Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DI PUSKESMAS BINAKAL
PUSKESMAS BINAKAL
TAHUN 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
2. Triage
Pasien yang tiba- tiba berada dalam keadaan darurat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat)
bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badanya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
3
10. Kecelakaan (Accident)
12. Bencana
Peristiwa ata rangkaian yang disebabkan oleh alam dan atau menusia
yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia. Kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkangangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan
pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan umum.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan
dari salah satu system / organ di bawah ini :
4
1. Susunan syaraf pusat
2. Pernafasan
3. Kadiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning)
4. Degenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of
water and electrolit)
7. Dan lain – lain
5
C. Landasan Hukum
6
BAB II
STANDART KETENEGAAN
A. Kualifikasi SDM
B. Distribusi Ketenagaan
7
b. Untuk dinas sore
Yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standart minimal
bersertifikat BLS.
Kategori :
1 orang Penanggug Jawab Shift
1 orang Pelaksana
c. Pengaturan Jaga
8
pengganti maka Karu UGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu
perawat yang hari itu libur atau perawat UGD yang tinggal di dekat
puskesmas.
Apabila tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah di tetapkan ( tidak terencana ), maka Karu UGD akan mencari
perawat pengganti yang hari itu libur. Apabila perawat pengganti tidak di
dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikannya.( prosedur pengaturan jadwal dinas perawat UGD
sesuai SOP terlampir)
9
shift sebelumnya wajib untuk menggantinya. (Prosedur pengaturan
jadwal jaga dokter UGD sesuai SOP terlampir)
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Ka Unit Gawat Darurat dan di harapkan dokter
tersebutsudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter jaga
pengganti tidak didapatkan, maka Ka Unit Gawat Darurat wajib
untuk mencarikan dokter jaga pengganti yaitu digantikan oleh dokter
jaga yang pada saat itu libur atau di rangkap oleh dokter jaga
ruangan. Apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan maka dokter
jaga shift sebelumnya wajib untuk mrnggantinya. (Prosedur
pengaturan jadwal jaga dokter UGD sesuai SOP terlampir)
10
BAB III
STANDART FASILITAS
A. Denah Ruangan
B
Bed Meja
Bed Bed
penerimaan periksa
penerimaan penerimaan
pasien baru
pasien baru pasien baru
Pintu masuk
Pintu keluar
Ruang administrasi
UGD
B. Standar Fasilitas
Meja tempat tidur ada 3 buah, 2 set peralatan heating, 2 buah nebul, 3
regulator, 4 selang oksigen, 1 senter sorot, 5 tabung kecil oksigen, 3 tabung besar
oksigen, 2 tromol kasa kecil, 1 tromol besar, 1 masker oksigen.
11
II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu pada Buku Pedoman
Pelayanan Gawat Darurat Departemen Kesehatan RI untuk menunjang
kegiatan pelayanan terhadap pasien Gawat Darurat.
Alat yang tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan
gagal nafas, seperti selang O2 dan tabung oksigen
a. Alat – alat untuk resusitasi
1. Mesin suction ( 1 set )
2. Oksigen lengkap dengan flowmeter ( 1 set )
3. Spuid semua ukuran ( masing – masing 10 buah)
4. Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan)
5. Infus set / transfusi set ( 5/5 buah)
6. Brancard fungsional diatur posisi trendelenberg ada gantungan
infus dan penghalang ( 1 buah )
7. Gunting besar ( 1 set )
8. Trolly emergency yang berisi alat – alat untuk melakukan
resusitasi ( 1 set)
9. Papan resusitasi ( 1 set )
10. Ambu bag ( 1 set )
11. Stetoskop ( 1 set )
12. Tensi meter ( 1 set )
13. Thermometer ( 1 set )
14. Tiang infus ( 3 set )
12
- 4 x 10 cm ( 5 buah )
3. Vena seksi set ( 1 set )
4. Extraksi kuku set ( 2 set )
5. Heating set ( 5 set )
6. Benang – benang/ jarum segala ukuran
- Cat gut 2/0 dan 3/0 ( 1 buah )
- Silk black 2/0 ( 1 buah ), 3/0 ( 1 buah )
- Jarum ( 1 set )
7. Lampu sorot ( 1 set )
8. Kassa ( 1 tromel )
9. Cirkumsisi set ( 1 set )
10. Ganti verban set ( 3 set )
11. Stomach tube / NGT
- Nomer 12 ( 3 buah )
- Nomer 16 ( 3 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
12. Spekulum hidung ( 2 set )
13. Spuid sesuai kebutuhan
- 5cc (5 buah)
- 2,5cc (5 buah)
14. Infus set ( 1 buah )
15. Dower catheter segala ukuran
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
13
- 6 inchi ( 1 buah)
- 4 inchi ( 2 buah)
- 3 inchi ( 1 buah)
21. Tiang infus ( 4 buah )
14
3. Termometer ( 1 buah )
4. Stetoskop ( 1 buah )
5. Standart infus ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 buah )
7. IV cateter segala ukuran ( 1 buah )
8. Spuid sesuai kebutuhan :
- 1cc (5 buah)
- 2,5cc (5 buah)
- 5cc (5 buah)
- 10cc (5 buah)
e. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien Puskesmas
Binakal saat ini memiliki 2 ( dua) unit ambulance yang kegiatannya
berada dalam koordinasi UGD dan bagian umum.
