Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh:
Nama : Yosi Herliani
NIM : B1A016023
Rombongan : III
Kelompok : 3
Asisten : Persona Gemilang
Enzim adalah substansi yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan berperan
sebagai katalisator pada reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Katalisator
adalah substansi yang mempercepat reaksi tetapi pada hasil reaksi, substansi tersebut
tidak berubah. Enzim mempunyai ciri dimana kerjanya dipengaruhi oleh lingkungan.
Salah satu lingkungan yang berpengaruh terhadap kerja enzim adalah pH. pH
optimal enzim adalah sekitar pH 7 (netral) dan jika medium menjadi sangat asam
atau sangat alkalis enzim mengalami inaktivasi (Gaman, 1994).
Aktivitas enzim pencernaan berkorelasi dengan jumlah enzim yang terdapat
pada tempat pencernaan berlangsung. Aktivitas amilase dan protease dapat diketahui
dengan cara mengukur banyaknya mikromol maltosa dan asam-asam amino (tirosin)
yang dihasilkan per menit (Al Gadri et al., 2014). Salah satu enzim yang diperlukan
untuk pertumbuhan adalah amilase. Amilase dapat diartikan sebagai segolongan
enzim yang merombak pati, glikogen dan polisakarida yang lain. Tumbuhan
mengandung α dan β amilase, hewan memiliki hanya α amilase, dijumpai dalam
cairan pankreas dan juga (pada manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah.
Amilase memotong rantai polisakarida yang panjang, menghasilkan campuran
glukosa dan maltosa. Amilosa merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000
molekul glukosa yang saling berikatan membentuk rantai lurus. Dalam air, amilosa
bereaksi dengan iodin memberikan warna biru yang khas (Fox, 1991).
Amilase merupakan enzim yang paling penting dan keberadaanya paling
besar, pada bidang bioteknologi, enzim ini diperjual belikan sebanyak 25% dari total
enzim yang lainya. Amilase didapatkan dari berbagai macam sumber, seperti
tanaman, hewan dan mikroorganisme. Amilase yang berasal dari mikroorganisme
banyak digunakan dalam industri, hal ini dikarenakan mikroorganisme periode
pertumbuhanya pendek. Amilase pertama kali yang diproduksi adalah amilase yang
berasal dari fungi pada tahun 1894 (Salisbury, 1990).
A. Tujuan
2.1 Materi
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan Lele
(Clarias gariepinus), pakan protein 32% dan 18%, ekstrak enzim, substrat amilum,
buffer fosfat, reagen DNS dan akuabides.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tabung eppendorf,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, water bath, spektrofotometer, vortex, freezer, dan
mikropipet tip.
2.2 Metode
A. Preparasi Jaringan
1. Saluran digesti diisolasi dengan cara pembedahan lalu dibersihkan
(dilakukan diatas es balok).
2. Tris-HCl buffer 50 mM ditambahkan ke dalam botol sampel dengan rasio 1 :
8 (w/v)
3. Usus dilumatkan atau dihancurkan menggunakan homogenizer elektrik
selama 10 menit.
4. Usus yang telah dilumatkan dan ditampung dalam eppendorf 1,5 mL
disentrifugasi dengan menggunakan centrifuse 4C pada kecepatan 15.000
rpm selama 10 menit.
5. Supernatan diambil dan disimpan pada suhu -80º C.
B. Pengukuran aktivitas Amilase
1. Buffer fosfat amylase pH 7,03 dicampurkan ke dalam tabung sampel dan
blanko sebanyak 350 µl.
2. Ekstrak enzim ditambahkan pada tabung sampel sebanyak 50 µl.
3. Tabung sampel dan blanko diaktivasi selama 10 menit pada suhu 37oC.
4. Substrat pati ditambahkan sebanyak 350 µl ke dalam tabung sampel dan
blanko, lalu diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37oC.
5. Setelah inkubasi, pada tabung sampel dan blanko ditambahkan dengan 750
µl reagen DNS.
6. Ekstrak enzim ditambahkan sebanyak 50 µl pada tabung blanko.
7. Semua tabung sampel dan blanko diinkubasi dengan dididihkan selama 5
menit.
8. Tabung yang telah didihkan, kemudian didinginkan sampai larutan tersebut
dingin kira-kira 15-30 menit, lalu ditambahkan akuabides sebanyak
akuabides 3000 µl.
9. Campuran reaksi dihomogenkan menggunakan vortex.
10. Campuran reaksi diukur absorbansinya pada spektofotometer dengan
panjang gelombang 540 nm.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
No. No.
