Sie sind auf Seite 1von 6

 

Ekstrak Buah Delima sebagai Alternatif Terapi Recurrent Apthous Stomatitis (RAS)

(The Pomegranate Fruit Extract as An Alternative Therapy for Recurrent Aptous Stomatitis (RAS))

Sri Hernawati
Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi - Universitas Jember

Abstract

Recurrent aphthous stomatitis (RAS) is an oral mucosal lesion in the form of a single or multiple recurrent
ulcer. The etiology is still not known, usually occurs in the second decade. RAS is more likely to strike in early
adulthood with a tendency more often in women than men (3:1). The RAS precipitating factors are infection, trauma,
hormones, emotional effect, fatigue, immunological disorders, nutritional disorders, and hereditary. Clinically RAS is in
the form of ulcers that are round, single or multiple, varying in diameter, white-centered, redness in the edge, and
painful. The RAS Classification: aphthous ulcers major, minor aphthous ulcers and herpetic form. Ulceration is a
mucosal damage to the stratum basale, painful and interfere while chewing food. RAS can heal itself between 7-14
days and even more but the excruciating pain will torture the patient. Wound healing is a complex process that
involves many elements which work in sync to achieve wound healing. Pomegranate is one of the widely studied
medicinal plants for health. Pomegranate has benefits as anti-inflammatory, anti-oxidant, anti-microbial,
immunostimulatory, cheap, easy to obtain, have no side effects. Pomegranate has very complex potential that can
eliminate various predisposing factors in a single therapy and also can increase endurance. Based on this fact the
purpose of this research is to theoretically study pomegranate as an alternative therapy for RAS biomolecularly. The
conclusion is the active ingredient of pomegranate theoretically has the functions of anti-inflammatory, anti-oxidant,
anti-microbial, immune-stimulatory and can regulate the fibrosis process, so that pomegranate can cure RAS.

Keywords: RAS, pomegranate, healing process

Korespondensi (Correspondence): Jalan Kalimantan No.37 Jember, Jawa Timur - Indonesia. Email:
srihernawati.drg5@yahoo.com

Recurrent apthous stomatitis (RAS) untuk pencegahan dan terapi Recurrent


adalah salah satu kelainan mukosa yang Apthous Stomatitis.
paling sering terjadi dan menyerang kira – kira
15 -20 %. Ulserasi merupakan kerusakan pada RECURRENT APTHOUS STOMATITIS (RAS)
mukosa rongga mulut sampai pada stratum Secara klinis RAS berupa ulser yang
basale. RAS merupakan ulser kambuhan bulat, single atau multiple, diameter
dapat single maupun multiple dengan bervariasi, tengah putih, tepi kemerahan,
penyebab yang belum diketahui. Sangat sakit, ulser, pembesaran kelenjar limfe.
sakit, menganggu bicara atau makan Klasifikasi RAS :6
terutama pada RAS tipe mayor.1 Keluhan a. Apthous Ulser Mayor
rasa sakit pada penderita RAS memerlukan Ulser bentuk bulat, diameter lebih
proses penyembuhan lebih cepat, secara dari 1 cm, sakit, pada beberapa pasien
prinsip proses penyembuhan luka melalui disertai gejala prodormal, seperti rasa
beberapa proses antara lain; koagulasi, terbakar 2- 48 jam sebelum lesi muncul. Lesi
inflamasi, angiogenesis, fibroplasia, epitelisasi, dapat tunggal, multiple, sakit pada kelenjar
kontraksi luka, remodelling. Secara fisiologi limfe. Manifestasi klinisapthous ulser mayor
penyembuhan luka terbagi 3 fase yang saling ada pada gambar 1.
berkaitan, yaitu; fase inflamasi, fase granulasi b. Apthous Ulser Minor
atau fase proliferasi dan fase remodelling RAS ditandai dengan ukuran lesi
atau fase maturasi.2.3 Untuk mempercepat kurang dari 1 cm , jarang disertai sakit pada
proses penyembuhan luka, salah satu kelenjar ataupun gejala prodromal dan bisa
alternatif, pemanfaatan tanaman atau tunggal atau multiple. Lesi Apthous ulcer
herbal yang memiliki khasiat obat adalah minorada pada gambar 2.
delima (PGL).4 Aksi farmakologis dan fitokimia c. Herpetic form
sebagian besar komponen delima memiliki Tipe ini merupakan ulser kecil–kecil
aplikasi klinis untuk terapi dan pencegahan dan berkelompok (multiple). Mula-mula ulser
untuk penyakit yang disebabkan oleh reaksi kecil dengan dikelilingi eritema yang
inflamasi.5 Beberapa manfaat dari buah kemudian ulser bergabung. Bentuk lesi ini
delima yang bisa berperan pada proses mirip lesi herpetik, selain itu lesi ini sangat sakit.
penyembuhan antara lain; anti oksidan, anti Proses penyembuhan biasanya lebih cepat
inflamasi, anti mikroba dan berfungsi sebagai namun segera terbentuk ulser baru, Keadaan
imunostimulator. ini persisten dan dapat menganggu karena
Tujuan penulisan artikel ini adalah sulit dihilangkan.
untuk mengupas potensi ekstrak buah delima

