Sie sind auf Seite 1von 11

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI OKUPASI AKTIVITAS MENGGAMBAR


TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT
PANTI SOSIALTRESNA WERDHA MULIA DHARMA
KABUPATEN KUBU RAYA

JUMA’ADIL
NIM I32112017

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
PENGARUH TERAPI OKUPASI AKTIVITAS MENGGAMBAR
TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MULIA DHARMA
KABUPATEN KUBU RAYA

Juma'Adil*,Arina Nurfianti, Ns., M.Kep **Yuyun Tafwidhah, S.KM., M.Kep **


*Mahasiswa Program Studi Keperawatan, Universitas Tanjungpura, **Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat, ***Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kubu Raya

ABSTRAK

Latar Belakang : Depresi adalah gangguan kejiwaan yang paling umum pada lansia yang dapat
bermanifestasi sebagai depresi berat atau depresi ringan ditandai dengan kumpulan gejala
depresi.13 Depresi merupakan penyebab penderitaan emosional tersering dan mengakibatkan
penurunan kualitas hidup pada lansia. Salah satu cara untuk mengoptimalkan fungsi kognitif lansia
adalah dengan menggunakan terapi okupasi. Dari hasil observasi bahwa sebagian lansia
mengatakan kehidupan mereka tidak ada gunanya lagi dan sudah tidak ada harapan hidup lagi, dan
ada sebagian lansia banyak yang menyendiri tidak mau bergaul dengan lansia lainnya. Mereka
mengatakan sudah tidak betah tinggal di Panti Werdha.
Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi okupasi aktivitas menggambar terhadap tingkat depresi
pada lansia di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian desain penelitian eksperimen semu quasi-
experiment dengan pre test and post test nonequivalent control group. Dengan menggunakan
tehnik nonprobability sampling dengan purposive sampling dimana dilakukan pemberian
intervensi berupa terapi okupasi aktivitas menggambar kepada sebagian sampel. Jumlah sampel
pada penelitian ini berjumlah 32 orang.
Hasil : Setelah dianalisis dengan uji t berpasangan terdapat pengaruh terapi okupasi aktivitas
menggambar terhadap tingkat depresi pada lansia di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Mulia
Dharma. Hasil uji statistik t berpasangan yang didapat hasil p value = 0.000 (p< 0,05)
menunjukkan terjadi pengaruh tingkat depresi pada responden setelah dilakukan terapi okupasi
aktivitas menggambar.
Kesimpulan : Terapi okupasi aktivitas menggambar berpengaruh terhadap tingkat depresi pada
lansia dan dapat digunakan sebagai tindakan preventif dan promotive untuk depresi pada lansia.

Kata Kunci : Depresi, Lansia, Terapi Okupasi Aktivitas Menggambar


Referensi : ( 2005-2015)
The Occupational Therapy : Drawing Activities On Elderly With Depression
In Tresna Werdha Mulia Dharma Geriatry Shelter, Kubu Raya Regency

Juma'Adil*,Arina Nurfianti, Ns., M.Kep **Yuyun Tafwidhah, S.KM., M.Kep **


*Mahasiswa Program Studi Keperawatan, Universitas Tanjungpura, **Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat, ***Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kubu Raya

ABSTRACT

Background : Depression is the most common psychiatric disorder in the elderly that lead to
severe depression or mild depression marked by a collection of symptoms. Depression mostly
causes emotional distress and lowering elderly’s quality of life. One way to optimize cognitive
function of elderly is by using occupational therapy. From the observation that most seniors say
that their lives are useless and have no hope of living longer, and there are some elderly do not
want to socialize with other seniors. They said that is not comfort to stay in the Werdha center.
Purpose : To know the influence of occupational therapy drawing activities on the level of elderly
depression in UPT Social Panti Tresna Werdha Venerable Dharma.
Methods: This study used quasi-experimental with pre-Test and post-Test non-equivalent control
group. Nonprobability sampling technique with purposive sampling was used and done in the form
of interventions for occupational therapy drawing activities to some samples. The number of
samples in this study is 32 people.
Results: After analysis using by paired t-test there is significant occupational therapy drawing
activity on the level of depression in elderly UPT Social Panti Tresna Werdha Venerable Dharma.
The results of paired t-test statistic with p value = 0.000 (p <0.05) showed an influence on
respondents' level of depression after occupational therapy drawing activity.
Conclusion: Occupational therapy drawing activities affect the level of depression in the elderly
and can be used as a preventive and promotive action for depression in the elderly.

