Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh:
Amay Aria
Heni Wulandari
Iwan Setiawan
Bekasi
Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan
dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari para dosen sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan dapat
mengetahui tentang asuhan keperawatan pada anak dengan tumor wilms. Penulis menyadari
masih terdapat kekurangan, untuk itu perlu adanya kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Manfaat Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
2.1 Definisi ............................................................................................................... 3
2.2 Etiologi ............................................................................................................... 4
2.3 Tanda dan Gejala ............................................................................................... 4
2.4 Patofisiologi ....................................................................................................... 5
2.5 Penatalaksanaan ................................................................................................ 6
2.6 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Tumor Wilns ................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Wilms tumor yang dikenal juga sebagai nephroblastoma, diambil dari nama
seorang ahli bedah Jerman yaitu Max Wilms, yang pertama kali mendeskripsikan tumor
ini pada abad ke 19.
Terdapat 250 kasus Wilms Tumor yang pernah dilaporkan. Namun demikian
penegakan diagnosis Wilms Tumor preoperative pada orang dewasa cukup sulit. Tumor
ini biasanya muncul sebagai massa ginjal padat dengan atau tanpa disertai oleh
hematuria. Massa padat ini bisa disertai oleh bagian cystic oleh proses nekrosis fokal dan
degenerasi. Kadangkala gambaran radiologi dapat menyerupai kista renal hemorhagik .
Tumor ini dapat muncul pada satu atau kedua ginjal.
Insidensi Wilms Tumor adalah 0,8 kasus per 100.000 orang. Terdapat 500 kasus
baru tiap tahun di Amerika serikat, dan sebanyak 6% darinya melibatkan kedua ginjal.
Resiko acak untuk terkena Wilms Tumor adalah 1 diantara 10.000 kelahiran. Wilms
Tumor terutama terjadi pada anak anak dibawah usia 5 tahun. Insidensi tertinggi terjadi
antara usia 1-3 tahun. Diperkirakan tumor ini terjadi pada 7 diantarasejuta anak di
Amerika Serikat dan lebih banyak mengenai ras Afro-Amerika. Ratio penderita
perempuan dan laki-laki hampir beimbang.
Adanya massa besar di abdomen, terutama pada anak anak usia 1-5 tahun harus
menimbulkan kecurigaan adanya Wilms Tumor. Neoplasma ini bersifat agresif dan
bermetastase ke berbagai organ, namun responsive terhadap pemberian terapi kombinasi.
Wilms tumor bila terdiagnosa dan mendapatkan terapi yang tepat mempunyai angka
kesembuhan yang cukup tinggi yaitu mencapai 90%.
Perkembangan diagnostik imaging belakangan ini juga berperan penting dalam
meningkatkan keberhasilan dan ketepatan diagnosa Wilms Tumor dan hal ini sangat
penting dalam merancang terapi kombinasi terbaik pada anak-anak.
TINJAUAN PUSTAKA
Wilms tumor (WT) adalah keganasan terbanyak ke lima dan merupakan tumor
ginjal tersering pada usia anak- anak. Tumor ini terbanyak muncul pada usia tiga tahun
dan jarang ditemukan setelah usia 8 tahun. Wilms tumor yang dikenal juga sebagai
nephroblastoma, diambil dari nama seorang ahli bedah Jerman yaitu Max Wilms, yang
pertama kali mendeskripsikan tumor ini pada abad ke 19 (Chrestella, 2009).
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. Tumor Ginjal
atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi pada anak-anak di bawah
umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa.
• Hemihypertrophy
• Congenital aniridia
• Trisomy 18 mutation
• Cryptorchidism, hipospadia
Stage I, Tumor ditemukan hanya pada ginjal dan dapat diangkat keseluruhannya.
Stage II, Tumor telah menyebar keluar ginjal, yaitu ke jaringan lemak atau jaringan
lunak lain atau pembuluh darah, namun masih dapat diangkat secara keseluruhan.
Stage III, Tumor telah menyebar di dalam rongga abdomen dan tidak dapat diangkat
seluruhnya. Juga telah metastasis KGB, pembuluh darah atau peritoneum.
Stage IV, Metastasis jauh ke paru, liver, tulang,vertebra dan regio paraspinal, otak
atau KGB di luar abdomen dan pelvis.
