Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
NIM : B1031171019
Kelas : Akuntansi A
Mata Kuliah : Portofolio dan Analisis Investasi
1. Cara Memilih Saham dengan TOP-Down Analisis adalah metode untuk mencari saham
terbaik melalui analisis fundamental yang dilakukan dengan cara menganalisis bagian
yang paling besar terlebih dahulu kemudian beranjak ke bagian yang lebih kecil dan
terakhir adalah bagian yang lebih spesifik yaitu saham itu sendiri. Bagian paling besar
yang dimaksud disini adalah kondisi Makro Ekonomi yaitu sebuah kondisi yang
mampu mempengaruhi pergerakan harga semua saham yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Kemudian bagian lebih kecil yang dimaksud disini adalah kondisi
Sektoral Saham dan bagian yang lebih spesifik disini adalah kondisi Mikro Ekonomi
perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal.
2. Penilaian terhadap faktor kondisi ekonomi sangat penting bagi perusahaan karena sautu
perusahaan sangat bergantung pada keadaan perekonomian mengingat perusahaan
dalam menentukan keputusan investasinya selain itu, terdapat keterkaitan erat
hubungan antara kondisi ekonomi dengan kinerja pasar modal. Faktor kondisi ekonomi
merupakan faktor yang berada di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap
kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Perubahan faktor kondisi ekonomi tidak akan seketika mempengaruhi kinerja
perusahaan, tetapi secara perlahan dalam jangka Panjang dan ini tentu akan
mempengaruhi investor dalam melakukan pengambilan keputusan investasi. Terdapat
dua alasan yang mendasari mengapa faktor kondisi ekonomi sangat penting dan
berpengaruh terhadap kinerja pasar modal (1) harga saham yang terbentuk merupakan
cerminan ekspetasi investor terhadap earning, dividen, maupun tingkat bunga yang
akan terjadi. Hasil estimasi investor terhadap ketiga variabel tersebut akan menentukan
berapa harga saham yang sesuai. Dengan demikian, harga saham yang sudah terbentuk
itu akan merefleksikan ekspetasi investor atas kondisi ekonomi di masa datang,
bukannya kondisi ekonomi saat ini; (2) kinerja pasar modal akan bereaksi terhadap
perubahan-perubahan ekonomi makro seperti perubahan tingkat bunga, inflasi ataupun
jumlah uang beredar. Ketika investor menentukan harga saham yang tepat sebagai
refleksi perubahan variabel ekonomi makro yang akan terjadi, maka masuk akal jika
dikatakan harga saham terjadi sebelum perubahan ekonomi makro benar-benar terjadi.
Untuk meramalkan perubahan pasar modal, ada dua hal yang dapat dijadikan dasar
peramlan, yaitu penggunaan data-data perubahan siklis ekonomi dan pengunaan data-
data perubahan beberapa variabel ekonomi makro. Pengamatan terhadap perubahan
beberapa variabel/indikator ekonomi makro seperti PDB, inflasi, tingkat bunga maupun
nilai tukar mata uang, dipercaya bisa membantu investor dalam meramalkan apa yang
akan terjadi pada perubahan pasar modal. Misalnya, variabel tingkat bunga bisa dipakai
dalam meramalkan harga saham atau obligasi yang akan terjadi. Jika investor
meramalkan tingkat suku bunga akan meningkat, maka tentunya investor akan bisa
memperkirakan bahwa harga obligasi maupun harga saham akan cenderung menurun.
Kemampuan untuk meramalkan perubahan variabel-variabel ekonomi makro tentunya
akan sangat membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang tepat dan
menguntungkan
1. Analisis industri merupakan salah satu bagian dari analisis fundamental. Analisis
industri biasanya dilakukan setelah kita melakukan analisis ekonomi. Dalam analisis
industri, investor mencoba memperbandingkan kinerja dari berbagai industri, untuk
bisa mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek paling menjanjikan
ataupun sebaliknya) setalah melakukan analisis industri, investor nantinya akan
menggunakan informasi tersebut sebagai masukan untuk mempertimbangkan saham-
saham dari kelompok industri mana sajakah yang akan dimasukkan dalam portofolio
yang akan dibentuknya.
Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor, karena
analisis tersebut dipercaya bisa membantu investor untuk mengidentifikasi peluang-
peluang investasi dalam industri yang mempunyai karasteristik risiko dan return yang
menguntungkan bagi investor. Beberapa penelitian yang terkait dengan analisis
industri, telah didokumentasikan oleh Reilly dan Brown (1997) dan menghasilkan
kesimpulan-kesimpulan seperti berikut ini:
Studi mengenai kinerja tahunan industri, menunjukkan bahwa industri yang
berbedamempunyai tingkat return yang berbeda pula.
