Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract
22
Safitri, Pengembangan Modul IPA... 23
dan energi banyak dilakukan pada kegiatan salah satu solusi untuk mengintegrasikan
pengolahan kopi. kearifan lokal ke dalam suatu pembelajaran
Faktanya pengintegrasian kearifan IPA. Tujuan penggunaan modul IPA
lokal ke dalam proses pembelajaran berbasis kearifan lokal tersebut agar siswa
khusunya IPA sangat jarang atau bahkan dapat terarahkan sesuai tujuan
tidak pernah digabungkan. Prasetyo (2013) pembelajaran, sehingga kesadaran siswa
menyatakan bahwa nilai-nilai yang dianut untuk menjaga, melestarikan dan
oleh masyarakat lokal yang penuh dengan mengembangkan lingkungannya juga
nilai-nilai kearifan lokal diabaikan dalam tumbuh seiring dengan materi IPA yang
berbagai pembelajaran termasuk diterimanya. Hal tersebut sesuai dengan
pembelajaran IPA. Hal ini diperkuat oleh pendapat Martawijaya (2014) bahwa buku
hasil wawancara dengan siswa di salah satu fisika peserta didik yang berbasis kearifan
SMP yang berada dekat dengan perkebunan lokal menempati posisi strategis dalam
kopi di daerah Panti Jember, yaitu SMP pembelajaran untuk meningkatkan karakter
Argopuro 2 Suci yang menyatakan bahwa dan ketuntasan belajar.
mereka tidak mengenal kearifan lokal Penelitian yang relevan dengan
daerah mereka dan dalam pembelajaran kearifan lokal yaitu penelitian yang
IPA tidak pernah mengaitkan tentang dilakukan oleh Warpala et al. (2010)
kearifan lokal. Hal tersebut tentu diperoleh hasil bahwa bahan ajar
menimbulkan keprihatinan karena pembelajaran sains berbasis kearifan lokal
pengetahuan siswa terhadap kearifan lokal dapat meningkatkan pemahaman konsep
daerahnya sendiri tidak ditumbuhkan di dan kinerja ilmiah siswa. Tujuan penelitian
dalam pembelajaran. ini antara lain: 1) untuk mendeskripsikan
Berdasarkan wawancara dengan guru validitas modul IPA berbasis kearifan lokal
IPA di sekolah tersebut, diperoleh data kopi, 2) untuk mendeskripsikan efektivitas
bahwa penggunaan bahan ajar di sekolah modul IPA berbasis kearifan lokal kopi
tersebut belum optimal. Bahan ajar yang ditinjau dari aspek hasil belajar dan
digunakan ialah buku teks dari berbagai aktivitas belajar siswa, dan 3) untuk
penerbit. Buku yang diperoleh dari berbagai mendeskripsikan respon siswa terhadap
penerbit memiliki beberapa kekurangan, penggunaan modul IPA berbasis kearifan
yaitu sajian pada buku tersebut masih lokal kopi.
bersifat umum dan belum disesuaikan
dengan lingkungan belajar siswa seperti METODE
keunggulan daerah.
Masalah lain ialah karakteristik siswa Jenis penelitian ini adalah penelitian
di SMP Argopuro 2 Suci cenderung kurang pengembangan. Penelitian pengembangan
aktif di dalam pembelajaran. Berdasarkan digunakan untuk menghasilkan produk
wawancara dengan guru dan observasi tertentu dan menguji keefektifan produk
diperoleh data bahwa keberanian siswa tersebut. Produk yang dimaksud berupa
untuk mengajukan pendapat dan bertanya modul IPA berbasis kearifan lokal kopi
kurang. Maulida et al. (2015) menyatakan pada pokok bahasan usaha dan energi di
bahwa aktivitas siswa yang rendah juga SMP. Penelitian ini menggunakan desain
mengakibatkan kejenuhan siswa dan model pengembangan Plomp. Bentuk alur
rendahnya semangat dalam belajar yang pengembangan model Plomp dapat dilihat
mengakibatkan rendahnya hasil belajar pada Gambar 1.
kognitif siswa. Tanpa adanya aktivitas
siswa proses belajar mengajar tidak dapat
berlangsung dengan baik.
