Sie sind auf Seite 1von 79

ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA

PROYEK PEMBANGUNAN MASJID AGUNG MEDAN

TUGAS AKHIR

Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat untuk


Memproleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh

ARWY SYAHPUTRA SIREGAR


NIM: 1405141049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2018
2
i
ABSTRACT
ANALYSIS OF IMPLEMENTATION OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY
ON THE DEVELOPMENT PROJECT OF AGUNG MEDAN MOSQUE
By
ARWY SYAHPUTRA SIREGAR
1405141049
Construction activities are an important element in development. In carrying out
construction activities, there are various undesirable impacts which include aspects of work
safety and the environment. For this purpose, construction activities must be managed by
taking into account the applicable OHSAS standards and provisions. This research was
conducted to analyze the application of Occupational Safety and Health at the Medan Grand
Mosque project. This study uses a questionnaire containing several questions about the
OHSAS program. The research questionnaire was addressed by three parties in construction
activities, namely the contractor, owner, and project supervisor. Processing data from
respondents using Microsft Excel.
The results of the study show that the implementation of the Occupational Health and
Safety socialization program, the implementation of occupational safety and health
supervision , the use of Personal Protective Equipment, Occupational Health, and Standard
Operating Precedure in the Medan Grand Mosque project is said to be good according to the
contractor because, 90% of workers get socialization of occupational safety and health, 86%
for OHSAS supervision, 85.8% for monitoring use, 90 , 6% for occupational health, and 63%
using Standard Operating Precedure. Implementation of the Occupational Safety and Health
socialization program, implementation of occupational safety and health supervision , the use
of Personal Protective Equipment, Occupational Health, and Standard Operating Precedure
in the Medan Grand Mosque project received a very good predicate according to the owner
because, stating the socialization of occupational safety and health with a percentage of
100%, with a percentage of 100% for OHSAS supervision, 100% for use monitoring, 60%
for occupational health, and 100% using Standard Operating Precedure. Implementation of
the Occupational Safety and Health socialization program, implementation of occupational
safety and health supervision , the use of Personal Protective Equipment, Occupational
Health, and Standard Operating Precedure at the Medan Grand Mosque project received a
very good predicate according to the project supervisor because, stating the socialization of
occupational health and safety with a percentage of 100%, with a percentage of 100% for
OHSAS supervision, 100% for monitoring use, 80% for occupational health, and 100% using
the Standard Operating procedure.
It is recommended for the contractors to evaluate the monitoring and use of monitoring
programs to make construction activities safer and become a zero accident.

Keywords: Analysis of OHSAS Implementation, OHSAS Research, OHSAS


Construction.

ii
ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA


PROYEK PEMBANGUNAN MASJID AGUNG MEDAN

Oleh

ARWY SYAHPUTRA SIREGAR

1405141049

Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Dalam


melaksanakan Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan
antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Untuk itu Kegiatan
konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada proyek Masjid Agung Medan. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi
beberapa pertanyaan tentang program K3. Kuesioner penelitian ditujukan oleh tiga pihak
dalam kegiatan konstruksi yaitu kontraktor, owner, dan pengawas proyek. Pengolahan data
dari responden menggunakan Microsft Excel.
Hasil penelitian menunjukkkan bahwa pelaksaanaan program sosialisasi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, pelaksanaan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ,
pemakaian Alat Pelindung Diri, Kesehatan Kerja, dan Standard Operating Precedure di
proyek Masjid Agung Medan dikatakan baik menurut kontraktor karena, 90% pekerja
mendapatkan sosialisasi keselamatan dan kesehatan kerja, 86% untuk untuk pengawasan K3,
85,8% untuk pemakaian APD, 90,6 % untuk kesehatan kerja, dan 63% menggunakan
Standard Operating Precedure. Pelaksaanaan program sosialisasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, pelaksanaan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja , pemakaian
Alat Pelindung Diri, Kesehatan Kerja, dan Standard Operating Precedure di proyek Masjid
Agung Medan mendapat predikat sangat baik menurut owner karena, menyatakan adanya
sosialisasi keselamatan dan kesehatan kerja dengan persentase 100%, dengan persentase
100% untuk pengawasan K3, 100 % untuk pemakaian APD, 60 % untuk kesehatan kerja, dan
100% menggunakan Standard Operating Precedure. Pelaksaanaan program sosialisasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pelaksanaan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja , pemakaian Alat Pelindung Diri, Kesehatan Kerja, dan Standard Operating Precedure
di proyek Masjid Agung Medan mendapat predikat sangat baik menurut pengawas proyek
karena, menyatakan adanya sosialisasi keselamatan dan kesehatan kerja dengan persentase
100%, dengan persentase 100% untuk pengawasan K3, 100 % untuk pemakaian APD, 80%
untuk kesehatan kerja, dan 100% menggunakan Standard Operating procedure.
Disarankan bagi pihak kontraktor untuk melakukan evaluasi pada program pengawasan
dan pemakaian APD agar membuat kegiatan konstruksi lebih aman dan menjadi zero
accident.

Kata Kunci: Analisis Penerapan K3, Penelitian K3 ,K3 Konstruksi.

i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Rahmat
dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul
“Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proyek Pembangunan Masjid
Agung Medan”.
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan pendidikan pada Program Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung (MRKG)
pada Politeknik Negri Medan (POLMED).
Penulis menyadari penulisan Tugas Akhir ini tidak dapat terlaksana tanpa bantuan dan
kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Bapak M. Syahruddin, S.T, M.T, Direktur Politeknik Negeri Medan
2. Bapak Ir. Samsudin Silaen, M.T, Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Medan;
3. Bapak Samiran, S.S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh
perhatian penulis mulai dari pengajuan judul hingga penulisan Tugas Akhir ini
selesai. membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membantu saya
menyelesaikan Tugas Akhir ini;
4. Bapak Palghe Tobing S.T.,M.T.Kepala Program Studi MRKG;
5. Bapak Ir. Amsuardiman M.T, selaku Ketua Penguji yang telah bersedia menguji dan
mengarahkan guna penyempurnaan Tugas Akhir ini;
6. Bapak Indrawan Sati Hutagalung , Project Manager PT. PP Persero Tbk;
7. Seluruh staf pengajar Bapak/Ibu Dosen Program Manajemen Rekayasa Konstruksi
Gedung (MRKG) Politeknik Negri Medan (POLMED), yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan.
8. Direksi PT. PP Persero Tbk Proyek Pembangunan Masjid Agung Medan yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Secara khusus kepada orang tua tercinta, Arifin Siregar M.E dan Hawani Daulay,
serta Kakak dan Adik saya, Finny Hayati Siregar A.Md., Inas Fikriyyah reda
Siregar,dan Rafif Ghaly Siregar yang telah memberikan doa dan dukungan kepada
penulis secara moril maupun materil hingga Tugas Akhir ini selesai.
10. Rekan-rekan mahasiwa Program Studi Teknik Sipil angkatan 2014 secara umum dan
terkhusus kepada MRKG 8B.

ii
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik
dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat.

Medan, Agustus 2018


Penulis

Arwy Syahputra Siregar


1405141049

iii
Daftar Isi
Abstrak .................................................................................................................. i

Kata Pengantar ...................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................ iv

Daftar Tabel .......................................................................................................... vii

Daftar Gambar ....................................................................................................... ix

Daftar Grafik ......................................................................................................... x

Daftar Lampiran .................................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

1.6 Sistematika Penelitian .............................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................................... 6

2.1.1 Defenisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......................................... 6

2.1.2 Indikator-indikator dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............. 7

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi K3 .................................................. 8

2.1.4 Bahaya-bahaya yang timbul pada pekerjaan konstruksi ....................... 9

2.1.5 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................... 10

2.2 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................ 10

2.2.1 Tujuan dan Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...................... 12

2.2.2 Manfaat Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja........................... 13

2.3 Standard Operating System ..................................................................... 13

iv
2.4 Alat Pelindung Diri .................................................................................. 15

2.4.1 Defenisi Alat Pelindung Diri ................................................................ 15

2.4.2 Persyaratan Alat Pelindung Diri ........................................................... 15

2.4.3 Prinsip Umum Alat Pelindung Diri ....................................................... 16

2.4.4 Tujuan Penggunaan Alat Pelindung Diri .............................................. 16

2.4.5 Kelemahan dalam Alat Pelindung Diri ................................................. 16

2.4.6 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri ............................................................. 17

2.5 Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...................................... 17

2.6 Kerangka Konsep Penelitian .................................................................... 19

Bab 3 Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian......................................................................................... 20

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 20

3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................ 20

3.4 Metode Penelitian .................................................................................... 21

3.4.1 Data Primer ........................................................................................... 21

3.4.2 Data Sekunder ....................................................................................... 21

3.4.3 Kuesioner .............................................................................................. 21

3.5.1 Data Umum Proyek............................................................................... 25

3.6 Langkah-langkah Menganalisis Data ....................................................... 26

3.7 Diagram Alir Penelitian ........................................................................... 29

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ....................... 30

4.1.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan Sosialisasi K3 ......................................... 31

4.1.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan Pengawasan K3 ..................................... 38

4.1.3 Hasil Penelitian dalam Pemakaian Alat Pelindung Diri ....................... 43

4.1.4 Kecelakaan dan Kesehatan Kerja .......................................................... 48

v
4.1.5 Hasil Penelitian Standard Operating System ........................................ 52

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan ........................................................................................................... 60

Saran ..................................................................................................................... 61

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 62

vi
Daftar Tabel

Tabel 4.1.1.1 Pelaksanaan Sosialisasi K3 oleh kontraktor .................................. 31

Tabel 4.1.1.2 Distribusi Pelaksanaan Sosialisasi K3 oleh Kontraktor .................. 32

Tabel 4.1.1.3 Pelaksanaan Sosialisasi K3 Kerja oleh owner ................................ 33

Tabel 4.1.1.4 Distribusi Pelaksanaan Sosialisasi K3 oleh owner ......................... 34

Tabel 4.1.1.5 Pelaksanaan Sosialisasi K3 Kerja oleh pengawas .......................... 35

Tabel 4.1.1.6 Distribusi Pelaksanaan Sosialisasi K3 Kerja oleh pengawas ......... 36

Tabel 4.1.2.1 Pelaksanaan Pengawasan K3 oleh kontraktor ................................. 38

Tabel 4.1.2.1 Distribusi Pelaksanaan Pengawasan K3 oleh kontraktor ................ 40

Tabel 4.1.2.3 Pelaksanaan Pengawasan K3 oleh owner ....................................... 40

Tabel 4.1.2.4 Distribusi Pelaksanaan Pengawasan K3 oleh owner....................... 41

Tabel 4.1.2.5 Pelaksanaan Pengawasan K3 oleh pengawas.................................. 42

Tabel 4.1.2.6 Distribusi Pelaksanaan Pengawasan K3 oleh pengawas ................. 43

Tabel 4.1.3.1 Pemakaian Alat Pelindung Diri oleh kontraktor ............................. 43

Tabel 4.1.3.2 Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Diri oleh kontraktor ............ 44

Tabel 4.1.3.3 Pemakaian Alat Pelindung Diri oleh owner .................................... 45

Tabel 4.1.3.4 Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Diri oleh owner ................... 46

Tabel 4.1.3.6 Pemakaian Alat Pelindung Diri oleh pengawas .............................. 46

Tabel 4.1.3.6 Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Diri oleh pengawas ............. 47

Tabel 4.1.4.1 Penelitian Kesehatan Kerja oleh kontraktor ................................... 48

Tabel 4.1.4.2 Distribusi Penelitian Kesehatan Kerja oleh kontraktor ................... 49

Tabel 4.1.4.3 Penelitian Kesehatan Kerja oleh owner .......................................... 49

Tabel 4.1.4.4 Distribusi Penelitian Kesehatan Kerja oleh owner ......................... 50

Tabel 4.1.4.5 Penelitian Kesehatan Kerja oleh pengawas .................................... 51

vii
Tabel 4.1.4.6 Distribusi Penelitian Kesehatan Kerja pengawas............................ 52

Tabel 4.1.5.1 Pelaksanaan Program SOP oleh kontraktor .................................... 52

Tabel 4.1.5.2 Distribusi Pelaksanaan Program SOP oleh kontraktor ................... 53

Tabel 4.1.5.3 Pelaksanaan Program SOP oleh owner ........................................... 54

Tabel 4.1.5.4 Distribusi Pelaksanaan Program SOP oleh owner .......................... 55

Tabel 4.1.5.5 Pelaksanaan Program SOP oleh pengawas ..................................... 55

Tabel 4.1.5.2 Distribusi Pelaksanaan Program SOP oleh pengawas .................... 56

viii
Daftar Gambar

Gambar 4.1 Safety Induction ................................................................................. 37

Gambar 4.2 Tool Box Meeting .............................................................................. 37

Gambar 4.3 Safety Morning .................................................................................. 38

ix
Daftar Grafik
Grafik 4.1.8.1 Laporan Kecelakaan Bulanan ........................................................ 58

Grafik 4.1.8.2 Laporan Investigasi Kategori Kecelakaan .................................... 59

x
Daftar Lampiran

Lampiran 1

Lembar Bimbingan Mahasiswa ..................................................................