Keywords: Depression, Elderly, Occupational Therapy, Drawing Activities


References: (2005-2016)
PENDAHULUAN (Blazer,2009). Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa depresi pada lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu menyebabkan peningkatan penggunaan
keadaan yang terjadi di dalam kehidupan rumah sakit dan outpatient medical services
manusia. Proses menua merupakan proses ( Unutzer,2007). Depresi mayor pada lansia
sepanjang hidup tidak hanya dimulai pada setelah masa follow-up yang lebih lama
satu waktu tertentu tetapi dimulai sejak menunjukkan perjalanan yang kronik pada
permulaan kehidupan (Dewi, 2014). beberapa penelitian (unutzer, 2007).
Penduduk lansia di dunia yang berusia Dampak terburuk dari depresi yang
lebih dari 60 tahun akan mencapai 1,2 berkepanjangan dan tidak tertangani
miliar pada tahun 2025. Pertumbuhan adalah besarnya resiko bunuh diri.
jumlah penduduk lansia di Indonesia Parahnya, lansia menduduki peringkat
tercatat sebagai paling pesat di dunia dalam pertama untuk kasus bunuh diri (Videbeck,
kurun waktu tahun 1990-2025. Jumlah 2008).
lansia pada tahun 2005 sekitar 16 juta Salah satu cara untuk mengoptimalkan
orang, akan meningkat menjadi 25,5 juta fungsi kognitif lansia adalah dengan
pada tahun 2020, atau sebesar 11,3% dari menggunakan terapi okupasi. Terapi okupasi
jumlah penduduk, sehingga jumlah lansia di merupakan suatu bentuk psikoterapi suportif
Indonesia akan berada diperingkat empat berupa aktivitas yang membangkitkan
dunia di bawah Cina, India dan Amerika kemandirian secara manual, kreatif dan
Serikat ( Depkes, 2010). edukasional untuk penyesuaian diri dengan
Masalah mental merupakan salah satu lingkungan dan meningkatkan derajat
masalah penting yang harus diperhatikan kesehatan fisik dan mental pasien ( Idris,
pada lansia. Berbagai perubahan hidup yang 2015). Terapi okupasi merupakan kegiatan
dihadapi oleh lansia sepanjang hayatnya, kesehatan yang menangani pasien dengan
seperti penurunan fungsi organ-organ tubuh, gangguan fisik atau mental dengan aktifitas
konflik dengan keluarga ataupun kondisi terapeutik. Terapi okupasi tenyata lebih
lainnya dapat memicu terjadinya depresi signifikan tingkat penurunan tingkat stres
(Chan et al, 2005). Depresi adalah gangguan dibandingkan dengan logoterapi. Stres
kejiwaan yang paling umum pada lansia memiliki hubungan yang sangat erat
yang dapat bermanifestasi sebagai depresi terhadap terjadinya depresi. Seseorang
berat atau depresi ringan ditandai dengan mengalami depresi akibat tidak mampu
kumpulan gejala depresi ( Taqui,2007). berespon atau beradaptasi terhadap stresor
Depresi yang sering terjadi pada lansia dengan baik ( Idris, 2015).
biasanya terkait oleh faktor psikologis, Perkembangan ilmu psikologi
karakteristik kepribadian, dan pengalaman membuka berbagai ruang baru dalam
hidup yang penuh tekanan, serta masalah memberikan berbagai alternatif terkait
kesehatan fisik yang terkait dengan proses intervensi gangguan psikologis, salah
penuaan (Fitri,2011). Lansia yang memiliki satunya berupa art therapy (terapi seni). Art
kesehatan fisik yang baik serta tidak therapy adalah jenis terapi dengan
memiliki riwayat stress pada masa menggunakan beberapa media seni sebagai
mudanya maka akan memiliki resiko yang intervensinya, sehingga pasien atau klien
relatif rendah untuk mengalami depresi pada dapat berekspresi dan bekerja melalui
usia lanjut (TBDI,2012) . Depresi pada permasalahan dan perhatiannya ( case,
lansia banyak ditemukan pada lansia yang 1992). Salah satu terapi psikologis yang
