Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A. Judul Percobaan:
Alkana, Alkena, dan Alkuna
B. Hari/Tanggal Percobaan:
Senin, 11 Maret 2019; 07.00 WIB
C. Hari/Tanggal Selesai Percobaan:
Senin, 11 Maret 2019; 12.00 WIB
D. Tujuan Percobaan:
1. Membedakan jenis reaksi yang terjadi pada alkana, alkena, dan alkuna.
2. Mengetahui sifat alkana dan alkuna yang dapat dibakar.
E. Dasar Teori
1. Alkana
1. Pengertian Alkana
Senyawa alkana adalah senyawa hidrokarbon yang
mempunyai ikatan jenuh atau ikatan tunggal dengan rumus umum
CnH2n+2, dimana n adalah bilangan asli yang menyatakan jumlah
atom karbon. Alkana juga sering disebut sebagai senyawa alifatik
(Yunani = aleiphas yang berarti lemak). Hal ini dikarenakan lemak-
lemak hewani mengandung karbon rantai panjang yang mirip
dengan alkana (Fessenden & Fessenden, 1982).
Alkana hanya mengandung ikatan tunggal karbon-karbon,
dinamakan pula hidrokarbon jenuh. Empat karbon pada senyawa
alkana tersusun dalam tetrahedron beraturan; sudut antara dua ikatan
adalah 109,5ᵒ. Pada suhu kamar, gugus yang melekat pada ikatan
tunggal pada alkana rantai lurus berotasi bebas pada ikatan tunggal
(Marappung, 1996).
Alkana adalah sebuah hidrokarbon jenuh alisiklik. Alkana
termasuk senyawa alifatik dengan kata lain alkana adalah sebuah
rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal yang sukar
bereaksi dengan senyawa-senyawa lain. Rumus umum alkana
adalah CnH2n+2. Alkana yang paling sederhana adalam metana
dengan rumus CH4 atau paraffin (Oxtoby, dkk, 2011).
1
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
2. Sifat-sifat Alkana
a. Sifat Fisika Alkana
Alkana adalah senyawa nonpolar, sehingga gaya tarik
menarik antar molekul lemah. Titik didih senyawa sebagian
bergantung pada banyaknya energi yang diperlukan oleh
molekul-molekul untuk lolos dari fase cair menuju fase gas.
Kenaikan titik didih pada hakikatnya disebabkan oleh
membesarnyagara tarik Van Der Walls antara molekul yang
semakin panjang. Karena nonpolar, alkana larut dalam pelarut
nonpolar atau sedikit polar seperti misalnya alkana lain, dietil
eter atau benzena. Alkana tidak larut dalam air. Semua alkana
lain lebih ringan daripada air, suatu fakta yang mudah diingat
karena benzena dan minyak motor (yang terutama adalah
alkana) mengapung di atas air (Fessenden & Fessenden, 1982).
b. Sifat Kimia Alkana
Alkana dan sikloalkana tidak reaktif dibandingkan dengan
senyawa organik yang memiliki gugus fungsional. Karena sifat
kurang reaktif ini, terkadang alkana disebut sebagai paraffin.
Ada dua reaksi utama dari alkana, yaitu reaksi dengan halogen
dan pembakaran.
1. Reaksi dengan Halogen (halogenasi)
CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl + produk lain
CH3CH2CH3 + Br2 → CH3CH(Br)CH3 + HBr + produk lain
(Fessenden & Fessenden, 1986).
2. Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi cepat atau senyawa
dengan oksigen. Hampir semua senyawa organik dapat
dibakar. Pembakaran dapat terjadi sempurna dan tidak
sempurna. Pembakaran sempurna ialah pengubahan suatu
senyawa menjadi CO2 dan H2O. Jika persediaan oksigen
tidak cukup untuk pembakaran sempurna, terjadilah
pembakaran tak sempurna. Pembakaran tak sempurna
2
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
3
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
4
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
1. Alkil Halida
Jika alkil halida direaksikan dengan KOH dan NaOH
maka akan mengalami dehidrohalogenasi menjadi alkena.
