Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
Milling process is one of many machining processes for manufacturing component. The
length of time in the process of milling machining is influenced by selection and design of
machining parameters including cutting speed, feedrate and depth of cut. The purpose of this
study to know the influence of cutting speed, feedrate and depth of cut as independent variables
versus operation time at CNC milling process as dependent variables. Each independent
variable consists of three level of factors; low, medium and high.Time machining process is
measured from operation time simulation program, feed cut length and rapid traverse length.
The results of statistically from software simulation MasterCam X Milling, then do comparison to
CNC Milling machine. The data from experiments was statistical analyzed by Anova and
Regression methods by software minitab 16.Results show that the greater feedrate and depth of
cut shorten the operation time of machinery, whereas cutting speed is not significant influence.
Depth of cut has the most highly contribution with the value of 49.56%, followed by feedrate
43% and cutting speed 0.92%. Optimal time of machining process total is 71.92 minutes, with
machining parameter on the condition cutting speed is 75360 mm/minutes, feedrate is 800
mm/minutes and depth of cut = 1 mm. Results of comparison time machining process in
software Mastercam X milling with CNC Milling machine indicates there is difference not
significant with the value of 0,35%.
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
38
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Yudhyadi, Rachmanto, Ramadan: Optimasi parameter per-
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 mesinan terhadap waktu proses pada pemrograman CNC
penting dalam sebuah proses permesinan. perkiraan oleh para ahli dan operator proses
Pemilihan parameter pemotongan yang tepat permesinan.
dalam proses permesinan adalah hal yang
sangat penting untuk meraih kualitas produk CAD/CAM & CNC
yang baik serta proses yang ekonomis dan CAD/CAM merupakan program
produktif (Draganescu dkk, 2001). permesinan yang sangat efektif untuk proses
Kualitas produk hasil CNC milling dapat pembentukan, dimana bentuk-bentuk yang
dilihat dari waktu proses pengerjaanya. Oleh tidak dapat diproses dengan mesin
karena itu hasil CNC milling perlu diperhatikan konvensional maka dengan mengunakan
dan dicari solusi untuk mendapatkan waktu proses CAD/CAM tidak lagi mendapat
yang optimal. Untuk mengatasi hal ini, maka kesulitan. Product life cycle yang makin
perlu diadakakn penelitian sehingga nantinya singkat menuntut waktu pengembangan
dapat melakukan variasi parameter produk dan waktu produksi yang cepat.
permesinan untuk menghasilkan waktu Keterkaitan berbagai parameter yang rumit
proses yang optimal pada pemrograman CNC dan saling berinteraksi dapat diselesaikan
Milling. Dari ketiga parameter tersebut dengan cepat. Di dunia industri saat ini, fungsi
diperkirakan akan mempengaruhi waktu CAD sangat vital. Dengan CAD kesalahan
proses dalam pemrograman mesin CNC dalam proses pembuatan desain bisa
Milling. Maka pada penelitian ini akan dicari diminimalkan, yang berarti waktu dan biaya
waktu yang optimal dalam pemrograman dapat sangat dioptimalkan.
pada CNC Milling berdasarkan variasi dari Sebagai software CAD, solidworks
parameter-parameter tersebut selanjutnya dipercaya sebagai perangkat lunak untuk
untuk mengetahui pengaruh ketiga parameter membantu proses desain suatu benda atau
tersebut. bangunan dengan mudah. Keunggulan
solidworks dari software CAD lain adalah
TINJAUAN PUSTAKA mampu menyediakan sketsa 2D yang dapat
Proses Permesinan diupgrade menjadi bentuk 3D. Software ini
Proses permesinan frais (milling) juga dapat melakukan simulasi pada desain
adalah proses penyayatan benda kerja yang telah buat. Analisi kekuatan desain juga
menggunakan alat potong dengan mata dapat dilakukan secara sederhana dengan
potong jamak yang berputar (Rochim, 1993). solidworks dan dapat membuat desain
Proses penyayatan dengan gigi potong yang animasi menggunakan fitur yang telah
banyak yang mengitari pisau ini bisa disediakan solidworks.
