Sie sind auf Seite 1von 19

BAB 7

PITA ENERGI

RESUME
Disusun untuk memenuhi tugas Fisika Zat Padat yang
dibimbing oleh Nandang Mufti, S. Si, M. T, Ph. D

oleh:
Lailatul Masruroh (120321540640)

Kelas B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
November 2013
BAB 7
PITA ENERGI

Gambar 1. Bagan elektron penempatan memenuhi pita energi untuk insulator, metal, semimetal
dan semikonduktor. Luas kotak terindikasi memenuhi area bercorak terindikasi merupakan daerah
pengisi elektron. Dalam semimetal (serupa seperti bismut) atau pita hampir mengisi dan pita yang
lain mendekati kosong sepenuhnya nol, tetapi semikonduktor murni (serupa seperti silikon)
menjadi sebuah insulator sepenuhnya nol. Di sebelah kiri terdapat dua semikonduktor
menunjukkan pada temperatur terbatas. Dengan pengangkutan meningkat panas. Satu lagi
semikonduktor adalah elektron-desibel yang tidak teratur.

Model elektron bebas dalam metal memberikan informasi mengenai


kapasitas panas, konduktivitas termal, konduktivitas elektrikal, suseptibilitas
magnetik dan elektrodinamik dalam metal. Tetapi kegagalan model menimbulkan
pertanyaan mengenai perbedaan antara metal, semimetal, semikonduktor dan
insulator; peristiwa dalam jumlah positif koefisien Hall; hubungan konduksi
elektron di dalam metal untuk elektron valensi atom bebas; dan teori; dan banyak
kelengkapan pembawa, khususnya Magnetotransport.

Perbedaan antara konduktor yang baik dan isulator yang baik adalah saling
menabrak atau membentur. Sebuah resistivitas listrik metal murni bernilai rendah
atau setara dengan 10-10 ohm-cm pada temperatur 1 Kelvin, jauh dari
kemungkinan superkonduktivity. Resistivitas insulator yang baik sebanding
dengan 1022 ohm-cm. Rangkaian ini 1032 lebih lebar dari kebanyakan fisika zat
padat.

Setiap padatan mengandung elektron. Kristal menjadi insulator jika salah


satu pita energinya terisi atau kosong, sehingga tidak ada elektron yang berpindah
dalam medan listrik. Sebuah kristal menunjukkan reaksi seperti metal jika salah
satu pita terisi sebagian, sekitar 10 dan 90 persen bagian. Kristal adalah
semikonduktor jika satu atau dua pita memiliki bagian tipis atau kosong.
Untuk memahami perbedaan antara insulator dan konduktor, kita harus
memperluas model elektron bebas untuk menghitung periodisitas kisi-kisi
padatan. Kita akan menemui hal lain yang sungguh luar biasa yang dimiliki
elektron di dalam kristal.

Model Elektron Bebas Terdekat

Model elektron bebas memenuhi jumlah distribusi yang pada dasarnya terus
menerus berawal dari nol hingga tak terhingga. Telah diketahui bahwa:
ℏ2
∈𝑘 = (𝑘𝑥2 + 𝑘𝑦2 + 𝑘𝑧2 ) ………………………….. (1)
2𝑚

Dimana, untuk kondisi batas periodik sebuah kubus berukuran L,


2𝜋 4𝜋
𝑘𝑥 , 𝑘𝑦 , 𝑘𝑧 = 0; ± ;± ; …..
𝐿 𝐿

Fungsi gelombang elektron bebas, persamaannya sebagai berikut


Ψ𝑘 (𝑟) = exp(𝑖𝑘. 𝑟) ;
yang mewakili gelombang berjalan dengan momentum 𝑝 = ℏ𝑘
Struktur pita merupakan sebuah kristal yang seringkali dapat menjelaskan
model elektron bebas terdekat karena pita elektron diperlakukan sebagai pengusik
oleh potensial periodik pada inti ion saja. Refleksi Bragg merupakan ciri khas
penyebaran gelombang dalam kristal. Refleksi Bragg gelombang elektron dalam
kristal adalah penyebab celah energi. Celah energi dapat menentukan secara
signifikan dalam penentuan apakah zat padat merupakan insulator ataukah
konduktor.
Kondisi Bragg (k+G)2=k2 untuk gelombang difraksi gelombang vektor
dalam satu dimensi.
1
𝑘 = ± 2 𝐺 = ±𝑛 𝜋⁄𝑎
𝑛
dimana 𝐺 = 2𝜋 adalah kisi resiprokal vektor dan n adalah bilangan bulat.
𝑎

Refleksi pertama dan celah energi pertama terbentuk pada 𝑘 = ± 𝜋⁄𝑎. Pada
bagian ini k di antara − 𝜋⁄𝑎 adalah zona Brillouin kisi. Celah energi lainnya
terjadi untuk nilai bilangan n lainnya.
Fungsi gelombang pada 𝑘 = ± 𝜋⁄𝑎 bukanlah gelombang berjalan exp
(𝑖𝜋 𝑥⁄𝑎) atau exp(−𝑖𝜋 𝑥⁄𝑎) elektron bebas. Dimana nilai khusus untuk k fungsi
gelombang membuat persamaan bagian perjalanan gelombang untuk bagian kanan
dan kiri
Pernyataan tidak terikat waktu direpresentasikan oleh gelombang berdiri.
Kita dapat menuliskan persamaan dua gelombang berdiri yang berbeda dari
𝑖𝑘𝑥
gelombang berjalan exp( ) yaitu :
𝑎

𝜓(+) = exp(iπx/a) + exp(-iπx/a) = 2 cos (πx/a);


𝜓(−) = exp(iπx/a) - exp(-iπx/a) = 2i sin (πx/a).