20
 
Ekstrak Buah Demia sebagai Alternatif… (Sri Hernawati) 
 

Gambar 1. Aphthous Ulcer Mayor

Gambar 2. Aphous Ulcer Minor

Gambar 3. Aphous Ulcer Herpeticform

Insiden Recurrent Apthous Stomatitis berusaha menghentikan dengan cara


Insiden Recurrent apthous stomatitis vasokonstriksi, pengkerutan ujung pembuluh
bervariasi pada daerah yang diteliti, akan darah yang terputus. Pada saat yang
tetapi sampai saat tidak ada insiden yang bersamaan juga terjadi reaksi hemostasis
kurang dari 10 % yang ditemukan pada karena trombosit yang keluar dari pembuluh
semua daerah. Recurrent apthous stomatitis darah saling melengket dan bersama jalan
cenderung menyerang pada usia dewasa fibrin yang terbentuk membekukan darah
muda dengan kecenderungan yang lebih yang keluar dari pembuluh darah.7
sering pada wanita.6 Platelet tidak hanya berfungsi
membentuk bekuan darah tetapi juga
PENYEMBUHAN LUKA menghasilkan beberapa growth factor seperti
Proses penyembuhan luka terbagi platelet- derived growth factor (PDGF), insulin
menjadi 3 fase yaitu: fase inflamasi, fase – like growth factor-1 (EGF), epidermal growth
granulasi atau fase proliferasi, fase factor (EGF), fibroblast growth factor (FGF),
remodelling atau fase maturasi.2,3 dan transforming factor-β (TGF-β) Growth
Fase Inflamasi factor tersebut berfungsi untuk merangsang
Fase inflamasi dimulai sesaat setelah pertumbuhan dan proliferasi dari sel luka
terjadi luka, dimana terjadi putusnya seperti keratinosit dan fibroblast untuk migrasi
pembuluh darah, diikuti keluarnya darah dari ke dalam luka.8
pembuluh darah yang terbuka, tubuh

