Sie sind auf Seite 1von 5
JK, Vol. 04/No.03/September/2003 KEJADIAN NURSING ERROR PADA PEMBERIAN OBAT DI RUANG RAWAT INAP SAL AH SATU RUMAH SAKIT DI SULAWESI TENGAH Etuk indart’, Khudazt Aulaw!, Martina Sinta Kristanti? ‘*RSUD Undata Palu, Sulawesi Tengah Program Studi llmu Keperawatan, FK UGM, Yogyakarta ABSTRACT Background: Nursing error in drug administration includes error in identifying patients, determining \ypes of diuys, dosage calculation, method of drug delivery, timing in drug dispensing: identiying drugs that can cause allergy or contradictory drug combination that ‘may lead to death. Objective: To identify the Inckience of nursing error in drug administration at inpatient ward Of a hospital and find on the types of nursing errors that occurred. Method: This study used a cross sectional design. The evaluation of nursing error was taken using the structured observational method. The subject of the study was drug dispensing undertaken by nurses. Nursing error was presented in the unit of per 1000 rhursing hour work. Result: There were 111 drug dispensing activities comprising 34 oral drug dispensing, 74 injected drug dispensing, 3 topical drug dispensing and no inhalation drug dispensing. There wore §5.8 nursina errors per month or 30.1 per 1000 nursing hour work. Conclusion: The incidence of nursing error was as much as §5.8 per month or 30.1 per 1000 nursing hour work. Nursing error occurred in dosage (30.8%) and time of drug ‘Kojodian Nursing Error pada Pemberian Obot dispensing (69.2%). Keywords: incidenc PENDAHULUAN Budaya keselamatan pasien di pelayanan hesehetan periu dibangun karena setiap upaya medik umumnya mengandung risiko, sebagian di antaranya berisiko ringan atau hampir tidak berart secara Klinik. Namun tidak sedikit yang memberi Konsekuensi medik yang cukup berat." Dokter, perawat dan apoteker mempunyai peran yang berbeda dalam pengobatan. Dokter Dertanggung jawab ales ulaynusis dan terapl. Obat harus dipesan dengan menulis resep. Bila ragu tentang is resep atau tidak terbaca baik oleh perawat ‘maupun apoteker. penulis resep ity harus dihubungi untuk penjelasan. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien. Perawat memiliki tanggung jawab bahwa obat telah dibenikan dan memastikan bahwe obat itu benar diminum? Kesalahan dalam pemberian obat dapat dilakukan oleh setiap individu dalam proses pengobatan. Suatu penelitian menemukan hampir setengah dari semua kesalahan dilakukan oleh perawat 86% dan apoteker 12%, Angka pelanggaran dan kesalahan perawat selama menjalankan tugas praktik di lapangan balk di rumah sakit, Kiinik 166 19 error, drug dispensing ataupun instansi pelayanan kesehatan lainnya ‘cenderung mengalami peningkatan. Sejak tahun 1095 lebih dari 1700 pasien yang telah meninggal dan $500 telah terluka akibat dari kesalahan. Hal tersebut terjadi dalam banyak kasus ser kesalahan dalam penakalian masalah yang dihadapl pasien, kesalahan perencanaan tindakan keperawatan, kesalahan pemberian tindakan keperawatan, kesalahan dalam pendokumentasian setts hese ent pemberlan Obat-obatan? Obat adalah alat utama terapi yang digunakan 36 tahun lebih banyak melakukan kesalahan (error) dari pada perawat yang berusia <35 tahun.’ Hal tersebut tidak dapat dibandingkan dengan hasil penelitian ini yang menyebutkan bahwa nursing error sanyak dilakukan ‘oleh perawat yang berusia <30 tahun karena pada ponelitian ini jumiah reopondon yang berusia 35 tahun hanya berjumlah dua orang Berdasarkan pengalaman kerja perawat, hasil ppenelitian ini juga memaparkan bahwa nursing error ‘Bada pemberian obat terjadi pada responden dengan pengalaman kerja 0-5 tahun. Berdasar data sekunder 5 tahun hanya 2 orang. Jadi nursing error yang ditemukan terjadi arena kebetulan responden pada penelitian ini ‘mayoritas pengalaman kerjanya <6 tahun. Tabel 2. Keiadian Nursing Frror pada Pemberian Obat dl Salah Satu Ruang Rawat Inap Berdasarkan