Asal Mula Celah Energi


Gelombang berdiri diberi tanda 𝜓(+) atau 𝜓(-) bergantung kepada berubah
atau tidak nya gelombang tersebut ketika -x disubstitusikan pada x. Kedua
gelombang berdiri tersebut terbentuk dari jumlah yang sama dari gelombang
berjalan ke arah kiri dan kanan.

ρ(+) = |𝜓(+)|2 ∝ cos2 πx/a

Gambar 3a menggambarkan variasi dari energi potensial elektrostatis dari


sebuah elektron konduksi di dalam medan positif dari ion inti. Ion ini menyangga
muatan positif karena atom terionisasi di dalam logam, dengan elektron valensi
yang diambil untuk membentuk pita konduksi. Energi potensial dari elektron di
dalam medan ion positif adalah negatif sehingga gaya diantara elektron tersebut
adalah tarik menarik.
Untuk gelombang berdiri yang lain, kemungkinan kerapatanya adalah :
ρ(-) = |𝜓(−)|2 ∝ sin2 πx/a
dimana fokus dari elektron terpisah dari ion inti.
Besarnya Celah Energi
𝜋
Fungsi panjang gelombang pada batas wilayah Brillouin zone 𝑘 = 𝑎
𝜋𝑥 𝜋𝑥
adalah √2 cos dan √2 sin dinormalisasikan pada satuan panjang atau garis.
𝑎 𝑎

Misalkan besar energi potensial elektron dalam kristal pada titik x adalah :
2𝜋𝑥
𝑈(𝑥) = 𝑈 cos
𝑎
Perbedaaan energi orde pertama antara dua gelombang berdiri dinyatakan oleh :
1
𝐸𝑔 = ∫ 𝑑𝑥 𝑈(𝑥)[|𝜓(+)|2 − |𝜓(−)|2 ]
0

2𝜋𝑥
𝐸𝑔 = 2 ∫ 𝑑𝑥 𝑈 cos ( ) (𝑐𝑜𝑠 2 𝜋𝑥/𝑎 − 𝑠𝑖𝑛2 𝜋𝑥/𝑎 ) = 𝑈
𝑎
Dapat dilihat bahwa celah sama dengan komponen Fourier dari potensial kristal.

FUNGSI BLOCH
Fungsi Bloch membuktikan bahwa solusi untuk persamaan Schrodinger
pada potensial periodik harus berbentuk:

𝜓𝑘 (𝑟) = 𝑈𝑘 (𝑟) exp(𝑖𝑘. 𝑟) … … . . (7)


Dimana Uk(r) mempunyai periode kristal lattice dengan Uk(r) = Uk (r +T) dengan
T adalah vektor sisi translasi. Persamaan diatas mengungkapkan teorema bloch :
Fungsi Eigen dari persamaan gelombang untuk potensial periodik
mempunyai hasil dari bidang gelombang eksp. (ik . r) fungsi waktu Uk (r)
dengan periodisitas kisi kristal
Fungsi gelombang one-elektron pada persamaan (7) disebut fungsi bloch
dan dapat didekomposisikan dalam jumlah gelombang berjalan. Fungsi Bloch
dapat dikumpulkan dalam bentuk gelombang paket-paket mewakili elektron –
elektron yang menyebar secara bebas melalui medan potensial dari inti ion.
Teorema Bloch valid jika 𝜓𝑘 nondegenerasi yaitu ketika tidak ada fungsi
gelombang dengan energi yang sama dan vektor gelombangnya 𝜓𝑘 . Energi
potensial piriodik di a dengan U(x) =U(x + sa) dimana s adalah bilangan bulat.
Untuk mencari solusi persamaan gelombang dapat dibantu oleh garis
simetri cincin sehingga:
𝜓(𝑥 + 𝑎) = 𝐶𝜓(𝑥) … … … … … . (8)
dimana C konstan, sehingga disekitar cincin adalah
𝜓(𝑥 + 𝑁𝑎) = 𝜓(𝑥) = 𝐶 𝑁 𝜓(𝑥)
Karena 𝜓(𝑥) harus bernilai tunggal. C adalah satu dari akar dari kesatuan atau
𝑖2𝜋𝑠𝑥
𝐶 = exp ( ) ; 𝑠 = 0, 1, 2, … , 𝑁 − 1 … … … … … (9)
𝑁𝑎
Kita gunakan persamaan diatas
𝑖2𝜋𝑠𝑥
𝜓(𝑥) = 𝑈𝑘 (𝑥) exp ( ) … … … … … . (10)
𝑁𝑎

MODEL KRONIG PENNEY


Potensial periodik dari persamaan gelombang dapat dipecahkan dalam
fungsi dasar square-well array seperti gambar dibawah. Persamaan gelombangnya
adalah :

ℏ2 𝑑 2 𝜓
− + 𝑈(𝑥)𝜓 = 𝜖𝜓 … … . . (11)
2𝑚 𝑑𝑥 2
Dimana U(x) adalah energi potensial dan ε adalah nilai energi eigen.

