Sie sind auf Seite 1von 36

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI RAWAT INAP ASTER

TAHUN 2018
TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN INSTALASI RAWAT INAP

DIREKTUR
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penyelenggaraan Rumah Sakit perlu didukung dengan
organisasi yang efektif dan efisien
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
diatas perlu menetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang
Penetapan Pedoman Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang RI Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 772 /Menkes/SK/VI/2002 tentang
Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/III/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 417/
Menkes/Per/II/2011 Tentang Komisi Akreditasi RS

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Penetapan Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat InapRumah Sakit
KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit sebagaimana
ketetapan kesatu sebagaimana terlampir pada lampiran keputusan ini.
KETIGA Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diubah dan diperbaiki sebagaimana
mestinya

Ditetapkan di : Jambi
Pada tanggal : 01 Maret 2018

Direktur
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan
kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.upaya
tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara mandiri maupun kolaborasi,untuk
mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit dan kecacatan,perawatan pada
gangguan kesehatan’peningkatan kearah kondisi kesehatan yang optimal bagi
individu,kelompok dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dirumah
sakit,yang memberikan pelayanan langsung pada masyarakat pelanggan rumah
sakit/costumer secara terus menerus dan berkesinambungan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta tuntunan dan
harapan masyarakat semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan,maka pelayanan
keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu memperbaiki diri dari waktu
kewaktu,untuk memberikan kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna jasa.
Bidang keperawatan sebagai organisasi struktural profesi keperawatan dirumah
sakit RSJP sebagai pengelola dan berusaha menyediakan dan meningkatkan sistem yang
kondusif bagi terlaksananya pelayanan keperawatan yang berkualitas.Hal tersebut
membutuhkan pengelolaan yang profesional,dengan dukungan data dan pengetahuan
keperawatan yang up to date.
Oleh karena itu,bidang keperawatan Rumah sakit sebagai pengelola profesi
keperawatan, meningkatkan bertanggung jawab terhadap terciptanya pelayanan yang
berkualitas dengan terus menerus SDM keperawatan yang profesional.
Untuk mendukung operasional kerja ,bidang keperawatan menyusun pedoman kerja
sebagai acuan yang jelas baik secara konsep maupun teknis pelaksanaan program program
bidang keperawatan,sehingga dapat diharapkan dapat mewujudkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan serta harapan masyarakat
pengguna jasa rumah sakit dengan adanya susunan organisasi dalam lingkup rumah sakit
maka diharapkan segala kegiatan pelayanan kesehatan dapat berfungsi dengan baik dan
terarah sebagaimana mestinya. Sehingga akan meningkatkan kualitas akan sumberdaya dari
masing-masing pelaksana kesehatan rumah sakit itu sendiri.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Buku Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Sebagai panduan dan dasar
acuan dalam melakukan kegiatan pemberian pelayanan kesehatan yang komprehensif
Masyarakat Rumah Sakit di instalasi rawat inap.
2. Tujuan Khusus
a. Pemberian pelayanan pasien rawat inap dengan prinsip pasien safety
terlaksana dengan baik.
b. Pemberian pelayanan pasien diinstalasi rawat inap secara komprehensif
dapat terpenuhi dengan baik.
c. Sumber Daya Manusia baik medis maupun non medis yang
professional cukup tersedia untuk pelayanan rawat inap.
d. Fasilitas Instalasi Rawat Inap cukup tersedia dan siap pakai.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Fasilitas rawat inap di Rumah Sakit ditunjuk dengan kelas perawatan,
1. Pemeriksaan dan perawatan oleh dokter spesialis dan dokter umum
sebagai dokter jaga ruangan.
2. Pemeriksaan penunjang diagnostic laboratorium dan radiologi 24 jam.
3. Pelayanan pasien rawat inap dengan tindakan medis operatif dan nonoperatif khusus
pasien.
4. Perawatan intensif sesuai dengan indikasi medis dekat dengan ruang rawat inap.
5. Pemberian obat sesuai indikasi medis mengacu kepada daftar obat
generic / sesuai Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dengan resep dokter.
6. Pelayanan darah (Transfusi darah) di usahakan oleh instalasi rawat inap
untuk pasien yang membutuhkan tranfusi darah.

D. Batasan Operasional
Batasan Operasional Rawat Inap Rumah Sakit adalah pemberian pelayanan pengobatan
kepada penderita yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap di instalasi
rawat inap ataupasien / klien yang berada dalam perawatan di instalasi rawat inap.
E. Landasan Hukum
Penyelenggaraan pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit sesuai dengan:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
2. Undang Undang Nomor 32 tahun 2004
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/2003 tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di Kabupaten/Kota madya
4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1091/2004
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 228/2003
BAB II
GAMBARAN UMUM RS

