Sie sind auf Seite 1von 13

LAPORAN PENDAHULUAN RISIKO BUNUH DIRI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners Departemen


Jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Bantur Kabupaten Malang

OLEH :
RISKA ANISA
NIM. 180070300111041
KELOMPOK 1B

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
RISIKO BUNUH DIRI

1. Definisi
Risiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri
disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu
gagal dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi
masalah.
Menurut Stuart dan Sundeen (1995), faktor penyebab bunuh diri adalah
perceraian, pengangguran, dan isolasi sosial. Sementara menurut Tishler
(1981) (dikutip oleh Leahey dan Wright, 1987) melalui penelitiannya
menyebutkan bahwa motivasi remaja melakukan percobaan bunuh diri, yaitu
51% masalah dengan orang tua, 30% masalah dengan lawan jenis, 30%
masalah sekolah, dan 16% masalah dengan saudara.

2. Jenis Bunuh Diri


a) Bunuh diri egoistik
Akibat seseorang yang mempunyai hubungan sosial yang buruk.
b) Bunuh diri altruistik
Akibat kepatuhan pada adat dan kebiasaan.
c) Bunuh diri anomik
Akibat lingkungan tidak dapat memberikan kenyamanan bagi individu.
3. Perilaku Bunuh Diri
Perilaku bunuh diri menurut (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita,
2009) dibagi menjadi tiga kategori yang sebagai berikut.
a. Isyarat bunuh diri (suicide gesture)
bunuh diri yang direncanakan untuk usaha mempengaruhi perilaku
orang lain.Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara
tidak langsung ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan “Tolong
jaga anak-anak karena saya akan pergijauh!” atau “Segala sesuatu akan
lebih baik tanpa saya.” Pada kondisi ini pasien mungkinsudah
memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, tetapi tidak disertai dengan
ancamandan percobaan bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan
perasaan seperti rasabersalah/sedih/marah/putus asa/tidak berdaya.
Pasien juga mengungkapkan hal-halnegatif tentang diri sendiri yang
menggambarkan harga diri rendah.
b. Ancaman bunuh diri (suicide threat)
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, yang berisi
keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri
kehidupan dan persiapan alat untukmelaksanakan rencana tersebut.
Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuhdiri, tetapi tidak
disertai dengan percobaan bunuh diri. Walaupun dalam kondisiini
pasien belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus
dilakukan.Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk
melaksanakan rencana bunuhdirinya.
c. Upaya bunuh diri (sucide attempt)
sengaja melakukan kegiatan menuju bunuh diri dan bila kegiatan itu
sampai tuntas akan menyebabkan kematian. Kondisi ini terjadi setelah
tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan. Orang yang hanya berniat
melakukan upaya bunuh diri dan tidak benar-benar ingin mati mungkin
akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada
waktunya.

4. Tanda dan gejala


1) Mempunyai ide untuk bunuh diri
2) Mengungkapkan keinginan unutk mati
3) Mengungkapkan rasa bersaah dan keputusasaan
4) Impulsif
5) Menunjukkan perilaku yang mencurigakan ( menjasi sangat patuh)
6) Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
7) Verbal terselubung ( berbicara tentang kematian)
8) Menanyakan tentang obat dosis mematikan
5. Fase

Keterangan :
1. Peningkatan diri yaitu seorang individu yang mempunyai pengharapan,
yakin, dan kesadaran diri meningkat.
2. Pertumbuhan-peningkatan berisiko, yaitu merupakan posisi pada rentang
yang masih normal dialami individu yang mengalami perkembangan
perilaku.
3. Perilaku destruktif diri tak langsung, yaitu setiap aktivitas yang merusak
kesejahteraan fisik individu dan dapat mengarah kepada kematian, seperti
perilaku merusak, mengebut,berjudi, tindakan kriminal, terlibat dalam
rekreasi yang berisiko tinggi, penyalahgunaan zat, perilaku yang
menyimpang secara sosial, dan perilaku yang menimbulkan stres.
4. Pencederaan diri, yaitu suatu tindakan yang membahayakan diri sendiri
yang dilakukan dengan sengaja. Pencederaan dilakukan terhadap diri
sendiri, tanpa bantuan orang lain, dan cedera tersebut cukup parah untuk
melukai tubuh. Bentuk umum perilaku pencederaan diri termasuk melukai
dan membakar kulit, membenturkan kepala atau anggota tubuh, melukai
tubuhnya sedikit demi sedikit, dan menggigit jari.
5. Bunuh diri, yaitu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan

6. Psikopatologi/ proses terjadinya masalah


Setiap upaya percobaan bunuh diri selalu diawali dengan adanya motivasi
untuk bunuh diri dengan berbagai alasan, berniat melaksanakan bunuh diri,
mengembangkan gagasan sampai akhirnya melakukan bunuh diri. Oleh karena
itu, adanya percobaan bunuh diri merupakan masalah keperawatan yang harus
mendapatkan perhatian serius. Sekali pasien berhasil mencoba bunuh diri, maka
selesai riwayat pasien. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa mitos (pendapat
yang salah) tentang bunuh diri

7. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian tingkah laku bunuh diri temasuk aplikasi observasi melekat dan
keterampilan mendengar untuk mendeteksi tanda spesifk dan rencana spesifk.
Perawat harus mengkajitingkat risiko bunuh diri, faktor predisposisi,
presipitasi, mekanisme koping, dan sumberkoping pasien. Beberapa kriteria
untuk menilai tingkat risiko bunuh diri seperti pada tabelberikut
1. Faktor Risiko Bunuh Diri
a. Menurut Hatton, Valente, dan Rink, 1977 (dikutip oleh Shiver, 1986)
Tabel 1. Faktor Risiko Bunuh Diri
b. Menurut SIRS (Suicidal Intention Rating Scale)
1) Skor 0 : Tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan sekarang.
2) Skor 1 : Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak
mengancam bunuh diri.
3) Skor 2 : Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan
bunuh diri.
4) Skor 3 : Mengancam bunuh diri, misalnya, “Tinggalkan saya sendiri
atau saya bunuh diri”.
5) Skor 4 : Aktif mencoba bunuh diri

c. Menurut Stuart dan Sundeen (1987)


Tabel 2. Faktor Risiko Bunuh Diri Menurut Stuart dan Sundeen

2. Faktor Perilaku
a. Pencederaan diri
Cedera diri adalah sebagai suatu tindakan membahayakan diri sendiri yang
dilakukandengan sengaja. Pencederaan diri dilakukan terhadap diri sendiri,
tanpa bantuan oranglain, dan cedera tersebut cukup parah untuk melukai tubuh.
b. Ketidakpatuhan
Ketidakpatuhan biasanya dikaitkan dengan program pengobatan yang
dilakukan(pemberian obat). Pasien dengan keinginan bunuh diri memilih untuk
tidakmemperhatikan dirinya.
3. Faktor Lain
Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam pengkajian pasien destruktif diri (bunuh
diri)adalah sebagai berikut (Stuart dan Sundeen, 1995).
1. Pengkajian lingkungan upaya bunuh diri.
a) Presipitasi peristiwa kehidupan yang menghina/menyakitkan.
b) Tindakan persiapan/metode yang dibutuhkan, mengatur rencana,
membicarakantentang bunuh diri, memberikan barang berharga sebagai
hadiah, catatan untukbunuh diri.
c) Penggunaan cara kekerasan atau obat/racun yang lebih mematikan.
d) Pemahaman letalitas dari metode yang dipilih.
e) Kewaspadaan yang dilakukan agar tidak diketahui.
2. Petunjuk gejala
a) Keputusasaan.
b) Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal, dan tidak berharga.
c) Alam perasaan depresi.
d) Agitasi dan gelisah.
e) Insomnia yang menetap.
f) Penurunan berat badan.
g) Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial.
3. Penyakit psikiatrik
a) Upaya bunuh diri sebelumnya.
b) Kelainan afektif.
c) Alkoholisme dan atau penyalahgunaan obat.
d) Kelainan tindakan dan depresi pada remaja.
e) Demensia dini dan status kekacauan mental pada lansia.
f) Kombinasi dari kondisi di atas.
4. Riwayat psikososial
a) Baru berpisah, bercerai, atau kehilangan.
b) Hidup sendiri.
c) Tidak bekerja, perubahan, atau kehilangan pekerjaan yang baru dialami.
d) Stres kehidupan ganda (pindah, kehilangan, putus hubungan yang berarti,
masalahsekolah, ancaman terhadap krisis disiplin).
e) Penyakit medis kronis.
f) Minum yang berlebihan dan penyalahgunaan zat.
5. Faktor-faktor kepribadian
a) Impulsif, agresif, rasa bermusuhan.
b) Kekakuan kognitif dan negatif.
c) Keputusasaan.
d) Harga diri rendah.
e) Batasan atau gangguan kepribadian antisosial.
6. Riwayat keluarga
a) Riwayat keluarga berperilaku bunuh diri.
b) Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme, atau keduanya.

