Sie sind auf Seite 1von 19

LAPORAN METABOLIT SEKUNDER

PERCOBAAN I
ANTOSIANIN

OLEH

NAMA : JUMTRISNANDA ASMIN A.

STAMBUK : FID415050

KELOMPOK : I (SATU)

ASISTEN PEMBIMBING : WA ODE NUR ASMI T. S.Si

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa hasil metabolisme

sekunder yang terdapat di mahkluk hidup salah satunya tumbuhan tetapi tidak

semua tumbuhan memilki senyawa tersebut, salah satu senyawa yang dikenal

adalah antosiani terdapat pada tumbuhan seperti buah dan sayur. Antosianin

adalah kadungaan yang memilki warna alami kelompok flavonoid yang berada

luas di alam. Senyawa antosian memilki ciri khas memberikan warna ungu,

merah, biru dan yang terdapat pada beberapa bunga, buah, dan sayura pada

tanaman, antosianin dapat didapatkan di bagian tanaman buah, kulit dan akar.
Antosianin dilihat dengan warna kebanyakan sifat antosiani dipengaruhi

warna buah yang biru, merah, ungu senyawa disebabkan adanya pigmen yang

berada buah tersebut seperti buah yang digunakan yaitu anggur, manggis, umbi

jalar ungu, terong ungu zat warna antosianin bersifat tidak stabildan dipengaruhi

oleh pH, suhu, penyimpanan, cahaya, enzim, oksigenasi, perbedaan struktur

dalam antosian dan konsentrasi dari antosian karena memiliki warna khusus,

antosianin biasa digunakan oleh masyarakat sebagai bahan pewarna alami

terhadap bahan pangan, tentunya warna yang dihasilkan dari buah tersebut sangat

tidak berbahaya bagi kesehatan orang yang mengkonsumsinya sehingga banyak

diminati karena warnanya yang berbeda-beda pada buah.


Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan

sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid umumnya berfungsi sebagai

antioksidandan antosianin telah banyak digunakan sebagai pewarna, khususnya

minuman Selain berperan sebagai pewarna makanan, antosianin juga dipercaya

berperan dalam sistem biologis, termasuk kemampuan sebagai pengikat radikal


bebas sehingga berperan dalam mencegah terjadinya penuaan, mecegah patogen.

Antosianin juga memiliki kemampuan sebagai yang terdapat pada bahan pangan

dan produk olahannya. Berdasarkan latar belakang diatas makadilakukan

praktikum ini yang berjudul Antosiani.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Bagaimana mempelajari isolasi antosianin dari tumbuhan?

2. Bagaimana membandingkan kadar antosianin dari berbagai jenis tumbuhan?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mempelajari cara isolasi anatosianin dari tumbuhan.

2. Untuk membandingkan kadar antosianin dari berbagai jenis tumbuhan.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Dapat mempelajari cara isolasi antosianin dari tumbuhan
2. Dapat membandingkan kadar antosianin dari berbagai jenis tumbuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Metabolit Sekunder

Senyawa yang organik bahan-bahan alam terjadi secara alami yang

dimaksud adalah senyawa metabolit sekunder yang meliputi golonganalkaloid,

flavanoid, steroid dan terpenoid, yang tersebar pada jaringan tumbuhan setiap

jenis senyawa metabolit sekunder memiliki fungsi yang berbeda. Tumbuh-

tumbuhan mampu merekayasa beraneka ragam senyawa kimia yang ada pada
tumbuhan yangmempunyai berbagai bioaktivitas yang menarik, dan kemampuan

ini pula diartikan sebagai mekanisme pertahanan diri terhadap ancaman

lingkungan (Salempa, 2014).

B. Antosianin

Sayuran dan buah-buahan berwarna ungu mempunyai manfaat yang sangat

luar lagi biasa bagi kesehatan tubuh. Salah satu penyebab khasiat tersebut adanya

kandungan antosianinnya yang cukup tinggi. Antosianin pigmen yang

memberikan warna merah keunguam pada sayuran. Buah-buahan dan tanaman

bunga. Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang dapat melindungi sel dari

sinar violet. Kata antosiani berasal dari bahasa yunani, yaitu anthos yang berarti

bunga dan ky-neos yang berarti ungu kemerah-merahan. Antosianin yang

merupakan inti glikon dari antosianin menyebabkan terbentuknya warna merah,

biru dan kuning pada sayuran dan buah-buahan (Astawan, 2008).