15
Oropharingeal air way
Gunting verban ( 2 buah )
Tongue spatel ( 1 buah )
Reflek hummer ( 2 buah )
Infus set ( 1 buah )
IV cateter ( No 20,18 : 2: 2)
Spuid semua ukuran ( masing – masing 2 buah)
16
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
17
1. Antara UGD dengan unit lain dalam Puskesmas Binakal dengan
nomor handphone masing-masing unit (SPO – UGD).
2. Antara UGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang
terkait dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan
handphone langsung dari UGD dengan menggunakan kode PIN
yang dimiliki oleh dokter jaga.
3. Antara UGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan
menggunakan handphone (SPO – UGD).
4. Dari luar Puskesmas Binakal dapat langsung dari nomor
handphone.
18
5. Prioritas ketiga (III, rendah, non emergency) yaitu memerlukan
pelayanan biasa tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan
bersifat terakhir. Pasien ditempatkan diruang resutasi.
19
2. Perawat UGD menuliskan data -data / penggunaan ambulan (nama
pasien, ruang rawat inap, waktu penggunaan & tujuan
penggunaan).
3. Perawat UGD menghubungi bagian / supir ambulan untuk
menyiapkan kendaraan.
4. Perawat UGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi
pasien.
20
G. TATA LAKSANA PELAYANAN VISUM ET REPERTUM
I. Petugas Penanggung Jawab
- Petugas Rekam Medis
- Dokter jaga UGD
II. Perangkat Kerja
- Formulir Visum Et Repertum UGD
III. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
1. Petugas UGD menerima surat permintaan visum et repertum dari
pihak kepolisian (SPO – UGD).
2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian loket.
3. Petugas loket menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga
yang menangani pasien terkait.
4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medic maka
lembar yang asli diberikan pada pihak kepolisian.
21
4. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di ruangan jenazah
dengan bagian umum / keamanan.
- Ambulance
- Handphone
22
1. TATA LAKSANA SISTEM RUJUKAN
- Dokter UGD
- Perawat UGD
- Ambulance
- Formulir persetujuan tindakan
- Formulir rujukan
1. Alih Rawat
- Perawat UGD/Dokter menghubungi rumah sakit yang
akan di rujuk
- Dokter jaga UGD memberikan informasi pada dokter
jaga rumah sakit rujukan mengenai keadaan umum
pasien (SPO - UGD)
- Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan,
perawat UGD ambulan sesuai kondisi pasien.
2. Pemeriksaan Diagnostik
- Pasien / keluarga pasien di jelaskan oleh dokter jaga
mengenai tujuan pemeriksaan diagnostic, bila setuju
maka keluarga pasien harus mengisi informed consent.
- Perawat UGD menghubungi rumah sakit rujukan
- Perawat UGD menghubungi petugas ambulan
Puskesmas Binakal
23
3. Spesimen
24
BAB V
LOGISTIK
b. Tablet
25
c. Cairan infus
1. Asering kolf 4
5. Kaen 3 B kolf 5
2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
Dexamethason Ampul 10
26
b. Obat tablet
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui instalasi farmasi.
Kebutuhan obat, alat medis dan bahan habis pakai dihitung tiap dua minggu
berdasarkan analisis kebutuhan obat dan bahan habis pakai dua minggu yang lalu
dengan cadangan 10% , diajukan kepada panitia pengadaan obat untuk mendapat
persetujuan. Pengadaan obat dan alat kesehatan dilakukan oleh panitia pengadaan
setelah mendapat persetujuan dari kepala puskesmas.
Distribusi obat alat medis dan bahan habis pakai dari instalasi farmasi
dilakukan tiap tiga hari sekali pada hari senin dan hari kamis berdasarkan permintaan
dari UGD. Pendistribusian obat dilaksanakan tidak lebih dari 3jam sesudah order
diterimaoleh instalasi farmasi.
27
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safely)
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asemen resiko.
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien.
Pelaporan dan analisis insiden.
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya.
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
B. Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit.
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
Menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas.
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
penanggulangan kejadian tidak diharapkan (KTD).
28
STANDAR KESELAMATAN PASIEN
1) Hak pasien
2) Mendidik pasien dan keluarga
3) Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4) Penggunaan metoda-metoda peningkatan kerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5) Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6) Peran memimpin dalam meningkatkan keselamatan pasien
7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakitdasarnya atau kondisi
pasien.Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan
medis karena tidak dapat dicegah.
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir.
29
KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)
Near Miss :
Karena “keberuntungan”
Karena “pencegahan”
Karena “peringanan”
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors :
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang terjadi
seperti, amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencairan fakta terhadap
kejadian ini mengungklapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan
prosedur yang berlaku.
30
C. Tatalaksana
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi
pada pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “pelaporan
insiden keselamatan”
31
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
32
kesehatan dan keselamatan darinya, dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.
B. Tujuan
Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.Petugas
kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi
terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya. Untuk menghindari
paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal Precaution”.
33
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
34
BAB IX
PERENCANAAN
A. Perencanaan
Untuk mencapai kepuasan pasien pada pelayanan medis gawat darurat, maka
diperlukan perencanaan yang matang sehingga menciptakan pelayanan yang efektif
dan efisien, sehingga perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut
35
BAB X
PENUTUP
36