Sie sind auf Seite 1von 13

Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …

Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

KARAKTERISTIK KIMIA-SENSORI DAN STABILITAS POLIFENOL


MINUMAN COKELAT-REMPAH
Chemical-sensory Characteristics and Polyphenol Stability of Spicy-Chocolate Beverage

Puspita Sari1)*, Eksi Utari1), Yhulia Praptiningsih1), Maryanto 1)


1)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jalan Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto, Jember 68121
*E-mail: poespitha_s@yahoo.com

ABSTRACT

Cacao bean and cocoa products contained flavonoid polyphenol compounds.


Monomeric flavanols (catechin and epicatechin) are the major flavonoids in cocoa products
that have high antioxidative properties. High antioxidant activity of cocoa made it potential
to be developed into healthy drink by adding extract of spicy. The aims of this research were
to characterize chemical-functional (polyphenol content and antioxidant activity), and
sensory (hedonic) properties, and also polyphenol stability of spicy-chocolate beverage
during storage. Spicy-chocolate beverage was made from ingredients of cocoa extract,
spices extract (ginger, lemongrass, and sappanwood), and sugar. The results showed that
the total polyphenol content and antioxidant activity of spicy-chocolate beverage decreased
as the lower addition of cocoa extract and greater addition of the spicy extracts in beverage
formulations. The sensory test showed that panelists preferred spicy-chocolate beverage
formula P5 (75% of cocoa extract; 9% of sappanwood extract; 3% of lemongrass extract
and 13% of ginger extract), containing the total polyphenol content of 80,77 mg/100 mL,
antioxidant activity (percent inhibition) of 72,66%, and sensory (hedonic) scores of the
color, aroma, taste, and overall attributes were 2,08; 1,92; 2,14 and 2,08, respectively.
Spicy-chocolate beverages were stored at refrigeration temperature had polyphenol stability
higher than beverage stored at room temperature.

Keywords: spicy-chocolate beverage, polyphenol, antioxidant activity, polyphenol stability

PENDAHULUAN Senyawa monomer flavanol terutama


Kakao (Theobroma cacao) epikatekin pada kokoa juga memiliki efek
merupakan salah satu komoditi hasil menguntungkan bagi kesehatan
perkebunan Indonesia yang dapat diolah kardiovaskular (Hurst et al., 2011).
menjadi produk kokoa dan cokelat yang Kandungan senyawa polifenol
mengandung antioksidan alami. Biji kakao dalam biji kakao dan produk kokoa yang
mengandung senyawa polifenol yang memiliki sifat antioksidan atau
berperan sebagai antioksidan. Polifenol menyehatkan lainnya membuatnya
golongan flavonoid terutama katekin dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi
epikatekin adalah komponen utama dalam produk minuman cokelat yang
biji kakao (Osakabe et al., 1998). menyehatkan. Salah satu bentuk
Kandungan polifenol dalam produk bubuk diversifikasi produk olahan kokoa adalah
kokoa bervariasi dari 3,3-6,5 mg/g bubuk dibuat minuman berbahan dasar ekstrak
kakao (Tamrin, 2012). Menurut kokoa dengan penambahan ekstrak rempah
Yuliatmoko (2007), kandungan total yang disebut minuman cokelat-rempah.
polifenol dalam bubuk kokoa lebih tinggi Ekstrak rempah yang ditambahkan yaitu
dibandingkan dalam anggur maupun teh. jahe, serai dan kulit kayu secang. Rempah-

