Sie sind auf Seite 1von 38

65

berubah pada Kualifikasi Rumah Sakit Umum yang dituangkan

dengan turunnya Surat Izin Tetap Penyelenggaraan Rumah Sakit

Umum Pakuwon dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia di

Jakarta yaitu pada tanggal 11 April 2001 dengan Nomor :

22.04.2.2.1428.

Dan dalam upaya mendukung program Pemerintah Kabupaten

Sumedang dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan

meningkatkan pelayanan dan pengembangan Rumah Sakit Umum

Pakuwon serta sesuai dengan Undang-Undang No 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah

Sakit, maka rumah sakit swasta dapat beralih statusnya menjadi badan

hukum yang berbentuk perseroan terbatas, dan berdasarkan

pertimbangan tersebut, keluar Keputusan Bupati Sumedang Nomor

503.445/Kep.001.-BPMPP/2012 tentang Peralihan Izin

Penyelenggaraan Rumah Sakit dari Yayasan Lingga Waluya menjadi

Perseroan Terbatas Lingga Pakuwon Jaya dengan nama “Rumah Sakit

Umum Pakuwon” Jalan Raden Dewi Sartika Nomor 17 Sumedang

Provinsi Jawa Barat.

Dalam kiprahnya melayani masyarakat, Rumah Sakit Umum

Pakuwon mempunyai 4 unggulan yaitu :

a. Unggulan Bedah

b. Unggulan Penyakit Dalam

STIKes Sebelas April Sumedang


66

c. Unggulan Kebidanan

d. Unggulan Anak

1) Visi-Misi-Motto Rumah Sakit Pakuwon

a. Visi

“Menjadi Rumah Sakit Berkualitas Yang Memberikan Pelayanan

Paripurna Kepada Masyarakat”

b. Misi

1) Menciptakan tata kelola Rumah Sakit yang baik melalui

penataan dan perbaikan managemen yang berkualitas,

profesional serta akuntabel.

2) Mewujudkan pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat melalui pengembangan sistem

pelayanan yang terintegrasi dan komprehensif.

3) Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui

pemenuhan tenaga yang terlatih dan terdidik secara profesional.

c. Motto

“ IKHSAN “

I : Ilmu yang dilandasi keimanan dalam memberikan pelayanan

kesehatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

K : Kualitas pelayanan yang kami berikan adalah yang terbaik

sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan untuk menjamin

kesembuhan pasien

STIKes Sebelas April Sumedang


67

H : Hemat dalam memenuuhi proses penyembuhan pasien.

S : Salam, Senyum, Sabar, Sopan Santun, Sensitif yang di

terapkan dalam setiap pelayanan

A : Asri dan aman dengan lingkungan yang indah dan

bersih, tenang dan tertib tempat perawatan

N : Nyaman lingkungan dan nyaman tempat perawatan

2) Misi-Motto Keperawatan

a. Misi Keperawatan

1) Memberikan pelayanan yang optimal dan terjangkau oleh

masyarakat

2) Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme tenaga

pelaksana

3) Mengoptimalisasi sarana dan prasarana yang disesuaikan

dengan perkembangan dan kebutuhan pelayanan keperawatan

b. Motto Keperawatan

C : Cepat, tepat dan cermat dalam setiap melakukan

tindakan keperawatan

A : Aman bagi pasien dan diri sendiri dalammelakukan

tindakankeperawatan

R : Ramah dalam memberikan pelayanan keperawatan dengan

mengacu pada 7S ( senyum, salam, sapa, sabar, sopan,

santun dan sensitif )

E : Efektif dan efisien dalam penggunaan semua fasilitas

STIKes Sebelas April Sumedang


68

rumah sakit.

3) Falsafah – Tujuan Pelayanan Keperawatan RSU Pakuwon

a. Falsafah

Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psiko-sosial-

spiritual yang unik yang dipertimbangkan dalam setiap pemberian

asuhan keperawatan pasien dengan tidak membedakan bangsa, suku,

agama/kepercayaan dan statusnya. Menjunjung nilai – nilai harkat

dan martabat dengan menggunakan lima tahapan proses keperawatan

yang mengacu kepada standar etik profesi keperawatan.

b. Tujuan

Tercapainya pelayanan keperawatan yang komprehensif dalam

upaya meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan

dan pemulihan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab bidang

perawatan yang di dasari etik dengan memelihara dan meningkatkan

kemampuan tenaga keperawatan dengan penggunaan fasilitas

secaraefektif dan efisien untuk meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan kepada masyarakat di Rumah Sakit Umum Pakuwon

yang selalu aktual dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

4) Gambaran Umum Ruang Perawatan IV

Hasil pengkajian yang telah dilakukan, melalui observasi,

wawancara, penyebaran angket, dan survei, ruang perawatan 1V

merupakan ruang keperawatan medika bedah di Rumah Sakit Umum

Pakuwon Kabupaten Sumedang yang melayani perawatan pasien umum

STIKes Sebelas April Sumedang


69

dan BPJS dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 19 buah, yang terdiri

dari 18 kamar umum dan 1 ruangan isolasi.

a. Tujuan pelayanan keperawatan perawatan IV (Medikal Bedah)

1) Memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dan bermutu

dengan melibatkan keluarga dan meningkatkan kemandirian

pasien

2) Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan

pencegahan terhadap infeksi nosokomial

3) Memberikan asuhan keperawatan yang cepat dan tepat

b. Sepuluh besar penyakit di perawatan IV bulan Agustus 2017

Tabel. 1
Sepuluh besar penyakit

No Kasus Jumlah

1. ANEMIA 8

2. PPOK 8

3. HT 8

4. ASHD DC 7

5. DYSPEPSIA 7

6. P.O HIL 6

7. GEA 6

8. TB PARU 5

9. DM 5

10. CHF 5

STIKes Sebelas April Sumedang


70

c. Diagnosa keperawatan pada bulan September 2017

Tabel. 2
Diagnosa Keperawatan

No Kasus Jumlah

1. Nyeri akut 66

2. Ketidakefektipan perfusi jaringan cerebral 10

3. Pola nafas tidak efektif 25

4. Tidak Efektifnya bersihan jalan nafas 18

5. Hipertermi 15

6. Nutrisi kurang dari kebutuhan 8

7. Hambatan komunikasi verbal -

8. Ketidakefektipan perfusi jaringan ferifer 8

d. Tindakan Keperawatan pada bulan September 2017

Tabel.3
Tindakan Keperawatan

No Jenis Tindakan Jumlah

1. IS 342

2. IM 8

3. IC 20

4. SC 4

5. Nebu 7

STIKes Sebelas April Sumedang


71

6. Pasang Infus 4

7. Pasang NGT 2

8. Suction 1

9. GV Sedang 12

10. Pasang catheter 4

11. Uf infus 135

e. Pengembangan Staf Ketenagaan

Tabel . 4
Pengembangan Staf Ketenagaan

Jumlah Pendididkan Jumlah Cuti Cuti Tahunan Sakit

tenaga D3 Perawat Hamil dirawat


Jumlah Jumlah
perawat keluar
perawat hari

12 12 - - 3 9 -

f. Pelatihan Seminar dan workshop

Tabel . 5
Pelatihan Seminar dan workshop

No Nama Jenis Pelatihan

1. Ai Aan, AMK  Work shof EKG, Seminar penanganan


pasien kritis, BTCLS, BCLS,
 seminar keperawatan”komunitas
pelayanan keperawatan terintegrasi
pada masyarakat di era JKN menuju

STIKes Sebelas April Sumedang


72

masyarakat hidup sehat,


 seminar dan simulasi keperawatan
implementasi mega code stroke dalam
kegawat daruratan serebrovaskuler,
 seminar mrningkatkan kebersamaan
perawat menuju terwujudnya system
pelayanan kesehatan paripurna pada era
JKN,
 seminar dan workshop code blue dan
tatalaksana kegawat daruratan
kardiovaskuler,
 seminar pengenalan EKG dasar, EKG
yang mengancam nyawa dan
kateterisasi jantung dalam
kegawatdaruratan serebrovaskuler.
2. Elly N, AMK  Seminar : meningkatkan kebersamaan
perawat menuju terwujudnya system
pelayanan kesehatan paripurna pada era
JKN.
 Seminar keperawatan “Kontinuitas
Pelayanan Keperawatan Terintegrasi
Pada Masyarakat Di Era JKN Menuju
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”.
 Seminar dan simulasi keperawatan
implementasi mega code stroke dalam
kegawatdaruratan serebrovaskuler.
 Seminar pengenalan EKG dasar, EKG
yang mengancam nyawa dan
kateterisasi jantung dalam
kegawatdaruratan serebrovaskuler.

STIKes Sebelas April Sumedang


73

3. Euis. S, AMK  Seminar : meningkatkan kebersamaan


perawat menuju terwujudnya system
pelayanan kesehatan paripurna pada era
JKN.
 Seminar keperawatan “Kontinuitas
Pelayanan Keperawatan Terintegrasi
Pada Masyarakat Di Era JKN Menuju
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”.
 Seminar pengenalan EKG dasar, EKG
yang mengancam nyawa dan
kateterisasi jantung dalam
kegawatdaruratan serebrovaskuler.
 Seminar Keperawatan Update
Perawatan Luka Modern Sebagai
Peluang Praktek Keperawatan Mandiri.
4. Febriana. D, AMK  Seminar dan workshop code blue dan
tatalaksana kegawat daruratan
kardiovaskuler.
 BCLS
 BTLS
 Seminar : meningkatkan kebersamaan
perawat menuju terwujudnya system
pelayanan kesehatan paripurna pada era
JKN.
 Seminar keperawatan “Kontinuitas
Pelayanan Keperawatan Terintegrasi
Pada Masyarakat Di Era JKN Menuju
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”.
5. Gina. T, AMK  BTLS
 BCLS

STIKes Sebelas April Sumedang


74

 Seminar keperawatan “Kontinuitas


Pelayanan Keperawatan Terintegrasi
Pada Masyarakat Di Era JKN Menuju
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”.
6. Khaerul. S, AMK  Seminar : meningkatkan kebersamaan
perawat menuju terwujudnya system
pelayanan kesehatan paripurna pada era
JKN.
 BTLS/BCLS
 Seminar keperawatan “Kontinuitas
Pelayanan Keperawatan Terintegrasi
Pada Masyarakat Di Era JKN Menuju
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”.
 Seminar pengenalan EKG dasar, EKG
yang mengancam nyawa dan
kateterisasi jantung dalam
kegawatdaruratan serebrovaskuler.
7. Nia. D. K, AMK  Penguatan undang – undang praktik
keperawatan di indonesia
 Seminar : meningkatkan kebersamaan
perawat menuju terwujudnya system
pelayanan kesehatan paripurna pada era
JKN.
 Seminar keperawatan “Kontinuitas
Pelayanan Keperawatan Terintegrasi
Pada Masyarakat Di Era JKN Menuju
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”.
 Seminar dan simulasi keperawatan
implementasi mega code stroke dalam
kegawatdaruratan serebrovaskuler.