Bahan ajar berupa modul berbasis
kearifan lokal kopi dapat digunakan sebagai
24 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 22-29
A : total skor respon yang dicapai terdiri dari validasi ahli dan pengguna. Data
B : total skor maksimal kuantitatif validasi ahli dan pengguna
(Trianto, 2009:241-242) digunakan untuk mendapatkan nilai
Kriteria menyatakan modul yang validitas akhir modul IPA berbasis kearifan
dikembangkan mendapatkan respon yang lokal kopi yang dikembangkan. Validitas
baik dan dapat dikatakan praktis, jika akhir ini menunjukkan spesifikasi modul
minimal presentase yang dicapai adalah ≥ yang dikembangkan memiliki kriteria valid
61% (Riduwan, 2013). dan dapat digunakan atau tidak. Adapun
rincian analisis validitas akhir modul IPA
HASIL DAN PEMBAHASAN berbasis kearifan lokal kopi pada pokok
Data hasil fase investigasi awal bahasan usaha dan energi di SMP dapat
diperoleh data bahwa bahan ajar yang dilihat pada Tabel 1. berikut.
digunakan di SMP Argopuro 2 Suci adalah Tabel 1. Hasil analisis validasi
buku paket BSE dan LKS dari penerbit Validitas
Validi-
komersil. Sajian buku-buku teks pelajaran Rata- Kri-
Aspek tas
rata tiap teria
tersebut cenderung tebal yang berisi teori Akhir
Aspek
umum dan belum menggabungkan nilai- Kelayakan
nilai kearifan lokal atau contoh konstektual 4,25
isi
di lingkungan sekitar. Selain itu, diperoleh Kelayakan
hasil analisis siswa yaitu siswa kelas VIII A 4,41
Penyajian
lebih terampil dalam menulis dan mencatat 4,39 Valid
Kelayakan
4,42
tetapi cenderung pasif saat pembelajaran kegrafikaan
dan belum memahami bahwa kopi adalah Kelayakan
4,5
kearifan lokal daerahnya. Bahasa
Fase desain dilakukan untuk Berdasarkan hasil analisis validasi
merancang modul IPA berbasis kearifan pada Tabel 1. diperoleh nilai validitas akhir
lokal kopi yang dikembangkan. Modul IPA modul sebesar 4,39 sehingga memenuhi
yang dikembangkan termasuk ke dalam kriteria valid. Hal ini sesuai dengan
bahan ajar cetak dengan ukuran A4 (21 x penelitian Yulicahyani et al. (2017) bahwa
29,7) cm. Desain modul dirancang dengan modul pembelajaran IPA fisika materi suhu
menggunakan Microsoft Office Publisher dan pemuaian berbasis potensi lokal
2010. Pada tahap ini pula dilakukan “Kerajinan Logam Sayangan” termasuk
penyusunan perangkat pembelajaran yang dalam kategori valid. Kriteria valid sebesar
digunakan sebagai penunjang dalam 4,39 didapatkan karena nilai yang diperoleh
penelitian, antara lain silabus, RPP, dalam setiap aspek (kelayakan isi,
instrumen penilaian berupa soal post test penyajian, kegrafikaan dan bahasa)
dan instrumen aktivitas belajar siswa serta memperoleh nilai di atas rata-rata skor
angket respon siswa. minimal. Sesuai BSNP (2007) menyatakan
Fase realisasi/konstruksi dihasilkan bahwa kelayakan isi mempunyai rata-rata
secara utuh modul IPA berbasis kearifan skor minimal 2,75; kelayakan penyajian,
lokal kopi pada pokok bahasan usaha dan kegrafikaan dan bahasa mempunyai rata-
energi di SMP yang siap untuk rata skor minimal 2,5 pada setiap aspek.
direalisasikan pada tahap berikutnya. Hasil Pada aspek kelayakan isi
dari tahap ini disebut dengan prototipe I. mendapatkan skor terendah dikarenakan
Selanjutnya hasil ini yang akan divalidasi keluasan dan kedalaman materi yang
oleh para validator pada tahap tes, evaluasi terdapat pada modul masih sulit untuk
dan revisi. dipahami serta gambar, diagram dan
Tahap tes, evaluasi dan revisi ilustrasi kurang sesuai dengan basis
dilakukan 2 kegiatan utama, yaitu validasi kearifan lokal kopi. Beberapa indikator
dan uji coba lapangan. Kegiatan validasi tersebut kemudian direvisi sesuai dengan
26 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 22-29
saran atau masukan dari validator. Pada Data hasil post test ditunjukkan pada Tabel
aspek kelayakan penyajian medapat skor 2. Berikut.