21
 
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 12 No. 1, 2015: 20-25 
 

Pada fase inflamasi terjadi mensintesis dan mensekresi kolagen melalui


vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas proses intraselluler dan ekstraselluler yang
kapiler sehingga terjadi erithema, oedema, kompleks. Kolagen terdiri dari asam amino
dan suhu yang meningkat pada daerah yang prolin berfraksi tinggi yang mempunyai struktur
terluka. Perubahan permeabilitas vaskular ini triple helix. Dalam ECM terbentuk
memungkinkan masuknya makrofag, neutrofil, tropokolagen. Molekul tropokolagen
mast cells dan antibodi. Makrofag juga beragregasi dan melakukan proses cross-
mempunyai peran sebagai fagosit dan linked oleh enzim lysil oksidase membentuk
memproduksi kolagenase yang akan fibril kolagen. Fibril ini berinteraksi dengan fibril
menghancurkan jaringan non–vital. Makrofag tipe lain kemudian beragregasi menjadi fiber.
melakukan peran mediasi pada transisi dari Fiber kemudian menjadi bundle dan
fase inflamasi menuju fase poliferasi dengan membentuk parut kolagen.11,12
mensekresi beberapa growth factor dan Epitelisasi dan remodeling
cytokines diantaranya TNF-α, TGF-α, PDGF, IL- Pada fase ini terjadi pematangan
1, IL-6, IGF-1, dan heparing-binding epidermal dan penyerapan kembali jaringan yang
growth factor (HB-EGF). Sekitar 48 jam setelah berlebih. Fase ini dapat berlangsung
trauma neutrofil masuk ke dalam fibrin matrik berbulan-bulan dan dinyatakan berakhir bila
mengisi ruang luka dan berfungsi sebagai semua tanda radang sudah lenyap. Proses ini
agen debridement dengan membuang diawali dengan migrasi keratinosit dari basal
jaringan mati dan mencegah infeksi melalui membran ke permukaan. Proses migrasi ini
mekanisme oxygen-dependent dan juga melepaskan kolagenase yang berfungsi
independent killing. Berbagai macam men-disosiasi sel dari dermal matrix ke
protease dikeluarkan oleh neutrofil untuk provisional matrix. Keratinosit juga mensintesis
melakukan degradasi matrik ekstraselular. Sel dam mensekresi MMP-1, MMP-2, dan MMP-9.
ini juga melepaskan mediator inflamasi seperti Pada provisional matrix deposit kolagen
tumor necrosis factor- α (TNF- α) dan terjadi secara random yang selanjutnya
interleukin-1 (IL-1). Limfosit adalah sel yang mengalami proses remodeling. Proses re-
terakhir yang masuk pada luka antara hari ke epitelisasi, remodeling dan proses migrasi
5 sampai ke-7. Peranan sel ini dalam dipicu oleh MMPs. Degradasi proteolitik dari
penyembuhan luka masih kurang jelas.9 matriks ekstraseluler merupakan bagian
Fase proliferasi penting dari proses repair dan remodeling
Fase ini disebut juga fase fibroplasia, luka, tetapi tingginya kadar MMPs dapat juga
karena yang menonjol adalah proliferasi mendegradasi matriks ekstraseluler,
fibroblas Fase ini berlangsung dari akhir fase mencegah migrasi dan pertautan sel. Pada
inflamasi sampai akhir minggu ketiga. Pada level sel, keseimbangan terletak pada sintesis
fase ini terjadi degradasi dari fibrin. makrofag komponen matriks ekstraseluler dan degradasi
dan ECM mengeluarkan growth factor yang oleh protease. Proses regulasi diperankan
menstimulasi aktivasi dari fibroblas. Fibroblas oleh growth factor termasuk didalamnya
menjadi teraktivasi dan meningkatkan sintesis platelet-derived growth factor (PDGF),
protein dalam proses cell division. Setelah transforming growth factor-β (TGF- β),
proses cell division dan proliferasi, fibroblas fibroblast growth factor, dan vascular
mulai mensintesis dan mensekresi ECM. endothelial growth factor.13
Matriks fibrin yang terbentuk pada fase awal Platelet-derived growth factor
digantikan oleh provisional matrix dari dilepaskan dari platelet alpha granule sesaat
fibronektin dan hialuron yang difasilitasi oleh setelah jejas. Platelet-derived growth factor
migrasi fibroblas. Fibronektin dan asam menarik neutrofil, makrofag dan fibroblast ke
hialuronat adalah komposisi awal dari matriks dalam luka. Makrofag, endothelial dan
luka. Hialuronat membantu dalam migrasi sel. fibroblast juga disintesis dan disekresi PDGF
Adhesi dari glikoprotein termasuk di dalamnya didalam luka. PDGF menstimulasi fibroblast
fibronektin, laminin, dan tenasin difasilitasi oleh untuk mensintesis ECM baru. Platelet-derived
migrasi dari sel.10 growth factor secara jelas meninduksi
Pada fase ini fibroblas migrasi ke produksi dari jaringan granulasi (Pierce, 1991).
dalam luka dan pada saat yang sama Transfoeming growth factor –β
melakukan deposit kolagen. Kolagen yang memperngaruhi akumulasi matriks
berperan adalah kolagen I dan III. Pada tujuh ekstraseluler dengan menurunkan ekspresi
hari pertama kolagen III mendominasi yang matrix metalloproteinases (TIMPs).14
nantinya akan digantikan perannya oleh Fase remodeling mempunyai dua
kolagen I. Sekitar 80 % kolagen pada kulit karakter baku yaitu kontraksi dari luka dan
adalah kolagen tipe 1 yang akan remodeling dari kolagen. Kontraksi dari luka
memungkinkan terjadinya tensile strength disebabkan adanya miofibroblas pada luka
pada kulit. Selama fase ini kadar sel inflamasi yang berinteraksi secara spesifik dengan
dalam luka menurun, dan fungsinya matriks kolagen. Sedangkan proses
digantikan oleh fibroblast, sel endothelial, dan remodeling dari kolagen dimulai dengan
keratinosit untuk melanjutkan migrasi sel, menurunnya kolagen tipe III yang kemudian
proliferasi, angiogenesis, dan sintesis dari digantikan oleh kolagen tipe I. Proses
komponen matriks ekstraseluler. Fibroblas degradasi ini dimediasi oleh matriks
mensintesis dan mensekresi kolagen melalui metalloprotein. Pada fase awal remodeling
proses intraselluler dn ekstraseluler. Fibroblas tensile strength dari luka hanya sekitar 20 %

