Sie sind auf Seite 1von 16

ISSN 2355-4721 Praktik Manajemen Rantai Pasok dan Teknologi Bisnis Berbasis Elektronik

sebagai Pemoderasi Perusahaan Manufaktur

Praktik Manajemen Rantai Pasok dan Teknologi


Bisnis Berbasis Elektronik sebagai Pemoderasi
Perusahaan Manufaktur

Moderating Role of Supply Chain Management Practices


and e-Business Technology in Manufacturing Companies

Magdalena Wullur Wardaya


Universitas Sam Ratulangi Manado Universitas Brawijaya
wullurmagdalena@yahoo.com ward4y4@gmail.com

ABSTRACT
This research develops and tests the consistencies of the relation between supply chain
management practices, e-business technologies and operational performance. The data
for this research is obtained from 67 companies. The relations proposed in the framework
of this research are tested using partial least square analysis. The indings of this research
shows the impact of supply chain management practices and e-business technologies
have an effect on improvement of operational performance. The analysis also found the
existence of interaction effect between SCM practices and e-business technologies, both
on operational performance.
Keywords: supply chain management practices, e-business technologies, operational
performance

ABSTRAK
Penelitian ini mengembangkan dan menguji konsistensi hubungan antara praktik
manajemen rantai pasok (SCM), teknologi e-business dan kinerja operasional. Studi ini
mengumpulkan data dari 67 perusahaan. Hubungan yang diajukan dalam kerangka kerja
studi ini diuji menggunakan analisis partial least square. Hasil studi ini menunjukkan
dampak manajemen SCM dan teknologi e-business terhadap kinerja operasional. Hasil
analisis juga menunjukkan keberadaan interaksi efek antara praktik SCM dan teknologi
e-business secara bersama-sama terhadap kinerja operasional.
Kata kunci : Praktik manajemen rantai pasok, teknologi e-business, kinerja operasional

143
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
Magdalena Wullur, Wardaya ISSN 2355-4721

Pendahuluan prinsip eisiensi biaya harus berkolaborasi


Perusahaan yang telah bersertiikat dengan Demand Chain Management
ISO 9000 lebih mudah bekerja sama atau yang berorientasi pull system berdasarkan
menjual produknya dengan perusahaan lain efektiitas pelayanan untuk mengoptimalkan
di pasar global karena mereka menjamin proit dan layanan pelanggan dalam bisnis.
proses kualitas yang baik sebagai pemasok (Willem Siahaya, 2013)
(Overby dan Min, 2001). Sroufe dan Akan tetapi, literatur yang sudah
Curkovic (2007) menemukan bahwa ada sejauh ini masih belum memberikan
perusahaan yang telah bersertiikat ISO banyak petunjuk yang bisa digunakan
9000 melakukan rantai pasok dengan baik. untuk meningkatkan SCM practices (Li et
Akan tetapi, pada perkembangannya jika al., 2006). Hal ini disebabkan SCM adalah
bisnis makin besar dan meng-global dapat konsep yang bersifat lintas-disiplin, serta
mengakibatkan rantai pasok terfragmentasi ketidakjelasan konseptual dan sifat dari
(Pujawan, 2005). Hal ini berdampak konsep SCM itu sendiri yang evolusioner
terhadap hubungan antara pemasok dan (terus berkembang secara perlahan)
pelanggan (Indrajit dan Djokopranoto, (Mentzer et al., 2001; Mouristsen et al.,
2002). 2003).
Perusahaan yang ingin tetap survive Sifat evolusioner dan kompleksitas
terdorong mengembangkan strateginya dari SCM juga tampak dari penelitian SCM
sendiri-sendiri untuk menjawab tantangan itu sendiri (Tan et al., 2002). Sebagian besar
bisnis seiring dengan berkembangnya dari penelitian teoretis dan empiris dalam
perusahaan (Indrajit, 2007). Perusahaan bidang SCM hanya memfokuskan pada sisi
manufaktur yang sukses menerapkan hulu (upstream) atau hilir (downstream)
strategi kerja sama dengan pemasok dan dari rantai pasok, dan hanya memfokuskan
pelanggan dapat mengetahui persis tingkat pada aspek atau perspektif tertentu saja
kebutuhan mereka. Dalam hal inilah dari SCM (Li et al., 2006). Perusahaan
manfaat SCM sangat besar (Seggie et al., Indonesia yang memiliki banyak pabrik di
2006). Namun demikian, implementasi pelbagai wilayah, bahkan negara terkendala
SCM bukanlah sebuah pekerjaan mudah ketika mengatur rantai pasok --- khususnya
(Donovan, 2007). masalah data yang harus terkoneksi ke
Banyak kasus kegagalan kantor pusat atau regionalnya di tempat
implementasi SCM di pelbagai perusahaan berbeda. Hal ini mengakibatkan perusahaan
(Dwiningsih, 2007). Selanjutnya, konsep tidak bisa mengirimkan pesanan secara
SCM telah ditelaah dari pelbagai sudut akurat ke pabrik-pabriknya. Di sisi lain, juga
pandang yang berbeda dalam banyak tak bisa memenuhi secara tepat kebutuhan
literatur, seperti manajemen pembelian dan para mitra bisnisnya (Vlosky, 2000). Oleh
pasokan (Henriksson and Nyberg, 2005), karena itu, tidak mengherankan jika ada
manajemen operasi (Simchi-levi et al., produk yang kelebihan pasokan daripada
2004), strategi (Porter, 1993; 1997), strategi permintaan. Sebaliknya ada pula yang
infrastuktur dan logistik (Christopher kekurangan pasokan dari yang diminta
dan Towil, 2001), dan sistem informasi manufaktur (Indrajit dan Djokopranoto,
manajemen (Mentzer et al., 2001). SCM 2002).
juga merupakan tema yang dibahas dalam Dalam hal ini, penggunaan teknologi
literatur Total Quality Management (TQM) e-business melalui pemanfaatan internet,
(Fynes dan Voss, 2002; Hemani, 2004). diharapkan proses transfer data atau
Sukses supply chain Management informasi dapat dilakukan dengan lebih
yang berorientasi push system berdasarkan cepat dan akurat dari lokasi yang berbeda

