Sie sind auf Seite 1von 10

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321

Universitas Syiah Kuala ISSN e-2502-5295


pp. 113 - 122

PENGARUH KADAR AIR SISI KERING DAN SISI BASAH


TERHADAP PARAMETER KUAT GESER
TANAH EKSPANSIF

Rina Yuliet
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
Kampus Unand Limau Manis, email: rina@ft.unand.ac.id

Abstract : If the clay soil has been compacted on dry side of optimum moisture content, then
the composition of the soil will not depend on the kind of compacting. Otherwise if the soil has
been compacted on the wet side of optimum moisture content, it will affect the composition,
shear strength and compressibility properties of soil. The aims of this study are to determine
the effect of moisture content at dry side of optimum and wet side of optimum on the shear
strength parameters for expansive soil. Expansive soil which is used as the sample is originally
found in the area of Karangnunggal Tasikmalaya, West Java. The results of triaxial test
conditions of unconsolidated - undrained without saturation and with saturation, shows that
the clay soil compacted on the wet side of optimum will have a shear strength parameters
lower than compacted soil on the dry side of optimum. It can be seen from the results of
triaxial test conditions of unconsolidated - undrained without saturation on the dry side of
optimum, the value of cohesion (c) is 1,2 kg / cm2 and the value of the friction angle (f) is
0.921o . Whereas on the wet side of optimum, shear strength parameters is 0.485 kg/cm2 and
0.348o for cohesion (c) and friction angle (f) respectively. Moreover, the results of triaxial
test conditions of unconsolidated - undrained with saturation on the dry side of optimum yield
the cohesion value ( c ) is 1,006 kg/cm2 and the value of the friction angle ( f ) 0.684o. While,
on the wet side of optimum, the shear strength parameters is decreasing to 0148 kg/cm2 and
0.455o for cohesion (c) and friction angle (f) respectively.
Keywords : dry side of optimum, wet side of optimum, shear strength, expansive soil.

Abstrak : Jika tanah lempung dipadatkan pada kadar air sisi kering optimum, maka susunan
tanah tidak akan bergantung pada macam pemadatannya, sedangkan bila tanah dipadatkan
pada kadar air sisi basah optimum maka akan mempengaruhi susunan, kuat geser dan sifat
kemampatan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar air sisi kering
dan sisi basah optimum terhadap parameter kuat geser tanah lempung ekspansif. Tanah
lempung ekspansif yang dijadikan sampel uji adalah tanah lempung di daerah Karangnunggal
Tasikmalaya Jawa Barat. Hasil uji triaksial kondisi tak terkonsolidasi - tak teralirkan tanpa
penjenuhan dan dengan penjenuhan, menunjukan bahwa tanah lempung yang dipadatkan
pada sisi basah optimum akan memiliki parameter kuat geser yang lebih kecil dibandingkan
tanah yang dipadatkan pada sisi kering optimum. Ini dapat dilihat dari hasil uji triaksial tak
terkonsolidasi – tak teralirkan kondisi tanpa penjenuhan pada sisi kering optimum, nilai
cohesi (c ) 1,2 kg/cm2 dan nilai sudut geser dalam (f) 0,921o. Sedangkan pada sisi basah
optimum terjadi penurunan nilai parameter kuat geser tanah dimana nilai cohesi (c ) adalah
0,485 kg/cm2 dan nilai sudut geser dalam (f) adalah 0,348o. Hasil uji triaksial
takterkonsolidasi – takteralirkan dengan penjenuhan pada sisi kering optimum nilai cohesi
(c ) 1,006 kg/cm2 dan nilai sudut geser dalam (f) 0,684o. Sedangkan pada kondisi basah
optimum terjadi penurunan nilai parameter kuat geser tanah dimana nilai cohesi (c ) 0,148
kg/cm2 dan nilai sudut geser dalam (f) 0,455o.