Antosianin merupakan zat warna yang berperan memberikan warna merah

berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif

pengganti pewarna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan. Antosianin salah satu

kelompok pigmen yang berwarna merah sampai biru yang tersebar dalam tanaman

pada beberapa buah-buahan dan sayuran serta bunga memperlihatkan warna-

warna yang menarik yang mereka miliki termasuk komponen warna yang bersifat

larut dalam air dan terdapat dalam cairan sel tumbuhan antosianin adalah suatu

kelas dari senyawa, flavonoid yang secara luas terbagi dalam polifenol tumbuhan.

Flavonol, flavon-3-ol, flavon, flavanon dan flavanol adalah kelas tambahan

flavonoid yang berada dalam oksidasi dari antosianin. Larutan pada senyawa
flavonoid adalah tak berwarna atau kuning pucat antosianin stabil pada pH 3,5

dan suhu 50o C (Handayani, 2012).

C. Tumbuhan Antosianin

Anggur (Vitis vinifera L.) kaya akan senyawa polifenol resveratrol

fitokimia. Resveratrol adalah salah satu antioksidan kuat, yang berperan sebagai

perlindungan terhadap kanker usus besar dan prostat, penyakit jantung koroner,

penyakit saraf degeneratif, penyakit Alzheimer dan infeksi virus/jamur. Selain

resveratol ada zat antioksidan lain didalam anggur, yaitu antosianin. Antosianin

termasuk antioksidan kelompok polifenol yang juga bermanfaat untuk anti-alergi,

anti-inflamasi, anti-mikroba serta anti kanker. Antioksidan adalah senyawa yang

mampu menunda, memperlambat, atau menghambat reaksi oksidasi pada

manusia, makanan, dengan cara mendonorkan elektron atau transfer atom

hidrogen pada radikal bebas. Antioksidan mudah teroksidasi sehingga sel-sel lain

terhindar dari radikal bebas kandungan antioksidan pada anggur sebesar 80%

(Widagdha, 2015).
Manggis merupakan tanaman hutan tropis yang teduh di kawasan asia

tenggara. potensi lahan, peluang peningkatan produksi dan produktifitas buah

manggis di Indonesia masih sangat besar oleh karena itu limbah kulit manggis di

Indonesia juga akan meningkat didalam kulit buah manggis tersebut kaya akan

antioksidan seperti senyawa pigmen antosianin Kulit buah manggis mengandung

kadar antosianin sebesar 593 ppm kulit buah manggis dapat dijadikan bahan baku

untuk pewarna alami karena kulit buahnya mengandung dua senyawa alkaloid,

serta lateks kering buah manggis mengandung sejumlah pigmen yang berasal dari

dua metabolit, yaitu mangosteen dan β-mangosteen yang jika diekstraksi dapat
menghasilkan bahan pewarna alami berupa antosianin yang menghasilkan warna

merah, ungu dan biru (Farida, 2015).


Jenis umbi-umbian seperti ubi jalar (Ipomoea batatas L.). Berdasarkan

pengamatan di lapangan, awalnya ubi jalar yang banyak ditemui adalah ubi jalar

warna daging putih, kuning dan oranye. Warna ungu pada ubi jalar disebabkan

oleh adanya zat warna alami yang disebut antosianin. Antosianin adalah kelompok

pigmen yang menyebabkan warna kemerah-merahan, letaknya di dalam cairan sel

yang bersifat larut dalam air. Komponen antosianin ubi jalar ungu adalah turunan

mono atau diasetil 3-(2-glukosil) glukosil-5-glukosil peonidin dan

sianidinpemanfaatan ubi jalar ungu semakin memiliki prospek yang baik.

Meskipun kandungan senyawa antosianin di dalam ubi jalar ungu cukup besar,

perlakuan pengolahan yang kurang tepat dapat mengurangi jumlah kandungan

antosianin di dalam produk olahan. Pemanasan mengakibatkan kehilangan

sejumlah zat gizi terutama yang bersifat labil seperti asam askorbat, antosianin

(Husna, 2013).
Terong ungu juga dapat digunakan sebagai pewarna alami karena

mengandung zat antosianin. Antosianin penyebab warna merah, orange, ungu dan

biru banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, kembang

sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel, chery,

anggur, strawberi ekstrak warna alami terong ungu dapat diaplikasi ke dalam

makanan atau minuman. Sehingga perlu adanya penelitian tentang pengaruh

waktu maserasi terhadap rendemen zat antosianin sebagai pewarna alami dari

terong ungu (Amanda, 2017).

D. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Antosianin


pH suatu sistem akan sangat mempengaruhi aktivitas antioksi dan

antosianin. Antosianin kurang efektif sebagai metal chelators pada kondisi pH

rendah (asam). Tetapi kemampuan mendonorkan hidrogen (hydrogen donating

activity) dari antosianin meningkat pada kondisi yang semakin asam pH juga akan

mempengaruhi stabilitas dari antosianin disamping berpengaruh terhadap warna

dari antosianin tersebut. Antosianin lebih stabil pada pH asam dibanding dalam

pH netral atau basa Ekstraksi antosianin dapat dilakukan dengan beberapa jenis

solven, seperti air, etanol, metanol, tetapi yang paling efektif adalah dengan

menggunakan metanol yang diasamkan dengan HCl. Tetapi karena sifat toksik

dari metanol biasanya dalam sistem pangan digunakan air atau etanol yang

diasamkan dengan HCl (Ariviani, 2010).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Maret 2019 pukul 15.30-

selesai WITA dan bertempat di Laboratorium Biologi Unit Botani, Jurusan

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universits Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Spektrofotometer Untuk menghitung absorbansi kadar antosianin
2. Timbangan analitik Untuk menimbang bahan
3. Pipet tetes Untuk mengambil larutan
4. Setrifuge Untuk memurnikan sampel
5. Corong Untuk memasukkan larutan ke dalam mulut tabung reaksi
6. Tabung reaksi Untuk wadah menyimpan larutan
7. Batang pengaduk Untuk mengaduk larutan
8. Gelas ukur Untuk mengukur larutan
9. Mortal Untuk menghaluskan bahan
10. Kaca Objek Untuk meletakkan objek pengamatan

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Kulit manggis (Garcinia mangostana L.), Sebagai objek yang diamati
Anggur (Vitis vinivera), Terong ungu
(Solanum melongena), Umbi jalar ungu
(Ipomea batatas) dan buah gersen
(Mugtingia calabura)
2. Asam asetat 25% Sebagai pereaksi

Tabel 2. Lanjutan
1 2 3
3. Kertas whatman 41 Untuk menyaring endapan
4. Tisu Untuk bahan pembersih
5. Kertas label Sebagai penanda

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Menimbang sebanyak 0,2 gram sampel.
2. Menggerus dengan ½ bagian dari total larutan asam asetat 25% (10 mL).
3. Memindahkan ke dalam tabung reaksi dan menambahkannya dengan sisa

larutan asam asetat 25% (1/2 bagian).


4. Mensentrifugasi hasil yang diperoleh selama 10 menit dengan 3500 rpm dan

dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas whatman 41.


5. Menghitung kadar antosianin dengan cara filtrate hasil pengekstrakan yang

dianalisis dengan spektrofotometri pada absorbansi 510 nm.

6. Total kadar antosianin (%) =

A = Absorbansi sampel
= Absorptivitas molar sianidin-3-glukosida = 26900 L/mol.cm
L = Lebar kuvet = 1 cm
MW = Berat molekul sianidin-3-glukosida =449,2 g/mol
DF = Faktor pengencer
V = Volume akhir dan volume ekstrak pigmen (L)
Wt = Berat bahan awal (gram)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Antosianin


No. Sampel Gambar Kadar Antosianin
1 2 3 4
1. Buah naga (Hylocereus 0,0416%
polyhizus)

2. Buah kersen (Muntingia 0,0619%


calabura)

3. Terong ungu (Solanun 0,2249%


melanongena)
4. Ubi jalar ungu (Ipomea 0.1835%
batatas)

5. Anggur (Vitis vinivera) 0,0857%

B. Analisis Data

Analisis data kadar antosianin dengan rumus sebagai berikut :

Total kadar antosianin (%) =

Dik : = 269000 L/mol.cm A buah naga = 0,249

L = 1 cm A buah kersen = 0,371

V = 0,01 L A terong ungu = 1,347

MW = 449,2 g/mol A ubi ungu = 1,099

DF = 20 mL A anggur = 0,513

Wt = 0,2 gram

Dit : Total kadar antosianin masing-masing sampel ?