144
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
ISSN 2355-4721 Praktik Manajemen Rantai Pasok dan Teknologi Bisnis Berbasis Elektronik
sebagai Pemoderasi Perusahaan Manufaktur

di seluruh dunia (Lightfoot dan Harris, et al., 2001). Perspektif pengiriman dari
2003; Motiwalla et al., 2005). Data yang satu pemasok untuk multiple pelanggan
dimiliki juga dapat dikolaborasikan dengan (Banerjee et al., 2003).
data-data lainnya dan bisa juga dilakukan Didukung dengan kenyataan bahwa
sharing data terhadap pemasok dan sekalipun penelitian-penelitian sebelumnya
pelanggan (Attaran dan Attaran, 2007) dan telah berupaya untuk meneliti pelbagai
menjadi lebih eisien dan efektif (Ahmed et macam aspek yang menarik dari SCM
al., 1996). practices, tetapi berdasarkan studi literatur
Banyak teori yang bisa digunakan belum ada yang meneliti hubungan interaksi
untuk menggali pemahaman tentang antara SCM practices dan teknologi
pelbagai aspek dari SCM dan teknologi e-business. Selain itu, kerangka yang bisa
e-business, seperti analisis perspektif menyatukan semua kegiatan, baik di sisi
dari teori organisasi industri dan analisis hulu maupun hilir dari rantai pasok, serta
biaya transaksi (Rindleisch dan Heide, menghubungkan kegiatan-kegiatan itu
1997; Johnson et al., 2007), teori berbasis dengan kinerja operasional melalui peran
sumber daya (resource based view theory) teknologi e-business pada perusahaan juga
(Heriksson dan Nyberg, 2005), teori masih terbatas. Hal inilah yang menghambat
ketergantungan sumber daya (resource manfaat dari SCM selama ini. Oleh karena
dependency theory) (Rungtusanatham, itu, tentu penting untuk meneliti interaksi
2003), teori strategi persaingan (Heriksson SCM practices dan teknologi e-business
dan Nyberg, 2005), teori macroeconomics dari hulu sampai dengan hilir dalam satu
(Basu dan Siems, 2004), teori teknologi rangkaian jalur rantai pasok.
informasi (Jonsson dan Gunnarsson, Berdasarkan objek penelitian di
2005; Goutsos dan Karacapilidis, 2004; Indonesia isu SCM practices dan teknologi
Jitpaiboon, 2005; Dehning, 2007; e-business masih menjadi fenomena
Nurmilaakso, 2007; Klein, 2007; Hussain yang terus dibahas karena dalam proses
dan Subramoniam, 2007; Auramo, 2007), implementasi SCM practices dan teknologi
teori kolaborasi dot-com (Attaran dan e-business dibutuhkan komitmen dan
Attaran, 2007), teori logistik dan internet kesabaran yang tinggi. Selain itu,
(Gupta et al, 2001), teori kolaboratif dibutuhkan waktu dan pengalaman yang
manajemen (Li, 2007), teori teknologi baik. Sebab jika tidak, implementasi ini
informasi dan komunikasi (Azevedo et al., bisa menjerumuskan perusahaan karena
2007), dan game theory (Arunachalam et ada order yang diduplikasi oleh sistem itu
al., 2003; Hu, 2006). sendiri, sehingga pesanan terkesan menjadi
Akan tetapi, pada tulisan ini hanya lebih besar (Quayle, 2003). Kendala
didasari pada empat teori, yaitu pandangan inilah yang membuat kalangan bisnis di
berbasis sumber daya, teori tentang aliran Indonesia ragu mengimplementasikan
cepat dan aliran rata, teori transaksi SCM. Akan tetapi, jika semua tahapan
biaya ekonomi, dan teori relational view. dijalankan dengan benar, maka akan
Penelitian yang menguji hubungan yang bermanfaat besar bagi perusahaan. Peran
melibatkan peran teknologi e-business konstruksi teknologi e-business terhadap
dalam literatur SCM juga telah diteliti, SCM practices inilah diharapkan dapat
walaupun dapat dikatakan masih terbatas, terintegrasi terhadap kinerja operasional
baik itu dari sisi hulu (Bremser and Chung, perusahaan manufaktur di Indonesia yang
2005) maupun hilir (Rosenzweig dan Roth, bersertiikat ISO 9000.
2007; Li et al., 2005; Li et al., 2006). Begitu Oleh karena itu, untuk menganalisis
pula halnya dari perspektif strategi terhadap SCM practices dan teknologi e-business
SCM dan teknologi e-business (Mooney

145
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
Magdalena Wullur, Wardaya ISSN 2355-4721

sebagai pemoderasi perusahaan Evaluasi Model Konseptual


manufaktur di Indonesia yang bersertiikat Berdasarkan tujuan dan spesiikasi
ISO 9000 dengan pendekatan pendekatan analisis dalam tulisan ini, maka dilakukan
survai. Dalam hal ini, data bersifat cross pengujian dengan tahapan (iterasi)
sectional dengan populasi perusahaan menggunakan software SmartPLS untuk
manufaktur yang bersertiikat ISO 9000 mendapatkan hasil pengujian yang baik
di Indonesia, sehingga diperoleh sebanyak dan akurat. Berdasarkan cara penentuan
183 perusahaan yang memenuhi kriteria nilai dalam model, maka variabel pengujian
menjadi populasi, yaitu (1) Perusahaan model pertama ini dikelompokkan menjadi
manufaktur, (2) bersertiikat ISO 9000, dan variabel eksogen dan variabel endogen.
(3) Mempunyai alamat e-mail atau website
di Indonesia. Penentuan ukuran sampel Variabel eksogen adalah variabel yang
ditentukan dengan pendekatan Yamane nilainya ditentukan di luar model. Variabel
(1973) (dalam Ferdinand, 2006) dengan endogen adalah variabel yang nilainya
rumus. ditentukan melalui persamaan atau dari model
hubungan yang dibentuk. Kelompok variabel

n=
eksogen adalah SCM Practices (SCMP) dan
N
1 + Nd 2
E-Business Technologies (EBT), E-Business
Technologies memoderator SCMP
=
Keterangan: n + = Jumlah sampel, variabel endogen adalah Kinerja Operasional
(SCMP*EBT), sedangkan yang tergolong

