Sie sind auf Seite 1von 7

JENIS ARTHROPODA GOA GUMBASALU

KECAMATAN BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA


DAN PENGEMBANGANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Rosnita¹; Achmad Ramadhan dan Hartono D Mamu²
Kaktus.hijau@gmail.com
¹Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako
²Tim Dosen Pengajar program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
The purpose of this study was to identify and describe the types of arthropods in Gumbasalu
cave Bambalamotu District of North Mamuju regency. The result of this study then developed into
biology teaching media in the form of a paperback book and audio-visual media. This study was
held in form of descriptive research and development using 4D design. Sampling for Arthropods
used direct collection techniques and pitffal trap then identified using a key book determination.
Results of the study found 16 species of arthropods, which consists of 2 class of crustasea, 6 class
of insect, 3 class of arachnid and 5 class of Myriapoda as for the type found is Parathelphusa sp,
Macrobrachium lar. F, Rhaphidophora sp, Apis sp, sp Lophobaris, Formica rufa. L, Lepisma sp,
sp Antomeris, Heteropoda sp, sp Charon, Heteropoda beroni, Scutigera sp, Scolopendra sp, sp
Julus, Nerceus sp, Julus sp. Results were then used as a paperback book and audio-visual media.
These two media then validated by the validation results for the paper back book content expert
(83.3%), media experts (86.15%), design experts (82.8% ), and audio-visual media experts
(93.3%), and then tested on the test results of students with small group for a paperback book
(85.2%), testing a large group (86.4%). For audio visual media the percentage result was in a
small group (83.51%), in a large group (87.4%). The result of this study shows that learning media
in the form of a paperback book and audio-visual is proper for use.
Keywords: arthropods, caves, learning media.

Sulawesi merupakan salah satu kawasan trofik rantai makanan di dalam goa. Oleh
karst (Rahmadi, 2012), di-antaranya terdapat karena itu, mereka memiliki peran penting
di Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat. dalam ekosistem goa dan keberadaannya perlu
Perbukitan di kawasan ini membentuk mendapat perhatian. Arthropoda memiliki
tonjolan-tonjolan kecil dan di beberapa tempat karakter yang unik atau khas yang mencakup
terdapat bongkahan batu yang tidak beraturan. aspek ekologi dan biologi (Rahmadi, 2002).
kawasan karst Gumbasalu memiliki beberapa Dalam dunia pendidikan te-rutama
pintu yang menjadi jembatan antara kehidupan pendidikan tinggi, biologi, biospeleologi
dalam goa dan kehidupan di luar goa. mestinya merupakan bidang yang cukup
Ekosistem goa yang terbentuk di dalam strategis yang perlu diajarkan kepada
batuan gampling menciptakan sebuah habitat mahasiswa. Pengetahuan tentang biota goa
bagi makhluk hidup. Fauna goa dapat berperan dalam pendalaman teori dan konsep
dikategorikan ke dalam tiga kelompok maupun explanasi atau memberi contoh nyata
berdasarkan tingkat aktivitas dan adaptasi di (misalnya dalam bidang ekologi, evolusi, dan
dalam goa yaitu trogloxene, troglophile dan biodiversitas).
troglobite (Rahmadi dan Wiantoro, 2008). Media pembelajaran merupakan salah
Arthropoda merupakan penyumbang satu alat komunikasi dalam proses
terbesar kekayaan fauna di dalam goa. Takson pembelajaran. Dikatakan demikian karena di
ini menduduki berbagai macam habitat dan dalam media pengajaran terdapat proses