Berat Tris-
eppendorf eppendorf Berat usus
Kel Perlakuan HCl (x6)
sampel kasar sampel halus (gram)
(gram)
(a) (b)
Lele Protein tinggi 17 17 1,93 11,58
1
Lele Protein rendah 18 18 2 12
Lele Protein tinggi 19 19 1,43 8,58
2
Lele Protein rendah 20 20 1,95 11,7
Lele Protein tinggi 21 21 2 12
3
Lele Protein rendah 22 22 1,86 11,16
Lele Protein tinggi 23 23 1,78 10,68
4
Lele Protein rendah 24 24 1,5 9
Konsentrasi = ax + b
a = 20,653
b = - 22,963
x = nilai absorbansi sampel
1) Konsentrasi = ax + b
= 20,653 (1,550) - 22,963
= 9,04915
2) Konsentrasi = a x+ b
= 20,653 (1,143) - 22,963
= 0,643379
3) Konsentrasi = a x+ b
= 20,653 (0,616) - 22,963
= -10,240752
4) Konsentrasi = ax + b
= 20,653 (1,178) - 22,963
= 1,366234
5) Konsentrasi = ax + b
= 20,653 (1,006) - 22,963
= -2,186082
6) Konsentrasi = ax + b
= 20,653 (0,587) - 22,963
= -10,839689
a. Aktivitas amilase ikan lele protein tinggi
kons. sampel 1 + kons. sampel 2
Aktivitas amilase (X) = ( ) − kons. blanko
2
9,04915+ 0,643379
=( )- (-10,240752)
2
= 19,6115915
Nilai aktivitas amilase (X)
Aktivitas amilase/menit = waktu inkubasi (15 menit)
19,6115915
= 15
= 1,30743943
b. Aktivitas amilase ikan Ikan lele protein rendah
kons. sampel 1 + kons. sampel 2
Aktivitas amilase (X) = ( ) − kons. blanko
2
1,3662234−2,186082
=( ) − (−10.839689)
2
= 11,112882
Nilai aktivitas amilase (X)
Aktivitas amilase/menit = waktu inkubasi (15 menit)
11,112882
= 15
= 0,7408588
Gambar 3.1.1 Hasil tabung sampel dan blanko sebelum diinkubasi
selama 5 menit pada suhu 100oC.
Gambar 3.1.2 Hasil tabung sampel dan blanko setelah diinkubasi selama 5 menit
pada suhu 100oC.
3.2 Pembahasan
Al Gadri, S. F., Susilo, U., & Priyanto, S. 2014. Aktivitas Protease dan Amilase pada
Hepatopankreas dan Intestine Ikan Nilem Osteochilus hasselti C.V. Scripta
Biologica.
Asnani, A., & Lestari, P. 2009. Aktivitas Amilase, Lipase, dan Protease dari Cacing
Peryonix excavatus. Molekul, 4(2), pp. 115-121.
Csuros M. 1997. Environmental Sampling and Analysis Lab Manual. Inggris: CRC
Press.
Eroldogan, O. T., Suzer, C., Tasbozan, O., & Tabakoglu, S. 2008. The Effect of Rate
Restricted Feeding Regimes in Cycles in Digestive Enzymes of Gil the head
Sea-brem Sparus aurata. Turkish Journal of Fisheris and Aquatic Science.
Vol. 8, pp. 49-54
Gaman, P.M & Sherrington. 1994. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi
dan Mikrobiologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
German, D. P., Dolly, M. F., Joseph, H., Hooree, A., & Brent, L. L. 2016. Elevated
Gene Copy Number Does Not Always Explain Elevated Amylase Activities
in Fishes. Physiological and Biochemical Zoology, 89(4), pp. 277–293.
Hidalgo MC, Urea E, Sanz A. 1999. Comparative study of digestive enzymes in fish
with different nutritional habits. Proteolytic and amylase. Aquaculture, 170,
pp. 267-283.
Pratiwi, E. D., Untung, S., & Slamet, P. 2013. Aktivitas Amilase dan Laju
Metabolisme Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada Kondisi Puasa dan
Pemberian Pakan Kembali. Biosfera, 30(1), pp. 1-6.
Salisbury, F. B & Cleon. W., Ross. 1990. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Singh, P., Gupta, P., Singh, R & Sharma, R. 2012. Activity and stability of
immobilized alpha-amylase produced by Bacillus acidocaldarius.
International Journal Of Pharmacy & Life Sciences, 3 (12), pp. 2247-2253.