Sie sind auf Seite 1von 8

Jurnal Sistem Teknik Industri, Vol. 19 No.

2, Juli 2017
ISSN 1411 - 5247

BAHAYA KERJA PENGOLAHAN RSS (RIBBED SMOKE SHEET)


MENGGUNAKAN METODE HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT
DI PT. PQR

Nismah Panjaitan
nismahpjt@gmail.com/nismah.panjaitan@usu.ac.id
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Abstrak

Occupational Safety and Health is the primary means of prevention of occupational accidents, disabilities and
deaths so that the consequences of occupational accidents from potential hazards can be prevented. Companies
need to develop risk management based on hazard identification and risk assessment compiled in occupational
safety and health programs. Occupational health and safety risk management is an effort of hazard management
which potentially pose a risk to safety and health to prevent unwanted accident. The data collected in this
research is primary data and secondary data. Primary data obtained through direct observation on the floor
processing RSS (Ribbed Smoke Sheet) at PT. PQR is useful to observe the potential hazards of work contained
in the work area. While the secondary data taken in this study is historical data. The result of determining the
risk value for each hazard source contained in PT. PQR is classified by rankings marked with the code E
(extreme risk), H (high risk), M (moderate risk), and L (low risk). This is obtained by comparing the severity and
probability values of each process / activity. Of the 28 activities, there are 7 activities included in the category of
high risk. Process / activity that belonged to high risk is necessary to control to minimize or even eliminate the
existing risks. control measures that can be performed on a high risk process / activity is to use a complete
Personal Protective Equipment (APD), MSDS, using warning signs, using ladders in sheet sheets, with
ergonomic work posture.
Factors causing potential work hazards are workers who perform activities of inadvertent, high temperatures, and
negligence of workers in using PPE. These control measures are expected to reduce and even eliminate the risk
of the process / activity classified as high risk so that the number of workplace accidents can be reduced.

Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kecelakaan Kerja, Potensi Bahaya (Hazard), Risk Management,
HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment)

50
Jurnal Sistem Teknik Industri, Vol. 19 No. 2, Juli 2017
ISSN 1411 - 5247
I. Pendahuluan dalam keadaan aman, maka perusahaan
perlu mengembangkan management risk
Manusia sebagai tenaga kerja selalu yang didasarkan pada identifikasi bahaya
berhubungan dengan mesin, peralatan, dan dan penilaian resiko yang tersusun dalam
tempat kerja yang kemungkinan akan program keselamatan dan kesehatan kerja.
menimbulkan resiko kerja. Setiap tempat PT. PQR adalah sebuah perusahaan yang
kerja selalu mempunyai resiko terjadinya bergerak dalam bidang produksi RSS
kecelakaan. Besarnya resiko yang terjadi (Ribbed Smoke Sheet) dan Crumb Rubber.
tergantung dari jenis industri, teknologi Perusahaan ini menggunakan mesin dan
serta upaya pengendalian resiko yang peralatan yang memiliki kemungkinan
dilakukan. Potensi bahaya banyak terdapat dapat menimbulkan kecelakaan bagi
di tempat kerja dan mengakibatkan pekerjanya. Penyebab kecelakaan kerja
kerugian baik dari perusahaan, karyawan yang mungkin terjadi diantaranya adalah
maupun terhadap masyarakat sekitar. kondisi daerah lingkungan kerja yang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja kurang baik, kelalaian pekerja, kesalahan
merupakan sarana utama untuk dalam pengoperasian, tidak menggunakan
pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan Alat Pelindung Diri (APD) dan lain-lain.
kematian sehingga akibat kecelakaan kerja Pengendalian risiko yang dapat dilakukan
yang bersumber dari potensi bahaya yang pada risiko terjadinya kecelakaan kerja
ada dapat dicegah. Keselamatan dan adalah inspeksi K3 harian untuk
kesehatan kerja (K3) adalah suatu kondisi pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
kerja yang terbebas dari risiko kecelakaan lengkap, memperketat pengawasan
yang dapat mengakibatkan cidera, manajemen terhadap pekerja yang tidak
penyakit, kerusakan serta gangguan memakai alat pelindung diri. [14]. Pekerja
lingkungan. Kondisi kerja tersebut sebagai sumber daya terpenting dalam
merupakan hak dari setiap pekerja yang perusahaan harus dijamin keselamatannya
harus dipenuhi oleh setiap perusahaan. selama bekerja dan pekerja juga harus
Salah satu tujuan K3 adalah untuk dilindungi dari kemungkinan pengaruh
mencapai Zero Accident. (Soehatman. yang merugikan kesehatan karena resiko
2010.).SMK3 adalah suatu sistem untuk oleh bahaya potensial terhadap kesehatan
keselamatan dan kesehatan kerja yang dan kemungkinan terjadinya kecelakaan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kerja.
kondisi, dan lingkungan kerja. Tujuan Terjadinya kecelakaan kerja akan
SMK3 adalah mengendalikan risiko yang berpengaruh terhadap peningkatan absensi
berkaitan dengan kegiatan kerja serta karyawan yang berhubungan lurus dengan
menciptakan tempat kerja yang aman, penurunan jumlah produksi perusahaan.
efisien dan produktif (Soehatman, [13]). Dampak dari terjadinya kecelakaan kerja
Pada umumnya kecelakaan kerja dapat ini akan merugikan karyawan dan
di sebabkan oleh dua faktor yaitu manusia perusahaan itu sendiri. Penelitian ini
dan lingkungan. Faktor manusia yaitu dilakukan dengan bertujuan untuk
kekurang hatihatian serta tindakan dari mengidentifikasi potensi bahaya dan
manusia yang tidak di sengaja melanggar dampak yang ditimbulkan dalam aktivitas
peraturan keselamatan kerja. Sedangkan pengolahan RSS (Ribbed Smoke Sheet) dan
faktor lingkungan adalah tindakan yang melakukan penilaian resiko tiap-tiap
tidak aman dari lingkungan kerja antara aktivitas / kegiatan pengolahan RSS
lain meliputi mesin-mesin dan peralatan (Ribbed Smoke Sheet).
kerja.[15]
Untuk menjamin pelaksanaan II. Bahan dan Metode Penelitian
keselamatan dan kesehatan kerja tenaga 2.1.Kecelakaan Akibat Kerja
kerja dan orang lain di tempat kerja, Kecelakaan adalah kejadian yang
sumber produksi, dan lingkungan kerja tak terduga dan tidak diharapkan. Tak