54
Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

rempah diketahui memiliki komponen Tahapan Penelitian


bioaktif berasal dari senyawa fenol. Serai Penelitian dilakukan dalam empat
mengandung senyawa geraniol, sitronelal, tahap yaitu 1) pembuatan ekstrak kokoa
sitronelol, dan limonene (Ardani, 2007; dan rempah, 2) pembuatan minuman
Jumepaeng et al., 2013) dan juga senyawa cokelat-rempah dalam beberapa formula,
polifenol (Godwin et al.; 2014; Sah et al., 3) analisis karakteristik kimia-fungsional
2012). Jahe mengandung senyawa dan sensori minuman cokelat-rempah dan
gingerol, shogaol, zingiberen (Stoilova et 4) analisis stabilitas polifenol dalam
al., 2007; Kesumaningati, 2009). Kulit minuman cokelat-rempah. Produk
kayu secang mengandung flavonoid larut minuman cokelat dibuat dengan
air seperti brazilin, protosappanin, and menambahkan rempah (serai, jahe, dan
haematoxylin. Brazilin merupakan kulit kayu secang) dalam 15 formula
senyawa flavonoid utama yang terkandung minuman dan 1 produk tanpa penambahan
dalam kulit kayu secang dan merupakan ekstrak rempah. Produk minuman cokelat-
pigmen merah alami yang digunakan rempah dianalisis karakteristik kimia-
sebagai pewarna (Nirmal et al., 2015; fungsional meliputi kandungan total
Pawar et al., 2008) polifenol dan aktivitas antioksidan serta
Penambahan ekstrak rempah yang dilakukan pengujian sensori kesukaan
mengandung senyawa polifenol pada (hedonik) untuk mengetahui tingkat
pembuatan minuman cokelat-rempah dapat kesukaan terhadap atribut warna, aroma,
mempengaruhi sifat kimia (fungsional) rasa dan keseluruhan. Pada uji sensori,
serta sensori minuman. Untuk itu pada panelis diminta untuk memilih produk
penelitian ini perlu dikaji pengaruh yang paling disukai dan diperoleh tiga
penambahan ekstrak rempah seperti jahe, formula yang paling disukai oleh panelis
serai, dan kulit kayu secang pada untuk digunakan dalam analisis stabilitas
pembuatan minuman cokelat-rempah polifenol selama penyimpanan produk.
terhadap karakteristik kimia-fungsional
(kandungan total polifenol dan aktivitas Pembuatan ekstrak kokoa
antioksidan) serta karakteristik sensori Bubuk kokoa dikeringkan terlebih
kesukaan. Selama proses penyimpanan dahulu selama 2 jam dalam oven suhu
minuman cokelat-rempah akan terjadi 60oC. Selanjutnya dilakukan penghilangan
kerusakan polifenol sehingga perlu lemak dengan merendam dalam pelarut
dilakukan kajian stabilitas polifenol dalam heksana selama 6 jam, disaring, dan
minuman cokelat-rempah selama dilakukan pengeringan kembali selama 2
penyimpanan. jam dalam oven suhu 60oC dan diperoleh
bubuk kokoa rendah lemak. Bubuk kokoa
METODE PENELITIAN rendah lemak sebanyak 20 gram
ditambahkan air mendidih sebanyak 100
Bahan mL dan direndam selama 15 menit,
Bubuk kokoa diperoleh dari Pusat selanjutnya dilakukan penyaringan dengan
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di kain saring dan disentrifugasi selama 10
Jember. Rempah serai, jahe, dan kulit kayu menit sehingga didapatkan ekstrak kokoa.
secang dibeli di pasar tradisional di
Jember, dan gula pasir dibeli di Pembuatan ekstrak rempah
supermarket di Jember. Bahan kimia yang Jahe dan serai masing-masing
digunakan untuk analisis berspesifikasi pro sebanyak 20 gram dikupas, dipotong
analisis (Sigma-Aldrich dan Merck) dalam ukuran kecil (± 1 cm), dan
diperoleh dari supplier di Surabaya. dilakukan penghancuran dengan
menggunakan blender. Sebanyak 20 gram

55
Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

kulit kayu secang kering dihancuran sudah dipanaskan dalam air mendidih
dengan menggunakan blender kering. selama 5 menit.
Bubur jahe atau bubur serai atau bubuk
kulit kayu secang ditambahkan masing- Kandungan total polifenol (Andarwulan et
masing dengan air mendidih sebanyak 100 al., 2010)
mL dan direndam selama 15 menit, Kandungan total polifenol dalam
selanjutnya dilakukan penyaringan minuman cokelat-rempah diuji dengan
menggunakan kain saring dan metode Follin-Ciocalteau. Sampel dengan
disentrifugasi selama 10 menit sehingga volume tertentu dimasukkan kedalam
diperoleh ekstrak jahe atau ekstrak serai tabung reaksi, lalu ditambahkan akuades
atau ekstrak secang. hingga volume menjadi 5 mL. Follin
Ciocalteau sebanyak 0,5 mL ditambahkan
Pembuatan minuman cokelat-rempah ke dalam tabung reaksi, lalu divortek dan
Minuman cokelat-rempah didiamkan selama 5 menit. Selanjutnya
merupakan minuman cokelat yang ditambahkan Na2CO3 (7%) sebanyak 1
divariasikan dengan penambahan ekstrak mL, lalu divortek dan didiamkan selama
rempah berupa serai, jahe, dan kulit kayu 60 menit dalam tempat gelap. Nilai
secang. Pembuatan minuman cokelat- absorbans diukur pada panjang gelombang
rempah dilakukan pada beberapa formula 765 nm pada alat spektrofotometer.
sesuai pada Tabel 1. Minuman cokelat Kandungan total polifenol dalam minuman
rempat dibuat sebanyak 100 mL untuk cokelat-rempah dihitung dengan
masing-masing formulasi dengan menggunakan kurva standar yang dibuat
penambahan gula pasir sebesar 10%. dari asam galat dan dinyatakan sebagai mg
Minuman cokelat-rempah dipanaskan GAE/100 mL minuman, GAE = gallic
selama 10 menit hingga mencapai suhu acid equivalent.
80oC, lalu dikemas dalam botol yang
Tabel 1. Formulasi minuman cokelat-rempah
Ekstrak Kokoa Ekstrak Secang Ekstrak Serai Ekstrak Jahe
Formula
(%) (%) (%) (%)
P1 100 0 0 0
P2 75 12 6 7
P3 75 11 5 9
P4 75 10 4 11
P5 75 9 3 13
P6 75 8 2 15
P7 50 18 7 25
P8 50 16 8 26
P9 50 14 9 27
P10 50 12 10 28
P11 50 10 11 29
P12 25 24 12 39
P13 25 22 13 40
P14 25 20 14 41
P15 25 18 15 42
P16 25 16 16 43