Lampiran 2

Tabel Uji Reliabilitas dan Uji Validitas ......................................................

Lampiran 3

Standard Operating Procedure ...................................................................

Lampiran 4

Dokumentasi Lapangan ...............................................................................

Lampiran 5

Laporan Identifikasi Kategori Kecelakaan..................................................

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di mana banyak sekali
pembangunan yang sedang dilaksanakan. Pembangunan yang cukup signifikan
terjadi pada pembangunan di bidang Konstruksi . Beberapa proyek konstruksi di
Indonesia banyak terjadi di kota besar diantaranya adalah Kota Medan. Dalam
pengerjaan proyek konstruksi selain memperhatikan ketepatan waktu, mutu, dan
biaya, perusahaan konstruksi perlu juga memperhatikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
Berdasarkan Laporan International Labour Organization (ILO), setiap hari
terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban fatal sekira 6.000 kasus di
dunia. Sementara di Indonesia setiap 100.000 tenaga kerja terdapat 20 orang fatal
akibat kecelakaan kerja pada bidang konstruksi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengandung arti bagaimana seseorang
untuk menjaga diri atau orang lain karena beban kerja yang ada dilapangan
mengharuskan seorang pekerja mendapat perlindungan tersebut agar mereka dapat
bekerja secara maksimal, aman, nyaman, produktif dan sejahtera.
Apabila para pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri seperti helm
proyek, dan sepatu safety, dikhawatirkan nantinya para pekerja tersebut akan
mengalami kecelakaan kerja seperti kepala akan terkena tulangan kolom pada saat
memasang kolom itu akan membuat kecelakaan kerja yang cukup parah bagi
pekerja. Penggunaan helm proyek setidaknya bisa melindungi kepala dan
mengurangi kerasnya benturan kepala dengan benda-benda lain,dan juga
melindungi dari teriknya panas matahari, dan jika tidak menggunakan sepatu
safety maka kaki pekerja akan terkena sisa-sisa kawat bendrat yang sudah berkarat
yang dapat menembus sampai kaki dan menyebabkan infeksi. Jika dari hal kecil
sudah tidak dihiraukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja, maka
akan terjadi kecelakaan kerja yang besar dan akan menyebabkan hilangnya nyawa
pekerja, dan apabila terjadi kecelakaan kerja maka perusaahan konstruksi akan
mengalami kerugian biaya waktu dan nama baik perusahaan.

1
Kurangnya pemantauan/pengawasan K3 akan berdampak fatal terhadap
pekerja akan menyebabkan kecelakaan kerja seperti di proyek Podomoro City
Deli, Medan, Indonesia, yang sudah tiga kali mengalami kecelakaan kerja. Runtuh
nya lantai 13 dan 14 pembangunan gedung Podomoro Deli City yang
mengakibatkan satu orang pekerja tewas pada Sabtu 5/12/2015. Sebelumnya,
sekitar satu tahun yang lalu empat pekerja dikabarkan tewas di proyek tersebut.
Kecelakaan itu disebabkan oleh trafo yang tiba-tiba meledak dan mengeluarkan
suara yang keras. Setelah suara ledakan, empat orang terjatuh dari perancah
bangunan tersebut Para korban tewas karena terjatuh dari ketinggian sekitar 25
lantai di sebuah gedung yang tengah direnovasi. hal itu terjadi karena kurangnya
pengawasan yang diberikan oleh pihak K3, dan kurangnya pemantauan pada
lokasi kerja tersebut, sebelum pekerja bekerja seharusnya pihak K3 telah
memeriksa lingkungan pekerjaan tersebut, ketika pihak K3 menyatakan bahwa
lingkungan kerja tersebut aman, maka pekerja diperbolehkan untuk bekerja.
Berdasarkan hal diatas bahwa beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja adalah bekerja tidak sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP), sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang belum
terlaksana dengan baik, sikap dan tindakan tidak aman tenaga kerja dalam hal
pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), kurangnya pemantauan/pengawasan K3.
Sehingga perlu dilakukannya upaya atau program untuk mendorong terlaksananya
program K3 dan perlindungan K3 yang efektif dan efisien, guna meningkatkan
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dilakukan oleh pelaksaan
Pembangunan gedung Masjid Agung Medan antara lain Standart Operational
Procedure (SOP), , Alat Pelindung Diri (APD), pemantauan dan pengawasan K3,
oleh karena itu diharapkan dengan pelaksanaan program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, pekerja akan merasa aman terlindungi dan terjamin.
Menyadari pentingnya program Keselamatan dan Kesehatan Kerja didalam
mencegah terjadinya kecelakaan Kerja dan potensi bahaya lainnya yang
merugikan pekerja dan perusahaan, maka penulis ingin melakukan penelitian
mengenai Pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di proyek
pembangunan Masjid Agung Medan.

2
Oleh karena itu, menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja
sangat penting karena bertujuan untuk memberikan suasana lingkungan dan
kondisi yang baik, nyaman dan aman serta dapat menghindari kecelakaan dan
penyakit kerja. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga merupakan
sebuah aturan yang tersusun dan berguna untuk menyikapi masalah masalah
keselamatan dan kesehatan kerja saat berada di lingkungan proyek.

Peraturan-peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja diukur dalam dasar-


dasar sebagai berikut :

1. Undang-undang No. 1Tahun 1970 tentang keselamatan kerja


2. Undang-undang No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan
3. Undang-undang No. 18/1999 tentang jasa kontruksi.
4. Peraturan No. 01/Men/1980 tentang K3 Kontruksi.
5. Instruksi Menaker No. 01/1992 tentang pemeriksaan, keberadaan unit
organisasi K3.
6. SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3
pada tempat kegiatan konstruksi beserta pedoman pelaksanaan K3 pada
tempat kegiatan konstruksi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana penerapan kegiatan sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
pelaksanaan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja , pemakaian Alat
Pelindung Diri, Kesehatan Kerja, dan pelaksanaan program Standard
Operating Precedure di proyek Masjid Agung Medan menurut
kontraktor,owner,dan pengawas di proyek pembangunan Masjid Agung
Medan?
2. Bagaimana hasil analisis kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek
pembangunan Masjid Agung Medan?

3
1.3 Batasan Masalah
1. Penelitian dilakukan kepada pekerja proyek pembangunan Masjid Agung
Medan, jalan Pangeran Diponegoro Medan, Sumatera Utara.
2. Penelitian dilakukan untuk menganalisis penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada proyek Masjid Agung Medan dari Maret 2017 sampai
April 2018.

1.4 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui penerapan kegiatan sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
pelaksanaan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja , pemakaian Alat
Pelindung Diri, Kesehatan Kerja, dan pelaksanaan program Standard
Operating Precedure di proyek Masjid Agung Medan menurut
kontraktor,owner,dan pengawas di proyek pembangunan Masjid Agung
Medan
2. Mengetahui hasil analisis kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek
pembangunan Masjid Agung Medan.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis khususnya tentang
pentingnya program Keselamatan dan Kesehatan Kera.
2. Sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian yang
berhubungan dengan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

1.6 Sistematika Penulisan


Adapun Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar belakang, rumusan masalah,batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.

4
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tinjauan teori yang mendiskripsikan tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu Definisi Kesehatan
Kerja, Indikator – Indikator dalam Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Bahaya-bahaya yang timbul pada pekerjaan
konstruksi, Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Program
K3, Tujuan dan Sasaran Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Manfaat Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Upaya Pengembangan Program K3, Sosialisasi K3, Standard
Operational Procedure (SOP), , Persyaratan Alat Pelindung Diri
(APD), Prinsip Umum pemakaian Alat Pelindung Diri (APD),
Tujuan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Pemantauan
atau Pengawasan K3 dan Kerangka konsep penelitian.
BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian yang digunakan ialah
penyebaran kuesioner kepada kontraktor, owner, pengawas.
Metode pengumpulan data, baik data primer maupun data
sekunder, dan teknik pengolahan data.
BAB IV: HASIL PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian analisis Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Proyek Pembangunan Masjid Agung
Medan.
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.1.1 Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) saat ini menjadi sebuah hal yang
cukup familiar dalam dunia kerja. Namun belum semua orang mengetahui
pengertian K3 sebenarnya. Berikut adalah beberapa pengertian K3 menurut ILO
(International Labour Organization) dan beberapa ahli :
Menurut International Labour Organization (ILO) Keselamatan dan
Kesehatan kerja merupakan suatu upaya untuk mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesejahtaraan fisik, mental dan sosial yang setinggi-
tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan
diantara pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja
dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan
sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada
jabatannya.
Menurut Mangkunegara (2002),Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Suma’mur (2001), Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi
keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja
yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan,
dan kondisi pekerja.

6
Menurut Mathis dan Jackson (2002), Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental
dan stabilitas emosi secara umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat
dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi


fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan
kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Menurut Suma’mur, (2009), keselamatan kerja merupakan spesialisasi ilmu


kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit/gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap
penyakit umum. Pada hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
merupakan suatu keilmuwan multidisiplin yang menerapkan upaya pemeliharaan
dan peningkatan kondisi lingkungan kerja, keamanan kerja, keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja, serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko bahaya
dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran lingkungan
kerja.

2.1.2. Indikator-indikator dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), meliputi:


1) Faktor manusia/pribadi (personal factor)

Faktor manusia disini meliputi, antara lain kurangnya kemampuan fisik,


mental dan psikologi, kurangnya pengetahuan dan keterampilan/keahlian, dan
stress serta motivasi yang tidak cukup.

7
2) Faktor kerja/lingkungan

Meliputi tidak cukup kepemimpinan dan pengawasan, rekayasa,


pembelian/pengadaan barang, perawatan, standar-standar kerja dan
penyalahgunaan.
Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai indikator
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) meliputi: faktor lingkungan dan
faktor manusia.

2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3)

Menurut Anoraga (2005) mengemukakan aspek-aspek Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) meliputi:
1. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan

dalam beraktifitas bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut

kondisi kerja, seperti ventilasi, suhu, penerangan dan situasinya.