A. Sejarah Rumah Sakit


Pada Awalnya Rumah Sakit beroperasi berdasarkan Surat Izin Wali Kota Jambi No.
649 Tahun 2012 tertanggal 31 Juli 2012 dan diresmikan oleh Gubernur Jambi pada tanggal
13 September 2012. Status Kepemilikan RS adalah milik Yayasan Pendidikan Prima
Medan. Akte pendirian Notaris Heriyanti, SH, SK Mentri Kehakiman dan HAM RI No :
C-62.HT.03.01-Th.2002 Tanggal 18 Januari dengan status Rumah Sakit ini pada waktu itu
adalah Type “D” non pendidikan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.02.03./I/2039/2014 pada tanggal 12 Agustus 2014 Rumah Sakit ditetapkan sebagai
Rumah Sakit Umum menjadi type “C” dan Keputusan Walikota Jambi No. 888 tahun 2014
pada tanggal 23 Oktober 2014 tentang Pemberian Izin Operasional Tetap Penyelenggaraan
Rumah Sakit Royal Prima Jambi Sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C. Rumah Sakit yang
merupakan rumah sakit rujukan di Kota yang selalu dituntut untuk meningkatkan dan
mempertahankan mutu pelayanan dengan baik. Sebagai penjabaran dari tugas dan fungsi
serta struktur rumah sakit maka tugas dan fungsi dibagi menjadi kepada Bagian, Bidang,
Instalasi, Pelayanan Rawat Inap, Pelayanan Rawat Jalan, Pelayanan Penunjang.
Rumah Sakit merupakan penyedia pelayanan jasa kesehatan swasta yang berlokasi di
JL. Raden Wijaya Kebun Kopi –Disamping penyedia pelayanan Jasa Kesehatan Rumah
Sakit juga turut dalam Menghasilkan tenaga – tenaga kesehatan terbaik di kota yaitu melalui
Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang tergabung dalam yayasan pendidikan prima
medan. Rumah Sakit didirikan bertujuan untuk memberikan pelayanan jasa kesehatan yang
terbaik dan terpercaya yang tentunya akan selalu berusaha dan berdedikasi untuk menjadi
rumah sakit yang mampu melayani seluruh lapisan masyarakat.
Rumah Sakit saat ini memiliki 161 tempat tidur yang disertai dengan fasilitas –
fasilitas penunjang lainnya yang dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi
penggunanya, Rumah Sakit ini memiliki Rawat Inap yang terdiri atas : Ruang Perawatan:
Aster, Bougenville, Crysant dan Edelweis. Ruang Intensif Care Unit dan Perinatologi,
Rumah Sakit juga memiliki Poliklinik Umum,Poliklinik Kebidanan dan Penyakit
Kandungan, Poliklinik Penyakit Anak, Poliklinik Penyakit Bedah dan Bedah Tulang,
Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Penyakit Gigi dan Mulut, Poliklinik Penyakit Jiwa,
Poliklinik Penyakit Mata, Poliklinik Penyakit Paru, Poliklinik Penyakit Saraf,Poliklinik
Penyakit THT,Pelayanan Terpadu General Check Up, Kamar Operasi, Kamar bersalin,
Layanan Radiologi, Laboratorium, apotik yang didukung dengan peralatan yang memadai
dan tenaga Medis/Paramedis yang selalu mengutamakan Keselamatan dan Kepuasan
pelanggan.

B. Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah Sakit


Rumah Sakit merupakan rumah sakit Kelas C dengan kapasitas 161 tempat tidur
Rumah Sakit mempunyai fungsi memberikan pelayanan kesehatan yang baik dengan motto
“Kesehatan anda adalah prioritas kami”. Dalam mengemban fungsi tersebut di atas, Rumah
Sakit mempunyai tugas pokok berupa : Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilakukan secara serasi, terpadu dengan melaksanakan peningkatan pencegahan dan
pelayanan yang bermutu serta melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku serta dapat dipergunakan sebagai tempat pengembangan
sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan bagi tenaga dibidang kesehatan.
BAB III
VISI, MISI, MOTTO,BUDAYA, TUJUAN RS
DAN MISI INSTALASI RAWAT INAP ASTER

A. VISI :
Menjadi Rumah Sakit Pilihan dan terpercaya dengan Pelayanan Prima
B. MISI:
1. Mewujudkan RS yang profesional, informatif, terpercaya,bermutu dan terjangkau.
2. Memiliki Tenaga Kesehatan yang loyal, berdedikasi tinggi, disiplin dengan
semangat persaudaraan.
3. Memfasilitasi peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan RS
4. Mengembangkan bangunan dan melengkapi peralatan RS yang lengkap.
C. MOTTO :
Kesehatan Anda Adalah Prioritas Kami.
D. NILAI
P = PROFESIONAL
R = RAMAH
I = INTEGRITAS
M = MUTU
A = ADIL

E. BUDAYA ORGANISASI :
Senyum,Salam,Sapa,Sopan,Santun

F. TUJUAN RS
 Terselenggaranya manajemen rumah sakit yang baik
 Tersedianya SDM berkualitas
 Terakreditasinya pelayanan Rumah Sakit
 Terpenuhinya sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit
 Terciptanya kepuasaan dan kenyamanan pasien
G. VISI INSTALASI RAWAT INAP ASTER RS
 Terwujudnya pelayanan prima dalam memberikan pelayanan diruang rawat inap
sesuai SPO
H. MISI INSTALASI RAWAT INAP ASTER RS
 Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat yang berorientasi kepada peningkatan
kualitas hidup pasien
 Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang dimiliki
 Meningkatkan kerjasama yang baik

