Sie sind auf Seite 1von 14

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

STUDI TEKNIS REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Permohonan kegiatan Kerja Praktik


di PT. VALE INDONESIA Tbk

Oleh
Aledien Mandala Aji 03021181722020

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahman nirahim
Alhamdulillahirobilalamin segala puji bagi ALLAH SWT dengan segala rahmat dan Inayah-
Nya dan kesehatan yang ia berikan sehingga Saya dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul “STUDI TEKNIS REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG” dengan usaha
yang maksimal, semoga proposal ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak
pimpinan PT. VALE INDONESIA Tbk
Kemudian ucapan terimakasih juga kepada pihak-pihak yang telah memberikan sumbangsih
saran-saran kepada Saya, terutama kepada Teman-teman dan Bapak dosen pembimbing,
Bapak Rosihan . Semoga apa yang teman-teman dan bapak sampaikan kepada Saya
bermamfaat baik bagi Saya sendiri dan di masyarakat nantinya.
Ahirnya segala harapan dan ketidak sempurnaannya proposal yang Saya buat ini
tentunya diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Bapak Pimpinan PT. VALE
INDONESIA Tbk untuk Membantu Saya agar dapat melaksanakan Kegiatan Kerja Praktik
di perusahaan yang Bapak pimpin dan atas perhatian Bapak Saya ucapkan terima kasih.

Indralaya, Mei 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan berwawasan lingkungan menjadi suatau kebutuhan penting bagi setiap
bangsa dan negara yang menginginkan kelestarian sumber daya alam. Oleh karena itu,
sumber daya alam perlu dijaga dan diperhatikan untuk kelangsungan hidup manusia kini,
maupun untuk generasi yang akan datang.
Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan (ekosistem).
Dengan semakin bertambahnya jumlah populasi manusia, kebutuhan hidupnya pun
meningkat, akibat terjadinya peningkatan permintaan akan lahan seperti disektor pertanian
maupun pertambangan. Sejalan dengan hal tersebut dan semakin hebatnya teknologi untuk
memodifikasi alam, maka manusia yang merupakan faktor yang paling penting dan dominan
dalam merestorasi ekosistem rusak.
Kegiatan pembangunan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan, sehingga
menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan ekosistem yang selanjudnya
mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Kegiatan seperti
pembukaan hutan, penambangan, pembukaan lahan pertanian dan pemukiman, bertanggung
jawab terhadap kerusakan ekosistem yang terjadi. Akibat yang ditimbulkan antara lain
kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak
berprofil, terjadi bulk density(pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, PH rendah,
pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta penurunan populasi
mokroba tanah. Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian
lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjud. Upaya tersebut bisa di tempuh dengan
cara merehabilitasi ekosistem yang rusak. Dengan rehabilitasi tersebut diharapkan akan
mampu memperbaiki ekosistem yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan
lebih baik dari kondisi semula.
Kegiatan reklamasi tidak harus menunggu sampai seluruh kegiatan penambangan
berakhir, terutama pada lahan penambangan yang luas. Reklamasi sebaiknya di lakukan
secepat mungkin pada lahan bekas penambangan yang telah selesai dieksploitasi, walaupun
kegiatan penambangan tersebut secara keseluruhan belum selesai karena masih terdapat
deposit bahan tambang yang belum ditambang. Sasaran akhir dari reklamasi adalah untuk
memperbaiki lahan bekas tambang agar kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi
sehingga dapat dimanfaatkan kembali.
Berdasarkan uraian diatas maka kami mengambil judul kerja praktek “STUDI TEKNIS
REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG”

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dimaksud adalah :
a. Bagaimana proses persiapan reklamasi lahan pasca tambang yang dilakukan oleh PT.
Vale Indonesia Tbk.
b. Bagaimana tahapan reklamasi lahan pasca tambang yang dilakukan perusahaan guna
mengembalikan fungsi lahan pasca penambangan.
c. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan tahapan reklamasi sesuai dengan tatacara
reklamasi yang baik dan benar.

1.3. Batasan Masalah

Pada kesempatan ini pelaksanaa kerja praktrek hanya membatasi masalah studinya pada
tahap proses Revegetasi.