Stage V, Sel tumor ditemukan pada kedua ginjal ketika tumor pertama kali didiagnosa
2.2 Etiologi
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah secara
wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan menghasilkan sel-sel baru
meskipun tubuh tidak memerlukannya. Hal ini akan menyebabkan terbentuknya suatu
massa yang terdiri jaringan berlebihan, yang dikenal sebagai tumor.
Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor yang ganas disebut tumor
maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan di sekitarnya. Sel-sel ini
juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah atau sistem getah bening dan
akan terbawa ke bagian tubuh lainnya (proses ini dikenal sebagai metastase tumor).
Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan faktor genetik.
Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi secara
sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi perkembangan sel-
sel di ginjal.
2.4 Patofisiologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam
korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang
berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.
Tumor tersebut tumbuh dengan cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral.
Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau enyimpang ke luar renal. Mempunyai
gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan
bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-
tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor.
Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,
lunak dan menyerupai jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga
ke abdomen dan di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal
dengan di lakukan palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam perkembangan embrio
dan aka tumbuh dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal
atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik
terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya
terkait iskemik pada renal.
Gambar 2.1 Pathway Tumor Wilns
2.5 Penatalaksanaan
Terapi utama dari Wilms tumor adalah nefrektomi, kemudian diikuti dengan
kemoterapi. Nefrektomi juga sangat bergantung dari stage patologi. Semua tumor stage I,
apapun hasil histologinya dan tumor stage II dengan histologis tanpa gambaran anaplasia
ditreat dengan nefrektomi total dan lanjutan kemoterapi 2 agen (actinomycin D dan
vincristine) selama 6 bulan tanpa radiasi. Agen kemoterapi lainnya dan juga radiasi dapat
digunakan untuk tumor yang stagingnya lebih tinggi. WT bilateral biasanya hanya
dibiopsi dan dilanjutkan dengan kemoterapi.
Pendapat lain menyatakan nefrektomi saja mungkin juga sudah sufisien untuk
tumor stage I yang kecil dan beberapa tipe histo tumor untuk pasien yang berusia di
bawah 2 tahun.
Efek kemoterapi dan radiasi lebih kelihatan pada komponen blastema dibandingkan
terhadap mesenkim atau epitel. Insiden anaplasia juga tidak dipengaruhi oleh modalitas
penyembuhan.
1. Pengkajian Fokus
b. Riwayat kesehatan
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-
gejala tumor wilms.
c. Pemeriksaan Fisik
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan
air,edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh.Klien mudah mengalami infeksi
karena adanya depresi sistem imun.Adanya mual,muntah,dan anoreksia
menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat.BB meningkat karena adanya
edema.Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
2. Pola Eliminasi.
Pada klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan, klien perlu istirahat karena adanya
kelainan jantung dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk
di mulai bila tekanan darah sudah normal selama satu minggu. Adanya edema paru
maka pada inspeksi terlihat retraksi dada,penggunaan otot bantu napas,teraba
massa,auskultasi terdengar rales, dispnea, ortopnea, dan pasien terlihat lemah (
kelebihan beban sirkulasi sehingga menyebabkan pembesaran jantung ), anemia,
dan hipertensi yang di sebabkan oleh spasme pembuluh darah.
6. Persepsi Diri
Klien dan orang tuanya cemas dan takut karena adanya warna urine yang
berwarna merah, adanya edema, serta perawatan yang lama.
e. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid dengan
tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak
sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu
pada biopsi. Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan
tampak mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa
hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
CT-Scan
Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor Wilms
adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA)
dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED
meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan
subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada
analisa serum.
