Sie sind auf Seite 1von 10

AKTUALISASI IDENTITAS NASIONAL INDONESIA (NASIONALISME)

DALAM ERA GLOBAL

Disusun Oleh :

Brian Avif Azizka 21010117120072

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi ini
memiliki dampak yang sangat penting pada perubahan pola kehidupan
masyarkat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehidupan
berlangsung dengan sangat dinamis dimana setiap orang memiliki
keleluasaan dalam berekspresi.
Kehalusan budi, sopan santun dalam sikap perbuatan, kerukunan,
toleransi, dan solidaritas sosial, idealisme telah hilang karena arus
globalisasi dan modernisasi. Kepercayaan antar sesama, baik vertikal
maupun horizontal sudah mulai pudar, dalam kehidupan masyarakat
Identitas Nasional dipertanyakan eksistensinya.

Krisis multidimensi yang sedang melanda masyarakat kita


menyadarkan kita semua bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk
mengembangkan Identitas Nasional kita telah ditegaskan sebagai komitmen
konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam
Pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah memajukan kebudayaan
Indonesia. Dengan demikian secara konstitusional pengembangan
kebudayaan untuk membina dan mengembangkan Identitas Nasional kita
telah ada dasar dan arahnya.

1.2. Konsep-Konsep Dasar Identitas Nasional Indonesia


Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki
pengertian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Dalam term
antropologi identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri,
komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini
identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada suatu
kelompok. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada
kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan,
baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti
keinginan, cita-cita dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang
kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional
yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (colective action) yang
diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang
diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan
dari kemunculan konsep nasionalisme.
Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.
Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk
identitas yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa.
1) Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat
askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur
dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau
kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
2) Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.
Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama
Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong
Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara
namun sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama
resmi negara dihapuskan.
3) Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan
dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4) Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain.
Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter
dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan
sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut diatas dapat dirumuskan


pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :
1) Identitas Fundamental; yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah
Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara.
2) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan Tata
Perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara,
Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
3) Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan
pluralisme dalam suku, bahasa, budaya dan agama serta kepercayaan
(agama).

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk memberikan contoh permasalahan Aktulisasi Identitas Nasional
Indonesia.
2. Sebagai bahan bacaan masyarkat untuk menambah pemahaman
mengenai Identitas Nasional Indonesia dengan menyeluruh dan benar,
dan juga diharapkan dapat mengimplementasikan pemahamannya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
BAB II

PERMASALAHAN

Media sosial yang bebas penuh konten dengan berbagai tema telah menjadi
santapan sehari-hari banyak orang yang tidak terlepas dari penggunaan
smartphone dalam aktivitas sehari hari. Dari berbagai konten yang diunggah
tersebut banyak diantaranya yang menampilkan gaya hidup mewah. Merujuk pada
hal tersebut, maka penulis mengangkat permasalahan mengenai “ Fenomena
Video Blogger (Vlogger) yang Menayangkan Gaya Hidup Mewah ”. Berikut
adalah rumusan masalahnya :

1. Bagaimana pengaruh dari masalah yang diangkat terhadap perilaku


masyarakat dalam kehidupan sehari-hari?
2. Apa dampak penting dari masalah yang diangkat terhadap eksistensi
Identitas Nasional?
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Latar Belakang Permasalahan

Vlog atau video blog menjadi hal yang populer akhir-akhir ini di kancah
dunia maya dan dunia hiburan Indonesia. Vlog adalah sebuah blog yang
bermediakan video dan vlogger adalah pelakunya. Berikut vlogger dan
youtuber terkenal di Indonesia diantaranya adalah Young Lex, Awkarin, Reza
Palevi, skinnyindonesian24, rezaoktovian, Raditya Dika dan lainnya seperti
LDP, edhozell, Bayu Skak, dan Chanrda Liow. Setiap vlogger memiliki ciri
khasnya masing-masing sesuai dengan konten-konten yang mereka sediakan
dan dari konten tersebut mereka menghasilkan pundi-pundi uang.
Dan yang menjadi masalah dari fenomena tumbuhnya vlogger ini adalah
ada beberapa vlogger muda yang terkenal dan tentu saja memiliki pengaruh
yang dapat dicontoh oleh masyarakat dari perilaku yang ditunjukkan di dalam
unggahannya. Mereka mempropagandakan gaya hidup atau life style Barat
yang vulgar, hedon, dan serba bebas, dan mereka benar-benar dalam
kebobrokan akhlak yang nyata dan sudah melampaui batas.

3.2. Perkembangan Konten Video Blog Gaya Hidup Mewah dan Pengaruhnya
terhadap Perilaku Masyarakat Dalam Dehidupan Sehari-hari

Kajian paling populer mengenai masalah generasi muda ini adalah


mengenai 3F yaitu food, fun, and fashion. 3F ini memberikan kita penjelasan
yang cukup baik mengenai masalah generasi muda. Namun kajian 3F ini
sebenarnya belum sampai pada inti permasalahan generasi muda.