9
10 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 3, Juli 2016 hlm 9-15 ISSN: 2302-2027

penyampaian pesan, dari pendidik terhadap Hasil penelitian ditemukan 16 jenis


anak didik. Sedangkan pesan yang dikirimkan Arthropoda, yang terdiri dari 2 kelas crustasea,
biasanya, berupa informasi atau keterangan 6 kelas insect, 3 kelas arachnida, dan 5 kelas
dari pengirim pesan (Indriana, 2011). myriapoda adapun jenis yang ditemukan adalah
Fauna goa memiliki ke-istimewaan Parathelphusa sp, Macrobrachium lar. F,
tersendiri, Sehingga penulis tertarik untuk Rhaphidophora sp, Apis sp, Lophobaris sp,
meneliti lebih mendalam. Karena setiap karts Formica rufa. L, Lepisma sp, Antomeris sp,
memiliki tipe vegetasi yang berbeda. salah satu Heteropoda sp, Charon sp, Heteropoda beroni,
faunanya adalah arthropoda. Arthropoda dalam Scutigera sp, Scolopendra sp, Julus sp,
goa perlu diketahui oleh mahasiswa yang Nerceus sp, Julus sp.
mempelajari Zoologi Invertebrata, salah satu Hasil yang diperoleh selanjutnya
cara memperkenalkanya dengan menggunakan dijadikan buku saku dan audio visual sebagai
media pembelajaran berupa buku saku dan pengembangan media buku saku dan audio
vidio pembelajaran. visual divalidasi dengan hasil validasi untuk
buku saku ahli isi (83,3%), ahli media
METODE (86,15%), ahli desain (82,8%), dan ahli media
audio visual (93,3%), kemudian diuji cobakan
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif pada mahasiswa dengan hasil uji coba
kualitatif dengan meng-gunakan metode survei kelompok kecil untuk buku saku (85,2%), uji
dan penelitian pengembangan (research and coba kelompok besar (86,4%), sedangkan
development). Penelitian ini dilakukan untuk untuk media audi visual didapatkan presentase
mengambil data di lapangan dengan proses tiga untuk uji kelompok kecil (83,51%), uji coba
kali pengambilan sampel dengan waktu kelompok besar (87,4%). Hasil penelitian ini
berbeda kemudian lanjut pada tahap berikutnya mununjukan bahwa media pembelajaran
yaitu penelitian dilakukan setelah selesai berupa buku saku dan audio visual layak untuk
melakukan penelitian survei, dimana penelitian digunakan.
ini mengembangkan sebuah produk media Lingkungan goa dibagi menjadi tiga zona
pembelajaran berdasarkan data dari penelitian yaitu zona terang, zona senja dan zona gelap
survei. pembagian ini berdasarkan para ahli
Data hasil pengamatan jenis-jenis Biospeleologi (Ko, 1983, dan Suharjono,
Arthropoda goa yang diperoleh kemudian 2012).
diidentifikasi menggunakan buku determinasi, Kondisi klimati di dalam goa mengalami
setiap jenis Arthropoda dideskripsikan menurut fluktuasi mengikuti kondisi luar goa dalam
taksonomi dan data tersebut selanjutnya kisaran yang relatif lebih kecil. Tetapi hasil
disusun menjadi buku saku dan audio visual tersebut berbeda dengan hasil pengukuran
sebagai media pembelajaran biologi. kondisi klimati oleh Rahmadi (1999) di Goa
Anjani, yang melaporkan bahwa kondisi
HASIL DAN PEMBAHASAN klimati ditiap zona Goa Anjani relatif seragam
kondisi ini kemungkinan dipengaruhi dengan
Penelitian yang dilakukan di Goa sisteam pergoaan dimana pada Goa Gumbasalu
Gumbasalu Desa Kalola Kecamatan memiliki sisteam pergoaan terbuka dan Goa
Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara Anjani memiliki sisteam pergoaan tertutup.
berupa jenis Arthropoda goa yang
diidentifikasi di laboratorium Pendidikan Arthropoda Goa Gumbasalu
Biologi FKIP Universitas Tadulako Palu. Hasil Fauna goa umumnya didominasi oleh
tersebut selanjutnya dideskripsikan untuk Arthropoda, karena Arthropoda memegang
dijadikan buku saku dan audio visual.
Rosnita, dkk. Jenis Arthropoda Goa Gumbasalu Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara …………… 11