STIKes Sebelas April Sumedang


75

 Seminar pengenalan EKG dasar, EKG


yang mengancam nyawa dan
kateterisasi jantung dalam
kegawatdaruratan serebrovaskuler.
8. Ranti. D, AMK  PPGD
 Seminar keperawatan “Kontinuitas
Pelayanan Keperawatan Terintegrasi
Pada Masyarakat Di Era JKN Menuju
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”.
 Seminar pengenalan EKG dasar, EKG
yang mengancam nyawa dan
kateterisasi jantung dalam
kegawatdaruratan serebrovaskuler.
9. Tyandhini, AMK  Seminar keperawatan “Kontinuitas
Pelayanan Keperawatan Terintegrasi
Pada Masyarakat Di Era JKN Menuju
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”.
 Seminar : meningkatkan kebersamaan
perawat menuju terwujudnya system
pelayanan kesehatan paripurna pada era
JKN.
 Seminar pengenalan EKG dasar, EKG
yang mengancam nyawa dan
kateterisasi jantung dalam
kegawatdaruratan serebrovaskuler.
 Seminar Keperawatan Update
Perawatan Luka Modern Sebagai
Peluang Praktek Keperawatan Mandiri.
10. Latifah. B, AMK  Seminar pengenalan EKG dasar, EKG
yang mengancam nyawa dan

STIKes Sebelas April Sumedang


76

kateterisasi jantung dalam


kegawatdaruratan serebrovaskuler.
 BTLS
 BCLS
 Seminar : meningkatkan kebersamaan
perawat menuju terwujudnya system
pelayanan kesehatan paripurna pada era
JKN.
11. Riska, AMK  Seminar keperawatan “Kontinuitas
Pelayanan Keperawatan Terintegrasi
Pada Masyarakat Di Era JKN Menuju
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”.
 Seminar : meningkatkan kebersamaan
perawat menuju terwujudnya system
pelayanan kesehatan paripurna pada era
JKN.

g. Barang yang tersedia di ruang perawatan IV

Tabel . 6
Barang yang tersedia di ruang perawatan IV

No Nama barang Jumlah

1. Alat ukur tinggi badan 1

2. Ambu dewasa 1

3. baki besar 1

4. Bak instrumen kecil bak instrumen


2
besar

5. Bengkok 2

STIKes Sebelas April Sumedang


77

6. Escap 2

7. Gagang bisturi 1

8. Gunting jaringan 2

9. Gunting perban 2

10. Gunting up hecting 2

11. Gunting lurus tumpul 2

12. Iluminator 1

13. Klem bengkok 1

14. Klem lurus 2

15. Klem terbuka sedang 3

16. Kom kecil 2

17. Kom terbuka sedang 3

18. Korentang set 2

19. Kursi roda 1

20. Lampu sorot 1

21. Nebulizer 1

22. Pinset anatomis 3

23. Pinset sirurgis 2

24. Reflek hamer 1

25. Stetoskop dewasa 1

26. Suction 1

27. Thermometer air raksa -

STIKes Sebelas April Sumedang


78

28. Thermometer digital 2

29. Tromol kasa kecil 1

30. Tongue spatel 2

31. Troli 2 tahap 2

32. Timbangan dewasa 1

33. Wwz/buli-buli 1

34. Troli emergency 1

35. Urinal 6

36. Laringoskop 1

37. Pulse oximetri 2

38. Bak instrumen sedang 2

39. Tromol kasa besar 1

Tabel . 7
Standar Alat Keperawatan Ruang Rawat Inap

NAMA KURAN
NO SPESIFIKASI RASIO RIIL IDEAL KET
ALAT G
Gordyn
1 Putih 24
partisi
Gordyn
2 Putih 41
partisi
Gordyn
3 Hijau
jendela kecil
Gordyn
4 Hijau
jendela besar
5 Kasur busa Putih 1:1 84
6 Bantal busa Putih 1:1 62
7 Bantal kapuk Putih 1:1
8 Gunting busa Putih 1:1 62
9 Stik laken Hijau 1:3 120 186

