Sie sind auf Seite 1von 6

Analisa Laporan Keuangan

RS. Wijaya Surabaya

RS. Wijaya telah sudah mempunyai pedoman tentang Akuntansi dan Pelaporan
keuangan tetapi hal tersebut belum berjalan dengan optimal, hal ini bisa dicermati
dengan kondisi laporan yang ada.

1. Laporan Laba Rugi

URAIAN 2015 2016 2017

PENDAPATAN 17,744,256,746 17,475,578,354 18,822,295,634


HARGA POKOK PENJUALAN 5,750,752,455 5,464,213,662 5,482,608,430
LABA RUGI KOTOR 11,993,504,291 12,011,364,692 13,339,687,204
BIAYA :
BIAYA GAJI 7,004,621,382 6,868,745,239 7,199,554,663
BIAYA ADMINISTRASI & UMUM 826,300,288 1,240,577,177 1,137,313,703
BIAYA PEMASARAN 127,749,326 69,798,617 104,134,389
BIAYA PEMELIHARAAN 149,125,405 314,278,108 471,035,300
BIAYA PENGADAAN 389,484,117 748,593,726 590,946,133
BIAYA BBM & OLIE 56,674,743 25,658,496 23,602,814
ASURANSI 220,139,527 186,530,208 182,883,923
PERIJINAN / LEGALITAS 49,799,000 1,977,000 26,570,000
BIAYA PAJAK 11,000,000 5,497,000 30,871,200
BIAYA NON OPERASIONAL - - -
GEDUNG 181,488,150 1,028,206,762 21,840,000
BEBAN PENYUSUTAN - - -
BIAYA LAIN - LAIN 6,214,580 23,464,355 27,646,690
BIAYA KEPEGAWAIAN 31,692,784 126,948,970 101,104,275

BIAYA USAHA 9,054,289,302 10,640,275,658 9,917,503,090


LABA /RUGI SEBELUM PAJAK 2,939,214,989 1,371,089,034 3,422,184,114

Berdasarkan laporan laba rugi diatas, belum mencerminkan kondisi keuangan RS.
Wijaya karena belum mencantumkan neraca keuangan. Selain itu dalam tabel diatas
tidak mencantumkan biaya penyusutan. Analisa yang berkaitan dengan hasil usaha
dan keuangan rumah sakit. Karena keterbatasan data yang tersedia, maka analisa
laporan keuangan masih terbatas dan masih memerlukan analisa lanjutan untuk
menemukan substansi permasalahan
1. PENDAPATAN
Berdasarkan laporan rugi laba di atas, tercatat pendapatan tahun 2016 sebesar
17.475.578.354 dibanding tahun 2015 yang sebesar 17.744.256.746, maka
pendapatan tahun 2016 tercatat turun 268.678.392,00 (1,51%). Sedangkan pada
tahun 2017 pendapatan rumah sakit sebesar 18.822.295.634 mengalami kenaikan
sebesar 1.346.717.280,00 (7,59%) dibandingkan pendapatan tahun 2016.
Dari segi bisnis bila terjadi trend pendapatan cenderung turun, menunjukkan kinerja
yang kurang baik. Apabila penurunan pendapatan tersebut sudah terjadi tahun lalu,
maka bisnis rumah sakit bisa masuk dalam zona bahaya. Oleh karena itu perlu
dilakukan analisa pendapatan lebih jauh, untuk mendapatkan informasi apa penyebab
pendapatan tersebut turun. Penyebab turunnya pendapatan bisa dari internal maupun
eksternal rumah sakit. Oleh karena itu manajemen harus bisa memberikan
kesimpulan yang tepat tentang terjadinya penurunan pendapatan tersebut, sehingga
informasi tersebut dapat dijadikan landasan untuk memperbaiki kinerja di tahun
berikutnya.
Bagi rumah sakit masuk dalam zona bahaya, maka untuk memperbaikinya bukan hal
mudah, banyak kasus penanganannya memerlukan biaya dan investasi yang tidak
sedikit. Sedangkan pendapatan tahun 2017 yang mengalami kenaikan dapat
digunakan untuk menutupi penurunan pendapatan ditahun sebelumnya.