I. TUJUAN INSTALASI RAWAT INAP ASTER RS


 Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan menerapkan motto
kesehatan anda adalah prioritas kami.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI RAWAT INAP CRYSANT

Instalasi Rawat Inap merupakan salah satu unit pelayanan yang dalam struktur
organisasi merupakan bagian dari Pelayanan Medik dan Keperawatan, dikepalai oleh seorang
kepala instalasi. Kepala Instalasi dalam menjalankan tugas dibantu oleh Ketua Tim dan Staff
Pelaksana. Keberadaan Organisasi Rawat Inap dituangkan dalam SK Direktur No. ...................

DIREKTUR

Ka. Sie Keperawatan

Ka. Ruangan

Ka. TIM Ka. TIM Ka. TIM

STAF. PELAKSANA
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. PENAGGUNG JAWAB INSTALASI RANAP ASTER


1. Nama jabatan : Kepala Ruangan Aster
2. Persyaratan jabatan :
a. Lulusan S1 Keperawatan dengan pengalaman kerja diatas 2 tahun.
b. Lulusan D3 keperawatan dengan pengalaman sebagai pelaksana ruangan di rawat
inap di atas 3 tahun.
c. Memiliki kemampuan memimpin.
d. Pelatihan Manajemen Pelayanan Keperawatan ruang/bangsal.
e. Sehat jasmani dan rohani
3. Bertanggung jawab kepada : Kasie Keperawatan
4. Wewenang :
a. Menegur bawahannya yang bekerja tidak sesuai dengan prosedur dan peraturan
Rumah sakit
b. Menginstruksikan kepada bawahannya untuk membuat evaluasi hasil kegiatan
c. Memberikan pembinaan kepada bawahannya dalam upaya pengembangan instalasi
rawat inap.
d. Menyetujui/menolak ijin/cuti staf bawahannya
e. Menyetujui/menolak kerja lembur staf bawahannya
f. Menetapkan nilai prestasi kerja staf bawahannya
g. Memberikan teguran secara lisan terhadap staf bawahannya
h. Memberikan usulan dan pertimbangan mengenai kebutuhan tenaga di instalasi rawat
inap.
i. Memberikan usulan tentang pemberian surat peringatan kepada staf dibawahnya
j. Memberikan usulan SDM untuk mengikuti pelatihan
k. Memberikan usulan atas pengajuan fasilitas di instalasi rawat inap.

5. Uraian tugas

Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi ;

1. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan sesuai kebutuhan.


2. Merencanakan jumlah dan jenis obat serta peralatan keperawatan yang
diperlukan sesuai kebutuhan.
3. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
4. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi ;

Tugas harian :
1. Menyusun dan mengatur tenaga perawat, sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku untuk dinas pagi, sore dan malam.
2. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat baru yang akan bekerja
di ruang perawatan.
3. Membimbing, mengarahkan dan memotivasi perawat untuk melaksanakan
asuhan keperawatan sesuai dengan ketentuan/standar.
4. Mengadakan kerjasama dan memelihara hubungan baik dengan seluruh Kepala
ruang unit lain yang berada di Rumah Sakit.
5. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan-bahan lain
yang diperlukan oleh ruang perawatan.
6. Mengunjungi pasien secara random.
7. Mengklasifikasi pasien di ruang rawat menurut kategori infeksi, non infeksi,
tingkat kegawatan untuk memudahkan perawatan.
8. Menciptakan lingkungan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung.
9. Mengontrol pelaksanaan administrasi dan keuangan meliputi pencatatan honor
dokter, alat kesehatan dan tindakan di ruang perawatan.
10. Mengatasi masalah-masalah pasien, karyawan dan sistim pelayanan yang
menjadi tanggung jawabnya.
11. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien
dan keluarga pasien, sehingga menimbulkan ketenangan.
12. Mengkoordinir ketenagaan perawat dalam kondisi emergensi agar tidak ada
pasien yang tidak tertangani.
13. Mengawasi kerapihan, kebersihan lingkungan dan penempatan alat-alat
furniture ruang perawatan.
14. Memonitor kelengkapan data pasien (data pasien pada dokumentasi pasien
sebelum dikirim ke Medical Record).
15. Mengkoordinir pelaksanaan inventarisasi harian di bagiannya.

Tugas Mingguan
1. Mengontrol pelaksanaan inventarisasi alat-alat inventasi.
2. Mengontrol kehadiran karyawan.
3. Mengontrol pengadaan dan penggunaan alat-alat medik keperawatan.
4. Pengarahan pelaksanaan pengendalian infeksi nasokomial dan rekapitulasi data
indicator mutu pelayanan keperawatan di bagiannya.

