program. menerapkan apa yang telah mereka pelajari.

Peserta terlihat antusias dan aktif Pemandu juga mengakul bahwa a


l me rasa

102 PSIKOLOGIKA Nomer 24 Tahun XII Juli 2007


PENGARUH PROGRAM KONSELING KOGNITIF SPIRITUAL

nyaman menjalankan tugasnya karena paling berhasil diperbaikl dalam program ini

penerimaan yang baik dari petugas dan adalah kesalahan berpikiran tertutup, tidak

kesediaan peserta mengikuti program pikir panjang dan merasa diri istimewa .

sehingga pemandu merasa apa yang Beberapa keterbatasan dalam

dilakukannya memang memberi kontribusi pelaksanaan program lnl, dl antaranya

terhadap pembinaan di lembaga pemandu masih kurang berpengalaman

pemasyarakatan. menggunakan pendekatan kognitif seperti

Materi Program KKS yang unik yaitu kekurangpekaan pemandu untuk

dengan menggabungkan prlnsip-prinsip menangkap pemyataan-pemyataan spontan

kognltif dan aspek spiritual yang secara yang mencerminkan kesalahan berpikir

bertahap menggunakan prlnsip sebab akibat seperti penggunaan kata •sefalu", ·saya pasti

sehlngga dapat mengaktifkan proses berplkir akan", "tidak seorang pun". Peserta kurang

subjek. Peserta difasilitasi untuk menggali disiplin dalam menyelesalkan tugas rumah

kesalahan berpiklmya dan menyadari bahwa padahal salah satu kekuatan terapi I

ada akibat tertentu darl kesalahan berplklr konsellng dengan menggunakan

tersebut. Penanaman informasi juga pendekatan kognltlf adalah pemberian tugas

diberlkan melalul umpan balik permainan rumah (Werner, 1982). Jumlah anggota

atau menganalisa suatu perumpamaan. ketompok yang melebihl kapasltas.

Pemlkiran lraslonal dibongkar dengan Permintaan darl plhak lembaga

menggunakan prlnslp-prinsip kognitif seperti pemasyarakatan untuk menglkutsertakan

bermain peran, konfrontasi, dan semua warga blnaan dalam kelompok

membayangkan. Aspek spirltualitas eksperimen, membuat Jumlah kelompok

digunakan sebagai pemelihara setelah menjadi 12 orang. Yalom (1975)

peserta menyadari kesalahan berpikir mengungkapkan bahwa jumlah yang efektif

mereka dengan membangkitkan kesadaran dalam melaksanakan terapi kelompok

akan hubungan dengan pencipta yakni adalah 7 orang atau maksimal 10 orang.

menjalani hldup sesuai dengan aturan Jumlah peserta yang melebihi kapasitas

penclpta dan setiap perbuatan akan cukup mempengaruhi jalannya program

dipertanggungjawabkan. Materi-materi seperti tidak semua peserta mendapat

seperti simpul kehldupan, lingkar wilayah perhatian dan kesempatan yang sama untuk

dan demi masa (taubat) berperan dalam mengungkapkan masalahnya, pemandu

penjagaan harapan. Pada umumnya peserta lebih hafal pada peserta yang aktif, peserta

meyakini bahwa la masih punya kesempatan membentuk forum sendlri dengan berbicara

unluk menjadi lebih baik, menjadi lebih dengan leman sebelahnya karena pemandu

terbuka terhadap perubahan dan tidak lagi berbicara dengan peserta lain tanpa

memandang masa depan mereka penuh melibatkan kelompok.

dengan kesuraman. Penelitian lnl jug a mengungkap bahwa

Kesalahan berpikir yang dominan ada beberapa faktor yang menyebabkan

pada subjek adalah menganggap bahwa diri tingkat kesalahan berplklr warga binaan

adalah korban dan segala sesuatu baik tetap tinggi sehlngga menghambat

orang ataupun benda adatah untuk dimiliki. keberhasllan program KKS dalam

Para peserta meyaklnl bahwa mereka adalah menurunkan kesalahan berplkir. Faktor

korban terutama dari kondlsl ekonomi yang penghambat tersebut meliputi persepsi

serba sulit. Hal inlfah yang kemudian terhadap hukuman, penerimaan

memaksa mereka untuk melakukan masyarakat, lingkungan tempat kembali dan

perbuatan kriminal. Menurut mereka, materi kecukupan kebutuhan hid up.

atau uang adalah jamlnan untuk dapat hidup

layak sehlngga apapun akan mereka lakukan Penutup

untuk mendapatkan jaminan tersebut

walaupun harus dengan metakukan Program Konseling Kognitif Spiritual

perbuatan kriminal. Kesalahan berpikiryang berhasil menurunkan tlngkat kesalahan

PSIKOLOGIKA Nomer 24 Tahun XII Juli 2007 103


Amalia Roza Brilllanty & Sugiyanto

berpikir warga binaan wanita di lembaga Justice and Behavior, 26, 466-484.