peranan yang sanggat penting. Arthropoda Arthropoda Banyak yang ditemukan dari
merupakan penyumbang terbesar fauna dalam kelas insekta sama dengan penelitian yang
goa. Banyak Arhropoda yang ditemukan di dilakukan oleh (Kamal, dkk, 2008) yang
Goa Gumbasalu dan ada beberapa yang menemukan 20 spesis Arthropoda yang
mengambarkan ciri khusus yang berbeda terbanyak dari kelas insekta hal ini wajar
dengan kerabatnya yang berada di luar goa. mengingat insekta atau serangga hewan yang
Perbedaan secara morfologi sangat jumlahnya paling dominan diantara sepsis
nampak kebanyak Arthropoda. Arthropoda hewan lainya dalam filum Arthropoda. Seperti
dalam goa memiliki tungkai dan antena yang yang dinyatakan oleh (Borror, 1992) serangga
panjang sementara mata mereduksi. Hal ini merupakan hewan yang paling dominan
dapat diamati dari beberapa Arthropoda yang dimuka bumi, dalam jumlah mereka melebihi
ditemukan di dalam Goa Gumbasalu, semua hewan melata lainya dan serangga
kebanyakan pada zona gelap yaitu pada kelas tersebut terdapat dimana-mana.
arachnida. Penelitian yang dilakukan di Goa
Perbedaan secara morfologi Arthropoda Gumbasalu, pada zona terang spesies yang
goa dengan kerabatnya di luar goa dipengaruhi ditemukan antara lain Apis cerana, lophobaris
oleh faktor klimati seperti yang di nyatakan sp, Formica rufa, lepisma sp, Asterocampa
oleh Goltenboth, dkk (2012), Habitat goa Clyton, Nerceus sp dan julus sp. Semua jenis
dicirikan oleh batas-batas yang jelas yaitu tidak yang ditemukan tidak mencirikan kekhasan
berhubungan langsung dengan alam luar, arthropoda goa seperti antena yang panjang dan
terjadi penurunan ketersedaan cahaya dan mata yang mereduksi. Hal ini dikarenakan pada
kestabilan yang komperatif dan faktor-faktor mulut goa masih mendapatkan pasokan energi
iklim seperti temperatur, kelembapan dan yang cukup yang membuat spesis tersebut tidak
aliran udara. mengalami perubahan secara morfologi untuk
Perbedaan karakter lingkungan pada pertahanan hidup.
masing-masing zona memberi pengaruh Zona remang yang berada pada posisi
terhadap Arthropoda yang ada. Faktor klimati agak ke dalam goa, dimana cahaya masih
merupakan hal mendasar dalam keberadaan terlihat remang-remang. Daerah ini tidak
Arthropoda goa yang berkembang biak pada disinari cahaya matahari secara langsung hanya
masing-masing zona, semakin ke dalam berupa pantulan, maka suhu pada daerah ini
semakin sedikit Arthropoda yang ditemukan. masih terpengaruh oleh kondisi lingkungan luar
Ada perbedaan iklim yang dapat goa, dalam hal ini cahaya matahari selanjutnya
mempengaruhi area di dalam goa, yang suhunya masih berfluktuasi.
menyebabkan zonasi pada goa. Zonasi yang Menurut Ko (2007) pada zona senja
dimaksud meliputi : zona terang, zona remang, paling banyak ditemukan hewan. Hal ini tidak
dan zona gelap. Zona terang merupakan daerah ditemukan pada Goa Gumbasalu pada
goa yang banyak memiliki sumber pakan yang penelitian, karena adanya migrasi hewan yang
tinggi bagi Arthropoda seperti guano, mikro ditandai dengan adanya jejak yang tertinggal,
organisme dan kayu lapuk. Zona terang sangat seperti lubang kepiting dan tempat kelelawar
dekat dengan lingkungan luar goa, maka tak beristirahat pada siang hari. Hewan-hewan
heran banyak ditemukan spesies pada zona bermigrasi karana mereka merasa habitatnya
terang yang memiliki variasi lingkungan yang terancam dengan seringnya aktifitas manusia
tinggi, terutama kondisi klimati. Karena daerah yang keluar masuk goa untuk mengambil batu
luar goa masih memiliki tingkat variasi iklim dan menangkap kelelawar yang dibuktikan
yang tinggi yang menyebabkan banyak spesies dengan banyaknya jejak kaki pada lantai goa
yang hidup pada zona terang/ mulut goa. dan ditemukan alat tangkap kelelawar di dalam
goa.
12 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 3, Juli 2016 hlm 9-15 ISSN: 2302-2027