= d sebesar 10% = 64,7 ≈ 65


N = Ukuran populasi, d = Presisi yang (KO). Hasil evaluasi kesesuaian model
+
ditetapkan konseptual pada tabel 1 memperlihatkan
bahwa variabel SCM Practices (SCMP)
n= = 64,7 ≈ 65
183 dan E-Business Technologies (EBT),
1 + 183(0.1) 2
E-Business Technologies memoderator
SCMP (SCMP*EBT), sedangkan Kinerja
Berdasarkan hal tersebut, didapat Operasional (KO) memenuhi kriteria indeks
jumlah sampel minimal sebanyak 65 kesesuaian model struktural.
(kuisioner) dengan teknik penarikan
Berdasarkan Tabel 1, hasil pengujian
sampel probability sampel dan dengan jenis
menunjukkan seluruh outer loading indicator
sampling, yaitu simple random sampling.
konstruk memiliki nilai loading > 0.5, sehingga
Karakteristik para responden dipastikan
dapat disimpulkan bahwa pengukuran ini
memiliki kemampuan yang memadai untuk
memenuhi validitas konvergen. Pada bagian
memberikan respon secara akurat terhadap
Discriminant validity tampak bahwa korelasi
kuesioner yang dikirimkan kepada mereka.
konstruk dengan item pengukuran lebih
Selanjutnya ditetapkan bahwa besar daripada ukuran konstruk lainnya,
yang menjadi informan bagi survai ini sehingga menunjukkan bahwa konstruk laten
adalah para manager senior, yaitu mereka memprediksi ukuran blok mereka lebih baik
memiliki jabatan seperti “wakil presiden”, daripada ukuran pada blok lainnya.
“direktur”, “manager”, dengan bidang
Pada tabel hasil composite reliability (rc)
keahlian fungsionalnya “operasional”,
menghasilkan angka yang memuaskan, yaitu
“produksi”, “manufaktur”, dan “teknologi
di atas 0.7, sehingga dapat disimpulkan bahwa
informasi”.
seluruh blok item memang menjadi pengukur
Setelah diadakan pemeriksaan konstruk masing-masing. Semen-tara itu, nilai
terhadap kelengkapan-kelengkapan dalam R-Square konstruk KO lebih besar dari cut-off
pengisian kuesioner, maka kuisioner yang value PLS sebesar 0.2, sehingga bisa dikatakan
dapat diperoleh sebanyak 67 kuesioner. model layak untuk diestimasi.

146
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
ISSN 2355-4721 Praktik Manajemen Rantai Pasok dan Teknologi Bisnis Berbasis Elektronik
sebagai Pemoderasi Perusahaan Manufaktur

Tabel 1 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural

Evaluasi
Kriteria Hasil Nilai Kritis
Model
Outer Model
CR 0.620
IL 0.834
IQ 0.786
IS 0.713
SI 0.550
SSP 0.724
ECOL 0.674
Convergent Validity ≥ 0.5 Baik
ECUS 0.762
EPUR 0.811
KO1 0.704
KO2 0.713
KO3 0.831
KO4 0.840
KO5 0.843
Discriminant validity (Average Variance Extracted (AVE) SCMP 0.506
setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara EBT 0.564 ≥ 0.5 Baik
konstruk) KO 0.622
SCMP 0.858
Composite Reliability (rc) EBT 0.794 ≥ 0.7 Baik
KO 0.891
Inner Model
Q-Square KO 0.402 ≥ 0.2 Baik

Sumber: Hasil olahan data primer (2008)

Keterangan:
SCMP=SCM Practices; CR=Customer relationship; IL=Internal Lean Practicess; IQ=Information
Quality; IS=Information Sharing; SSP=Strategic Supplier Partnership; SI=Structural initiative; EBT=E-
Business Technologies; ECUS=E-Business Customer; EPUR=E-Business Purchasing; ECOL=E-Business
Collaboration; KO=Kinerja Operasional; KO1=Produktivitas yang dihasilkan didalam menyelesaikan
produk; KO2=Persentasi Kegagalan terhadap volume produksi; KO3=Persentasi biaya garansi
dibandingkan total penjualan; KO4=Persentasi biaya kualitas dari total penjualan; KO5=Frekuensi
waktu pengiriman yang tepat waktu sampai pada pelanggan; SCMP*EBT= E-Business Technologies
memoderator SCM Practices; SCMPEBT= Dimensi dari E-Business Technologies memoderator Dimensi
dari SCM Practices

Hasil Pengujian Hipotesis Gambar 1.


Hasil analisis terhadap uji pengaruh Interpretasi dari hasil pengujian
antarkonstruk tersebut seperti diuraikan di terhadap tiga hipotesis (Tabel 2), dapat
atas, dengan memperhatikan diagram jalur dijelaskan sebagai berikut.
hasil analisis PLS pada tahap akhir, secara
sederhana dapat digambarkan hubungan
antarkonstruk tersebut seperti dalam

147
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
Magdalena Wullur, Wardaya ISSN 2355-4721

Sumber: Hasil olahan data primer (2008)


Gambar 1. Diagram Jalur Hasil Pengujian Hipotesis

Tabel 2. Hasil Pengujian Hipotesis


H Pengaruh Koef Path T hitung Keterangan

H1 SCM Pracices (SCMP)  Kinerja Operasional (KO) 0.603 4.168* Signiikan

H2 E-Business Technologies (EBT)  Kinerja Operasional (KO) 0.333 3.282* Signiikan


E-Business Technologies
H3 Kinerja Operasional (KO) 0.473 2.263* Signiikan
memoderator SCMP (SCMP*EBT)

* signiikan pada level 5%, nilai t Tabel pada level 5%= 1.996

Sumber: Hasil olahan data primer (2008)

Hasil pengujian hipotesis dengan KO = 0.603*SCMP + 0.333*EBT + 0.473


membandingkan nilai t hitung dengan nilai *SCMPEBT
t tabel, jika nilai t hitung lebih besar dari Hasil lengkap analisis pengujian
t table, maka hubungan antara konstruk hipotesis tersebut dapat dilihat pada Tabel 3
signiikan dan dapat dianalisis lebih lanjut.
Jumlah data 67, nilai t tabel ( α =5%) sebesar
yang memperlihatkan bahwa dari tiga jalur,
semua jalur menunjukkan pengaruh yang
1.996. Berdasarkan tabel di atas, maka signiikan.
persamaan strukturalnya sebagai berikut.

