Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A. Pengertian Al-Adl
Al-‘Adl artinya Mahaadil. Keadilan Allah Swt.bersifat mutlak, tidak
dipengaruhi oleh apa pun dan siapa pun. Keadilan Allah SWT. Juga didasari
oleh ilmu Allah Swt. Yang Maha Luas. Sehingga tidak mungkin keputusan-
Nya itu salah.
Al-‘Ad berasal dari kata ‘adala yang berarti lurus dan sama. orang yang
adil adalah orang yang berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan
ukuran yang sama, bukanukuran ganda. Persamaan inilah yang menunjukan orang yang
adil tidak berpihak kepada salah seorang yang berselisih.
Adil jugadimaknai sebagai penempatan sesuatau pada tempat yang semestinya.Dinamai al-
‘Adl karena keadilan Allah Swt. adalah sempurna. Dengan demikian semua yang diciptakan
dan ditentukan oleh AllahSwt. telah menunjukan keadilan yang sempurna. Hanya saja,
banyak diantara kita yang tidak menyadari atau tidak mampu menangkapkeadilan Allah Swt.
terhadap apa yang menimpa makhluk-Nya.
Karena itu, sebelum menilai sesuatu itu adil atau tidak, kita harus dapatmemperhatikan dan
mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus yang akan dinilai. Akal manusia
tidak dapat menembussemua dimensi tersebut.
Seringkali ketika manusia memandang sesuatu secara sepintas dinilai buruk, jahat, atau tidak
adil, tetapi jika dipandang secara luas dan
menyeluruh, justru sebaliknya, merupakan suatu keindahan, kebaikan, atau keadilan. Tahi
lalat secara sepintas terlihat buruk, namun jika
berada ditengah-tengah wajah seseorang dapat terlihat indah. Begitu juga memotong kaki
seseorang (amputasi) terlihat kejam, namun jika
dikaitkan dengan penyakit yang mengharuskannya untuk dipotong, hal tersebut merupakan
suatu kebaikan. Disitulah makna keadilan yang
tidak gampang menilainya.
Kegagalan bersikap adil terhadap masyarakat berawal dari gagalnya bersikap adil terhadap
diri sendiri, dan gagalnya bersikap adil terhadap diri sendiri karena tidak mampu menjadi
saksi bagi dirinya sendiri. Hal itu disebabkan karena manusia sudah tidak jujur kepada
dirinya sendiri, manusia sudah membohongi dirinya sendiri, dengan menggadaikan
kehidupan akhirat yang abadi dan kehidupan duniawi yang terlihat indah namun mengotori
hati sehingga menghalangi nur Ilahi untuk bersinar dalam hati yang terpancar dari baiknya
budi pekerti.