Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PITA ENERGI
RESUME
Disusun untuk memenuhi tugas Fisika Zat Padat yang
dibimbing oleh Nandang Mufti, S. Si, M. T, Ph. D
oleh:
Lailatul Masruroh (120321540640)
Kelas B
Gambar 1. Bagan elektron penempatan memenuhi pita energi untuk insulator, metal, semimetal
dan semikonduktor. Luas kotak terindikasi memenuhi area bercorak terindikasi merupakan daerah
pengisi elektron. Dalam semimetal (serupa seperti bismut) atau pita hampir mengisi dan pita yang
lain mendekati kosong sepenuhnya nol, tetapi semikonduktor murni (serupa seperti silikon)
menjadi sebuah insulator sepenuhnya nol. Di sebelah kiri terdapat dua semikonduktor
menunjukkan pada temperatur terbatas. Dengan pengangkutan meningkat panas. Satu lagi
semikonduktor adalah elektron-desibel yang tidak teratur.
Perbedaan antara konduktor yang baik dan isulator yang baik adalah saling
menabrak atau membentur. Sebuah resistivitas listrik metal murni bernilai rendah
atau setara dengan 10-10 ohm-cm pada temperatur 1 Kelvin, jauh dari
kemungkinan superkonduktivity. Resistivitas insulator yang baik sebanding
dengan 1022 ohm-cm. Rangkaian ini 1032 lebih lebar dari kebanyakan fisika zat
padat.
Model elektron bebas memenuhi jumlah distribusi yang pada dasarnya terus
menerus berawal dari nol hingga tak terhingga. Telah diketahui bahwa:
ℏ2
∈𝑘 = (𝑘𝑥2 + 𝑘𝑦2 + 𝑘𝑧2 ) ………………………….. (1)
2𝑚
Refleksi pertama dan celah energi pertama terbentuk pada 𝑘 = ± 𝜋⁄𝑎. Pada
bagian ini k di antara − 𝜋⁄𝑎 adalah zona Brillouin kisi. Celah energi lainnya
terjadi untuk nilai bilangan n lainnya.
Fungsi gelombang pada 𝑘 = ± 𝜋⁄𝑎 bukanlah gelombang berjalan exp
(𝑖𝜋 𝑥⁄𝑎) atau exp(−𝑖𝜋 𝑥⁄𝑎) elektron bebas. Dimana nilai khusus untuk k fungsi
gelombang membuat persamaan bagian perjalanan gelombang untuk bagian kanan
dan kiri
Pernyataan tidak terikat waktu direpresentasikan oleh gelombang berdiri.
Kita dapat menuliskan persamaan dua gelombang berdiri yang berbeda dari
𝑖𝑘𝑥
gelombang berjalan exp( ) yaitu :
𝑎
Misalkan besar energi potensial elektron dalam kristal pada titik x adalah :
2𝜋𝑥
𝑈(𝑥) = 𝑈 cos
𝑎
Perbedaaan energi orde pertama antara dua gelombang berdiri dinyatakan oleh :
1
𝐸𝑔 = ∫ 𝑑𝑥 𝑈(𝑥)[|𝜓(+)|2 − |𝜓(−)|2 ]
0
2𝜋𝑥
𝐸𝑔 = 2 ∫ 𝑑𝑥 𝑈 cos ( ) (𝑐𝑜𝑠 2 𝜋𝑥/𝑎 − 𝑠𝑖𝑛2 𝜋𝑥/𝑎 ) = 𝑈
𝑎
Dapat dilihat bahwa celah sama dengan komponen Fourier dari potensial kristal.
FUNGSI BLOCH
Fungsi Bloch membuktikan bahwa solusi untuk persamaan Schrodinger
pada potensial periodik harus berbentuk:
ℏ2 𝑑 2 𝜓
− + 𝑈(𝑥)𝜓 = 𝜖𝜓 … … . . (11)
2𝑚 𝑑𝑥 2
Dimana U(x) adalah energi potensial dan ε adalah nilai energi eigen.
Pada daerah 0 < x < a dimana U=0, fungsi eigen adalah kombinasi linier
Gambar 4. Sumur kuadrat potensial periodik yang dikenalkan oleh Kronig dan Fenney.
