Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
RS. Wijaya telah sudah mempunyai pedoman tentang Akuntansi dan Pelaporan
keuangan tetapi hal tersebut belum berjalan dengan optimal, hal ini bisa dicermati
dengan kondisi laporan yang ada.
Berdasarkan laporan laba rugi diatas, belum mencerminkan kondisi keuangan RS.
Wijaya karena belum mencantumkan neraca keuangan. Selain itu dalam tabel diatas
tidak mencantumkan biaya penyusutan. Analisa yang berkaitan dengan hasil usaha
dan keuangan rumah sakit. Karena keterbatasan data yang tersedia, maka analisa
laporan keuangan masih terbatas dan masih memerlukan analisa lanjutan untuk
menemukan substansi permasalahan
1. PENDAPATAN
Berdasarkan laporan rugi laba di atas, tercatat pendapatan tahun 2016 sebesar
17.475.578.354 dibanding tahun 2015 yang sebesar 17.744.256.746, maka
pendapatan tahun 2016 tercatat turun 268.678.392,00 (1,51%). Sedangkan pada
tahun 2017 pendapatan rumah sakit sebesar 18.822.295.634 mengalami kenaikan
sebesar 1.346.717.280,00 (7,59%) dibandingkan pendapatan tahun 2016.
Dari segi bisnis bila terjadi trend pendapatan cenderung turun, menunjukkan kinerja
yang kurang baik. Apabila penurunan pendapatan tersebut sudah terjadi tahun lalu,
maka bisnis rumah sakit bisa masuk dalam zona bahaya. Oleh karena itu perlu
dilakukan analisa pendapatan lebih jauh, untuk mendapatkan informasi apa penyebab
pendapatan tersebut turun. Penyebab turunnya pendapatan bisa dari internal maupun
eksternal rumah sakit. Oleh karena itu manajemen harus bisa memberikan
kesimpulan yang tepat tentang terjadinya penurunan pendapatan tersebut, sehingga
informasi tersebut dapat dijadikan landasan untuk memperbaiki kinerja di tahun
berikutnya.
Bagi rumah sakit masuk dalam zona bahaya, maka untuk memperbaikinya bukan hal
mudah, banyak kasus penanganannya memerlukan biaya dan investasi yang tidak
sedikit. Sedangkan pendapatan tahun 2017 yang mengalami kenaikan dapat
digunakan untuk menutupi penurunan pendapatan ditahun sebelumnya.
3. BEBAN USAHA
Jumlah Beban usaha tahun 2016 dibanding tahun 2015 naik sebesar
1.585.986.356,00 (8%), sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar
722.772.568,00 (7,98%) dibandingan tahun 2016.
Besarnya kenaikan beban usaha pada tahun 2016 ini melebihi dari tingkat inflasi
sebesar 3,18%, ditambah lagi kenaikan beban usaha tersebut tidak meningkatkan
pendapatan justru terjadi sebaliknya. Bila dilihat dari kelompok biaya, kemudian biaya
kepegawaian naik 60%, dan beban admin. & umum naik 20%, sementara beban
marketing justru terlihat turun 29%.
Pada tahun 2017 beban usaha mengalami penurunan dikarenakan biaya gedung
yang pada tahun 2016 mencapai 1.028.206.762,00 turun menjadi 21.840.000,00 pada
tahun 2017. Hal ini terjadi karena rumah sakit melakukan renovasi bangunan dengan
menambah 3 lantai pada tahun 2016.
Bila tidak terjadi perubahan dalam internal rumah sakit yang terkait beban usaha,
maka beban usaha akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi dan regulasi pemerintah
tentang ketenagakerjaan, jadi bila biaya operasional naik (dalam rupiah) tidak melebihi
tingkat inflasi, masih dapat diterima.
Yang terjadi dalam Rumah sakit ini beban usaha mengalami kenaikan jauh melebihi
tingkat inflasi.dan perlu adanya pengendalian dan pengelolaan dari rumah sakit untuk
menekan beban biaya.
4. BIAYA KEPEGAWAIAN
Pada tahun 2016 biaya kepegawaian sebesar 126.948.970,00 dan mengalami
kenaikan sebesar 95.256.186,00 dari tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2017
mengalami penurunan sebesar 25.844.695,00 dibanding tahun 2016.