Urutan kecepatan reasi dehidrogenasi alkil halida adalah
alkil halida tersier > alkil halida sekunder > alkil halida
primer.
2. Asetilena
Asetilena jika dihidrogenasi dengan adanya Pb dalam
H2SO4 akan menghasilkan alkena.
3. Alkohol
Alkohol akan mengalami reaksi dehidrasi jika
ditambahkan asam sulfat pekat, P2O3, atau asam fosfat.
Urutan kecepatan dehidrasi adalah alkohol tersier > alkohol
sekunder > alkohol primer.
3. Alkuna
1. Pengertian Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan
rangkap tiga. Secara umum memiliki rumus CnH2n-2. Pada rantai
karbonnya, dibandingkan dengan alkana dan alkena yang sesuai,
alkuna mempunyai jumlah atom H yang lebih sedikit (Fessenden &
Fessenden, 1982).
2. Sifat Alkuna
a. Sifat Fisika
Alkuna memiliki sifat yang sama dengan alkana dan alkena,
yaitu termasuk senyawa nonpolar, tidak larut dalam air tetapi
larut dalam senyawa nonpolar. Titik didih semakin tinggi jika
jumlah atom C bertambah dan semakin berkurang jika adanya
percabangan atom C.
b. Sifat Kimia
1. Hidrogenasi
Hidrogenasi alkuna dengan hidrogen akan
mengasilkan alkana
5
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
Contoh:
HC CH + H2 → H3C – CH3
2. Halogenasi
Alkana dapat beradisi dengan halogen menghasilkan
suatu dihaloalkena.
Contoh:
H3C – C C – CH3 + Cl2 → H3C – CH – CH – CH3
Cl Cl
3. Hidrohalogenasi
Alkuna dapat bereaksi dengan hidrogen halida
menghasilkan haloalkena.
Contoh:
H3C – C C – CH3 + HCl → H3C – CH – C = C – CH3
Cl
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting contohnya adalah
etuna (asetilena), C2H2. Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan
baja.
F. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Tabung reaksi besar 1 buah
2. Tabung reaksi kecil 2 buah
3. Selang plastik 1 buah
4. Penutup karet 1 buah
5. Wadah 1 buah
6. Korek api 1 buah
7. Busen 1 buah
8. Pipet tetes 3 buah
b. Bahan
1. Elpiji secukupnya
2. Air brom 7 mL
3. Padatan CaC2 secukupnya
4. Aquades secukupnya
6
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
G. Alur Percobaan
1.
Gas LPG 5 ml air brom
1. Dimasukkan kedalam tabung reaksi besar
3. Gas LPG
1. Dihubungkan dengan pembakar bunsen
2. Dinyalakan dan diamati api yang terjadi
Hasil Pengamatan
4. Bongkahan karbit
1. Dimasukkan kedalam tabung reaksi besar
2. Dihubungkan dengan tabung reaksi yang diletakkan
terbalik pada bak berisi air
3. Bongkahan karbit diberi beberapa tetes air
4. Dibiarkan sampai gas mengisi tabung reaksi yang
diletakkan terbalik
5. Setelah tabung penuh dengan gas, tabung
diangkat sambil ditutup mulut tabung dengan
jempol
6. Dibakar lidi dan diarahkan ke mulut tabung
7. Dicatat peristiwa yang terjadi
Hasil Pengamatan
7
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
H. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
No. Prosedur percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. Gas LPG - Air brom - Air brom + gas Propana : Air brom yang
5 ml air brom
larutan LPG berubah CH3CH2CH3(g) + dialiri gas LPG
- Dimasukkan berwarna menjadi Br2(aq) → terjadi reaksi
kuning larutan tidak CH3CH(Br)CH3(g) + substitusi oleh gas
kedalam tabung
- Gas LPG gas berwarna HBr(aq) LPG yang ditandai
reaksi besar
tidak dengan warna air
berwarna dan CH3CH2CH3(g) + brom berubah
- Dialirkan gas LPG kedalam tabung berbau khas Br2(aq) → menjadi tidak