Tugas bulanan
1. Mengarahkan dan mengontrol penyusunan daftar dinas bulanan.
2. Merekapitulasi kehadiran karyawan untuk dilaporkan ke HRD
3. Mempertanggung jawabkan penggunaa obat dan alkes ke bagian Internal Audit.
4. Melaksanakan penilaian terhadap perawat dalam masa percobaan.
5. Mengatur cuti khusus, cuti besar, cuti tahunan atau cuti hamil dan melaporkan
ke HRD
6. Mengikuti rapat Kepala ruang Keperawatan.
7. Menyelenggarakan pertemuan / rapat rutin bulanan di bagiannya.
8. Mempertanggung jawabkan kegiatan operasional dalam bentuk laporan 3 (tiga)
bulanan.
9. Mempertanggung jawabkan inventarisasi alat-alat inventasi setiap bulan
10. Mengkoordinir pelaksanaan evaluasi pelayanan keperawatan melaluiKuisioner
pasien.

Tugas tahunan
1. Membuat rencana kerja tahunan, pengadaan alat-alat, sarana penunjang dan
program pengembangan di bagian.
2. Melaksanakan penilaian tahunan bagi perawat.
3. Melaporkan data inventarisasi alat dan barang tahunan.
4. Melaksanakan fungsi pengawasan pengendalian dan penilaian, meliputi :
5. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
6. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan di bidang keperawatan.
7. Melaksanakan penilaian kinerja dan memberikan pembinaan kepada staf yang
menjadi tanggung jawabnya.
8. Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan
9. Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
serta mencatat kegiatan lain di ruang perawatan.
10. Menindak lanjuti semua umpan balik sebagai usaha peningkatan mutu
pelayanan keperawatan.
11. Memberi masukan tentang kualitas dan kuantitas tenaga penunjang lain kepada
kepala unit terkait.

Tugas Khusus
1. Menigkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keperawatan antara lain
melalui pertemuan ilmiah.
2. Memperkenalkan jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai dengan kebutuhan pasien agar tercapai pelayanan optimal.
3. Membantu tugas lain untuk kepentingan rumah sakit apabila diminta
4. Melaksanakan fungsi evaluasi
5. Melaporkan hasil indicator mutu pelayanan serta pengendalian infeksi
Nosokomial setiap bulan.
6. Melaporkan yang berkaitan dengan ketenagaan, perlengkapan investasi dan
palayanan setiap bulan.
7. Mengevaluasi program kerja tahunan.
8. Mengevaluasi penggunaan alat habis pakai, obat dan alat-alat investasi

B. KATIM
1. Nama jabatan : Ketua Tim

2. Persyaratan jabatan :
a. Persyaratan kemampuan
Teknis :
a) Memiliki kemampuan di instalasi rawat inap.
b) Memiliki kemampuan pengadaan dan perencanaan
c) Memahami sistem dan prosedur pelayanan di instalasi rawat inap.
Manajerial :
a) Memiliki kemampuan untuk melakukan tugas dan fungsi manajemen
b) Memiliki jiwa kepemimpinan
c) Mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat
d) Mampu berkomunikasi dan menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai
pihak
e) Mampu memberikan motivasi dan membangun etos kerja karyawan
f) Mampu mengelola konflik (conflict management) dan keluhan (complaint
management)
b. Persyaratan pengetahuan dan pengalaman
a) Pendidikan D3 Memiliki pengalaman 3 tahun
b) S1 Keperawatan Memiliki pengalaman 2 tahun
c) Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang perawatan Rumah Sakit
secara menyeluruh

3. Bertanggung jawab kepada : Kepala ruangan

4. Mengkoordinasi kegiatan :
a) Pelaksanaan dan pengembangan pelayanan di instalasi rawat inap
b) Pelaksanaan dan pelayanan pendidikan di instalasi rawat inap.

5. Tugas Pokok :
a) Memimpin dan mengelola Unit rawat inap untuk pencapaian Visi dan Misi RS
Mengembangkan pelayanan Unit rawat inap sehingga mampu memberikan
pelayanan yang unggul dan berperan optimal
b) Memimpin dan mengembangkan SDM Unit rawat inap
c) Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan rutin dan berkala manajemen dan
administrasi Unit rawat inap
d) Penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan Aster berjalan baik dan lancar
e) Menggantikan tugas dan tanggung jawab kepala Instalasi apabila tidak berada
ditempat

6. Uraian Tugas :
1. Membuat dan menerima serah terima laporan shift.
2. Mengkoordininasikan rencana perawatan yang tepat waktu
3. Membimbing anggota tim untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
4. Mengarahkan anggota tim dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
5. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang menjadi tanggung jawabnya.
a) Kelengkapan data perawatan (rekam medis klien)
b) Tindakan keperawatan yang harus dikerjakan.
c) Kelengkapan obat dan hasil pemeriksaan penunjang.
d) Porsi makan setiap klien.
6. Mengikuti visite dokter dan menyelesaikan.
7. Membagi tugas kerja ke perawat pelaksana berdasarkan pada kompetensinya
8. Menegakkan kedisiplinan perawat pelaksana dan bila perlu menegur secara langsung
9. Mengontrol kebersihan, kerapihan dan kelengkapan dari seluruh ruangan di ruang
perawatan
10. Mengawasi pelaksanaan prosedur administrasi untuk pelayanan klien
11. Menyelesaikan masalah komunikasi antar personal dan anta unit kerja
12. Menjalin koordinasi yang baik dengan tim kesehatan lain
13. Menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan yang diberikan ke klien
14. Melakukan evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan dan
tercatat/terdokumentasi

7. Wewenang :
1. Mengatur prioritas kerja perawat pelaksana yang ada dalam tim kerja.
2. Mengontrol kerja dan hasil kerja perawat pelaksana baik keperawatan maupun administrasi
keperawatan.
3. Mengarahkan rencana asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien kepada anggota
di dalam timnya kerjanya.