Pada daerah 0 < x < a dimana U=0, fungsi eigen adalah kombinasi linier

𝜓 = 𝐴𝑒 𝑖𝐾𝑥 + 𝐵𝑒 −𝑖𝑘𝑥 , (12)


Pada bidang gelombang berjalan kekiri dan kanan dengan energi
𝐾2
∈ = ℏ2 … … … … . (13)
2𝑚
Pada daerah –b < x<0 dengan solusi pembatasnya dalam bentuk
𝜓 = 𝐶𝑒 𝑄𝑥 + 𝐷𝑒 −𝑄𝑥 , (14)
Dengan
𝑄2
𝑈0 −∈ = ℏ2 … … … … . (15)
2𝑚

Gambar 4. Sumur kuadrat potensial periodik yang dikenalkan oleh Kronig dan Fenney.
Kita membutuhkan solusi yang lengkap untuk mendapatkan bentuk Bloch
(7). Dengan demikian, solusi pada daerah a < x < a + b harus dihubungkan dengan
solusi (14) dalam daerah –b < x < 0 dengan teorema Bloch:
𝜓(a < x < a + b) = 𝜓(-b < x < 0) eik(a + b) (16)
Konstanta A, B, C, D dipilih sehingga 𝜓 dan d𝜓/dx kontinu pada x = 0 dan
x = a. Terdapat kondisi batasan mekanika kuantum yang luar biasa dalam masalah
yang melibatkan sumur potensial kuadrat. Pada x = 0,
A+B+C+D; (17)
iK(A – B) = Q(C – D) (18)
Pada x = a, dengan menggunakan (16) untuk 𝜓(a) ke bawah sawar sampai 𝜓(-b),
AeiKa + Be-iKa = (Ce-Qb + DeQb) eik(a + b); (19)
iK(AeiKa – Be-iKa) = Q(Ce-Qb – DeQb) eik(a+b) (20)
Persamaan (17) sampai (20) memiliki solusi hanya jika determinan
koefisien A, B, C, D hilang, atau jika
[(Q2 – K2)/2QK] sinh Qb sin Ka + cosh Qb cos Ka = cos k(a + b) (21a)
Hasilnya menjadi sederhana jika kita melambangkan potensial dengan
fungsi delta periodik yang didapatkan ketika kita melalui limit b = 0 dan U0 = ∞,
sedemikian sehingga Q2ba/2 = P, besaran terbatas. Pada limit Q << K dan Qb <<
1. Sehingga (21a) berkurang menjadi
(P/Ka) sin Ka + cos Ka = cos ka (21b)
Rentangan K agar persamaan ini memiliki solusi pada Gambar 5, untuk
kasus P = 3π/2. Nilai energi yang sama di plot pada Gambar 6. Vektor gelombang
k dari fungsi Bloch merupakan indeks yang penting, bukan K dalam (12), yang
dihubungkan dengan (13).

Gambar 5. Grafik fungsi (P/Ka) sin Ka + cos Ka, untuk P = 3π/2. Nilai energi ini syah diberikan
oleh rentangan Ka = (2mє/ћ2)1/2a agar fungsi terletak antara ±
1. Untuk nilai energi lainnya tidak termasuk pada gelombang
berjalan atau solusi Bloch-like untuk persamaan gelombang,
sehingga celah yang terlarang pada spektrum energi
terbentuk.

Gambar 6. Grafik hubungan antara energi dengan bilangan


gelombang untuk potensial Kronig-Penney, dengan P = 3π/2.
Catatan: celah energi pada ka = π, 2π, 3π . . . .

PERSAMAAN GELOMBANG ELEKTRON PADA POTENSIAL


PERIODIK

Rata-rata bentuk yang diharapkan sebagai solusi persamaan Schrödinger


terjadi jika vektor gelombang terletak pada batas daerah, yaitu k = π/a. Misalkan
U(x) merupakan energi potensial elektron kisi linier dari konstanta kisi a. Kita
ketahui bahwa energi potensial invarian pada translasi kisi kristal: U(x) = U(x +
a). Fungsi invarian pada translasi kisi kristal diperluas menggunakan deret Fourier
dalam vektor kisi resiprok G. Deret Fourier untuk energi potensial sebagai
berikut:
𝑈(𝑥) = ∑𝐺 𝑈𝐺 𝑒 𝑖𝐺𝑥 (22)
Nilai koefisien UG untuk potensial kristal sebenarnya bergantung pada
pengurangan secara cepat dengan peningkatan besaranya G. Untuk potensial
coulomb lugas UG berkurang menjadi 1/G2.
Kita inginkan energi potensial U(x) untuk menjadi fungsi real:
𝑈(𝑥) = ∑𝐺>0 𝑈𝐺 (𝑒 𝑖𝐺𝑥 + 𝑒 −𝑖𝐺𝑥 ) = 2 ∑𝐺>0 𝑈𝐺 cos 𝐺𝑥 (23)
Untuk meyakinkan, diasumsikan bahwa kristal simetris sekitar x = 0 dan U0 = 0.
Persamaan gelombang sebuah elektron dalam kristal adalah ℋ𝜓 = є𝜓,
dimana ℋ merupakan Hamiltonian dan є merupakan nilai egen. Solusi 𝜓 disebut
fungsi eigen atau fungsi orbital atau Bloch. Secara eksplisit, persamaan
gelombangnya adalah
1 1
(2𝑚 𝑝2 + 𝑈(𝑥)) 𝜓(𝑥) = (2𝑚 𝑝2 + ∑𝐺 𝑈𝐺 𝑒 𝑖𝐺𝑥 ) 𝜓(𝑥) = 𝜖𝜓(𝑥) (24)