Kita membutuhkan solusi yang lengkap untuk mendapatkan bentuk Bloch
(7). Dengan demikian, solusi pada daerah a < x < a + b harus dihubungkan dengan
solusi (14) dalam daerah –b < x < 0 dengan teorema Bloch:
𝜓(a < x < a + b) = 𝜓(-b < x < 0) eik(a + b) (16)
Konstanta A, B, C, D dipilih sehingga 𝜓 dan d𝜓/dx kontinu pada x = 0 dan
x = a. Terdapat kondisi batasan mekanika kuantum yang luar biasa dalam masalah
yang melibatkan sumur potensial kuadrat. Pada x = 0,
A+B+C+D; (17)
iK(A – B) = Q(C – D) (18)
Pada x = a, dengan menggunakan (16) untuk 𝜓(a) ke bawah sawar sampai 𝜓(-b),
AeiKa + Be-iKa = (Ce-Qb + DeQb) eik(a + b); (19)
iK(AeiKa – Be-iKa) = Q(Ce-Qb – DeQb) eik(a+b) (20)
Persamaan (17) sampai (20) memiliki solusi hanya jika determinan
koefisien A, B, C, D hilang, atau jika
[(Q2 – K2)/2QK] sinh Qb sin Ka + cosh Qb cos Ka = cos k(a + b) (21a)
Hasilnya menjadi sederhana jika kita melambangkan potensial dengan
fungsi delta periodik yang didapatkan ketika kita melalui limit b = 0 dan U0 = ∞,
sedemikian sehingga Q2ba/2 = P, besaran terbatas. Pada limit Q << K dan Qb <<
1. Sehingga (21a) berkurang menjadi
(P/Ka) sin Ka + cos Ka = cos ka (21b)
Rentangan K agar persamaan ini memiliki solusi pada Gambar 5, untuk
kasus P = 3π/2. Nilai energi yang sama di plot pada Gambar 6. Vektor gelombang
k dari fungsi Bloch merupakan indeks yang penting, bukan K dalam (12), yang
dihubungkan dengan (13).
Gambar 5. Grafik fungsi (P/Ka) sin Ka + cos Ka, untuk P = 3π/2. Nilai energi ini syah diberikan
oleh rentangan Ka = (2mє/ћ2)1/2a agar fungsi terletak antara ±
1. Untuk nilai energi lainnya tidak termasuk pada gelombang
berjalan atau solusi Bloch-like untuk persamaan gelombang,
sehingga celah yang terlarang pada spektrum energi
terbentuk.
perluasan salah satu fungsi Bloch. Jika salah satu vektor gelombang k termasuk
dalam ψ, maka semua vektor gelombang lainnya di Fourier merupakan perluasan
ψ. Jika salah satu vektor gelombang k termasuk dalam ψ, maka semua vektor
gelombang lainnya di Fourier merupakan perluasan ψ hal ini akan memiliki
bentuk 𝑘 + 𝐺, dimana G adalah vektor kisi resiprokal.
Kita mendapatkan bahwa ψ sebagai fungsi gelombang yang berisi sebuah
komponen k sebagai 𝜓𝑘 atau sama dengan 𝜓𝑘+𝐺 . Vektor gelombang berjalan 𝑘 +
𝐺 di atas G yang dibatasi subset dari set 2𝜋𝑛/𝐿, seperti ditunjukkan pada Gambar.
7.
Kita biasanya harus memilih sebuah label untuk fungsi Bloch bahwa k
yang terletak dalam zona Brillouin pertama. Situasi ini berbeda dengan masalah
phonon. Permasalahan elektron seperti permasalahan difraksi sinar-x karena
medan elektromagnetik ada dimana-mana dalam kristal dan tidak hanya pada ion.
Untuk menyelesaikan persamaan gelombang, substitusi (25) dalam (24)
untuk mendapatkan satu set persamaan aljabar linear untuk koefisien Fourier.
Persamaan energi kinetik
1 2 1 𝑑 2 ℏ2 𝑑 2 𝜓 ℏ2
𝑝 𝜓(𝑥) = (−𝑖ℏ ) 𝜓(𝑥) = − = ∑ 𝑘 2 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥
2𝑚 2𝑚 𝑑𝑥 2𝑚 𝑑𝑥 2 2𝑚
𝑘
Setiap komponen Fourier harus memiliki koefisien yang sama pada kedua
sisi persamaan. Sehingga
Gambar 7. titik rendah mewakili nilai dari vektor gelombang 𝑘 = 2𝜋𝑛/𝐿 yang diperoleh dari
kondisi batas periodik fungsi gelombang ke cincin lingkar L yang terdiri dari 20 sel primitif. Nilai-
nilai memungkinkan terus sampai ± ∞. Titik-titik atas mewakili saat baru beberapa vektor
gelombang yang dapat masuk ke dalam ekspansi Fourier dari fungsi gelombang ψ (x), mulai dari
2𝜋 2𝜋 2𝜋
vektor gelombang tertentu 𝑘 = 𝑘0 = −8( ).Vektor kisi resiprokal terpendek adalah = 20( ).