STIKes Sebelas April Sumedang


79

10 Bopen Hijau 1:3 120 186 66


11 Perlak 1:1 62 62 66
2:ruang
12 Duk bolong 4 8 4
an
Sprei hijau
13 1:3 120 186 66
dengan karet
14 Selimut tebal Hijau 1:1 30 50
15 Sarung bantal 1:3 120 240
Sarung
16 1:3 120 240
guling
Sarung
17 1:1/3 10 10
oksigen
18 Taplak meja 1:3
Handuk Masuk
19 1:3
mandi pasien paket
Masuk
20 Waslap 1:3
paket
Handuk
21 tangan Putih 21 60 39
perawat
22 Handuk keset Menyesuaikan 24 30 26

h. Mutu Pelayanan

1) Sasaran mutu ruangan adalah 80% pengkajian pasien baru sudah

terlengkapi dalam waktu 1x24 jam

2) Dari data tidak terdapat data decubitus dan flebitis

STIKes Sebelas April Sumedang


80

i. Struktur Organisasi Ruang Perawatan IV

Bagan. 4
Struktur Organisasi Ruang Perawatan IV

Kepala Instalasi Rawat Inap

dr. Fauziah Fatma

Kepala ruangan

Ai Aan, AMK

Ketua Tim

Tim I Tim II

Nia Dewi Kania, AMK Elly Nur’aeni, AMK

1. Febriana, AMK
1. Khoerul S, AMK
2. Euis S, AMK
2. Ranti D, AMK
3. Tiyandini, AMK
3. Riska, AMK
4. Latifah Bilkis, AMK
4. Gina T, AMK
5. Nurakmal, AMK

STIKes Sebelas April Sumedang


81

j. Denah Ruang Perawatan IV

Bagan. 5
Denah Ruangan Perawatan IV
U

WC perawat

Ruang Perawat

RUANG PASIEN

Jalan masuk pasien

STIKes Sebelas April Sumedang


82

Keterangan

Bed Pasien

Ruang Isolasi

Ruang Tindakan

pasien
Wc Pasien

Dokumentasi Rekam Medis

Lemari Obat Pasien

Dokumentasi Perawat

Tempat Linen

STIKes Sebelas April Sumedang


83

B. ANALISIS SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG

PERAWATAN IV (MEDIKAL BEDAH) RUMAH SAKIT UMUM

PAKUWON SUMEDANG

1. Fisik

a. Ruang perawatn IV berada di lantai dua (2) arah Utara bangunan

RSU Pakuwon, berdampingan dengan ruang VIP di sebelah selatan.

b. Ruang perawatan IV menghadap ke arah Timur memiliki dua pintu

masuk, 1 (satu) buah pintu langsung menuju ke arah luar dan 1 (satu)

buah pintu tembus ke ruang perawat.

c. Bangunan ruang perawatan IV merupakan kelas III dari ruang

medikal bedah yang terdiri dari 3 (tiga) ruangan, I ruangan umum, II

ruangan Isolasi, III ruang perawat.

d. Kondisi Ruangan :

 Pencahayaan : cukup baik

 Ventilasi : Ruangan agak pengap dengan jumlah

ventilasi 4 buah

 Lantai : Lantai keramik, bersih dan kering

 Limbah : Saluran tertutup dan lancar

 Tempat sampah : Belum terpisah antara sampah organik dan

an organik, juga medis dan infeksius.

STIKes Sebelas April Sumedang


84

e. Kapasitas Ruang Perawatan IV

Ruang perawatan IV memiliki 19 tempat tidur dengan klasifikasi :

 Ruangan Umum : 18 Tempat Tidur

 Ruangan Isolasi : 1 Tempat Tidur

2. Non Fisik

a. M 1 (Man)

1) Ruang perawatan IV memiliki 12 orang tenaga perawat dan 1

tenaga non keperawatan.

2) Spesifikasi tenaga perawat berdasarkan kepegawaian :

 Perawat tetap : 7 orang

 Perawat harian lepas : 5 orang

3) Spesifikasi tenaga perawat berdasarkan tingkat pendidikan 12

orang lulusan D3 Keperawatan.

4) Berdasarkan perhitungan Depkes yang di sesuaikan dengan

BOR yang ada sebenarnya dibutuhkan tenaga perawat sebanyak:

𝜀 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 𝑗𝑎𝑚 57,09


= = 5,3 = 5 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔.
𝑗𝑎𝑚 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 7

 Faktor Koreasi Loss

Ʃ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 + 𝑐𝑢𝑡𝑖 + ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎


𝜀 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡

(52 + 12 + 14 𝑥 12 78 𝑥 12 936
= = = 3,3 = 3
286 286 286

STIKes Sebelas April Sumedang


85

 Tugas Non Keperawatan

𝜀 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 + 𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑑𝑎𝑦 + 25


100

(12 + 3 𝑋 25) 15𝑥 25 375


= = = 3,75 = 4
100 100 100

 Perawat yang dibutuhkan

=5+3+4+3

= 15 orang

Menurut perhitungan depkes, jumlah tenaga perawat yang

dibutuhkan adalah 15 orang, sementara tenaga perawat yang

tersedia 12 orang jadi kebutuhan perawat di ruang perawatan

IV kurang 3 orang.

5) Berdasarkan perhitungan Nursalam (2012) tenaga keperawatan

yang diperlukan sebagai berikut :

Ʃ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑠ℎ𝑖𝑓

24
= 3,4/ℎ𝑎𝑟𝑖
7

Untuk perhitungan tenaga tersebut perlu ditambah faktor

konveksi dengan hari libur/ cuti/ hari besar (loss day).