22
 
Ekstrak Buah Demia sebagai Alternatif… (Sri Hernawati) 
 

dari kulit normal dan berangsur - angsur mana buah berasal. Beberapa nama untuk
meningkat hingga 70 % dari kulit normal pada delima adalah:
akhir fase.15 1. Sumatera: Glima (Aceh), Glimau mekah
(Gayo), dalimo (Batak), Delima (Melayu)
DELIMA (POMEGRANATE) 2. Jawa : Dlima (Jawa Tengah),
Delima atau promegranate disebut dhalima (Madura)
juga Punica granatum Linn (PGL), merupakan 3. Nusa Tenggara: Jeliman (Sasak),Talima
tanaman semak atau perdu. Diperkirakan (Bima), Lekokase (Timor).
tanaman ini berasal dari Perasia dan daerah Berbagai penyakit yang telah
Himalaya yang terletak di selatan India. menjadi target penelitian untuk mengetahui
Tanaman ini ditanam ditanah yang gembur manfaat delima adalah berbagai jenis
dan tidak terendam air serta air tanahnya penyakit inflamasi, anti oksidan, penyakit
tidak dalam. Tanaman ini bisa berbuah degenratif, berbagai jenis kanker dan regulasi
sepanjang tahun, tanaman ini dapat tumbuh proses fibrosis.4 Sari buah dan kulit buah
mencapai tinggi 8 meter, tergantung jenisnya delima telah terbukti memiliki aktivitas
buahnya ada yang berwarna putih, ungu antioksidan dan antu kanker. Fakta ini
atau merah. Delima sering ditanam sebagai berhubungan dengan kemampuan
tanaman hias, tanaman obat, atau tanaman kandungan dalam delima yang berperan
buah. Buah delima dapat dimakan dalam sebagai anti inflamasi. Aksi farmakologi dan
keadaan segar, sebagai campuran rujak fitokimia sebagian besar komponen zat aktif
buah, salad buah, jus atau sari buah. Menurut kimia delima memiliki aplikasi klinis untuk terapi
penelitian yang dilakukan American Jurnal of dan pencegahan terhadap kanker atau
Clinical Nutrition, buah delima mengandung penyakit lain yang disebabkan oleh rekasi
senyawa polifenol yang berfungsi sebagai inflamasi kronis (tabel 1).5
antioksidan dapat dimanfaatkan untuk Kemampuan dan aktivitas
mencegah beberapa penyakit. antioksidan dan anti inflamasi yang dimiliki
Pemanfaatan delima sebagai tanaman obat delima diduga disebabkan karena
sebenarnya sudah ada sejak jaman Mesir kandungan polifenolnya yang sangat tinggi,
kuno.16 seperti ellagic acid (EA) dalam bentuk bebas
Klasifikasi Delima adalah sebagai maupun terikat, gallotannis dan antocyanins
berikut: dan flavonoid lainnya. Polipfenol memiliki
Kingdom : Plantae antioksidan yang cukup kuat, terdapat dalam
Divisi : Magnoliophyta jumlah cukup banyak pada buah yang telah
Kelas : Magnoliopsida masak dan hasil ekstraksi buahnya memiliki
Sub kelas : Rosidae kadar hingga lebih 2 g/L.17 Ekstrak delima
Ordo : Myrtales diduga memliki efek yang lebih baik, karena
Famili : Lythraceae merupakan gabungan dari beberapa zat
Genus : Punica aktif yang membentuk suatu formulasi yang
Spesies : P. Granatum L. saling sinergis, sehingga membentuk efek
Di Indonesia delima memiliki sebutan yang lebih baik dibandingkan dengan
yang berbeda-beda tergantung dari daerah pemberian satu bahan aktifnya saja.18