2. Alat kerja dan bahan

Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh
perusahaan untuk memproduksi barang. Dalam memproduksi barang, alat-
alat kerja sangatlah vital yang digunakan oleh para pekerja dalam
melakukan kegiatan proses produksi dan disamping itu adalah bahan-bahan
utama yang akan dijadikan barang.
3. Cara melakukan pekerjaan

Setiap bagian-bagian produksi memiliki cara-cara melakukan pekerjaan


yang berbeda-beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang
biasanya dilakukan oleh karyawan dalam melakukan semua aktifitas
pekerjaan, misalnya menggunakan peralatan yang sudah tersedia dan
pelindung diri secara tepat dan mematuhi peraturan penggunaan peralatan
tersebut dan memahami cara mengoperasionalkan mesin.

8
Menurut Budiono (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) antara lain:
1. Beban kerja

Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
2. Kapasitas kerja

Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,


kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik,
maupun psikososial.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Aspek dan Faktor
yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) antara lain
lingkungan kerja, alat kerja dan bahan, cara melakukan pekerjaan, beban kerja,
kapasitas kerja, dan lingkungan kerja.

2.1.4. Bahaya- Bahaya yang yang timbul pada pekerjaan konstruksi


1. Physical Hazards
Atau faktor kimia yang berupa kekeringan, suhu, cahaya, getaran radiasi.
2. Chemical Hazards
Atau faktor kimia yang dapat berupa bentuk padat, cair dan gas.
3. Electrical Hazards
Atau bahaya sengatan listrik, kebakaran karena listrik karena banyaknya instalasi
listrik yang bersifat sementara dan kadang-kadang tidak terkendali.
4. Mechanical Hazards
Atau bahaya kecelakaan yang diakibatkan oleh peralatan kerja tangan, mesin /
pesawat sampai kepada alat berat.
5. Physiological Hazards
Atau organisasi yaitu cara kerja atau alat kerja yang tidak tepat, sehingga dapat
menyebabkan kecelakaan.
6. Physiological Hazards

9
Atau yang berkaitan dengan aspek kerja, pekerjaan yang monoton yang membuat
kejenuhan, lokasi tempat kerja yang sangat terpencil sehingga membuat
kebosanan dll.
7. Biological Hazards
Yang disebabkan oleh serangga, bakteri, virus, parasit, dll.

2.1.5. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2001) Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


adalah sebagai berikut:
1. Setiap tenaga kerja mendapat jaminan Keselamtan dan Kesehatan Kerja
baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
2. Perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baik mungkin
3. Memelihara keamanan semua hasil produksi.
4. Menjamin pemeliharaan dan peningkatan kesehata gizi tenaga kerja
5. Meningkatkan kegairahan,keserasian kerja,dan partisipasi kerja
6. Untuk menghindari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja
7. Untuk melindungi tenaga kerja dan member rasa aman pada saat bekerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tujuan untuk memperkecil
atau menghilangkan potensi bahaya atau resiko yang dapat mengakibatkan
kesakitan dan kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi. Kerangka konsep
berpikir Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah menghindari resiko sakit dan
celaka dengan pendekatan ilmiah dan praktis secara sistimatis (systematic), dan
dalam kerangka pikir kesisteman (system oriented) (Anonim, 2012).

2.2. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Menurut Rizky (2006), program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai
upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja akibat
hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja,

10
dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Program kerja Keselamatan dan
Kesehatan kerja meliputi :
1. Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol kondisi
berbahaya, lingkungan beracun dan bahaya-bahaya kesehatan.
2. Membuat prosedur keamanan.
3. Menindaklanjuti program Kesehatan untuk pembelian dan pemasangan
peralatan baru dan untuk pembelian dan penyimpanan bahan berbahaya.
4. Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada.
5. Pelatihan K3 untuk semua level manajemen.
6. Rapat bulanan P2K3
7. Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi dibidang K3 seperti
alat pelindung diri, standar Keselamatan yang baru.
8. Pembagian pernyataan kebijakan organisasi.
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja bersifat spesifik artinya
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak bisa dibuat, ditiru, atau
dikembangkan semaunya. Suatu program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dibuat berdasarkan kondisi dan kebutuhan nyata ditempat kerja sesuai dengan
potensi bahaya sifat kegiatan, kultur, kemampuan financial, dan lainnya. Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus dirancang spesifik untuk masing-masing
perusahaan sehingga tidak bisa sekedar meniru atau mengikuti arahan dan
pedoman dari pihak lain (Ramli, 2010) .
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang
dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat
kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja
dengan mematuhi/ taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja,
yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja.
Dessler (2007) mengatakan bahwa program keselamatan dan kesehatan
kerja diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu:
1. Moral. Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan
dan penyakit kerja pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan.
Mereka melakukan hal itu untuk memperingan penderitaan karyawan dan
keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

11
2. Hukum. Dewasa ini, terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang
mengatur ikhwal keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman terhadap
pihak-pihak yang melanggar ditetapkan cukup berat. Berdasarkan peraturan
perundang-undangan itu, perusahaan dapat dikenakan denda, dan para
supervisor dapat ditahan apabila ternyata bertanggungjawab atas kecelakaan
dan penyakit fatal.
3. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan
dapat jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi kecil
saja. Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk memberi ganti rugi
kepada pegawai yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Schuler dan Jackson (1999) mengatakan, apabila perusahaan dapat


melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka
perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang
hilang.
2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.
3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah
karena menurunnya pengajuan klaim
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari
partisipasi dan rasa kepemilikan.
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra
perusahaan.
7. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial.

2.2.1. Tujuan dan Sasaran Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara umum adalah
mempercepat proses gerakan nasional K3 dalam upaya memberdayakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna mencapai kecelakaan nihil. Sasaran dari
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain:

12
1. Meningkatkan pengertian, kesadaran, pemahaman dan penghayatan K3
semua unsur pimpinan dan pekerja pada suatu perusahaan.
2. Meningkatkan fungsi manajemen K3 atau Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
3. Mendorong terbentuknya manajemen K3 pada setiap perusahaan.
4. Mendorong pembinaan K3 pada sektor informal dan masyarakat umum
(Sukarmin, 1997).

2.2.2. Manfaat Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Malthis dan Jackson (2002) menyebutkan, manfaat program keselamatan


dan kesehatan kerja yang terkelola dengan baik adalah:
1. Penurunan biaya premi asuransi
2. Menghemat biaya litigasi
3. Lebih sedikitnya uang yang dibayarkan kepada pekerja untuk waktu kerja
mereka yang hilang
4. Biaya yang lebih rendah untuk melatih pekerja baru
5. Menurunnya lembur
6. Meningkatnya produktivitas

2.3. Standard Operating Procedure


Standard Operating Procedur (SOP) merupakan suatu set pedoman dalam
suatu organisasi yang menjelaskan prosedur kegiatan rutin. SOP sangat
dibutuhkan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien (Anonim, 2012).
Standard Operating Procedur (SOP) adalah langkah-langkah kerja tertulis
yang terfokus kepada pelaksanaan pekerjaan untuk mengurangi resiko kerugian
dan mempertahankan kehandalan. Dalam Standard Operating Procedure
biasanya terdapat batasan operasi peralatan dan keselamatan, prosedur
menghidupkan, mengoperasikan, dan mematikan peralatan (Anonim, 2007).
Dalam Anonim (2007), secara garis besar ketentuan-ketentuan yang ada
dalam Standard Operating Procedure terdiri atas :
1. SOP harus spesifik untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan.

13
2. SOP dapat menggambarkan semua resiko pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
3. Identifikasi semua resiko keselamatan, bahaya lingkungan, dan
ergonomi yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
4. Menentukan alat pelindung diri yang sesuai untuk menghindari terkena
resiko Keselamatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan di
laknasanakan.
5. Izin kerja yang digunakan untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan.
6. Menggambarkan aturan, tanggung jawab maupun kewenangan untuk
semua karyawan.
7. Menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua karyawan.
8. Dapat digunakan sbagai pedoman dalam pembuatan Job Safety
Analysis.
9. Menjelaskan pengoperasian normal dan tindakan yang akan dilakukan
jika terjadi perubahan.
10. Menjelaskan tanggapan keadaan darurat dan prosedur pelaksanaan
shutdown.
Standard Operating Procedure (SOP) memiliki manfaat sebagai berikut :
1. dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan pelaksanaan
suatu pekerjaan .
2. dapat digunakan sebagai sarana acuan dalam melakukan penilaian
terhadap proses layanan.
3. dapat digunakan sebagai sarana pelatihan bagi staf baru sehingga
mengurangi waktu yang terbuang untuk memberikan pengarahan.
4. dapat digunakan sebagai sarana mengendalikan dan menggantisipasi
apabila terdapat suatu perubahan sistem.
5. dapat digunakan sebagai sarana audit sistem informasi (Anonim, 2012)

14
2.4. Alat Pelindung Diri

2.4.1.Definisi Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri (APD) adalah suatu kewajiban dimana biasanya para
pekerja atau buruh bangunan yang bekeja disebuah proyek atau pembangunan
sebuah gedung, diwajibkan menggunakannya. Alat pelindung diri (APD) berperan
penting terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Anizar, 2009).
Menurut Suma’mur (2009), alat pelindung diri adalah suatu alat yang
dipakai untuk melindungi diri terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja. Menurut
Harrington (2005), alat pelindung diri adalah alat yang dipakai untuk melindungi
kesehatan sampai saatnya pengendalian yang memadai tercapai dengan cara yang
lain.
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan usaha yang dilakukan setelah semua
usaha rekayasa (engineering) dan cara kerja yang aman (working practice)
dilakukan maksimal (Rijanto, 2010).

2.4.2. Persyaratan Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri yang disediakan oleh pengusaha dan dipakai oleh
tenaga kerja harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan sertifikat. Tenaga
kerja berhak menolak untuk memakainya jika APD yang disediakan tidak
memenuhi syarat. Dari ketiga pemenuhan persyaratan tersebut, harus diperhatikan
faktor-faktor pertimbangan dimana APD harus :
1. Enak dan nyaman dipakai
2. Tidak mengganggu ketenangan kerja dan tidak membatasi ruang gerak
pekerja
3. Memberikan perlindungan yang efektif terhadap segala jenis
bahaya/potensi bahaya
4. Memperhatikan efek samping penggunaan APD
5. Mudah dalam pemeliharaan, tepat ukuran, tepat penyediaan, dan harga
terjangkau.

15
Tiap alat pelindung diri (APD) yang digunakan biasanya berfungsi untuk
menghindari penyakit akibat kerja yang mungkin diderita jika tidak
mengenakannya (Anizar, 2009).

2.4.3. Prinsip Umum Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

Dengan seluruh jenis APD yang tersedia, pemasok akan menyarankan jenis
yang paling sesuai untuk kebutuhan perlindungan pekerja dan dapat menawarkan
beberapa pilihan berdasarkan material, desain, warna, dan sebagainya berdasarkan
prinsip umum yang harus diikuti sebagai berikut:
1. Sesuai dengan bahaya yang dihadapi
2. Terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut
4. Cocok bagi orang yang akan menggunakannya
5. Tidak mengganggu kerja operator yang sedang bertugas
6. Memiliki konstruksi yang sangat kuat
7. Tidak mengganggu APD lain yang sedang dipakai secara bersamaan

2.4.4. Tujuan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Pemakaian APD bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan juga


merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja oleh bahaya potensial pada suatu perusahaan yang tidak dapat
dihilangkan atau dikendalikan (Suma’mur, 2009).