148
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
ISSN 2355-4721 Praktik Manajemen Rantai Pasok dan Teknologi Bisnis Berbasis Elektronik
sebagai Pemoderasi Perusahaan Manufaktur

Tabel 3. Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis


Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diterima H1 = SCM Practices berpengaruh signiikan terhadap Kinerja Operasional
dan didukung dengan bukti H2 = Teknologi E-Business berpengaruh signiikan terhadap Kinerja
data empiris Operasional
H3 = Teknologi E-Business memoderator SCMP (SCMP*EBT) berpengaruh
signiikan terhadap Kinerja Operasional
Hipotesis yang ditolak
karena tidak didukung Tidak ada satu jalurpun yang ditolak
bukti data empiris

Sumber: Hasil olahan dari Tabel 5.9 yang dikembangkan untuk penelitian ini

Hasil dan Pembahasan Secara empiris juga telah


SCM Practices Berpengaruh Signiikan membuktikan konsistensi dari penelitian
Terhadap Kinerja Operasional sebelumnya yang telah menguji pengaruh
ini walaupun dengan menggunakan dimensi
Fakta di lapangan, menemukan yang berbeda. Dalam hal ini, tentunya
bahwa rata-rata para responden menjawab mendukung penelitian yang dilakukan
bahwa internal lean practices, khususnya oleh Paulraj et al (2006) yang menemukan
praktik mengurangi waktu untuk persiapan hubungan supply chain integration
produksi merupakan cerminan budaya terhadap kinerja rantai pasok; Vickery et
awal yang mereka lakukan secara disiplin al. (2003) menemukan adanya hubungan
ketika memulai pekerjaan. Hal ini dapat antara supply chain integration dan kinerja
mengurangi biaya yang tinggi karena perusahaan; Frohlich dan Westbrook (2002)
hanya terfokus pada pembersihan. Jika menemukan bahwa supply integration
perusahaan dapat memelihara peralatan meningkatkan kinerja operasional; Soo
dengan selalu membersihkan setelah (2006) yang menguji keterkaitan sebab-
pemakaian dan men-service-nya sesuai akibat antara penerapan SCM practices
waktu yang ditentukan, maka ketika terhadap kinerja perusahaan; serta Jie et
memulai pekerjaan para teknisi tidak perlu al. (2007); McAfee (2002); Robb et al.
melakukan pekerjaannya atau setidaknya (2008); Gupta et al. (2001); dan Li et al.
tidak membutuhkan waktu yang banyak (2005); menemukan bahwa semakin tinggi
untuk selalu memeriksa keadaan mesin. SCM practices dapat meningkatkan kinerja
Dengan demikian, hal tersebut sangat operasional dari rantai pasok.
menentukan total waktu secara keseluruhan, Secara tidak langsung tulisan ini
sampai pada pelanggan. Dalam hal ini, menjawab pertanyaan tentang mengapa
keberhasilan sangat didominasi oleh kinerja operasional sebuah perusahaan
pemanfaatan waktu (Pujawan, 2005). bisa meningkat jika perusahaan tersebut
Selain itu, hal ini juga mempengaruhi cost of membangun supply chain linkages atau
quality karena waktu yang digunakan telah kerja sama dengan pemasok dan pelanggan?
berkurang untuk mempersiapkan mesin. Pada level yang lebih strategis, pertanyaan
Dengan perencanaan yang baik (waktunya ini terkait erat dengan pertanyaan tentang
cukup) dan matang dapat berdampak pada mengapa hubungan rantai pasok bisa
pengaruh pengurangan persentase biaya menghasilkan keunggulan strategis bagi
terhadap produk dikerjakan kembali, perusahaan. Hal ini karena pertanyaan ini
karena cacat, perbaikan, dan pengawasan adalah alasan utama dari dilakukannya
dari total penjualan.
149
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
Magdalena Wullur, Wardaya ISSN 2355-4721

penyusunan dan pengujian teori pandangan penjualan). Dengan demikian, kenyataan


berbasis sumber daya (Bacharach, yang terjadi di lapangan sesuai dengan
1989; Rungtusanatham et al., 2003), data yang diperoleh berdasarkan persepsi
sehingga tidak terperangkap dalam situasi responden.
“menciptakan roda kembali” (reinventing Terkait dengan pertanyaan terbuka
the wheel, bersusah payah menemukan yang diperoleh, bahwa rata-rata responden
sesuatu yang sangat penting, tapi ternyata menjawab bahwa hubungan dengan
sudah ditemukan orang lain) (Amundson, pelanggan melalui e-business customer
1998). memungkinkan pelanggan untuk memesan
Selain itu, dalam hal ini juga produk secara online. Dalam hal ini,
membuktikan pentingnya rekomendasi dari pihak perusahaan telah menyediakan
Christiansen et al. (2003) untuk menguji web dan email khusus bagi pelanggan
kinerja operasional dengan menggunakan untuk memesan pesanannya sebagaimana
skala Likert. Pada saat yang sama, seperti yang telah diterapkan pihak perusahaan
yang dinyatakan oleh Rungtusanatham manufaktur bersertiikat ISO 9000 di
dan Anderson (1996) bahwa penggunaan Indonesia. Dengan demikian, proses ini
pendekatan dari disiplin ilmu yang lain ini, akan mempengaruhi kinerja operasional ---
bisa membuka peluang untuk melakukan terutama cost of quality, yaitu pengurangan
introspeksi yang lebih kaya terhadap persentase biaya terhadap produk cacat,
disiplin ilmu kita sendiri. Introspeksi perbaikan, dikerjakan kembali, dan
dalam konteks analisis ini dapat membuat pengawasan dari total penjualan.
pemahaman yang lebih dari hubungan Dalam hal ini, tulisan ini mendukung
rantai pasok sebagai sebuah sumber penelitian yang dilakukan oleh McAfee
daya, tetapi juga sebuah kemampuan (2002) yang menemukan bahwa teknologi
guna mendapatkan atau mengakuisisi informasi berpengaruh terhadap kinerja
pengetahuan yang bisa menghasilkan operasional (diketahui bahwa teknologi
keunggulan kinerja operasional, baik untuk e-business merupakan bagian dari teknologi
sementara waktu maupun jangka panjang informasi), baik secara langsung maupun
bagi perusahaan. tidak langsung (Byrd dan Davidson, 2003)
terhadap SCM practices dan keseluruhan
Teknologi E-Business Berpengaruh kinerja perusahaan (Sanders, 2007).
Signiikan Terhadap Kinerja Peramalan kualitas infomasi berpengaruh
Operasional terhadap kinerja operasional rantai pasok
(Forslund, 2007). Dubelaar et al. (2005)
Fakta di lapangan, menemukan bahwa menemukan bahwa adopsi e-business
customer sangat respon terhadap fasilitas meningkatkan operasional dalam mencapai
yang diberikan, sehingga mereka dapat strategi organisasi.
memesan produk secara online. Ketika
pelanggan membuka web perusahaan, Demikian juga penemuan Bryceson
mereka dapat melihat contoh-contoh (2003) bahwa penggunaan internet dalam
barang yang diproduksi oleh perusahaan praktik bisnis antara anggota dalam
pemasok, sehingga mereka dapat langsung chain, secara tajam meningkatkan dan
mendiskusikan pilihan mereka dengan pihak memperoleh peningkatan yang signiikan
perusahaan, dan dengan demikian transaksi terhadap eisiensi dan produktivitasnya.
berlangsung. Hal ini mempengaruhi cost of Hal ini berarti, internet mempengaruhi
quality, yaitu pengurangan persentase biaya kinerja rantai pasok (Johnson dan
terhadap produk dikerjakan kembali (cacat, Gunnarsson, 2005). Teknologi e-business
perbaikan, dan pengawasan dari total dapat meningkatkan eisiensi operasional