Zona remang ditemukan seperti sedikit ditemukan Arthropoda hal ini juga
kubangan kecil tetapi jika pada musim hujan dikarenakan baru saja terjadi banjir, jadi
daerah ini akan terlihat aliran sungai yang kecil Arthropoda yang menghuni guano tidak
yang mengalir sampai pada zona gelap. Sungai ditemukan karena terbawa oleh air.
menjadi salah satu habitat bagi hewan. Arthropoda Goa Gumasalu terdapat 16
Menurut Culver dkk (2006), bahwa spesis, sementara kelimpahan secara
sungai merupakan bagian penting dalam goa kuantitatif tidak dapat diketahui, tetapi
karena memasok bahan organik di luar goa berdasarkan kualitatif kelimpahan Arthropoda
yaitu berupa serasah atau kayu-kayu yang di dominasi oleh Rhephidophora sp, diikuti
lapuk, sangat penting bagi sumber pakan oleh Macrobacrium lar, Scutigera sp, Apis
Arthropoda yang ada di zona tersebut. pada cerana, lophobaris sp, Formica rufa, lepisma
zona remang ditemukan kelas crustacean, sp, Nerceus sp dan julus. Untuk kelimpahan
insekta, myriapoda dan arachnida. Hal ini paling rendah yaitu Asterocampa Clyton dan
mewakili semua fillum arthropoda pada kelas Arachnida.
tingkatan kelasnya adapun spesis yang Berbeda dengan hasil penelitian yang
ditemukan yaitu Macrobrachium lar, dilakukan (Rahmadi, 2002) di Goa Ngeron
Rhaphidophora sp, Scolopendra sp dan Tuban ditemukan 22 Arthropoda dari kelas
Heteropoda sp, Parathelphusa sp. Didaerah arachnida (9 spesis), kelas crustasea (4 spesis),
senja sering ditemukan troglosen yaitu jenis kelas mryapoda (1 spesis) dan kelas insekta ( 7
hewan yang sebenarnya asing bagi lingkungan spesis). Kelimpaha pada Arthropoda dapat
goa. terjadi berdasarka kisaran toleransi karena tiga
Hewan ini biasanya menghuni goa hanya hal yaitu usia, kondisi fisiologi dan
sebagai tempat beristirahat atau melindungi diri kemampuan adaptasi.
dari iklim dan musuh di luar goa tetapi untuk
makan hewan-hewan ini mencari makan di luar Kondisi Klimati Goa Gumbasalu
goa. Selanjutnya jika kita masuk ke arah makin Pengukuran parameter fisik Goa
dalam kita akan mendapatkan zona gelap. Gumbasalu, didapatkan temperatur tiap zona
Zona gelap yang memiliki substrat berbeda dimana pada mulut goa/ zona terang
lumpur dan terdapat aliran sungai. Arthropoda didapatkan variasi temperatur, semakin masuk
yang ditemukan relatif lebih sedikit ke dalam suhu temperatur semakin rendah.
dibandingkan dengan dua zona sebelumnya Pada zona gelap kita akan menemukan suhu
(zona terang dan zona remang). Berbeda yang konstan, berbeda dengan zona terang dan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh zona remang yang dimana suhunya sangat
(Kamal, dkk, 2008) yang menemukan pada dipengaruhi oleh suhu di luar goa.
zona gelap lebih banyak ditemukan Arthropoda Menurut Writen (2000) keadaan suhu di
dibandingkan dengan zona terang dan zona dalam goa berkisar antara 24-25˚C, berbeda
remang. Adapun jenis Arthropoda yang dengan kisaran suhu yang berada di luar goa
ditemukan pada zona gelap yaitu Scutigera sp, sekitar 24-32˚C, kelembapan udara di dalam
Macrobachrium lar, Heteropoda beroni, goa tidak turun sampai dibawah 97% meskipun
Rhaphidophora sp, dan Caron sp, terdiri dari kelembapan udara di luar goa pada tengah hari
kelas myriapoda, crustacea, arachnida dan sudah sekitar 75 %.
insekta. Dari ketiga zona, pada zona gelap yang Hal tersebut dapat terlihat pada zona
bagian dalam dari goa yang paling sedikit remang yang suda termaksud dalam goa
ditemukan spesis Arthropoda. Hal ini didukung kelembapan mencapai 97 %, pada zona gelap
oleh pernyataan Ko (2007) dari ketiga zona yang berada dibagian paling ke arah dalam goa
yang paling sedikit dihuni oleh hewan adalah kelembapan mencapai 99 %, sementara zona
pada zona gelap. Pada zona gelap sangat terang atau mulut goa kelembapan mencapai
Rosnita, dkk. Jenis Arthropoda Goa Gumbasalu Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara …………… 13