reaksi yang berisi air brom CH3CH2CH2(Br)(g) + berwarna
HBr(aq)
- Diamati dan dicatat sampai air brom
berubah menjadi tidak berwrana
Butana :
CH3CH2CH2CH3(g) +
Hasil Pengamatan Br2(aq) →
CH3CH(Br)CH2CH3(g)
+ HBr(aq)
CH3CH2CH2CH3(g) +
Br2(aq) →
CH3CH2CH2CH2(Br)
(g) + HBr(aq)
8
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
Isobutana :
CH3CH2(CH3)CH3(g)
+ Br2(aq) →
CH3C(CH3)(Br)CH3(g)
+ HBr(aq)
CH3CH2(CH3)CH3(g)
+ Br2(aq) →
CH3CH(CH3)CH2(Br)
(g) + HBr(aq)
2. Bongkahan karbit 5 ml air brom - Karbit - Karbit ditetesi CaC2(s) + 2H2O(l) → Reaksi antara gas
bongkahan air Ca(OH)2(aq) + asetilen dan air
- Dimasukkan - Dimasukkan berwarna abu- menghasilkan C2H2(g) brom adalah
kedalam kedalam abu dan gas berbau termasuk reaksi
tabung reaksi tabung reaksi berbau khas menyengat adisi alkuna yang
+
besar kecil menyengat - Air brom dibuktikan dengan
2Br2(aq) →
- Aquades dialiri gas warna air brom
- Karbit ditetesi larutan tidak berubah warna yang berubah
air berwarna jadi tidak menjadi tidak
- Air brom berwarna + berwarna saat
- Tabung reaksi besar dan kecil larutan dialiri gas asetilen.
dihubungkan dengan selang untuk berwarna
mengalirkan gas dari tabung reaksi kuning
besar
9
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
Br2(aq) →
- Tabung reaksi kecil terus dialiri gas
sampai warna air brom berubah
jadi tidak berwarna
Hasil Pengamatan
3. Gas LPG - Gas LPG gas - Nyala api Gas LPG Gas LPG
tidak berwarna berwarna biru Propana : menghasilkan nyala
- Dihubungkan dengan pembakar dan berbau CH3CH2CH3(g) + api berwarna biru
spirtus menyengat 5O2(g) → 3CO2(g) + sebagai tanda
4H2O(l) tejadinya
- Dinyalakan dan diamati api
pembakaran
yang terjadi
Butana : sempurna.
Hasil Pengamatan CH3CH2CH2CH3(g) +
13/2O2(g) → 4CO2(g)
+ 5H2O(aq)
Isobutana :
CH3CH(CH3)CH3(g) +
13/2O2(g) → 4CO2(g)
+ 5H2O(l)
10
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
4. Bongkahan karbit - Karbit - Karbit + air CaC2(s) + 2H2O(l) → Uji nyala asetilena
bongkahan terjadi Co(OH)2(aq) + merupakan
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi berwarna abu- gelembung gas C2H2(g) pembakaran tidak
besar abu berbau pada tabung sempurna, yang
khas yang Uji nyala asetilen : dibuktikan dengan
- Dihubungkan dengan tabung reaksi yang menyengat dihubungkan C2H2(g) + O2(g) → terjadinya ledakan
diletakkan terbalik pada bak berisi air - Air larutan dengan selang CO(g) + H2O(l) + C(s) dan munculnya
tidak berwarna - Api diarahkan jelaga berwarna
- Bongkahan karbit diberi beberapa tetes ke mulut hitam pada dinding
air tabung terjadi tabung reaksi.
ledakan dan
- Dibiarkan sampai gas mengisi tabung
menghasilkan
reaksi yang diletakkan terbalik
jelaga
- Setelah tabung penuh dengan gas, berwarna
tabung diangkat sambil ditutup mulut hitam pada
tabung dengan jempol dinding tabung
reaksi
- Dibakar lidi dan diarahkan ke mulut
tabung
-HasilDicatat peristiwa yang terjadi
Pengamatan
11
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
12
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
12
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
Senyawa alkana yang terdapat dalam gas elpiji akan bereaksi dengan
air brom, yaitu reaksi pergantian atom H dengan Br. Terjadinya reaksi
substitusi dibuktikan dengan adanya perubahan warna pada air brom.