Penyelesaian :

1. Total kadar buah naga (Hylocereus polyhizus)

Total kadar antosianin (%) =

= 0,0416%
2. Buah kersen (Muntingia calabura)

Total kadar antosianin (%) =

= 0,0619%

3. Terong ungu (Solanun melanongena)

Total kadar antosianin (%) =

= 0,2249%

4. Ubi jalar ungu (Ipomea batatas)

Total kadar antosianin (%) =

= 0.1835%

5. Anggur (Vitis vinivera)

Total kadar antosianin (%) =

= 0,0857%

C. Pembahasan

Zat alami yang terdapat dialam salah satunya metabolit sekuder tidak

terdapat secara menyeluruh tetapi hanya sebagai tanaman yang memiliki

kandungan senyawa ini contoh dari golongan senyawa ini yaitu antosianin,

Antosianin adalah zat warna alami yang bersifat sebagai antioksidan yang terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan atau antosianin dikenal dengan pigmen yang tesebar

secara keseluruhan pada semua tumbuha ditandai dengan adanya warna yang

cerah pada tumbuhan tersebut karena adanya sifat antosianin yang menjadikan

tanamana tersebut berwarna. Pigmen berwarna kuat pada antioksidan banyak

ditemukan pada bahan pangan nabati yang berwarna merah,ungu merah gelap,

seperti pada beberapa buah, sayuran, maupun-umbi-umbian, warna merah, ungu,

dan biru dalam daun, bunga, buah dan mungkin juga terdapat pada kulit buahnya

saja seperti terdapat pada buah manggis, anggur terong ungu dan ubi jalar.

Secara kimia antosianin adalah metabolit sekunder dari golongan

flavonoid merupakan turunan struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin dan

semuanya terbentuk dari pigmen sianidin dengan penambahan atau pengurangan

gugus hidroksil, metilasi dan glikosilasi antosianin yang bersifat amfoter, yaitu

memiliki kemampuan untuk bereaksi baik dengan asam maupun dengan basa,

sehingga memiliki manfaat sebagai pewarna, khususnya minuman dan makanan

yang dapat bermanfaat bagi kesehatan dimana sebagai antioksidan mengurangi

penyakit jantung, resiko stroke dan aktivitas antikarsinogen dan memperbaiki

penglihatan. Isolasi antosianin yang telah dilakukan dengan buah kersen

(Muntingia calabura), anggur (Vitis vinivera), terong ungu (Solanum melongena),

buah naga (Hylocereus polyhizus) dan ubi jalar (Ipomea batatas), dilakukan

dengan cara pertama dialukan penimbangan pada setiap buah sebanyak 0,2 gram

sebagai sampel setelah itu sampel digerus untuk lebih mudah menghancurkan

dinding sel yang sifatnya kaku sehingga senyawa targetnya metabolit sekunder

yang berada dalam tanaman mudah diambil, setelah itu menambahakan larutan
asam asetat sebanyak 25% yang sebagai pereaksi, memindahkan sampel kedalam

tabung reaksi dan menambahkan lagi larutan asam asetat dengan konsentarsi yang

sama dari penamabahan sebelumnya setelah itu disentrifugasi selama 10 menit

dan selanjutnya dilakukan penyaringan menggunakan kertas whatmandisaring

untuk memisahkan dengan ampas dan mengambil hasil ampas tersebut berbentuk

cairan yang didalamnya te;ah terdapat senyawa antosianin setelah sudah

didapatkan maka kadar antosianin masing masing dihitung dengan cara filtrate

hasil pengekstrakan menggunakan alat spektrofotometri yang berfungsi mengukur

nilai absorbansi dengan bantuan rumus kadar antosianin.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan uji setiap kadar

antosianinnya dari berbagai jenis tumbuhan di peroleh kadar antosianin pada

sampel kulit buah kersen (Muntingia calabura) adalah 0,0619%, buah anggur

(Vitisvinivera) adalah 0,35 %, kulit terong ungu (Solanummelongena) adalah

0,2249%, buah naga (Hylocereus polyhizus) dan ubi jalar ungu (Ipomea batatas)

adalah 0,1835% bisa terlihat pada setiap sampel yang digunakan memiliki tingkat

kecerahan masing-masing atau biasa yang disebut senyawa antosianin pada

sampel ubi jalar ungu terlihat dan sampel terong ungu (Solanun melanongena)

warna merah cerah dan sebaliknya pada sampel anggur dan buah naga

(Hylocereus polyhizus) berwarna merah gelap karena semakin banyaknya jumlah

antosianin yang terekstrak, menyebabkan warna ekstrak semakin gelap, sehingga

nilai kecerahan menjadi turun dan begitupun sebaliknya semakin rendah

konsentrasi antosianin, maka nilai kecerahan akan semakin tinggi adanya


perbedaan tingkat kecerahan pada masing-masing sampel dipengaruhi oleh

adanya kandungan gulayang tinggi terdapat pada sampel.

