Sie sind auf Seite 1von 16

BAB III

PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA

3. 1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan pengukuran aliran fluida yaitu untuk memahami


prinsip pengukuran aliran fluida, mengenal beberapa jenis alat ukur kecepatan
fluida, dapat melakukan pengukuran kecepatan aliran fluida dengan menggunakan
masing-masing alat ukur kecepatan alir fluida dan menentukan koefisien masing-
masing alat ukur kecepatan fluida alir fluida.

3.2 Tinjauan Pustaka

Secara khusus, fluida didefinisikan sebagai zat yang berdeformasi terus-


menerus selama dipengaruhi suatu tegangan geser. Fluida atau zat cair dibedakan
dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah
mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul
dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada
perubahan bentuk karena gesekan. Zat cair mengikuti bentuk wadahnya dan
volumenya dapat diubah hanya jika diberikan padanya gaya yang sangat besar dan
gas tidak mempunyai bentuk dan maupun volume yang tetap, gas akan
berkembang mengisi seluruh wadah. Karena zat cair dan gas tidak
mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan
untuk mengalir. Dengan demikian kedua–duanya sering secara kolektif disebut
sebagai fluida. Fluida secara umum bila dibedakan dari sudut kemampatannya
(compresibility), maka bentuk fluida terbagi dua jenis, yaitu; compressible fluid
dan incompressible fluid. compressible fluid adalah fluida yang tingkat
kerapatannya dapat berubah-ubah, contohnya; zat berbentuk gas. incompressible
fluid adalah fluida yang tingkat kerapatannya tidak berubah atau perubahannya
kecil sekali dan dianggap tidak ada, contohnya; zat berbentuk cair (Dharma,
2012).
Fluida zat cair yang mengalir melalui sebuah pipa dengan panjang
tertentu menyebabkan terjadinya kerugian energi berupa penurunan tekanan
(pressure drop) disebabkan oleh mayor losses akibat gesekan sepanjang dinding
pipa maupun minor losses akibat perubahan bentuk lokal saluran berupa belokan,
katup, maupun sambungan pipa dan juga tergantung besar koefisien gesek pipa
tersebut.Dalam kehidupan sehari-hari, tidak saja menemui kasus untuk aliran satu
fase di sistem pemipaan, kenyataannya sering terjadi aliran multiphase (dua fase,
tiga fase, atau lebih) (Awaluddin, 2014).

Pengukuran dan kontrol jumlah material yang masuk pada proses pabrik
sangat penting untuk dilakukan. Material-material yang digunakan di dalam
pabrik ini pada umumnya berwujud cairan, oleh karena itu material-material
tersebut dialirkan melalui pipa-pipa dan. Jenis-jenis alat untuk mengukur laju
aliran fluida yang paling banyak digunakan adalah Pitot tube, Venturi meter, dan
Orifice meter (Geankoplis, 1993).
1. Pitot tube

Gambar III.1 Diagram Pitot tube

Pitot tube merupakan salah satu alat ukur kecepatan aliran yang mendasarkan
pengukurannya pada beda tekanan yang terjadi pada dua titik yang dilewati fluida
dalam tube (Differential Pressure Flow-meter). Fluida mengalir ke dalam titik 2,
timbul tekanan yang kemudian menjadi stasioner pada titik tersebut sehingga
disebut sebagai titik stagnan. Perbedaan tekanan stagnan pada titik 2 ini dengan
“static pressure” yang timbul pada “static tube” menunjukkan
peningkatan/kenaikan tekanan yang berhubungan dengan kecepatan alir fluida,
dimana besarnya perbedaan tekanan ini diukur/ditunjukkan oleh beda ketinggian
fluida pengukur pada manometer. Bila fluida yang diukur inkompresibel, maka
dari persamaan Bernoulli dapat dihitung kecepatan fluidanya.
Bila v2 = 0 dan v1 = v, maka:

2. Venturi meter
Venturi meter dipakai untuk mengukur kecepatan rata-rata aliran fluida dalam
pipa. Prinsip pengukurannya hampir sama dengan pitot tube, yang
membedakan adalah v1 dan v2 pada Venturi meter dapat diukur atau dihitung
berdasarkan berdasarkan diameter pipa dan leher Venturi meter tersebut.

Gambar III.2 Diagram Venturi meter


Persamaan kontinuitas pada tekanan konstan adalah:

Atau:

Persamaan diatas disubstitusikan ke persamaan Pitot tube untuk mencari v,


dan koefisen Cv dimasukkan, maka:

3. Orifice meter
Orifice meter serupa dengan Venturi meter, yang membedakan adalah
diameter dari plat Orifice-nya bisa diatur/diganti sesuai keinginan.
Gambar III.3 Diagram Orifice meter
Rumus perhitungan vo dari Orifice meter adalah:

Perbedaan dari ketiga alat ukur fluida terletak pada diameter pipa.
Venturi-meter merupakan gabungan dua pipa sehingga ada perbedaan diameter (2
diameter), Orifice-meter merupakan pipa yang ditengahnya ada sekat sehingga
memiliki 2 diameter, sedangkan pitot tube hanya memiliki satu diameter.