Alkana mengalami reaksi substitusi dengan halogen Br2 sehingga dapat
disebut halgenasi. Berikut reaksi yang terjadi pada senyawa alkana
dengan air brom:
1. Propana
a. H3C CH2 CH3 + Br2 H3C CH2 CH2 Br + HBr (aq)
b. H3C CH2 CH3 (aq) + Br2 (aq) H3C CH CH3 + HBr (aq)
CH3
(aq)
2. Butana
a. H3C CH2 CH2 CH3 (aq) + Br2 (aq) H3C CH2 CH2 CH2 Br (aq) + HBr (aq)
b. H3C CH2 CH2 CH3 (aq) + Br2 (aq) H3C CH2 CH CH3 + HBr (aq)
Br
(aq)
3. Isobutana
a. CH3 – CH – CH3 + Br2 → H3C – CH – CH2 – Br + HBr
CH3 CH3
Br
b. CH3 – CH – CH3 + Br2 → H3C – C – CH3 + HBr
CH3 CH3
2. Percobaan 2
Pada percorcobaan kedua yaitu melakukan uji nyala gas elpiji yang
dapat dibakar. Zat yang digunakan adalah gas elpiji.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menghubungan gas elpiji
menggunakan selang. Setelah titu ditempatkan didekat bunsen.
Kemudian dinyalakan bunsen dan menghasilkan nyala api berwarna
biru yang menandakan bahwa pembakaran terjadi sempurna.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa alkana dapat dibakar dengan reaksi pembakaran
sempurna yang menghasilkan warna api biru.
13
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
3. Percobaan 3
Pada percobaan ketiga yaitu melakukan uji nyala alkuna yang dapat
dibakar. Zat yang digunakan dalam percobaan ini adalah CaC2.
Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan padatan
karbit ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, ditutup tabung reaksi dengan
penutup karet. Pada tabung reaksi yang lain dimasukkan air. Lalu,
ditempatkan terbalik dalam bak yang berisi air. Kemudian selang
dihubungkan ke tabung reaksi yang berada di dalam bak tersebut.
Setelah semua sudah siap, menambahkan aquades sedikit demi sedikit
ke dalam tabung reaksi yang berisi padatan karbit dengan cara membuka
sedikit penutup karet dan ditetesi aquades menggunakan pipet tetes lalu
ditutup kembali tabung reaksi tersebut. Dari penambahan aquades pada
karbit menghasilkan gas asetilena yang dibuktikan dengan
tergantikannya air di dalam tabung reaksi yang berada di bak dengan gas
tersebut sehingga air yang ada di dalam tabung reaksi tersebut terdesak
keluar oleh gas tersebut. Gas asetilen berbau dan panas. Jika
diperhatikan, gas karbit berbau tidak sedap. Namun sebenarnya gas
asetilena murni tidaklah berbau busuk bahkan sedikit harum. Bau busuk
ini terjadi karena gas asetilena yang dibuat dari batu karbit tidak murni,
tetapi mengandung campuran zat pengotor. Adanya rasa panas karena
adanya reksi eksoterm. Berikut reaksi yang terjadi pada percobaan ini:
CaC2 (s) + H2O (l) → C2H2 (g) + Ca(OH)2 (aq)
Selanjutnya, setelah tabung reaksi penuh dengan gas asetilen.
Kemudian, mulut tabung reaksi ditutup, diambil, dan dibalik sehingga
mulutnya menghadap ke atas. Kemudian dibawa menjauh agar saat uji
nyala tidak mengenai zat-zat lain yang ada di laboratorium.