Biopsi
2. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Pre Operasi
Takikardi dan ↓
takipnea Nyeri
Post Operasi
Data subjektif: Tumor wilms Nyeri
§ Klien mengeluh nyeri ↓
Data Objektif Sayatan operasi
§ Wajah tampah ↓
meringis Terputusnya
§ Skala nyeri 0-10 kontinuitas jaringan
§ TTV meningkat ↓
§ Gangguan Tidur Merangsang
pengeluaran zat
proteolitik (bradikinin,
histamine, serotin)
↓
Nyeri
a. Pre operasi
b. Pasca operasi
3. Perencanaan Keperawatan
Pre Operasi
Keperawatan
bergizi metabolisme
Beri makanan
dalam porsi
keciltapi sering
Beri suplemen
sesuai instruksi
dengarkan
dengan penuh
perhatian
kriteria: ambulasi
merasa lelah
Pasca Operasi
Nyeri Pasien tidak Kaji tingkat nyeri Menentukan
mengalami nyer
berhubungan Lakukan tehnik tindakan
iatau nyeri
dengan pengurangan nyeri selanjutnya
menurunsampai
inkontinuitas tingkat yang dapat nonfarmakologis Sebagai analgesik
diterima
jaringan anak.Dalam waktu Berikanan algesik sesuai tambahan
: .....x24 jam,
ketentuan Mengurangi rasa
dengan kriteria:
§Nyeri hilang Berikan obatdengan jadwal sakit
meningkatkan
kecenderungan
pendarahan
demam) mempercepat
normal penyembuhan
yang cepat
Mencegah
perkembangan
bakteri
Identitas Individu
Nama : An. UFC Usia : 4 Tahun
Nama panggilan : An. U Alamat : Madiun
Tanggal lahir : 09 Agustus 2013 Agama : Islam
Tanggal interview : 23 Oktober 2017/09.00 WIB
Tanggal dirawat : 15 September 2017/13.00 WIB
Diagnosa Medis : Tumor Wilm’s dan Efusi Pleura
Informan :Orang Tua & Rekam Medis
Orang tua / ibu : Ny. N Pendidikan : SMA
Usia : 27 tahun Pekerjaan : RT
Ayah : Tn. A Pendidikan : SMK
Usia : 35 tahun Pekerjaan : Swasta
KELUHAN UTAMA :
1. Onset terjadinya
Pada bulan Juni 2017 anak permah terjatuh kesandung kaki sendiri dirumahnya
dengan posisi tengkurap, anak U menangis dan pucat, anak mengeluh sakit
kemudian orang tua membawa anak U ke bidan terdekat dan dikasih obat
paracetamol. Kesokan harinya anak mengeluh sakit perutnya, anak U mengeluh
tidak bisa BAK dan BAB, ibu membawanya kedukun pijat setelah itu anak U bisa
BAK 1x, sore harinya perut anak U semakin membesar dan orang tua langsung
membawanya ke Rumah Sakit Panti Waluyo Madiun dan dilakukan USG
diperoleh hasil limfa bocor dan di RS tersebut dilakukan operasi kemudian rawat
inap selama 4 hari hingga akhirnya sembuh dan pulang kerumah. 2 bulan
kemudian ibu mengatakan anak U mengeluh sesak dan perutnya membesar,
kemudian orang tua membawanya ke Rumah Sakit Caruban Madiun untuk
diperiksa hasil rontgen thoraks diperoleh efusi pleura masif kiri, anak dilakukan
operasi karena adanya efusi pleura pada tanggal 4 september. Setelah 2 minggu
operasi anak mengalami sakit dibagian pinggangnya, dan disertai perut anak
membesar akhirnya dokter RS Caruban meminta keluarga untuk merujuk anak U
ke RSUD dr. Moewardi.
2. Karakteristik
Pasien terlihat lemas, badan anak kurus dan tulang terlihat, mata anak sayup dan
dan perut membengkak. Anak terpasang infus D5 ¼ NS, canul O2 3liter per
menit, terpasang NGT dan terpasang WSD produktif cairan 300ml berwarna
merah keruh pada dada sinistra indikasi efusi pleura.
3. Perkembangan Penyakit :
Pada tanggal 15 sepetember pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit dr. Moewardi,
kemudian mendapat perawatan di bangsal Melati. Pada saat pengkajian ibu
pasien mengatakan anaknya sakit pada perutnya, dan dada sesak jika telentang,
sakit seperti tertusuk-tusuk, terdengar suara meringis kesakitan, anak U tidak
nafsu makan, mual setelah makan. Anak U sudah menjalani program terapi
kemoterapi Doxorubicin 20mg yang pertama pada tanggal 28 September 2017.
Program kemoterapi dilakukan 2 minggu sekali.
1. Kehamilan
Pada saat hamil, ibu mengatakan tidak ada gejala apapun, hanya mual seperti
kehamilan normal. Ibu rutin memeriksakan kandungan ke bidan dan tidak ada
masalah dengan janinnya. Pasien merupakan anak pertama.