56
Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

Aktivitas antioksidan (Chen et al., 2006) diamati adalah kandungan total polifenol.
Aktivitas antioksidan dianalisis Minuman cokelat-rempah dianalisis
berdasarkan kemampuan menangkal kandungan polifenol setiap interval waktu
radikal bebas (radical scavenging dua minggu. Stabilitas polifenol dalam
ability/RSA) DPPH. Sebanyak 3 mL minuman ditentukan berdasarkan nilai k
DPPH (300 µM) dimasukkan kedalam (konstanta degradasi polifenol) dan t1/2
tabung reaksi, lalu ditambahkan minuman (waktu paruh). Persamaan matematis yang
cokelat-rempah pada volume tertentu dan menunjukkan degradasi polifenol pada
etanol hingga volume menjadi 3 mL. produk dapat dilihat pada persamaan
Kemudian campuran reaksi dalam tabung berikut:
reaksi divortek dan didiamkan selama 30 Ln (retensi polifenol) = -kt + C
menit. Nilai absorbans diukur pada t1/2 = -ln 0,5 / k = 0,693 / k
panjang gelombang 517 nm pada alat dimana k = konstanta degradasi polifenol,
spektrofotometer. Aktivitas antioksidan t1/2 = waktu paruh, dan t = waktu
dihitung dalam persentase penghambatan. penyimpanan.
Aktivitas penghambatan (%) = (Absorbans
Blanko – Absorbans Sampel)/(Absorbans Analisis Data
Blanko) x 100% Data hasil penelitian diolah secara
deskriptif dengan menghitung rata-rata
Uji sensori (Soekarto, 1990) data pengukuran dan standar deviasi. Data
Pengujian sensori yang digunakan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram
adalah uji sensori kesukaan (hedonik) yang batang.
bertujuan untuk mengevaluasi daya terima
panelis terhadap produk minuman cokelat- HASIL DAN PEMBAHASAN
rempah. Atribut sensori yang diujikan
meliputi aroma, rasa, warna dan Kandungan Total Polifenol
keseluruhan dengan menggunakan 5 Kandungan total polifenol minuman
tingkat skala (1 = sangat suka, 2 = suka, 3 cokelat-rempah berkisar antara 50,83
= agak suka, 4 = tidak suka, 5 = sangat sampai 93,05 mg/100 mL (Gambar 1).
tidak suka). Pada pengujian ini digunakan Kandungan total polifenol minuman
50 orang panelis tidak terlatih. Panelis cokelat tanpa penambahan rempah (P1)
diminta untuk mencicipi sampel yang telah sebesar 111,14 mg/mL merupakan
diberi kode acak untuk menghindari minuman yang digunakan sebagai
terjadinya bias. Setiap kali panelis selesai pembanding. Kandungan total polifenol
mencicipi satu sampel, panelis diminta minuman cokelat-rempah tertinggi
menetralkan indra perasa dengan air putih. dihasilkan pada formula P2 (75% ekstrak
kokoa; 12% ekstrak kayu secang; 6%
Stabilitas polifenol (Sari et al., 2012) ekstrak serai; 7% ekstrak jahe) yaitu
Pengujian stabilitas polifenol dalam sebesar 93,05 mg/100 mL dan terendah
produk minuman cokelat-rempah dihasilkan pada formula P16 (25% ekstrak
dilakukan terhadap tiga formula yang kokoa; 16% ekstrak kayu secang; 16%
paling disukai oleh panelis berdasarkan uji ekstrak serai; 43% ekstrak jahe) yaitu
sensori hedonik. Pengujian stabilitas sebesar 50,83 mg/100 mL.
dilakukan untuk mengetahui terjadinya Pada Gambar 1 menunjukkan
degradasi polifenol dalam minuman bahwa pengurangan ekstrak kokoa dan
cokelat-rempah selama penyimpanan. penambahan bahan ekstrak rempah pada
Penyimpanan dilakukan selama 14 minggu formulasi minuman cokelat-rempah
pada suhu ruang (29oC) dan suhu menurunkan kandungan total polifenol.
refrigerasi (10oC) dengan parameter yang Hal ini terjadi karena kandungan total

