Sie sind auf Seite 1von 8

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Biodata
Identitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, no
telepon, status pernikahan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, No RM,
Tgl masuk, Tgl pengkajian, sumber informasi, nama klg dekat yg bisa
dihubungi, status, alamat, no telepon, pendidikan, pekerjaan.
2. Keluhan Utama
Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat
pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul.
3. Riwayat kesehatan saat ini
Pada beberapa kasus,timbul lesi atau vesikel perkelompok pada
penderita yang mengalami demam atau penyakit yang disertai peningkatan
suhu tubuh atau pada penderita yang mengalami trauma fisik maupun
psikis.
Penderita merasakan nyeri yang hebat, terutama pada aera kulit yang
mengalami peradangan berat dan vesikulasi hebat.
4. Riwayat kesehatan terdahulu
Sering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami penyakit
PMS atau memiliki riwayat penyakit seperti ini.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ada anggota keluarga atau teman dekat yang terinfeksi virus ini.
6. Aktifitas Daily Living
1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Biasanya pasien tidak menyadari bahwa ia telah menderita penyakit
gonorhea. Dia akan menyadari setelah penyakit tersebut telah parah.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Biasanya kebutuhan nutrisi tidak terganggu, namun apabila infeksi
terjadi pada tenggrokan maka pasien akan merasakan nyeri pada
tenggorokannya sehingga ia akan sulit makan.
3. Pola eliminasi

1
Penderita akan mengalami gejala seperti desakan untuk berkemih, nyeri
ketika berkemih dan keluar cairan pada alat kelamin. Kaji frekwensi,
warna dan bau urin.
4. Pola latihan /aktivitas
Tanyakan bagaiman pola aktivitas klien. Biasanya aktivitas klien tidak
begitu terganggu.
5. Pola istirahat tidur
Tanyakan bagaimana pola tidur klien, apakah klien merasa terganggu
dengan nyeri yang dirasakannya.
6. Pola persepsi kognitif
Biasanya pola ini tidak terganggu, namun apabila terjadi infeksi pada
mata pasien maka kita harus mengkaji peradangan pada konjunctiva
pasien.
7. Pola persepsi diri
Tanyakan kepada klien bagaimana ia memandang penyakit yang
dideritanya. Apakah klien bisa menerima dengan baik kondisi yang ia
alami saat ini. Tanyakan apakah sering merasa marah, cemas, takut,
depresi, karena terjadi perubahan pada diri pasien. Biasanya klien
merasa cemas dan takut terhadap penyakitnya.
8. Pola Koping dan toleransi stress
Kaji bagaimana pola koping klien, bagaimana tingkat stres klien, apakah
stres yang dialami mengganggu pola lain seperti pola tidur, pola makan
dan lain-lain. Tanyakan apa yang dilakukan klien dalam menghadapi
masalah dan apakah tindakan tersebut efektif untuk mengatasi masalah
tersebut atau tidak. Apakah ada orang lain tempat berbagi dan apakah
orang tersebut ada sampai sekarang. Apakah ada penggunaan obat untuk
penghilang stress
9. Pola peran hubungan
Bagaimana peran klien dalam keluarga dan masyarakat. Apakah
hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat. Apakah klien mampu
bergaul dengan masyarakat dengan baik. Tanyakan tentang sistem
pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.

2
Biasanya klien merasa kesepian dan takut tidak diterima dalam
lingkungannya.
10. Pola reproduksi seksual
Perawat perlu mengkaji bagaimana pola reproduksi seksual klien.
Berapa jumlah anak klien. Tanyakan masalah seksual klien yang
berhubungan dengan penyakitnya. Riwayat perilaku berisiko tinggi
yakni mengadakan hubungan seksual dengan pasangan yang mengidap
PMS, pasangan seksual multiple, aktifitas seksual yang tidak terlindung,
dan sek anal.Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan
seks.Penggunaan kondom yang tidak konsisten.
11. Pola keyakinan
Tanyakan apa keyakinan atau agama klien, bagaimana aktivitas ibadah
klien, apakah klien taat beibadah. Tanyakan apakah ada pengaruh
agama dalam kehidupan.