4. Faktor Predisposisi
Mengapa individu terdorong untuk melakukan bunuh diri? Banyak pendapat
tentang penyebab dan atau alasan termasuk hal-hal berikut.
1. Kegagalan atau adaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stres.
2. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan
interpersonal atau gagalmelakukan hubungan yang berarti.
3. Perasaan marah atau bermusuhan. Bunuh diri dapat merupakan
hukuman pada dirisendiri.
4. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
5. Tangisan minta tolong.
Lima domain faktor risiko menunjang pada pemahaman perilaku destruktif diri
sepanjang siklus kehidupan, yaitu sebagai berikut.
1. Diagnosis psikiatri
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri
mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat
membuat individuberisiko untuk bunuh diri yaitu gangguan afektif,
skizofrenia, dan penyalahgunaan zat.
2. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya risiko bunuh diri
adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.
3. Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan yang
dini, danberkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang
berhubungan denganbunuh diri.
4. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor risiko
penting untuk perilaku destruktif.
5. Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotonegik, opiatergik, dan dopaminergik
menjadi media proses yang dapat menimbulkan perilaku merusak diri.Faktor
penyebab tambahan terjadinya bunuh diri antara lain sebagai berikut (Cook
dan Fontaine, 1987).

Penyebab bunuh diri pada anak


a. Pelarian dari penganiayaan dan pemerkosaan.
b. Situasi keluarga yang kacau.
c. Perasaan tidak disayangi atau selalu dikritik.
d. Gagal sekolah.
e. Takut atau dihina di sekolah.
f. Kehilangan orang yang dicintai.
g. Dihukum orang lain.

Penyebab bunuh diri pada remaja.


a. Hubungan interpersonal yang tidak bermakna.
b. Sulit mempertahankan hubungan interpersonal.
c. Pelarian dari penganiayaan fsik atau pemerkosaan.
d. Perasaan tidak dimengerti orang lain.
e. Kehilangan orang yang dicintai.
f. Keadaan fsik.
g. Masalah dengan orang tua.
h. Masalah seksual.
i. Depresi.

Penyebab bunuh diri pada mahasiswa.


a. Self ideal terlalu tinggi.
b. Cemas akan tugas akademik yang terlalu banyak.
c. Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang orang
tua.
d. Kompetisi untuk sukses.

Penyebab bunuh diri pada usia lanjut.


a. Perubahan status dari mandiri ke ketergantungan.
b. Penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsi.
c. Perasaan tidak berarti di masyarakat.
d. Kesepian dan isolasi sosial.
e. Kehilangan ganda, seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan.
f. Sumber hidup bergantung.