1.4. Tujuan Studi


Adapun tujuan kerja praktek yang ingin dicapai adalah :
a. Untuk mengetahui luas wilyah dan lokasi yang akan direklamasi.
b. Untuk mengetahui proses rekamasi.
c. Untuk mengetahui strategi pengendalian erosi dan sedimentasi

1.5.Manfaat Studi
Adapun manfaat studi yang akan di lakukan saat ini yaitu :
1. Sebagai pertimbangan pengetahuan lebih bagi kami mengenai reklamasi pasca tambang
khususnya tahapan revegetasi.
2. Sebagai bahan informasi yang sangat penting bagi masyarakat, bahwa dunia
pertambangan bukanlah faktor yang merusak lingkungan, contohnya seperti lokasi yang
perna dilakukan proses penambangan akan dilakukan proses reklamasi agar masyarakat dapat
memanfaatkan lokasi tersebut untuk lahan pertanian, perkebunan dan lain-lain.
3. Sebagai bahan masukan kepada perusahaan, agar bisa merumuskan langkah-langkah
pengembangan agar lahan pasca tambang dapat dimanfaatkan bagi masyarakat sekitar, agar
bisa menghasilkan nilai ekonomis kembali bagi masyarakat.
4. Sebagai bahan perbandingan antara studi yang selanjutnya.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAAN
2.1. Metodologi Studi
Data studi ini dilakukan dengan cara klasifikasi dengan pengamatan sebagai berikut :
a. Studi Literatur
Studi ini dilakukan dengan cara penelusuran daftar pustaka, meliputi :
- Pengumpulan peta-peta (topografi dan administrasi),
- Penggunaan lahan,
- Kemiringan lereng,
- Ketinggian,
- Iklim,
- Data curah hujan.
b. Studi/Praktek Lapangan
Studi lapangan ini dilakukan dengan pengumpulan data lapangan meliputi:
- Tindakan konservasi tanah,
- Panjang lereng,
- Vegetasi.
c. Pembahasan hasil
Pemahasan hasil dilakukan dengan pengolahan data yang di peroleh dilapangan terlebih
dahulu, kemudian menganalisis data tersebut dan membuat laporan hasil kerja praktek.

2.2. Fasilitas Yang Digunakan


Peralatan dan fasilitas yang diperlukan pada saat studi antara lain :
a. Safety
b. Buku lapangan
c. Komputer
d. Kamera digital
e. Alat tulis menulis
f. Akomodasi dan transportasi
g. Dan perlengkapan lain yang menunjang studi

2.3. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan


a. Tempat pelaksanaan
Pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan pada area reklamasi lahan pasca tambang PT.
VALE INDONESIA Tbk. Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi
Selatan.
b. Waktu studi
Kegiatan ini rencana akan dilaksanakan selama 2 bulan ( Tabel 1 )
Tabel 1. Rencana Jadwal Kegiatan

BULAN I BULAN II
NO KEGIATAN MINGGU KE MINGGU KE
1 II III IV I II III VI
Studi
1
pustaka
Observasi
2
lapangan
Pengolahan
3
data
Penyusunan
4
laporan

2.5. Pengertian eklamasi


Reklamasi adalah usaha memperbaiki (memulihkan kembali) lahan yang rusak agar
bisa menjadi daerah bermanfaat dan berdaya guna sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mengacu
pada penataan lingkungan hidup yang berkelanjutan agar menjadi seperti keadaan semula,
(Tojib Alfiah, Forum RHLBT).
Reklamasi menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18
Tahun 2008, pasal 1 butir 2 adalah “kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat
berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukkannya”.
Reklamasi berdasarkan Undang - Undang Minerba No 4 Tahun 2009 pasal 1 ayat 26,
“Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya”.
2.6. Tahap – tahap reklamasi
Ruang lingkup reklamasi(keputusan menteri kehutanan dan perkebunan No. 149,
tahun 1999)meliputi tahapan kegiatan :
a). Investasi lokasi reklamasi
b). Penetapan lokasi reklamasi
c). Perencanaan reklamasi
1. Penyusunan reklamasi
2. Penyusunan rancangan reklamasi
d). Pelaksanaan reklamasi yang meliputi
1. penyiapan lahan
2. pengaturan bentuk lahan(land scaping)
3. pengadalian erosi dan sedimentasi
4. pengolahan lapisian olah(top soil)
5. revegetasi
6. pemeliharaan