99%. Kelembapan udara serta suhu maksimum yang singkat tetapi jelas. Penulisan klasifikasi
dan minimum terjadi setelah adanya keadaan dan setiap jenis Arthropoda yang menampilkan
maksimum dan minimum di luar goa. foto pada tiap penjelasan akan memudahkan
Sementara untuk intesitas cahaya terlihat mahasiswa untuk lebih memahami mengenai
makin ke arah dalam goa cahaya makin minim Arthropoda.
sampai tidak ada. Hasil validasi buku saku oleh para ahli
Writen (2000) mengemukakan, semua diperoleh kriteria layak dengan presentase
penghuni goa tergantung pada bahan makanan 76,6%, pada validasi ahli media mendapatkan
dan bahan yang dibawah masuk ke dalam goa, 76,2% tergolong layak dan untuk ahli desain
dimana makanan merupakan salah satu sumber didapatkan presentase 82,8% kategori sangat
energi bagi Arthropoda untuk mempertahankan layak, tingkat kelayakan berdasarkan Arikunto
hidupnya dan berkembang biak. Ko (1983) (2006).
juga menggungkapkan cara lain ialah akibat Hasil validasi buku saku oleh para ahli
ulah binatang yang keluar masuk goa seperti diperoleh rata-rata presentase sebesar 78,53%
kalelawar, burung, seriti, burung walet yang maka pengembangan media pembelajaran buku
membuang kotoran di dalam goa yang saku di-nyatakan sangat layak sebagai media
dinamakan guano. pembelajaran zoologi invertebrata.
Pada penelitian kali ini, terlihat Uji coba kelompok kecil yang dilakukan
Rephidophora sp atau jangkrik goa selalu hadir pada 15 mahasiswa. Hasil validasi para ahli,
pada tiap zona. Pada zona terang jangkrik goa data yang disajikan dianalisis menggunakan
ditemukan dibalik batu, sementara pada zona tehnik analisis deskriptif kuantitatif. Dimana
remang dan gelap Rephidophora sp terdapat di analisis deskriptif kuantitatif yaitu cara yang
dinding, lantai dan atap goa, pada goa yang digunakan untuk mengubah data menjadi angka
berair juga terlihat Rephidophora sp berenang kemudian dibahasakan kembali kedalam
dengan gaya melompat-lompat. Dari semua kalimat yang terdiri dari tiga analisis data yakni
jenis Arthropoda yang ditemukan, ahli isi, ahli media, dan ahli desain pada uji
Rephidophora sp yang paling banyak dan coba kelompok kecil ini penulis sudah
paling aktif bergerak, karena Rephidophora sp memasukan keterwakilan beberapa
memiliki mobilitas tinggi dan selalu mendapat karakteristik mahasiswa dan ditemukan
pakan dari guano seperti yang dinyatakan oleh presentase 85,2%. Hasil tersebut tergolong
Ko (1983) guano menghidupi jangkrik dan dalam kelayakan layak menurut (Arikunto,
binatang yang tak bertulang belakang lainya 2006).
Hal inilah yang menjadikan Hasil uji coba lapangan menggunakan
Rephidophora sp hadir di setiap zona. Pada angket kepada 21 orang mahasiswa kriteria
penelitian yang dilakukan oleh (Harjanto & layak dengan presentse 86,4%. Rubrik yang
Rahmadi, 2011) menemukan hal yang sama mereka tanggapi dan nilai terdiri dari daya tarik
seperti penelitian di Goa Gumbasalu, bahwa media, mudah dipahami, kejelasan tulisan dan
Rephidophora sp dapat dijumpai di mulut goa tampilan buku saku. Besaran presentase
hingga lorong terdalam goa. kelayakan Maka pe-ngembangan media
pebelajaran buku saku dinyatakan layak
Pengembangan Media Pembelajaran Buku sebagai media pembelajaran zoologi
Saku invertebrata.
Buku saku digunakan sebagai alat bantu Hasil pembahasan ini didukung oleh
untuk menyampaikan informasi tentang materi Arikunto (2006) yang menyatakan bahwa
pelajaran yang bersifat satu arah, sehingga bisa mendia pembelajaran dapat dikatakan layak
mengembangkan potensi peserta didik menjadi bila rata-rata presentase dari angket validasi
mandiri. Buku saku disajikan dengan materi ahli media, ahli isi dan respon diatas 61%.
14 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 3, Juli 2016 hlm 9-15 ISSN: 2302-2027

