Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin kita capai dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel air
2. Untuk mengetahui metode pengambilan sampel air
3. Untuk mengetahui cara pengukuran sampel air
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3 Karekteristik Air
Selain berlimpah keberadaanya di muka bumi airpun memiliki karakteristik yang
khas. Menurut Effendi (2003) karakteristik tersebut adalah sebagai beriku:
1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan yaitu 0°C (32°F)- 100°C, air
berwujud cair.
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memicu sifat sebagai
penyimpanan panas yang sangat baik.
3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan.
4. Air merupakan pelarut yang baik
5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi.
6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang meregang ketika membeku
4
2.6 Cara Pelaksanaan Pengambilan Sampel
Lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan pada tujuan pemeriksaan.
Lokasi pengambilan contoh dilakukan pada air permukaan dan air tanah. Lokasi
pengambilan sampel di air permukaan dapat berasal dari daerah pengaliran sungai dan
danau/waduk, dengan penjelasan sebagai berikut :
Air Permukaan
1. Pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai (DPS),
berdasarkan pada :
o Sumber air alamiah, yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau
masih sedikit pencemaran
o Sumber air tercermar, yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami
perubahan atau di hilir sumber pencemar
o Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat penyadapan
pemanfaatan sumber air tersebut
2. Pemantauan kualitas air pada danau/waduk berdasarkan pada :
o Tempat masuknya sungai ke danau/waduk
o Di tengah danau/waduk
o Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan
o Tempat keluarnya air danau/waduk
Air tanah
Lokasi pengambilan sampel air tanah dapat berasal dari air tanah bebas (tidak
tertekan) dan air tanah tertekan dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Air tanah bebas (tidak tertekan) :
o Di sebelah hulu dan hilir dari lokasi penimbunan/pembuangan sampan
kota/industri
o Di sebelah hilir daerah pertanian yang intensif menggunakan pestisida
dan pupuk kimia
o Di daerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin
o Tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
5
2. Air tanah tertekan :
o Di sumur produksi air tanah untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan,
pedesaan, pertanian dan industri
o Di sumur produksi air tanah PAM maupun sarana umum
o Di sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah
o Di lokasi kawasan industri
o Di sumur observasi untuk pengawasan imbuhan
o Pada sumur observasi air tanah di suatu cekungan air tanah artesis
(misalnya : cekungan artesis Bandung)
o Pada sumur observasi di wilayah pesisir dirnana terjadi penyusupan air
asin
o Pada sumur observasi penimbunan/pengolahan limbah industri bahan
berbahaya
Air permukaan
Titik pengambilan sampel dapat dilakukan di sungai dan danau/waduk, dengan
penjelasan sebagai berikut:
1. Di sungai, titik pengambilan contoh di sungai (lihat Gambar 16) dengan
ketentuan :
o Sungai dengan debit kurang dari 5 m3/ detik, contoh diambil pada satu
titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan air
o Sungai dengan debit antara 5 - 150 m3/ detik, contoh diambil pada dua
titik masingmasing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5 x
kedalaman dari permukaan air ;
o Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/ detik contoh diambil minimum
pada enam titik masing-masing pada jarak 1/4, 1/2 dan 3/4 lebar sungai
pada 0,2 x dan 0,8 x kedalaman dari permukaan air
6
2. Di danau/waduk, titik pengambilan sampel di danau /waduk dengan ketentuan :
o Danau/waduk yang kedalamannya kurang dari 1.0 m, contoh diambil
pada dua titik di permukaan dan di dasar danau/waduk ;
o Danau/waduk dengan kedalaman antara 10 - 30 m, contoh diambil pada
tiga titik, yaitu : di permukaan, di lapisan termoklin dan di dasar
danau/waduk ;
o Danau/waduk dengan kedalaman antara 30 - 100 m, contoh diambil
pada empat titik, yaitu : di permukaan, di lapisan termoklin
(metalimnion), di atas lapisan hipolimnion dan di dasar danau/ waduk ;
o Danau/waduk yang kedalamannya Lebih dari 100 m, titik pengambilan
contoh dapat ditambah sesuai dengan keperluan.
Air Tanah
Titik pengambilan contoh air tanah dapat berasal dari air tanah bebas dan air tanah
tertekan (artesis) dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Air tanah bebas :
o Pada sumur gali contoh diambil pada kedalaman 20 cm di bawah
permukaan air dan sebaiknya diambil pada pagi hari ;
o Pada sumur bor dengan pompa tangan /mesin, contoh diambil dari
kran/mulut pompa tempat keluarnya air setelah air dibuang selama lebih
kurang lima menit.
2. Air tanah tertekan (artesis) :
o Pada sumur bor eksplorasi contoh diambil pada titik yang telah
ditentukan sesuai keperluan eksplorasi
o Pada sumur observasi contoh diambil pada dasar sumur setelah air
dalam sumur bor/pipa dibuang sampai habis (dikuras) sebanyak tiga
kali ;
o Pada sumur produksi contoh diambil pada kran/mulut pompa keluarnya
air.