150
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
ISSN 2355-4721 Praktik Manajemen Rantai Pasok dan Teknologi Bisnis Berbasis Elektronik
sebagai Pemoderasi Perusahaan Manufaktur

(Barua, 1995), yaitu terhadap produktivitas Teknologi E-Business Memoderator


dan biaya (Subirana et al., 2003). Diyakini Pengaruh SCM Practices terhadap
bahwa e-business dapat menciptakan Kinerja Operasional
eisiensi dalam bisnis (Lal, 2002). Interaksi antara SCM practices
Demikian juga ditemukan pentingnya (strategic supplier partnership, customer
strategi e-business terhadap efektivitas service, information sharing, information
organisasi berdasarkan hasil penelitian dari quality, internal lean practices, dan
Chen et al. (2006). structural initiative) dan dimensi teknologi
Akan tetapi, hasil analisis ini tidak e-business (e-business customer, e-business
mendukung penelitian yang dilakukan purchasing, dan e-business collaboration)
oleh Toshimori dan Tezuka dalam Devaraj berpengaruh terhadap kinerja operasional
et al. menemukan hal yang berbeda yaitu (productivity, production volume, warrantly
teknologi e-business tidak berpengaruh claims, cost of quality, dan delivery
terhadap kinerja. Diperkuat dengan temuan performance) pada perusahaan manufaktur
Devaraj et al. (2007) yang menyatakan bersertiikat ISO 9000 di Indonesia.
bahwa tidak ada keuntungan dari teknologi Penelitian-penelitian sebelumnya telah
e-business secara langsung terhadap mendapati bahwa ada efek moderator yang
kinerja operasional, kecuali apabila melalui signiikan dari level implementasi EDI
integrasi. (Angeles et al dalam Mora-Monge, 2007).
Pemikirannya karena dukungan Hal serupa juga dapat diperkirakan terjadi
pengolahan informasi adalah salah satu pada teknologi e-business.
fungsi utama SCM practices (Devaraj et Pembuktian hipotesis ini memperkuat
al., 2007), maka pengolahan Informasi dan mempertajam bahwa perusahaan yang
merupakan pertimbangan yang penting kinerja operasionalnya sangat tinggi adalah
dan sangat diperlukan untuk mengatur mereka yang menyadari dan memanfaatkan
dan mendesain aliran barang dalam rantai peran interaksi dari SCM practices
pasok (Mentzer et al., 2001). Penerapan dan teknologi e-business. Teknologi
sistem teknologi informasi yang semakin informasi pada era globalisasi, khususnya
canggih memicu semakin tingginya internet merupakan suatu kebutuhan bagi
kualitas pengambilan keputusan (Bendoly perusahaan yang telah menerapkan SCM
dan Kaefer, 2004), sehingga menciptakan practices.
landasan untuk menjalankan bisnis dengan
cara yang lebih aman dengan keuntungan
yang memadai dan analisis resiko yang Simpulan
tepat (Haana et al., 2007). Berdasarkan analisis di atas, SCM
Pada akhirnya, akan mengurangi practices dengan diperkuat teknologi
biaya operasional perusahaan, sehingga e-business dapat meningkatkan kinerja
akan mengalami peningkatan eisiensi dan operasional dan daya saing perusahaan.
efektivitas (Byrd et al., 2006). Dengan Akan tetapi, teknologi e-business tidak
demikian, dapat dikatakan bahwa teknologi meningkatkan daya saing. Simpulan yang
e-business berpengaruh terhadap kinerja dapat diambil dari tulisan ini di antaranya,
operasional pada perusahaan manufaktur strategic supplier partnership, customer
bersertiikat ISO 9000 di Indonesia, yakni service, information sharing, information
dengan memperbaiki kualitasnya untuk quality, internal lean practices, dan
lebih cepat mencapai status world class dan structural initiative merupakan SCM
tingkat best practices/performance yang practices yang telah diterapkan dengan
tinggi. baik, sehingga memberikan kontribusi
pada peningkatan kinerja operasional

151
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
Magdalena Wullur, Wardaya ISSN 2355-4721

yang diukur dari productivity, production kinerja operasional dan daya saing.
volume, warranty claims, cost of quality, Selain itu, karena Internal lean
dan delivery performance pada perusahaan practices memiliki peranan yang penting
manufaktur bersertiikat ISO 9000 di dalam SCM practices --- terkait dengan
Indonesia. waktu, maka disarankan perusahaan lebih
Teknologi e-business dapat memperhatikan waktu untuk persiapan
memperkuat hubungan SCM practices produksi, secara kontinyu mengadakan
dengan peningkatan kinerja operasional program pengembangan kualitas,
pada perusahaan manufaktur bersertiikat menggunakan sistem produksi “pull”,
ISO 9000 di Indonesia. Selain itu, pemasok ditekan untuk memperpendek
meningkatnya cost leadership, innovative lead-time, dan mengefektifkan pekerjaan
marketing technology, dan differentiation administratif dari pemasok. Begitu pula
dari daya saing mendorong perusahaan halnya denngan customer relationship,
untuk mengembangkan praktik internal perusahaan sebaiknya lebih sering
ataupun eksternal dengan pemasok dan berinteraksi dengan para konsumen untuk
konsumen dalam SCM practices. menetapkan standar keandalan produk,
Sementara, peranan teknologi mengevaluasi kepuasan konsumen,
e-business dapat dilihat dari dua perspektif meneliti harapan konsumen di masa depan,
besar, yaitu perspektif teknis dan manajerial. dan mengevaluasi hubungan dengan
Jika kedua hal ini tidak dapat berjalan konsumen secara berkala.
bersamaan, maka e-business collaboration Oleh karena itu, E-business customer
tidak dapat meningkatkan daya saing pada memiliki peranan yang penting dalam
perusahaan manufaktur bersertiikat ISO membentuk teknologi e-business, sehingga
9000 di Indonesia. SCM practices yang perusahaan manufaktur bersertiikat
baik dan tingkat penggunaan teknologi ISO 9000 di Indonesia disarankan lebih
e-business dapat menghasilkan daya saing menerapkan sistem online bagi pelanggan
yang tinggi pada perusahaan manufaktur untuk memesan produk, mengubah
bersertiikat ISO 9000 di Indonesia. pesanan, dan memeriksa status dari
Cost of quality dari kinerja operasional pengerjaan pesanan mereka. Sementara itu,
memberikan kontribusi yang besar dan untuk menunjang e-business collaboration
dapat meningkatkan daya saing terutama perusahaan disarankan meningkatkan
innovative marketing technology pada sistem elektronik data interchange (EDI)
perusahaan manufaktur bersertiikat ISO berbasis website, sehingga memungkinkan
9000 di Indonesia. kerja sama antara perusahaan dengan
Berdasarkan hasil analisis pemasok di dalam membuat penjadwalan
dan simpulan tersebut, maka penulis persediaan secara online, serta mendukung
menyarankan sebaiknya perusahaan fungsi advanced planning and scheduling/
manufaktur bersertiikat ISO 9000 lebih perencanaan dan penjadualan canggih
meningkatkan dan mempertahankan SCM (APS) dalam mengoptimalkan kinerja
practices, sehingga mendapatkan best rantai pasok.
practices dan mampu bersaing di pasar Sementara peranan yang diharapkan
global. Oleh karena itu, penting bagi untuk pemerintah terkait dengan tulisan
pihak perusahaan menerapkan teknologi ini, yakni, pertama, berkaitan dengan
e-business yang bergerak seiring dengan masalah SCM practices jika pemerintah
penerapan SCM practices, sehingga memperhatikan infrastruktur logistic, maka
teknologi e-business dapat memperkuat kualitas waktu dan mutu barang dapat
hubungan antara SCM practices dengan lebih terjamin. Kedua, berkaitan dengan

152
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
ISSN 2355-4721 Praktik Manajemen Rantai Pasok dan Teknologi Bisnis Berbasis Elektronik
sebagai Pemoderasi Perusahaan Manufaktur

penggunaan teknologi e-business, maka November, 7, 2007.


sebaiknya pemerintah memperhatikan Azevedo, G., Susana, Ferreira, Joao, and
adanya hambatan ketika kebijaksanaan dan Leitao. 2007. The Role of Logistics’
undang-undang cyberspace tidak seiring Information and Communication
dengan kemajuan teknologi karena hal Technologies in Promoting
ini akan membuat keragu-raguan dalam Competitive Advantages of the Firm”
melakukan transaksi dan information dalam http://mpra.ub.uni-muenchen.
sharring. de/1359/ MPRA Paper No. 1359
diakses pada 7 November 2007.
Daftar Pustaka Bacharach, S.B. 1989. “Organizational
Ahmed, N.U., R.V. Montagno, and R.J. Theories: Some Criteria for
Firenze. 1996. “Operations Strategy Evaluation” dalam Academy of
and Organizational Performance: Management Review.14: 472-509.
An Empirical Study” dalam Banerjee, A., J. Burton, and S. Banerjee.
International Journal of Operations 2003. “A Simulation Study of
and Production Management. 16 (5): Lateral Shipments in Single Supplier,
41-53. Multiple Buyers Supply Chain
Amundson, S.D. 1998. “Relationship Networks” International Journal
Between Theory-driven Empirical Production Economics. 81-82: 103-
Research in Operations Management 114.
and Other Disciplines” dalam Barua, A., C. Krieble, and T. Mukhopadyay.
Journal of Operations Management. 1995. “Information Technologies
16: 341-59. and Business Value: an Analytical
Arunachalam, R., N. Sadeh., J. Eriksson., and Empirical Investigation” dalam
N. Finne, and S. Janson. 2003. “A Information Systems Research. 6 (1):
Supply Chain Management Game 3-23.
for the Trading Agent Competition” Basu, A., and T.F. Siems. 2004. “The
dalam http://www.sics.se/tac/TAC03_ Impact of e-business Technologies
spec.PDF diakses pada 1 Februari on Supply Chain Operations: A
2008. Macroeconomic Perspective” dalam
Attaran, M, and S. Attaran. 2007. Research Department Working Paper
“Collaborative Supply Chain 0404.
Management the Most Promising Bendoly, E., and F. Kaefer. 2004. “Business
Practice for Building Eficient Technology Complementarities:
and Sustainable Supply Chains” Impacts of the Presence and Strategic
dalam Journal Business Process Timing of ERP on B2B e-commerce
Management. 13 (3): 390-404. Technology Eiencies” dalam
Auramo, J., A. Inkilainen, J. Kauremaa, International Journal of Management
K. Kemppainen, M. Karkkainen, Science, Omega. 32: 395-405.
S. Laukkanen, S. Sarpola, and Bryceson, K. 2003. “Ebusiness and the Dairy
K. Tanskanen. 2005. “The Roles and Grains Industry Value Chains in
of Information Technology in Australia” dalam international farm
Supply Chain Management” management congress. Februari, 1.
dalam Department of Industrial 2008.
Engineering and Management, Byrd, T. A., and N. W. Davidson. 2003.
Helsinki University of Technology.