Tingkat return masing-masing industri berbeda di setiap tahunnya.
Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama, terlihat
cukup beragam.
Tingkat risiko berbagai industri juga beragam.
Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu
2. Dalam melakukan analisis industri terdapat dua cara yang perlu dilakukan, yaitu: (1)
mengestimasi Earning Per Share (EPS) yang diharapkan dari suatu industri, dan (2)
mengestimasi Price Earning Ratio (P/E) yang diharapkan atau disebut juga sebagai
ecpected earning multiplier industri. Selanjutnya, jika hasil kedua estimasi tersebut
dikalikan, maka akan diperoleh nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri
(expected ending value of industry). Dengan mengetahui nilai akhir yang diharapkan
dari suatu industry, selanjutnya akan dapat ditentukan tingkat return yang diharapkan
dari suatu industri. Caranya adalah dengan membagi nilai akhir yang diharapkan dari
suatu industri ditambah dengan dividen yang diharapkan dari industri, dengan nilai
awal industri tersebut pada periode sebelumnya. Selanjutnya, dengan membandingkan
tingkat return yang diharapkan dari industri terhadap tingkat return yang disyaratkan
oleh investor, investor akan dapat menentukan industri mana saja yang layak dijadikan
pilihan investasinya. Dalam penentuan keputusan investasi industri tersebut, pilihan
investor sebaiknya pada industri-industri yang mampu memberikan return dharapkan
yang lebih besar dibanding tingkat return yang disyaratkan investor.
Estimasi Earning Per Share (EPS)
Untuk mengestimasi EPS kita perlu mengestimasi penjualan per lembar saham
dari suatu industri terlebih dahulu. Ada tiga teknik yang dapat digunakan untuk
mengestimasikan tingkat penjualan suatu industri, yaitu dengan daur hidup
industri (industry life cycle), analisis input-output, serta hubungan antara
industri dengan ekonomi secara keseluruhan. Ketiga teknik tersebut sifatnya
saling melengkapi, sehingga investor dapat mengkombinasikan ketiga teknik
tersebut untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai posisi dan prospek
industri dalam beberapa skenario.
Estimasi Earning Multiplier Suatu Industri
Teknik untuk melakukan estimasi earning multiplier industri ada dua, yaitu
analisis makro dan analisis mikro. Dalam analisis makro, investor mempelajari
hubungan antara earning multiplier untuk industri dengan earning multiplier
pasar. Sedangkan dalam analisis mikro, estimasi earning multiplier industri
dilakukan dengan cara mengamati variabel-variabel yang mempengaruhi
earning multiplier industri, seperti dividend-payout ratio (DPR), tingkat return
yang diisyaratkan dalam industri (k), dan tingkat pertumbuhan earning dan
dividen industri yang diharapkan (g).
Tahap daur hidup industri sangat penting dalam keputusan investasi karena tahap
ini dapat mengestimasi besarnya penjualan dari suatu industri dan kita juga dapat
mengetahui tingkat pertumbuhan penjualan suatu industri sehingga ini akan
berpengaruh terhadap suatu keputusan investasi karena tingkat pertumbuhan
penjualan sautu industri memiliki keterkaitan dengan kondisi ekonomi yang mana
kondisi ekonomi ini berpengaruh terhadap pasar modal.
Tahapan yang paling berisiko dalam daur hidup industri adalah tahap penurunan
karena tingkat penjualan dan profit industri semakin menurun sehingga
pertumbuhan industri pada tahap ini akan lesu dan berada di bawah pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan. Konidis ini tentu akan berisiko terhadap investor.
Tahapan yang berpotensi bagi capital gain adalah tahap pertumbuhan (growth)
karena pada tahap ini suatu industri mengalami penjualan yang tumbuh sangat
cepat, permintaan meningkat, persaingan belum begitu ketat, profit tumbuh dengan
tinggi. Pertumbuhan industri pada tahap ini akan cenderung lebih besar dari
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan sehingga sangat berpotensi bagi investor
untuk mengalami capital gain.