Tabel 1. Komposisi nutrisi buah delima (Pomegranate) setiap 100 gram delima.
No Kandungan Jumlah
1. Karbohidrat 17,17 g
a. Gula 16,57 g
b. Serat Kasar 0,60 g
2. Lemak 0,30 g
3. Protein 0,95 g
4. Thiamin(B1) 0,030 mg
5. Riboflavin (B2) 0,063 mg
6. Niacin (B3) 0,300 mg
7. Panthotenic acid 0,596 mg
8. Vitamin B6 0,105 mg
9. Folate (B9) 6µg
10. Vitamin C 3 mg
11. Calcium 3 mg
12. Besi 0,30 mg
13. Magnesium 3 mg
14. Fosfor 8 mg
15. Kalium 259 mg
16. Seng(Zn) 0,12 mg

23
 
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 12 No. 1, 2015: 20-25 
 

Buah delima memiliki kompleksitas penderita adjunctive periodontal.21 .IL-6


lebih baik bila dibandingkan dengan merupakan sitokin pro inflamasi yang memiliki
tanaman lain (anggur merah, teh hijau dan peran penting dalam mekanisme pertahanan
apel), memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat, host.Pada kondisi fisiologis, kadar IL-6 serum
menstimulasi terjadinya apoptosis, sangat rendah, kadarnya akan meningkat
menghambat reaksi inflamasi, mencegah cukup tinggi pada kondisi patologis, misal
metastasis dan invasi sel kanker dan mampu pada inflamasi, neoplasma.22
menurunkan resistensi terhadap obat yang Minyak biji buah delima dapat
lebih baik.18 Salah satu zat aktif dalam delima berfungsi sebagai pelembab, memiliki
adalah ellagic acid. Ellagic acid adalah aktivitas estrogenik, anti oksidan, anti
suatu polifenol yang memilki aktifitas inflamasi, anti mikroba, meningkatkan
meregulasi proses fibrosis dengan cara elastisitas dan mencegah kerusakan kulit.
menurunkan kadar kolagen yang berlebih, Asam lemak terkonjugasi yang terdapat pada
ekspresi TGF-β 1 dan jumlah alpha-smooth minyak biji delima merupakan anti inflamasi
muscle actin (α-SMA) pada jaringan yang yang cukup kuat, sehingga mengurangi
mengalami jejas kronis serta mampu bengkak, meringakan sakit.23 Buah delima
menurunkan produksi reactive oxygen spesies yang mengandung tannin , anthocyanidin,
(ROS).19 gallic acid, ellagic acid, memiliki aktifitas anti
Proses penyembuhan diawali oksidan paling tinggi. Akti oksidan yang
dengan proses inflamasi dan melibatkan terkandung dalam buah delima bertindak
proses stress oksidatif sebagai akibat dari jejas sebagai scavenger dan chealating agent.20
yang diterima. Buah delima telah terbukti
memiliki aktivitas anti inflamasi dan KESIMPULAN
antioksidan, sehingga tidak menutup Bahan aktif buah delima secara
kemungkinan buah delima juga memiliki efek teoritis mempunyai fungsi anti inflamasi, anti
pada penderita luka bakar sebagai regulasi oksidan, anti mikroba, imunostimulator dan
proses inflamasi sehingga dapat mencegah dapat meregulasi proses fibrosis sehingga
terjadinya inflamasi kronis.18 Standart minimal buah delima dapat menyembuhkan RAS
kandungan ellagic acid sebagai bahan aktif
yang digunakan untuk standarisasi ekstrak DAFTAR PUSTAKA