Fungsi gelombang 𝜓(x) dinyatakan sebagai penjumlahan deret Fourier


semua nilai vektor gelombang yang dilegalkan oleh adanya kondisi batas,
sehingga
𝜓 = ∑𝑘 𝐶(𝑘) 𝑒 𝑖𝑘𝑥 , (25)
Dimana k real. (Kita menuliskan indeks k sebagai subskrip G dengan sama
baiknya, seperti Gk).
Kumpulan nilai k memiliki bentuk 2πn/L, karena nilai-nilai ini memenuhi
kondisi batas periodik selama panjang L. Sifat translasi 𝜓(x) dideterminasikan
oleh teorema Bloch (7).
2𝜋𝑛
Tidak semua set gelombang vektor termasuk Fourier yang merupakan
𝐿

perluasan salah satu fungsi Bloch. Jika salah satu vektor gelombang k termasuk
dalam ψ, maka semua vektor gelombang lainnya di Fourier merupakan perluasan
ψ. Jika salah satu vektor gelombang k termasuk dalam ψ, maka semua vektor
gelombang lainnya di Fourier merupakan perluasan ψ hal ini akan memiliki
bentuk 𝑘 + 𝐺, dimana G adalah vektor kisi resiprokal.
Kita mendapatkan bahwa ψ sebagai fungsi gelombang yang berisi sebuah
komponen k sebagai 𝜓𝑘 atau sama dengan 𝜓𝑘+𝐺 . Vektor gelombang berjalan 𝑘 +
𝐺 di atas G yang dibatasi subset dari set 2𝜋𝑛/𝐿, seperti ditunjukkan pada Gambar.
7.
Kita biasanya harus memilih sebuah label untuk fungsi Bloch bahwa k
yang terletak dalam zona Brillouin pertama. Situasi ini berbeda dengan masalah
phonon. Permasalahan elektron seperti permasalahan difraksi sinar-x karena
medan elektromagnetik ada dimana-mana dalam kristal dan tidak hanya pada ion.
Untuk menyelesaikan persamaan gelombang, substitusi (25) dalam (24)
untuk mendapatkan satu set persamaan aljabar linear untuk koefisien Fourier.
Persamaan energi kinetik
1 2 1 𝑑 2 ℏ2 𝑑 2 𝜓 ℏ2
𝑝 𝜓(𝑥) = (−𝑖ℏ ) 𝜓(𝑥) = − = ∑ 𝑘 2 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥
2𝑚 2𝑚 𝑑𝑥 2𝑚 𝑑𝑥 2 2𝑚
𝑘

Dan persamaan energi potensial

(∑ 𝑈𝐺 𝑒 𝑖𝐺𝑥 ) 𝜓(𝑥) = ∑ ∑ 𝑈𝐺 𝑒 𝑖𝐺𝑥 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥


𝐺 𝐺 𝑘

Persamaan gelombang diperoleh sebagai jumlah


ℏ2
∑𝑘 𝑘 2 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥 + ∑𝐺 ∑𝑘 𝑈𝐺 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖(𝑘+𝐺)𝑥 = 𝜖 ∑𝑘 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥 .... (26)
2𝑚

Setiap komponen Fourier harus memiliki koefisien yang sama pada kedua
sisi persamaan. Sehingga

(𝜆𝑘 − 𝜖)𝐶(𝑘) + ∑ 𝑈𝐺 𝐶(𝑘 − 𝐺) = 0 (27)


𝐺

Dengan notasi 𝜆𝑘 = ℏ2 𝑘 2 /2𝑚

Gambar 7. titik rendah mewakili nilai dari vektor gelombang 𝑘 = 2𝜋𝑛/𝐿 yang diperoleh dari
kondisi batas periodik fungsi gelombang ke cincin lingkar L yang terdiri dari 20 sel primitif. Nilai-
nilai memungkinkan terus sampai ± ∞. Titik-titik atas mewakili saat baru beberapa vektor
gelombang yang dapat masuk ke dalam ekspansi Fourier dari fungsi gelombang ψ (x), mulai dari
2𝜋 2𝜋 2𝜋
vektor gelombang tertentu 𝑘 = 𝑘0 = −8( ).Vektor kisi resiprokal terpendek adalah = 20( ).
𝐿 𝑎 𝐿

Penyajian kembali Teorema Bloch


Setelah kita menentukan bentuk C (27), fungsi gelombang (25) diberikan
sebagai
𝜓𝑘 (𝑥) = ∑𝐺 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 𝑖(𝑘−𝐺)𝑥 (29)
Yang dapat diatur kembali sebagai

𝜓𝑘 (𝑥) = (∑ 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 −𝑖𝐺𝑥 ) 𝑒 𝑖𝑘𝑥 = 𝑒 𝑖𝑘𝑥 𝑢𝑘 (𝑥),