3.3 Metodologi Percobaan

Percobaan ini dilakukan untuk melakukan pengukuran kecepatan aliran fluida


dengan menggunakan masing-masing alat ukur kecepatan alir fluida. Isi dari
subab ini adalah uraian bahan-bahan dan alat yang digunakan selama partikum
serta diagram prosedur kerja.

3.4 Alat Dan Bahan


Tabel III.1 Daftar alat dan bahan

Alat Bahan
Fluid Flow Measurement Bench Air Bersih
Pitot tube
Venturi meter
Orifice meter
Rotameter
Stopwatch

Prosedur Kerja
1. Orifice-meter

Orifice-meter dipasang pada tempatnya

Selang penghubung pipa dengan manometer dihubungkan

Sistem dihubungkan pada pompa dan valve dibuka pada kedudukan


tertentu sesuai variabel

Beda ketinggian pada manometer dicatat

Volumetric rate pada water-meter dicatat

Gambar
III.4 Langkah kelima hingga keenam diulangi untuk kedudukan valve yang lain
Diagram alir praktikum orifice-meter

2. Pitot tube

Pitot tube dipasang pada tempatnya

Selang penghubung pipa dengan manometer dihubungkan

Sistem dihubungkan pada pompa dan valve dibuka pada kedudukan


tertentu sesuai variabel

Beda ketinggian pada manometer dicatat

Volumetric rate pada water-meter dicatat

Langkah kelima hingga keenam diulangi untuk kedudukan valve yang


lain
Venturi-meter dipasang pada tempatnya

Selang penghubung pipa dengan manometer dihubungkan

Sistem dihubungkan pada pompa dan valve dibuka pada kedudukan


tertentu sesuai variabel

Beda ketinggian pada manometer dicatat

Volumetric rate pada water-meter dicatat


Gambar
III.5
Diagram Langkah kelima hingga keenam diulangi untuk kedudukan valve yang lain
alir
praktikum pitot tube

3.Venturi-meter

Gambar III.6 Diagram alir praktikum venturi tube

2.4 Hasil dan Pembahasan


Praktikum ini menggunakan tiga macam pipa yaitu pitot tube, orifice
tube dan venturi tube. Pipa tersebut yang akan digunakan untuk mengukur aliran
fluida. Bukaan valve maksimal (100%) sebanyak 23 putaran, valve sendiri
berfungsi untuk mengatur volumetric rate pada alat yang akan digunakan dan
didapatkan putaran. Variabel yang akan digunakan yaitu pada putaran valve
sebesar 10%, 15%, dan 20%. Faktor yang mempengaruhi aliran fluida adalah
kecepatan aliran, luas penampang saluran, faktor friksi, viskositas, dan densitas.

Gambar III.7 Hubungan laju alir dengan bukaan valve pada pitot tube
Praktikum yang pertama yaitu pitot tube. Data gambar III.7 yang di
hasilkan menunjukkan bahwa hubungan antara laju alir dengan perbedaan tekanan
adalah semakin besar laju alir maka perbedaan tekanan juga akan semakin besar.
Laju alir fluida dipengaruhi besarnya bukaan pada valve, semakin besar bukaan
valve maka semakin besar laju alir yang dihasilkan. Data yang didapat
menunjukkan penyimpangan yang cukup besar, hal ini terjadi dikarenakan
pengaruh turbulensi yang dapat mempengaruhi laju alir

Gambar III.8 Hubungan laju alir dengan bukaan valve pada orificemeter
Praktikum kedua adalah orificemeter. Data gambar III.8 yang dihasilkan
menunjukkan bahwa hubungan antara laju alir dengan perbedaan tekanan adalah
semakin besar laju alir maka perbedaan tekanan juga akan semakin besar. Laju alir
fluida dipengaruhi besarnya bukaan pada valve, semakin besar bukaan valve maka
semakin besar laju alir yang dihasilkan. Data yang didapat menunjukkan
penyimpangan yang cukup besar, hal ini terjadi dikarenakan pengaruh turbulensi
yang dapat mempengaruhi laju alir.

Gambar III.9 Hubungan laju alir dengan bukaan valve pada


venturimeter
Praktikum ketiga adalah venturimeter. Data gambar III.9 yang dihasilkan
menunjukkan bahwa hubungan antara laju alir dengan perbedaan tekanan adalah
semakin besar laju alir maka perbedaan tekanan juga akan semakin besar. Laju alir
fluida dipengaruhi besarnya bukaan pada valve, semakin besar bukaan valve maka
semakin besar laju alir yang dihasilkan. Data yang didapat menunjukkan
penyimpangan yang cukup besar, hal ini terjadi dikarenakan pengaruh turbulensi
yang dapat mempengaruhi laju alir dan perbedaan tekanan pada manometer yang
dihasilkan.