57
Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

polifenol bahan dasar ekstrak kokoa antioksidan (% penghambatan) minuman


memiliki kandungan total polifenol lebih cokelat-rempah berkisar antara 33,08
tinggi daripada ekstrak jahe, serai, dan sampai 81,06% (Gambar 2). Aktivitas
kayu secang. Pengujian kandungan total antioksidan minuman cokelat tanpa
polifenol pada bahan dasar pembuatan penambahan rempah (P1) sebesar 88,39%
minuman cokelat-rempah yaitu ekstrak merupakan minuman yang digunakan
kokoa, jahe, serai, dan secang berturut- sebagai pembanding. Aktivitas antioksidan
turut sebesar 1,07; 0,24; 0,12; dan 0,63 minuman cokelat-rempah tertinggi
mg/mL. dihasilkan pada formula P2 (75% ekstrak
Kokoa, jahe, serai, dan secang kokoa; 12% ekstrak kayu secang; 6%
diketahui mengandung senyawa polifenol. ekstrak serai; 7% ekstrak jahe) yaitu
Senyawa polifenol utama pada kokoa yaitu sebesar 81,06% dan aktivitas terendah
katekin, epikatekin, dan prosianidin dihasilkan pada formula P16 (25% ekstrak
(Osakabe et al., 1998; Wan et al., 2001). kokoa; 16% ekstrak kayu secang; 16%
Komponen utama senyawa fenol pada jahe ekstrak serai; 43% ekstrak jahe) yaitu
yaitu gingerol, shogaol dan zingeberen sebesar 33,08%. Pada Gambar 2 juga
(Kesumaningati, 2009; Stoilova et al., menunjukkan bahwa pengurangan ekstrak
2007). Kulit kayu secang mengandung kokoa dan penambahan bahan ekstrak
senyawa fenolik utamanya brazilin rempah pada formulasi minuman cokelat-
(Nirmal et al., 2015; Pawar et al., 2008). rempah menurunkan aktivitas antioksidan
Lebih lanjut menurut Godwin et al. (2014) minuman seperti dijumpai juga pada
dan Sah et al. (2012), serai juga kandungan total polifenol minuman. Hasil
mengandung senyawa polifenol. pengujian aktivitas antioksidan pada bahan
dasar minuman cokelat-rempah dihasilkan
Aktivitas Antioksidan ekstrak kokoa sebesar 65,54%; ekstrak
Aktivitas antioksidan minuman jahe 14,22%; ekstrak serai 9,05%;dan
cokelat-rempah dinyatakan dalam persen ekstrak kayu secang 41,18%. Ekstrak
penghambatan terhadap radikal bebas kokoa memiliki aktivitas antioksidan lebih
DPPH. Hasil pengamatan aktivitas tinggi dari ekstrak rempah sehingga
dengan pengurangan ekstrak kokoa dapat
111,14

120
93,05

92,22
Kandungan Total Polifenol

85,59

100
80,77

79,95

77,54

71,35

68,37

67,73

66,57

80
(mg/100ml)

55,06

53,98

53,57

51,65

50,83

60

40

20

0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
Formula

Gambar 1. Kandungan total polifenol minuman cokelat-rempah

58
Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

menurunkan aktivitas antioksidan. korelasi positif. Semakin tinggi kandungan


Aktivitas antioksidan bahan dasar ekstrak total polifenol dalam minuman cokelat-
rempah dalam pembuatan minuman rempah maka semakin tinggi pula aktivitas
cokelat-rempah tertinggi hingga terendah antioksidan begitu juga sebaliknya.
berturut-turut yaitu kayu secang, jahe dan Menurut Wan et al. (2001), aktivitas
serai. antioksidan dari produk kokao dan cokelat
Aktivitas antioksidan minuman berhubungan dengan kandungan polifenol
cokelat-rempah berhubungan dengan katekin, epikatekin, dan prosianidin. Jahe
kandungan polifenol. Pada Gambar 3 mengandung senyawa polifenol (6-
menunjukkan korelasi antara kandungan gingerol dan turunannya) yang memiliki
total polifenol dan aktivitas antioksidan aktivitas antioksidan (Stoilova et al.,
minuman cokelat-rempah yang memiliki 2007). Kulit kayu secang mengandung
88,39

100
81,06

78,05

90
74,67

72,66

70,00

80
64,12

62,48

61,28

60,47
% Penghambatan

57,08
70
60

38,93

37,74

37,28
50

35,03

33,08
40
30
20
10
0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
Formula

Gambar 2. Aktivitas antioksidan (% penghambatan ) minuman cokelat-rempah

100
90
80
Aktivitas Antioksidan
(% Penghambatan)

70
60
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Kandungan Total Polifenol (mg/100 mL)

Gambar 3. Korelasi antara nilai kandungan total polifenol dan aktivitas antioksidan minuman cokelat-rempah
pada beberapa formulasi
59
Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