Diangnosa Keperawatan
1. Nyeri berhungan dengan peningkatan suhu tubuh
2. Ansietas berhubungan dengan kencing nanah
3. Gangguan eliminasi urine berhungan dengan retensi urine
4. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan minimnya info tentang proses
penyakit.

Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan luka di kulit dan di jaringan.
Tujuan :
Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri
berkurang atau terkontrol
Kriteria evaluasi :
 Klien mengungkapkan nyeri hilang / berkurang.

3
 Menunjukkan mekanisme koping spesifik untuk nyeri dan metode
untuk mengontrol nyeri secara benar .
 Klien menyampaikan bahwa orang lain memvalidasi adanya nyeri.

Intervensi Rasional
Mandiri
1. 1.Kaji dan pantau tanda-tanda vital. 1.Peningkatan tanda-tanda vital
2. 2.Kaji dan catat dari karakteristik menandakan adanya nyeri.
nyeri dan skala nyeri. 2.Skala (0-10) dan karakteristik dari
nyeri menentukan intervensi
3.Ajarkan tehnik relaksasi dan selanjutnya.
distraksi 3.Nafas dalam dan pengalihan nyeri
3. saat timbul dapat mengurangi nyeri
4. 4.Pantau bintik- bintik kemerahan atau mengontrol nyeri
pada daerah genetalia pasien 4.Dengan memantau bintik – bintik
5. 5.Ciptakan lingkungan yang tenang kemerahan pada genetalia pasien,
dan nyaman maka perawat dapat mengetahui
6. Kolaborasi tingkat perkembangan kesembuhan
6.kolaborasi pemberian analgetik dan pasien.
antibiotic ( asam mefenamat, 5.Dengan menciptakan lingkungam
penisilin,tetrasiklin, asiclovir) yang tenang dan nyaman, maka pasien
akan dapat beristirahat dengan tenang.
6. Dengan melakukan kolaborasi
dengan pemberian analgetik akan
dapat mengurangi tingkat nyeri pasien.

4
2. Diagnosa Keperawatan:
Ansietas berhubungan dengan luka yang tak kunjung sembuh dan
proses penyakit.
Tujuan :
Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam pasien
tidak merasakan kecemasan atau kecemasan pasien dapat
berkurang.
Kriteria evaluasi :
 Klien mampu mengungkapkan perasaanya pada orang lain.
 Menunjukkan mekanisme koping spesifik pada lingkungan sekitar
 Klien menyampaikan bahwa dirinya tidak ada kecemasan yang di
rasakan.
Intervensi Rasional
Mandiri
1.Jamin pasien tentang kerahasiaan 1.Memberikan penentraman hati lebih
dalam batasan situasi tertentu. lanjut dan kesempatan bagi pasien untuk
2.Pertahankan hubungan yang memecahkan masalah pada situasi yang
sering dengan pasien. Berbicara dan diantisipasi.
berhubungan dengan pasien. 2.Menjamin bahwa pasien tidak akan
3.Batasi penggunaan baju pelindung sendiri atau ditelantarkan, menunjuk rasa
dan masker. menghargai dan menerima orang
4.Berikan lingkungan terbuka tersebut, membantu meningkatkan rasa
dimana pasien akan merasa aman percaya.
untuk mendiskusikan perasaan atau 3.Meningkatkan harga diri dan
menahan diri untuk berbicara. kepercayaan pasien terhadap penyakit
5.Ijinkan pasien untuk yang di derita.
mengekpresikan rasa marah, takut, 4.Membantu pasien untuk merasa
putus asa tanpa konfrontasi. Berikan diterima pada kondisi sekarang tanpa
informasi bahwa perasaannya perasaan dihakimi dan meningkatkan
adalah normal dan perlu perasaan harga diri dan control.
diekspresikan. 5.Penerimaan perasaan akan membuat
6.Identifikasi dan dorong interaksi pasien dapat menerima situasi.