5. Faktor Presipitasi
1. Psikososial dan klinik
a. Keputusasaan
b. Ras kulit putih
c. Jenis kelamin laki-laki
d. Usia lebih tua
e. Hidup sendiri
2. Riwayat
a. Pernah mencoba bunuh diri.
b. Riwayat keluarga tentang percobaan bunuh diri.
c. Riwayat keluarga tentang penyalahgunaan zat.
3. Diagnostis
a. Penyakit medis umum
b. Psikosis
c. Penyalahgunaan zat
SP RESIKO BUNUH DIRI
PASIEN 1. Identifikasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi
beratnya masalah berpikir positif berpikir positif tentang berpikir positif tentang kegiatan latihan
resiko bunuh diri: tentang diri sendiri. diri, keluarga dan diri, keluarga dan peningkatan positif
isyarat, ancaman, Beri pujian. Kaji lingkungan. Beri lingkungan serta diri, keluarga dan
percobaan (jika ulang resiko bunuh pujian. Kaji resiko kegiatan yang dipilih. lingkungan dan
percobaan segera diri. bunuh diri. Beri pujian. berikan pujian.
rujuk). 2. Latih cara 2. Diskusikan 2. Latih tahap kedua 2. Evaluasi
2. Identifikasi mengendalikan diri harapan dan masa kegiatan mencapai tahapan kegiatan
benda-benda dari dorongan depan. masa depan. mencapai harapan
berbahaya dan bunuh diri: buat 3. Diskusikan cara 3. Masukkan pada masa depan.
mengamankannya daftar aspek positif mencapai harapan dan jadual kegiatan latihan 3. Latih kegiatan
(lingkungan aman keluarga dan masa depan. berpikir positif tentang harian.
untuk pasien). lingkungan, latih 4. Latih cara-cara diri, keluarga dan 4. Nilai
3. Latihan cara afirmasi/berpikir mencapai harapan dan lingkungan serta kemampuan yang
mengendalikan diri aspek positif masa depan secara kegiatan yang diplih telah mandiri.
dari dorongan keluarga dan bertahap (setahap untuk mencapai masa 5. Nilai apakah
bunuh diri: buat lingkungan. demi setahap). depan. resiko bunuh diri
daftar aspek positif 3. Masukkan pada 5. Masukkan pada teratasi.
dari diri sendiri, jadual latihan jadual latihan berpikir
latihan berpikir positif positif tentang diri,
afirmasi/berpikir tentang diri, keluarga dan
aspek positif yang keluarga dan lingkungan dan
dimiliki. lingkungan. tahapan kegiatan yang
4. Masukkan diplih.
pada jadual latihan
berpikir positif 5
kali per hari.

KELUAR 1. Diskusikan 1. Evaluasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi


GA masalah yang kegiatan keluarga keluarga dalam keluarga dalam kegiatan keluarga
dirasakan dalam dalam memberikan memberikan pujian dan memberikan pujian dan dalam memberikan
merawat klien. pujian dan penghargaan pada penghargaan, pujian, penghargaan,
2. Jelaskan penghargaan atas pasien serta menciptakan suasana menciptakan
pengertian, tanda keberhasilan dan menciptakan suasana keluarga yang positif suasana yang positif
dan gejala, dan aspek positif pasien. positif dalam keluarga. dan kegiatan awal dan membimbing
proses terjadinya Beri pujian. Beri pujian. dalam mencapai langkah-langkah
resiko bunuh diri 2. Latih cara 2. Bersama keluarga harapan masa depan. dalam mencapai
(gunakan booklet). memberikan berdiskusi dengan Beri pujian. harapan masa
3. Jelaskan penghargaan pada pasien tentang 2. Bersama depan. Beri pujian.
cara merawat pasien dan harapan masa depan keluarga berdiskusi 2. Nilai
resiko bunuh diri. menciptakan serta langkah-langkah tentang langkah dan kemampuan keluarga
4. Latih cara suasana positif dalam mencapainya . kegiatan untuk merawat pasien.
memberikan pujian keluarga, tidak 3. Anjurkan membantu mencapai harapan 3. Nilai
hal positif pasien, membicarakan pasien sesuai jadual masa depan. kemampuan keluarga
memberikan keburukan anggota dan memberi pujian. 3. Jelaskan follow melakukan kontrol ke
dukungan keluarga. up ke PKM, tanda PKM.
pencapaian masa 3. Anjurkan kambuh, rujukan.
depan. membantu pasien 4. Anjurkan
5. Anjurkan sesuai jadual dan membantu pasien
membantu pasien memberi pujian. sesuai jadual dan
sesuai jadual dan memberi pujian.
memberikan
pujian.

Das könnte Ihnen auch gefallen