2. HARGA POKOK PENJUALAN


Secara nominal harga pokok penjualan turun 286.538.793,00 (4,98%) pada tahun
2016 dibanding tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2017 mengalami kenaikan
sebesar 18.394.768,00 (0,32%)
Jumlah penurunan pada tahun 2016 ini lebih besar dari penurunan pendapatan pada
tahun tersebut, sehingga dapat menutup pendapatan yang hilang akibat penurunan
pendapatan.
Dalam penentuan harga pokok penjualan dengan metode full costing, maka di dalam
harga pokok penjualan terdapat Biaya tetap (fixed cost), sehingga penurunan
pendapatan tersebut akan berdampak pada prosentase harga pokok penjualan
terhadap pendapatan akan lebih besar.
Pengendalian harga pokok penjualan dapat disimpulkan cukup berhasil dan
menunjukkan ada upaya yang cukup baik dalam mengatasi dampak dari penurunan
pendapatan terhadap laba kotor.
Yang perlu didalami berikutnya adalah apa yang telah dilakukan sehingga harga
pokok penjualan tersebut turun 286.538.793,00 (4,98%), apakah terjadi efsiensi, atau
diperolehnya harga beli yang lebih baik, atau ada perubahan penggunaan bahan
bahan, atau terjadi penurunan kualitas, sehingga dapat dianalisa korelasi penurunan
harga pokok pendapatan tersebut dengan terjadinya penurunan pendapatan. Usaha
usaha yang baik perlu diapresiasi dan dikomunikasikan kepada seluruh bagian yang
bertujuan untuk meningkatkan motivasi bagi divisi yang lain.

3. BEBAN USAHA
Jumlah Beban usaha tahun 2016 dibanding tahun 2015 naik sebesar
1.585.986.356,00 (8%), sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar
722.772.568,00 (7,98%) dibandingan tahun 2016.
Besarnya kenaikan beban usaha pada tahun 2016 ini melebihi dari tingkat inflasi
sebesar 3,18%, ditambah lagi kenaikan beban usaha tersebut tidak meningkatkan
pendapatan justru terjadi sebaliknya. Bila dilihat dari kelompok biaya, kemudian biaya
kepegawaian naik 60%, dan beban admin. & umum naik 20%, sementara beban
marketing justru terlihat turun 29%.
Pada tahun 2017 beban usaha mengalami penurunan dikarenakan biaya gedung
yang pada tahun 2016 mencapai 1.028.206.762,00 turun menjadi 21.840.000,00 pada
tahun 2017. Hal ini terjadi karena rumah sakit melakukan renovasi bangunan dengan
menambah 3 lantai pada tahun 2016.
Bila tidak terjadi perubahan dalam internal rumah sakit yang terkait beban usaha,
maka beban usaha akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi dan regulasi pemerintah
tentang ketenagakerjaan, jadi bila biaya operasional naik (dalam rupiah) tidak melebihi
tingkat inflasi, masih dapat diterima.
Yang terjadi dalam Rumah sakit ini beban usaha mengalami kenaikan jauh melebihi
tingkat inflasi.dan perlu adanya pengendalian dan pengelolaan dari rumah sakit untuk
menekan beban biaya.

4. BIAYA KEPEGAWAIAN
Pada tahun 2016 biaya kepegawaian sebesar 126.948.970,00 dan mengalami
kenaikan sebesar 95.256.186,00 dari tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2017
mengalami penurunan sebesar 25.844.695,00 dibanding tahun 2016.
Kenaikan pada tahun 2016 dibanding 2015 yang sebesar (300,65%) dikarenakan
pada tahun 2016 mengalami lonjakan pasien yang berobat sehingga berimbas
kepada naiknya biaya jasa medis (dokter). Akan tetapi jika dibandingkan dengan
pendapatan pada tahun 2016 yang mengalami penurunan, hal ini perlu mendapatkan
perhatian agar di evaluasi.

5. BEBAN MARKETING
Beban marketing tahun 2016 lebih rendah 45% dibanding tahun 2015 dan pada tahun
2017 mengalami kenaikan sebesar 26,88% dibanding tahun sebelumnya.
Beban marketing tahun 2016 tercatat 29% dari pendapatan, apakah alokasi beban
marketing sebesar itu mencukupi untuk mempertahan atau meningkatkan pendapatan
rumah sakit. Hal ini sangat tergantung dari produk dan di segmen mana rumah sakit
berada, apakah berada pada tingkat persaingan yang sangat tinggi atau tidak. Oleh
karena itu biaya marketing ini perlu dievaluasi lebih jauh terhadap keterkaitannya
dengan penurunan pendapatan dan posisi rumah sakit dalam persaingan yang
dihadapi.
6. BEBAN ADMIN DAN UMUM
Pada tahun 2016 Biaya admin. & Umum naik sebesar 50,14% dibanding tahun 2015
dan pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 12,50%. Kenaikan pada tahun
2016 bisa diterima atau tidak perlu dikaji lebih jauh. Apakah karena kenaikan beban
listrik, kebersihan, dapur atau kenaikan harga barang sehingga membuat kenaikan
biaya admin. & umum sebesar itu.
Dari perbandingan beban usaha tahun 2016 dengan tahun 2015 tersebut di atas,
secara umum ada keyakinan besar bahwa manajemen dalam mengendalikan beban
usaha belum memperhatikan prinsip kehatian-hatian. Selain itu ada kemungkinan
besar telah terjadi pemilihan strategi yang tidak efektif atau pelaksanaannya yang
menyimpang dan tidak efisien. Hal ini terlihat dari beban marketing yang justru lebih
rendah dari tahun sebelumnya dan beban pendapatan naik yang paling tinggi namun
tidak memberikan efek terhadap pencapaian pendapatan.
Memang analisasi tidak cukup sampai disini masih perlu dilakukan analisa lebih jauh
terhadap besarnya biaya operasional yang terjadi pada tahun 2016, sehingga
diperoleh kesimpulan yang dapat berguna dalam menentukan strategi bisnis dan
operasional di tahun berikutnya.