Kenaikan pada tahun 2016 dibanding 2015 yang sebesar (300,65%) dikarenakan
pada tahun 2016 mengalami lonjakan pasien yang berobat sehingga berimbas
kepada naiknya biaya jasa medis (dokter). Akan tetapi jika dibandingkan dengan
pendapatan pada tahun 2016 yang mengalami penurunan, hal ini perlu mendapatkan
perhatian agar di evaluasi.
5. BEBAN MARKETING
Beban marketing tahun 2016 lebih rendah 45% dibanding tahun 2015 dan pada tahun
2017 mengalami kenaikan sebesar 26,88% dibanding tahun sebelumnya.
Beban marketing tahun 2016 tercatat 29% dari pendapatan, apakah alokasi beban
marketing sebesar itu mencukupi untuk mempertahan atau meningkatkan pendapatan
rumah sakit. Hal ini sangat tergantung dari produk dan di segmen mana rumah sakit
berada, apakah berada pada tingkat persaingan yang sangat tinggi atau tidak. Oleh
karena itu biaya marketing ini perlu dievaluasi lebih jauh terhadap keterkaitannya
dengan penurunan pendapatan dan posisi rumah sakit dalam persaingan yang
dihadapi.
6. BEBAN ADMIN DAN UMUM
Pada tahun 2016 Biaya admin. & Umum naik sebesar 50,14% dibanding tahun 2015
dan pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 12,50%. Kenaikan pada tahun
2016 bisa diterima atau tidak perlu dikaji lebih jauh. Apakah karena kenaikan beban
listrik, kebersihan, dapur atau kenaikan harga barang sehingga membuat kenaikan
biaya admin. & umum sebesar itu.
Dari perbandingan beban usaha tahun 2016 dengan tahun 2015 tersebut di atas,
secara umum ada keyakinan besar bahwa manajemen dalam mengendalikan beban
usaha belum memperhatikan prinsip kehatian-hatian. Selain itu ada kemungkinan
besar telah terjadi pemilihan strategi yang tidak efektif atau pelaksanaannya yang
menyimpang dan tidak efisien. Hal ini terlihat dari beban marketing yang justru lebih
rendah dari tahun sebelumnya dan beban pendapatan naik yang paling tinggi namun
tidak memberikan efek terhadap pencapaian pendapatan.
Memang analisasi tidak cukup sampai disini masih perlu dilakukan analisa lebih jauh
terhadap besarnya biaya operasional yang terjadi pada tahun 2016, sehingga
diperoleh kesimpulan yang dapat berguna dalam menentukan strategi bisnis dan
operasional di tahun berikutnya.
Analisa Trend:
Pada tabel dan diagram diatas, dapat dilihat dari laporan yang ada bahwa pada tahun
2016 rumah sakit mengalami penurunan laba bersih sebesar 53% dibandingkan
dengan pada tahun 2015. Walaupun pada tahun 2017 rumah sakit mengalami
kenaikan sebesar 69,78% dibanding pada tahun 2016 tetapi kenaikan laba tersebut
mampu menutupi kerugian yang diakibatkan penurunan laba bersih pada tahun 2016.
Terjadinya lonjakan dan penurunan yang drastis harus dihindari karena karena dapat
menghambat laju tumbuh kembangnya suatu rumah sakit kedepannya. Untuk
menyiasati hal tersebut rumah sakit rencana anggaran sehingga proyeksi keuangan
kedepan terkontrol atau dikendalikan.
3. Rekomendasi:
a. Dibutuhkan evaluasi terhadap kinerja setiap unit di RS. Wijaya hal ini karena
rumah sakit mengalami lonjakan dan penurunan yang drastis pada laba rugi
di laporan keuangan.
b. Pada bagian Marketing dibutuhkan strategi untuk memilah program/
kegiatan yang memberikan dampak langsung terhadap pendapatan rumah
sakit.
c. Pihak rumah sakit harus menyusun skala prioritas kegiatan dan efesiensi
agar mengurangi beban rumah sakit.
d. Dibutuhkan penganggaran dan target realisasi yang jelas untuk
perkembangan rumah sakit kedepannya..