tinggal di lingkungan komunitas (5-20%), mampu mengeksplorasi alam bawah sadar
pada lansia dengan penyakit akut dan sedang individu untuk merefleksikan masa lalunya
dalam perawatan intensif (25%), serta lansia serta hal yang mempengaruhinya pada saat
yang tinggal di Panti Werdha (25-40%). ini dan pada masa depan adalah terapi
Depresi pada lansia yang tidak menggambar. Terapi menggambar
ditangani dapat berlangsung bertahun-tahun mendorong individu membuat karya seni
dan dihubungkan dengan kualitas hidup yang melibatkan proses berpikir serta
yang jelek, kesulitan dalam fungsi sosial dan perasaannya. Setiap karya seni yang
fisik, kepatuhan yang jelek terhadap terapi, diciptakan membuat kesadaran individu
dan meningkatnya morbiditas dan mortalitas semakin berkembang terhadap pengalaman-
akibat bunuh diri dan penyebab lainnya
pengalaman hidup yang berupa reaksi sampling pada penelitian ini menggunakan
emosional terhadap setiap kejadian hidup tehnik nonprobability sampling dengan
yang dilalui, sehingga akan bermanfaat purposive sampling, yaitu mengambil
dalam meningkatkan potensi positif dirinya keseluruhan subyek penelitian sesuai dengan
dalam mencegah atau menghadapi kriteria inklusi yang telah ditentukan
permasalahan nantinya. Terapi seni melalui peneliti. Jumlah sampel dalam penelitian ini
media menggambar dalam meningkatkan adalah 32 orang. Tempat penelitiuan ini
kualitas hidup penderita kanker payudara(. dilakukan di panti social tresna werdha
Dalam penelitiannya ditemukan bahwa mulia dharma kuburaya pada tanggal 9-27
terapi seni melalui media menggambar mei 2016.
mampu mereduksi kecemasan, depresi, serta Kriteria inklusi dalam penelitian ini
perasaan tertekan atau stres pada pasien adalah lansia yang mengalami depresi yang
karena mereka mampu mengekspresikan sebelumnya telah diukur menggunakan
perasaan negatifnya melalui seni. Hal ini instrument GDS (geriatric depression scale
membuat pasien mampu menilai hidupnya ) dan bersedia menjadi responden dan
secara positif serta memiliki pegangan melakukan inform consent.
dan tujuan hidup sehingga kualitas Instrument penelitian yang digunakan
hidupnya menjadi lebih baik dibandingkan dalam penelitian ini adalah kuesioner
sebelum pemberian terapi (Gussak, 2009). geriatric depression scale (GDS) yang akan
Berdasarkan hasil pengambilan data diberikan seblum dan sesudah dilakukan
awal yang lakukan di UPT Panti Sosial terapi okupasi aktifitas menggambar.
Tresna Werdha Mulia Dharma didapatkan
jumlah lansia yang tinggal di UPT Panti HASIL
Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma
tersebut sebanyak 70 orang dengan jumlah Analisis univariat pada penelitian ini
perempuan 29 orang dan laki-laki 41 orang. dilakukan berdasarkan data karakteristik
Dari hasil observasi bahwa sebagian lansia responden yaitu berdasarkan jenis kelamin,
mengatakan kehidupan mereka tidak ada usia dan tingkat pendidikan responden
gunanya lagi dan sudah tidak ada harapan responden di panti social tresna werdha
hidup lagi, dan ada sebagian lansia banyak mulia dharma tahun 2016.
yang menyendiri tidak mau bergaul dengan
lansia lainnya. Mereka mengatakan sudah Table 1. karakterisik responden di upt panti
tidak betah tinggal dipanti werdha, bosan social trersna werdha mulia dharma
dengan rutinitas sehari-hari dan juga kabupaten kuburaya
kegiatan aktifitas yang ada di UPT Panti
Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma yang Karakteristik Frekuensi Persen
responden (F) (%)
masih kurang. Berdasarkan fenomena