pemasyarakatan. Keberhasilan program

KKS ditentukan oleh tiga pilarutama program Biro Pusat Statistik. 1997. Data Tindak

yaitu pemandu, peserta dan materi yang Kriminal di Indonesia. Diakses

merupakan gabungan prinsip kognitif dan tanggal 22 Oktober 2004, dari

aspek spiritual. Dua kesalahan berpikir yang http/lwww.bps.go.id

dominan adalah Aku adalah Karban dan

Kepemilikan. Kesalahan berpikir yang paling Blackbum, R. 1994. The psychology of

berhasil diperbaiki melalui program KKS criminal conduct; Theory, research

adalah Berpikiran Tertutup, Tidak Pikir and practice. Chichester : John

Panjang dan Diri lstimewa. Empat faktor Wiley & Sons Inc.

yang menghambat keberhasilan program

KKS dalam menurunkan kesalahan berpikir Cote, B & Pargament, K. 1999. Re-Creating

yaitu persepsi terhadap hukuman, Your Life:A s p i r i t u a l I

penerimaan masyarakat, lingkungan tempat psychotherapeutic intervention for

kembali dan kecukupan kebutuhan hidup. · people diagnosed with cancer.

Beberapa saran yang dapat Psycho-Oncology, 8, 395 407.

disampaikan untuk penelitian lanjutan adalah

melakukan studi pendahuluan yang lebih Hall, S. T. 2003. Faith-based cognitive

mendalam mengenai kesalahan berpikir programs in corrections.

penyebab perilaku kriminal sehingga 10 CorrectionsToday,65, 10-116.

kesalahan berpikir para pelaku kriminat

dapat diidentifikasi dengan tepat. Program Kaye, J., & Raghavan, S. K. 2002. Spirituality

Konseling Kognitif Spiritual tidak berdiri in disability and illness. Journal of

sendiri tapi merupakan bagian pembinaan di Religion and Health, 41, 231-242.

lembaga pemasyarakatan dan dilakukan

secara berkesinambungan. King.A. S. 1996. Spirituality: Transformation

and Metamorphosis. Religion, 26,

343 351.

Daftar Pustaka Oemarjoedi, A. K. 2002. Pendekatan

Cognitive Behavior dalam

Amstrong, T. A. 2003. Effect of Moral Psikoterapi. Jakarta: Penerbit

Reconation Therapy on the KreatifMedia.

recidivism of youthful offenders.

Criminal Justice and Behavior, 30, Ohlsen, M. M .1970. Group Counseling. New

668-687. York: Holt, Rinehard and Winston,

Inc.

An-Nabhani, T. 1953. Nizham Al-Islam.

Beirut: HizbutTahrir. Parson, M. L., & Warner-Robbins, Carmen.

2002. Factors that support

An-Nabhani, T. 2001. Peraturan Hidup dalam women's sucessful transition to the

Islam. Boger: Pustaka Thariqul community following jail I prison.

lzzah. Health Care for Women

fntemational, 23, 6-18.

Barlow, H.D. 1984. Introduction to

Criminology. Toronto: Little, Brown Pearson, F. S., Upton, D.S., Cleland, C. M., &

&Company. Yee, D. S. 2002. The effect of

behavioral I cognitif-behavioral

Baro, A. 1999. Cognitive Restructuring programs on recidivism. Crime &

Program on lmmates. Criminal Delinquency, 48, 476-496.

104 PSIKOLOGIKA Nomor 24 Tahun XII Juli 2007


PENGARUH PROGRAM KONSELING KOGNITIF SPIRITUAL

Rata-rata tahanan/narapidana kasus

Pomeroy, E. C., Kiam, R., & Green D. L. 2000. narkoba pada tahun 2001 di

Reducing depression.anxiety and seluruh Indonesia. Diakses pada

trauma of male inmates: An 23 J a n u a r i 2005, dari

HIV/AIDS psychoeducational http://www.correct.go.id/ind/stsubs

group intervention. Social Work .htm.

Research,24(3), 156 166.

Syirazi, I. M., 2004. Islam Melindungi Hak­

Prosentase rata-rata pertahun jumlah Hak Tahanan. Jakarta: Pustaka

penghuni (tahanan, narapidana Zahra.

dan anak didik) diukur dengan

kapasitas Lapas I Rutan. Diakses Walters, G . D . 1999. Short-Term Outcome of

pada 23 Januari 2005, dari inmates participating in the

http:/lwww.correct.go.id/ind/stsubs Lifestyle Change Program.

.htm. Criminal Justice and Behavior,

26(3), 322-337.

Rata-rata pertahun jumlah narapidana

(dewasa dan pemuda} pada Lapas Werner, H. D. 1982. Cognitive Therapy:A

I Rutan seluruh Indonesia. Diakses Humanistic Approach. New York:

pada 23 Januari 2005, dari The Free Press.

http:/lwww.correct.go.id/ind/stsubs

.htm. Ya lorn, I. D . 1975. The Theory and Practice of

Group Psychotherapy. Second

Edition. New York: Basic Book, Jnc.

PSIKOLOGIKA Namer 24 Tahun XU Juli 2007 105

Das könnte Ihnen auch gefallen