Kata kunci : sisi kering optimum, sisi basah optimum, kuat geser, lempung ekspansif

Tanah lempung di daerah Karang lempung yang mengandung mineral mont-


Nunggal Tasikmalaya Jawa Barat, mempu- morillonite sangat mudah mengembang
nyai kandungan bentonit dengan kadar oleh tambahan kadar air sehingga disebut
montmorillonite yang sangat tinggi. Tanah sebagai tanah lempung ekspansif. Sifat

Volume 5, Nomor 2, Januari 2016 - 113


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

kembang susut yang besar dari tanah dimana tanah yang dipadatkan pada basah
lempung ekspansif akan dapat merusak optimum akan mempunyai sifat mudah susut
struktur dan perkerasan jalan raya. yang lebih besar (Hardiyatmo, H.C.,
Perilaku kuat geser tanah tanah lempung 2006:87,92).
sangat menarik untuk diamati. Sebagai salah
Identifikasi Tanah Lempung Ekspansif
satu usaha untuk mempelajari fenomena
Identifikasi tanah ekspansif secara
tersebut, maka perlu dilihat pengaruh kadar
sederhana melalui uji laboratorium umumnya
air sisi kering dan sisi basah optimum terhadap
menggunakan nilai batas Atterberg dan
parameter kuat geser tanah lempung ekspansif.
persentase kandungan lempung untuk meng-
KAJIAN PUSTAKA gambarkan potensi pengembangan suatu tanah
Sifat-sifat teknis tanah lempung setelah secara kualitatif. Identifikasi cara tidak lang-
pemadatan bergantung pada cara atau usaha sung tidak berdiri sendiri melainkan perlu
pemadatan, jenis tanah dan kadar airnya. dibandingkan pula dengan cara lain sebagai
Usaha pemadatan yang lebih besar diperoleh berikut :
kepadatan yang lebih tinggi. Biasanya posisi a. Nilai indeks plastisitas (PI) dan batas
kadar air tanah yang dipadatkan, didasarkan susut (SI)
pada posisi-posisi kadar air sisi kering Identifikasi tanah ekspansif secara tidak
optimum (dry side of optimum), dekat langsung dengan menggunakan nilai indeks
optimum atau optimum, dan sisi basah opti- plastisitas (PI) dan nilai indeks susut (SI)
mum (wet side of optimum). Kering optimum diperlihatkan pada Tabel 1. Berdasarkan tabel
didefinisikan sebagai kadar air yang kurang tersebut dapat diperoleh besarnya tingkat
daripada kadar air optimumnya. Basah pengembangan yang dibagi menjadi empat
optimum didefinisikan sebagai kadar air yang kelas yaitu rendah, sedang, tinggi dan sangat
lebih dari kadar air optimumnya (Hardiyatmo, tinggi.
H.C., 06:84,86).
Tabel 1. Korelasi indeks plastisitas, indeks susut
Sifat pengembangan tanah lempung yang dengan tingkat pengembangan (Chen,
Raman, 1967)
dipadatkan, akan lebih besar pada lempung
Tingkat
PI (%) SI (%)
yang dipadatkan pada kering optimum Pengembangan

daripada lempung yang dipadatkan pada basah < 12 15 Rendah


12 – 23 13 – 50 Sedang
optimum. Lempung yang dipadatkan pada 23 – 32 30 - 40 Tinggi
>32 >40 Sangat Tinggi
kering optimum relatif kekurangan air
Sumber : Depertemen Pekerjaan Umum
sehingga cendrung untuk menyerap air.
Sebagai hasilnya adalah sifatnya lebih mudah b. Tingkat keaktifan (activity)
mengembang. Tanah lempung kering opti- Batas Atterberg dan fraksi lempung dapat
mum lebih sensitif terhadap perubahan kadar dikombinasikan menjadi satu parameter yang
air. Hal ini kebalikan pada tinjauan penyusutan, dinamakan tingkat keaktifan (activity). Pada
114 - Volume 5, Nomor 2, Januari 2016
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

umumnya, tanah dengan indeks plastisitas (PI) ungan antara jenis mineral dengan tingkat
kurang dari 15% tidak akan memperlihatkan keaktifan. Dari tabel tersebut terlihat bahwa
perilaku pengembangan. Untuk tanah dengan apabila suatu lempung memiliki kandungan
PI lebih besar dari 15%, kadar lempung dan mineral montmorilonite maka tanah tersebut
batas Atterbergnya harus diuji. Jika merupakan tanah ekspansif. Metode X-ray
dikorelasikan dengan potensi pengembangan, diffraction merupakan metode yang
maka tanah lempung dibagi menjadi tiga kelas direkomendasikan untuk dipakai di antara
be dasarkan tingkat keaktifannya, seperti yang metode-metode lainnya karena relatif murah
diperlihatkan pada tabel berikut: dan cepat.