𝐺

Dengan definisi 𝑢𝑘 (𝑥) = ∑𝐺 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 −𝑖𝐺𝑥


Karena 𝑢𝑘 (𝑥) adalah seri Fourier dari vektor kisi resiprokal, hal ini adalah
invarian dalam sebuah translasi kisi kristal T, sehingga 𝑢𝑘 (𝑥) = 𝑢𝑘 (𝑥 + 𝑇). Kita
mencek langsung dengan memasukkan 𝑢𝑘 (𝑥 + 𝑇):
𝑢𝑘 (𝑥 + 𝑇) = ∑ 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 −𝑖𝐺(𝑥+𝑇) = 𝑒 −𝑖𝐺𝑇 [∑ 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 −𝑖𝐺𝑥 ] = 𝑒 −𝑖𝐺𝑇 𝑢𝑘 (𝑥).
Karena exp (−𝑖𝐺𝑇) = 1 maka 𝑢𝑘 (𝑥 + 𝑇) = 𝑢𝑘 (𝑥), sehingga membentuk
periodisitas 𝑢𝑘 .

Momentum Kristal dari Elektron


Apa arti penting dari vektor gelombang k yang digunakan untuk melabeli
fungsi Bloch? Hal ini memiliki beberapa sifat:
 Dalam translasi kisi kristal yang membawa r sampai r+T kita mendapatkan
𝑢𝑘 (𝑟 + 𝑇) = 𝑒 𝑖𝑘.𝑻 𝑒 𝑖𝑘.𝒓 𝑢𝑘 (𝑟 + 𝑇) = 𝑒 𝑖𝑘.𝑇 𝜓𝑘 (𝑟), (30)
Karena 𝑢𝑘 (𝑟 + 𝑇) = 𝑢𝑘 (𝒓). Jadi exp (𝑖𝑘. 𝑻) adalah faktor fase dimana fungsi
Bloch dikalikan ketika kita membuat sebuah translasi kisi kristal T.
 Jika potensi kisi hilang, persamaan pusat (27) tereduksi menjadi (𝜆𝑘 −
𝜖)𝐶(𝑘) = 0, sehingga semua 𝐶(𝑘 − 𝐺)adalah nol kecuali 𝐶(𝑘), dan dengan
demikian 𝑢𝑘 (𝑟) konstan. Kita memiliki𝜓𝑘 (𝑟) = 𝑒 𝑖𝑘.𝑟 , seperti untuk elektron
bebas.
 Besaran k masuk dalam hukum konservasi yang mengatur proses tumbukan
dalam kristal. Jadi ℏ𝑘 disebut momentum kristal elektron. Jika k elektron
menyerap dalam tumbukan sebuah vektor gelombang phonon q, aturan
pemilihan adalah 𝒌 + 𝒒 = 𝒌′ + 𝑮. Dalam proses ini elektron tersebar dari
keadaan k ke keadaan k ', dengan G adalah vektor kisi resiprokal. Setiap
kesembarangan dalam label fungsi Bloch dapat diserap dalam G tanpa
mengubah proses fisika.
Solusi dari Persamaan Pusat
Persamaan (27) dapat disebut persamaan pusat:
(𝜆𝑘 − 𝜖)𝐶(𝑘) + ∑𝐺 𝑈𝐺 𝐶(𝑘 − 𝐺) = 0 (31)
menggambarkan persamaan linear simultan yang menghubungkan koefisien
𝐶(𝑘 − 𝐺)untuk semua vektor kisi resiprokal G. Ini adalah satu set karena ada
banyak persamaan yang menggunakan koefisien C. Persamaan-persamaan ini
konsisten jika determinan dari koefisien hilang.
Kami menganggap bahwa energi potensial 𝑈(𝑥) hanya mengandung
sebuah komponen fourier Ug = U-g, dinotasikan dengan U. maka determinan dari
koefisiennya adalah:
λk-2g - 𝜖 U 0 0 0
U λk-g - 𝜖 U 0 0
0 U λk - 𝜖 U 0
0 0 U λk+g - 𝜖 U
0 0 0 U λk+2g - 𝜖

Model Kroning - Penney dalam ruang timbal balik


𝐴𝜀 sebagai contoh penggunaan persamaan pusat ( 31 ) untuk masalah yang
akan dipecahkan , kita menggunakan Kroning - Penney model potensi delta -
fungsi periodik
𝑈(𝑥) = 2 ∑𝐺>0 𝑈𝐺 cos 𝐺𝑥 = 𝐴𝑎 ∑𝑠 𝛿(𝑥 − 𝑠𝑎) (33)
DimanaA adalah konstanta dan jarak kisi rangkuman atas semua bilangan bulat s
antara 0 dan 1 / a . Kondisi batas periodik atas cincin satuan panjang , yang berarti
lebih dari 1 / a atom . Dengan demikian koefisien Fourier potensi adalah
1 1
𝑈𝐺 = ∫0 𝑑𝑥 𝑈(𝑥) cos 𝐺𝑥 = 𝐴𝑎 ∑𝑠 ∫0 𝑑𝑥 (𝑥 − 𝑠𝑎) cos 𝐺𝑥 = 𝐴𝑎 ∑𝑠 cos 𝐺𝑠𝑎 = 𝐴
Kami menulis persamaan pusat dengan k sebagai indeks blok. sehingga
(31) menjadi
2𝜋𝑛
(𝜆𝑘 − 𝜖)𝐶(𝑘) + 𝐴 ∑𝑛 𝐶 (𝑘 − )=0 (35)
𝑎
ℎ2 𝑘 2
dimana 𝜆𝑘 = 2𝑚 dan rangkuman atas semua bilangan bulat n. Kita mendefinisikan
2𝜋𝑛
𝑓(𝑘) = ∑𝑛 𝐶(𝑘 − ) (36)
𝑎