senyawa brazilin yang juga diketahui paling disukai formula P4 (75% ekstrak
memiliki aktifitas antioksidan (Nirmal et kokoa; 10% ekstrak kayu secang; 4%
al., 2015; Pawar et al., 2008). Serai ekstrak serai; 11% ekstrak jahe) yaitu
mengandung essential oils (geranial, neral, sebesar 2,00 (suka), sedangkan nilai
myrcene, geraniol citronellal, humulene, kesukaan warna minuman cokelat-rempah
limonene oxide, cis-β-ocimene, trans-β- yang paling tidak disukai formula P14
ocimene, α-thujene, citronellol, α-copaene) (25% ekstrak kokoa; 20% ekstrak kayu
dan senyawa polifenol yang memiliki secang; 14% ekstrak serai; 41% ekstrak
aktivitas antioksidan (Jumepaeng et al., jahe) yaitu sebesar 3,22 (agak suka).
2013; Godwin et al.; 2014; Sah et al., Panelis lebih menyukai minuman cokelat-
2012). rempah yang memiliki warna cokelat yang
lebih pekat. Penambahan ekstrak kokoa
Nilai Sensori Kesukaan (Hedonik) sebesar 75% masih memberikan warna
Uji sensori kesukaan digunakan cokelat lebih pekat dan disukai oleh
untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis panelis dibandingkan penambahan ekstrak
terhadap beberapa formula minuman kokoa 50 dan 25% dengan warna cokelat
cokelat-rempah. Pengujian sensori pudar dan kemerahan karena penambahan
dilakukan terhadap atribut warna, aroma, ekstrak secang lebih banyak.
rasa, dan keseluruhan. Hasil uji sensori Warna minuman cokelat-rempah
kesukaan minuman cokelat- rempah dapat selain bearasal dari bahan dasar ekstrak
dilihat pada pada Gambar 4 sampai 7. kokoa, juga berasal dari ekstrak kayu
Gambar 4 menunjukkan nilai respon secang yang mengandung pigmen brazilin
kesukaan panelis terhadap atribut warna yang dapat memberikan warna merah pada
minuman cokelat-rempah dengan nilai minuman. Warna cokelat pada kokoa
berkisar antara 2,00 sampai 3,22 (suka adalah hasil reaksi antara quinon dari
sampai agak suka). turunan senyawa polifenol yang bereaksi
Minuman cokelat tanpa rempah (P1) dengan enzim polyphenoloxidase (PPO)
yang digunakan sebagai minuman dan asam-asam amino bebas (hasil
pembanding mempunyai nilai kesukaan aktivitas hidrolisa protein oleh enzim
warna sebesar 1,98 (suka). Nilai kesukaan protease yang terdapat pada biji kakao),
warna minuman cokelat-rempah yang dan juga selama proses penyangrain biji

4
3,5 3,22
2,92 2,82 2,98
2,84
3 2,62 2,7
Skor Kesukaan

2,54 2,5
2,5 2,18 2,1 2,08
2,24 2,24
1,98 2
2
1,5
1
0,5
0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
Formula

Gambar 4. Tingkat kesukaan panelis terhadap atribut warna minuman cokelat-rempah

60
Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

kakao (Biehl dan Voigt, 1994). serai. Jahe dan serai mengandung senyawa
Gambar 5 menunjukkan tingkat aromatis yang kuat dan bersifat volatil
penerimaan panelis terhadap atribut aroma (mudah menguap). Kesumaningati (2009),
minuman cokelat-rempah dengan nilai menyatakan bahwa jahe mengandung
berkisar antara 1,92 sampai 2,98 (suka senyawa aromatik yaitu derivat
sampai agak suka). Minuman cokelat seskuiterpen dan monoterpen. Serai
tanpa rempah (P1) yang digunakan sebagai mengandung senyawa aromatik sitral dan
minuman pembanding mempunyai nilai sitronelol (Ardani, 2007) sedangkan
kesukaan aroma sebesar 1,88 (suka). Nilai senyawa pyrazin yang bertanggung jawab
kesukaan aroma minuman cokelat-rempah terhadap aroma kokoa (Yusianto, 2008).
yang paling disukai formula P5 (75% Gambar 6 menunjukkan nilai
ekstrak kokoa; 9% ekstrak kayu secang; respon kesukaan panelis terhadap atribut
3% ekstrak serai; 13% ekstrak jahe) yaitu rasa minuman cokelat-rempah dengan nilai
sebesar 1,92 (suka), sedangkan nilai berkisar antara 2,14 sampai 3,82 (suka
kesukaan aroma minuman cokelat-rempah sampai tidak suka). Minuman cokelat
yang paling tidak disukai formula P16 tanpa rempah (P1) yang digunakan sebagai
(25% ekstrak kokoa; 16% ekstrak kayu minuman pembanding mempunyai nilai
secang; 16% ekstrak serai; 43% ekstrak kesukaan rasa sebesar 2,42 (suka). Nilai
jahe) yaitu sebesar 2,98 (agak suka). Hasil kesukaan rasa minuman cokelat-rempah
pengujian menunjukkan bahwa panelis yang paling disukai formula P5 (75%
lebih menyukai aroma minuman cokelat- ekstrak kokoa; 9% ekstrak kayu secang;
rempah dengan penambahan ekstrak kokoa 3% ekstrak serai; 13% ekstrak jahe) yaitu
sebesar 75%. Panelis lebih menyukai sebesar 2,14 (suka), sedangkan nilai
aroma kokoa daripada aroma rempah jahe kesukaan rasa minuman cokelat-rempah
atau serai. yang paling tidak disukai formula P16
Pada uji sensori kesukaan aroma (25% ekstrak kokoa; 16% ekstrak kayu
minuman cokelat-rempah menunjukkan secang; 16% ekstrak serai; 43% ekstrak
bahwa penambahan ekstrak jahe dan serai jahe) yaitu sebesar 2,98 (agak suka) yaitu
berpengaruh terhadap kesukaan aroma sebesar 3,82 (tidak suka).
minuman karena menyebabkan aroma Pada uji kesukaan rasa minuman
kokoa berkurang. Panelis lebih menyukai cokelat-rempah menunjukkan bahwa
aroma kokoa dibandingkan aroma jahe dan penambahan jahe dan serai dapat

