Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
B. Definisi
Hiperpituitarisme adalah penyakit kronik progresif yang ditandai oleh disfungsi
hormonal yang mengakibatkan pertumbuhan skeletal yang berlebihan. (Saputra, 2012)
Hiperpituitarisme adalah sekresi berlebihan hormone hipofisisn anterior.
Hiperpituitarisme biasanya mengenai hanya satu jenis hormone hipofisis. Hormon-hormon
hipofisis lainya sering di keluarkan dalam kadar yang lebih rendah (corwin J Elizabeth
2001)
Hiperpituitarisme adalah sekresi berlebihan hormon hipofisis anterior.
Hiperpituitarisme biasanya mengenai hanya satu hormon hipofisis, sedangkan hormon
lainnya sering disekresi dalam kadar yang lebih rendah (Corwin, 2009).
C. Etiologi
Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus,
penyebab mencakup (Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC) :
1. Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasil GH,
ACTH atau prolakter.
2. Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH terjadi
apabila sekresi HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada.
D. Manifestasi Klinis
1. Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ – organ dalam (seperti tangan, kaki,
jari – jari tangan, lidah, rahang, kardiomegali)
2. Impotensi
3. Visus berkurang
4. Nyeri kepala dan somnolent
5. Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas
6. Libido seksual menurun
7. Kelemahan otot, kelelahan dan letargi (Hotman Rumahardo, 2000 : 39)
8. Tumor yang besar dan mengenai hipotalamus: suhu tubuh, nafsu makan dan tidur bisa
terganggu, serta tampak keseimbangan emosi
9. Gangguan penglihatan sampai kebutaan total
E. Pathway
F. Komplikasi
1. Gangguan hipotalamus.
2. Penyakit organ ’target’ seperti gagal tiroid primer, penyakit addison atau gagal
gonadal primer.
3. Penyebab sindrom chusing lain termasuk tumor adrenal, sindrome ACTH ektopik.
4. Diabetes insipidus psikogenik atau nefrogenik.
5. Syndrom parkinson
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah yang bertujuan untuk mengetahui hormon-hormon yang
berlebihan.
2. Kadar prolaktin serum : ACTH, GH
3. Foto tengkorak
4. CT Scan otak
5. Angiografi
6. Tes supresi dengan Dexamethason
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Demografi
Kaji usia dan jenis kelamin pasien
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama :
1) Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ – organ tubuh.
2) Perubahan tingkat energi, kellelahan, letargi.
3) Nyeri pada punggung dan perasaan tidak nyaman.
4) Dispaneuria dan pada pria disertai dengan impotensi.
5) Nyeri kepala.
6) Gangguan penglihatan.
7) Perubahan siklus menstrulasi, libido menurun, impotensia.
b. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan manifestasi klinis dari peningkatan hormone hipofise mulai dirasakan
c. Riwayat penyakit keluarga.
Adakah riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
3. Pemeriksaan fisik
a. Amati bentuk wajah.
b. Kepala, tangan/lengan, dan kaki bertambah besar, dagu menjorok ke depan.
c. Adanya kesulitan menguyah.
d. Adanya perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit
bergerak.
e. Peningkatan respirasi kulit.
f. Suara membesar karena hipertropi laring.
g. Pada palpasi abdomen, ditemukan hepatomegali.
h. Disfagia akibat lidah membesar.
B. Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra cranial (TIK).
2. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan
transmisi impuls akibat kompresi pada syaraf okulomotorius dan toklearis.
3. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.
C. Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra cranial (TIK).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien mengatakan rasa nyaman.
Kriteria Hasil :
Pasien tidak mengeluh nyeri
Pasien merasa nyaman
Skala nyeri 2 (0 – 4)
Intervensi Rasional
1. Dorong klien agar mau 1. Agar perawat mengetahui
mengungkapkan apa yang apa yang dirasakan klien.
dirasakan.
2. Kaji skala nyeri 2. Untuk mengetahui
intensitas dari nyeri dan
menentukan intervensi
3. Ajarkan tehnik relaksasi selanjutnya.
dan distraksi 3. Pengalihan perhatian dapat
4. Kolaborasi pemberian mengurangi rasa nyeri.
analgetik untuk 4. Pemberian obat analgetik
mengurangi rasa nyeri. untuk mengurangi nyeri.