Sehingga pesamaan (35) menjadi


2𝑚𝐴
( 2 )𝑓(𝑘)

𝐶(𝑘) = − 2𝑚𝜖 (37)
𝑘 2 −( 2 )

Karena penjumlahan pada persamaan (36) di atas untuk semua koefisien


C, yang kita miliki untuk setiap n,
2𝜋𝑛
𝑓(𝑘) = 𝑓(𝑘 − ) (38)
𝑎

Hubungan ini dapat dituliskan


2𝜋𝑛 2𝑚𝐴 2𝑚𝜖 −1
𝐶 (𝑘 − ) = −( ) 𝑓(𝑘) [(𝑘 − 2𝜋𝑛/𝑎)2 − ( ] (39)
𝑎 ℎ2 ℎ2

ℎ2 2𝜋𝑛 2 −1
(2𝑚𝐴) = − ∑𝑛 [(𝑘 − ) − (2𝑚𝜖/ℎ2 ] (40)
𝑎

Penjumlahanini dapatdilakukandengan bantuandari relasistandar


1
𝑐𝑡𝑛 𝑥 = ∑𝑛 𝑛𝜋+𝑥 (41)

Setelah manipulasi trigonometri di mana kita menggunakan hubungan


untuk selisih dua cotangen dan produk dari dua sinus, jumlah pada persamaan (40)
menjadi
𝑎2 sin 𝐾𝑎
(42)
4𝐾𝑎(cos 𝑘𝑎−cos 𝑘𝑎)

di manakita menulis𝐾 2 = 2𝑚𝜖/ℎ2 seperti padapersamaan (13).Hasil akhiruntuk


persamaan(40) adalah
𝑚𝐴𝑎2
( ) (𝐾𝑎)−1 sin 𝐾𝑎 + cos 𝐾𝑎 = cos 𝑘𝑎 (43)
2ℎ2

yang setuju dengan hasil Kroning-Penney (21b) dengan Pditulis untuk 𝑚𝐴𝑎2 /
2ℎ2
Pendekatan Kisi Kosong
Struktur band yang sebenarnya biasanya diperlihatkan dengan plot energi
berbanding dengan vector gelombang di zona Brillouin pertama.ketika vector
gelombang kebetulan diberikan di luar zona pertama, mereka dibawa kembali ke
zona pertama dengan mengurangkan timbal balik vektor kisi yang sesuai.
Terjemahan demikian selalu dapat ditemukan. Operasi ini membantu dalam
visualisasi pada kertas grafik.
Ketika energi Band yang didekati dengan cukup baik oleh elektron bebas
energi 𝜖𝑘 = ℎ2 𝑘 2 /2𝑚, disarankan untuk memulai perhitungan dengan membawa
energi elektron bebas kembali ke zona pertama. Prosedur ini cukup sederhana
sekali sehingga Anda dapat menguasainya. Kita mencari G sehingga k’ dalam
memenuhi zona pertama.
𝑘′ + 𝐺 = 𝑘
Dimana k tidak dibatasi dan merupakan vector gelomkbang elektron bebas
dalam latice kosong. (Setelah gelombang bidang dimodulasi oleh kisi-kisi, tidak
ada vector gelombang tunggal untuk bagian 𝜓).

Energi elektron bebas dapat ditulis sebagai


ℎ2
𝜖(𝑘𝑥 , 𝑘𝑦 , 𝑘𝑧 ) = ( )(𝑘 + 𝐺)2
2𝑚
ℎ2
= ( )[(𝑘𝑥 + 𝐺𝑥 )2 + (𝑘𝑦 + 𝐺𝑦 )2 + (𝑘𝑧 + 𝐺𝑧 )2 ]
2𝑚
dengan inisialk zona pertama dan G diizinkan untuk berjalan sesuai poin kisi
resiprokal.
Kita anggap sebagai contoh band elektron bebas dataran rendah kisi kubik
sederhana. Misalkan kita ingin menunjukkan energi sebagai fungsi dari k di
arah[100]. Untuk kenyamanan, pilih unit seperti bahwa ℎ2 /2𝑚 = 1. Kami
menunjukkan beberapa band dataran rendah dalam pendekatan kisi kosong
dengan energi 𝜖(000) pada k = 0 dan 𝜖(𝑘𝑥 00) sepanjang sumbu 𝑘𝑥 pada zona
pertama:
Band Ga/2𝜋 𝜖(000) 𝜖(𝑘, 00)
1 000 0 𝑘𝑥2