4. Analisis persaingan juga penting dalam analisis industri hal ini dikarenakan
mempengaruhi besarnya profit yang bisa diperoleh suatu industri. Intensitas persaingan
dalam sautu industri akan menentukan kemampuan industri untuk tetap memperoleh
tingkat return di atas rata-rata. Intensitas persaingan merupakan gambaran lima faktor
utama persaingan. Lima kekuatan persaingan akan menentukan profitabilitas industri
karena lima faktor tersbeut mempunyai pengaruh terhadap komponen ROI dalam suatu
industri
Lima faktor yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri adalah:
Persaingan antara perusahaan yang ada dalam industri
Persaingan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri dan biaya tetap, serta
hambatan untuk keluar dari industri tersebut. Pertumbuhan yang lambat akan
membuat perusahaan semakin ketat bersaing memperebutkan pangsa pasar
yang relatif kecil. Tingginya biaya tetap juga akan mendorong peningkatan
persaingan, karena dengan tingginya biaya tetap akan mengharuskan
perusahaan untuk memproduksi dengan kapasitas penuh. Hal itu akan membuat
penawaran di pasar akan semakin meningkat yang kemudian akan
menyebabkan harga barang semakin menurun, sehingga persaingan akan
semakin ketat.
Ancaman pemain baru
Meskipun sebuah industri mempunyai jumlah pesaing yang sedikit, investor
perlu mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang potensial menjadi pemain
baru dalam industri. Besarnya ancaman pemain baru ini akan dipengaruhi oleh
adanya hambatan-hambatan masuk (barrier to entry) dalam suatu industri,
seperti tingginya biaya investasi, peraturan pemerintah dan harga barang yang
relatif kecil dibandingkan dengan biaya produksi. Jika hambatan masuk suatu
industri relatif tinggi maka kemungkinan adanya pemain baru yang masuk
dalam industri tersebut akan semakin kecil.
Ancaman adanya produk subtitusi
Produk substitusi akan membatasi profit potensial suatu industri karena barang
subtitusi akan memunculkan alternatif bagi produk perusahaan. Dalam kondisi
seperti ini, kemampuan perusahaan untuk memnentukan harga produk akan
semakin berkurang, karena dibatasi adanya produk subtitusi. Artinya, jika harga
produk perusahaan terlalu tinggi, konsumen bisa saja berpindah ke produk
subtitusi yang ditawarkan di pasar.
Bargaining power pembeli
Daya tawar pembeli di pasar yang kuat bisa mempengaruhi profitablitas
industri. Hal ini terjadi jika konsumen dapat menawar harga atau meminta
kualitas yang lebih tinggi dengan kemungkinan pilihan dari produk yang akan
diberikan oleh pesaing lain. Bila jumlah konsumen lebih banyak dari jumlah
industrinya maka bargaining power konsumen akan rendah. Sebaliknya jika
jumlah industri lebih banyak dari konsumennya maka bargaining power
konsumen akan besar.
Bargaining power pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi return industri di masa yang akan datang karena
mereka mempunyai kekuatan untuk menentukan harga dan kualitas dari
produknya. Jika jumlah pemasok lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
industrinya, maka pemasok memiliki bargaining power yang besar. Sebaliknya,
jika pemasok lebih banyak dari industrinya maka bargaining power pemasok
akan berkurang.
Analisis lima faktor yang menentukan persaingan industri dapat digunakan untuk
menilai profit potensial dari suatu industri untuk jangka panjang. Disamping itu
investor juga bisa mengamati perubahan lingkungan yang terjadi setiap saat, karena
bisa jadi struktur industri akan berubah akibat adanya perubahan lingkungan tersebut.
1. Nilai intrinsik dan nilai pasar memiliki keterkaitan yang sangat erat bagi investor dalam
melaukan pengambilan keputusan investasi. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi
daripada nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal (overvalued),
sehingga investor bisa mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya
jika nilai pasar saham di bawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong
murah (undervalued), sehingga investor sebaiknya membeli saham tersebut.
3. Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan
untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang
terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas).
Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam "aritmatical terms"
yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai
dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio
keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang.
Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang
tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam
penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan.
Adapun manfaat yang diperoleh investor dari analisis rasio keuangan adalah sebagai
berikut:
Rasio keuangan merupakan angka-angka dan ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca, ditafsirka dan merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi
yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
Memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap
keadaan suatu perusahaan tertentu.
Memberikan gambaran kepada investor dan kreditor tentang baik atau buruknya
keadaan atau posisi keuangan perusahaan dari suatu periode ke periode
berikutnya.
Dapat menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan
dalam catatan keuangan dan laporan keuangan.
Memungkinkan manajer keuangan untuk meramalkan reaksi para calon investor
dan kreditur pada saat mencari tambahan dana.
Dapat digunakan untuk membuat keputusan, pertimbangan dan prediksi
berdasarkan tren tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang.
Menstandarkan ukuran penilaian perusahaan sehingga memudahkan dalam
mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain