Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
OLEH :
RISKA ANISA
NIM. 180070300111041
KELOMPOK 1B
1. Definisi
Risiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri
disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu
gagal dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi
masalah.
Menurut Stuart dan Sundeen (1995), faktor penyebab bunuh diri adalah
perceraian, pengangguran, dan isolasi sosial. Sementara menurut Tishler
(1981) (dikutip oleh Leahey dan Wright, 1987) melalui penelitiannya
menyebutkan bahwa motivasi remaja melakukan percobaan bunuh diri, yaitu
51% masalah dengan orang tua, 30% masalah dengan lawan jenis, 30%
masalah sekolah, dan 16% masalah dengan saudara.
Keterangan :
1. Peningkatan diri yaitu seorang individu yang mempunyai pengharapan,
yakin, dan kesadaran diri meningkat.
2. Pertumbuhan-peningkatan berisiko, yaitu merupakan posisi pada rentang
yang masih normal dialami individu yang mengalami perkembangan
perilaku.
3. Perilaku destruktif diri tak langsung, yaitu setiap aktivitas yang merusak
kesejahteraan fisik individu dan dapat mengarah kepada kematian, seperti
perilaku merusak, mengebut,berjudi, tindakan kriminal, terlibat dalam
rekreasi yang berisiko tinggi, penyalahgunaan zat, perilaku yang
menyimpang secara sosial, dan perilaku yang menimbulkan stres.
4. Pencederaan diri, yaitu suatu tindakan yang membahayakan diri sendiri
yang dilakukan dengan sengaja. Pencederaan dilakukan terhadap diri
sendiri, tanpa bantuan orang lain, dan cedera tersebut cukup parah untuk
melukai tubuh. Bentuk umum perilaku pencederaan diri termasuk melukai
dan membakar kulit, membenturkan kepala atau anggota tubuh, melukai
tubuhnya sedikit demi sedikit, dan menggigit jari.
5. Bunuh diri, yaitu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan
7. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian tingkah laku bunuh diri temasuk aplikasi observasi melekat dan
keterampilan mendengar untuk mendeteksi tanda spesifk dan rencana spesifk.
Perawat harus mengkajitingkat risiko bunuh diri, faktor predisposisi,
presipitasi, mekanisme koping, dan sumberkoping pasien. Beberapa kriteria
untuk menilai tingkat risiko bunuh diri seperti pada tabelberikut
1. Faktor Risiko Bunuh Diri
a. Menurut Hatton, Valente, dan Rink, 1977 (dikutip oleh Shiver, 1986)
Tabel 1. Faktor Risiko Bunuh Diri
b. Menurut SIRS (Suicidal Intention Rating Scale)
1) Skor 0 : Tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan sekarang.
2) Skor 1 : Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak
mengancam bunuh diri.
3) Skor 2 : Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan
bunuh diri.
4) Skor 3 : Mengancam bunuh diri, misalnya, “Tinggalkan saya sendiri
atau saya bunuh diri”.
5) Skor 4 : Aktif mencoba bunuh diri
2. Faktor Perilaku
a. Pencederaan diri
Cedera diri adalah sebagai suatu tindakan membahayakan diri sendiri yang
dilakukandengan sengaja. Pencederaan diri dilakukan terhadap diri sendiri,
tanpa bantuan oranglain, dan cedera tersebut cukup parah untuk melukai tubuh.
b. Ketidakpatuhan
Ketidakpatuhan biasanya dikaitkan dengan program pengobatan yang
dilakukan(pemberian obat). Pasien dengan keinginan bunuh diri memilih untuk
tidakmemperhatikan dirinya.
3. Faktor Lain
Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam pengkajian pasien destruktif diri (bunuh
diri)adalah sebagai berikut (Stuart dan Sundeen, 1995).
1. Pengkajian lingkungan upaya bunuh diri.
a) Presipitasi peristiwa kehidupan yang menghina/menyakitkan.
b) Tindakan persiapan/metode yang dibutuhkan, mengatur rencana,
membicarakantentang bunuh diri, memberikan barang berharga sebagai
hadiah, catatan untukbunuh diri.
c) Penggunaan cara kekerasan atau obat/racun yang lebih mematikan.
d) Pemahaman letalitas dari metode yang dipilih.
e) Kewaspadaan yang dilakukan agar tidak diketahui.
2. Petunjuk gejala
a) Keputusasaan.
b) Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal, dan tidak berharga.
c) Alam perasaan depresi.
d) Agitasi dan gelisah.
e) Insomnia yang menetap.
f) Penurunan berat badan.
g) Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial.
3. Penyakit psikiatrik
a) Upaya bunuh diri sebelumnya.
b) Kelainan afektif.
c) Alkoholisme dan atau penyalahgunaan obat.
d) Kelainan tindakan dan depresi pada remaja.
e) Demensia dini dan status kekacauan mental pada lansia.
f) Kombinasi dari kondisi di atas.