4
3,5
2,96 2,98
3 2,76
Skor Kesukaan

2,66 2,64 2,62


2,4 2,4 2,46 2,4
2,5 2,18 2,16 2,18 2,28
1,88 1,92
2
1,5
1
0,5
0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
Formula

Gambar 5. Tingkat kesukaan panelis terhadap atribut aroma minuman cokelat-rempah

61
Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

4 3,82
3,64
3,5 3,28 3,22
2,86
3 2,62 2,72 2,82
2,56
Skor Kesukaan

2,42 2,52 2,46 2,48 2,44


2,5 2,28
2,14
2
1,5
1
0,5
0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
Formula

Gambar 6. Tingkat kesukaan panelis terhadap atribut rasa minuman cokelat-rempah

4
3,44 3,46
3,5
3,08
2,8 2,84 2,9
3 2,6
2,54 2,44 2,46 2,58
Skor Kesukaan

2,46 2,4
2,5 2,28 2,38
2,08
2
1,5
1
0,5
0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
Formula

Gambar 7. Tingkat kesukaan panelis terhadap keseluruhan atribut minuman cokelat-rempah

mempengaruhi kesukaan rasa minuman rasa pedas, sedangkan serai mengandung


cokelat-rempah. Jahe memiliki rasa pedas senyawa eugenol yang memberi rasa pahit
dan serai memiliki rasa yang pahit, (Janson, 1981).
sehingga minuman cokelat-rempah yang Gambar 7 menunjukkan nilai
diberi penambahan ekstrak jahe dan serai respon kesukaan panelis terhadap nilai
yang lebih banyak dan pengurangan kesukaan keseluruhan atribut minuman
ekstrak kokoa maka minuman cokelat- cokelat-rempah. Pengujian sensori
rempah menjadi tidak disukai oleh panelis. terhadap keseluruhan atribut diperlukan
Semakin banyak diberi penambahan untuk memperoleh mutu sensori dari
ekstrak jahe dan serai, rasa minuman minuman cokelat-rempah secara utuh.
cokelat-rempah menjadi lebih pedas, pahit, Nilai kesukaan keseluruhan atribut
dan menimbulkan after taste kuat dimulut. minuman cokelat-rempah berkisar antara
Oleoresin merupakan salah satu senyawa 2,08 sampai 3,46 (suka sampai agak suka).
yang terkandung dalam jahe yang memberi Minuman cokelat tanpa rempah (P1) yang

62
Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

digunakan sebagai minuman pembanding dilakukan pengujian stabilitas polifenol


mempunyai nilai kesukaan keseluruhan pada dua kondisi penyimpanan suhu yaitu
atribut sebesar 2,28 (suka). suhu ruang (29oC) dan suhu refrigerasi
Nilai kesukaan keseluruhan atribut (10oC) selama 14 minggu.
minuman cokelat-rempah yang paling Stabilitas polifenol dalam minuman
disukai formula P5 (75% ekstrak kokoa; cokelat-rempah ditunjukkan dari nilai laju
9% ekstrak kayu secang; 3% ekstrak serai; degradasi polifenol dan waktu paruh
13% ekstrak jahe) yaitu sebesar 2,08 (Tabel 2). Tabel 2 menunjukkan bahwa
(suka), sedangkan nilai kesukaan laju degradasi ketiga minuman cokelat-
keseluruhan atribut minuman cokelat- rempah selama penyimpanan suhu ruang
rempah yang paling tidak disukai formula lebih tinggi dibandingkan suhu refrigerasi
P16 (25% ekstrak kokoa; 16% ekstrak sehingga dapat memberikan waktu paruh
kayu secang; 16% ekstrak serai; 43% yang lebih rendah pada penyimpanan suhu
ekstrak jahe) yaitu sebesar 3,46 (agak ruang dibandingkan suhu refrigerasi. Laju
suka). Hasil pengujian penilaian sensori degradasi pada suhu ruang (29oC) pada
terhadap keseluruhan atribut menunjukkan formula P1 sebesar 0,0430/minggu dengan
bahwa panelis lebih menyukai minuman waktu paruh (t1/2) sebesar 4,0 bulan;
cokelat-rempah pada formula minuman formula P2 sebesar 0,0252/minggu dengan
dengan penambahan ekstrak kokoa sebesar waktu paruh sebesar 6,9 bulan; dan
75%. Panelis cenderung tidak menyukai formula P5 sebesar 0,0295/minggu dengan
minuman cokelat-rempah dengan waktu paruh sebesar 5,9 bulan. Laju
penambahan ekstrak rempah dan degradasi pada penyimpanan suhu
pengurangan ekstrak kokoa yang lebih refrigerasi (10oC) pada formula P1 sebesar
banyak. Penambahan ekstrak kokoa lebih 0,0363/minggu dengan waktu paruh
banyak dalam formulasi minuman lebih sebesar 4,8 bulan; P2 sebesar
disukai oleh panelis. 0,0197/minggu dengan waktu paruh
sebesar 8,8 bulan dan P5 sebesar
Stabilitas Polifenol 0,0256/minggu dengan waktu paruh
Pada pengujian sensori kesukaan, sebesar 6,8 bulan. Nilai laju degradasi
panelis diminta untuk memilih 1 formula polifenol minuman cokelat-rempah selama
minuman cokelat-rempah yang paling penyimpanan suhu ruang lebih tinggi
disukai berdasarkan keseluruhan atribut dibandingkan minuman yang disimpan
(warna, aroma, dan rasa). Hasil pemilihan pada suhu refrigerasi. Suhu dapat
oleh panelis diperoleh 3 formula minuman menyebabkan polifenol terdegradasi
yang paling disukai yaitu formula P1, P2, sehingga stabilitas polifenol lebih rendah.
dan P5. Formula minuman P1, P2, dan P5 Minuman cokelat-rempah yang disimpan

