Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
orang lain. House (1990) dalam masa muda dan masa depan…”
Morton (1995) bahwa pengetahuan (I-A)
(knowledge) adalah kemampuan
intelektual yang berhubungan dengan Pada saat ditanyakan apakah
fakta, kebenaran atau pengembangan pertama kali melakukan hubungan
prinsip dengan cara melihat dan seksual sempat berpikir bahwa
merasakan. Sedangkan Azwar (2007) hubungan seksual bisa menyebabkan
mengemukakan bahwa pengetahuan kehamilan, empat Informan
merupakan domain yang sangat mengatakan tidak, karena pada saat
penting untuk menimbulkan sikap dan melakukan hal tersebut karena
perilaku seseorang. Jika dilihat tingkat berbagai alasan seperti atas dasar rasa
pendidikan Informan lulusan SMP dan suka sama suka serta hasrat seksual
SMU termasuk kategori cukup yang yang tiba-tiba timbul sebagai bentuk
sebenarnya sudah menerima informasi dorongan cinta kepada pasangannya,
kesehatan reproduksi dari sekolah seperti yang dikemukakan oleh salah
maupun orangtua, teman sebaya dan satu informan, sebagai berikut :
media sehingga informasi yang “…….Saya tidak sempat
diterima dapat mempengaruhi perilaku mikirin karena saya pikir
remaja dalam perkembangannya. hubungan satu kali tidak bisa
Namun ternyata pengetahuan mereka menyebabkan hamil tapi…saya
tergolong rendah.Oleh karena itu, ngulangin lagi….saya pikir
kurangnya pengetahuan tentang gituan jarang tidak
kesehatan reproduksi dan seksualitas menyebabkan hamil….lagian
merupakan salah satu faktor yang saya emang cinta sih…” (I-A)
mempengaruhi terjadinya kehamilan
tidak diinginkan pada remaja. Sikap informan terhadap
Pengetahuan seksual yang salah dapat hubungan seksual pra nikah tidak
melahirkan persepsi yang salah tentang sesuai dengan kesadaran yang dimiliki.
seksualitas dan selanjutnya akan Mereka memberikan tanggapan
mendorong perilaku seksual yang salah bahawa hubungan seksual pra nikah
dengan segala akibatnya. tidak boleh dilakukan karena dapat
Sikap terhadap KTD digali menimbulkan rasa penyesalan, malu,
terkait dengan tanggapan Informan kehilangan masa depan. Tetapi mereka
mengenai hubungan seksual yang tetap melakukan karena berbagai
dilakukan sebelum menikah. Semua alasan seperti atas terpengaruh bujuk
Informan memberikan tanggapan rayu pacar, atas dasar rasa suka sama
bahwa kehamilan pra nikah jangan suka, sebagai bentuk rasa cinta. Ada
dilakukan karena dapat menimbulkan satu informan yang menunjukkan sikap
rasa penyesalan, malu, kehilangan tidak setuju dan penyesalan dan
masa depan, seperti yang dikemukakan menghimbau kepada para remaja agar
oleh salah seorang Informan dengan lebih berhati-hati dalam pergaulan agar
ekspresi sedih, murung, sebagai tidak menimbulkan penyesalan.
berikut: Upaya memberikan sikap yang
“….bagi yang belum …jangan positif agar dapat terhindar dari
dilakukan, karena pasti hubungan seksual pra nikah dengan
menyesal karena kehilangan memberikan informasi mengenai
teman dekat yang merupakan Informan suka, sebagai bentuk rasa cinta. Ada
triangulasi mengatakan bahwa satu informan yang menunjukkan sikap
sebanyak empat informan mengetahui tidak setuju dan penyesalan dan
jika teman dekatnya punya pacar dan menghimbau kepada para remaja agar
sudah melakukan hubungan seksual, lebih berhati-hati dalam pergaulan agar
seperti yang dikemukakan oleh dua tidak menimbulkan penyesalan.Orang
informan sebagai berikut: tua Informan (Ibu kandung) merasa
“…saya tahu dia (I-E sudah memberikan perhatian yang
maksudnya) punya pacar dan cukup baik dalam hal kasih sayang
bilang ke saya …. pernah maupun pemberian materi keperluan
melakukan hubungan seksual sehari-hari.
tapi cuma sekali..” (I-ET) Orang tua juga sudah memberikan
“…ya…dia (I-C maksudnya) batasan dalam pergaulan jangan
bilang punya pacar dan sudah sampai melebihi batas
melakukan gituan (hubungan kewajaran.Sementara orang tua ada
seksual maksudnya) dengan yang tidak tahu jika anaknya sudah
pacarnya..” (I-CT) menjalin hubungan pacaran dan sampai
Sementara itu ada dua Informan pada keaadaan dihadapkan dengan
triangulasi (teman dekat) yang tidak situasi nyata anaknya mengalami
mengetahui jika temannya punya pacar hamil.
dan melakukan hubungan seksual Jika dikajidari pola asuh orang
tetapi baru mengetahui setelah terjadi tua cenderung menerapkan pola
kehamilan, seperti yang dikemukakan pengasuhan permisif dalam bentuk
sebagai berikut Permissive-indifferent danPermissive-
“….nggak pernah curhat apa- indifferent(Wong, 2008)yaitu suatu
apa tapi tahu-tahu hamil (I-B gaya di mana orang tua sangat tidak
maksudnya)…” (I-BT) terlibat dalam kehidupan anak.
“….kalo ketemu ngobrol Sedangkan Permissive-indulgent yaitu
cowok..tapi nggak pernah suatu gaya pengasuhan dimana orang
cerita kalau sudah pernah tua sangat terlibat dalam kehidupan
nglakuin gituan (I-A anak-anak mereka tetapi menetapkan
maksudnya)…” mengatakan sedikit batas atau kendali terhadap
lebih anjut “…eh tahu-tahu kok mereka.Sedangkan jika dikaji pengaruh
hamil…” (I-AT) teman dekat Informan maka kurang
signifikan, karena mereka (teman
Sikap informan terhadap dekat) kurang mengetahui keseharian
hubungan seksual pra nikah tidak dari Informan dan kurang terbuka
sesuai dengan kesadaran yang dimiliki. terhadap hal-hal yang sifatnya pribadi.
Mereka memberikan tanggapan bahwa Penelitian ini tidak sesuai
hubungan seksual pra nikah tidak dengan penelitian yang dilakukan oleh
boleh dilakukan karena dapat Muhammad Azinar (2013) bahwa ada
menimbulkan rasa penyesalan, malu, pengaruh yang signifikan antara
kehilangan masa depan. Tetapi mereka perilaku seksual teman dekat dengan
tetap melakukan karena berbagai perilaku seksual pranikah berisiko
alasan seperti atas terpengaruh bujuk KTD.Sejalan dengan penelitian yang
rayu pacar, atas dasar rasa suka sama dilakukan Maryatun (2013) yang