7. LABA BERSIH SEBELUM PAJAK


Laba bersih sebelum pajak tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 53,35% dari
tahun lalu. Pada tahun 2017 mengalami kenaikan 69,78% dari tahun sebelumnya.
Dalam pengelolaan bisnis, bila pendapatan dan laba bersih turun dari tahun
sebelumnya bisa disebabkan oleh performa kinerja yang kurang baik. Bila trend
penurunan sudah terjadi dalam dua tahun terakhir, perlu di waspadai, karena sangat
mungkin rumah sakit masuk dalam zona bahaya. Jika kondisi itu yang terjadi pada
rumah sakit, maka seberapa jauh rumah sakit dapat bertahan dari penurunan
pendapatan dan laba bersih. Jika rumah sakit mempunyai kewajiban membayar utang
melebihi dari hasil operasi, maka rumah sakit akan mengalami kesulitan cashflow.
2. Analisis dengan Menggunakan Angka Indeks terhadap Laporan
Keuangan RS. Wijaya
2015 2016 2017
PENDAPATAN 100 98.49 106.1
HARGA POKOK PENJUALAN 100 95.02 95.3
LABA RUGI KOTOR 100 100.15 111.2
BIAYA GAJI 100 98.06 102.8
BIAYA ADMINISTRASI & UMUM 100 150.14 137.6
BIAYA PEMASARAN 100 54.64 81.5
BIAYA PEMELIHARAAN 100 210.75 315.9
BIAYA PENGADAAN 100 192.20 151.7
BIAYA BBM & OLIE 100 45.27 41.6
ASURANSI 100 84.73 83.1
PERIJINAN / LEGALITAS 100 3.97 53.4
BIAYA PAJAK 100 49.97 280.6
GEDUNG 100 566.54 12.0
BIAYA LAIN - LAIN 100 377.57 444.9
BIAYA KEPEGAWAIAN 100 400.56 319.0
BIAYA USAHA 100 117.52 109.5
LABA /RUGI SEBELUM PAJAK 100 46.65 116.4

tabel angka indeks


LABA /RUGI SEBELUM PAJAK
BIAYA KEPEGAWAIAN
GEDUNG
PERIJINAN / LEGALITAS
BIAYA BBM & OLIE
BIAYA PEMELIHARAAN
BIAYA ADMINISTRASI & UMUM
LABA RUGI KOTOR
PENDAPATAN
0 100 200 300 400 500 600

2017 2016 2015

Analisa Trend:
Pada tabel dan diagram diatas, dapat dilihat dari laporan yang ada bahwa pada tahun
2016 rumah sakit mengalami penurunan laba bersih sebesar 53% dibandingkan
dengan pada tahun 2015. Walaupun pada tahun 2017 rumah sakit mengalami
kenaikan sebesar 69,78% dibanding pada tahun 2016 tetapi kenaikan laba tersebut
mampu menutupi kerugian yang diakibatkan penurunan laba bersih pada tahun 2016.

Terjadinya lonjakan dan penurunan yang drastis harus dihindari karena karena dapat
menghambat laju tumbuh kembangnya suatu rumah sakit kedepannya. Untuk
menyiasati hal tersebut rumah sakit rencana anggaran sehingga proyeksi keuangan
kedepan terkontrol atau dikendalikan.

3. Rekomendasi:
a. Dibutuhkan evaluasi terhadap kinerja setiap unit di RS. Wijaya hal ini karena
rumah sakit mengalami lonjakan dan penurunan yang drastis pada laba rugi
di laporan keuangan.
b. Pada bagian Marketing dibutuhkan strategi untuk memilah program/
kegiatan yang memberikan dampak langsung terhadap pendapatan rumah
sakit.
c. Pihak rumah sakit harus menyusun skala prioritas kegiatan dan efesiensi
agar mengurangi beban rumah sakit.
d. Dibutuhkan penganggaran dan target realisasi yang jelas untuk
perkembangan rumah sakit kedepannya..

Das könnte Ihnen auch gefallen