menghasilkan proses permesinan lebih cepat. Computer aided manufacturing (CAM)
Permukaan yang disayat bisa berbentuk adalah penggunaan software komputer untuk
datar, menyudut, atau melengkung. mengontrol tools mesin ataupun bagian mesin
Permukaan benda kerja bisa juga berbentuk lainnya yang berhubungan dengan proses
kombinasi dari beberapa bentuk. Mesin yang permesinan. Definisi lain dari CAM juga
digunakan untuk memegang benda kerja, berarti penggunaan komputer yang berfungsi
memutar pisau, dan penyayatannya disebut untuk membantu dalam semua perencanaan
mesin frais (milling machine). manufaktur, termasuk didalamnya
Proses permesinan milling sering perencanaan, managemen, transportasi dan
digunakan dalam pembuatan cetakan penyimpanan (Ricky, 2009). Integrasi CAM
(mould), untuk pekerjaan perataan dengan sistem CAD menghasillan proses
permukaan, pembentukan roda gigi, manufaktur yang lebih cepat dan lebih efisien.
pembentukan pola permukaan, dan pekerjaan Digunakanlah mesin CNC untuk melakukan
bor. Pada proses permesinan milling terdapat proses permesinan dan perancangan. Di
beberapa parameter yang berpengaruh banyak kasus sistem CAM akan bekerja
terhadap kekasaran permukaan komponen dengan perancangan CAD yang dibuat di
diantaranya adalah kecepatan pemotongan lingkungan 3 dimensi. Programmer CNC akan
atau kecepatan putaran spindel, kedalaman menentukan operasi mesin dan sistem CAM
pemakanan, geometri pahat, kecepatan yang akan membuat program CNC.
pemakanan dan penggunaan cairan Kompatibilitas sistem CAD/CAM dibatasi
pendingin. Proses terbentuknya geram telah untuk kebutuhan pengenalan kembali
diteliti untuk menemukan bentuk yang konfigurasi bidang kerja bagi sistem CAM.
mendekati ideal, berapa kecepatan (speed), Dengan kata lain perangkat lunak CAM
gerak makan (feed) dan parameter yang lain, biasanya terdapat bersama dengan mesin
yang di masa yang lalu diperoleh dengan CNC.
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
39
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Yudhyadi, Rachmanto, Ramadan: Optimasi parameter per-
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 mesinan terhadap waktu proses pada pemrograman CNC
Gambar 1. Tiga klasifikasi proses frais : (a) Frais periperal (slab milling), (b) frais muka (face
milling), dan (c) frais jari (end milling).
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
40
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Yudhyadi, Rachmanto, Ramadan: Optimasi parameter per-
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 mesinan terhadap waktu proses pada pemrograman CNC
Tabel 1. Kecepatan potong untuk beberapa komponen yang bisa diatur dalam proses
jenis bahan. penyayatan adalah putaran mesin/benda
Vc kerja. Nilai putaran dapat dihitung
No Bahan Benda Kerja
(m/menit) menggunakan persamaan (1).