2.7. Dasar Hukum


Upaya pengendalian dampak negatif kegiatan pertambangan terhadap lingkungan
hidup dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
a. Peraturan - Pemerintah 78 tahun 2010 tentang reklamasi pasca tambang, (Tajib Alfiah
Direktur Eksekutif FORUM RHLBT).
b. Undang - Undang No. 23 tahun 2009 tentang pengendalian dan pengelolaan
lingkungan hidup, (Tajib Alfiah Direktur Eksekutif FORUM RHLBT).
c. Permenhut P39/2010 tentang pola umum, kriteria dan standar rehabilitasi dan
reklamasi hutan, (Tajib Alfiah Direktur Eksekutif FORUM RHLBT).
d. Permenhut P4/2011 tentang pedoman reklamasi hutan, (Tajib Alfiah Direktur
Eksekutif FORUM RHLBT).
e. Permenhut P60/2009 tentang pedoman penilaian keberhasilan reklamasi hutan,
(Tajib Alfiah Direktur Eksekutif FORUM RHLBT).
f. Undang - Undang No 4 tahun 2009 tentang Minerba.
g. Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan - Ketentuan Pokok
Pengolahan Lingkungan Hidup.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
i. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 121 K/PE/1995 Pasal 1 adalah
kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki dan menata lahan yang terganggu sebagai
akibat usaha penambangan umum agar dapat berfungsi dan berdaya sesuai dengan
peruntukannya.

2.8. Perencanaan Reklamasi


Untuk melaksanakan reklamasi diperlukan perencanaan yang baik, agar dalam
pelaksanaannya dapat tercapai sasaran sesuai yang dikehendaki, dalam hal ini reklamasi
harus disesuaikan dengan tata ruang perencanaan reklamasi harus
sudah disiapkan sebelum melakukan operasi penambangan dan merupakan
program yang terpadu dalam kegiatan operasi penambangan.

2.8.1. Pemerian Lahan/Tinjauan Dari Kondisi Lahan


Pemerian lahan pertambangan merupakan hal yang terpenting untuk
merencanakan jenis perlakuan dalam kegiatan reklamasi, jenis perlakuan reklamasi
dipengaruhi oleh berbagai faktor utama :
a. Kondisi iklim
b. Geologi
c. Jenis tanah
d. Bentuk alam
e. Air permukaan dan air tanah
f. Flora dan fauna
g. Penggunaan lahan
h. Tata ruang dan lain-lain
Untuk lahan data yang dimaksud diperlukan suatu studi lapangan, dari berbagai faktor
tersebut diatas, kondisi iklim terutama curah hujan dan jenis tanah merupakan faktor yang
penting.
2.8.2. Pemetaan
Rencana operasi penambangan yang sudah memperhatikan upaya reklamasi
atau sebaliknya dengan sendirinya akan saling mendukung dalam pelaksanaan kedua
kegiatan tersebut, rencana (tahapan pelaksanaan) reklamasi ditetapkan sesuai dengan
kondisi setempat dan rencana kemajuan penambangan, rencana tahap reklamasi tersebut
dilengkapi dengan peta skala 1 : 1000 atau skala lainnya yang disetujui, disertai gambar-
gambar teknis bangunan reklamasi, selanjutnya peta tersebut dilengkapi dengan peta indeks
dengan skala memadai.
Di dalam peta tersebut digambarkan situasi penambangan dan lingkungan, misalnya
kemajuan penambangan, timbunan tanah penutup, timbunan terak (slag), penyimpanan
sementara tanah pucuk, kolam pengendap, kolam persediaan air, pemukiman, sungai
jembatan, jalan, revegetasi, dan sebagainya serta mencantumkan tanggal situasi/
pembuatannya.