yang berasal dari buah delima sebesar 40%.4 1. Laskaris G., Treatment of Oral Diseases
Text book. Tlisene Sturtgard. New York.
PEMBAHASAN 2005.
Ellagic acid salah satu bahan aktif
dari buah delima yang memiliki aktivitas anti 2. Perdanakusuma D.S., Pengaruh Kadar
bakteri dan anti virus. Fungsi lain dari ellagic Melanin terhadap Terjadinya Akumulasi
acid dapat melindungi kerusakan sel karena Kolagen pada Keloid. Disertasi. Program
radikal bebas. Kemampuan ini secara sinergis Pasca Sarjana Universitas Airlangga,
mengalami peningkatan apabila dikombinasi Surabaya. 2003.
dengan komposisi lain dari buah delima yang
juga berfungsi sebagai anti oksidan yang 3. Buchanan E.P,. Wound Healing,
cukup kuat , yaitu anthocyanidin.5,18 Including Fetal Skin Healing, in Chung
Anthocyanidin merupakan anti oksidan K.C., Disa J.J., Gosain A.K. Plastic Surgery
terbukti membantu memperbaiki fungsi Indication and Practice. Saunders,
pembuluh darah . Fungsi bahan aktif buah Elsevier. 2009: 9-28.
delima sebagai anti mikroba dan mampu
memperbaiki fungsi pembuluh darah akan 4. Jurenka J., Therapeutic Applications of
mempercepat proses penyembuhan dari Pomegranate (Punica granatum l): A
recurrent aptosa stomatitis.20 Review. Alternative Medicine Review
Ellagic acid ,suatu soluable 2008; 13 (21): 128 -144
polyphenol, memiliki aktivitas anti inflamasi,
aktivitas ini disebabkan karena pengaruh 5. Lansky E.P. and Newman R.A., Punica
buah delima terhadap NF-kβ, gramatum (Pomegranate) and its
cyclooxygenase (COX) dan lipoxygenase Potential for Prevention and Treatment
(LOX). Nf-kβ merupakan faktor transkripsi yang of Inflammation and Cancer. J.
mengaktifkan sitokin pro inflamasi, buah Ethnopharmacol. 2007; 109: 177-206.
delima terbukti dapat menghambat aktivasi
Nf-kβ , COX, LOX. COX dan LOX merupakan 6. Wiriawan E., Tinjauan Klinis Penyakit
enzim utama dalam konversi asam Mulut. Texbook. Penerbit Widya Medika
arachidonac menjadi leukotrine pada proses 2012; 47 -70.
inflamasi.4 Menghambat inflamasi akan
mempercepat proses penyembuhan pada 7. Theoret C., Tissue Engineering in Wound
recurrent aptosa stomatitis. Repair: The Three”R”s-Repair, Replace,
Ekstrak buah delima memiliki Regenerate. Veterinary Surgery, 2009; 38:
kemampuan menurunkan ekspresi IL-6 pada 905-913.
hewan model fibrosis hati, kadar IL-6 juga
menurun pada serum penderita penyakit 8. Werner S. and Grose R., Regulation of
periodontal,4 penurunan IL-1 dan IL-6 pada Wound Healing by Growth Factor and

  24
Ekstrak Buah Demia sebagai Alternatif… (Sri Hernawati) 
 

Cytokinesis. Physiol Rev. 2003; 83: 835- 19. Suzuki N., Masamune A., Kituta K.,
870. Watanabe T., Satoh K. and
Shimosegawa T., Ellagic Acid Inhibits
9. Nabavian R, Garner W. Normal Wound Pancreatic Fibrosis in Male Wistar
Healing. in Sood R & Achauer B M (eds) Bonn/Kobori Rats. Dlg.Dis Sci 2009; 54:
Burn Surgery, Philadelphia. 2006: 27-49. 802-810.