1 Kuningan, Perunggu keras 30 – 45
2 Besi tuang 14 – 21 (3). Kecepatan pemakanan (Feedrate)
3 Baja >70 10 – 14 Gerak makan (f) adalah jarak lurus
4 Baja 50-70 14 – 21 yang ditempuh pisau dengan laju konstan
5 Baja 34-50 20 – 30 relatif terhadap benda kerja dalam satuan
6 Tembaga, Perunggu lunak 40 – 70 waktu, biasanya satuan gerak makan yang
7 Aluminium murni 300 – 500 digunakan adalah mm/menit.
8 Plastik 60 - 100
( Sumber : Sumbodo, 2008) V f = nf z z (2)
Tabel 2. Gerak makan (f) untuk berbagai kedalaman potong dan material benda kerja untuk
beberapa diameter alat potong (End Mill)
Diameter Alat Potong
Material Kedalaman ( 1,25 mm ) Kedalaman ( 6 mm )
3 mm 10 mm 12,5 mm 10 mm 18 mm
Low-carbon
0,0012 - 0,025 0,050 - 0,075 0,075 - 0,1 0,025 - 0,050 0,050 - 0,1
steel
High-carbon 0,0003 -
0,0003 - 0,025 0,025 - 0,075 0,050 - 0,1 0,025 - 0,1
steel 0,025
Tool Steel 0,0012 - 0,025 0,025 - 0,075 0,050 - 0,1 0,025 - 0,050 0,075 - 0,1
Cast
Aluminium 0,05 0,075 0,125 0,075 0,2
Alloy
Cast
Aluminium 0,025 0,075 0,125 0,075 0,15
Hard
Brass &
0,0012 - 0,025 0,075 - 0,1 0,1 - 0,15 0,05 - 0,075 0,1 - 0,15
Bronze
Plastics 0,05 0,08 0,125 0,075 0,2
(Sumber: Wijanarka, 2011), Catatan: Harga gerak makan (fz) dalam mm/gigi, sehingga perlu
dikalikan dengan jumlah gigi (z).
(4). Kedalaman pemotongan (Depth of cut) semakin kecil diameternya dan kedalaman
Kedalaman potong (a) ditentukan pemakanan pada benda kerja menjadi kecil.
berdasarkan selisih tebal benda kerja awal
terhadap tebal benda kerja akhir. Untuk METODE PENELITIAN
kedalaman potong yang relatif besar Penelitian ini mengunakan Metode
diperlukan perhitungan daya potong yang eksperimen, yaitu melakukan penelitian dan
diperlukan untuk proses penyayatan. pengamatan lansung dilapangan secara
Besarnya kedalaman pemakanan sistematis dengan membangun hubungan
berhubungan erat dengan kecepatan sebab akibat guna mendapatkan data-data
pemakanan dan juga dari diameter pahat yang diinginkan untuk selanjutnya dianalisis
tersebut. Semakin tinggi kecepatan (Sukardi, 2004). Tahapan dari penelitian
pemakanan, maka pahat yang digunakan diperlihatkan pada Gambar 2, menunjukkan
langkah-langkah eksperimen. Subjek
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
41
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Yudhyadi, Rachmanto, Ramadan: Optimasi parameter per-
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 mesinan terhadap waktu proses pada pemrograman CNC
G-Code NC Program
Kesimpulan
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
42
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Yudhyadi, Rachmanto, Ramadan: Optimasi parameter per-
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 mesinan terhadap waktu proses pada pemrograman CNC
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
43
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Yudhyadi, Rachmanto, Ramadan: Optimasi parameter per-
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 mesinan terhadap waktu proses pada pemrograman CNC
Tabel analisa statistik Anova dengan α diketahui bahwa nilai F tabel lebih tinggi dari
= 5%. Nilai dari F tabel dari masing-masing F hitung pada varian cutting speed dan nilai
varian (F0.05, 2, 8) adalah 4,46, sehingga F tabel kurang dari F hitung pada varian
feedrate dan depth of cut. Nilai ini
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
44
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Yudhyadi, Rachmanto, Ramadan: Optimasi parameter per-
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 mesinan terhadap waktu proses pada pemrograman CNC
140
Waktu Permesinan (menit)
120
100
140
120
100
(2). Hubungan feedrate (f) terhadap waktu memiliki mean waktu proses permesinan
proses pemesinan 92,84 menit. Hal ini menunjukan bahwa
Berdasarkan tabel Anova diketahui adanya hubungan bahwa semakin besar
nilai F-hitung untuk varian feedrate lebih feedrate, maka semakin singkat waktu
besar dari F-tabel (F-hitung = 46,53 > F- proses permesinannya.