Loss Day =

Ʃ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 + 𝑐𝑢𝑡𝑖 + ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟


𝑥 Ʃ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
Ʃ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

52 + 12 = 14
= = 78 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 (12)
268
78
= = 𝑥 (12)
268

STIKes Sebelas April Sumedang


86

= 0,3 x 12

= 3,6

Ʃ tenaga keperawatan + loss day x 25 %

Ʃ tenaga = tenaga yang tersedia + konveksi

= 15,6 + 3,9

= 19, 5

= 20 orang perawat yang dibutuhakan

Sedangkan menurut perhitungan dari Nursalam (2012) perawat

yang dibutukan diruangan perawatan IV RSU Pakuwon adalah

20, semetara tenaga perawat tersedia 12 orang, jadi kebutuhan

perawat diruangan perawatan IV kurang 8 orang

6) Berdasarkan tenaga MPKP bahwa tenaga S1 keperawatan

minimal 40% dari jumlah kebutuhan tenaga perawat sementara

di ruang perawatan IV semua perawat (12 orang) D3

keperawatan.

7) Pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh perawarat yaitu

seminar, petaihan, workshop.

8) Tenaga administrasi dan inventaris belum ada, hal ini tugas

rangkap dengan perawat

9) Rumah Sakit memberikan kesempatan kepada perawat untuk

meneruskan pendidikan yang lebih tinggi dengan bergiliran

dengan biaya sendiri.

STIKes Sebelas April Sumedang


87

10) Ada kesempatan dari pimpinan untuk mengikuti seminar,

workshop, penambahan pengalaman dibidang keperawatan.

11) Kepala ruangan mendukung penuh pelaksanaan manajemen

MPKP secara baik dan benar sesuai dengan metode tim

walaupun dalam pelaksanaannya diiruangan perawatan IV

belum sesuai.

12) 90,9% struktur organisasi sudah berjalan.

13) 90,9% pembagian tugas sudah sesuai.

14) 100% mengatakan bahwa kepala ruangan sudah melaksanakan

tugas-tugasnya.

15) 100% membutuhkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan/

pendidikan.

16) 36,4% mengatakan tidak puas dengan jasa pelayanan yang

diterima sesuai dengan latar belakang pendidikannya

17) 54,5% perawat mengatakan beban sedang dengan

ketergantungan pasien yang ada diruangan dengan beban kerja

diruangan.

18) 27,3% perawat merasa jumlah perawat dan pasien tidak sesuai.

19) 9,1% mengatakan pembagian tugas diruangan belum jelas.

20) 100% perawat sudah memiliki STR.

21) 90,9 % mengikuti seminar, workshop, diklat.

22) Hasil pengamatan yang diperoleh diruang perawatan IV beban

kerja perawat ada yang doble peran.

STIKes Sebelas April Sumedang


88

23) Hasil wawancara dengan perawat diruangan perawatan IV

belum ada yang pernah mengikuti pelatihan MPKP

Dari hasil pengamatan diatas kami mengangkat

beberapa permasalahan :

 Beban kerja perawat masih belum seimbang sesuai

dengan peran dan fungsinya, terdapat beban kerja

perawat yang double.

 Perawat diruangan belum ada yang pernah mengikuti

pelatihan MPKP

 Menurut perhitungan depkes, jumlah tenaga perawat

yang dibutuhkan adalah 15 orang, sementara tenaga

perawat yang tersedia 12 orang jadi kebutuhan perawat

di ruang perawatan IV kurang 3 orang.

b. M2 (Money)

1) Sumber pembiayaan operasional ruangan berasal dari

pendapatan pelayanan dari Rumah Sakit baik secara

umum/mandiri maupun dari pelayanan pasien dengan BPJS.

2) Pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS dan umum (biaya

sen`diri).

3) Kebijakan dari pihak Rumah Sakit bagi perawat yang akan

melanjutkan jenjang pendidikan dengan biaya sendiri dengan

waktu pelaksanaan bergiliran.

STIKes Sebelas April Sumedang


89

4) Ada anggaran diklat/seminar/perawatan yang ditugaskan untuk

mengikutinya di Rumah Sakit.

5) 45,5% Reward bagi perawat masih belum merata.

6) 36,4% perawat belum puas akan penerimaan jasa dengan latar

belakang pendidikannya.

6) Belum ada anggaran untuk general check up bagi perawat di

ruang perawatan IV.

Dari pendataan diatas kami mengangkat beberapa

masalah:

 36,4% Kepuasaaan perawat akan penerimaan jasa

dibandingkan dengan beban kerja dan pendidikan belum

sesuai.

 Belum ada bantuan biaya dari pimpinan bagi perawat

yang akan melanjutkan jenjang pendidikan

 45,5% sebagian besar reward bagi perawat masih belum

merata.

d. M3 (Methode)

1) Visi

“Menjadi Rumah Sakit Berkualitas Yang Memberikan Pelayanan

Paripurna Kepada Masyarakat”

STIKes Sebelas April Sumedang


90

2) Misi

a) Menciptakan tata kelola Rumah Sakit yang baik melalui

penataan dan perbaikan managemen yang berkualitas,

profesional serta akuntabel.

b) Mewujudkan pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat melalui pengembangan

sistem pelayanan yang terintegrasi dan komprehensif.

c) Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui

pemenuhan tenaga yang terlatih dan terdidik secara

profesional.