8. Tanggung jawab :
1. Terlaksananya pelayanan keperawatan di Rawat Inap Aster RS Mengkaji setiap klien dan
menerapakan tindakan keperawatan yang tepat
2. Mengkoordininasikan rencana perawatan yang tepat waktu, membimbing anggota tim untuk
mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
3. Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung atau laporan anggota tim

C. PERAWAT PELAKSANA
1. Nama jabatan : Perawat pelaksana
2. Persyaratan jabatan : D3 keperawatan
3. Bertanggung jawab kepada : Ketua Tim
4. Uraian tugas :
a. Menerima pasien baru sesuai dengan proedur dan ketentuan yang berlaku
b. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang bagian ruang rawat inap
dan lingkungannya, peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
c. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien, sesuai batas kemampuannya
d. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan batas kemampuan dan
wewenangnya.
e. Memberikan pelayanan keperawatan dasar kepada pasien, sesuai kebutuhan dan
batas kemampuannya
f. Berperan serta dalam melaksanakan tindakan rehabilitasi pada pasien agar dapat
mandiri
g. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat secara tepat
dan benar sesuai dengan kebutuhan pasien, serta petunjuk yang berlaku.
Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter yang
merawat/dokter penanggung jawab ruangan.
h. Memantau dan menilai kondisi pasien serta melakukan tindakan yang tepat
berdasarkan hasil pemantauan tersebut, sesuai batas kemampuan.Melaksanakan
evaluasi tindakan keperawatan sesuai dengan batas kemampuannya.
i. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya
j. Menyiapkan pasien yang akan pulang, rujuk dan pindah ruangan
k. Melaksanakan perawatan pasien yang dalam keadaan sakratul maut dan merawat
jenazah sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku
l. Melaksanakan dan memelihara system pencatatan dan pelaporan pelayanan
keperawatan yang tepat dan benar, sehingga tercipta suatu system informasi Rumah
Sakit yang dapat dipercaya/akurat.
m. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik(therapeutic relationship) dengan
pasien dan keluarganya
n. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai
o. Mempersiapkan dan memelihara kebersihan bagian rawat inap dan lingkungannya
p. Membantu petugas lain dalam memelihara lingkungan yang sehat
q. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan anggota tim kesehatan
(dokter, ahli gizi, analisis, dan lain-lain) di unit kerjanya
r. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar petugas, pasien dan
keluarganya sehingga tercipta ketenangan.Melaksanakan serah terima tugas kepada
petugas pengganti secara lisan maupun tertulis, pada saat pergantian dinas.
s. Melaksanakan serah terima tugas kepada perawat pengganti secara lisan maupun
tertulis,pada saat pergantian dinas
t. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal
dinas
u. Berperan serta dalam membahas kasus pelayanan keperawatan dan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan di bagian Rawat Inap
v. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat inap
w. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keperawatan, antara lain
melalui pertemuan ilmiah.
x. Memegang teguh rahasia jabatan
BAB VII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL


A. Definisi
Ketentuan yang mengatur penentuan jumlah kebutuhan Tenaga di ruang rawat inap
dengan mempertimbangkan jumlah tenaga dan kualifikasi yang diharapkan.

B. Tujuan
1. Menentukan jumlah dan komposisi tenaga diruang Rawat Inap berdasarkan
kualifikasi.
2. Melakukan perhitungan agar memenuhi kebutuhan.
3. Mengatur agar penyediaan ketenagaan tetap efektif dan efisien.

C. Standart Ketenagaan

1. Jumlah, komposisi dan kualifikasi tenaga di ruang Rawat Inap


Berdasarkan data kepegawaian per juli 2017 maka jumlah petugas di ruang Rawat
Inap Aster ada 17 orang. Komposisi dan kualifikasi tenaga yang bekerja diruang rawat
inap ada 17 orang dengan kualifikasi pendidikan Ners,D III Keperawatan, dan DIII
kebidanan.
2. Perhitungan ketenagaan
NO JENIS / KATEGORI RATA-RATA RATA-RATA JUMLAH JAM
PASIEN / HARI JAM PERAWATAN/
PERAWATAN HARI ( c x d )
PASIEN/HARI
a b c d e
1 Pasien Penyakit Dalam 15 3.5 52.5
2 Pasien Bedah 2 4 8
3 Pasien Gawat Darurat 1 10 10
4 Pasien Anak 5 4.5 22.5
5 Pasien Kebidanan 2 2.5 5
Jumlah 25 98