𝐿 𝑎 𝐿
ℎ2 2𝜋𝑛 2 −1
(2𝑚𝐴) = − ∑𝑛 [(𝑘 − ) − (2𝑚𝜖/ℎ2 ] (40)
𝑎
yang setuju dengan hasil Kroning-Penney (21b) dengan Pditulis untuk 𝑚𝐴𝑎2 /
2ℎ2
Pendekatan Kisi Kosong
Struktur band yang sebenarnya biasanya diperlihatkan dengan plot energi
berbanding dengan vector gelombang di zona Brillouin pertama.ketika vector
gelombang kebetulan diberikan di luar zona pertama, mereka dibawa kembali ke
zona pertama dengan mengurangkan timbal balik vektor kisi yang sesuai.
Terjemahan demikian selalu dapat ditemukan. Operasi ini membantu dalam
visualisasi pada kertas grafik.
Ketika energi Band yang didekati dengan cukup baik oleh elektron bebas
energi 𝜖𝑘 = ℎ2 𝑘 2 /2𝑚, disarankan untuk memulai perhitungan dengan membawa
energi elektron bebas kembali ke zona pertama. Prosedur ini cukup sederhana
sekali sehingga Anda dapat menguasainya. Kita mencari G sehingga k’ dalam
memenuhi zona pertama.
𝑘′ + 𝐺 = 𝑘
Dimana k tidak dibatasi dan merupakan vector gelomkbang elektron bebas
dalam latice kosong. (Setelah gelombang bidang dimodulasi oleh kisi-kisi, tidak
ada vector gelombang tunggal untuk bagian 𝜓).
Jika C(1/2 G) ialah koefisien yang perting di orbital pada area ikatan, maka
C(-1/2G) menjadi koefisien yang penting. Kita hanya menguasai persamaan pada
persamaan pusat yang terdiri atas dua koefisien C(1/2G) dan C(1/2G), dan
mengabaikan semua koefisien yang lain.
1 2
Satu persamaan dari (31) menjadi, dengan k=1/2G dan 𝜆 = ℏ2 (2 𝐺) /2𝑚,
1 1
(𝜆 − 𝜖)𝐶 ( 𝐺) + 𝑈𝐶 (− 𝐺) = 0 (44)
2 2
Persamaan lain dari (31) menjadi,
1 1
(𝜆 − 𝜖)𝐶 (− 𝐺) + 𝑈𝐶 ( 𝐺) = 0 (45)
2 2
Dua persamaan memiliki solusi yang kurang maksimal untuk dua koefisien
jika energi 𝜖
𝜆−𝜖 𝑈
| |=0 (46)
𝑈 𝜆−𝜖
maka,
ℏ2 1 2
(𝜆 − 𝜖)2 = 𝑈 2 ; 𝜖 = 𝜆 ± 𝑈 = ( 𝐺) ± 𝑈. (47)
2𝑚 2
Energi memiliki dua asal, satu lebih rendah energi kinetik elektron bebas dengan
U, dan satu lebih tinggi oleh U. maka energi potensial 2U cos Gx dibentuk dari
jarak energi 2U pada area ikatan.
Rasio dari beberapa C di dapatkan dari beberapa persamaan (45) atau (45):
1
𝐶(− 𝐺) 𝜆−𝜖
2
1 = = ±1 (48)
𝐶( 𝐺) 𝑈
2
Maka ekspansi fourier dari 𝜓(𝑥) pada area ikat memiliki penyelesaian.
𝜓(𝑥) = 𝑒𝑥𝑝(𝑖𝐺𝑥/2) ± 𝑒𝑥𝑝(−𝑖𝐺𝑥/2)
Satu solusi dari fungsi gelombang pada jarak energi terendah; persamaan
yang diberikan pada fungsi gelombang pada jarak tertinggi. Dimana solusi
memiliki energi yang rendah terdiri atas U.