3) Terdapat buku standar askep dan SOP (Standar Operasional

Prosedur)

4) perawatan IV berdasarkan wawancara dengan perawat

melaksanakan metode tim yang tebagi menjadi 2 tim, tapi

pelaksanaannya tampak masih doble pekerjaan, maka hasil

observasi belum sesuai dengan MPKP.

5) Hasil observasi terhadap pencatatan dokumentasi askep masih

banyak yang belum diisi dengan lengkap.

6) Setiap tindakan sudah dilakukan diruangan dengan format

khusus pendokumentasian distatus pasien.

7) Catatan perkembangan kesehatan pasien belum

terdokumentasikan secara lengkap dalam buku rekam medis

pasien.

STIKes Sebelas April Sumedang


91

8) 44% pasien menjawab perawat masih mengobservasi klien

kadang-kadang.

9) 11,1% pasien menjawab perawat kadang-kadang menjelaskan

proses dari tindakan yang dilakukan pada pasien dan 22,2%

perawat tidak menjelaskan.

10) Hasil observasi Pre dan post comperence di ruang perawatan

tidak dilakukan.

11) Hasil observasi terhadap penerimaan pasien baru di ruang

perawatan IV belum ada SOP.

12) Kepala ruangan lebih menerima kegiatan yang dilakukan oleh

perawat setiap paginya.

13) Operan sudah dilakukan selain di nurse station juga dilakukan

kunjungan langsung ke ruang perawatan pasien

14) Sudah tersedia format discharge planing untuk pasien pulang.

15) Hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat di ruang

perawatan IV bahwa belum ada kebijakan untuk sentralisasi obat,

sehingga sarana dan prasana yang memadai untuk sentralisasi

obat.

Dari data diatas kami mengangkat beberapa masalah

seperti :

 Ruang perawatan IV berdasarkan wawancara dengan

perawat melaksanakan metode tim yang tebagi menjadi 2

STIKes Sebelas April Sumedang


92

tim, tapi pelaksanaannya tampak masih doble pekerjaan,

maka hasil observasi belum sesuai dengan MPKP.

 Penerimaan pasien baru di ruang perawatan IV belum

ada SOP.

 Belum dilakukannya Pre dan post comperence di ruang

oleh masing-masing ketua tim.

 Belum ada kebijakan dilakukan sentralisasi obat

 Pencatatan dokumentasi askep masih banyak yang belum

diisi dengan lengkap.

c. Material (Saranan dan Prasarana)

1) Pengelolaaan ruangan dan logistik di ruang perawatan 4 belum

ada secara khusus.

2) Setiap bulan perawat yang di berikan wewenang dalam hal ini

karu mengajukan kebutuhan sarana dan prasarana kebagian

rumah tangga Rumah Sakit.

3) Setiap pengajuan alkes dilakukan oleh karu kepada kabid

keperawatan dengan waktu yang belum teratur.

4) Ruang jaga perawat yang di fasilitasi meja dan kursi petugas,

perawat telepon untuk komunikasi antar ruangan/tenaga

kesehatan

5) Terdapat 19 tempat tidur yang terbagi 2 kamar yaitu, 1 kamar

ruangan umum dan 1 kamar ruangan isolasi.

STIKes Sebelas April Sumedang


93

6) Belum terpenuhinya ketersediaan handscrube di ruangan sarana

dan prasarana alat tindakan keperawatan masih belum

memenuhi standar.

7) Belum terdapat petunjuk 7 langkah cuci tangan yang benar yang

ditempel.

8) Belum terdapat petunjuk 7 benar obat yang di tempel di ruangan

9) Sampiran tiap kamar pasien sudah ada

10) Pemisahan sampah medis non medis belum diberi tanda dengan

kantong kresek warna kuning, belum tersedianya tempat sampah

organik dan an-organik.

11) Baki tindakan hanya terdapat 1 buah yang kecil.

12) Tata tertib pasien dan penunjang tampak belum ada

13) 81,8% perawat mengatakan puas dan 18,2% tidak puas dengan

persediaanya peralatan dan perlengkapan yang mendukung

pekerjaan.

14) Sarana dan prasarana yang ada terlampir

a) Fasilitas untuk pasien

b) Administrasi penunjang

Dari data di atas kami menyimpulkan bahwa sarana

dan prasarana belum memenuhi sesuai standar depkes tipe

Rumah Sakit C diantaranya meliputi :

 Ruang perawatan IV belum memiliki alat resusitasi dan

EKG.

STIKes Sebelas April Sumedang


94

 81,8% perawat mengatakan puas dan 18,2% tidak puas

dengan persediaanya peralatan dan perlengkapan yang

mendukung pekerjaan.

 Belum terpenuhinya ketersediaan handscrube di ruangan

sarana dan prasarana alat tindakan keperawatan masih

belum memenuhi standar

 Belum terdapat petunjuk 7 langkah cuci tangan yang

benar dan 5 momen hand hyegene tiadak ada.