2.4.5. Kelemahan Dalam Alat Pelindung Diri APD

Alat Pelindung Diri (APD) juga memiliki kelemahan, diantara


kelemahannya adalah :
1. Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna karena memakai APD yang
tidak sesuai, cara pemakaian APD yang salah, APD tidak memenuhi
persyaratan yang diperlukan.
2. Sering APD tidak dipakai karena tidak enak/ kurang nyaman.

16
2.4.6. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD)

Menurut Sabir (2009) Pada umumnya alat-alat pelindung diri beraneka


ragam Jika digolongkan menurut bagian tubuh yang dilindunginya, maka jenis
alat pelindung diri dapat dilihat sebagai berikut:
1. Safety Helmet, berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung Tali Keselamatan (Safety Belt), berfungsi
sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun
peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain).
2. Sepatu Karet (Sepatu Boot), berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di
tempat yang becek ataupun berlumpur.
3. Sepatu Pelindung (Safety Shoes), berfungsi untuk mencegah kecelakaan
fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda
panas, cairan kimia, dan sebagainya.
4. Sarung Tangan, berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan.
5. Tali Pengaman (Safety Harness), berfungsi sebagai pengaman saat bekerja
di ketinggian.
6. Penutup Telinga (Ear Plug/ Ear Muff), berfungsi sebagai pelindung telinga
pada saat bekerja di tempat yang bising.
7. Kacamata Pengaman (Safety Glasses), berfungsi sebagai pelindung mata
ketika bekerja (misal mengelas).
8. Masker (Respirator), berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat
bekerja di tempat dengan kualitas udara yang buruk (misal berdebu,
beracun, berasap, dan sebagainya).
9. Pelindung Wajah (Face Shield), berfungsi sebagai pelindung wajah dari
percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda).
10. Jas Hujan (Rain Coat), berfungsi melindungi diri dari percikan air saat
bekerja (misal bekerja pada saat hujan atau sedang mencuci alat).

2.5. Pemantauan atau Pengawasan K3

Pengusaha dalam melakukan pemantauan dan pengawasan K3 harus


memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah :

17
1. Pengusaha wajib melakukan pemantauan/pengawasan kinerja K3.
2. Pemantauan/ pengawasan K3 melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran,
dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten.
3. Jika perusahaan tidak memiliki sumber daya untuk melakukan
pemantauan/pengawasan K3 dapat menggunakan jasa pihak lain.
4. Hasil pemantauan/pengawasan K3 dilaporkan kepada pengusaha.
5. Hasil pemantauan dan pengawasan K3 digunakan untuk melakukan
tindakan perbaikan.
Pelaksanaan pemantauan/ pengawasan K3 dilakukan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan/atau standar. (Ramli, 2010)
Pemantauan/pengawasan K3 merupakan persyaratan dalam sistem
manajemen K3, pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui
bagaimana kondisi pelaksanaan K3 di suatu tempat kerja, apakah telah berjalan
sesuai dengan rencana atau terjadi penyimpangan yang tidak di inginkan.

1. Pemantauan/pengawasan K3 ditempat kerja.


Proses pelaksanaan K3 harus dipantau secara berkala dari waktu ke waktu
untuk memastikan bahwa K3 berjalan sesuai dengan rencana, pemantauan dapat
dilakukan melalui observasi, laporan atau rapat pelaksanaan yang diadakan secara
berkala untuk melihat progress report/kemajuan pelaksanaan K3.

2. Pemantauan/Pengawasan K3 Lingkungan Kerja Fisik dan Psikologis

Pemantauan dan evaluasi juga dilakukan pada lingkungan kerja, hal ini
dimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman di
lingkungan kerja, serta dapat mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan
kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor lingkungan,
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilaksanakan secara. Interval waktu
pelaksanaan pemantauan dan pengukuran lingkungan kerja disesuaikan dengan
ketentuan/standar yang berlaku.
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor fisik dan
psikologis merupakan hal yang sangat penting karena faktor lingkungan kerja
juga memiliki pengaruh atau peran terhadap terhadinya kecelakaan kerja,

18
lingkungan kerja yang tidak nyaman akan menimbulkan gangguan bagi tenaga
kerja dalam melakukan pekerjaannya.

2.6. Kerangka Konsep Penelitian

Tenaga Kerja Proyek


Pembangunan Masjid Agung Medan

Pelaksanaan Program Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

sosialisasi Pengawasan Penggunaan Kesehatan SOP


K3 K3 APD Kerja

19
BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk


mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang di rumuskan.
Metode penelitian berisi uraian tentang jenis penelitian, diagram alur penelitian,
lokasi penelitian, pengumpulan data, dan data yang akan dikumpulkan untuk
kemudian dianalisis.
Data yang dikumpulkan penulis didalam menyelesaikan studi kasus ini berupa
data proyek secara resmi, akurat dan data dari kuesioner.

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


kualitatif dan di jelaskan secara deskriptif untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tenaga kerja pada
proyek pembangunan Masjid Agung Medan. Desain penelitian yang digunakan
adalah desain studi cross sectional (potong lintang) dimana subjek hanya diteliti
pada satu waktu saja (satu periode dan satu satuan waktu tertentu) yaitu pada
tahun 2018.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Masjid Agung Medan di


Jl. Pangeran Diponegoro, Madras Hulu, Medan, Polonia, Kota Medan, Sumatera
Utara. Berada disamping kiri gedung kantor Gubernur Sumatera Utara, didepan gedung
kantor Badan Perncanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara dan berada disamping
Gedung Sun Plaza Lippo Grup. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai
Desember dengan mengumpulkan data dari proyek Masjid Agung Medan serta
melakukan observasi.
3.3. Populasi dan sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja yang bekerja di proyek
Masjid Agung Medan. Sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan populasi

20
yang meninjau 35 responden yang meroupakan kontraktor,owner, dan pengawas
pada proyek pembangunan Masjid Agung Medan.

3.4. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan cara atau teknik yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh impormasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian.
3.4.1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari survey lapangan, pengisian
kuesioner oleh responden untuk mendapatkan pendapat dari pekerjaan mengenai
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek masjid agung.
Penentuan pernyataan yang diajukan didasarkan pada dasar-dasar pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder didapat dari, jurnal, paper, e-journal, dari internet dan
penelitian-penelitian terdahulu. Pada kuesioner ini diambil dari beberapa studi
literatur atas penelitian yang telah dilakukan terdahulu, maupun pendapat dari
beberapa ahli.
3.4.3. Kuesioner
Kuesioner atau angket digunakan sebagai saran untuk membantu responden
menjawab sejumlah pertanyaan yang telah disediakan. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawab.
Responden yang dimaksud adalah pihak-pihak yang terkait sebagai pelaku
konstruksi. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden,
akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan
sukarela akan memberikan data yang objektif dan cepat.
Untuk mendapatkan data pengalaman para responden serta memvalidkan
identifikasi variabel risiko yang telah ditentukan sebelumnya, secara lengkap isi
kuesioner tersebut sebagai berikut:

21
Nama : Pendidikan Terakhir
:
Jabatan :
Isilah nama dan jabatan anda pada proyek ini
Isi Tabel pertanyaan berikut dengan mencentang(̌) jawaban yang benar

Pilih jawaban dari beberapa pilihan berikut


Ya : Ada
Tidak : Tidak Ada
KUESIONER TUGAS AKHIR (QUESTIONNAIRE)
Tabel 4.1.1 Pelaksanaan Sosialisasi K3

No
. PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
1. Apakah anda memahami mengenai sosialisasi K3 terkait
pekerjaan anda
2. Apakah ditempat kerja anda dilakukan sosialisasi K3

3. Apakah sosialisasi K3 tersebut dilakukan di tempat kerja secara


rutin
4. Pernahkah anda mendapat kecelakaan kerja akibat bahaya dari
pekerjaan anda sendiri?
5. Apakah anda mengetahui upaya pengendalian resiko dari
potensi bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja anda
setelah mendapatkan sosialisasi K3?
6 Apakah ada manfaat yang diperoleh dari sosialisasi K3 yang
diberikan oleh pihak Perusahaan?

22
Isilah nama dan jabatan anda pada proyek ini
Pilih jawaban dari beberapa pilihan berikut
Ya : Ada
Tidak : Tidak Ada

KUESIONER (QUESTIONNAIRE)
Tabel 4.1.2 Pelaksanaan Pengawasan K3

No
PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK

1. Apakah ditempat kerja anda dilakukan


pemantauan/pengawasan K3 ?
2. Apakah pemantauan tersebut dilakukan secara rutin?

3. Tanpa adanya pemantauan/pengawasan apakah anda mematuhi


K3 pada saat bekerja?
4. Adakah manfaat yang anda peroleh dengan adanya
pengawasan/pemantauan K3 yang dilakukan ditempat kerja?
5 Apakah ada sanksi yang dikenakan jika anda tertangkap tidak
menggunakan APD

4.1.3. Tabel Responden dalam Pemakaian APD

No. JAWABAN

PERTANYAAN

YA TIDAK

1. Apakah APD disediakan oleh perusahaan

2. Apakah anda menggunakan APD saat bekerja

23
3. Apakah pernah ditegur pimpinan karena tidak menggunakan
APD
4. Apakah pernah mengalami kecelakaan kerja karena tidak
menggunakan APD

KUESIONER (QUESTIONNAIRE)
Tabel 4.1.4 Kesehatan Kerja

No. JAWABAN
PERTANYAAN
YA TIDAK
1. Apakah perusahaan pernah memberikan sosialisasi tentang
kesehatan kerja di tempat kerja?
2. Apakah perusahaan menyediakan obat-obatan di tempat
kerja
3. Apakah perusahaan menyediakan klinik untuk tenaga kerja

4. Apakah anda pernah mengalami gangguan kesehatan


ketika selesai bekerja
5 Apakah perusahaan / kontraktor memiliki rumah sakit
rujukan

Tabel 4. 1.5. Pelaksanaan Program Standard Operating Procedure (SOP)

No. JAWABAN

PERTANYAAN

YA TIDAK

1. Apakah setiap pekerjaan anda memiliki tahapan pekerjaan

2. Apakah anda selalu mengikuti tahapan pekerjaan tersebut

24
3. Apakah anda merasakan adanya kesulitan didalam
melakukan pekerjaan anda sesuai dengan SOP yang
ditetapkan
4. Apakah anda pernah mendapat kecelakaan kerja akibat
bekerja tidak sesuai dengan tahapan pekerjaan

3.5. Data Umum Responden


Pada bagian data umum responden akan diisi mengenai nama
responden, jenis kelamin , jenjang pendidikan, jabatan responden.