Tabel 2. Korelasi tingkat keaktifan dengan po-


tensi pengembangan (Skempton, 1953)
Potensi
Tingkat keaktifan
Pengembangan
< 0,075 Tidak aktif
0,075 – 1,25 Normal
>1,25 Aktif
Sumber : Depertemen Pekerjaan Umum

Untuk tanah yang dipadatkan dengan


pemadatan standar pada kadar air optimum,
tingkat keaktifannya ditentukan berdasarkan
persamaan berikut :
PI
Ac = (1)
CF - 10 Gambar 1. Klasifikasi potensi mengembang
menurut Seed (1962)
dimana : Sumber : Depertemen Pekerjaan Umum
Ac = tingkat keaktifan (tanpa satuan)
Tabel 3. Hubungan antara jenis mineral dengan
PI = indeks plastisitas (%) tingkat keaktifan (Skempton, 1953)
CF = persentase fraksi ukuran lempung < 0.002
mm atau 2 µm (%) Mineral Keaktifan
Kaolinite 0,33-0,46
Hasil perhitungan tingkat keaktifan Illite 0,9
dengan persamaan di atas dikaitkan dengan Montmorillonite (Ca) 1,5
Montmorillonite (Na) 7,2
persentase fraksi lempungnya, kemudian
diplot ke dalam grafik pada Gambar 1 untuk Pemadatan Tanah Lempung
memperoleh besarnya tingkat potensi Tanah lempung yang dipadatkan dengan
mengembang tanah yang dipadatkan. cara yang benar akan akan dapat memberikan
kuat geser yang tinggi. Stabilitas terhadap
c. Mineral lempung
kembang susut sangat tergantung dari jenis
Mineral lempung merupakan faktor uta-
kandungan mineralnya. Sebagai contoh,
ma yang mengontrol perilaku tanah ekspansif.
lempung montmorillonite akan mempunyai
Tabel 3 di bawah ini memperlihatkan hub-
kecendrungan yang lebih besar terhadap
Volume 5, Nomor 2, Januari 2016 - 115
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

perubahan volume bila dibandingkan dengan tanah. Proses pemadatan dengan peningkatan
lempung kaolinite. Lempung padat memiliki kadar air yang disertai dengan peningkatan
permeabilitas yang rendah dan tanah ini tidak kepadatan berlangsung sampai satu titik
dapat dipadatkan dengan baik pada waktu (optimal) dimana kadar air dan volume udara
sangat basah (jenuh) karena air sulit mengalir tidak bisa dikeluarkan lagi. Pemadatan dengan

keluar dari rongga pori lempung. Hal ini peningkatan kadar air lebih lanjut akan

menyebabkan butiran sulit merapat satu sama menimbulkan peningkatan volume udara dan

lain saat dipadatkan (Hardiyatmo, H.C., air, yang berakibat menurunnya kepadatan

2006:75). tanah.

Pemadatan adalah peristiwa ber-


Uji Triaksial (Triaxial Test)
tambahnya berat volume kering oleh beban
Pada uji triaksial (Gambar 2), benda uji
dinamis, dimana butir-butir tanah merapat satu
memiliki diameter 3.81 cm dan tinggi 7.62 cm.
sama lain sebagai akibat berkurangnya rongga
Benda uji dimasukan dalam selubung karet
udara (Hardiyatmo, H.C., 2006:75).
tipis dan diletakan dalam tabung kaca.
Pada setiap standar pemadatan yang
Biasanya ruangan dalam tabung diisi dengan
digunakan akan diperoleh nilai kadar air
air atau udara. Benda uji ditekan dengan
optimum (Optimum Moisture Content, OMC)
tekanan sel (s3), yang berasal dari tekanan
yang menghasilkan kepadatan kering maksi-
cairan dalam tabung. Udara kadang-kadang
mum (Maximum Dyr Density, MDD). Pada
kadar air lainnya dari kadar air optimumnya, dapat digunakan sebagai media untuk