2. Kelahiran
Pada saat melahirkan ibu dapat melahirkan secara normal dengan usia kandungan
39 minggu. Proses melahirkan dibantu oleh bidan di rumah sakit dan tidak ada
penyulit pada saat melahirkan.
3. Post natal
Ibu mengatakan An.U tidak ada masalah kesehatan. An.U lahir tidak langsung
menangis karena didalam mulutnya terdapat air ketuban setelah 1 jam dan
dilakukan suction anak baru bisa menangis. Anak lahir dengan BB 3,4 kg dan TB
48 dan tidak ada kelainan pada anggota tubuhnya.
Ibu mengatakan pernah melakukan OP di rumah sakit panti waluyo karena limfa
anak U bocor.
1. Perawatan Kesehatan
Perawatan kesehatan yang dilakukan keluarga pada An. U ketika anak sakit
keluarga membawanya kebidan agar mendapat pemeriksaan lebih lanjut.
2. Obat-Obatan
3. Alergi
4. Imunisasi
1. BCG
2. DPT (I,II,III)
3. Polio (I,II,III,IV)
4. Campak
5. Hepatitis
5. Nutrisi
Ibu pasien mengatakan anak U tudak bisa tidur, sering bangun karena mengeluh
sesak nafas dan sakit pada perutnya.
2. Genogram
An. U
Usia 4th
Keterangan :
REVIEW SYSTEM
No Sistem Hasil
3. Rambut dan Kuku Rambut hitam, menipis, kuku nampak panjang dan kotor
4. Kepala Leher Bentuk kepala mesochepal, teraba massa kulit 4x4 cm.
Wajah old man face (+)
8. Mulut & Gigi Menggunakan pernafasan mulut dan hidung, tidak terjadi
perdarahan pada gigi, bibir tidak sumbing, pertumbuhan
gigi tidak merata, Mukosa kering dan pucat, tidak
terdapat stomatitis.
11. Kardiovaskuler & Bunyi jantu I/II reguler, tidak mengalami sianosis,
Hematologi
12. Gastrointestinal Distended, bising usus (+) normal, hepar dan lien sulit
dikaji
13. Urinary Tidak ada kesulitan BAK, urin berwarna kuning, tidak
ada gangguan perkemihan.
15. Muskuloskeletal Ada kelemahan tetapi tidak ada kekakuan pada klien,
kekuatan otot
5 5
5 5
INFORMASI PSIKOSOSIAL
a) Komposisi keluarga :
b) Sumber Keuangan :
Ibu mengatakan sumber keuangan dari ayah dan ibu yang bekerja.
c) Lingkungan Rumah :
d) Lingkungan Masyarakat
Ibu mengatakan gaya hidup keluarga kurang baik, ayah perokok akif
C Antropometri
Berat badan 10 Kg
Panjang/Tinggi Badan 94 cm
IMT 11,31
Percentile 10/11,31x 100% = 88,41%
Interpretasi Gizi Sedang
F Kepala
G Hidung dan Sinus Simetris kanan dan kiri, tidak terdapat secret, tidak
ada tanda-tanda sinusitis, tidak ada nyeri tekan.
H Mulut
I Leher
Bentuk Simetris,
18
Trakea/tiroid Pembesaran KGB (-) terasa masa diregio colli
sinistra 5cm, konsistensi keras, immobile
ROM Rom aktif, tidak ada hambatan gerak
J Dada
K Jantung
L Abdomen
M Genitalia
Perempuan
Pubis Distribusi rambut -
Vagina Tidak ada lesi
Meatus -
Skrotum -
Testis -
O Ekstremitas
19
ROM : aktif
ROM : aktif
PROGRAM TERAPI
- Infus D5 ¼ NS 4ml/jam IV
- Cefoperazone 700mg/12jam IV
Sulbactam 100 P.O
- Vit C mg/24jam P.O
- Asam Folat 1mg/24jam P.O
- Zinc 20mg/24jam P.O
- Vit B Complex 1tab/24jam P.O
- Vit E 100g/24jam P.O
- Paracetamol 150mg/ klp
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kekanan
- Makroskopis : -
20
Pendapat : wilm’s tumor, kami sarankan pengecatan ICC Cytokeratin untuk
konfirmasi diagnosis.
