Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
M5 Mutu
Alur Pasien Masuk Ruang IRNA II
UGD POLI
Rawat Inap
Pemeriksaan
Pengobatan/Tindakan
Sembuh/KRS Meninggal
20
= X 100%
24
= 83,3%
2. BOR hari kedua
Jumlah bed yang terisi pada tanggal 12 Maret 2019 sebanyak 23 bed
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖
BOR = 𝑥 100%
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟
23
= X 100%
24
= 95,8%
= 91,6%
Jumlah hari perawatan pada tanggal 11 sampai dengan 13 Maret 2019 adalah hari
Jumlah pasien keluar (hidup + mati) = pasien.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
AVLOS = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖)
56
= 8
=7
Kesimpulan : Dari perhitungan rata-rata lama pasien dirawat di Ruang IRNA II yaitu 7
hari, dan merupakan hasil yang ideal.
(24 𝑋 3)
= − 7
8
=2
Kesimpulan : Jadi dari hasil rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah
diisi ke saat terisi berikutnya yaitu 2 hari, dan hasil tersebut merupakan hasil yang ideal.
d. Bed Turn Over (BTO)
BTO menurut Huffman (1994) adalah “the net effect of changed in occupancy
rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakian
tempat tidur pada suatu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40 sampai 50.
Jumlah pasien dirawat (Hidup + Mati) = 65
Jumlah pasien keluar (hidup + mati) =8
Jumlah tempat tidur = 24 bed
Rumus Hitung BTO
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)
BTO =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟
8
=24
= 0,3
Kesimpulan : Jadi dari hasil perhitungan mengenai berapa kali tempat tidur dipakai dalam
satuan waktu tertentu menunjukkan hasil yang ideal.
= 0%
Kesimpulan : Jadi dari hasil perhitungan angka kematian selama >72 jam setelah dirawat
inap, menunjukkan bahwa belum ada angka kematian pada ruang IRNA II.
f. Gross Death Rate (GDR)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar.
Jumlah pasien mati seluruhnya = 0
Jumlah pasien keluar (hidup + mati) = orang
Rumus Hitung GDR:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
GDR = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖) X 100%
0
= X 100%
8
= 0%
Kesimpulan : Jadi dari hasil perhitungan angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar menunjukkan hasil yang ideal.
Tanggal
0
Angka Kejadian Dekubitus = 10 𝑥100% = 0 %
1
Angka pasien berisiko terjadi Dekubitus = 10 𝑥100% = 10%
9
Angka pasien tidak berisiko terjadi Dekubitus = 10 𝑥100% = 90%
Kesimpulan : Dari hasil pengamatan tanggal 11-13 Maret 2019 jumlah responden di
IRNA II sebanyak 10 responden dengan angka kejadian dekubitus 0%
Tanggal
No Variabel Total
11/3/2019 12/3/2019 13/3/2019
1. Jumlah pasien
yang terkena
kejadian tidak di
harapkan dalam
pemberian obat.
