RINGKASAN ERFAN SETIAWAN. A14304038. Analisis Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Serang Propinsi Banten. Di bawah bimbiagan EKA INTAN KMALA PUTRI. Pertumbuhan ekonomi merupskan salah satu indikator yang sangat pening tara melakukan anlisi tentang pembangunan ekonomi yang tradi pada suant negara atau dacrah, Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tingkat aktivitas perekonomian yang menghasilkan tambaben pendepatan masyarakat peda sual periode terent (BPS,2006). Sejek diberakukannya UU No. 32 Tehun 2004 yaity mengen ppemberlakuan ofonomi deerah i wilayah Indonesia, maka’ setiap wilayah Aiberikan kebebasan untuk menentukan arah pembangunan ekonominya masing- ‘masing. Pemeriniah daerah ianggap lebih tahu mengenai potensi ekonomi di volayahnya sendini dibandingkan dengen pemerintsh pusat, schinggs dapat dengan leluasa mengalokasikan dananye. padt Kegiaian ekonomi di wilayah tersebut. Salah satu daerah yang telah melaksanskan otonomi adalah Kabupaten ‘Serang, yang merupakan salah satu daerah yang menjadi bagian dari Propinsi BBanten Dengan adanya otonomi, Kabupatea Serang dituntut untuk melakukan ‘pembenahan-pemipenahan dan pengembengan potent lokal scara produktif sera, ‘menetapkan kebiakan yang menitkberatkan pada sektor-sektor yang memberkan ‘contribusiterbesar bagi Pendapatan Regional Domestik Bruty (PDRB), Tujuan penelitin ini adalah untuk mengidentifikasi sekior-sektor yang ‘menjadi penggerak:perekonomian Kabupaten Serang, mongidentifikasi pergeseran bersin dan profil pertunbuban PDRB sektor-sekter perckonomiandi Kabupaten ‘Serang sera mengidentifikas’stratepi kebijakan pembangunan wilayah Kebupaten ‘Serang, Pengambilan data dilkukan pada bulan Juni 2008, dengan Ksbupaten Serang. sebagai objek studi dan lokesi penelitian. Data yang digunekan berupa data primer diperleh dari hasil wawancara dengan Bappeda Kabupaten Serang ddan date selunder time series 2001-2007 yang diperoleh dari BPS kabupaten dan ropinsi Bappeda Kabupaten dan dnas-dins yang terkit dengan penelitian ini Metode analisis yang digunakan adalah analisis Location Quoient (LQ) ‘untuk menentukan sektor yang menjadi penggerak perekonomian daera, aaisis ‘Shift Share éigunakan wuk mengidenifikas sumber pertumbuban ekonomi dan rofl perumbuhin PDRB kemudian matrks IFE, EFE, IE seria snalisis SWOT igunakan uncuk mengidentifikai stategi pembangunan wilayab Kebupaten Serang. sil penelitian ini menunjukan bahvwa sektor yang memilki kosisen nilsi LQ > 1 temmasuk dalam kategor sektor basis. Artnya seltor tersebat telah ‘mampa untuk memenuhi kebutuhanaya seadid dan juga mampa memenuhi ‘ebutohan daeralainnya, Selama kurun walt 2001-2007 sektor yang tergolong basis adalah sektorpertanian; sektor konstuksi; sektor Keuangan, persewaen dan {asa perusahaan seria sektoresajasa, Sedangkan sektor yang memiliki nil LQ < 1 termasuk dalam kategeri non basis. Artinya sektor tesebut belum mampu untuk memenuhi kebutuhanaerahnya sendir, Sekiortersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian; seKtorlstrik, gas dan ar bers; sektor industri pengolahan, sektor perdegangan, ‘hotel dan restoran seta sektorpengangkatan dan komunikasi Berdasarkan hasil analisis Shi? Share laju pertumbuhan tertinggi i Kabupaten Serang terdapat pads sektoreuangan,pesewaan dan jasa peruhaan, raitu sebesar 78,46 persenselama tahun 2001-2007, Hal ini disebabkan Karena bbanyaknya investor yang menanamkan modalnya di subsektor perbankan serta semakin tunbub pesatnya sub sektor perbankan sehingge kontribusinya terbadep ‘pembeniukan PDRB Kabupaten Serang semakin balk Kondisi yang sama juga islam oleh Propinsi Basten, pertumbuhan paling tinggi terdapat pada sckior ‘kouangen,persewaan dan jasa perusahuan yaita stbesar 187,96 persn, Berdacarkan analisis SWOT, statogi kebijskaa pembangunan sektor pperekonomian yang peru diambil adalah meningkatkan poteasisumiberdaya alam ‘Khususnyasekior yang menjadi roda penggerak perekonomian daerah yakn! sektor pertanian; sekor konstrusi; sektor Keuangen, persewean dan jesa perusahaan; seltor jasajasa seria melbatkan faktor stategis Kekustan din peluang yang ‘miki Kabupaten Serang.