Pengembangan Media Audio Visual tarik media, mudah dipahami, kejelasan tulisan,
Tekhnologi audio visual adalah cara dan tampilan media diperoleh kriteria layak
menghasilkan atau menyampaikan materi dengan presentase 87,4%. Hasil tersebut media
dengan menggunakan mesin-mesin mekanis pembelajaran audio visual dinyatakan layak
dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan sebagai media pembelajaran zoologi
audio dan visual. Media audio visual ini sudah invertebrata, hasil tersebut didukung oleh
mengalami beberapa perbaikan. (Arikunto, 2006).
Hal ini dilakukan untuk me- Peranan media pembelajaran sangatlah
nyempurnakan isi media pembelajaran penting dalam proses transformasi ilmu
sehingga siap untuk diujikan di lapangan. pengetahuan itu sendiri, karena media
Disamping itu juga untuk mempermudah pembelajaran ini sangat penting untuk
peserta didik dalam mengikuti mata kuliah memotivasi peserta didik, memberikan
zoologi invertebrata. Media audiovisual pengalaman serta mempermudah peserta didik
tersebut mahasiswa lebih mandiri dalam proses dalam memahami materi yang disampaikan.
pembelajaran.
Media audio visual memainkan peran KESIMPULAN
penting dalam proses pendidikan, terutama
ketika digunakan oleh dosen dan mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian dan
Media audio visual memberikan banyak pembahasan, maka diambil simpulan sebagai
stimulus pada mahasiswa, karena sifat audio berikut: (1) Hasil penelitian ditemukan 16 jenis
visual. Audio visual memperkaya lingkungan Arthropoda, yang terdidi dari 2 kelas
belajar, memelihara exsplorasi, exs-perimen crustasea, 6 kelas insect, 3 kelas arachnida, dan
dan penemuan, dan mendorong mahasiswa 5 kelas myriapoda. Semua jenis dikumpulkan
untuk mengembangkan pembicaraan dan dari 3 stasiun dengan kondisi lingkungan suhu
mengungkapkan fi-kiran. pada zona terang 28 °C, zona remang 27 °C,
Hasil validasi media audio visual zona gelap 24,5 °C, sedangkan kelembapan
diperoleh kriteria layak dengan presentase pada zona terang 95 %, zona remang 97 %,
93,3%, berdasarkan tingkat kelayakan oleh zona gelap 99 %, sementara intesitas cahaya
Arikunto (2006), maka pengembangan media zona terang 3 Lux, zona remang 1 Lux, dan
audio visual dinyatakan layak sebagai media zona gelap 0 Lux. (2) Hasil yang diperoleh
pembelajaran zoologi invertebtara. divalidasi dengan hasil validasi oleh ahli isi
Uji coba kelompok kecil pada 15 (83,3 %), ahli media (86,15 %), ahli desain
mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas (82,8 %), dan ahli media audio visual (93,3%).
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Buku saku juga diuji cobakan pada mahasiswa,
Tadulako yang telah menyelesaikan mata dengan hasil uji coba pada kelompok kecil
kuliah zoologi invertebrata. Hasil validasi ahli, (85,2 %), uji coba kelompok besar (86,4%).
data yang disajikan berupa hasil revisi masukan Untuk media audio visual didapatkan
dari validator. Pada uji coba kelompok kecil ini presentase untuk uji kelompok kecil (83,51%),
sudah mewakili beberapa karakteristik tingkat uji coba kelompok besar (87,4%). Berdasarkan
kemampuan mahasiswa dan ditemukan hasil validasi mununjukan bahwa media
presentase 83,51%. pembelajaran berupa buku saku dan audio
Hasil tersebut tergolong dalam kategori visual layak untuk digunakan.
layak. Selanjutnya media tersebut direvisi dan
diuji cabakan kembali pada uji caba lapangan.
Hasil uji caba lapangan dengan
menggunakan 21 mahasiswa maka aspek
penilaiannya yang terdiri dari komponen daya
Rosnita, dkk. Jenis Arthropoda Goa Gumbasalu Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara …………… 15