2, 3 100, 1̅00 2𝜋 2 (𝑘𝑥 ± 2𝜋/𝑎)2


( )
𝑎
2𝜋
4, 5, 6, 7 010, 01̅0, 001, 001̅ ( )2 2𝜋 2
𝑎 𝑘𝑥2 ± ( )
𝑎
2𝜋
2( )2 2𝜋 2
8, 9, 10, 11 110, 101, 11̅0, 101̅ 𝑎 (𝑘𝑥 + 2𝜋/𝑎)2 + ( )
𝑎
2𝜋
2( )2 2𝜋
𝑎 (𝑘𝑥 − 2𝜋/𝑎)2 + ( )2
12, 13, 14, 15 1̅10, 1̅01, 11
̅̅̅̅0, 1̅01̅ 𝑎
2𝜋
2( )2 2𝜋
𝑎 𝑘𝑥2 + 2( )2
𝑎
16, 17, 18, 19 011, 01̅1, 011̅, 011
̅̅̅̅
Pita elektron ini bebas diplot seperti pada gambar 8. Ini adalah latihan yang
baik untuk merencanakan band yang sama untuk k sejajar dengan arah ruang
(111) vector gelombang .

Pada prinsipnya determinan bernilai tak berhingga,


tetapi sering juga menghasilkan nol.
Dari nilai k, tiap-tiap akar 𝜖 atau 𝜖 k
menunjukkan pita energi yang berbeda, kecuali pada
keadaan khusus. Solusi dari faktor (32)
menunjukkan energi nilai Eigen 𝜖 nk.
Jika kita memilih k berbeda dari yang
sebenarnya dengan menghitung perbandingan kisi
vektor, kita dapatkan persamaan yang sama dalam
urutan yang berbeda – tetapi memiliki spektrum
energi yang sama.

Memperkirakan solusi untuk zona batas


Kita menganggap bahwa komponen Fourier UG dari energi potensial
bernilai kecil dalam perbandinganya dengan energi kinetik dari elektron bebas di
dalam zona batas. Pertama kita melihat sebuah faktor gelombang persis pada zona
batas pada 1/2 G, yaitu 𝜋/𝑎.
k2 = (½G)2; (k-G)2 = (½G – G)2 = (½G)2
Jadi, area lingkup energi kinetik terdiri dari dua komponen gelombang sama
1
dengan 𝑘 = ± 2 𝐺.

Jika C(1/2 G) ialah koefisien yang perting di orbital pada area ikatan, maka
C(-1/2G) menjadi koefisien yang penting. Kita hanya menguasai persamaan pada
persamaan pusat yang terdiri atas dua koefisien C(1/2G) dan C(1/2G), dan
mengabaikan semua koefisien yang lain.
1 2
Satu persamaan dari (31) menjadi, dengan k=1/2G dan 𝜆 = ℏ2 (2 𝐺) /2𝑚,
1 1
(𝜆 − 𝜖)𝐶 ( 𝐺) + 𝑈𝐶 (− 𝐺) = 0 (44)
2 2
Persamaan lain dari (31) menjadi,
1 1
(𝜆 − 𝜖)𝐶 (− 𝐺) + 𝑈𝐶 ( 𝐺) = 0 (45)
2 2

Dua persamaan memiliki solusi yang kurang maksimal untuk dua koefisien
jika energi 𝜖
𝜆−𝜖 𝑈
| |=0 (46)
𝑈 𝜆−𝜖
maka,
ℏ2 1 2
(𝜆 − 𝜖)2 = 𝑈 2 ; 𝜖 = 𝜆 ± 𝑈 = ( 𝐺) ± 𝑈. (47)
2𝑚 2

Energi memiliki dua asal, satu lebih rendah energi kinetik elektron bebas dengan
U, dan satu lebih tinggi oleh U. maka energi potensial 2U cos Gx dibentuk dari
jarak energi 2U pada area ikatan.
Rasio dari beberapa C di dapatkan dari beberapa persamaan (45) atau (45):
1
𝐶(− 𝐺) 𝜆−𝜖
2
1 = = ±1 (48)
𝐶( 𝐺) 𝑈
2

Maka ekspansi fourier dari 𝜓(𝑥) pada area ikat memiliki penyelesaian.
𝜓(𝑥) = 𝑒𝑥𝑝(𝑖𝐺𝑥/2) ± 𝑒𝑥𝑝(−𝑖𝐺𝑥/2)
Satu solusi dari fungsi gelombang pada jarak energi terendah; persamaan
yang diberikan pada fungsi gelombang pada jarak tertinggi. Dimana solusi
memiliki energi yang rendah terdiri atas U.
Kita sekarang menyelesaikan untuk orbital gelombang vektor k berdekatan
dengan area ikat ½ G. kita menggunakan dua kompenen yang sama, sekarang
fungsi gelombang dengan bentuk
𝜓(𝑥) = 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥 + 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 𝑖(𝑘−𝐺)𝑥 (49)
Arah dari persaman pusat (31), kita selesaikan dengan membagi persamaan
(𝜆 − 𝜖)𝐶(𝑘) + 𝑈𝐶(𝑘 − 𝐺) = 0;
(𝜆𝑘−𝐺 − 𝜖)𝐶(𝑘 − 𝐺) + 𝑈𝐶(𝑘) = 0,
ℏ2 𝑘 2
Dengan 𝜆𝑘 ditentukan dengan . Pada persamaan memiliki solusi jikaenergi 𝜖.
2𝑚