3.5.1. Data Umum Proyek


a. Nama Proyek :Jasa Rancang Bangun Mesjid
Agung Medan
b. Alamat Proyek : Jln. Pangeran Diponegoro,
Medan
c. Nama Pemilik : BKM Mesjid Agung
d. Jenis Kontrak : Unit Price
e. Jenis Konstruksi : Gedung
f. Kelompok Pelaksana Pekerjaan
1.) Kontraktor Utama : PT. Pembangunan Perumahan, Tbk
2.) Kontraktor Arsitektur : PT. Pembangunan Perumahan, Tbk
3.) Kontraktor M/E : PT. Pembangunan Perumahan, Tbk
4.) Konsultan Struktur : Pt. Garis Rancang Bangun
5.) Konsultan MK : PT. Yudya Karya
g. Nilai Kontrak : Rp. 101. 000. 000. 000 (Min. PPN)
h. Masa Pelaksanaan : 18 Bulan Kalender
i. Luas Total Bangunan : 168, 934 m2

25
3.6. Langkah-Langkah dalam Menganalisis Data

Data diolah dan dianalisis secara deskriptif melalui program Microsoft Excel
untuk mengetahui pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
1. Melakukan observasi lapangan untuk menentukan faktor-faktor yang akan
ditinjau dalam pembuatan penelitian.
2. Melakukan pembuatan kuesioner penelitian seperti pada tabel 3.5.3.2.
3. Menyebarkan kuesioner awal untuk mengambil dan menguji validitas dan
reliabilitas dari daftar pertanyaan pada angket (kuesioner). Kuesioner
disebarkan kepada 5 orang responden yang merupakan pekerja konstruksi.
4. Melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan Microsoft
Excel 2010 dengan cara sebagai berikut :
a. Membuat suatu tabel distribusi frekuensi.
Menginput data jawaban dari sampel kuesioner yang telah diisi oleh 5
orang responden yang disebut tabel distribusi frekuensi, dimana pada
tabel tersebut akan di jelaskan sekian persen dari responden menjawab ya
(baik), tidak (buruk), dengan menggunakan skala 0 dan 1, 0 artinya
“tidak”, 1 artinya “ya” sehingga akan dapat hasil akhir apakah
Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tenaga
kerja di proyek Pembangunan Masjid Agung Medan.
b. Melakukan Pengolahan Data
Pengolahan data untuk mengetahui penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dengan menggunakan teknik formula statistik dan
dibantu dengan aplikasi Ms. Excel.

a. Pengujian reliabilitas
Formula yang dipergunakan untuk menguji reabilitas instrument dalam
penelitian adalah koefisien Alpha (α) dari cronbach’s Alpha atau nilai R-
hitung.. Pengujian ini menentukan konsistensi jawaban responden atau suatu
instrument. Nunnally (1969) mensyaratkan suatu instrumen bahwa :
a. Jika nilai hitung alpha (r hitung)>dari nilai r tabel maka kuesioner
dinyatakan reabel;

26
b. Jika nilai hitung alpha (r hitung)<dari nilai r tabel maka kuesioner
dinyatakan tidak reabel.
- Nilai R hitung atau Alpha didapat dengan menggunakan rumus
Microsoft Excel r Tabel =PEARSON(Total responden yang menjawab
Ya(1) ,total responden yang menjawab Tidak (0).
- Nilai T tabel di didapat dari rumus pada Microsoft Excel T tabel =
TINV (0,05 x jumlah pertanyaan.
- Nilai R tabel di dapat dari rumus Microsoft Excel R tabel = Nilai R
Hitung/SQRT (jumlah pertanyaan x Nilai R Hitung kuadrat)
- Jika nilai R-hitung lebih besar dari R-tabel, maka kuesioner
memenuhi kriteria reabel.
- Jika Jika nilai R-hitung lebih kecil dari R-tabel, maka kuesioner
memenuhi kriteria reabel.
b. Pengujian validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji data yang menggunakan daftar
pertanyaan atau kuesioner untuk melihat pertanyaan dalam kuesioner yang diisi
oleh responden tersebut layak atau belum digunakan untuk mengambil data atau
untuk menguji apakah item-item pertanyaan dalam kuesioner telah mencerminkan
apa yang diteliti atau mampu mengukur elemen faktor dalam penelitian.
Rumusnya adalah CS = 1-[TE/(0,5 x PE)
Keterangan :
CS = Coefficient of Scalebility
TE = Jumlah error semua subjek
PE = Jumlah error yang kemungkinan terjadi yang didapat dari
jumlah responden dikali jumlah pertanyaan atau butir soal.
Apabila nilai dimasing soal lebih dari 0,9 maka nilai tersebut
VALID, tetapi jika nilai tersebut lebih kecil dari 0,9 maka nilai tersebut
INVALID.
Pada Microsof Excel digunakan rumus =IF(Jumlah nilai hasil hitung
>0.9,"VALID",IF(Jumlah nilai hasil hitung <0.9,"INVALID")).

27
1. Setelah pertanyaan telah valid dan reabel, peneliti menyebarkan kuesioner
yang telah valid ke 30 responden pada proyek pembangunan Masjid
Agung Medan.
2. Melakukan pengambilan data kuesioner dan menghitung data yang didapat
dengan aplikasi Microsoft Excel 2010.
Menghitung jumlah frekuensi terbanyak di tiap pertanyaan dengan rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝐴
% Jawaban YA = x 100
30
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑇𝐼𝐷𝐴𝐾
% Jawaban TIDAK = x 100
30

3. Melakukan tabulasi persen untuk satu kelompok pertanyaan.


4. Melakukan kesimpulan serta saran untuk meningkatkan Keselematan dan
Kesehatan kerja pada proyek pembangunan Masjid Agung Medan.

28
3.7 Diagram alir penelitian
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

MULAI

Latar Belakang Penelitian;


Rumusan Masalah;
Batasan Masalah;
Tujuan Penelian .
Manfaat penelitian

Tinjauan Pustaka

kerangka konsep
penelitan penelitian

Pengumpulan Data

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

Observasi ke lapangan; Data yang di dapat dari


Penyebaran Kuesioner. proyek pembangunan
Masjid Agung Medan
ialah dokumen program
kerja K3.

Pengolahan data dengan


menggunakan
Microsoft Excel

Kesimpulan dan Saran

29
BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Penelitian yang dilakukan ialah berupa penyebaran kuesiner, di proyek


Pembangunan Masjid Agung Medan dan kuesioner tersebut diisi oleh pihak
kontraktor yaitu PT PP Persero Tbk sebanyak 30 pekerja, pihak pengawas yaitu
Panitia Pembangunan Masjid Agung Medan sebanyak 3 orang, dan pihak owner
yaitu Badan Kemakmuran Masjid Agung Medan sebanyak 2 orang

Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner untuk tenaga kerja di proyek


pembangunan Masjid Agung Medan,peneliti melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas kuesioner atau angket.Pengujian tersebut dilakukan pada proyek
Pembangunan Masjid Agung Medan dengan 35 responden dari kontraktor,owner
dan pengawas proyek.. Setelah dilakukan penelitian oleh 5 responden data
tersebut valid dan reabilitas, dapat terlihat pada lampiran 2 dan lampiran 3.

Setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas, peneliti melakukan penyebaran


kuesioner di proyek pembangunan Masjid Agung Medan kepada
tukang,pelaksana dan engineer. Setelah dilakukan penyebaran kuesioner
selanjutnya data tersebut akan di input dan diolah dengan menggunakan aplikasi
Microsoft Excel 2007, setelah data di input maka output dari data tersebut adalah
tabel distribusi frekuensi, dimana pada tabel tersebut akan di jelaskan sekian
persen dari responden menjawab ya (baik), tidak (buruk), dengan menggunakan
skala 0 dan 1, 0 artinya “tidak”, 1 artinya “ya” sehingga akan dapat hasil akhir
apakah Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tenaga kerja
di proyek pembangunan Masjid Agung Medan yang meliputi SOP, Pemakaian
APD, Pengawasan/Pemantauan K3 sudah terlaksana dengan baik.
Untuk itu hasil penelitian pada tenaga kerja konstruksi atau yang biasa
disebut pekerja dapat dilihat di bawah ini.

30
4.1.1 Hasil Penelitan Pelaksanaan Sosialisasi K3

Tabel 4.1.1.1. Pelaksanaan Sosialisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja


(K3) oleh Kontraktor PT PP Persero Tbk

Berikut ini adalah tabel hasil 30 responden dari pihak kontraktor mengenai
program pelaksanaan sosialisasi K3 :

No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah anda memahami


mengenai sosialisasi K3 terkait 30 100 0 0 30 100
pekerjaan anda?
2. Apakah ditempat kerja anda
30 100 0 0 30 100
dilakukan sosialisasi K3?
3. Apakah sosialisasi K3 tersebut
dilakukan di tempat kerja 26 86.67 4 13.33 30 100
secara rutin?
4. Pernahkah anda mendapat
kecelakaan kerja akibat bahaya 21 70 9 30 30 100
dari pekerjaan anda sendiri?
5. Apakah anda mengetahui
upaya pengendalian resiko dari
potensi bahaya yang mungkin
27 90 3 10 30 100
terjadi ditempat kerja anda
setelah mendapatkan sosialisasi
K3?
6 Apakah ada manfaat yang
diperoleh dari sosialisasi K3
30 100 0 0 30 100
yang di berikan oleh pihak
Perusahaan?

31
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 30 orang tenaga kerja (100%)
memahami mengenai sosialisasi K3 menurut pekerjaannya, 30 orang tenaga kerja
(100%) mengakui bahwa di tempat kerjanya dilakukan sosialisasi K3, 26 orang
tenaga kerja (86,66%) menyatakan sosialisasi K3 dilakukan secara rutin dan 4
orang tenaga kerja (13,33%) menyatakan tidak rutin, 21 orang tenaga kerja (70%)
pernah mendapat kecelakaan kerja akibat bahaya dari pekerjaannya sendiri dan 9
orang tenaga kerja (30%) tidak pernah, 27 (90%) orang tenaga kerja mengetahui
upaya pengendalian resiko dari potensi bahaya yang mungkin terjadi di tempat
kerja setelah mendapatkan sosialisasi K3 dan 3 orang tenaga kerja (10%) tidak
mengetahuinya.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pelaksanaan sosialisasi K3


pada proyek pembangunan Masjid Agung Medan sudah terlaksana dengan cukup
baik, hal itu dapat dilihat dari tingginya angka responden yang memahami
mengenai sosialisai K3 serta mengetahui uapaya pengendalian resiko dari potensi
bahaya yang ada. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi pelaksanaan sosialisasi
K3 secara keseluruhan:

Tabel 4.1.1.2. Distribusi Pelaksanaan Sosialisasi K3

Sosialisasi K3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 3 10 10.0 30.0

Baik 27 90.0 90.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

32
Berdasarkan dari tabel distribusi frekuensi diatas adalah bahwa
pelaksaanaan program sosialisasi K3 untuk 30 responden dari pihak kontraktor
dikatakan baik dengan persentase 90% pekerja mengetahui arti dari SOP, bekerja
sesuai dengan SOP, hanya saja beberapa pekerja masih mengalami kesulitan
melakukan pekerjaan tersebut dengan SOP yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Sehingga pekerja dapat berhati-hati dalam bekerja dan tanggap mengambil
tindakan jika terjadi kecelakaan ataupun adanya gangguan kesehatan pada saat
berlangsung nya pekerjaan ataupun setelah jam kerja telah selesai.

Tabel 4.1.1.3. Pelaksanaan Sosialisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


oleh Owner yaitu BKM Masjid Agung Medan

Berikut ini adalah tabel hasil dari 2 responden pihak owner mengenai
program pelaksanaan sosialisasi K3 :

No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah anda memahami


mengenai sosialisasi K3 terkait 2 100 0 0 2 100
pekerjaan anda?
2. Apakah ditempat kerja anda
2 100 0 0 2 100
dilakukan sosialisasi K3?
3. Apakah sosialisasi K3 tersebut
dilakukan di tempat kerja 2 100 0 0 2 100
secara rutin?
4. Pernahkah anda mendapat
kecelakaan kerja akibat bahaya 2 100 0 0 2 100
dari pekerjaan anda sendiri?
5. Apakah anda mengetahui
upaya pengendalian resiko dari
2 100 0 0 2 100
potensi bahaya yang mungkin
terjadi ditempat kerja anda

33
setelah mendapatkan sosialisasi
K3?
6. Apakah ada manfaat yang
diperoleh dari sosialisasi K3
2 100 0 0 2
yang di berikan oleh pihak
Perusahaan?