153
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
Magdalena Wullur, Wardaya ISSN 2355-4721

“Examining Possible Antecedents of technovation.08.004.


it Impact on the Supply Chain and its Forslund, H. 2007. “The Impact of Forecast
Effect on Firm Performance” dalam Information Quality on Supply Chain
Information and Management. 41: Performance” dalam International
243-255. Journal of Operations & Production
Chen, A.N.K., S. Sen, and B.B.M. Shao. Management. 27 (1): 90-107.
2006. “Strategies for Effective Web Frohlich, M.T., and R. Westbrook. 2002.
Services Adoption for Dynamic “Demand Chain Management in
e-businesses” dalam Decision Manufacturing and Services: Web-
Support Systems. 42: 789-809. based Integration, Drivers and
Christiansen, T., W. L. Berry, P. Bruun, Performance” dalam Journal Of
and P. Ward. 2003. “A Mapping Operations Management. 20 (4),
of Competitive Priorities, 729–745.
Manufacturing Practices, and Fynes, B., and Voss, C. 2002. “The
Operational Performance in Moderating Effect of Buyer-supplier
Groups of Danish Manufacturing Relationships on Quailty Practices
Companies” dalam International and Performance” dalam Int. Journal
Journal of Operations and Production of Operation and Production
Management. 23 (10): 1163-1183. Management. 22 (6): 589-613.
Christopher, M., and D. Towill. 2001. An Goutsos, S., and N. Karacapilidis.
Integrated Model for the Design 2004. “Enhanced Supply Chain
of Agile Supply Chains. Cranield Management for e-business
University. November, 20, 2007. Transactions” dalam Int. J.
Dehning, B., V.J. Richardson, and R.W. Production Economics. 89: 141-152.
Zmud. 2007. “The Financial Gupta, A., L. Whitman, and R.K. Agarwal.
Performance Effects of IT-based 2001. “Supply Chain Agent Decision
Supply Chain Management Systems Aid System (SCADAS)” dalam
in Manufacturing Firms” dalam Proceedings of the 2001 Winter
Journal of Operations Management. Simulation Conference.
25: 806-824.
Haana, J.D., D. Kisperska-Moron, and
Devaraj, S., L. Krajewski, and J.C. E. Placzek. 2007. “Logistics
Wey. 2007. “Impact of ebusiness Management and Firm Size; A Survey
Technologies on Operational Among Polish Small and Medium
Performance: The Role of Production Enterprises” dalam J. Production
Information Integration in the Supply Economics, doi:10.1016/j.
Chain” dalam Journal of Operations ijpe.2006.12.009.
Management. xxx: xxx-xxx.
Hemani, H.J. 2004. Extension of Total
Donovan, M. 2007. “Effective Supply Quality to Supply Chains Based on
Chain Management” dalam www. the Infrastructure for the Baldrige
rmdonovan.com diakses pada 7 Award. India: Thesis University of
November 2007. Pune.
Dubelaar, C., A. Sohal, and V. Savic. 2005. Henriksson, T., and T. Nyberg. 2005.
“Beneits, Impediments and Critical “Supply Chain Management as a
Success Factors in B2C E-business Source of Competitive Advantage
Adoption” dalam Published a Case Study of Three Fast-
by Elsevier Ltd. doi:10.1016/j.

154
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
ISSN 2355-4721 Praktik Manajemen Rantai Pasok dan Teknologi Bisnis Berbasis Elektronik
sebagai Pemoderasi Perusahaan Manufaktur

growth Companies”dalam Master Business Process Management


Thesis, Department of Business Journal. 11 (4): 403-417.
Administration School of Economics Klein, R. 2007. “Customization and
and Commercial Law. Real Time Information Access in
Hussain, N.M., and S. Subramoniam. Integrated ebusiness Supply Chain
2007. “Electronic Supply Chain Relationships” dalam Journal of
Management: Some Latest Issues and Operations Management. xxx xxx-
Practices” dalam nizarhussainm@ xxx.
yahoo.co.in. Feb, 2, 2008. Lal, K. 2002. “E-business and
Indrajit, E.R. 2007. “Empat Tahap Evolusi Manufacturing Sector: A Study of
E-Business” dalam http//www. Small and Medium-sized Enterprises
Ebizzasia.com diakses pada 16 in India” dalam Research Policy. 31:
November 2007. 1199-1211.
Indrajit, E.R., dan Djokopranoto, R. 2002. Li, Suhong., and B. Lin. 2006.
Konsep Manajemen Supply Chain, “Accessing Information Sharing
Cara Baru Memandang Mata and Information Quality in Supply
Rantai Penyediaan Barang. Jakarta: Chain Management” dalam Decision
Gramedia Widiasarana Indonesia. Support Systems. 42: 1641-1656.
Jie, F., K. Parton, and R. Cox. 2007. Li, Suhong., S.S. Rao., T.S. Ragu-
“Supply Chain Practice, Supply Nathan, and B. Ragu-Nathan. 2005.
Chain Performance Indicators and “Development and Validation of
Competitive Advantage of Australian a Measurement Instrument for
Beef Enterprises: A Conceptual Studying Supply Chain Management
Framework” dalam Topic Area of Practices” dalam Journal of
the Submission: Agribusiness Supply Operations Management. 23: 618-
Chain Management. 641.
Jitpaiboon, T. 2005. The Roles of Lightfoot, W., and J.R. Harris. 2003. “The
Information Systems Integration in Effect of the Internet in Industrial
the Supply Chain Integration Context Channels: An Industry Example”
- Firm Perspective. Dissertation, dalam International Journal
University of Toledo. Industrial Management & Data
Johnson M.E., and D.F. Pyke. 1999. Supply System. 103 (2): 78-84.
Chain Management. Hanover: The McAfee, A. 2002. “The Impact of Enterprise
Tuck School of Business Dartmouth Information Technology Adoption
College Hanover. on Operational Performance: An
Johnson, P.F., Klassen, R.D., M.R. Empirical Investigation” dalam
Leenders, and A. Awaysheh. 2007. Production and Operations
“Utilizing e-business Technologies in Management. 11 (1): 33-53.
Supply Chains: The Impact of Firm Mentzer, John T., W. DeWitt., J. S.
Characteristics and Teams” dalam Keebler., Soonhong M., W.N.
Journal of Operations Management, Nancy., C.D. Smith, and Z.G.
doi:10.1016/j.jom.2007.01.005. Zacharia. 2001. “Deining Supply
Jonsson, S., and C. Gunnarsson. 2005. Chain Management” dalam Journal
“Internet Technology to Achieve of Business Logistics. 22 (2): 1-25.
Supply Chain Performance” dalam Mooney, J.G., V. Gurbaxani, and K.L.