1. Jumlah Jam Perawatan = ( 98 ) = 14


Jumlah Kerja Efektif/Shif 7

2. Faktor Koreksi ( Loss Day )


Jumlah hari minggu/Tahun + Cuti + Hari besar x Perawat
Jumlah hari kerja Efektif
= 52+12+14X14 = 78 X14 = 1.092= 3,8 (4)
286 286 286
3. Tugas Non Perawat
Jumlah Perawat + Loss day x 25 %= 14 + 4 x 25% = 4,5 (4)

4. Jumlah Perawat yang dibutuhkan :


Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan + jumlah perawat yang dibutuhkan saat libur +
Ka.Ruang
= 14 + 4 + 4 = 22 orang perawat

D. Pengaturan Staf Aster


Kualifikasi sumber daya manusia di Rawat Inap Aster terdiri dari 1 Perawat
Penanggung Jawab, 4 katim dan 12 perawat pelaksana. Dari hasil perhitungan kebutuhan
tenaga yang dihitung hasil perhitungan kebutuhan tenaga yang dihitung dapat dilihat
kebutuhan tenaga sebagai berikut :
1. Kepala ruang
Penanggung Jawab unit rawat inap Aster RS. bertanggung jawab sepenuhnya
mengenai ruangan perawatan rawat inap Aster.
2. KaTim
Menggantikan KARU Apabila tidak berada ditempat dan bertanggung jawab semua
pekerjaan diruang rawat inap Aster.
3. Perawat pelaksana
Mengerjakan tugas sesuai dengan prosedur.
4. Jadwal Dinas
Dinas harian terdiri dari 3 shift yaitu pagi,sore, dan malam. Perhitungan Tenaga
diruang ranap Aster adalah sebagai berikut :

 Pagi : 5 orang ( Termasuk KARU )


 Sore : 4 orang ( Termasuk KATIM )
 Malam : 4 orang ( Termasuk KATIM )

BAB VIII

TATA LAKSANA PELAYANAN KEPERAWATAN

A. Kebijakan dan prosedur


1. Penerimaan pasien baru
Prosedur yang dilakukan oleh perawat :

1. Menerima pasien baru dan melakukan serah terima dengan perawat dari ruang IGD atau
Poliklinik
2. Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan ketepatan identitas pasien dengan
bertanya langsung kepada pasien.Setelah identitas sesuai, gelang dikenakanke tangan
pasien.
3. Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko tinggi sesuai dengan
ketentuan.
4. Menjelaskan mengenai ruangan pasien dan fasilitas yang ada
5. Melakukan pengkajian keperawatan.
6. Melakukan observasi tanda-tanda vital.
7. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien.
8. Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab dan melakukan
tindakan sesuai instruksi dokter.
9. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh perawat yang melakukan tindakan

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


1. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
2. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan.

2. Persiapan pasien pre op


Petugas yang melaksanakan: perawat yang bertanggung jawab kepada pasien
Prosedur:

1. Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari dokter penanggung


jawab dan anestesi mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan
2. Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan tindakan section
cesareadan surat ijin tindakan anestesi
3. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai
instruksi dokter
4. Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah bila diperlukan, melepas
protese dan lain-lain
5. Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat didalam pendokumentasian
6. Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan pasien sudah siap diantar ke
kamar operasi
7. Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar
8. Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30 menit sebelum jadwal operasi
9. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang ditanda
tangani oleh bidan yang melakukan tindakan

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


1. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
2. Dokter memberikan Edukasi dan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan
maupun setelah selesai tindakan
3. Melakukan tindakan di kamar operasi
4. Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
5. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

BAB IX
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety)
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
1. Assesment resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko

Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan


oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan

C. Standar keselamatan pasien di rumah sakit


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
progam peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

D. 7 langkah keselamatan pasien


Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf anda
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

E. Kejadian tidak diharapkan (KTD)


Adverse event :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil suatu tindakan yang
seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera
dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat
dicegah.

F. Kejadian tidak diharapkan yang tidak dapat dicegah


Unpreventable adverse event :
Suatu kejadian tidak diharapkan akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah
dengan pengetahuan yang mutakhir.

G. Kejadian nyaris cedera (KNC)


Near miss :
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat menciderai pasien
tetapi cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan (misalnya pasien terima suatu
obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat) karena pencegahan (suatu obat
dengan overdosis lethal akan diberikan tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya
sebelum obat diberikan) atau peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan
tetapi diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya).

H. Kesalahan medis
Medical errors :
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien termasuk gagal melaksanakan
sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai
tujuannya, dapat merupakan akibat dari melaksanakan suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).

I. Insiden keselamatan pasien


Patient safety incident :
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

J. Kejadian sentinel
Sentinel event :
Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera
serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata sentinel terkait
dengan keseriusan cedera yang terjadi sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.

K. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien


1. Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun observasi kebidanan
harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
2. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam medis
3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter penanggung
jawab pasien atau dokter konsulen sebelum pasien mendapatkan penatalaksanaan
medis
4. Seluruh persalinan normal wajib ditolong oleh dokter spesialis kebidanan, bidan
boleh menolong persalinan dalam kondisi emergensi, disaat tidak ada dokter atau
dokter spesialis kebidanan
5. Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan dilakukan setiap 4 jam sekali
atau bila ada indikasi
6. Observasi pasien ODC dilakukan selama 3-4 jam pasca tindakan, pasien baru
diperbolehkan pulang setelah sadar penuh dan keadaan umumnya baik
7. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan identitas pasien yang
lengkap, benar dan jelas
8. Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan fisik, dicap kaki dan
diberikan peneng untuk identitas
9. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila ada pasien di
atas tempat tidur
10. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat
11. Kuku petugas harus pendek
12. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan
13. Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
14. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran
BAB X
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi lebih
tinggi dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan
yang lebih mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan pencegahan
dan penanggulangan secara memadai.
Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin
tingginya potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku seks
bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum
ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik dan penggunaan bersama peralatan
yang menembus kulit, tato, tindik dan lain-lain.
Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C yang
keduanya potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Kedua
penyakit ini sering tidak dapat terkenali secara klinis karena tidak menampakan
gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di atas
memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran
infeksi dikenal melalui “Universal Precaution”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan kontak
24 jam dengan pasien mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh sebab itu tenaga
kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular
penyakit agar dapat bekerja maksimal.

B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat dari
penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko
terpajan atau terinfeksi penyakit menular.

C. Tindakan yang beresiko terpajan


Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat
terpajan dengan infeksi menular yaitu:
1. Cuci tangan yang tidak benar
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai
D. Prinsip keselamatan kerja
Prinsip utama dari prosedur universal precaution dalam kaitannya dengan
keselamatan kerja khususnya di Instalasi Kamar Bersalin adalah menjaga higine
sanitasi individu, higine dan sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tersebut dapat dijabarkan dalam kegiatan yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yaitu pelindung kaki/sandal sepatu
khusus kamar bersalin, apron/gaun pelindung, topi, masker, goggle/kaca mata
dan sarung tangan.
3. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
7. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan pemberian imunisasi
E. Hal-hal yang harus diketahui oleh petugas terpapar
Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus dilakukan
jika terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga dapat ditanggulangi dengan
tepat dan cepat. Hal-hal yang harus diketahui petugas kesehatan yang terpapar
adalah :
1. Tindakan sesuai dengan jenis paparan
2. Status kesehatan petugas terpapar
3. Status kesehatan sumber paparan
4. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
5. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas pakai
lainnya.

BAB XI
PENGENDALIAN MUTU

A. Indikator mutu pelayanan keperawatan


1. Mampu memberikan asuhan keperawatan
2. Kerja sesuai dengan spo
3. Kerjasama Tim yang baik
4. Kepuasan pelanggan≥80%

B. Evaluasi dan pengendalian mutu


Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu
pelayanan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan dengan
cara :
1. Audit pelayanan Keperawatan
2. Audit pendokumentasian
3. Audit prosedur pelayanan keperawatan
4. Survey kepuasan pasien
BAB XII
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas
Fasilitas yang tersedia pada pelayanan rawat inap terdiri dari:
Alat yang Tersedia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

LAPORAN INVENTARIS RAWAT INAP


Alat Medis
No Nama barang Jumlah Keterangan
1 Timbangan 1 buah
2 Nier beken 2 buah
3 Termometer 2 buah
4 Stetoskope dewasa 2 buah
5 Stetoskope anak 1 buah
6 Tensi meter dewasa 1 buah
7 Troley obat 2 buah
8 Kursi roda 1 buah
9 Tiang Infus 32 buah
10 Bed Pasien 32 buah
11 Pulse oximeter 1 buah
12 Termometer digital 1 buah
13 Pispot 2 buah
14 Urinal 1 buah
15 Tornuiqet 1 buah
16 Kom steril tutup besar 4 buah
17 Tromol sedang 1 buah
18 Tongspatel 1 buah
19 Baskom Mandi plastik 5 buah
20 Tensi meter anak 1 buah
21 Syring pump 1 buah
22 Infus pump 1 buah
23 Pen light 1 buah
24 Nebulizer 1 buah
25 Suction 1 set
26 Ambu bag dewas 1 buah
27 Ambu bag anak 1 buah
28 Troley obat stainlist 1 buah
29 Minor set 2 set
30 Reflek hamer 1 buah
31 Buli-buli 1 buah

Non Medis
No Nama Barang Jumlah Keterangan
1 Kulkas 1 buah
2 Televisi 12 buah
3 Dispenser 2 buah
4 AC 13 buah
5 Kursi Perawat 5 buah
6 Kursi Pasien 20 buah
7 Tong sampah kecil 12 buah
8 Tong sampah besar 2 buah
9 Meja Makan 32 buah
10 Lemari pasien 32 buah