𝜆 −𝜖 𝑈
| 𝑘 |=0
𝑈 𝜆𝑘−𝐺 − 𝜖
Dimana, 𝜖 2 − 𝜖(𝜆𝑘−𝐺 + 𝜆𝑘 ) + 𝜆𝑘 + 𝐺 𝜆𝑘 − 𝑈 2 = 0
Energi memiliki dua asal:
1 1 1/2
𝜖 = 2 (𝜆𝑘−𝐺 + 𝜆𝑘 ) ± [4 (𝜆𝑘−𝐺 + 𝜆𝑘 )2 + 𝑈 2 ] , (50)

dimana pengukuran berbeda K=k-1/2G dalam vektor gelombang antara k dan area
ikat.
1
ℏ2 1 ℏ2 2
𝜖𝑘 = ( ) ( 𝐺 2 + 𝐾 2 ) ± [4𝜆 ( ) + 𝑈 2 ]
2𝑚 4 2𝑚
ℏ2 1 ℏ2 𝑘 2
= (2𝑚) (4 𝐺 2 + 𝐾 2 ) ± 𝑈 [1 + 2(𝜆/𝑈 2 ) ( 2𝑚 )], (51)

ℏ2 𝐺𝑘 ℏ2 1 2
Pada area ≪ |𝑈|. 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑛𝑖 𝜆 = (2𝑚) (2 𝐺) , 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎.
2𝑚

Asal dari penulisan area ikat (47) seperti 𝜖(±), kita mungkin menulis (51)
seperti
ℏ2 𝑘 2
𝜖𝑘 (±) = 𝜖(±) + ( 2𝑚 ) (1 ± 2𝜆/𝑈)(52)

Terdapat beberapa sumber untuk energi ketika vektor gelombang sangat


dekat dengan area ikat pada ½ G.

JUMLAH ORBITAL PADA PITA


Terdiri atas linear kristal dengan jumlah N sel permitif pada kisi konstan a.
pada order untuk perhitungan kita menggunakan kondisi ikatan periodic untuk
panjang pada fungsi gelombang Kristal. Mengikuti nilai vektor gelombang
elektron k dalam zona Brillouin pertama dapat dinyata dengan (2):
2𝜋 4𝜋 𝑁𝜋
𝑘 = 0; ± ;± ;…; , (53)
𝐿 𝐿 𝐿
𝑁𝜋 𝑁𝜋
Kita potong bagian = 𝜋𝑎, untuk area ikat. − = −𝜋𝑎 tidak dihitung
𝐿 𝐿

point erikat karena dihubungkan oleh vektor kisi reciprocal phi/a. jumlah total
titik kisi adalah N, sejumlah sel primitif.

Gambar 10. Ratio koefisien 𝜓(𝑥) = 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥 + 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 𝑖(𝑘−𝐺)𝑥 seperti yang terhitung dekat
batasan daerah Brillouin pertama.

Tiap sel primitif memberikan satu nilai bebas k pada tiap pita energi.
Hasilnya membawa ke dalam 3 dimensi. Dengan menghitung 2 orientasi bebas
dari spin elektron, ada 2N orbital bebas dala tiap pita energi. Jika ada satu valensi
atom dalam tiap sel primitif, pitanya dapat terpenuhi separuhnya dengan elektron.
Jika tiap atom memberikan 2 elektron valensi ke pita itu, pita dapat terisi. Jika ada
2 atom dengan valensi 2 dalam tiap sel primitif, maka pita dapat juga terisi.

Logam dan insulator


Jika elektron valensi diisi satu atau lebih pita, meninggalkan kekosongan,
kristal akan menjadi insulator. Sebuah medan listrik eksternal tidak akan
menyebabkan arus mengalir dalam sebuah insulator. Diketahui pita yang terisi
sebagian dari celah energi dari pita yang lebih tinggi selanjutnya, tidak ada cara
untuk mengubah total momentum elektron-elektron jika setiap bagian sudah terisi.
Tidak ada yang berubah ketika ada medan listrik. Hal ini tidak sama ketika
elektron bebas memiliki nilai k yang meningkat secara seragam dalam medan
listrik.
Gambar 11. Struktur pita dan bagian yang terjadi sebagai (a) insulator, (b) logam atau semilogam
karena pita bertumpukan dan (c) logam karena banyaknya elektron. Dalam (b) tumpukan pita yang
terjadi tidak memiliki kesamaan arah dalam daerah Brillouin. Jika tumpukan kecil, dengan bagian
kecil lain yang ikut, kita sebut semilogam.

Kristal dapat menjadi insulator jika jumlah elektron valensi dalam sel
primitif kristal adalah genap. Jika kristal mempunyai jumlah elektron valensi
genap tiap sel primitif, ini baik untuk menentukan ada atau tidak pita yang
bertumpuk dalam energi. Jika pita-pita bertumpuk dalam energi, kemudian pita
yang terisi merupakan insulator, kita dapat memiliki 2 bagian pita yang terisi
sebagai logam. (Gambar 11).
Logam alkali dan logam nobel memiliki satu elektron valensi tiap sel
primitif; mereka dapat menjadi insulator, tetapi pita-pita bertumpukkan dalam
energi menjadi logam tetapi bukan logam yang baik. Berlian, silikon, dan
germanium memiliki 2 atom dengan elektron valensi 4, maka ada 8 elektron
valensi tiap sel primitif; pita tidak bertumpukkan, dan kristal asli adalah insulator
tepat di nol.

Das könnte Ihnen auch gefallen