10. Tredget E,E., Scott P.G., Ghahary A., 20. Seeram N.P., Schulman D., Pomegranate
Dermal Fibroproliferative Disorder Ancient Roots to Modern Medicine. I Ed
Following Thermal Injury: The Moleculer Taylor and Francis Group , New York,
and Clluler Basic for Theraphy. In:Sood R 2006: 2 – 99.
& Achauer B M (eds) burn Surgery,
Philadelphia.2006. ; 27-49. 21. Sastravaha G., Gassman G.,
Sangtherapitikul P., Grimm W.D.
11. Diegelma Robert H., Pathophysiological Andjunctive Periodontal Therapy with
Changes after Cutaneous Burns and Centella asiaatica and Punica
Approach to Initial Resuscitation.In : granatum Extracts in Supportive
Martyn J.A.J, editor. Acute Periodontal Therapy. J. Int Acad
Management of the Burned Patient. Periodontal 2005; 7: 70-79.
Philadelphia: W.B. Saunders
Company1990.; 12-23. 22. Soresi M., Giamitrapani L., D Antona
A.M., La Spada E., Terranova A., Cervello
12. Babu M., Shanmuganathan and Prabhu M., D Alessandro N. and Montalno G.,
B.K., Wound Healing in Burn. In Sarabahi Interleukin-6 and its Soluble Receptor in
S Ed. : Principles and Practice of Burn Patients with Liver Cirrohsis and
Care. JAYPEE. New Delhi, 2010.:51-67. Hepatocellular Carcinoma. World J
Gastroenterol 2006; 16: 2563-2568.
13. Gurtner G.C., Wound Healing: Normal
and Abnormal. In: GRabb and Smith’s 23. Kasai K., Yoshimura M., Koga T., Ari M.,
Plastic Surgery. 6th ed. Kawasaki S., Effects of Oral
Philadelphia:Lippincott-Wilkins. 2007:15- Administration of Ellagic Acid Rich
22 Pomegranate Extract on Ultraviolet
Induced Pigmentation in The Human
14. Imuro Y. and Brenner A., Matrix Skin. J Nutr Sci Vitamol 2006; 52: 21-26
Metalloproteinase Gene Delivery for
Liver Fibrosis, Pharmaceutical research,
2008;.25; 2,

15. Wynn, Celluler and moleculer


mechanism of fibrosis. J Pathol 2008;
214: 199-210.

16. Aviram M., Volkova N., Coleman R.,


Dreher M., Reddy M.K., Ferreira D.,
Rosenblat M., Pomegranate Phenolics
from The Peels, Arils, and Flowers are
Antiatherogenic: Studies in Vivo
Atherosclerosis Apolipoprotein E-
Deficient (EO) Mice and in Vitro in
Cultured Macrophages and
Lipoproteins. J. Agric Food Chem 2008;
56(3): 56-63.

17. Gil M.I., Tomas-Barberan F.A., Hess-Pierce


B. Antioxidant Activity of Pomegranate
Juice and its Relationship with Phenolic
Composition and Processing. J Agric
Food chem. 2000; 48: 4581- 4589.

18. Seeram N.P., Adam L.S., Henning S.M.,


Niu Y., Zhang Y., Nair M.G., Heber D., In
Vitro Antiproliferative, Apoptotic and
Antioxidant Activities of Punicalagin,
Ellagic Acid and Total Pomegranate
Tannin Extract are Enhanced in
Combination with other Polyphenols as
Found in Pomegranate Juice. J of Nutr
Biochem 2005; 16: 360-367.

25
 

Das könnte Ihnen auch gefallen