UCAPAN TERIMAKASIH Kamal. M, Indra. Y, dan Sri. R. 2008.


Keanekaragaman Jenis Arthropoda di
Dengan Penuh keiklasan hati penulis Gua Putri dan Gua Selabe Kawasan
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Karst Padang Bindu, OKU Sumatera
Achmad Ramadhan dan Hartono D Mamu Selatan. Biologi FMIPA, Universitas
yang telah begitu banyak memberi masukan Sriwijaya, Sumatera Selatan, 14 (1) : 33-
dan bimbingan kepada penulis, sejak awal 37.
pembimbingan tesis sampai penyusunan artikel Ko R.K.T. 1983. Kehidupan Binatang Dalam
ini untuk layak dipublikasikan. Goa. Jurnal Penelitian.Jakarta 32(4) : 1-
23
DAFTAR PUSTAKA Ko R.K.T. 2007. Habitat kelelawar dan
perlindunganya. Jurnal Penelitian.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Jakarta
Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Rahmadi, C, & Wiantoro, S. 2008. Penulisan
Jakarta: Rineka Cipta. laporan penelitian.Disajikan Dalam
Borror, D.J.C. 1992. Pengenalan pelajaran Pertemuan Indonesia Scientific Karst
serangga edisi keenam. Gajah Mada Forum #1, ISKF, Yogyakarta, Agustus
University Pres. Yogyakarta 2008
Culver. 2006. The Mid-latitude Biodiversiti Rahmadi, C. 1999. Komunitas Collembola di
Ridge Terestial Cave Fauna. Publikasi Gua Anjani, Kaligesik, Jawa Tengah.
khusus pusat penelitian dan Fakultas Biologi UGM. Yokyakarta.
pengembangan geologi. 29:120-128 Rahmadi, C. 2002. Keanekaragaman Fauna
Goltenboth, F. Kris, H. Timotius, P. Josef, M. Goa, Goa Ngerong, Tuban. Jurnal fauna
2012. Ecologi Of Insular Southheast Asia tropika. LIPI 29: 19-26
The Indonesian Archipelago. Salemba Rahmadi, C. 2012. Fauna Karst dan Goa
Teknika. Jakarta Selatan Maros, Sulawesi SelatanI. Jakarta. LIPI
Harjanto, S dan Rahmadi, C. 2011. Suhardjono, Y. 2012. Fauna Karst dan Gua
Keanekaragaman Fauna dan Kondisi Maros Sulawesi Selatan. jakarta. LIPI
Klimat di Goa Anjan, Kawasan Karst Writen. 2000. The ecologi og indonesia series
Menoreh. Jurnal Fauna Indonesia, 10(2): volume 1. Periplus Edition. Singapore.
32-38
Indriana, D. 2011. Ragam Alat Bantu Media
Pengajaran. Jogjakarta: penerbit DIVA
pres.

Das könnte Ihnen auch gefallen