Tabel 2. Nilai laju degradasi dan waktu paruh polifenol pada minuman cokelat-rempah

Laju Degradasi Waktu Paruh Waktu Paruh


Suhu Formula -1
(Minggu ) (Minggu) (Bulan)
P1 0,0430 16,1 4,0
Ruang P2 0,0525 27,5 6,9
P5 0,0295 23,5 5,9
P1 0,0363 19,1 4,8
Refrigerasi P2 0,0197 35,2 8,8
P5 0,0256 27,1 6,8

63
Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

Tabel 3. Persen penurunan aktivitas antioksidan minuman cokelat-rempah pada awal dan akhir
penyimpanan suhu ruang dan suhu refrigerasi

Penurunan Aktivitas Antioksidan (%)


Formula
Suhu Refrigerasi Suhu Ruang
P1 8 10

P2 11 13

P5 12 17

pada suhu refrigerasi memiliki nilai waktu mengalami penurunan lebih tinggi
paruh yang lebih tinggi jika dibandingkan dibandingkan minuman yang disimpan
dengan minuman yang disimpan pada suhu pada suhu refrigerasi untuk semua formula
ruang, karena suhu refrigerasi mampu P1, P2, dan P5 karena pada suhu ruang
mempertahankan polifenol selama polifenol lebih cepat mengalami
penyimpanan. Hal tersebut didukung oleh kerusakan. Penurunan aktivitas
penelitian Coseteng dan Lee (1987), suhu antioksidan minuman cokelat-rempah yang
berpengaruh besar terhadap degradasi disimpan pada suhu ruang tidak
polifenol. Suhu yang terlalu tinggi dapat menunjukkan penurunan yang drastis.
meningkatkan degradasi polifenol.
Pengujian aktivitas antioksidan juga KESIMPULAN
dilakukan pada minuman cokelat-rempah Pengurangan ekstrak kokoa dan
terpilih yaitu P1, P2, dan P5 pada awal dan penambahan ekstrak rempah pada
akhir penyimpanan dan dilakukan formulasi minuman cokelat-rempah
perhitungan persen penurunan aktivitas menurunkan kandungan total polifenol dan
antioksidan (Tabel 3). Tabel 3 aktivitas antioksidan. Formulasi minuman
menunjukkan minuman cokelat-rempah cokelat-rempah yang paling disukai
pada akhir penyimpanan 14 minggu panelis adalah P5 (75% ekstrak kokoa; 9%
mengalami penurunan aktivitas ekstrak kayu secang; 3% ekstrak serai;
antioksidan. Pada formula P1 mengalami 13% ekstrak jahe) yang mengandung
penurunan aktivitas antioksidan lebih kecil kandungan total polifenol sebesar 80,77
dibandingkan formula P2 dan P5 untuk mg/100 mL dan aktivitas antioksidan
semua perlakuan penyimpanan suhu ruang sebesar 72,66 %, serta nilai kesukaan
maupun suhu refrigerasi. Penambahan atribut warna, aroma, rasa dan keseluruhan
ekstrak rempah pada minuman cokelat- berturut-turut 2,08; 1,92; 2,14; dan 2,08.
rempah memberikan penurunan aktivitas Minuman cokelat-rempah yang disimpan
antioksidan lebih tinggi. Persen penurunan pada suhu refrigerasi memiliki stabilitas
aktivitas antioksidan formula P1 yang polifenol sedikit lebih tinggi dibandingkan
disimpan pada suhu refrigerasi sebesar 8% minuman yang disimpan pada suhu ruang
lebih rendah dibandingkan formula P2 dan berdasarkan nilai laju degradasi polifenol
P5 berturut-turut sebesar 11% dan 12% dan waktu paruh.
sedangkan penurunan aktivitas antioksidan
formula P1 yang disimpan suhu ruang DAFTAR PUSTAKA
sebesar 10% lebih rendah dibandingkan Ardani. 2007. Ragam Rempah-Rempah
formula P2 dan P5 berturut-turut sebesar Indonesia. Aksara Utama, Semarang.
13% dan 17%. Penurunan aktivitas Andarwulan, N., Batari, R., Sandrasari, D. A.,
antioksidan minuman cokelat-rempah yang Bolling, B., Wijaya, C. H. 2010.
disimpan pada suhu ruang cenderung Flavonoid content and antioxidant

64
Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

activity of vegetables from Indonesia. pharmacological activities: A review.