4,41 dikarenakan penyajian contoh soal Tabel 2. Hasil analisis post test siswa
dalam modul kurang mengambil contoh- Data Hasil
contoh dalam kearifan lokal kopi sehingga Jumlah siswa 39
perlu dibenahi kembali. Rata-rata 73,79
Aspek kelayakan kegrafikaan Nilai tertinggi 96
memperoleh skor 4,42 dikarenakan Nilai terendah 14
penampilan unsur (judul kegiatan belajar, Jumlah siswa tuntas 32
Jumlah siswa tidak tuntas 7
subjudul kegiatan belajar dan angka
Ketuntasan klasikal 82,05%
halaman/folio) tata letak modul telah
Berdasarkan data tersebut diperoleh
konsisten pada setiap bagian modul. Pada
ketuntasan klasikal sebesar 82,05%. Sesuai
aspek kelayakan bahasa memperoleh skor
pendapat Hobri (2010) modul yang
yang paling besar, yaitu 4,5 dikarenakan
dikembangkan dianggap efektif jika nilai
bahasa yang digunakan pada modul sudah
hasil belajar siswa tuntas secara klasikal
sesuai dengan perkembangan intelektual
sebesar ≥ 80%. Sehingga dapat dikatakan
siswa
bahwa modul IPA berbasis kearifan lokal
Selanjutnya mengenai hasil analisis
kopi pada pokok bahasan usaha dan energi
efektivitas modul IPA berbasis kearifan
di SMP efektif ditinjau dari hasil belajar
lokal kopi pada pokok bahasan usaha dan
siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
energi di SMP. Hasil analisis efektivitas
Mannan et al. (2015) yang menyatakan
modul IPA berbasis kearifan lokal kopi
bahwa pengintegrasian perangkat
didasarkan pada hasil belajar kognitif
pembelajaran dengan kearifan lokal efektif
melalui post test dan aktivitas belajar siswa.
dalam mempengaruhi aspek kognitif siswa.
diajukan guru. Hal ini didukung dengan terbiasa menerima materi yang dikaitkan
penelitian Musfirotun (2010) yang dengan kearifan lokal. Suastra (2005)
menyatakan bahwa siswa masih malu-malu menyatakan bahwa pembelajaran
dan ragu-ragu dalam menjawab ataupun berorientasi kearifan lokal lebih
mempresentasikan hasil diskusi. memberikan kesan yang kontekstual dalam
Presentase aktivitas belajar siswa pembelajaran sehingga siswa mudah
keseluruhan diperoleh presentase nilai memahami materi yang dipelajari.
sebesar 84,33% dengan kategori sangat Presentase respon tertinggi dicapai
aktif. Keaktifan siswa yang menunjukkan pada aspek ketercapaian tujuan indikator 3
kategori sangat aktif dikarenakan rasa yang berisi pernyataan “saya baru mengerti
tertarik siswa untuk mempelajari modul bahwa pembelajaran IPA dapat dikaitkan
IPA yang menggabungkan nilai-nilai dengan kearifan lokal”, yaitu sebesar
kearifan lokal kopi pada materi usaha dan 88,46%. Hal ini dikarenakan siswa belum
energi. Hal tersebut sependapat dengan diperkenalkan apa itu kearifan lokal,
Hasanah et al. (2015) yang menyatakan sehingga melalui modul IPA yang
bahwa rasa tertarik siswa terhadap modul dikembangkan ini siswa baru memahami
mitigasi bencana berbasis potensi lokal apa itu kearifan lokal dan ternyata dapat
membuat siswa menjadi senang dan aktif dikaitkan dalam pendidikan khususnya
dalam belajar. pembelajaran IPA. Sesuai pendapat
Pembahasan selanjutnya mengenai Wahyuni (2015) bahwa kearifan lokal
respon siswa. Respon siswa dilakukan seharusnya dipelihara dan dapat
untuk mengetahui kepraktisan modul IPA diimplementasikan dalam pendidikan.
yang dikembangkan. Adapun analisis data Rata-rata presentase respon yang
angket respon siswa terhadap penggunaan dicapai sebesar 84,62% dengan kriteria
modul IPA berbasis kearifan lokal kopi sangat baik. Hal ini menandakan bahwa
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. modul IPA berbasis kearifan lokal kopi
Tabel 3. Hasil analisis respon siswa yang dikembangkan dapat diterima dengan
Presen- baik oleh siswa. Sesuai pendapat Hariri et
Indi- tase al. (2016) bahwa siswa memberi respon
Aspek Kriteria
kator Respon positif terhadap pembelajaran berbasis
(Pa) sains budaya lokal ngaseup. Diperkuat pula
Keter- 1 84,62% Sangat baik
oleh Sholakhuddin et al. (2016) bahwa
capaian 2 85,26% Sangat baik
tujuan
respon siswa terhadap penggunaan PSB
3 88,46% Sangat baik
Keter- 5 85,26% Sangat baik
dengan AFKF berbasis kearifan lokal
tarikan 6 84,62% Sangat baik adalah sangat tinggi.