7
2.7 Persyaratan Alat Pengambil Sampel
Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya untuk
keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari logam)
2. Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
3. Sampel mudah dipindahkan ke dalam botol penampungan tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalammya
4. Kapasitas alat 1 - 5 L tergantung dari maksud pemeriksaan
5. Mudah dan aman dibawa.
8
BAB III
PENGUKURAN LABOLATORIUM ANALISIS AIR
9
yang diukur lalu ditunggu hingga nilai yang tertera pada layar
menunjukkan nilai yang stabil/tidak berubah-ubah dalam satuan ppm. Nilai
yang tertera pada alat merupakan nilai TDS yang terkandung di dalam
sampel yang diukur. Setelah selesai pengukuran, elektrode pada alat TDS
meter diangkat dan dibilas dengan air suling/aquades lalu dikeringkan
dengan tisue. Kemudian alat dimatikan dengan menekan tombol
modehingga pada layar tidak muncul nilai.
3. Pengukuran Kekeruhan
Kekeruhan air diukur dengan alat turbidity meterseperti pada Gambar 3.1.3
Pada alat ini, nilai kekeruhan hasil pengukuran secara otomatis dapat
diketahui dalam satuan NTU (Nephlometer Turbidity Units). Metode yang
digunakan adalah visualdengan turbidimeter hellige. Cara pengujiannya
adalah dengan membandingkan intensitas cahaya yang melalui contoh air
dengan intensitas cahaya yang melalui larutanbaku silika. Langkah-
langkah pengukuran kekeruhan adalah sebagai berikut:
(1)Menekan tombol on/offuntuk menghidupkan alat, menunggu hingga
alat menyala dan tertera “Rd”.
(2) Memasukkan sampel ke dalam botol sampel kemudian menutup botol.
Langkah selanjutnya yaitu dengan menekan tombol read pada alat dan
menunggu nilai yang muncul pada layar yang menyatakan nilai kekeruhan
sampel.
10
Gambar 3.1.3 Turbidimeter
5. Pengukuran pH
Alat yang digunakan untuk mengukur pH adalah pH meter seperti pada
Gambar 3.1.5 Cara kerja untuk pengukuran pH air adalah sebagai berikut:
menghidupkan alat dengan cara menekan tombol on/off,kemudian ditekan
Calhingga muncul insert pH pada layar monitor, selanjutnya elektroda
dimasukkan ke larutan buffer pH 7, setelah itu Calditekan sampai muncul
nilai 7 pada layar monitor. Elektroda diangkat dan dibilas dengan
11
menggunakan aquades. Langkah selanjutnya Cal ditekan sampai muncul
insert buffer pH 4 pada layar monitor, lalu elektroda pH dimasukkan ke
dalam larutan buffer pH 4 sampai muncul nilai pH 4 pada layar monitor.
Setelah selesai dikalibrasi, alat dapat digunakan dengan cara sebagai
berikut: 1) Memasukkan elektroda alat pH meter ke dalam sampel yang
akan diukur (2) Menekan tombol readpada alat dan menunggu hingga nilai
pada alat stabil. Angka yang tertera merupakan nilai pH pada sampel yang
diukur.
7. Pengukuran Warna
Pengukuran warna ditentukan dengan membandingkan warna sampel
dengan larutan standar warna. Dalam penelitian ini digunakan larutan
standar warna platina kobalt (PtCo) dengan alat colorimeter sepertipada
Gambar 3.1.7 Cara kerja pengukuran yaitu dengan menyaring sampel
dengan kertas saring berpori 0,45 μm. Warna sampel dibandingkan dengan
warna standar dengan cara melihat vertikal lurus tabung yangdiberi alas
12
warna putih, kemudian diukurdengan menggunakan alat colorimeter. Deret
standar tertera dalam paket alat colorimeter yang digunakan.
13
g. Pipet Ukur (3 buah)
h. Bulb
i. Beaker Glass
Bahan
a. Larutan MnSO4
b. Larutan Alkali Iodida Azida
c. H2SO4 pekat
d. Larutan Na-tiosulfat 0,025 N
e. Larutan Indikator Amylum
f. Sampel Air waduk UNDIP
g. Aquadest
h. Label
(Alat dan bahan terlampir)
a. Pengukuran DO dan Suhu dengan DO meter:
Disiapkan alat dan bahan
DO meter dan beaker glass dicuci dengan aquades dan
dikeringkan menggunakan tisu
DO meter dinyalakan dengan menekan tombol ‘ON’ hingga
muncul keterangan bagian atas DO dan bagian bawah suhu
DO meter dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi
sampel air hingga muncul nilai DO dan suhunya
Dicatat hasil DO dan suhu yang muncul pada DO meter saat
keterangan ‘ready’ muncul
DO meter diangkat, kemudian tombol ‘OFF’ ditekan.