Kadar antosianin lebih rendah pada sampel buah naga (Hylocereus

polyhizus) dan buah kersen (Muntingia calabura) dibandingkan yang lain adapun

sebaliknya yang lebih tinggi berada pada sampel terong ungu (Solanun

melanongena) dan ubi jalar ungu (Ipomea batatas). Menurut (Farida, 2015),

antosianin mengandung air yang paling banyak pada kulit mangistelah diketahui

bahwa fenol kulit manggis yang mengandung antosianin bertanggung jawab

terhadap tingginya aktivitas antioksidan ekstrak antosianin limbah kulit buah

manggisasam-asam organik tersebut tersimpan pada organ tanaman dapat

berperan sebagai cadangan energi yang siap digunakan setelah organ tersebut

dipisahkan dari tanaman selain itu, semakin tinggi rasio bahan pelarut, maka nilai

pH cenderung semakin menurun dikarenakan volume pelarut yang semakin besar

diduga akan menaikkan kelarutan asam. Asam–asam organik yang terkandung

dalam kulit buah manggis juga ikut terekstrak semakin banyak


V. PENUTUP

A. Simpulan
Simpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Cara pertama dilakukan menimbang pada setiap buah sebanyak 0,2 gram

sebagai sampel setelah itu sampel, setelah itu menambahakan larutan asam

asetat sebanyak 25% yang sebagai pereaksi, memindahkan sampel kedalam

tabung reaksi dan menambahkan lagi larutan asam asetat dengan konsentarsi

yang sama dari penamabahan sebelumnya setelah itu disentrifugasi selama 10

menit dan selanjutnya dilakukan penyaringan menggunakan kertas whatman

setelah sudah didapatkan maka kadar antosianin masing masing dihitung

dengan cara filtrate hasil pengekstrakan menggunakan alat spektrofotometri.


2. Kadar antosianinnya dari berbagai jenis tumbuhan di peroleh kadar antosianin

pada sampel sampel kulit buah kersen (Muntingia calabura) adalah 0,0619%,

buah anggur (Vitisvinivera) adalah 0,35 %, kulit terong ungu

(Solanummelongena) adalah 0,2249%, buah naga (Hylocereus polyhizus) dan

ubi jalar ungu (Ipomea batatas) adalah 0,1835% bisa terlihat pada setiap

sampel yang digunakan memiliki tingkat kecerahan masing-masing atau biasa

yang disebut senyawa antosianin pada sampel ubi jalar ungu terlihat dan

sampel terong ungu (Solanun melanongena) warna merah cerah


B. Saran

Adapun saran yang dapat diajukan pada praktikum ini, adalah sebagai

berikut:

1. Untuk aboratorium sebaiknya suhu AC ditambahkan agar praktikan dan asisten

bisa terkena jangan hanya sekitaran AC saja yang mengenai.

2. Asisten sebaiknya asisten harus lebih memperhatikan praktikan yang kurang

aktif.

3. Praktikan sebaiknya praktikan harus memahami materi yang akan di

praktekkan agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Ariviani, S., 2010, Kapasitas Anti Radikal Ekstrak Antosianin Buah Salam
(Syzygium Polyanthum [Wight.] Walp) Segar dengan Variasi Proporsi
Pelarut, Jurnal Caraka Tani, 25(1): 43-44
Amanda, A., dan Kurniaty, I., 2017, Pengaruh Waktu Maserasi terhadap
Rendemen Zat Antosianin Pewarna Alami Minuman Jelly dari Terong
Ungu, Jurnal Umj: 2(2): 1-2

Astawan, M., dan Kasih, A.L., 2008, Khasit Warna-Warni Makanan, Penerbit PT
Gramedia, Jakarta.