 Belum terdapat petunjuk 7 benar obat yang di tempel di

ruangan

 Pemisahan sampah medis non medis belum diberi tanda

dengan kantong kresek warna kuning, belum tersedianya

tempat sampah organik dan an-organik

 Tata tertib pasien dan penunjang tampak belum ada

d. M5 (Marketing)

1) Rumah Sakit Pakuwon memiliki visi, misi dan motto yang jelas

sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan tapi tidak

terpasang dirungan.

2) Jumlah tempat tidur ruang perawatan IV yaitu 19 buah rata-rata

merawat pasien setiap harinya 6-9 orang.

3) Rumah sakit Pakuwon sudah menjadi tempat praktek mahasiswa

keperawatan

STIKes Sebelas April Sumedang


95

4) Instalasi laboratorium yang buka 24 jam sebagai memudahkan

pemeriksaan penunjang.

5) RSU Pakuwon Sumedang mempunyai unggulan bedah,

unggulan penyakit dalam, unggulan kebidanan, dan unggulan

anak.

6) Kepuasan pasien berdasarkan hasil kuesioner yang telah

dibagikan kepada 9 pasien yang dijadikan sample sebesar 88,9%

7) Pasien meninggal 3 bulan yang lalu 4 orang

Pasien pulang paksa 3 bulan yang lalu 1 orang

Jumlah kunjungan pasien 3 bulan yang lalu 137 orang

8) 11,1% pasien menjawab tidak puas terhadap pelayanan di Ruang

perawatan IV.

Dari data marketing diatas kami menyimpulkan ada

masalah sebagai berikut :

 11,1% pasien menjawab tidak puas terhadap pelayanan

di Ruang perawatan IV.

 Visi dan misi tidak terpasang diruangan.

f. Manajemen Asuhan Keperawatan

1) Penerimaan pasien

(Alur masuk)

Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan perawatan IV dan

observasi terhadap alur masuk pasien bahwa alur masuk dan

keluar pasien belum ada SOP, dalam pelaksanaan operan dari

STIKes Sebelas April Sumedang


96

perawat IGD yang mengantarkan pasien kepada Ruang

perawatan IV tidak ada penerima pasien baru secara khusus

terhadap pasiennya itu sendiri hanya status pasien yang

dioperkan ke Ruang Perawatan IV.

2) Pengelolaan pasien

a) Pengelolaan pasien dilaksanakan oleh 2 tim namun dalam

pelaksanaannya belum sesuai dengan peran dan fungsinya.

b) Gambaran khusus diruangan ini bervariasi untuk pasien

dalam, bedah, dan dalam. Dalam hal ini hanya untuk ruangan

isolasi saja yang dipisah, dimana ruangan isolasi digunakan

hanya untuk penyakit yang infecsius.

3) Pelayanan keperawatan

a) Metode pemberian askep di Ruang Perawatan IV

menggunakan metode tim, namun dalam pelaksanaannya

belum sesuai dengan metode tim MPKP.

b) Jabatan kepala ruangan sangat mendukung pelaksanaan

MPKP di Ruang Perawatan IV, walaupun pada

pelaksanaannya belum semuanya mengacu kepada

pelaksanaan MPKP.

c) Ruang Perawatan IV telah memiliki SOP

d) Ruang Perawatan IV sudah memiliki standar ASKEP

STIKes Sebelas April Sumedang


97

4) Pemenuhan KDM

a) Oksigen

Perasat pemenuhan kebutuhan oksigen dari hasil observasi

didapat hasil bahwa perawat melakukan pemberian oksigen

sudah sesuai dengan SAK dari Depkes.

b) Nutrisi dan Cairan

Penyediaan makanan pasien dikelola oleh petugas gizi,

namun pasien masih disuapi oleh keluarganya pada waktu

makan kecuali pasien yang terpasang NGT. Jenis nutrisi yang

diberikan berbeda untuk setiap pasiennya disesuaikan dengan

kebutuhan dietnya dan kondisi medisnya. Di Ruang

Perawatan IV ada petugas gizi untuk pasien yang

membutuhkan pengetahuan terkait dengan dietnya.

Kebutuhan cairan terbantu dengan terpasangnya infus dan

juga cairan yang langsung diminum pasien.

c) Eliminasi

Kebutuhan eliminasi dibantu oleh keluarga pasien, sarana

yang dibutuhkan untuk eliminasi tersedia disetiap kamar

mandi seperti : pispot, penerangan cukup.

d) Kebutuhan Tidur dan Istirahat

Pasien yang dirawat di ruang perawatan IV banyak yang

mengeluh kebutuhan tidur dan istirahat kurang tercukupi

dikarenakan banyaknya penunggu di dalam ruangan sehingga

STIKes Sebelas April Sumedang


98

ruangan dirasakan panas serta kebisingan yang terjadi dan

terasa gerah.

e) Posisi Tidur

Kebutuhan pengaturan posisi tidur pasien dibantu oleh

perawat dan keluarga pasien. Pasien tampak kurang nyaman

dengan posisi tidur karena tempat tidurnya permanen tidak

bisa untuk ditinggikan.

f) Kemampuan dalam berpakaian

diruangan tidak disediakan pakaian khusus pasien kebutuhan

dalam berpakaian pasien tersedia dari pasien sendiri dan

diganti setiap hari dibantu oleh perawat dan keluarga

g) Ibadah dan keyakinan

Ibadah dan keyakinan kebutuhan ibadah pasien masih

dibantu oleh keluarga perawat hanya memberikan motivasi

agar pasien dan keluarga selalu berdo’a demi

kesembuhannya.

h) Aktifitas sehari – hari

Aktivitas sehari-hari, kebutuhan aktivitas pasien dibantu

perawat dengan melibatkan keluarga pasien kecuali pasien

yang dibantu oleh perawat secara total care.