Alat Kantor
Penggaris 1 buah
1 Spidol permanen / non 2 buah
2 Staples besar 1 buah
3 Staples kecil 1 buah
4 Pena warna biru 2 buah
5 Gunting 1 buah
6 Map merah 23 buah
7 Map biru 4 buah
8 Pembolong Kertas 1 buah
9 Komputer 1 set
10 Map hijau 2 buah
11 Telepon 1 buah
12 Bunga meja 1 buah
13 Map kuning 5 buah

Linen
1 Selimut 32 lembar
2 Laken pink 32 lembar
3 Bantal 32 buah
4 Handuk kecil 15 lembar
5 Keset kaki 15 buah
6 Sarung bantal 32 buah
7 Stic laken 10 buah
8 Perlak 10 buah
9 Baju pasien 5 buah
BAB XIII
KEGIATAN ORIENTASI

A. PENDAHULUAN
Program orientasi merupakan salah satu kegiatan ruang rawat inap Aster bekerja sama
dengan Bagian HRD dan Bagian Penunjang Medis dalam rangka memberikan pengarahan
dan bimbingan serta mempersiapkan perawat baru agar dapat bekerja sesuai dengan peran
dan fungsinya.
Seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam
mengatur serta mengendalikan kegiatan pelayanankeperawatan.) Sehubungan dengan
hal tersebut, maka perlu diadakan program orientasi bagi analis baru guna kelancaran
dalam bekerja.

B. LATAR BELAKANG
Seiring dengan upaya RS untuk menjalankan tujuannya menjadi rumah sakit yang
unggul dalam pelayanan dengan manajemen dan sumber daya manusia yang professional
dan berpengalaman. Dengan bertambahnya kebutuhan akan tenaga perawat, maka RS
perlu melakukan pengenalan pada tenaga perawat yang baru guna memenuhi tuntutan
tersebut.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan komprenhensif dan professional
berdasarkan standard dan etik profesi dengan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
Terlaksananya pelayanan keperawatan sesuai dengan SAK dan SPO dengan
mengutamakan keselamatan pasien.

D. KEGIATAN POKOK
1. Kegiatan pokok : mengadakan orientasi tenaga perawat baru di ruang rawat inap
Aster RS
2. Rincian kegiatan :
a. Mengatur ,memantau dan mengawasi pelaksanaan pelayanan asuhan
keperawatan.
b. Menyelenggaran orientasi, perawat baru di ruang rawat inap Aster

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Membuat permohonan penambahan perawat baru ke Kasie Keperawatan
2. Melakukan perekrutan perawat baru diruang rawat inap Aster meliputi :
a. Perekrutan perawat baru meliputi tes tulis dan wawancara
b. Orientasi atau pengenalan RS
c. Penempatan perawat baru di ruang rawat inap
d. Orientasi ruang rawat inap

F. SASARAN
Sasaran orientasi adalah karyawan baru di ruang Rawat Inap Aster RS

G. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN KEGIATAN


Kepala ruangan membuat penilaian kinerja staf baru dibulan ke 3 dan bulan ke 6 dan
diserahkan kepada Kasie keperawatan
BAB XIV
PERTEMUAN/ RAPAT

Dalam lingkup Rumah Sakit selalu dilakukan rapat. Pertemuan rapat ini sangat bermanfaat
untuk masing-masing unit guna memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan
dengan peningkatan pelayanan rumah sakit. Kegiatan rapat ini bisa dilakukan hanya dalam unit
rawat inap Aster sendiri atau bisa juga dilakukan rapat antar unit lainnya. Kegiatan rapat ini
biasanya dihadiri oleh seluruh staff Aster.
Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan kerja, kebutuhan
sarana dan prasarana dilapangan, maupun berbagai hal yang menyangkut kelangsungan unit
masing- masing. Sehingga dengan dilakukan rapat rutin ini dapat dilakukan tindaklanjut untuk
kendala yang dihadapi di lapangan maupun yang dihadapi di unit internal itu sendiri.
Kegiatan pertemuan/ rapat intern biasanya dilakukan setiap 1 bulan sekali di hadiri oleh
seluruh staff Aster waktu dan hari ditentukan. Pertemuan rutin lainnya seperti morning report
dilakukan setiap hari di hadiri oleh seluruh kepala Ruangan beserta Kepala Bidang Pelayanan
Medis, dokter jaga IGD, Kasie Keperawatan dan Kepala Penunjang Medis, selain itu ada Rapat
Koordinasi yang dilakukan setiap hari Jumat yang dipimpin oleh Direktur Rumah Sakit, untuk
membahas masalah-masalah yang terjadi di unit kerja dan lapangan.
Kegiatan rapat lain yang biasa dilakukan di RS misalnya rapat yang diadakan oleh
bagian Diklat atau Manajemen Rumah sakit.
BAB XV
PENUTUP

Dengan dikeluarkannya Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Inap Aster ini maka
setiap petugas Rumah Sakit yang terkait agar senantiasa memperhatikan dan menjalankan
pelayanan rawat inap sebaik-baiknya. Senantiasa mematuhi prosedur dan mengembangkan
pelayanan berbasis keselamatan dan kepuasan pasien.

Das könnte Ihnen auch gefallen