2.8.3. Peralatan Yang Digunakan


Untuk menunjang keberhasilan reklamasi biasanya digunakan peralatan
dan sarana prasarana, antara lain : ”Dump Truck”, Bulldozer, Excavator (Back Hoe),
Sekop, Cangkul.Bangunan pengendali erosi : Susunan karung pasir, Tanggul, Pagar
keliling, Beton pelat baja untuk menghindari kecelakaan dan lain-lain, adapun peralatan yang
digunakan dalam melaksanakan reklamasi yaitu excavator, dump truck dan bulldozer

2.8.4. Rencana Desain Reklamasi


Adapun rencana desain yang coba diterapkan adalah reklamasi sistem pot, pada
metode ini dipakai campuran top soil dan pupuk kandang untuk membantu tanaman tumbuh
guna memulihkan tanah disekitarnya. lahan yang akan dimanfaatkan dibersihkan, lalu digali
sesuai ukuran dan jenis pohon yang akan ditanam. Kemudian ukuran lubang juga mesti
disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam serta jarak tanam yang di inginkan.
Keuntungan dari penggunaan cara tersebut adalah :
1. Tingkat keberhasilan tinggi.
2. Tidak memerlukan banyak tenaga kerja.
3. Proses pengerjaannya relatif mudah dengan biaya yang diperlukan
relative murah.
4. Rekayasa lahan yang sangat efisien dan cocok diterapkan pada lahan-
lahan bekas galian yang sangat miskin hara.
Kekurangan dari penggunaan cara tersebut adalah :
1. Memerlukan tambahan atau bahan media tanam lain untuk mengganti
dan menutup lubang galian lahan kritis tersebut.
2. Tampak yang ada tidak mendekati keadaan yang sebenarnya.
2.9. Pelaksanaan Reklamasi
Kegiatan pelaksanaan reklamasi harus segera dimulai sesuai dengan rencana
tahunan pengelolaan lingkungan yang telah disetuju
dan harus sudah selesai pada waktu yang telah ditetapkan, dalam melaksanakan
kegiatan
reklamasi perusahaan pertambangan bertanggung jawab sampai kondisi/zona akhir yang
telah disepakati tercapai.
Setiap lokasi penambangan mempunyai kondisi tertentu yang mempengaruhi
pelaksanaan reklamasi, pelaksanaan reklamasi umumnya merupakan gabungan dari
pekerjaan teknik sipil dan teknik vegetasi, pekerjaan teknik sipil meliputi : pembuatan teras,
saluran pembuangan akhir (SPA), bangunan pengendali lereng, check dam, dan lain-lain
yang disesuaikan dengan kondisi setempat. pekerjaan teknik vegetasi meliputi :
pola tanam, sistem penanaman (monokultur, multiple croping), jenis tanaman
yang disesuaikan kondisi setempat, tanaman penutup dan lain-lain.
pelaksanaan reklamasi lahan meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan
bentuk tambang (landscaping), pengaturan/penempatan bahan tambang kadar rendah
yang belum dimanfaatkan.
b. Pengendalian erosi dan sedimentasi.
c. Pengelolaan tanah pucuk (top soil).
d. Revegatasi (penanaman kembali) dan pemanfaatan lahan bekas
tambang untuk tujuan lainnya.

2.10. Persiapan Lahan


3.10.1. Pengamatan Lahan Bekas Penambangan
Kegiatan ini meliputi :
a. Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang tidak digunakan di
lahan yang akan direklamasi.
b. Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan sampah/limbah beracun
dan berbahaya dengan perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan.
c. Pembuangan atau penguburan potongan beton dll pada tempat khusus.
d. Penutupan lubang bukaan tambang secara aman dan permanen.
e. Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang
akan direklamasi.
2.10.2. Pengaturan Bentuk Lahan
Pengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi setempat kegiatan
ini meliputi :
a. Pengaturan bentuk lereng
- Pengaturan bentuk lereng dimaksud untuk mengurangi kecepata air limpasan (run off),
erosi dan sedimentasi serta longsor.
- Lereng jangan terlalu tinggi atau terjal dan dibentuk berteras–teras.
b. Pengaturan saluran pembuangan air
- Pengaturan saluran pembuangan air (SPA) dimaksudkan untuk mengatur air agar mengalir
pada tempat tertentu dan dapat mengurangi kerusakan lahan akibat erosi.
- Jumlah/kerapatan dan bentuk (SPA) tergantung dari bentuk lahan dan luas areal yang
direklamasi.