Kita sekarang menyelesaikan untuk orbital gelombang vektor k berdekatan
dengan area ikat ½ G. kita menggunakan dua kompenen yang sama, sekarang
fungsi gelombang dengan bentuk
𝜓(𝑥) = 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥 + 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 𝑖(𝑘−𝐺)𝑥 (49)
Arah dari persaman pusat (31), kita selesaikan dengan membagi persamaan
(𝜆 − 𝜖)𝐶(𝑘) + 𝑈𝐶(𝑘 − 𝐺) = 0;
(𝜆𝑘−𝐺 − 𝜖)𝐶(𝑘 − 𝐺) + 𝑈𝐶(𝑘) = 0,
ℏ2 𝑘 2
Dengan 𝜆𝑘 ditentukan dengan . Pada persamaan memiliki solusi jikaenergi 𝜖.
2𝑚
𝜆 −𝜖 𝑈
| 𝑘 |=0
𝑈 𝜆𝑘−𝐺 − 𝜖
Dimana, 𝜖 2 − 𝜖(𝜆𝑘−𝐺 + 𝜆𝑘 ) + 𝜆𝑘 + 𝐺 𝜆𝑘 − 𝑈 2 = 0
Energi memiliki dua asal:
1 1 1/2
𝜖 = 2 (𝜆𝑘−𝐺 + 𝜆𝑘 ) ± [4 (𝜆𝑘−𝐺 + 𝜆𝑘 )2 + 𝑈 2 ] , (50)
dimana pengukuran berbeda K=k-1/2G dalam vektor gelombang antara k dan area
ikat.
1
ℏ2 1 ℏ2 2
𝜖𝑘 = ( ) ( 𝐺 2 + 𝐾 2 ) ± [4𝜆 ( ) + 𝑈 2 ]
2𝑚 4 2𝑚
ℏ2 1 ℏ2 𝑘 2
= (2𝑚) (4 𝐺 2 + 𝐾 2 ) ± 𝑈 [1 + 2(𝜆/𝑈 2 ) ( 2𝑚 )], (51)
ℏ2 𝐺𝑘 ℏ2 1 2
Pada area ≪ |𝑈|. 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑛𝑖 𝜆 = (2𝑚) (2 𝐺) , 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎.
2𝑚
Asal dari penulisan area ikat (47) seperti 𝜖(±), kita mungkin menulis (51)
seperti
ℏ2 𝑘 2
𝜖𝑘 (±) = 𝜖(±) + ( 2𝑚 ) (1 ± 2𝜆/𝑈)(52)
point erikat karena dihubungkan oleh vektor kisi reciprocal phi/a. jumlah total
titik kisi adalah N, sejumlah sel primitif.
Gambar 10. Ratio koefisien 𝜓(𝑥) = 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥 + 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 𝑖(𝑘−𝐺)𝑥 seperti yang terhitung dekat
batasan daerah Brillouin pertama.
Tiap sel primitif memberikan satu nilai bebas k pada tiap pita energi.
Hasilnya membawa ke dalam 3 dimensi. Dengan menghitung 2 orientasi bebas
dari spin elektron, ada 2N orbital bebas dala tiap pita energi. Jika ada satu valensi
atom dalam tiap sel primitif, pitanya dapat terpenuhi separuhnya dengan elektron.
Jika tiap atom memberikan 2 elektron valensi ke pita itu, pita dapat terisi. Jika ada
2 atom dengan valensi 2 dalam tiap sel primitif, maka pita dapat juga terisi.
Kristal dapat menjadi insulator jika jumlah elektron valensi dalam sel
primitif kristal adalah genap. Jika kristal mempunyai jumlah elektron valensi
genap tiap sel primitif, ini baik untuk menentukan ada atau tidak pita yang
bertumpuk dalam energi. Jika pita-pita bertumpuk dalam energi, kemudian pita
yang terisi merupakan insulator, kita dapat memiliki 2 bagian pita yang terisi
sebagai logam. (Gambar 11).
Logam alkali dan logam nobel memiliki satu elektron valensi tiap sel
primitif; mereka dapat menjadi insulator, tetapi pita-pita bertumpukkan dalam
energi menjadi logam tetapi bukan logam yang baik. Berlian, silikon, dan
germanium memiliki 2 atom dengan elektron valensi 4, maka ada 8 elektron
valensi tiap sel primitif; pita tidak bertumpukkan, dan kristal asli adalah insulator
tepat di nol.