baik di sisi kering optimum (dry side of penerapan tekanan selnya (tekanan kekang

optimum) maupun di sisi basah optimum (wet atau confining pressure. Alat pengujian

side of optimum), akan diperoleh kepadatan dihubungkan dengan pengatur drainase ke


yang lebih kecil dari pada kepadatan maksi- dalam maupun ke luar dari benda uji. Untuk
mumnya. Makin jauh dari kadar air opti- menghasilkan kegagalan geser pada benda uji,
mumnya kepadatan yang didapatkan semakin gaya aksial dikerjakan melalui bagian atas
berkurang. benda uji. (Hardiyatmo, H.C., 2006:310-311).
Proctor (1933), menerangkan bahwa
pemadatan di daerah yang sangat kering akan
mengakibatkan timbulnya efek kapiler yang
menahan bergeraknya butiran yang satu ter-
hadap yang lainnya saat dipadatkan, sehingga
kepadatannya akan kecil. Pemadatan dengan
meningkatkan kadar air mengakibatkan
licinnya bidang butiran sehingga butir-butir
bergerak untuk mencari bentuk yang lebih Gambar 2. Alat Uji Triaksial Laboratorium
Mekanika Tanah Intitut Teknologi
stabil. Ini berakibat meningkatnya kepadatan Bandung

116 - Volume 5, Nomor 2, Januari 2016


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Uji triaksial dapat dilakukan dengan 3 maupun karena pengembangan contoh benda
cara, yaitu : uji akibat terlepas dari beban yang dialaminya
a. Unconsolidated-Undrained / tak di dalam tanah. Selain itu contoh tanah yang
terkonsolidasi-tak teralirkan ( UU) dipadatkan, sering mempunyai derajat kejenu-
b. Consolidated-Undrained / terkonsolidasi- han yang kurang dari 100% pula. Dalam
takteralirkan (CU) kedua kasus di atas, pada uji triaksial, diberi-
c. Consolidated-Drained / kan tekanan balik yang dimaksudkan untuk
terkonsolidasiteralirkan (CD) mendorong udara kedalam larutan air porinya
(Hardiyatmo, H.C., 2006:317).
Uji Triaksial Unconsolidated Undrained
(UU) METODE PENELITIAN
Pada uji triaksial UU atau quick test Pengujian dilakukan terhadap contoh
(pengujian cepat), benda uji yang umumnya tanah terganggu yang diambil di daerah
berupa lempung mula-mula dibebani dengan Karang Nunggal Tasikmalaya Jawa Barat. Uji
penerapan tekanan sel (tekanan kekang). Sifat fisik dan mekanis tanah lempung
Kemudian dibebani dengan beban normal, mengacu pada ASTM. Pengujian sifat fisik
melalui penerapan tegangan deviator (Ds) tanah asli meliputi pengujian :
sampai mencapai keruntuhan. Pada penerapan • Kadar air tanah (ASTM D2216-71)
tegangan deviator selama pengujian, katup • Batas-batas Atterbergh (Atterberg Limits)
drainase ditutup. Karena pada pengujian air (ASTM D2216-80)
tidak diizinkan mengalir keluar, beban normal • Analisa saringan (ASTM D241-58)
tidak ditransfer ke butiran tanahnya. Keadaan • Analisa hydrometer (ASTM D-54)
tanpa drainase ini menyebabkan adanya Pengujian sifat mekanis tanah meliputi :
kelebihan tekanan pori (excess pore pressure) • Uji pemadatan standar (ASTM D3441-6)
dengan tidak ada tahanan geser hasil perla- • Uji triaksial tak terkonsolidasi tak
wanan dari butiran tanah (Hardiyatmo, H.C., teralirkan/Unconsolidated Undrained (UU
2006:313). Test) ASTM D-2850 pada kondisi kadar
air sisi kering dan sisi basah optimum.
Uji triaksial dengan penerapan tekanan
balik (Back pressure) HASIL PEMBAHASAN
Uji triaksial dengan penerapan tekanan Hasil Identifikasi Berdasarkan Nilai
balik dilakukan untuk meyakinkan bahwa Indeks Plastisitas (PI)
benda uji jenuh sempurna atau untuk Hasil uji sifat-sifat indeks tanah lempung
menirukan kondisi tekanan air pori di lapan- Karangnunggal Tasikmalaya Jawa Barat dapat
gan. Selama pengambilan benda uji, derajat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan nilai indeks
kejenuhan mungkin menurun tidak 100% lagi plastisitas (PI) sebesar 52.83% dapat
karena kemungkinan berkurangnya kadar air diidentifikasi bahwa tanah lempung daerah
Volume 5, Nomor 2, Januari 2016 - 117
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