a. Tidak Tepat
- - - 0
Pasien
b. Tidak Tepat - - - 0
Obat
- - - 0
c. Tidak Tepat
waktu
pemberian
d. Tidak Tepat - - - 0
Dosis Obat
e. Tidak Tepat
Cara - - - 0
Pemberian
f. Tidak Tepat
Dokumentasi - - - 0
Jumlah pasien
pada hari
tersebut
11-03-2019
12-03-2019
13-03-2019
% +%=%
Rata – rata : =%
Kesimpulan : Dari hasil penilaian selama 3 hari, dapat disimpulkan bahwa angka
kejadian resiko jatuh/fall risk di ruang IRNA II RSUD Kota Mataram
yaitu hari pertama didapatkan %, hari kedua %, dan hari ketiga yaitu
1%. Jadi rata-rata kejadian resiko jatuh di Ruang IRNA II sebanyak %
4) Flebitis
Flebitis (phelebitis) didefinisikan sebagai peradangan akut lapisan internal
vena yang ditandai oleh rasa sakit dan nyeri di sepanjang vena kemerahan, bengkak dan
hangat, serta dapat dirasakan di sekitar daerah penusukan. Flebitis adalah komplikasi
yang sering dikaitkan dengan terapi IV. Ada sejumlah faktor yang dapat berkontribusi
dan meningkatkan resiko flebitis. Faktor ini antara lain :
a. Trauma pada vena selama penusukan
b. Cairan infus bersifat asam atau alkali atau memiliki osmolaritas tinggi
c. Penusukan ke pembuluh arah yang terlalu kecil
d. Menggunakan jarum yang terlalu besar untuk vena
e. Jarum infus lama tidak di ganti
f. Jenis bahan (kateter infus ) yang di gunakan
g. Riwayat pasien dan kondisi sekarang
h. Kondisi pembuluh darah
i. Stabilitas kanul
j. Pengendalian infeksi
Jadi Rata-rata Kejadian Flebitis di Ruang IRNA II RSUD Kota Mataram sebanyak 15%
H. Kepuasan Pasien
Ada enam faktor menyebabkan timbulnya rasa tidak puas pelanggan terhadap suatu produk
yaitu :
1. Tidak sesuai harapan dan kenyataan
2. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan
3. Perilaku personel kurang memuaskan
4. Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang
5. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh banyak waktu terbuang dan harga tidak
sesuai
6. Promosi/iklan kehilangan pelangganTingkat Kepuasan Pasien
1. Sangat puas 0
2. Puas 15
3. Tidak puas 0
0
Sangat Puas = 15 x100% = 0%
15
Puas = x100% = 100%
15
0
Tidak Puas = x100% = 0%
15
0
Sangat Tidak Puas = 15 x100% = 0%
I. Kenyamanan
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan sitem saraf untuk mengubah
berbagai stimulus mekanis, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan
ke system saraf pusat. Nyeri merupakan suatu mekanisme protektif bagi tubuh yang akan
muncul bila jaringan tubuh rusak, sehingga individu akan bereaksi atau berespon untuk
menghilangkan, mengurangi rangsang nyeri.
Skala nyeri :
0 = tidak nyeri,
1-3 = nyeri ringan, mengomel, sedikit mengganggu ADL,
4-6 = nyeri sedang, cukup mengganggu ADL,
7-10= nyeri berat tidak mampu melakukan ADL.
No Variabel Tanggal
11 12 13
2 Total pasien 20 23 22
Kesimpulan :Dari hasil penilaian melalui pengkajian yang dilakukan selama 3 hari
dapat di ketahui bahwa Persentase pasien dengan nyeri yang
terdokumentasi di dapatkan hasil tanggal 11 sebanyak 30%,tanggal 12
sebanyak 26%,tanggal 13 sebanyak 27%. Jadi rata-rata persentase pasien
nyeri yang terdokumentasi adalah 27,7%
11 12 13
Presentase % % %
Kesimpulan :Dari hasil penilaian melalui pengkajian yang dilakukan selama 3 hari
dapat di ketahui bahwa Persentase tatalaksana pasien nyeri di dapatkan
hasil tanggal 11 sebanyak %,tanggal 12 sebanyak %,tanggal 13 sebanyak
%.
Jadi rata-rata persentase tatalaksana pasien nyeri adalah %
Persentase Pasien Dengan Nyeri Terkontrol
N Variabel Tanggal
o
11 12 13
Presentase % % %
Kesimpulan :Dari hasil penilaian melalui pengkajian yang dilakukan selama 3 hari
dapat di ketahui bahwa Persentase pasien dengan nyeri terkontrol di
dapatkan hasil tanggal 11 sebanyak %,tanggal 12 sebanyak %,tanggal 13
sebanyak %.Jadi rata-rata persentase pasien dengan nyeri terkontrol adalah
%
E. Kecemasan
Kesimpulan :Dari hasil penilaian yang dilakukan selama melakukan pengkajian
menggunakan kuesioner skala peringkat kecemasan (Nursalam 2016) dapat diketahui
bahwa dari 15 responden, terdapat responden yang tingkat kecemasannya normal/tidak
cemas dengan rentang skala 20-44 dengan persentase 80% dan 4 responden kecemasannya
ringan dengan rentang skala 45-59 dengan persentase 20%