DO meter dibersihkan kembali menggunakan aquades dan
dikeringkan.
b. Pengukuran BOD0
Disiapkan alat dan bahan
3 botol winkler dilabeli masing-masing BOD0 1,2,3
14
Sampel air dimasukkan kedalam masing-masing botol hingga
penuh dan dipastikan tidak terdapat gelembung udara didalam
botol
Masing-masing botol diberi larutan MnSO4 sebanyak 2 ml
Botol BOD0 1,2,3 ditmbahkan larutan iodida azida masing-
masing 2 ml, ditutup dan dihomogenkan dengan cara dikocok
bolak-balik. Diamkan selama 5 menit.
Dipisahkan fase beningnya sebanyak 100 ml dalam erlenmeyer
Fase endapan ditambah larutan H2SO4 masing-masing 2 ml
tiap botol, dihomogenkan.
Dipindahkan larutan tersebut sebanyak 150 ml kedalam 3
erlenmeyer yang berisi 100 ml fase bening tadi sesuai label dan
dihomogenkan.
Dititrasi menggunakan larutan Na-tiosulfat secara perlahan
hingga terjadi perubahan warna menjadi cokelat muda
Masing-masing botol ditambahkan indikator amylum sebanyak
2 ml
Dititrasi lagi menggunakan larutan Na-tiosulfat secara perlahan
hingga terjadi perubahan warna menjadi cokelat muda
Dicatat banyaknya Na-tiosulfat yang digunakan.
15
2. Pengukuran Chemical Oxygen Demand (COD)
Skema kerja:
Alat
a. Beaker Glass
b. Pipet Ukur
c. Bulb
d. Penjepit Kayu
e. Thermoreaktor
f. COD Analizer
Bahan
a. Larutan Standart K2Cr2O7 0,25N
b. Air Suling
c. Sampel Air Limbah
d. Larutan Blanko
e. Tissue
(Alat dan bahan terlampir)
Prosedur Kerja
Disiapkan alat dan bahan
Air sampel dimasukkan kedalam reagen K2Cr2O7 , lalu
dihomogenkan
Reagen yang berisi sampel dipanaskan menggunaka
Thermoreaktor slama 2 jam dengan suhu 148C
Sambil menunggu reagen panas, lalrutan blanko dimasukkan ke
COD Analizer sampai menghasilkan agka 0 agar COD
Analizernya netral
Reagen diangkat lalu dikeringkan dengan tissue
Setelah 2 jam reagen yang berisi sampel diambil menggunakan
penjepit dan didinginkan dalam beaker glass yang berisi air
selama 10 menit
16
Reagen berisi sampel kemudian dimasukkan ke dalam COD
Analizer
Diamati angka yang dihasilkan dan dikonversikan
17
o Buka pembungkus kertas di bagian mulut botol dan turunkan botol
perlahan-lahan ke dalam permukaan air
o Tarik tali sambil digulung
o Buang sebagian isi botol hingga volumcnya ± 3/4 volume botol.
o Bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup kembali.
3. Air tanah pada sumur gali, tahapan pengambilan sampel sama dengan
pengambilan sampel pada air permukaan dari jembatan atau lintasan
gantung;
4. Air tanah pada kran air tahapan pengambilan contoh sebagai berikut :
o Siapkan botol steril yang tutupnya terbungkus kertas aluminium
o Buka kran selama 1 - 2 menit
o Sterilkan kran dengan cara membakar mulut kran sampai keluar uap air
o Alirkan lagi air selama 1 - 2 menit
o Buka tutup botol steril dan isi sampai ± 3/4 volume botol
o Bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup lagi.
Adapun alat yang dapat digunakan untuk pengambilan sampel air yaitu:
Gambar alat pengambilan sampel air
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk
hidup dibumi, fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Parameter yang diukur untuk menentukan kualitas air adalah parameter fisika, kimia
dan biologi. Beberapa parameter fisika yang digunakan untuk menentukan kualitas air
meliputi suhu, kekeruhan, warna, jumlah zat padat terlarut (TDS), rasa, dan bau,
beberapa parameter kimia yang digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi
BOD dan COD, sedangkan parameter biologi untuk menentukan kualitas air meliputi
mikrobiologi yang hidup atau ada dalam air tersebut.
Pengukuran dilakukan secara in situ dan ex situ. Pengukuran secara in situ
meliputi pengukuran pada parameter suhu dan pH air. Sementara itu, pengukuran
secara ex situ meliputi pengukuran pada parameter bau, kekeruhan, rasa, warna, zat
padat terlarut (TDS), dan daya hantar istrik (DHL), pengukuran parameter kimia dan,
parameter biologi.
4.2 Saran
Saat pengambilan sampel harus dilakukan dengan steril, agar saat dilakukan
pengecekan labolatorium menjadi valid untuk menentukan hasilnya. Dan saat
pengambilan sampel harus diperhatikan titik pengambilan sampel dengan benar
19
LAMPIRAN
PENGUKURAN PARAMETER KIMIA
20