Jenis kelamin Laki-laki 21 65,6
tersebut penulis tertarik untuk sebuah perempuan 11 34,4
melakukan penelitian tentang pengaruh Usia 60-69 tahun 18 56,2
terapi okupasi aktivitas menggambar 70-79 tahun 12 37,5
terhadap tingkat depresi pada lansia di UPT 80-89 tahun 2 6,2
Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma. Tingkat Tidak 24 75
pendidikan sekolah
sd 8 25
TUJUAN
total 32 100
Mengetahui pengaruh terapi okupasi Sumber data primer 2016
aktivitas menggambar terhadap tingkat Berdasarkan hasil analisis pada tabel
depresi pada lansia di UPT Panti Sosial 4.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah
Tresna Werdha Mulia Dharma. responden terbanyak adalah berjenis
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 21 (65,6
METODE %). Rentang usia terbanyak yaitu rentang
Desain penelitian ini adalah penelitian usia 60-69 tahun yaitu sebanyak 18 (56,2
kuantitatif, dengan menggunakan desain %). Tingkat pendidikan terbanyak yaitu
penelitian eksperimen semu quasi- tidak sekolah sebesar 24 (75%).
experiment dengan pre test and post test
nonequivalent control group. Tehnik
Table 2. Karakteristik Tingkat Depresi didapatkan nilai p = 0,069. Berdasarkan data
Responden Berdasarkan Status Depresi Pada diatas dapat disimpulkan bahwa nilai p
Pretest Dan Postest (0,069) > 0,05 yang artinya Ho diterima dan
tidak ada pengaruh terapi okupasi aktivitas
Pretest postest menggambar terhadap tingkat depresi pada
Kategori lansia di UPT Panti Sosial Tresna Werdha
Depresi Frekuens Persen Frekuensi Persen
i (F) (%) (F) (%) Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya.
Depresi 12 37,5% 23 71,9%
Ringan
Depresi 12 37,5% 6 18,8% Table 4. Hasil Analisis Uji T Berpasangan
Sedang Skor Depresi Sebelum Dan
Depresi 8 26% 3 9,4% Sesudah Terapi Okupasi
Berat Aktivitas Menggambar
Total 32 100% 32 100% Kelompok Perlakuan/Intervensi
Sumber data primer 2016 Variabel Mean Sd Min- P
Max Value
Berdasarkan hasil analisis pada tabel Skor depresi 9,88 2,335 4,027- 0,000
4.2 didapatkan kondisi depresi lansia sebelum 6,473
sebelum dan sesudah dilakukannya terapi Skor depresi 4,62 1,025
okupasi aktivitas menggambar pada lansia di sesudah
UPT Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Sumber data primer 2016
Dharma Kabupaten Kubu Raya
menggunakan Geriatric Depression Scale Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa
(GDS) didapatkan hasil skor yang rata-rata depresi sebelum dilakukan terapi
bervariasi. Kategori depresi pada pretest okupasi aktivitas menggambar di UPT Panti
paling tinggi yaitu depresi ringan dan Sosial Tresna Werdha Kabupaten Kubu
depresi sedang yaitu 37,5% sedangkan Raya yaitu 9,88 dengan standar deviasi
kategori depresi paling rendah adalah 2,335 dan rata-rata skor depresi sesudah
depresi berat yaitu 26% dan kategori depresi kelompok perlakuan/intervensi diberikan
pada posttest paling tinggi adalah depresi terapi okupasi aktivitas menggambar yaitu
ringan yaitu 71,9% sedangkan kategori 4,62 dengan standar deviasi 1,025 dengan
paling rendah adalah depresi berat yaitu nilai min-max 4,027-6,473 serta didapatkan
9,4%. nilai p = 0,000. Berdasarkan data diatas
dapat disimpulkan bahwa nilai p (0,000) <
Table 3. Hasil Analisis Uji T 0,05 yang artinya Ho ditolak dan ada
Berpasangan Skor Depresi Sebelum Dan pengaruh terapi okupasi aktivitas
Sesudah Terapi Okupasi Aktivitas menggambar terhadap tingkat depresi pada
Menggambar Kelompok Kontrol lansia di UPT Panti Sosial Tresna Werdha
Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya
Variabel Mean SD Min- P setelah diberikan perlakuan.
max Value
Skor depresi 8,81 2,786 -9,13 0,069
sebelum -0,38 Table 5. Hasil Analisis Uji T Tidak
Skor depresi 9,25 2,266 Berpasangan Perbedaan Pengaruh Terapi
sesudah Okupasi Aktivitas Menggambar Terhadap
Skor Depresi Pada Lansia Kelompok
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan Perlakuan Dan Kelompok Kontrol.
bahwa rata-rata skor depresi sebelum, terapi N Mean Sd P Value
okupasi aktivitas menggambar kelompok
kontrol di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Perlakuan/inter 32 4,62 1,025 0,000
Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya yaitu vensi
8,81 dengan standar deviasi 2,786 dan rata- Kontrol 32 9,25 2,266
rata skor depresi sesudah, terapi okupasi
aktivitas menggambar kelompok kontrol
yaitu 9,25 dengan standar deviasi 2,266 Berdasarkan tabel diatas, didapatkan
dengan nilai min-max -9,13 – 0,38 serta bahwa rata-rata skor Geriatic Depression
Scale (GDS) kelompok perlakuan adalah tahun) sebanyak 12 responden (37,5%)
4,62 dengan standar deviasi 1,025 dan rata- serta usia (80-89 tahun) sebanyak 2
rata rata-rata skor Geriatic Depression Scale responden (6,2%). Penelitian yang sama
(GDS) kelompok kontrol adalah 9,25 dilakukan dimana depresi pada lansia
dengan standar deviasi 2,266 dan didapatkan paling banyak ditemukan pada usia 60-74
p = 0,000. Berdasarkan data diatas dapat yaitu sebanyak 39 dari 59 responden62.
disimpulkan bahwa nilai p (0,000) < 0,05 Penelitian serupa menyatakan bahwa
yang artinya Ho ditolak dan ada perbedaan proporsi lanjut usia yang mengalami
pengaruh terapi okupasi aktivitas depresi meningkat seiring bertambahnya
menggambar terhadap tingkat depresi pada usia, baik di panti maupun di
lansia kelompok perlakuan dan kelompok komunitas63.Hasil penelitian ini sejalan
kontrol. dengan penelitian, bahwa ada hubungan
yang bermakna antara usia dengan
PEMBAHASAN kejadian depresi yaitu dengan p=0,023,
Salah satu faktor yang dapat
1. Karakteristik dan Distribusi mempengaruhi depresi adalah semakin
Responden Berdasarkan Jenis tuanya umur seseorang. Kondisi depresi
Kelamin akan semakin bertambah berat seiring
Berdasarkan hasil penelitian, lansia dengan pertambahan umur seseorang64.
laki-laki terbukti lebih banyak Beberapa faktor yang mempengaruhi
mengalami depresi dibanding lansia adanya perbedaan ini adalah jumlah
wanita dimana terdiri dari 21 orang laki- populasi yang tidak sama serta distribusi
laki dan 11 orang wanita. Hal ini usia responden yang berbeda disetiap
dipengaruhi oleh populasi responden tempat penelitian. Berdasarkan beberapa
laki-laki yang jumlahnya lebih banyak hasil penelitian tersebut dapat ditarik
di UPT Panti Sosial Tresna Werdha kesimpulan bahwa setiap tingkatan usia
Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya. pada lansia memiliki kesempatan yang
Hasil penelitian lainnya dimana dalam sama dalam munculnya kejadian depresi.
penelitiannya didapatkan hasil bahwa Perbedaan jumlah kejadian depresi dapat
responden yang berjenis kelamin laki- berbeda bergantung pada responden dan
laki sebanyak 9 orang atau sebesar tempat dilakukannya penelitian.
22,5%, sedangkan responden yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 3. Karakteristik dan Distribusi
31 orang atau sebesar 77,5%. Responden Berdasarkan Tingkat
Didapatkan nilai p= 0,034 yaitu ada Pendidikan
perbedaan kejadian depresi pada lansia Penelitian ini juga memaparkan
antara laki-laki dengan lansia perbedaan jumlah lansia yang mengalami
perempuan di panti wersa pelkris depresi berdasrkan tingkat