tersebut memiliki tingkat pengembangan yang Berdasarkan Tabel 2 dapat diidentifikasi


sangat tinggi dimana PI > 32%. bahwa tanah lempung Karangnunggal
Tasikmalaya Jawa Barat memiliki nilai
Tabel 4. Hasil uji sifat-sifat indeks tanah lempung
Karangnunggal Tasikmalaya aktivitas > 1.25 dimana pada kondisi tersebut

Sifat-sifat Indeks Nilai tanah lempung memiliki potensi pengem-


Specific grafity (Gs) 2,567 bangan yang aktif.
Kadar air awal (%) 50,08% Berdasarkan Gambar 1 (menurut Seed,
Batas`cair (LL) 95%
1962) tanah lempung Karangnunggal
Batas plastis (PL) 42,17%
Batas susut (SL) 24,65%
Tasikmalaya juga dapat diidentifikasi sebagai
Indeks Plastisitas (PI) 52,83% tanah lempung dengan klasifikasi potensi
mengembang sangat tinggi yaitu > 25%.
Hasil Identifikasi Berdasarkan Nilai
Aktivitas Hasil Identifikasi Berdasarkan Uji
Berikut ini adalah grafik distribusi ukuran Mineral Lempung
butiran dari hasil analisa saringan dan Dari hasil pengujian difraksi sinar-X
hydrometer pada tanah lempung daerah yang dilakukan di Pusat Penelitian dan
Karanngnunggal Tasikmalaya. Pengembangan Teknologi Mineral Bandung,
Dari hasil analisis distribusi ukuran diketahui bahwa contoh tanah lempung daerah
butiran dapat diketahui persentase fraksi Karang Nunggal memiliki komposisi mineral
ukuran lempung < 0.002 mm atau 2 µm seperti pada Tabel 5 berikut :
sebesar 48.88%.
Tabel 5. Hasil Analisa X-Ray Difractiom Tanah
Ekspansif Daerah Karang Nunggal Ta-
sikmalaya
Ket- Contoh Tanah
erangan A B
Kom- • Cristobalit • Montmorillonite
posisi
mineral • Anorthite • Cristobalite
• Montmorillonite

Berdasarkan analisa kimia yang dil-


akukan di Balai Keramik terhadap contoh
tanah di daerah Karangnunggal Tasikmalaya
didapat unsur-unsur kimia seperti pada Tabel
6.
Gambar 3. Analisis distribusi ukuran butiran
Hasil rasional mineral berdasarkan uji
Tingkat keaktifan tanah lempung dapat minerologi dan uji kimia tanah didapatkan
dihitung berdasarkan persamaan (1) sbb : persentase kandungan mineral montmorillo-

52 ,83 nite 56.02% dan Cristobalite 43.96%, sehing-


Ac = = 1,433
48 ,88 - 10 ga dapat disimpulkan bahwa tanah lempung
118 - Volume 5, Nomor 2, Januari 2016
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

daerah Karangnunggal Tasikmalaya Jawa Contoh tanah yang diuji adalah contoh tanah
Barat adalah tanah lempung ekspansif yaitu yang dipadatkan pada kondisi kadar air sisi
tanah lempung yang memiliki kembang susut kering optimum (< OMC) dan kadar air sisi
yang besar akibat perubahan kadar air. basah optimum (> OMC)