tabel = 4,46) dan nilai sig. = 0,021 < 0,05. Hal
ini menunjukan bahwa feedrate (3). Hubungan depth of cut terhadap waktu
mempengaruhi secara signifikan terhadap proses pemesinan
waktu proses permesinan. Dari tabel Berdasarkan tabel Anova diketahui
pengukuran waktu proses permesinan dapat nilai F-hitung untuk varian depth of cut lebih
dibuat grafik hubungannya (Gambar 4), besar dari F-tabel (F-hitung = 53,63 > F-
dilihat bahwa dengan nilai pada faktor lain tabel = 4,46) dan nilai sig. = 0,018 < 0,05. Hal
(cutting speed dan depth of cut) yang sama ini menunjukan bahwa depth of cut
atau konstan, feedrate = 500 mm/menit mempengaruhi secara signifikan terhadap
memiliki mean waktu proses permesinan waktu proses permesinan. Dari tabel
147,56 menit, feedrate = 650 mm/menit pengukuran waktu proses permesinan dapat
memiliki mean waktu proses permesinan di buat grafik hubungannya (Gambar 4),
113,88 menit dan feedrate = 800 mm/menit dapat dilihat bahwa grafik cendrung menurun
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
45
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Yudhyadi, Rachmanto, Ramadan: Optimasi parameter per-
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 mesinan terhadap waktu proses pada pemrograman CNC
secara linier dengan kemiringan negatif. Dari atau konstan, depth of cut = 0,5 mm memiliki
grafik dapat diketahui bahwa waktu proses mean waktu proses permesinan 150,59
permesinan akan turun dengan menit, depth of cut = 0,75 mm memiliki mean
bertambahnya nilai depth of cut pada setiap waktu proses permesinan 111,14 menit dan
pemotongannya. Dengan nilai pada faktor depth of cut = 1 mm memiliki mean waktu
lain (cutting speed dan feeding) yang sama proses permesinan 92,55 menit.
Analisa Regresi percobaan masih berada dalam rentang nilai
Dari hasil yang didapatkan diketahui yang didefinisikan yang menunjukkan
bahwa hubungan cutting speed dengan waktu hubungan fungsional negatif dengan
proses permesinan telah memenuhi asumsi persamaan regresinya yaitu Waktu = 131.5 -
distribusi secara normal seperti terlihat pada 0.000178 Cutting Speed, begitu juga yang
Gambar 5,6,7, bahwa tampak secara visual terjadi untuk feedrate dan depth of cut dengan
gambar pada grafik dimana titik-titik hasil data persamaan regresinya yaitu Waktu = 236.7 -
Persamaan Regresi
Waktu = 131.5 - 0.000178 Cutting Speed
250 Regression
95% C I
95% PI
Waktu Permesinan (menit)
200 S 37.7422
R-Sq 0.7%
R-Sq(adj) 0.0%
150
100
50
0
55000 60000 65000 70000 75000 80000 85000 90000 95000
Cutting Speed (mm/menit)
Gambar 5. Sebaran titik data pada hubungan cutting speed dengan waktu
Persamaan Regresi
Waktu = 236.7 - 0.1824 Feedrate
250 Regression
95% CI
95% PI
Waktu Permesinan (menit)
200 S 28.1479
R-Sq 44.8%
R-Sq(adj) 36.9%
150
100
50
0
500 550 600 650 700 750 800
Feedrate (mm/menit)
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
46
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Yudhyadi, Rachmanto, Ramadan: Optimasi parameter per-
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 mesinan terhadap waktu proses pada pemrograman CNC
0.1824 Feedrate, Waktu = 205.1 - 116.1 permesinan. Seperti yang telah ditunjukan
Depth of cut. dalam grafik (Gambar 4) bahwa semakin
besar nilai cutting speed tidak akan
mempengaruhi waktu proses permesinannya
secara signifikan karena tidak tetapnya grafik
secara linier antara level rendah ke tinggi
yang cenderung naik turun pada tiap levelnya.
Level low menghasilkan mean waktu proses
Persamaan Regresi
Waktu = 205.1 - 116.1 Depth of cut
Regression
95% C I
200 95% PI
Waktu Permesinan (menit)
S 26.6893
R-Sq 50.3%
R-Sq(adj) 43.2%
150
100
50
0
0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0
Depth of cut (mm)
Gambar 7. Sebaran titik data pada hubungan depth of cut dengan waktu
Pembahasan hasil dengan software CAM permesinan 122,75 menit, level medium
Cutting speed berpengaruh secara 115,47 menit sedangkan pada level high
tidak nyata terhadap waktu proses 116,05 menit. Pemilihan nilai cutting speed
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
47
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Yudhyadi, Rachmanto, Ramadan: Optimasi parameter per-
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 mesinan terhadap waktu proses pada pemrograman CNC
akan menentukan nilai putaran spindel secara level 3 = 800 mm/menit, depth of cut level 3 =
linier, dimana semakin besar nilai cutting 1 mm, grafik pada kondisi tersebut terlihat
speed dan memperbesar nilai putaran dalam pada Gambar 8. Kondisi optimal dalam
rpm. Pada persamaan waktu proses penelitian ini dilihat berdasarkan dari lamanya
permesinan, putaran spindel bersama dengan waktu yang ditempuh dalam proses
feedrate akan menentukan waktu proses permesinannya. Hasil percobaan ini
permesian. Feedrate secara signifikan ditunjukkan pada Tabel 10.