Farida, R., dan Nisa,F.C., 2015, Ekstraksi Antosianin Limbah Kulit Manggis
Metode Microwave Assisted Extraction (Lama Ekstraksi dan Rasio Bahan
Pelarut, Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(2): 362-363

Husna, N.E., Novita, M., dan Rohaya, S., 2013, Kandungan Antosianin dan
Aktivitas Antioksidan Ubi Jalar Ungu Segar dan Produk Olahannya,
Jurnal Agritech, 23(2): 296-297

Salempa, P., 2014, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak
n-Heksan daun Tumbuhan Maja (Aegle marmelos Linn.), Jurnal Sainsmat,
3(2), 185-187

Widaghda, S., dan Fhitri, C.N., 2015, Pengaruh Penambahan Sari Anggur (Vitis
vinifera L.) dan Lama Fermentasi terhadap Karakteristik Fisiko Kimia
Yoghurt, Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(1): 248-249

Amelia, R.F., 2015 Penentuan Jenis Tanin dan Penetapan Kadar Tanin dari Buah
Bungkur Muda (Lagerstroemia speciosa Pers) Secara
Spektrofometri dan Permanganometri, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, 4(2): 1- 2
Aksara, R., Weny J.A., La Alio., 2013, Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Ekstrak
Metanol Kulit Batang Mangga (Mangifera indica L), Jurnal Entropi, 8(1):
515-516
Ardiansayah, F.I., 2013, Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak Etil
Asetat Lumut Hati Mastigophora diclados, Skripsi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi Jakarta.
Ergina., Nuryanti, E., dan Pursitasari, I, D., 2014, Uji Kualitatif Senyawa Metabolit
Sekunder pada Daun Palado (Agave Angustifolia) yang Diekstraksi dengan
Pelarut Air Dan Etanol, Jurnal Akad. Kim, 3(3):165-166

Fajrina, A., Jubahar, J dan Sabrini, S., 2016, Penetapan Kadar Tanin pada Teh Celup
yang Beredar Dipasaran Secara Spektrofotometri Uv-Vis, Jurnal Farmasi Higea,
8(2): 133-134

Farida, R. dan Nisa,F.C., 2015, Ekstraksi Antosianin Limbah Kulit Manggis


Metode Microwave Assisted Extraction (Lama Ekstraksi dan Rasio Bahan
Pelarut, Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(2):362-363

Husna, N, E.,Novita, M. dan Rohaya, S., 2013, Kandungan Antosianin dan


Aktivitas Antioksidan Ubi Jalar Ungu Segar dan Produk Olahannya,
Jurnal Agritech, 23(2):296-297

Kusumaningrum, R., Supriadi, A., dan Hanggita, S., 2013, Karakteristik dan Mutu
Teh Bunga Lotus (Nelumbo Nucifera), Jurnal Pertanian. 11(1): 9-21

Ningrum, R., Purwanti, E dan Sukarsono., 2016, Identifikasi Senyawa Alkaloid


dari Batang Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa) sebagai Bahan
Ajar Biologi untuk Sma Kelas X, Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia,
2(3):231-132

Noriko, N., 2013, Potensi Daun Teh (Camellia sinensis) dan Daun Anting-anting
Acalypha indica L. dalam Menghambat Pertumbuhan Salmonella typhi.
Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains Dan Teknologi. 2(2):104- 110

Salempa, P., 2014, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder ekstrak n-
Heksan daun Tumbuhan Maja (Aegle marmelos Linn.), JurnalSainsmat,
3(2), 185-187

Saifudin, A., 2014, Senyawa alam metabolit Sekunder, Penerbit CV Budi Utama,
Yogyakarta

Sumardjo., 2008, Penghantar kimia, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

Sukadana, I.M., Santi, R. dan Juliarti, N.K., 2008, Aktivitas Antibakteri Senyawa
Golongan Triterpenoid dari Biji Pepaya (Carica Papaya L.), Jurnal Kimia
2(1): 15-16

Sari, C.Y., 2015, Penggunaan Buah Mengkudu (Morinda Citrifolial.)untuk


Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Jurnal Majority,4(3): 34-35
Wulandari,A.,Nunuk,S.R.,danWahyu,P.,2016,IdentifikasiAntioksidanJellydengan
PenambahanEkstrakTehHijaudariBerbagaiMerek,JurnalMagistra,11(95):7
4-75

Widaghda, S dan Fhitri, C.N., 2015, Pengaruh Penambahan Sari Anggur (Vitis
vinifera L.) dan Lama Fermentasi terhadap Karakteristik Fisiko Kimia
Yoghurt, Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(1):248-249

Das könnte Ihnen auch gefallen