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa owner mengakui bahwa di proyek
Pembangunan Masjid Agung Medan dilakukan sosialisasi K3, 2 orang yang
merupakan pihak owner menyatakan sosialisasi K3 dilakukan secara rutin mereka
tidak pernah mendapat kecelakaan kerja akibat bahaya dari pekerjaannya sendiri
dan mereka mengetahui upaya pengendalian resiko dari potensi bahaya yang
mungkin terjadi di tempat kerja setelah mendapatkan sosialisasi K3.

Tabel 4.1.1.4. Distribusi Pelaksanaan Sosialisasi K3

Sosialisasi K3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 0 0 0 0.

Baik 2 100.0 100.0 100.0

Total 2 100.0 100.0

Berdasarkan dari tabel frekuensi diatas ,bahwa pihak owner mengakui


bahwa kegiatan sosialisasi K3 pada Proyek Masjid Agung Medan sangat baik
dengan persentase 100%.

34
Tabel 4.1.1.5. Pelaksanaan Sosialisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) menurut Pengawas proyek yaitu PPMA Masjid Agung Medan

Berikut ini adalah tabel hasil dari 2 responden pihak pengawas proyek
mengenai program pelaksanaan sosialisasi K3 :

No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah anda memahami


mengenai sosialisasi K3 terkait 3 100 0 0 3 100
pekerjaan anda?
3. Apakah ditempat kerja anda
3 100 0 0 3 100
dilakukan sosialisasi K3?
3. Apakah sosialisasi K3 tersebut
dilakukan di tempat kerja 3 100 0 0 3 100
secara rutin?
4. Pernahkah anda mendapat
kecelakaan kerja akibat bahaya 3 100 0 0 3 100
dari pekerjaan anda sendiri?
5. Apakah anda mengetahui
upaya pengendalian resiko dari
potensi bahaya yang mungkin
3 100 0 0 3 100
terjadi ditempat kerja anda
setelah mendapatkan sosialisasi
K3?
6. Apakah ada manfaat yang
diperoleh dari sosialisasi K3
3 100 0 0 3
yang di berikan oleh pihak
Perusahaan?

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa owner mengakui bahwa di proyek
Pembangunan Masjid Agung Medan dilakukan sosialisasi K3, 3 (tiga) orang yang

35
merupakan pihak pengawas proyek menyatakan sosialisasi K3 dilakukan secara
rutin dengan persentase 100%. Mereka tidak pernah mendapat kecelakaan kerja
akibat bahaya dari pekerjaannya sendiri,karena mengetahui upaya pengendalian
resiko dari potensi bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja setelah
mendapatkan sosialisasi K3.

Tabel 4.1.1.6. Distribusi Pelaksanaan Sosialisasi K3

Sosialisasi K3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 0 0 0 0.

Baik 3 100.0 100.0 100.0

Total 3 100.0 100.0

Berdasarkan dari tabel frekuensi diatas ,bahwa pihak owner mengakui


bahwa kegiatan sosialisasi K3 pada Proyek Masjid Agung Medan sangat baik
dengan persentase 100%.
Adapun Program Sosialisasi K3 di proyek Pembangunan Masjid Agung
Medan ialah:
1. SAFETY INDUCTION
Pemberian Pengenalan peraturan safety proyek kepada setiap karyawan,sub
kontraktor, mandor, dan para visitor yang terlibat dalam peroyek ini untuk
partisipasi dan tanggung jawab terhadap keselamatan kerja oleh semua pihak,
seperti gambar dibawah ini:

36
Gambar 4.1. Memberikan pengarahan kepada pekerja mengenai K3

2. TOOL BOX MEETING


Memberikan penjelasan mengenai pentingnya keselamatan kerja dalam
bekerja pada bidang konstruksi bangunan dan memberikan informasi – informasi
lapangan kepada pekerja mengenai daerah bahaya, penanggulangan dan hal
lainnya yang berkaitan yang akan diadakan setiap rabu.

Gambar 4.2 toolbox meeting

3. SAFETY MOUNTHLY MEETING


Mempersentasikan hasil yang telah dicapai setiap bulannya kepada top
management perusahaan dan subkont/mandor dan untuk menarik dukungan
terhadap keselamatan kerja dari semua top management setiap 1 kali dalam
sebulan pada hari Jum’at.

37
4. SAFETY MORNING
Memberikan arahan setiap pagi pukul 07.30 sampai 08.15 WIB pada hari
senin – sabtu kepada seluruh pekerja tentang pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja dan memberikan semangat, motivasi untuk bekerja secara berhati
– hati, disiplin serta mematuhi setiap peraturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, Seperti gambar dibawah ini:

Gambar 4.3. Safety Morning

4.1.2. Hasil Penelitian Pelaksanaan Pengawasan K3 oleh Kontraktor


Berikut ini adalah tabel hasil 30 responden dari pihak Kontraktor mengenai
pelaksanaan pengawasan K3 :

Tabel 4.1.2.1. Pelaksanaan Pengawasan K3


No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah ditempat kerja anda


dilakukan 30 100 0 0 30 100
pemantauan/pengawasan K3?
3. Apakah pemantauan tersebut
26 86.67 4 13.33 30 100
dilakukan secara rutin?
3. Tanpa adanya
pemantauan/pengawasan 19 63.33 11 36.67 30 100
apakah anda mematuhi K3

38
pada saat bekerja?

4. Adakah manfaat yang anda


peroleh dengan adanya
25 83.33 5 16.67 30 100
pengawasan/pemantauan K3
yang dilakukan ditempat kerja?
5 Apakah ada sanksi yang
dikenakan jika anda tertangkap 30 100 0 0 30 100
tidak menggunakan APD?

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 30 orang tenaga kerja (100%)
mengakui bahwa di tempat kerjanya dilakukan pemantauan/pengawasan K3, 36
orang tenaga kerja (86,66%) menyatakan bahwa pemantauan/pengawasan
program K3 dilakukan secara rutin dan 4 orang tenaga kerja (13,33%)
menyatakan tidak rutin, 19 orang tenaga kerja (63,33%) mengatakan bahwa tanpa
adanya pemantauan/pengawasan tetap akan mematuhi program K3 saat bekerja
dan 11 orang tenaga kerja (36,66%) menyatakan tidak mematuhi program K3 saat
bekerja jika tidak ada pemantauan/pengawasan, 25 orang tenaga kerja (83,33%)
merasa mendapat manfaat dengan adanya pemantauan/pengawasan K3 yang
dilakukan di tempat kerja dan 5 orang tenaga kerja (16,66%) merasa tidak
menerima manfaat.
Berdasarkan hasil yang diproleh pada tabel di atas menunjukan bahwa
secara keseluruhan pelaksanaan pengawasan K3 pada proyek pembangunan
Masjid Agung Medan sudah berjalan dengan baik, mereka menyatakan bahwa
pengawasan K3 dilakukan secara rutin dan merasakan adanya manfaat dari
pelaksanaa pengawasan K3.
Berikut adalah tabel distribusi frekuensi pelaksanaan pengawasan K3 secara
keseluruhan :

39
Tabel 4.1.2.2. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Pengawasan K3
Pengawasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 4 14.3 14.3 14.3

Baik 26 86.7 86.7 100.0


Total 30 100.0 100.0
Dari tabel distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pengawasan K3 sudah terlaksana dengan baik namun dengan persentase 86.7%
untuk pelaksanaan pengawasan. Dan fakta lapangan juga menggambarkan bahwa
penjadwalan untuk pengawasan telah dilakukan sehingga sesuai dengan
pelaksanaan yang pasti untuk dilakukannya pengawasan kepada pekerja dalam hal
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

4.1.2.3. Hasil Penelitian Pelaksanaan Pengawasan K3 menurut owner


Berikut ini adalah tabel hasil 2 responden dari pihak owner mengenai
pelaksanaan pengawasan K3 :

Tabel 4.1.2.3. Pelaksanaan Pengawasan K3


No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah ditempat kerja anda


dilakukan 2 100 0 0 2 100
pemantauan/pengawasan K3?
3. Apakah pemantauan tersebut
2 100 0 0 2 100
dilakukan secara rutin?
3. Tanpa adanya
2 100 0 0 2 100
pemantauan/pengawasan

40
apakah anda mematuhi K3
pada saat bekerja?
4. Adakah manfaat yang anda
peroleh dengan adanya
2 100 0 0 2 100
pengawasan/pemantauan K3
yang dilakukan ditempat kerja?
5 Apakah ada sanksi yang
dikenakan jika anda tertangkap 2 100 0 0 2 100
tidak menggunakan APD?

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa owner mengakui bahwa di proyek
Pembangunan Masjid Agung Medan dilakukan pengawasan K3. Menurut owner,
pihak kontraktor melakukan pengawasan dengan persentase 100%, pemantuan
secara rutin 100%, kesadaran untuk mematuhi K3 100%, mendapat manfaat
dalam proyek karena adanya K3 100% dan adanya sanksi jika tidak mematuhi
peraturan dan penerapan program K3.Pengawasan dilakukan untuk membantu
pencegahan kecelakaan kerja dilapangan proyek.

Tabel 4.1.2.4. Distribusi Pengawasan K3

Pengawasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 0 0 0 0.

Baik 2 100.0 100.0 100.0

Total 2 100.0 100.0

Berdasarkan dari tabel frekuensi diatas ,bahwa pihak owner menyartakan


bahwa kegiatan pengawasan K3 pada Proyek Masjid Agung Medan sangat baik
dengan persentase 100%.

41
4.1.2.5. Hasil Penelitian Pelaksanaan Pengawasan K3 menurut pengawas
proyek
Berikut ini adalah tabel hasil dari 3 responden pihak pengawas proyek mengenai
pelaksanaan pengawasan K3 :

Tabel 4.1.2.5. Pelaksanaan Pengawasan K3


No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah ditempat kerja anda


dilakukan 3 100 0 0 3 100
pemantauan/pengawasan K3?
3. Apakah pemantauan tersebut
3 100 0 0 3 100
dilakukan secara rutin?
3. Tanpa adanya
pemantauan/pengawasan
3 100 0 0 3 100
apakah anda mematuhi K3
pada saat bekerja?
4. Adakah manfaat yang anda
peroleh dengan adanya
3 100 0 0 3 100
pengawasan/pemantauan K3
yang dilakukan ditempat kerja?
5 Apakah ada sanksi yang
dikenakan jika anda tertangkap 3 100 0 0 3 100
tidak menggunakan APD?

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengawas proyek mengakui bahwa di
proyek Pembangunan Masjid Agung Medan dilakukan pengawasani K3, 3 orang
yang merupakan pihak pengawas proyek pembangunan masjid agung medan

42
menyatakan bahwa pengawasan K3 dilakukan pada proyek ini. Pengawasan
dilakukan untuk membantu pencegahan kecelakaan kerja dilapangan proyek.

Tabel 4.1.2.6. Distribusi Pengawasan K3

Pengawasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 0 0 0 0.

Baik 3 100.0 100.0 100.0

Total 3 100.0 100.0

4.1.3. Hasil Penelitian Dalam Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)


Berikut ini adalah hasil dari 30 responden dalam pemakaian alat pelindung
diri (APD) :

Tabel 4.1.3.1. Pemakaian APD


No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah APD disediakan oleh


30 100 0 0 30 100
perusahaan?
3. Apakah anda menggunakan
30 100 0 0 30 100
APD saat bekerja?
3. Apakah pernah ditegur
pimpinan karena tidak 8 36.67 22 73.33 30 100
menggunakan APD?
4. Apakah pernah mengalami
kecelakaan kerja karena tidak 9 30 21 70 30 100
menggunakan APD?

43
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 30 orang tenaga kerja (100%)
mengatakan bahwa perusahaan menyediakan APD bagi para pekerjanya, 30 orang
tenaga kerja (100%) menggunakan APD saat bekerja, 8 orang tenaga kerja
(36,66%) pernah ditegur pimpinan karena tidak menggunakan APD saat bekerja
dan 22 orang tenaga kerja (73,33%) mengaku tidak pernah ditegur, 9 orang tenaga
kerja (30%) pernah mengalami kecelakaan kerja karena tidak menggunakan APD
dan 21 orang tenaga kerja (70%) mengakui tidak pernah mengalami kecelakaan
kerja karena tidak mengunakan APD.

Berdasarkan hasil yang diproleh dari tabel di atas menunjukan bahwa


pelaksanaan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada proyek pembangunan
Masjid Agung Medan berjalan dengan sangat baik. Perusahaan menyediakan APD
bagi para tenaga kerja, seluruh responden mengaku menggunakan APD saat
bekerja. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dalam pemakaian APD secara
keseluruhan :

4.1.3.2. Tabel Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Diri


APD

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 4 14.3 14.3 14.3

Baik 26 85.8 85.8 100.0

Total 30 100.0 100.0

Berdasarkan tabel frekuensi diatas ialah terlihat bahwa penggunaan APD


(alat pelindung diri) untuk pekerjaan dikatakan baik, 26 orang (85.8%) pekerja
sudah menggunakan APD pada saat bekerja, walaupun penggunaan APD sudah
baik, namun belum begitu efektif karena masih ada pekerja yang pernah ditegur
oleh pimpinan (Pihak K3) karena tidak menggunakan APD pada saat bekerja dan

44
beberapa pekerja pernah mendapatkan kecelakaan kerja diakibatkan tidak
menggunakan APD untuk itu dapat disimpulkan bahwa kesedaran pekerja
terhadap penggunaan APD ini masih kurang. APD yang disediakan oleh
perusahaan untuk pekerjaan pembesian ialah Helm dan Sepatu Safety, seperti
gambar dibawah ini:

Gambar 4.4. Pekerja menggunakan APD.

4.1.3.3. Hasil Penelitian Pemakaian Alat Pelindung Diri menurut owner


Berikut ini adalah tabel hasil 2 responden dari pihak owner mengenai pemakaian
alat pelindung diri :

Tabel 4.1.3.3. Pemakaian APD


No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah APD disediakan oleh


2 100 0 0 2 100
perusahaan?
3. Apakah anda menggunakan
2 100 0 0 2 100
APD saat bekerja?
3. Apakah pernah ditegur
pimpinan karena tidak 2 100 0 0 2 100
menggunakan APD?
4. Apakah pernah mengalami
2 0 0 0 2 100
kecelakaan kerja karena tidak

45
menggunakan APD?

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa owner mengakui bahwa di proyek
Pembangunan Masjid Agung Medan telah diterapkan pemakaian APD. Dari
persentase diatas, owner menyatakan bahwa penggunaan APD dalam proyek
Pembangunan Masjid Agung Medan sudah bagus dan merata dengan persentase
100%.

Tabel 4.1.3.4. Distribusi Pemakaian APD

Pemakaian APD

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 0 0 0 0.

Baik 2 100.0 100.0 100.0

Total 2 100.0 100.0

Berdasarkan dari tabel frekuensi diatas ,bahwa pihak owner menyartakan


bahwa kegiatan pengawasan K3 pada Proyek Masjid Agung Medan sangat baik
dengan persentase 100%.

4.1.3.5. Hasil Penelitian Pemakain APD menurut pengawas proyek


Berikut ini adalah tabel hasil 3 responden dari pihak pengawas proyek mengenai
pemakaian APD saat bekerja :

Tabel 4.1.3.5. Pemakaian APD


No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah APD disediakan oleh


3 100 0 0 3 100
perusahaan?

46
3. Apakah anda menggunakan
3 100 0 0 3 100
APD saat bekerja?
3. Apakah pernah ditegur
pimpinan karena tidak 3 100 0 0 3 100
menggunakan APD?
4. Apakah pernah mengalami
kecelakaan kerja karena tidak 3 100 0 0 3 100
menggunakan APD?

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa owner mengakui bahwa pemakain
APD saat bekerja telah diterapkan dalam proyek pembangunan masjid agung
medan. Pihak pengawas proyek pembangunan masjid agung medan menyatakan
bahwa semua pekerja dari kontraktor,pengawas,dan owner menggunakan APD
saat bekerja di lapangan proyek pembangunan masjid agung Medan.

Tabel 4.1.3.6. Distribusi Pemakaian APD

Pemakaian APD

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 0 0 0 0.

Baik 3 100.0 100.0 100.0

Total 3 100.0 100.0

Berdasarkan hasil dari tabel distribusi pemakaian alat pelindung diri di atas
menunjukan bahwa penerapan program kesehatan kerja pada proyek
pembangunan Masjid Agung Medan telah diterapkan dengan sangat baik, dapat
dilihat bahwa pengawas mengakui bahwa perusahaan memberikan alat-alat
pelindung diri,dan pekerja juga memakai saat bekerja.

47
4.1.4 Hasil Penelitian Kesehatan Kerja
Berikut adalah hasil penelitan dari 30 responden mengenai kesehatan kerja :

Tabel 4.1.4.1. Kesehatan Kerja


No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah perusahaan pernah


memberikan sosialisasi tentang 30 100 0 0 30 100
kesehatan kerja di tempat kerja?
3. Apakah perusahaan
menyediakan obat-obatan di 30 100 0 0 30 100
tempat kerja?
3. Apakah perusahaan
menyediakan klinik untuk tenaga 30 100 0 0 30 100
kerja?
4. Apakah anda pernah mengalami
gangguan kesehatan ketika 14 46.67 16 53.33 30 100
selesai bekerja?
5 Apakah perusahaan/kontraktor
30 0 0 0 30 100
memiliki rumah sakit rujukan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 30 orang tenaga kerja (100%)
mengakui bahwa perusahaan pernah memberikan sosialisasi kesehatan kerja, 30
orang tenaga kerja (100%) mengakui bahwa perusahaan menyediakan obat-obatan
di tempat kerja, 30 orang tenaga kerja (100%) mengakui perusahaan menyediakan
klinik untuk tenaga kerja, dan 14 orang orang tenaga kerja (46,66%) pernah
mengalami gangguan kesehatan ketika selesai bekerja dan 16 orang tenaga kerja
(53,33%) mengaku tidak pernah mengalami gangguan kesehatan ketika selesai
bekerja.
Berdasarkan hasil dari tabel kesehatan kerja di atas menunjukan bahwa
penerapan program kesehatan kerja pada proyek pembangunan Masjid Agung

48
Medan telah diterapkan dengan sangat baik, dapat dilihat bahwa para tenaga kerja
mengakui bahwa perusahaan memberikan sosialisasi kesehatan kerja dan mereka
menyatakan bahwa perusahaan menyediakan obat-obatan dan klinik untuk tenaga
kerja.
Berikut adalah tabel distribusi frekuensi kesehatan kerja secara keseluruhan :
Tabel 4.1.4.2. Distribusi Frekuensi Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 3 9.4 9.4 9.4

Baik 27 90.6 90.6 100

Total 30 100.0 100.0

Berdasarkan tabel distribusi diatas ialah terlihat bahwa persentase


kesehatan pekerja dikatakan baik, 27 orang (90,6%) mengatakan bahwa
kesehatan saat di proyek masjid agung medan sangat baik,dibantu dengan
makanan dan kebersihan lingkungan yang terjaga dengan baik.

Tabel 4.1.4.3.Kesehatan Kerja


Berikut adalah hasil penelitan dari 2 responden yang merupakan owner mengenai
kesehatan kerja

No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah perusahaan pernah


memberikan sosialisasi tentang 2 100 0 0 2 100
kesehatan kerja di tempat kerja?
3. Apakah perusahaan
menyediakan obat-obatan di 2 100 0 0 2 100
tempat kerja?

49
3. Apakah perusahaan
menyediakan klinik untuk tenaga 0 0 2 100 2 100
kerja?
4. Apakah anda pernah mengalami
gangguan kesehatan ketika 0 0 2 100 2 100
selesai bekerja?
5 Apakah perusahaan/kontraktor
0 0 2 100 2 100
memiliki rumah sakit rujukan?

Berdasarkan persentase dari tabel distribusi kesehatan kerja, owner


menyatakan bahwa pada proyek Pembangunan Masjid Agung Medan dilakukan
sosialisasi kesehatan kerja dan perusahaan kontraktor menyediakan obat-obatan.
Namun menurut owner, Perusahaan kontraktor tidak menyediakan klinik dan
rumah sakit rujukan.

Tabel 4.1.4.4. Distribusi Frekuensi Kesehatan Kerja


Kesehatan Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 0.8 40 40.0 40.0

Baik 1.2 60 60.0 100.0

Total 2 100.0 100.0

50
Tabel 4.1.4.5.Kesehatan Kerja
Berikut adalah hasil penelitan dari 3 responden yang merupakan pengawas
mengenai kesehatan kerja

No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah perusahaan pernah


memberikan sosialisasi tentang 3 100 0 0 3 100
kesehatan kerja di tempat kerja?
3. Apakah perusahaan
menyediakan obat-obatan di 3 100 0 0 3 100
tempat kerja?
3. Apakah perusahaan
menyediakan klinik untuk tenaga 3 0 0 100 3 100
kerja?
4. Apakah anda pernah mengalami
gangguan kesehatan ketika 0 0 3 100 3 100
selesai bekerja?
5 Apakah perusahaan/kontraktor
3 0 0 100 3 100
memiliki rumah sakit rujukan?

Berdasarkan persentase dari tabel distribusi kesehatan kerja, pengawas


menyatakan bahwa pada proyek Pembangunan Masjid Agung Medan dilakukan
sosialisasi kesehatan kerja,perusahaan kontraktor menyediakan obat-obatan,
menyediakan rumah sakit rujukan dan juga klinik..

51
Tabel 4.1.4.6. Distribusi Frekuensi Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 0.6 20 20 20

Baik 2.4 80 80 100.0

Total 3 100.0 100.0

Berdasarkan persentase dari tabel distribusi kesehatan kerja, pengawas


menyatakan bahwa pada proyek Pembangunan Masjid Agung Medan dilakukan
sosialisasi kesehatan kerja dan perusahaan kontraktor menyediakan obat-obatan.
Namun menurut owner, Perusahaan kontraktor tidak menyediakan klinik dan
rumah sakit rujukan.

4.1.5.1. Hasil Penelitian Pelaksanaan Program Standard Operating


Procedure (SOP)
Berikut adalah hasil penelitan dari 30 responden mengenai pelaksanaan
program standard operating procedure (SOP) :

Tabel 4.1.5.1.Pelaksanaan Program Standard Operating Procedure (SOP)


No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah setiap pekerjaan anda


30 100 0 0 30 100
memiliki tahapan pekerjaan?
2. Apakah anda mengetahui
30 100 0 0 30 100
tahapan pekerjaan anda?
3. Apakah anda merasakan
adanya kesulitan didalam 5 16.66 25 83.33 30 100
melakukan pekerjaan anda

52
sesuai dengan SOP yang
ditetapkan?
4. Apakah anda pernah mendapat
kecelakaan kerja akibat bekerja
3 10 27 90 30 100
tidak sesuai dengan tahapan
pekerjaan?

Dari tabel di atas menunjukan bahwa 30 orang tenaga kerja (100%)


mengakui memiliki tahapan saat bekerja, 30 orang tenaga kerja (100%)
mengetahui tahapan pekerjaannya, 37 orang tenaga kerja (90%) selalu mengikuti
tahapan pekerjaan tersebut, 5 orang tenaga kerja (16,66%) meraskan adanya
kesulitan didalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan SOP yang ditetapkan
dan 25 orang tenaga kerja (83,33%) tidak merasakan adanya kesulitan berarti
didalam melakukan pekerjaan sesuai SOP yang ditetapkan, 3 orang tenaga kerja
(10%) mengaku pernah mendapat kecelakaan kerja akibat bekerja tidak sesuai
dengan tahapan pekerjaan dan 27 orang orang tenaga kerja (90%) mengaku tidak
pernah mendapat kecelakaan kerja akibat bekerja tidak sesuai tahapan kerja.
Berdasarkan hasil dari tabel di atas menunjukan bahwa pelaksanaan
program Standard Operating Procedure (SOP) pada proyek pembanguan Masjid
Agung Medan telah diterapkan dengan sangat baik, para tenaga kerja mengetahui
tahapan pekerjaan mereka dan hampir seluruhnya melakukan pekerjaan sesuai
dengan SOP yang telah ditetapkan. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dari
pelaksanaan program Standard Operating Procedure (SOP) secara keseluruhan :
Tabel 4.1.5.4. Distribusi Pelaksanaan SOP
SOP

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 2 6.7 6.7 6.7

Baik 28 93.3 100.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

53
Berdasarakan tabel distribusi diatas,bahwa pelaksanaan Program Standard
Operating Pocedure sudah dilakukan dengan baik dan memiliki tahapan tahapan
yang telah disetuji oleh Safety Healthy Environtmental Organization. Dan
persentase keseluruhan dalam penerapan SOP ini mencapai 93%.

4.1.5.3. Hasil Penelitian Pelaksanaan Program Standard Operating Procedure


(SOP)
Berikut adalah hasil penelitan dari 2 responden yang merupakan owner,
mengenai pelaksanaan program standard operating procedure (SOP) :

No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah setiap pekerjaan anda


2 100 0 0 2 100
memiliki tahapan pekerjaan?
2. Apakah anda mengetahui
2 100 0 0 2 100
tahapan pekerjaan anda?
3. Apakah anda merasakan
adanya kesulitan didalam
melakukan pekerjaan anda 0 0 2 100 2 100
sesuai dengan SOP yang
ditetapkan?
4. Apakah anda pernah mendapat
kecelakaan kerja akibat bekerja
0 0 2 100 2 100
tidak sesuai dengan tahapan
pekerjaan?

Berdasarkan tabel diatas, bahwa di proyek Pembangunan Masjid Agung


Medan, owner menyatakan bahwa,mereka dan juga tenaga kerja memiliki tahapan
pekerjaan yang sesuai dengan SOP,mereka mengetahui tahapan pekerjaan masing-
masing, dan tidak pernah mendapat kecelakaan dan juga kesulitan dalam
melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP.

54
Tabel 4.1.5.4. Distribusi Pelaksanaan SOP
SOP

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 0 0 0 0

Baik 2 100 100.0 100.0

Total 2 100.0 100.0

Berdasarakan tabel distribusi diatas,bahwa owner menyatakan bahwa


pekerjaan proyek masjid agung melakukan pekerjaan SOP dengan benar.

4.1.5.5.Hasil Penelitian Pelaksanaan Program Standard Operating Procedure


(SOP)
Berikut adalah hasil penelitan dari 3 responden yang merupakan pengawas
proyek, mengenai pelaksanaan program standard operating procedure (SOP) :

No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

1. Apakah setiap pekerjaan anda


3 100 0 0 3 100
memiliki tahapan pekerjaan?
2. Apakah anda mengetahui
3 100 0 0 3 100
tahapan pekerjaan anda?
3. Apakah anda merasakan
adanya kesulitan didalam
melakukan pekerjaan anda 0 0 3 100 3 100
sesuai dengan SOP yang
ditetapkan?
4. Apakah anda pernah mendapat
kecelakaan kerja akibat bekerja
0 0 3 100 3 100
tidak sesuai dengan tahapan
pekerjaan?

55
Berdasarkan tabel diatas, bahwa di proyek Pembangunan Masjid Agung
Medan, pengawas menyatakan bahwa, tenaga kerja pembangunan Proyek Masjid
Agung Medan memiliki tahapan pekerjaan yang sesuai dengan SOP,mereka
mengetahui tahapan pekerjaan masing-masing, dan tidak pernah mendapat
kecelakaan dan juga kesulitan dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP.

Tabel 4.1.5.6. Distribusi Pelaksanaan SOP


SOP

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 0 0 0 0

Baik 3 100.0 100 100.0

Total 3 100.0 100.0

Dari tabel distibusi frekuensi diatas dapat dilihat pelaksanaan SOP pada
pekerjaan sudah dilakukan dan semua pekerjaan dilakukan dengan SOP yang
benar..

4.2. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan dapat menimbulkan 5 jenis kerugian, yaitu: kerusakan,


kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan, kelalaian dan cacat, dan kematian.
Dalam ILO (1989:11) menyusun daftar kerugian terselubung akibat kecelakaan
sebagai berikut:

1. Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan yang luka,


2. Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan lain yang terhenti bekerja
karena rasa ingin tahu, rasa simpati, membantu menolong karyawan yang
terluka,
3. Kerugian akibat hilangnya waktu bagi para mandor, penyelia atau para
pimpinan lainnya karena membantu karyawan yang terluka, menyelidiki

56
penyebab kecelakaan, mengatur agar proses produksi ditempat karyawan
yang terluka tetap dapat dilanjutkan oleh karyawan lainnya dengan
memilih dan melatih ataupun menerima karyawan baru.
4. Kerugian akibat penggunaan waktu dari petugas pemberi pertolongan
pertama dan staf departemen rumah sakit,
5. Kerugian akibat rusaknya mesin, perkakas, atau peralatan lainnya atau
oleh karena tercemarnya bahan-bahan baku,
6. Kerugian insidental akibat terganggunya produksi, kegagalan memenuhi
pesanan pada waktunya, kehilangan bonus, pembayaran denda ataupun
akibat-akibat lain yang serupa,
7. Kerugian akibat keharusan untuk meneruskan pembayaran upah penuh
bagi karyawan yang dulu terluka setelah mereka kembali bekerja,
walaupun mereka (mungkin belum penuh sepenuhnya) hanya
menghasilkan separuh dari kemampuan normal
8. Kerugian akibat hilangnya kesempatan memperoleh laba dari
produktivitas karyawan yang luka dan akibat dari mesin yang
menganggur.
9. Kerugian yang timbul akibat ketegangan ataupun menurunnya moral kerja
karena kecelakaan tersebut,
10. Kerugian biaya umum (overhead) per-karyawan yang luka.

4.2.1 Laporan Kecelakaan


Laporan kecelakaan adalah suatu laporan data yang memuat data yang
berkaitan dengan kecelakaan. Biasanya laporan memuat jumlah kecelakaan
dan jumlah kategori kecelakaan yang terjadi untuk di investigasi dan untuk
dicegah di waktu selanjutnya.

57
Grafik 4.3.1 Laporan Kecelakaan Bulanan pada Proyek Pembangunan Masjid
Agung Medan

0
april

juni

april
november
maret

maret
agustus

september

oktober

desember

januari

februari
juli
mei

2017 2018
laporan kecelakaan bulanan

Pada Grafik 4.3.1 diketahui bahwa , pada bulan Agustus terjadi kecelakaan
kepada 4 orang pekerja , pada bulan September kecelakaan menurun menjadi tiga
orang, dan pada bulan Oktober terjadi penurunan kecelakaan menjadi satu orang.
Total kecelakaan kerja selama proyek berlangsung dari bulan maret sampai april
yaitu 8 orang pekerja.

58
Grafik 4.3.2 Laporan Investigasi Kategori Kecelakaan.

9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
FAT LTI MTC RWC FAC NM ENV/DAM
Laporan Investigasi kecelakaan

Kategori Kecelakaan

FAT : Fatality/Meninggal

LTI : Lost Time Injury/ Kehilangan Waktu Kerja

MTC : Medical Treatment Case/Kasus Perawatan Medis

RWC : Restricted Workday Case/ Kasus kembali bekerja terbatas

FAC : First Aid Case/Kasus P3K

NM : Near Miss/Hampir Kecelakaan

ENV/DAM : Environmental Damage/Kerusakan Lingkungan

Pada grafik 4.3.2 didapat bahwa kategori FAC (First Aid Case) adalah
ketegori kecelakaan yang paling sering terjadi di Proyek Pembangunan Masjid
Agung yang merupakan kecelakaan tingkat rendah dan hanya membutuhkan obat-
obatan pada luka luar atau kulit. Sebanyak delapan pekerja mengalami kecelakaan
First Aid Case saat bekerja pada proyek pembangunan masjid agung Medan.

59
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tenaga kerja
di Proyek Pembangunan Masjid Agung Medan sudah terlaksana dengan baik,
hanya saja belum optimal dilakukan. Berikut adalah penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang belum optimal dilaksanakan:
1. Untuk pelaksaanaan program Standard Operating Precedure belum
maksimal karena presentase dari responden yaitu kontraktor masih dibawah 70%.
2. Untuk pelaksaanaan program kesehatan kerja masih belum optimal karena
persentase responden yaitu owner terhadap kesehatan kerja menunjukkan 60%.
3. Kecelakaan paling banyak terjadi pada Proyek Pembangunan Masjid Agung
Medan yaitu pada bulan Agustus.
4. Kategori FAC (First Aid Case) adalah ketegori kecelakaan yang paling
sering terjadi di Proyek Pembangunan Masjid Agung

60
Saran
Melakukan pengawasan terhadap Program Standard Operaring System,
mengecek kondisi pekerja, membuat lingkungan pekerjaan bebas penyakit serta
melakukan sistem Audit untuk penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
ditempat kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, dan juga menambah
lingkup pekerjaan yang ditinjau serta melakukan wawancara mendalam dengan
manager K3 atau safety supevisor dan orang-orang yang terlibat dalam
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sehingga penelitian selanjutnya dapat
dilakukan lebih baik lagi.

61
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012, Konsep Dasar Keselamatan Kerja http://healthsafetyprotection.cm


/konsep-dasar-keselamatan-kerja/, tanggal 26 April 2017.
Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Budiono, Sugeng. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang ; Universitas
Diponegoro.
Desler. G 2007, Manajemen Personalia, Erlangga , Jakarta.
Gil dan J.M. Harrington., 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja Edisi 3. Buku
Kedokteran EC. Jakarta.
Mangkunegara. P 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
PT.Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Mathis Robert Jackson John., 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Salemba Empat.
Ramli Soehatman., 2010. Pedoman Praktis MANAJEMEN RISIKO dalam
Perspektif K3 OHSAS 18001. Jakarta : PT Dian Rakyat.
Ronald. M,dkk. 2012, Identifikasi Penyebab Risiko Kecelakaan Kerja Pada
Kegiatan Konstruksi Bangunan Gedung di Jakarta Fakultas Teknik Strata II
Konsentrasi Manajemen Konstruksi, Tesis Universitas Pelita Harapan,
Tangerang.
Ridley John. 2006. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (edisi ketiga). Jakarta :
Erlangga
Rizky. A 2006, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sebagai Komponen Jamsostek,
Makalah Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta.
Suma’mur. P. K 2009, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, CV.Haji
Masagung Seto, Jakarta.
Rijanto, B. Budi., 2010. Pedoman Praktis Keselamatan dan Kesehata Kerja dan
Lingkungan (K3L). Mitra Wacana Media Indonesia.
Sabir. Muhammad. 2009. Menerapkan Prosedur Kesehatan. SMK Negeri Pinrang
Simanjuntak, Payaman J. 1994, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta; HIPSMI.

62
63

Das könnte Ihnen auch gefallen