Pada saat uji nyala, pertama yang dilakukan adalah menyalakan
api dengan menggunakan sebatang lidi kemudian diarahkan pada mulut
tabung reaksi. Saat itu, didapatkan api yang menyala dengan cepat
berwarna jingga kemerahan. Hal tersebut karena adanya gas asetilena
yang membuat temperatur nyala api lebih tinggi. Serta pada saat uji
nyala dihasilkan jelaga warna hitam. Adanya jelaga membuktikan
14
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
Br Br
15
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
HC CH + Br2 HC CH + Br2 HC CH
Br Br Br Br
Dari persamaan reaksi tersebut, dapat diketahui bahwa alkuna
(ikatan rangkap 3) akan mengalami reaksi adisi menjadi alkena (ikatan
rangkap 2). Jika direaksikan dengan halogen berlebih maka akan
menjadi alkana (ikatan tunggal). Reaksi adisi yang terjadi pada
percobaan ini disebabkan oleh pemutusan rantai oleh halogen sehingga
disebut reaksi halogenasi.
J. Kesimpulan
Dari hasil percobaan “Alkana, Alkena, dan Alkuna” yang telah kami
lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Alkana mengalami reaksi substitusi dengan halogen Br2 (Halogenasi).
2. alkana dapat dibakar dengan reaksi pembakaran sempurna yang
menghasilkan warna api biru.
3. Sifat alkuna yang dapat dibakar adalah nyala api berwarna jingga
kemerahan dan terjadi pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan
gas CO dan H2O yang disertai jelaga berwarna hitam.
4. Senyawa alkuna jika direaksikan dengan halogen berlebih akan
mengalami reaksi adisi.
K. Daftar Pustaka
Fessenden, Ralph J dan Joan, S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi
ketiga Jilid 1. Jakarta. Erlangga.
Marappung. 1996. Kimia Organik 1. Bandung.
Oxtoby, dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi 4 Jilid 2. Ab :
Achmadi. Jakarta: Erlangga.
Riswiyantoro.2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
16
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
L. Lampiran
1. Jawaban Pertanyaan
1) Apakah isi dari gas elpiji? Tulis rumus kimianya!
Jawaban:
Isi dari gas elpiji adalah propana, butana, dan iso-butana.
• Rumus kimia propana :
+ Br2 → + Br2 →
Alkohol fenol
Jawaban:
1) Kesimpulan umum apakah yang dapat diambil mengenai kelarutan
alkohol didalam air, berdasarkan hasil percobaan diatas? Manakah
17
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
dari 1-pentanol dan 1-heptanol yang lebih sukar larut dalam air?
Jelaskan !
Dalam petunjuk yang ada tidak menunjukkan adanya hasil dari reaksi
ini.
18
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
19
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
8) Tulislah persamaan reaksi antara fenol dan air brom! Sebutkan jenis
reaksi yang terjadi!
OH
+ 3 Br2 → atau
(2,4,6-tribromo fenol)
20
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
2. Dokumentasi
Alur Gambar Keterangan
1. Uji Alkana
Dimasukkan ke dalam 5 ml air brom berwarna
tabung reaksi kuning dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
21
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
2. Dihubungkan Menghubungkan
dengan pipa tabung reaksi
bengkok B ke yang berisi karbit
tabung C yang dengan tabung
ditempatkan reaksi yang berisi
terbalik dalam air dan diletakkan
bak D yang berisi terbalik di dalam
air bak yang berisi air
menggunakan
selang.
3. Ditambahkan air Praktikan
ke dalam tabung menambahkan
A dengan beberapa tetes
menggunakan aquades melalui
pipet mulut tabung
reaksi
menggunakan
pipet tetes.
4. Ditutup kembali Menutup kembali
tabung A tabung reaksi
besar
menggunakan
penutup karet.
22
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
gas menggunakan
ibu jari.
4. Percobaan 4
1. Butiran-butiran Memasukkan
karbit padatan karbit ke
dimasukkan ke dalam tabung
dalam tabung reaksi besar
reaksi A
23
Laporan Praktikum Kimor 2
Alkana, Alkena, dan Alkuna
24