Tabel 6. Hasil Analisa Kimia Tanah Ekspansif Hasil Uji Triaksial UU tanpa Penjenu-
Daerah Karangnunggal Tasikmalaya
Unsur Kimia
Persentase han
(%)
Silika (SiO2) 64,39 Hasil uji triaksial tak terkonsolidasi - tak
Aluminium (AlO3) 17,52 teralirkan tanpa penjenuhan pada tanah
Besi III Oksida (Fe2O3) 0,73%
Titania (TiO2) Negative lempung ekspansif daerah Karang Nunggal
Kalsit (CaO) 1,49 Tasikmalaya Jawa Barat dapat dilihat pada
Magnesia (MgO) 5,06
Natrium Oksida (Na2O) 0,13 Gambar 5.
Kalium Oksida (K2O) 0,11 Dari Gambar 5 dapat diperoleh nilai
Hilang Pijar (HP) 10,56
tegangan deviatorik pada saat runtuh (Dsf)
Hasil Uji Pemadatan untuk setiap tegangan sel yang diterapkan.
Hasil uji pemadatan dengan standar Perhitungan dapat dilihat pada Tabel 7.
Proctor dapat dilihat pada Gambar 4. Dari
grafik tersebut didapatkan nilai kadar air
optimum sebesar 33% dengan berat kering
maksimum 1,233 gr/cm3

Gambar 4. Hubungan kadar air vs berat volume


kering dari hasil uji standar Proctor

Hasil Uji Triaksial Unconsolidated


Undrained (UU)
Pengujian yang dilakukan meliputi uji
Gambar 5. Grafik hubungan antara regangan vs
triaksial tak terkonsolidasi - tak teralirkan kon- Tegangan deviatorik pada uji triaksi-
al takterkonsolidasi-takteralirkan
disi tanpa penjenuhan dan dengan penjenuhan. tanpa penjenuhan
Volume 5, Nomor 2, Januari 2016 - 119
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Tabel 7. Perhitungan tegangan total uji triaksial Hasil Uji Triaksial UU dengan
UU tanpa penjenuhan
Penjenuhan
Tegan- Tegangan Teg. Total
Keterangan gan cell deviatorik utama besar Untuk uji triaksial dengan penjenuhan
(s3) (Ds=s1-s3) (s1)
0,6 2,489 3,089
sampel tanah dijenuhkan dengan memberikan
Kadar air
kering opti- tegangan balik (back pressure) sebesar 0,2
1,1 2,354 3,454
mum
(<OMC) kg/cm2 dan 0,4 kg/cm2.
1,6 2,356 3,956

0,6 1,001 1,601


Kadar air
basah opti- 1,1 0,895 1,995
mum
(> OMC)
1,6 1,012 2,612

Dari Tabel 7 maka dapat digambarkan


lingkaran Mohr dan selubung keruntuhan dari
hasil uji triaksial UU tanpa penjenuhan.

Gambar 6. Lingkaran Mohr tegangan total tanpa


Gambar 8. Grafik hubungan antara regangan vs
penjenuhan pada sisi kering optimum
Tegangan deviatorik pada uji
triaksial dengan penjenuhan

Tabel 8. Perhitungan tegangan total uji triaksial


UU dengan penjenuhan
Tegan- Tegangan Teg. utama
Keterangan gan cell deviatorik besar
(s3) (Ds=s1-s3) (s1)
0,6 2,092 2,692
Kadar air
kering opti- 1,1 1,989 3,089
mum
(<OMC) 1,6 2,108 3,708

0,6 0,308 0,908


Kadar air
basah opti-
1,1 0,313 1,423
mum
Gambar 7. Lingkaran Mohr tegangan total tanpa (> OMC)
1,6 0,324 1,924
penjenuhan pada sisi basah optimum

120 - Volume 5, Nomor 2, Januari 2016


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Lingkaran Mohr dan seleubung Tabel 9. Rekapitulasi parameter kuat geser tanah
lempung ekspansif berdasarkan uji tri-
keruntuhan dari uji triaksial UU dengan aksial UU tanpa penjenuhan dan dengan
penjenuhan
penjenuhan pada kondisi kering optimum dan c
Keterangan f (o)
(kg/cm2)
basah optimum dapat dilihat pada Gambar 9 Kadar air kering optimum
0,68 1,006
dan Gambar 10. (<OMC)
Kadar air basah optimum (>
0,46 0,148
OMC)