mempengaruhi waktu proses permesinan.
Seperti yang telah ditunjukan dalam grafik Tabel 10. Hasil pengukuran dari waktu
(Gambar 4) bahwa semakin besar nilai optimal.
feedrate semakin mempercepat waktu proses Feed cut Rapid
Time
permesinan. Level low menghasilkan mean Toolpath length length
(menit)
waktu proses permesinan 147,56 menit, level (mm) (mm)
medium 113,88 menit selanjutnya pada level Face 6,73 5143,97 1239,59
high 92,84 menit. Depth of cut secara Rough 47,67 37217,87 4368,32
signifikan mempengaruhi waktu proses Finish 17,52 13598,66 2640,24
permesinan. Seperti yang telah ditunjukan Total 71,92 55960,5 8248,15
dalam grafik (Gambar 4) bahwa semakin
besar nilai depth of cut akan semakin Hasil percobaan pada Mesin CNC
mempercepat waktu proses permesinan. (Sampling)
Level low menghasilkan mean waktu proses Berdasarkan prosedur dalam
permesinan 150,59 menit, level medium pelaksanaan penelitian, proses percobaan
111,14 menit sedangkan pada level high pada Mesin CNC mengacu pada pemilihan
92,55 menit. Pada permesian CNC milling parameter yang optimal yang didapatkan dari
secara sistematis depth of cut akan analisis data yaitu spindle speed = 2000 rpm;
menentukan barapa kali suatu kontur akan feedrate = 800 mm/menit; depth of cut = 1
diselesaikan. mm. Adapun tahapan dalam percobaan pada
Dalam penelitian ini penentuan kondisi mesin CNC berdasarkan proses pengerjaan
optimal mengunakan bantuan program masing-masing toolpath yakni face dengan
Minitab 16 yang berdasarkan hasil dari nilai facemill 40 mm, rough dengan end mill 12
mean level dari masing-masing varian (Tabel mm, finish dengan end mill 6 mm, hasil dari
9) sehingga diketahui pengaturan parameter tiap-tiap proses pengerjaan yang terjadi
permesinan yang optimal pada kondisi cutting terlihat pada Gambar 9.
speed level 2 = 75360 mm/menit, federate
Pembahasan percobaan pada mesin CNC proses pada penelitian ini yang sebelumnya
Percobaan pada Mesin CNC yang proses pembuatan gambar benda kerja
dilakukan pada penelitian ini dengan dengan mengunakan Software Solidworks
mengunakan Mesin CNC Milling Mitshubishi yang kemudian ditransfer ke Software
M70, yang berdasarkan dengan parameter Mastercam X sebagai perantara untuk proses
hasil waktu optimum yang didapatkan pada perencanaan dan pembuatan lintasan pahat
analisa data yang telah dilakukan (Toolpath Geometry) dengan dilakukan
sebelumnya. Proses percobaan pada mesin simulasi terlebih dahulu sampai didapatkan G
CNC ini merupakan rangkaian dari tahapan Code, selanjutnya G Code tersebut ditransfer
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
48
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Yudhyadi, Rachmanto, Ramadan: Optimasi parameter per-
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 mesinan terhadap waktu proses pada pemrograman CNC
ke Mesin CNC Milling Mitshubishi M70 melalui Tabel 13. Data total hasil pengukuran waktu
USB Flash. proses permesinan pada Mesin CNC.
Pada tahapan percobaan yang Toolpath Time (menit)
dilakukan pada Mesin CNC, dibagi dalam tiga Face 6,72
tahapan proses permesinan yaitu pengerjaan Rough 47,57
permukaan (Facing), pengerjaan kasar Finish 17,88
(Rough) dan pengerjaan halus (Finishing). Total 72,17
Proses permesinan dengan pengerjaan kasar
kemudian dilakukan dalam 5 bagian Perbandingan waktu hasil CAM dengan
berdasarkan dengan toolpath masing – CNC Milling
masing yaitu; contour1, contour2, contour3, Hasil pengukuran waktu proses
pocket1 dan pocket2, data pengukuran waktu permesinan yang dilakukan pada mesin CNC
proses pemrograman pada pengerjaan kasar Milling kemudian dilakukan perbandingan
terlihat pada tabel 11. Adapun pengunaan dengan waktu proses yang didapatkan pada
parameter permesinan dan toolpath yang proses CAM dengan software Mastercam X,
digunakan mengacu pada yang telah adapun perbedaan hasilnya terlihat pada
ditetapkan pada metode penelitian dan hasil (Tabel 14) dimana waktu yang dihasilkan
dari simulasi dengan software Mastercam X. hampir persis sama, karena tidak adanya
perbedaan waktu secara nyata antara proses
Tabel 11. Data hasil pengukuran waktu pada CAM dengan proses pada mesin CNC
proses Rough. diketahui pada proses CAM didapatkan waktu
Rough Toolpath Time (menit) proses permesinannya yaitu 71,92 menit,
Contour 1 19,95 sedangkan pada proses dengan mesin CNC
Contour 2 5,21 didapatkan waktu proses permesinannya
Contour 3 8,26 yaitu 72,17 menit. Sehingga diketahui selisih
Pocket 1 9,40 waktu yang terjadi yaitu 0,25 menit atau 15
Pocket 2 4,75 detik dengan persentase 0,35%. Hal ini
Total 47,57 menunjukkan bahwa adanya perbedaan
waktu yang tidak signifikan antara proses
Proses permesinan dengan pengerjaan pada CAM dengan proses pada mesin CNC.
halus (Finishing) dilakukan dalam 4 bagian Hasil perbandingan tersebut memberikan arti
berdasarkan dengan toolpath masing – bahwa tanpa dilakukanya percobaan lansung
masing yaitu; contour1, contour2, pocket1 dan pada mesin CNC, waktu proses
pocket2, data pengukuran waktu proses permesinannya sudah bisa disimpulkan dari
pemrograman pada pengerjaan halus terlihat hasil percobaan simulasi pada proses CAM
pada tabel 12. Adapun pengunaan parameter dengan mengunakan software Mastercam X.
permesinan dan toolpath yang digunakan
mengacu pada yang telah ditetapkan pada Tabel 14. Data perbandingan waktu proses
metode penelitian dan hasil dari simulasi permesinan pada CAM dan Mesin CNC.
dengan software Mastercam X, selanjutnya Time (menit)
Toolpath
pada tabel 16 menunjukkan total hasil Proses CAM Proses CNC
pengukuran waktu proses permesinan yang Face 6,73 6,72
dilakukan pada percobaan menggunakan Rough 47,67 47,57
mesin CNC milling Mitshubishi M70. Finish 17,52 17,88
Total 71,92 72,17
Tabel 12. Data hasil pengukuran waktu
proses Finishing. KESIMPIULAN DAN SARAN
Finishing Toolpath Time (menit) Kesimpulan
Contour 1 3,40 Dari hasil eksperimen dan Analisa
Contour 2 5,82 Statistik dengan Anova pada taraf signifikansi
Pocket 1 6,26 5% didapatkan hasil:
Pocket 2 2,40 1. Bahwa cutting speed berpengaruh
Total 17,88 secara tidak nyata dengan kontribusi
persentase 0.92%, sementara feedrate
dan depth of cut berpengaruh secara
signifikan terhadap waktu proses
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
49
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Yudhyadi, Rachmanto, Ramadan: Optimasi parameter per-
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 mesinan terhadap waktu proses pada pemrograman CNC
https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.24
50