STIKes Sebelas April Sumedang


99

i) Kebutuhan relaksasi

Kebuutuhan relaksasi dibantu oleh perawat dengan cara

mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam atau pengalihan

rasa nyeri lainnya

j) Kerja sama dalam TIM sudah baik sekali

Komunikasi antara perawat dengan petugas lainnya tidak ada

permasalahan berarti.

k) Apabila ada keluarga pasien yang belum mengerti tentang

administrasi, karu dan ketua TIM di ruangan selalu bisa

membantu menyelesaikannya.

5) Komunikasi

Komunikasi perawat dengan pasien maupun keleuarga pasien

terjalin dengan baik inform konsen setiap perawat dalam

melakukan tindakan belum tampak di medrek pasien, ada folow

up setiap pergantian shif namun dalam pendokumentasian dalam

askep status pasien belum sesuai dengan standar manajemen

askep. Perawat diruangan perawatan IV tampak selalu siap

dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh keluarga

pasien.

6) Proses Keperawatan

a) Setiap tindakan yang telah dilakukan dituangkan dalam

format khusus pendokumentasian di status pasien

STIKes Sebelas April Sumedang


100

b) Kerjasama yang baik dalam pendokumentasian antar perawat,

dokter, dan tim kesehatan lainnya.

c) Berdasarkan hasil observasi dari status pasien yang di jadikan

sample diketahui pendokumentasian askep di ruang

perawatan IV telah dilaksanakan namun dalam

pendokumentasiannya belum lengkap dari mulai pengkajian

sampai pendokumentasian askep.

d) Pengkajian sudah ada formulir pengkajian yang menyatu

dengan buku rekapan medis pasien, namun dalam

pengisiannya belum lengkap.

e) Diagnosa keperawatan dari status pasien yang di jadikan

sampel, perawat sudah menuliskan diagnosa keperawatan

namun tampak diagnosa keperawatan yang masih kurang

contoh: setiap status pasien tampak hanya 1 diagnosa

keperawatan.

f) Perencannaan, rencana keperawatan belum memperhatikan

kriteria SMART.

g) Implementasi, pelaksanaan implemenasi sudah sesuai dengan

rencana namun dalam pendokumentasian belum sesuai

dengan penulisan askep.

h) Evaluasi, evaluasi sudah menggunakan format SOAP namun

dalam pendokumentasian belum sesuai dengan

pendokumentasian askep.

STIKes Sebelas April Sumedang


101

i) Catatan perkembangan, dalam pendokumentasian catatan

perkembangan belum memperhatikan SOAPIE

7) Timbang terima (operan)

a) Timbang terima sudah dilakukan di ruang perawatan 4

namun belum sesuai dengan MPKP, perawat dalam

melaksanakan peran fungsinya belum sesuai dalam hal

inimasih ada peran rangkap.

b) Proses dan alur timbang terima belum sesuai dengan standar

MPKP yaitu meliputi Pre intra dan Post Comprane.

c) Isi timbang terima meliputi nama,ruangan pasien, diagnosa

medis, kondisi pasien, masalah keperawatan, intervensi yang

telah dan belum dilakukan, terapi yang sudah dan belum

dilakukan/diberikan dan semua dicatat dalam bentuk timbang

terima (operan).

8) Ronde keperawatan

a) Ronde keperawatan belum dilakukan diruang keperawatan IV

b) Ronde keperawatan diruang keperawatan IV dapat

dialakukan secara berkesinambungan.

9) Discharge planing

a) Berdasarkan hasil observasi dan wawacara bahwa discharge

planing sudah dilakukan kepada setiap pasien pulang setelah

dokter memberika advis pasien boleh pulang.

STIKes Sebelas April Sumedang


102

b) Discharge planing terdokumentasikan distatus pasien secara

lisan saja pada saat pasien sudah bisa pulang, sedangkan

secara tertulis sebagian ada perawat yang mengisi sebagian

ada yang tidak.

10) Sentralisasi obat

a) Belum ada kebijakan mengenai sentralisasi obat diruang

perawatan IV berdarakan hasil wawancara dengan kepala

ruangan bahwa sentralisasi obat

b) Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan didapatkan

bahwa sentralisasi obat belum pernah dilakukan diruang

perawatan IV. Dengan demikian tidak ada buku penerimaan

obat, lembar obdervasi obat, inform consent, sentralisasi obat

serta format khusus sentralisasi obat

c) Dengan keberadaan obat berada di tangan pasien yaitu

melalui perawat yang mengambil langsung dari depo farmasi

Rumah Sakit.

d) Belum tersedianya sarana prasarana yang memadai untuk

sentralisasi obat.

e) Belum adanya buku tentang jumlah pemakaian tercatat atau

sisa obat yang sudah tercatat

STIKes Sebelas April Sumedang

Das könnte Ihnen auch gefallen