pengayoman kota semarang. Beberapa pendidikannya. Berdasarkan hasil yang
faktor yang mempengaruhi adanya didapatkan bahwa rata-rata tingkat
perbedaan ini adalah jumlahatka pendidikan responden yang terbanyak
populasi yang tidak sama serta adalah tidak sekolah dengan jumlah
distribusi usia responden yang berbeda responden sebanyak 24 responden. Selain
disetiap tempat penelitian. Perbedaan itu yang hanya mendapatkan pendidikan
jumlah kejadian depresi dapat berbeda formal SD walaupun tidak tamat
bergantung pada responden dan tempat memiliki jumlah populasi depresi yaitu
dilakukannya penelitian. sebanyak 8 responden. Dimana lansia
yang tidak sekolah terbukti memiliki
2. Karakteristik dan Distribusi presentasi terbesar dalam status depresi65.
Responden Berdasarkan Usia Seperti yang telah dijelaskan bahwa
Berdasarkan hasil yang didapatkan seseorang dengan pendidikan yang
dalam penelitian ini menunjukkan usia rendah akan memiliki kemungkinan yang
responden yang menduduki jumlah lebih besar untuk tidak memeriksakan
populasi depresi paling banyak adalah kondisi kesehatannya jika belum sampai
usia (60-69 tahun) sebanyak 18 pada tahap yang buruk atau parah,
responden (56,2%) dan usia (70-79
sampai hal tersebut dirasakan 5. Pengaruh Terapi Okupasi Aktivitas
mengganggu aktivitasnya. Dimana lansia Menggambar Terhadap Tingkat
yang tidak sekolah terbukti memiliki Depresi Pada Lansia Di UPT Panti
persentasi terbesar dalam status Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma
depresi66.Rendahnya tingkat pendidikan Kabupaten Kubu Raya
diasumsikan menjadi salah satu
penyebab terjadinya depresi dikarenakan Hasil penelitian ini menunjukan
rendahnya tingkat pengetahuan lansia bahwa rata-rata skor depresi untuk
dalam penyelesaian masalah secara tepat. kelompok kontrol sebelum dilakukan
Tingkat pendidikan yang rendah akan terapi okupasi aktivitas yaitu 8,81 dengan
mempengaruhi hubungan sosial yang standar deviasi 2,786 dan rata-rata skor
kurang baik dan adanya rasa selalu depresi setelah diberikan terapi okupasi
kurang puas terhadap kehidupan yang aktivitas menggambar yaitu 9,25 dengan
nantinya akan menyebabkan terjadinya standar deviasi 2,266 dengan nilai t -
depresi66. Hasil penelitian menunjukan 1,962 serta didapatkan nilai p= 0,069.
sebagian besar lansia yang tinggal di Yang berarti bahwa tidak ada pengaruh
panti berpendidikan rendah sehingga terapi okupasi aktivitas menggambar
lansia yang tidak tahu dan paham terhadap tingkat depresi pada lansia di
terhadap perubahan yang terjadi pada UPT Panti Sosial Tresna Werdha Mulia
dirinya akan kesulitan untuk beradaptasi Dharma Kabupaten Kubu Raya.
dan hal ini bisa menjadi stresor yang Berdasarkan kelompok intervensi
akan memicu depresi pada lansia. didapatkan rata-rata depresi sebelum
dilakukan terapi okupasi aktivitas
4. Gambaran Terapi pada Kelompok menggambar yaitu 9.88 dengan standar
Kontrol deviasi 2.335 dan rata-rata skor depresi
Dari penelitian ini maka terlihat sesudah diberikan terapi okupasi
bahwa Pada penelitian ini peneliti aktivitas menggambar yaitu 4.62 dengan
memberikan kertas kepada kelompok standar deviasi 1,025 dengan nilai t
kontrol , lalu memberikan instruksi untuk 9,151 serta didapatkan nilai p= 0,000.
melipat kertas yang dimana didapatkan Yang artinya ada pengaruh terapi okupasi
bahwa rata-rata skor depresi sebelum, aktivitas menggambar terhadap tingkat
terapi okupasi aktivitas menggambar depresi pada lansia di UPT Panti Sosial
kelompok kontrol di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma
Tresna Werdha Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya.
Kabupaten Kubu Raya yaitu 8,81 dengan
standar deviasi 2,786 dan rata-rata skor Salah satu cara mengoptimalkan
depresi sesudah, terapi okupasi aktivitas fungsi kognitif lansia dengan
menggambar kelompok kontrol yaitu menggunakan terapi okupasi. Terapi
9,25 dengan standar deviasi 2,266 okupasi merupakan suatu bentuk
dengan nilai min-max -9,13 – 0,38 serta psikoterapi suportif berupa aktivitas-
didapatkan nilai p = 0,069. Berdasarkan aktivitas yang membangkitkan
data diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian secara manual, kreatif, dan
nilai p (0,069) > 0,05 yang artinya Ho edukasional untuk menyesuaikan diri
diterima dan tidak ada pengaruh terapi dengan lingkungan dan meningkatkan
okupasi aktivitas menggambar terhadap derajat kesehatan fisik dan mental. Hasil
tingkat depresi pada lansia di UPT Panti penelitian 2013 menyatakan terapi
Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma okupasi memiliki potensi untuk
Kabupaten Kubu Raya. mempertahankan, memulihkan, atau
meningkatkan Activity Daily Living
(ADL) dan Instrumental Activities of
Daily Living (IADL) kinerja di rumah
pada orang dewasa yang lebih tua dengan
penglihatan rendah (Wayan,2013).
Hasil penelitian lainnya tahun 2015
menyatakan terdapat pengaruh penerapan
terapi okupasi terhadap kebermaknaan berjenis kelamin laki-laki dan 11
hidup pada lansia di Panti Werdha Damai responden berjenis kelamin perempuan
Ranomuut Manado, sebelum dilakukan dengan usia terbanyak yaitu rentang 60-
terapi okupasi pada lansia di Panti 69 tahun dan tingkat pendidikan lansia
Werdha Damai Ranomuut Manado terbanyak yaitu tidak sekolah.
sebagian besar menunjukkan 2. Karakteristik tingkat depresi responden
kebermaknaan hidup kurang. Sesudah pada pretest dan posttest adalah kategori
dilakukan terapi okupasi mengalami depresi pretest paling tinggi yaitu
peningkatan menunjukkan sebagian besar depresi ringan dan depresi sedang yaitu
kebermaknaan hidup cukup. 37,5% sedangkan kategori depresi
Secara faali, menggambar dikontrol paling rendah adalah depresi berat yaitu
oleh sistim kortikal yang tidak 26% dan kategori depresi pada posttest
sepenuhnya tumpang tindih. Terdapat paling tinggi adalah depresi ringan yaitu
minimal dua sistem korteks serebral yang 71,9% sedangkan kategori paling
setidaknya berperan dalam aktifitas rendah adalah depresi berat yaitu 9,4%.
menggambar, yaitu pada lobus frontal 3. Ada pengaruh terapi okupasi aktivitas
dan lobus parietal. Lobus frontal secara menggambar terhadap tingkat depresi
umum terlibat dalam pengendalian pada kelompok perlakuan/intervensi
impuls, pertimbangan, pemecahan sedangkan untuk kelompok kontrol
masalah, pengendalian dan pelaksanaan tidak ada pengaruh.
perilaku dan pengorganisasian kompleks. 4. Ada perbedaan pengaruh terapi okupasi
Dalam aktifitas menggambar, sistem ini aktivitas menggambar terhadap tingkat
terlibat penuh dalam pengendalian depresi pada lansia kelompok perlakuan
pergerakan tangan dalam menggambar. dan kelompok kontrol.
Lobus parietal dalam aktivitas
menggambar berperan dalam Saran
pengintegrasian sensor dari pancaindera 1. Bagi Peneliti
dan abstraksi (manipulasi) objek dalam Hasil dari penelitian ini diharapkan
pemrosesan visual gambar yang akan dapat memperkaya konsep atau teori
dibuat ( Sternberg,2008). yang dapat menyokong dalam
Terapi okupasi aktivitas mengembangkan pengetahuan dan
menggambar yang diberikan kepada pengalaman terhadap terapi
responden merangsang otak dalam komplementer dan terapi yang dapat