Food Chemistry, 121: 1231-1235. Asian Pacific Journal of Tropical
Medicine, 8(6): 421-430.
Biehl, B., Voigt, J. 1996. Biochemical of
chocolate flavour precursors. Proceeding Osakabe, N., Sanbongi, C., Natsume, M.,
of International Cocoa Conference, Takaziwa, T., Gomi, S., Osawa, T. 1998.
Salvador: Bahia. Antioxidative polyphenol isolated from
Theobroma cacao, J. Agric. Food
Coseteng, M. Y., Lee, C. Y. 1987. Changes in
Chemistry, 46, 454-457.
apple polyphenoloxidase and poliphenol
concentration in relation to degree of Pawar, C. R., Landge, A. D., Surana, S. J.
browning. J. of Food Science, 52: 985- 2008. Phytochemical and
989. pharmacological aspects of Caesalpinia
Sappan, Journal of Pharmacy Research,
Chen, F-A., Wu, A-B., Shieh, P., Kuo, D-H.,
Vol.1, Issue 2: 131-138.
Hsieh, C-Y. 2006. Evaluation of the
antioxidant activity of Ruellia tuberose. Soekarto, S. T. 1990. Penilaian Organoleptik,
Food Chemistry, 94: 14-18. Angkasa Bhatara Karya, Bogor.
Godwin, A., Daniel, G. A., Shadrack, D., Stoilova, I., Krastanov, A., Stoyanova, A.,
Elom, S. A., Nana Afua, K. A-B., Denev, P., Gargova, S. 2007. Antioxiant
Godsway, B., Joseph, K. G., Sackitey, N. activity of a ginger extract (Zingiber
O., Isaak, K. B., dan Wisdom, A. 2014. officinale). Food Chemistry, 102: 764-
Determination of elemental, phenolic, 770.
antioxidant and flavonoid properties of
Sari, P., Wijaya, C. H., Sajuthi, D.,
Lemon grass (Cymbopogon citratus Stapf).
Supratman, U. 2012, Color properties,
International Food Research Journal, 21
stability, and free radical scavenging
(5): 1971-1979.
activity of jambolan (Syzygium cumini)
Hurts, W. J., Krake, S. H., Bergmeier, S. C., fruit anthocyanins in a beverage model
Payne, M. J., Miller, K. B., Stuart, D. A. system: native and copigmented
2011. Impact of fermentation, drying, anthocyanins. Food Chemistry, 132:
roasting and dutch processing on flavan- 1908-1914.
3-ol stereochemistry in cacao beans and
Sah, S. Y., Sia, C. M., Chang, S. K., Ang, Y.
cocoa ingredients. Chemistry Central
K., Yim, H. S. 2012. Antioxidant
Journal, 5: 53.
capacity and total phenolic content of
Janson, P. C. 1981. Spices, Condiment and lemongrass (Cymbopogon Citratus)
Medical Plants in Ethopia, Wagenurgan: leave. Annals. Food Science and
Center for Agricultural Publishing and Technology, 13 (2): 150-155.
Documentation.
Tamrin, Harijono, S., Yuwono, S., Estiasih,
Jumepaeng, T., Prachakool, S., Luthria, D. L., T., Santoso, U. 2012. The change of
Chanthai, S. 2013. Determination of catechin antioxidant during vacuum
antioxidant capacity and α-amylase roasting of cocoa powder. J. Nutrition
inhibitory activity of the essential oils Food Science, 2, 10.
from citronella grass and lemongrass.
Wan, J., Vinson, J. A., Etherton, T. D., Proch,
International Food Research Journal,
J., Lazarus, S. A., Kris-Etherton, P. M.
20 (1): 481-485.
2001. Effects of cocoa powder and dark
Kesumaningati. 2009. Analisa Kandungan chocolate on LDL oxidative
Fenol Total Jahe (Zingiber officinale susceptibility and prostaglandin
Rosc.) Secara In vitro. Fakultas concentrations in humans. American
Kedokteran UI, Jakarta. Journal of Nutrition, 74: 596-602.
Nirmal, N. P., Rajput, M. S., Prasad, R. G. S. Yuliatmoko, W. 2007. Efek Konsumsi
V., Ahmad, M. 2015. Brazilin from Minuman Bubuk Kakao Lindak Bebas
Caesalpinia sappan heartwood and its Lemak terhadap Aktivitas Antioksidan

65
Karakteristik Kimia-Sensoris dan Stabilitas Polifenol …
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01 (2015)

dan Ketersediaan Hayati, Tesis, Bogor:


Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Yusianto. 2008. Kakao Manajemen Agribisnis
dari Hulu Hingga Hilir. Penebar
Swadaya, Jakarta.

66

Das könnte Ihnen auch gefallen