5
pasien dengan system pendukung. 6.Membantu pasien untuk menerima
Dorong pengungkapan / interaksi keadaan dengan ikhlas
dengan keluarga / orang terdekat
Kolaborasi 7.Mungkin perlu bantuan lebih lanjut
7.Rujuk pada psikiatri (mis. Perawat dalam berhadapan dengan diagnosa /
spesialis klinis, psikiater, pekerja prognosis, terutama jika timbul pikiran
social) untuk bunuh diri.

2.Diagnosa Keperawatan:
Kurang pengetahuan berhubungan dengan minimnya info tentang
gonorhea dan prognosis dari penyakit.
Tujuan :
Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam pasien
mampu menjelasakan tentang PMS.
Kriteria evaluasi :
 Klien mampu menjelaskan tentang tanda dan gejala dari PMS
 Klien mampu menjelaskan tentang pencegahan dan pengobatan
dari PMS

Intervensi Rasional
1.Tinjau ulang proses penyakit dan 1.Memberikan pengetahuan dasar dimana
apa yang menjadi harapan di masa pasien dapat membuat pilihan
depan. berdasarkan informasi.
2.Tentukan tingkat ketergantungan 2.Membantu merencanakan jumlah
dan kondisi fisik. perawatran dan kebutuhan
3.Catat tingkat perawatan dan penatalaksanaan gejala dan juga
dukungan yang tersedia dari kebutuhan akan sumber tambahan.
keluarga / orang terdekat dan 3.Mengoreksi mitos dan kesalahan
kebutuhan akan pemberi perawatan konsepsi, meningkatkan keamanan bagi
lainnya. pasien / orang lain.
4.Tinjau ulang cara penularan 4.Mengurangi penularan penyakit,
penyakit. meningkatkan kesehatan pada masa

6
5.Instruksikan pasien dan memberi berkurangnya kemampuan system imun
perawatan mengenai control infeksi untuk mengontrol tingkat flora.
mis. 6.Tehnik membersihkan 5.Mukosa oral dapat dengan cepat
tangan bagi semua orang (pasien, menunjukkan komplikasi hebat dan
keluarga dan pemberi perawatan) progresif.Penelitian menunjukkan bahwa
7.Pastikan bahwa pasien / orang 65% dari pasien penderita AIDS
terdekat dapat menunjukkan memiliki bebrapa gejala oral. Oleh
perawatan oral dan gigi yang baik. karena itu pencegahan dan intervensi
Tinjau ulang prosedur sesuai awal adalah penting.
petunjuk. Dorong perawatan gigi 6.Meningkatkan kerja sama dengan /
regular. peningkatan kemungkinan untuk sukses
8.Dorong aktivitas / latihan pada dengan aturan terapeutik.
tingkat yang dapat ditoleransikan si 7.Mencegah / mengurangi kepenatan,
pasien. meningkatkan kemampuan.
9.Tekankan perlunya melanjutkan 8.Merangsang pelepasan endorphin pada
perawatan kesehatan dan evaluasi. otak, meningkatkan rasa sehjahtera.
9.Memberi kesempatan untuk mengubah
aturan untuk memenuhi kebutuhan
perubahan / individual.

7
DAFTAR PUSTAKA

Marilyn, E. Doenges.1999. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC; Jakarta

Ratna Mardiana. 2010. Mengenal, mencegah, dan mengobati penularan penyakit


dari infeksi. Yogyakarta . Citra Pustaka.

Qomariah SN. Penyakit Menular Seksual. 2007. (diakses dari website


www.kesrepro.com, pada tanggal 7 Maret) 15:50

Wishnuwardhani SD. Penyakit dan Kelainan yang Tidak Langsung Berhubungan


dengan Kehamilan: Penyakit Menular dalam Ilmu Kebidanan. Edisi III.
Editor: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005.

www. Pdf.34567//penyakit menular seksual. Tanggal 7 Maret 2013. 15;50

Das könnte Ihnen auch gefallen