2.5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pengukuran aliran fluida, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Semakin besar variabel putaran maka nilai v dan Q juga semakin besar.
2. Nilai Q praktikum berbeda jauh dari nilai Q teoritis dikarenakan kurang teliti
menghitung dan melihat laju alir pada mesin.
3. Koefisien dari tiap alat ukur yaitu untuk pitot tube = 0,98 ; orifice tube = 0,61
dan venturi tube = 0,98

2.6 Daftar Pustaka


Geankoplis, C.J. 2003. Transport Process and Separation Process Principle.
Pearson Education. Inc.
Dharma, U.S., & Prasetyo, G. 2012. Pengaruh Perubahan Laju Aliran Terhadap
Tekanan Dan Jenis Aliran Yang Terjadi Pada Alat Uji Praktiikum Mekanika
Fluida. ISSN 2301-6663 Volume 1 No. 2. 107-108.

Awaluddin, Wahyudi, S, & Widodo, A.S. 2014. Analisis Aliran Fluida Dua Fase
(Udara-Air) melalui Belokan 45o. Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3
APPENDIKS

A. Data Pengamatan
Tabel A.1 Venturi-meter

Bukaan Q D1 D2 ∆h
Variabel
valve (%) (L/s) (mm) (mm) (mm)
1 10,0 1,45 39,0 18,0 238,0
2 15,0 1,70 39,0 18,0 350,0
3 20,0 1,95 39,0 18,0 459,0

Tabel A.2 Orifice-meter

Bukaan Q Do D1 ∆h
Variabel
valve (%) (L/s) (mm) (mm) (mm)
1 10,0 1,35 22,0 39,0 200
2 15,0 1,60 22,0 39,0 304
3 20,0 1,70 22,0 39,0 358

Tabel A.3 Pitot tube

Bukaan valve
Variabel Q (L/s) D(mm) ∆h (mm)
(%)
1 10,0 1,50 38,1 21
2 15,0 1,65 38,1 25
3 20,0 1,95 38,1 30

B. ContohPerhitungan
- Venturi Meter

Variabel Qp (m3/s) ∆h (m) V1 (m/s) V2 (m/s) Qt (m3/s)


1 0,00145 0,238 1,702 7,9928 0,00203
2 0,00170 0,350 2,062 9,680 0,00245
3 0,00195 0,459 2,362 11,092 0,00281
Diketahui:

= 13600

= 1000

g = 9,8

D1 = 39 mm D2 = 18 mm
= 0,039 m = 0,018 m

A =
= 3,14 x 0,039 m x 0,755 m
= 0,0924 m2

P = xgxh
= 13600 kg/ m3 x 9,8 m/s2 x 0,238 m
= 31.720,64 kg / ms2

V2 =

= x 7,970

= 7,9928
V1 = x V2

= x 7,9928

= x 7,9928

= 1,7026

Q = V2 x

= 7,9928 x

= 7,9928 x

= 0,00203

- Orifice Meter

∆P V0
Variabel Qp (m3/s) ∆h (m) Qt (m3/s)
(kg/ms2) (m/s)
1 0,00135 0,200 26.65600 19,180 0,00728
2 0,00160 0,304 40.517,12 29,154 0,01107
3 0,00170 0,358 47.714,24 34,332 0,01304
Diketahui:

= 13600
= 1000

g = 9,8

D1 = 39 mm D0 = 22 mm
= 0,039 m = 0,022 m

A0 =
= 3,14 x 0,039 m x 0,755 m
= 0,09245 m2

∆P = x g x h
= 13600 kg/ m3 x 9,8 m/s2 x 0,2 m
= 26.656 kg / ms2

= 19,1802

Q = V0 x

= 19,1802 x

= 0,007287

- Pitot tube
Variabel Qp (m3/s) ∆h (m) A (m2) V1 (m/s) Qt (m3/s)
1 0,00150 0,021 0,9032 2,3186 2,094
2 0,00165 0,025 0,9032 2,5576 2,310
3 0,00195 0,030 0,9032 2,7713 2,503
Diketahui:

= 13600

= 1000

g = 9,8

D1 = 1,5inchi = 0,0381m

=
= 3,14 x 0,0381 m x 0,755 m
= 0,9032 m2

xgxh

= 13600 × 9,8 × 0,021 m

= 2798,88 kg / ms2
= 2798,88 Pa

= 2,3186

Q = A × vo
= 2,094
LEMBAR ASISTENSI

Praktikum Operasi Teknik Kimia 1

Judul Bab : Aliran Fluida

Tanggal Praktikum : 22 Novenber 2018

Kelompok :1

Nama Anggota : 1. Fatur Raka D. A.

2. Khumaira
3. Siti Lailatul Khoiriyah

NO. Tanggal Asistensi TTD

Dosen Pembimbing

( Christyfani Sindhuwati, ST., MT)

Das könnte Ihnen auch gefallen