155
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
Magdalena Wullur, Wardaya ISSN 2355-4721

Kraemer. 2001. “A Process Oriented Quayle, M. 2003. “A Study of Supply


Framework for Assessing the Business Chain Management Practice in UK
Value of Information Technology, Industrial SMEs” dalam Supply
Forthcoming” in the Proceedings of Chain Management: An International
the Sixteenth Annual International Journal. 8 (1): 79-86.
Conference on Information Systems. Rindleisch, A., and J.B. Heide. 1997.
April, 12, 2001. “Transaction Cost Analysis: Past,
Mora-Monge, C.A. 2007. A Contingency Present, and Future Applications”
Model of Web-based ec Use: A Supply dalam Journal of Marketing. 61 (4),
Chain Approach. Dissertation, The 30-54.
University of Toledo. Robb, D., Bin Xie, and T. Arthanari. 2008.
Motiwalla, L., M.R. Khan, and Shenghan. “Supply Chain and Operations
2005. “An Intra and Inter-industry Practice and Performance in Chinese
Analysis of e-business Effectiveness” Furniture Manufacturing” dalam
dalam Int. J. Information & International Journal Of Praduction
Management. 42: 651-667. Economic. Accepted 2 April 2007.
Mouristsen, J., T. Skjett-Larsen, and Rosenzweig, E.D., and A.V. Roth. 2007.
H. Kotzab. 2003. “Exploring “B2B Seller Competence: Construct
the Contours of Supply Chain Development and Measurement
Management” dalam Int. Journal Using a Supply Chain Strategy
Integrated Manufacturing Systems. Lens” dalam Journal of Operations
14 (8): 686-895. Management, doi:10.1016/j.
Nurmilaakso, Juha-Miikka. 2007. jom.2007.01.007.
“Adoption of e-business Functions Rungtusanatham, M., and J.C. Anderson.
and Migration from edi-based to 1996. “A Clariication on Conceptual
XML-based e-business Frameworks and Methodological Issues Related to
in Supply Chain Integration” dalam the Job Characteristics Model” dalam
International Journal Production Journal of Operations Management.
Economics. xxx-xxx. 14: 357-67.
Paulraj, A., I.J. Chenb, and J. Flynn. 2006. Rungtusanatham, M., F. Salvador,
“Levels of Strategic Purchasing: and C. Forza. 2003. “Supply-
Impact on Supply Integration and chain Linkages and Operational
Performance” dalam Journal of performance a Resource-based-view
Purchasing & Supply Management. Perspective” dalam International
12: 107-122. Journal of Operations & Production
Porter, M.E. 1993. Keunggulan Bersaing: Management. 23 (9): 1084-1099.
Menciptakan dan Mempertahankan Sanders, N.R. 2007. “An Empirical
Kinerja Unggul, (terj: Agus Dharma). Study of the Impact of e-business
Jakarta: Erlangga. Technologieson Organizational
Porter, M.E. 1997. How Competitive Forces Collaboration and Performance”
Shape Strategy. Harvard: Harvard dalam Journal of Operations
Business Review. Management. xxx xxx–xxx.

Pujawan, I.N. 2005. Supply Chain Seggie, S.H., D. Kim, and S.T. Cavusgil.
Management. Surabaya: Guna 2006. “Do Supply Chain IT Alignment
Widya. and Supply Chain Interirm System
Integration Impact Upon Brand

156
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
ISSN 2355-4721 Praktik Manajemen Rantai Pasok dan Teknologi Bisnis Berbasis Elektronik
sebagai Pemoderasi Perusahaan Manufaktur

Equity and Firm Performance?” Vol.18, no. 4: p. 392.


dalam Journal of Business Research. Curkovic, S., & Sroufe, R. 2007. Total
59: 887-895. quality environmental management
Simchi-Levi, D.S., D. Wu, and Z.M. Shen. and total cost assessment: An
2004. Handbook of Quantitative exploratory study. International
Supply Chain Analysis: Modeling Journal of production economics,
in the E-Business Era, Kluwer 105(2), 560-579. http://dx.doi.
Academic Publishers. org/10.1016/j.ijpe.2006.04.021

Soo, W.K. 2006. “Effects of Supply Chain Dwiningsih, N. 2007. Manajemen


Management Practices, Integration Rantai Pasokan (Supply Chain
and Competition Capability on Management) dan E-Commerce.
Performance” dalam Supply Chain (ON LINE). www.stekpi.ac.id/
Management: An International manajemenrantaipasokan, 12
Journal. 11 (3): 241-248. November 2007
Subirana, B., C. Eckes, G. Herman, S. Sarma,
and M. Barrett. 2003. “Measuring the
Impact of Information Technology
on Value and Productivity using a
Process-Based Approach: The case
for RFID Technologies” dalam MIT
Sloan Working Paper No. 4450-03
CCS Working Paper No. 223.
Tan, K.C., S.B. Lyman, and J.D. Wisner.
2002. “Supply Chain Management:
A Strategic Perspective” dalam
International Journal of Operations
and Production Management. 22 (6):
614-631.
Vickery, S.K., J. Jayaram., C. Droge, and
R. Calantone. 2003. “The Effects of
an Integrative Supply Chain Strategy
on Customer Service and Financial
Performance: An Analysis of Direct
Versus Indirect Relationships” dalam
Journal of Operations Management.
21 (5): 523-539.
Willem Siahaya, 2013. “Sukses Supply
Chain Management, Akses Demand
Chain Management” Jakarta In
Media.
Overby, J. W., and S. Min. 2001,
International Supply Chain
Management in an Internet
Environment: A Network Oriented
Approach to Internationalization.
International Marketing Review

157
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015
Magdalena Wullur, Wardaya ISSN 2355-4721

Halaman ini sengaja dikosongkan.

158
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 02, Juli 2015

Das könnte Ihnen auch gefallen