4 76,92% Baik
Materi 7 86,54% Sangat baik SIMPULAN DAN SARAN
8 85,26% Sangat baik
Rata-rata Kesimpulan penelitian ini
presentase 84,62% Sangat baik menunjukkan bahwa modul IPA berbasis
respon kearifan lokal kopi yang dikembangkan: 1)
Berdasarkan Tabel 3. pada aspek valid dengan hasil validasi akhir sebesar
materi indikator 4 mendapatkan respon 4,39; 2) efektif baik ditinjau dari aspek hasil
terendah yang berisi pernyataan “saya belajar maupun aktivitas belajar siswa; dan
merasa kesulitan dalam mempelajari materi 3) mendapatkan respon sangat baik dengan
yang dikaitkan dengan kearifan lokal” presentase respon sebesar 84,62%.
dengan presentase sebesar 76,92%. Hal ini Terdapat saran dalam penelitian ini,
wajar apabila siswa merasa sedikit kesulitan yaitu guru dapat lebih tegas dalam
dalam mempelajari materi yang dikaitkan menyampaikan materi di depan kelas agar
dengan kearifan lokal, sebab siswa belum semua siswa dapat tuntas secara klasikal
28 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 22-29
Hariri, A. I., Kartimi, dan A. Mulyani. Maulida, R., Sahyar, dan N. Bukit. 2015.
2016. Penerapan Pembelajaran Pengembangan Bahan Ajar Fisika
Berbasis Sains Budaya Lokal SMA Berbasis Investigasi pada
Ngaseup pada Konsep Sistem Materi Fluida Dinamis untuk
Reproduksi Manusia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Meningkatkan Keterampilan Jurnal Tabularasa PPS UNIMED.
Berpikir Kritis Siswa Kelas XI 12(3):285-293.
SMAN 1 Maja. Scientiae Educatica:
Jurnal Sains dan Pendidikan Sains. Musfirotun. 2010. Peningkatan Keaktifan
5(1):1-14. Siswa dalam Pembelajaran IPA
Melalui Pendekatan Cooperative
Hasanah, I., S. Wahyuni, dan R. W. Tipe Numbered Head Together pada
Bachtiar. 2016. Pengembangan Siswa Kelas V SD Negeri 2 Buwaran
Modul Mitigasi Bencana Berbasis Mayong Jepara. Jurnal
Potensi Lokal yang Terintegrasi Kependidikan Dasar. 1(1): 39-47.
dalam Pelajaran IPA di SMP. Jurnal
Pembelajaran Fisika. 5(3): 226-234. Prasetyo, Z. K. 2013. Pembelajaran Sains
Berbasis Kearifan Lokal.
Hobri. 2010. Metodologi Penelitian PROSIDING : Seminar Nasional
Pengembangan: Aplikasi pada Fisika dan Pendidikan Fisika.
Penelitian Pendidikan Matematika.
Jember: Pena Salsabila. Riduwan. 2013. Skala Pengukuran
Variabel-Variabel Penelitian.
Kartono, Hairida, dan G. Bujang. 2011. Bandung: Alfabeta.
Penelusuran Budaya dan Teknologi
Lokal dalam Rangka Rekonstruksi Setyowati, R., Parmin, dan A.
dan Pengembangan Sains di Sekolah. Widiyatmoko. 2013. Modul IPA
Jurnal Cakrawala Kependidikan. Berkarakter Peduli Lingkungan
9(1): 19-26. Tema Polusi sebagai Bahan Ajar
Siswa SMK N 11 Semarang. Unnes
Listyawati, M. 2012. Pengembangan Science Education Journal. 2(2):
Perangkat Pembelajaran IPA 245-253.
Terpadu di SMP. Jurnal Pendidikan
IPA.1(1):61-69. Sholakhuddin, M. N., Sutarto, dan Subiki
2016. Paket Sumber Belajar (PSB)
Mannan, M. N., A. Sopyan, dan Sunarno. dengan Analisis Foto Kejadian Fisika
2015. Pengembangan Perangkat (AFKF) Berbasis Kearifan Lokal
Pembelajaran Berbasis Kearifan pada Pembelajaran Fisika di SMK
Lokal untuk Mengembangkan (Kajian Pengembangan pada Pokok
Karakter Positif Siswa SD. Jurnal Bahasan Fluida untuk SMK Jurusan
Inovasi dan Pembelajaran Fisika. Perikanan Kelautan). Jurnal
2(2):141-146. Pembelajaran Fisika. 5(3): 253-260.
Safitri, Pengembangan Modul IPA... 29