Perkembangan yang buruk seperti ada vlog yang mempertontonkan kata-


kata kasar yang benar-benar memekakkan telinga. Ada juga vlog yang
mempertontonkan kehidupan serba bebas dan vulgar. Ada vlog yang
mempertontonkan video-video musik yang rusak. Bahkan, ada vlog yang
kata-kata vloggernya seolah menyindir seruan-seruan para aktivis dakwah,
vlogger tersebut membuat seruan-seruan aktivis dakwah tersebut sebagai
bahan lelucon.

Memang bila kita telaah lebih jauh kita mesti mengakui bahwa
kerusakan di dunia vlog atau dunia sosmed ini adalah hanya bagian
kerusakan dari kerusakan yang lebih besar. Kita perlu berpikir mendalam dan
cemerlang mengenai permasalahan generasi muda ini. Sejatinya
permasalahan generasi muda ini adalah permasalahan yang sistemik.

Inti dari permasalahan generasi muda ini sebenarnya adalah kapitalisme


global atau ideologi kapitalisme yang lahir dari akidah sekuler. Barat terus
menggencarkan propaganda ideologi kapitalismenya dengan berbagai macam
cara dan hal dan juga dari berbagai sisi. Suatu hal pasti dari kapitalisme
adalah muculnya masyarakat hedon. Masyarakat hedon adalah masyarakat
yang berorientasi pada kenikmatan-kenikmatan materi dan untung rugi materi
serta kosong nilai-nilai moral dan spiritual. Dan para pemuda sangat rentan
teracuni oleh hedonisme.

Patut diakui, tidak semua orang sadar dan paham mengenai masalah inti
tersebut. Alih-alih paham dan sadar, justru banyak orang yang hanyut dalam
ideologi kapitalisme tersebut yang membuat hidup mereka hedon. Nilai-nilai
moral dan nilai-nilai spiritual adalah hal yang dikesampingkan bahkan
dipandang tabu dan memalukan. Mungkin, di suatu waktu, nilai-nilai moral
dan spiritual tersebut dipakai/diamalkan. Namun sayangnya tetap dalam
orientasi materi atau orientasi untung-rugi seperti untuk bisnis atau untuk
pernak pernik di momen-momen tertentu.
3.3. Dampak Penting Konten Video Blog Gaya Hidup Mewah terhadap Eksistensi
Identitas Nasional

Dampak penting dari menjamurnya vlogger yang mengunggah konten-


konten yang gaya hidup mewah adalah sebagai berikut :

1. Ajaran agama mulai ditinggalkan karena banyak konten yang tidak


berdasarkan pada nilai-nilai keagamaan.
2. Masyarakat mengalami degradasi moral dalam menggunakan harta
ataupun materi dalam hal yang bermanfaat.
3. Generasi penerus bangsa para muda-mudi yang kesulitan menemukan
jati diri mereka karena konsumsi tayangan yang miskin wawasan.

3.4. Solusi Dampak Penting Konten Video Blog Gaya Hidup Mewah terhadap
Eksistensi Identitas Nasional
Dengan demikian, solusi komprehensif bagi permasalahan generasi
muda yang terpapar hedonisme ini adalah dengan penerapan ideologi agama
dan sistem dari agama yang khususnya dalam hal ini Islam dan sistem Islam
yang berasal dari akidah Islam yang nantinya akan memberikan batasan-
batasan dalam mengekspresikan diri di muka umum. Kemudian yang paling
penting adalah keterlibatan individu, masyarakat dan terutama adalah
keterlibatan negara, mutlak diperlukan dalam penerapan hal-hal tersebut agar
generasi muda penerus peradaban dan pemimpin masa depan ini dapat
terselamatkan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN PENUTUP

Sejarah lahirnya Bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai


agama yang menuntun kita menuju peradaban modern di era sekarang ini. Nilai-
nilai agama yang ada di Indonesia telah membentuk karakter bangsa Indonesia
yang sopan dan santun dalam persatuan.

Proses pendidikan yang sangat penting terus berlangsung di negeri ini.


Jalannya pendidikan dari usia dini hingga perguruan tinggi harus selalu diawasi
dan ditingkatkan mutunya agar Bangsa Indonesia berdaulat dalam segala hal
dengan eksistensi Identitas Nasional kita.

Fenomena buruk yang terjadi dalam cara berkomunikasi terutama di media


social telah menjadi pukulan telak bagi kita yang telah lalai dan lemah dalam
pendidikan. Untuk itu kedepan Bangsa Indonesia harus selalu kita jaga dengan
menumbuhkan semangat nasionalisme. Dan nasionalisme akan kuat dan
menjamur pada setiap individu dengan proses kerja sama pemerintah dan
masyarakat yang bahu-membahu menciptakan wadah untuk berinteraksi dalam
lingkungan yang berilmu dan bermartabat.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Rukiyati,%20M.Hum./
Materi%203%20-%20Identitas%20Nasional.doc

http://repository.upi.edu/9816/2/t_pkn_0705647_chapter1.pdf

https://republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/16/11/15/ogo2bu396-
selamatkan-generasi-muda-dari-hedonisme-vlogger

Das könnte Ihnen auch gefallen