2.11. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi


Defenisi erosi merupakan peristiwa pengikisan tanah, sedimen, dan partikel lain
akibat angin, air, atau es, sedangkan sedimentasi proses pengendapan material cair atau padat
dari kondisi lahan yang terganggu yang biasanya terlarut dalam suatu air.
Pengendalian erosi merupakan hal yang mutlak dilakukan
selama kegiatan penambangan dan setelah penambangan erosi dapat
mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah, terjadinya endapan lumpur
dan sedimentasi di alur-alur sungai., faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi
oleh air adalah : curah hujan, kemiringan lereng (topografi), jenis tanah,
dan tanaman penutup tanah, maka dari itu sebelum melakukan penambangan maka
diperlukan perencanaan pengendali erosi dan sedimentasi.
beberapa cara mengendalikan erosi dan air limpasan adalah sebagai berikut :
a. Meminimalisir areal terganggu dengan :
- Membuat rencana detail kegiatan penambangan dan reklamasi.
- Membuat batas-batas yang jelas areal tahapan penambangan.
- Penebangan pohon sebatas areal yang akan
dilakukan penambangan.
- Pengawasan yang ketat pada
pelaksanaan penebangan pepohonan.
b. Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan :
- Pembuatan teras-teras.
- Pembuatan SPA.
- Dam pengendali.
c. Meningkatkan peresapan air tanah (infiltrasi) :
- Dengan penggaruan tanah searah kontur.
- Akibat penggaruan tanah menjadi gembur dan volume
tanah meningkat sebagai media perakaran tanah.
- Pembuatan lubang-lubang tanaman, pendangiran, dll.
d. Pengelolaan air yang keluar dari lokasi penambangan
- Penyaluran air dari lokasi tambang ke perairan umum harus sesuai dengan perlakuan
yang berlaku dan harus di dalam wilayah kuasa tambang.
- Membuat bendungan sedimen untuk menampung air yang banyak mengandung sedimen.
- Bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan permanen yang dilengkapi
dengan saluran pengelak.
- Letak bendungan ditempatkan sedemikian sehingga aliran air mudah ditampung dan
dibelokkan serta kemiringan saluran air (SPA) jangan terlalu curam.
- Bila endapan sedimen telah mencapai setengah dari badan bendungan sebaiknya sedimen
dikeruk dan dapat dipakai sebagai lapisan atas tanah.
- Kurangi kecepatan aliran permukaan dengan membuat teras, check dam dari beton, kayu
atau dalam bentuk lain.

2.12. Revegetasi
Revegetasi meurut keputusan menteri kehutanan dan perkebunan No. 146 tahun 1999
adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali pada lahan bekas tambang.
Revegetasi dilakukan melalui tahapan kegiatan penyusunan rancangan teknis tanaman,
persediaan lapangan, pengadaan bibit/persemaian, pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan
tanamanan.
1. Penyusunan rancangan teknis tanaman

Penyusunan rancangan teknis tanaman adalah rencana detail kegiatan revegetasi yang
menggambarkan kondisi detail kegiatan revegetasi Yang mengambarkan kondisi lokasi, jenis
tanaman yang ditanam, uraian jenis pekerjaan, kebutuhan bahan dan alat, kebutuhan tenaga
kerja, kebutuhan biaya dan tata waktu pelaksanaan kegiatan
2. Persiapan lapangan

Pada umumnya persiapan lapangan meliputi pekerjaan pembersihan lahan tanah dan
kegiatan perbaikan tanah. Kegiatan tersebut sangat penting agar keberhasilan tanamanan
tanaman dapat tercapai.
3. Pengadaan bibit atau persemaian

Bibit yang dibutuhkan untuk revegetasi dapat memenuhi melalui pembelian bibit siap tanam
atau melalui pengadaan bibit.
4. Pelaksanaan penanaman

Tahap pelaksanaan penanaman meliputi pengaturan arah larikan tanaman, pemasangan ajir,
distribusi bibit, pembuatan lubang tanaman dan penanaman.

5. Pemeliharaan

Tingkat keberhasilan dari suatu metode penanaman akan berkurang bila tidak dilakukannya
pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan tanaman dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan
tanaman sedemikian rupa shingga dapat diwujudkan keadaan optimal bagi pertumbuhan
tanaman
BAB III
PENUTUP
Demikian proposal ini disusun sebagai salah satu kerangka acuan dalam proses
pertimbangan bagi pihak PT. VALE INDONESIA Tbk atas kebijakan terhadap rencana kami
melakuakn kegiatan KERJA PRAKTEK.
Atas perhatian dan kerja sama bapak/ibu kami ucapkan terima kasih

Das könnte Ihnen auch gefallen