Shift ‘I RS Sulawesi Tengah, 4-t1 Mei 2009 (n=12) ‘Shift —Jumlah Persentase Nursing-Hour Per 1000 Nursing) Werk Nursing- Exror Hour Work Pag 4 SOT —S0x8= 180 202 Sing 3 B31 t4x7=98 308 Malam 6 420 1axtt=15¢ 300 Tout 33 100 30.10 Sumber dala primer Pada Tabel 2 dijelaskan bahwa nursing error pada salah waktu pemberian obat, banyak terjadi pada shift malam hari (46,2%). Hal ini didukung Penelitian lain bahwa pada shift sore dan malam hari ‘venderung terjadi salan waktu, salah teknik dalam memberikan obat, dan salah dalam kecepatan saat memberikan obat parenteral. Kesalahan yang terjadi pada sore dan malam hari karena tidak cukup ecrius Untuk dilaporkan.* Pembagian tugas dalam merawat pasien yang kurang jelas menyebabkan perawat saling bergantung satu sama lain, serta kurananya Pengawasan dari penanggungjawab shift dan ketua Kesalahan pada pemberian obat lebih banyak terjadi peda shift sore dan malain haieia perawat yang bekerja pada shift pagi pengetahuannya tentang Pengobatan lebih baik bila dibandingkan perawat yana bekeria pada shift sore dan malam hari.*Hal initerjadi karena program-program untuk mengatasi masalah pasien sebagian besar dilaksanakan oleh 168 dokter dan perawat pada pagi hari, sehingga diskusi dalam menangani pasien dan alih informasi antar Protest lebih banyak terjadi. Namun hal tersebut tidak dapat digeneralisasikan karena penelit ini tidak ‘melakukan pengukuran terhadap pengetahuan Perawat pada masing-masing si. Pada Tabel 2 juga telah diketahui perhitungan ‘angka kejadian nursing error dlakukan dengan cara membegijumlah kejadian nursing error pada masing- ‘masing shift dibagi dengan satuan nursing-hour work, yang dihitung dari jumlah perawat masing- ‘masing shift selama periode pengametan dikalikan dengan jumlah jam inessing-masing shit. Misalkan ‘angka 180 diperoleh dari menghitung seluruh jumlah Perawat yang bekerja pada shift pagi selama periode engamatan (30 perawat) dikalikan dengan jumlah jam kerja shift pagi (6 jam). Pada penelitian ini didapatkan angka kejadian ‘nursing error 30,10 per 1000 nursing hour worked yang beraiti banwa Settap 10UU perawat-jam kerja {telah terjadi 30,1 nursing eror pemiberian obat. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian lain yang menemukan 18 nursing error por 1000 ‘nursing hour worked dari hasil observasi.* Hal ini menguatkan pada penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa perawat melakukan kesalahan (erro dalam proses pemberian obat kepada pasien. Berikut ini penghitungan nursing error dilakukan dengan cara yang berbeda tanpa memperhatikan Jumlah can jam kerja perawat. Darijumlah 13 nursing ‘error yang diobservasi selama 7 hari, didapatkan rata- rata terjadi nursing error 1,86 per hari. Hasil tersebut dikalikan 30 hari (1 bulan) maka diperoleh 55,8. Hasil 99,8 kejadian nursing error per bulan adalah tinggi, meskipun dinitung dengan cara sederhana yang sama dibandingkan dengan penelitian ‘sebelumnyas "Nursing errr yang ditemuukan dalam pemiberian bat tersebut, kebetulan tidak memberikan dampak yang buruk bagi pasien saat itu. Namun hal tersebut ‘etap merugikan pasien kerena asuhan keperawatan «dalam periberian obat tidak dilakukan sesuai standar yang ada sehingga efek terapi obat yang diinginkan tidak moncepei hasil yang maksimal. Efek terapi ‘obat yang tidak maksimal mengakibatkan biaya yang dikeluarkan pasien menjadi semakin banyak karena lama perawatan pasien di rumah sakit meniadi semakin lama. Bila hal ini terjadi secara terus ‘menerus tanpa adanya upaya pencegehan, mungkin ‘suatu saat kesalahan (error) yang dilakukan lebih banyak deri balikai lebily Leral, make dainpak morugikan yang juga akan labih bosar. Bagi pasien selain biaya yang dikeluarkan lebih besar, cedera serius dan kematian merupaken akibat terburuk vana dapat terjadi. Bagi perawat, dokter dan tenaga medis Jain bisa mendapatkan tuntutan hukum yang serius_

Das könnte Ihnen auch gefallen