mengendalikan proses produksi digunakan pada lansia dengan depresi.
noripinefrin dan beta endorfin agar 2. Bagi Pengelola Panti
seimbang yang akan memberikan energi Hasil dari penelitian ini diharapkan
lebih kepada tubuh untuk perbaikan dapat membantu dalam menangani
mood. Adanya perbaikan mood yang lansia dengan depresi yang berada di
terlihat dari terdapatnya peningkatan UPT Panti Sosial Tresna Werdha Mulia
kemampuan koping diri dan kemampuan Dharma Kabupaten Kubu Raya agar
bersosialisasi responden dipengaruhi oleh dapat dijadikan contoh program yang
meningkatnya produksi serotonin dalam dapat dilakukan sebagai upaya preventif
tubuh sebagai regulator perasaan. dalam meningkatkan kesejahteraan
Perbaikan mood ini terlihat dari lansia.
berkurangnya gejala depresi umum yang 3. Bagi Responden
terjadi pada lansia dan menurunkan Hasil dari penelitian ini diharapkan
kadar endorphin yang berperan dalam dapat menjadi sarana bagi lansia untuk
terjadinya depresi ( Linicow & wong, mengungkapkan segala perasaan,
2008). meningkatkan motivasi dan semangat,
kemampuan berkomunikasi dan
Kesimpulan bersosialisasi melalu terapi okupasi
1. Karakteristik lansia di Panti Sosial aktivitas menggambar
Tresna Werdha Mulia Dharma 4. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu
Kabupaten Kubu Raya dari 32 Raya
responden tersebut 21 responden
Hasil dari penelitian ini diharapkan therapeutic strategies.vol- 1.Weinhelm:
dapat membantu Pemerintah Kabupaten Willey-VCH;2008.
Kubu Raya melalui Dinas Kesehatan Sternberg,R.J. Psikologi Kognitif.
Kabupaten Kubu Raya dalam upaya Yogyakarta: Pustaka Pelajar;2008
meningkatkan pelayanan kesehatan Taqui AM, ahmed I. Waris Q,
lansia yang bersifat promotif sesuai Zeeshan Q. depression in the elderly:
dengan tujuan program pelayanan does family system play a role ?. BMC
kesehatan lansia Pemerintah Kabupaten Psychiatry. 2007;7-57
Kubu Raya ke depannya. The Black Dog Institute. (2012).
Depression in Older People.
http://www.blackdoginstitute.org.au/docs
Daftar pustaka /depressioninolderpeople.pdf
Unutzer, J. Late Life Depression. N
Blazer, D.G,. Depression in Late Eng J Med 357:2269-76.2007 Available
Life : Review and Commentary. J from :
Gerontology Med Sci 58A, No.3 249- http://content.nejm.org//cgi/content/full/3
265.2009 Available from: 57/22/2269
http://focus.psychiatryonline.org/cgi/cont Videbeck, Sheila L. Buku Ajar
ent/full/7/1/118 Keperawatan Jiwa.Jakarta: EGC;2008
Canra, I Wayan. Terapi Okupasi
Aktivitas Menggambar Terhadap
Perubahan Halusinasi Pada Pasien
Skizofrenia. ejournal keperawatan 2013
Juli
Case, C. & Dalley, T. The
Handbook of Art Therapy. USA &
Canada: Routledge;1992
Chan ALT, Shea PTM, Mak YF.
Effect of enhanced home and
community care services for the
elderly on newly diagnosed depressive
symptomology. Asian J Gerontology
& Geriatrics. 2007;2:5-8
Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial RI. Pedoman
pembinaan kesehatan jiwa usia lanjut
bagi petugas kesehatan.Jakarta; 2010

Dewi, S.,R. Buku Ajar


Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
Deepublish;2014
Fitri A. Kejadian dan tingkat
depresi pada lanjut usia: studi
perbandingan di panti wreda dan
komunitas. Semarang: Universitas
Diponegoro; 2011. Skripsi
Gussak, D. The Arts in
Psychotherapy Comparing the
effectiveness of art therapy on
depression and locus of control of male
and female inmates. The Arts in
Psychotherapy 36;2009.
Licinio, J., & Wong, M. Biology
Depression: From novel insightto

Das könnte Ihnen auch gefallen