Dari Tabel 9 terlihat bahwa nilai


parameter kuat geser tanah lempung dari hasil
uji triaksial tanpa penjenuhan dan dengan
penjenuhan pada sisi basah optimum (> OMC)
lebih kecil bila dibandingkan pada sisi kering
optimum (< OMC). Hal ini disebabkan karena
kuat geser tanah lempung pada kondisi basah
optimum bergantung pada tipe pemadatan
karena perbedaan yang terjadi pada susunan
Gambar 9. Lingkaran Mohr tegangan total tanahnya. Pada keadaan kering optimum tanah
dengan penjenuhan kondisi kering
optimum terflokulasi, sedangkan pada keadaan basah
optimum susunan tanah lebih terdispersi
( beraturan).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Kadar air sangat berpengaruh terhadap
nilai parameter kuat geser tanah lempung
ekspansif, hal ini dapat dilihat dari hasil uji
triaksial UU tanpa penjenuhan dan dengan
penjenuhan, dimana nilai sudut geser dalam
(f) dan nilai kohesi (c ) pada sisi basah
Gambar 10. Lingkaran Mohr tegangan total
dengan penjenuhan kondisi kering optimum lebih kecil bila dibandingkan dengan
optimum
kadar air sisi kering optimum.
Berdasarkan Gambar 6, Gambar 7,
Saran
Gambar 9 dan Gambar 10, didapatkan nilai
Perlu penelitian lebih lanjut dengan
parameter kuat geser tanah (f dan c) untuk
menggunakan alat uji triaksial kondisi
kadar air sisi kering dan sisi basah optimum.
terkonsolidasi - takteralirkan (CU Test) dan
Rekapitulasi nilai parameter kuat geser tanah
terkonsolidasi-teralirkan (CD Test)
dapat dilihat pada Tabel 9.
Volume 5, Nomor 2, Januari 2016 - 121
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

DAFTAR PUSTAKA rangnunggal. Thesis for Magister


Ika M.P.R., Yulvi Z., Arief, R., 2015. Degree. Rekayasa Geoteknik, Institut
Pengaruh Kadar Air terhadap Kuat Teknologi Bandung (unpublished).
Geser Tanah Ekspansif Bojonegoro Daz, Braja M., 1994. Principles of
dengan Stabilisasi menggunakan Foundation Engineering Second
15% Fly Ash dengan Metode Deep Edition. PWS-KENT Publishing
Soil Mix. Jurusan Teknik Sipil, Company, Boston.
Fakultas Teknik Universitas Brawi-
jaya.
http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/in
dex.php/jmts/article/view/232.
Silaen, S., 2014. Analisis Kuat Geser
Tanah Lempung dari Uji Triaksial
UU dan Unconfined Compressive
Strength. Jurnal Polimedia.
http://polmed.ac.id/jurnal/index.php/
polimedia/article/view/245.
Nugroho, S, A., Wibisono, G., Kasbi, F.,
2013. Analisa Peningkatan
Kekuatan Tanah yang Diperkuat Se-
rat dan Bahan Stabilisasi pada Sisi
kering dan Sisi Basah. Jurnal Teknik
Sipil. Jurnal Teknik Sipil, Hal : 137-
144. ISSN 1411-660X. http://e-
journal.uajy.ac.id/4897/.
Hardiyatmo, H.C., 2006. Mekanika Tanah
1. Gadjah Mada University Press.
Departemen Pekerjaan Umum. 2005.
Penanganan Tanah Ekspansif untuk
Konstruksi Jalan. Pedoman
Konstruksi dan Bangunan Pd T-10-
2005.
Yuliet, R., 2002. Studi Perilaku Mengem-
bang dengan Metoda ASTM D4546-
90 (A,B,C) dan Kekuatan Geser pada
Lempung Montmorollonite Ka-

122 - Volume 5, Nomor 2, Januari 2016

Das könnte Ihnen auch gefallen