USG Guilding :
Flank area sinistra :
4. Pemeriksaan darah
HEMATOLOGI
RUTIN
Hematokrit 18 % 35 – 43 Low
INDEX ERITROSIT
PDW 62 % 25 – 65 Normal
21
Gol darah A - - -
HITUNG JENIS
LUC/AMC 1.50 % - -
KIMIA KLINIK
Keterangan :
22
Hematokrit : Menunjukan persentase sel darah merah tehadap volume darah
total. Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia (karena berbagai sebab),
reaksi hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan hipertiroid.
Penurunan Hct sebesar 30% menunjukkan pasien mengalami anemia sedang hingga
parah. Peningkatan nilai Hct dapat terjadi pada eritrositosis, dehidrasi, kerusakan
paru-paru kronik, polisitemia dan syok. Nilai normal Hct adalah sekitar 3 kali nilai
hemoglobin
c) Anemia aplastik/pernisiosa
23
d) Multipel mieloma
Secara umum nilai HB dan HT digunakan untuk memantau derajat anemia, serta
respon terhadap terapi anemia. Jumlah sel darah merah menurun pada pasien anemia
leukemia, penurunan fungsi ginjal, talasemin, hemolisis dan lupus eritematosus
sistemik. Dapat juga terjadi karena obat (drug induced anemia). Misalnya: sitostatika,
antiretroviral. Sel darah merah meningkat pada polisitemia vera, polisitemia
sekunder, diare/dehidrasi, olahraga berat, luka bakar, orang yang tinggal di dataran
tinggi.
ANALISA DATA
- N : 100 x/menit,
- RR : 28x/ menit
24
- Hasil FNAB massa renal :
didapatkan sel ganas
2. DS : Ketidakmampuan Ketidakseimbangan
- Klien mengatakan perutnya mengabsorpsi Nutrisi kurang dari
sakit nutrien kebutuhan tubuh
DO : (00002)
TB : 94cm
IMT: 11,31
B: Hb : 6,3 mg/dl
NGT
D: Diit susu
- RR : 28x/ menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
25
Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji keadaan umum dan
berhubungan dengan tindakan keperawatan TTV
agen injuri biologis diharapkan nyeri pada 2. Kaji skala nyeri pada klien
pasien dapat berkurang 3. Kaji lokasi pada nyeri
dengan KH: 4. Ajarkan tehnik relaksasi
nafas dalam
- Nyeri dalam batas
5. Kolaborasi dengan dokter
normal (0-3)
dalam pemberian analgetik
menggunakan wong
baker
- Tanda-tanda vital
dalam batas normal
26
istirahat mengidentifikasi aktivitas
2. Tanda tanda vital yang disukai
normal 5. Anjurkan keluarga agar
3. Mampu berpindah klien istirahat dengan cukup
dengan atau tanpa
bantuan alat
IMPLEMENTASI
27
meringis kesakitan
- Klien tampak
memegangi
perutnya
28
kesukaanya
29
Kamis 1 Mengkaji skala nyeri S: Klien mengatakan Dita
30
12.00 2 Memantau intake nutrisi S: - Dita
pada klien O: Klien makan habis
½ porsi
O:
- Klien tampak
meringis sakit
- Klien terlihat
dibantu oleh
S = 36,4 ºC
RR = 24x/menit
N = 96x/menit
31
08.10 2 Mengkaji skala nyeri S: Klien mengatakan Irfan
sakit diperut
berkurang
P: sakit bertambah
saat terlentang
Q: Seperti ditusuk-
tusuk
R: Pada kepala
S: Skala 3
T: hilang timbul
O: Klien tampak
gelisah
BB : 10 kg
TB : 94cm
IMT: 11,31
Percentile :
10/11,31x 100% =
88,41%, Gizi
Sedang
08.20 1,2,3 Memberikan terapi injeksi S: Klien menyebutkan Irfan
Cefoperazone Sulbactam nama dengan benar
700mg dan obat oral O: - Terapi injeksi
- Vit C 100mg Cefoperazone
- Asam Folat 1mg Sulbactam 700 mg
- Zinc 20mg - Memberikan obat
- Vit B Complex 1tab oral kepada ibu
- Vit E 100g klien untuk
diminumkan
EVALUASI
32
25/10/17 1 S : Klien mengatakan masih sakit perutnya Irfan
33
2. Bantu klien dalam melakukan aktifitas
- RR : 28x/ menit
34
- Hb: 7,9 g/dl
35
pemberian asupan makanan sedikit tapi sering
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran