Sie sind auf Seite 1von 1

Sumedang, 5/10 (ANTARA) - Jumlah AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) di Provinsi

Jawa Barat masih tinggi, yakni mencapai 312, 15 per 100 ribu kelahiran hidup.

Kabid Bina Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Dr. Niken Budiastuti MM, AKI di
Sumedang, Selasa, mengatakan, di Jawa Barat mencapai penyebab langsung kematian ibu tersebut
umumnya perdarahan yang mencapai 42 persen.

Penyebab lainnya, menurut Niken, adalah eklapsi, infeksi dan fartus lama. Terjadinya perdarahan,
eklapsi dan fartus lama tersebut, kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan,
merujuk dan mengobati.

Sementara itu, jumlah AKB mencapai 40,87 per 1.000 kelahiran hidup, yang menjadi penyebab langsung
kematian bayi di Jawa Barat sebagian besar disebabkan Asphixia, Infeksi dan BBRL (Bayi Baru Lahir) yang
berat badan kurang dari 2.500 gram.

Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, lanjut Niken, maka
proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dengan sistem terpadu, dalam bentuk kegiatan
PONEK.

"PONEK atau Pelayanan Obsterik Neonatal Emergency Komprehensif, adalah proses pelayanan dan
perawatan bayi sistem terpadu di rumah sakit," jelas dia.

Program PONEK merupakan program yang sangat berperan, dalam mengurangi angka kematian ibu dan
bayi baru lahir.

"Kunci keberhasilan PONEK sangat ditunjang oleh ketersedian sarana dan prasarana, peralatan, serta
tenaga kerja yang terlatih manajemen PONEK," kata dia.

Menurutnya, tahun 2009 dari APBD Provinsi Jawa Barat telah dialokasikan dana, untuk pemenuhan
peralatan PONEK di 12 RS daerah. ***3***

Das könnte Ihnen auch gefallen