4. Riwayat psikososial
a) Baru berpisah, bercerai, atau kehilangan.
b) Hidup sendiri.
c) Tidak bekerja, perubahan, atau kehilangan pekerjaan yang baru dialami.
d) Stres kehidupan ganda (pindah, kehilangan, putus hubungan yang berarti,
masalahsekolah, ancaman terhadap krisis disiplin).
e) Penyakit medis kronis.
f) Minum yang berlebihan dan penyalahgunaan zat.
5. Faktor-faktor kepribadian
a) Impulsif, agresif, rasa bermusuhan.
b) Kekakuan kognitif dan negatif.
c) Keputusasaan.
d) Harga diri rendah.
e) Batasan atau gangguan kepribadian antisosial.
6. Riwayat keluarga
a) Riwayat keluarga berperilaku bunuh diri.
b) Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme, atau keduanya.
4. Faktor Predisposisi
Mengapa individu terdorong untuk melakukan bunuh diri? Banyak pendapat
tentang penyebab dan atau alasan termasuk hal-hal berikut.
1. Kegagalan atau adaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stres.
2. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan
interpersonal atau gagalmelakukan hubungan yang berarti.
3. Perasaan marah atau bermusuhan. Bunuh diri dapat merupakan
hukuman pada dirisendiri.
4. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
5. Tangisan minta tolong.
Lima domain faktor risiko menunjang pada pemahaman perilaku destruktif diri
sepanjang siklus kehidupan, yaitu sebagai berikut.
1. Diagnosis psikiatri
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri
mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat
membuat individuberisiko untuk bunuh diri yaitu gangguan afektif,
skizofrenia, dan penyalahgunaan zat.
2. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya risiko bunuh diri
adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.
3. Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan yang
dini, danberkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang
berhubungan denganbunuh diri.
4. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor risiko
penting untuk perilaku destruktif.
5. Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotonegik, opiatergik, dan dopaminergik
menjadi media proses yang dapat menimbulkan perilaku merusak diri.Faktor
penyebab tambahan terjadinya bunuh diri antara lain sebagai berikut (Cook
dan Fontaine, 1987).
5. Faktor Presipitasi
1. Psikososial dan klinik
a. Keputusasaan
b. Ras kulit putih
c. Jenis kelamin laki-laki
d. Usia lebih tua
e. Hidup sendiri
2. Riwayat
a. Pernah mencoba bunuh diri.
b. Riwayat keluarga tentang percobaan bunuh diri.
c. Riwayat keluarga tentang penyalahgunaan zat.
3. Diagnostis
a. Penyakit medis umum
b. Psikosis
c. Penyalahgunaan zat
SP RESIKO BUNUH DIRI
PASIEN 1. Identifikasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi
beratnya masalah berpikir positif berpikir positif tentang berpikir positif tentang kegiatan latihan
resiko bunuh diri: tentang diri sendiri. diri, keluarga dan diri, keluarga dan peningkatan positif
isyarat, ancaman, Beri pujian. Kaji lingkungan. Beri lingkungan serta diri, keluarga dan
percobaan (jika ulang resiko bunuh pujian. Kaji resiko kegiatan yang dipilih. lingkungan dan
percobaan segera diri. bunuh diri. Beri pujian. berikan pujian.
rujuk). 2. Latih cara 2. Diskusikan 2. Latih tahap kedua 2. Evaluasi
2. Identifikasi mengendalikan diri harapan dan masa kegiatan mencapai tahapan kegiatan
benda-benda dari dorongan depan. masa depan. mencapai harapan
berbahaya dan bunuh diri: buat 3. Diskusikan cara 3. Masukkan pada masa depan.
mengamankannya daftar aspek positif mencapai harapan dan jadual kegiatan latihan 3. Latih kegiatan
(lingkungan aman keluarga dan masa depan. berpikir positif tentang harian.
untuk pasien). lingkungan, latih 4. Latih cara-cara diri, keluarga dan 4. Nilai
3. Latihan cara afirmasi/berpikir mencapai harapan dan lingkungan serta kemampuan yang
mengendalikan diri aspek positif masa depan secara kegiatan yang diplih telah mandiri.
dari dorongan keluarga dan bertahap (setahap untuk mencapai masa 5. Nilai apakah
bunuh diri: buat lingkungan. demi setahap). depan. resiko bunuh diri
daftar aspek positif 3. Masukkan pada 5. Masukkan pada teratasi.
dari diri sendiri, jadual latihan jadual latihan berpikir
latihan berpikir positif positif tentang diri,
afirmasi/berpikir tentang diri, keluarga dan
aspek positif yang keluarga dan lingkungan dan
dimiliki. lingkungan. tahapan kegiatan yang
4. Masukkan diplih.
pada jadual latihan
berpikir positif 5
kali per hari.