51
Jurnal Sistem Teknik Industri, Vol. 19 No. 2, Juli 2017
ISSN 1411 - 5247
terduga, oleh karena di belakang peristiwa dan desain paling tepat untuk tambang-
itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih- tambang pengangkat dan peralatan
lebih dalam bentuk perencanaan. pengangkat lainnya.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan 5. Riset Medis, yang meliputi terutama
berhubung dengan hubungan kerja pada penelitian tentang efek-efek fisiologis
perusahaan. Hubungan kerja disini dapat dan patologis factor-faktor lingkungan
berarti, bahwa kecelakaan terjadi dan teknologis, dan keadaan-keadaan
dikarenakan oleh pekerjaan atau pada fisik yang mengakibatkan kecelakaan.
waktu melaksanakan pekerjaan. Bahaya 6. Penelitian Psikologis, yaitu
pekerjaan adalah factor-faktor dalam penyelidikan tentang pola-pola
hubungan pekerjaan yang dapat kejiwaan yang menyebabkan terjadinya
mendatangkan kecelakaan. Bahaya kecelakaan
tersebut disebut potensial, faktor tersebut 7. Penelitian secara statistic, untuk
belum mendatangkan kecelakaan. Jika menetapkan jenis-jenis kecelakaan
kecelakaan telah terjadi, maka bahaya yang terjadi, banyaknya, mengenai
tersebut sebagai bahaya nyata. siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan
apa sebabnya
2.2.Pencegahan Kecelakaan Akibat 8. Pendidikan, yang menyangkut
Kerja pendidikan keselamatan dalam
Kecelakaan kerja dapat dicegah kurikulum teknik, sekolah-sekolah
dengan melakukan beberapa hal. perniagaan atau kursus-kursus
Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat pertukangan
dicegah dengan: 9. Latihan-latihan, yaitu latihan praktek
1. Peraturan Perundangan, yaitu bagi tenaga kerja, khususnya tenaga
ketentuan-ketentuan yang diwajibkan kerja yang baru, dalam keselamatan
mengenai kondisi-kondisi kerja pada kerja
umumnya, perencanaan, konstruksi, 10. Penggairahan, yaitu penggunaan
perawatan dan pemeliharaan, aneka cara penyuluhan atau pendekatan
pengawasan, pengujian, dan cara kerja lain untuk menimbulkan sikap untuk
peralatan industry, tugas-tugas selamat
pengusaha dan buruh, latihan, 11. Asuransi, yaitu insentif finansial untuk
supervise medis, PPPK, dan meningkatkan pencegahan kecelakaan
pemeriksaan kesehatan. misalnya dalam bentuk pengurangan
2. Standarisasi, yaitu penetapan standar- premi yang dibayar oleh perusahaan,
standar resmi, setengah resmi atau tak jika tindakan-tindakan keselamatan
resmi mengenai misalnya kostruksi sangat baik
yang memenuhi syarat-syarat 12. Usaha keselamatan pada tingkat
keselamatan jenis-jenis peralatan perusahaan, yang merupakan ukuran
industry tertentu, praktek-praktek utama efektif tidaknya penerapan
keselamatan dan alat-alat perlindungan keselamatan kerja. Pada perusahaanlah,
diri. kecelakaan-kecelakaan terjadi,
3. Pengawasan, yaitu pengawasan sedangkan pola-pola kecelakaan pada
tentang dipatuhinya ketentuan suatu perusahaan sangat tergantung
perundang-undangan yang diwajibkan. kepada tingkat kesadaran akan
4. Penelitian bersifat teknik, yang keselamatan kerja oleh semua pihak
meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-bahan yang bersangkutan
yang berbahaya, penyelidikan tentang
pagar pengaman, pengujian alat-alat 2.3.Potensi Bahaya
perlindungan diri, penelitian tentang
pencegahan peledakan gas dan debu, Potensi Bahaya (Hazard) adalah
atau penelaahan tentang bahn-bahan kondisi/keadaan pada suatu proses, alat,

52
Jurnal Sistem Teknik Industri, Vol. 19 No. 2, Juli 2017
ISSN 1411 - 5247
mesin, bahan atau cara kerja yang secara HIRA (Hazard Identification and
intrinsik / alamiah dapat menjadikan luka, Risk Assessment) merupakan suatu metode
cidera bahkan kematian pada manusia serta atau teknik untuk mengidentifikasi potensi
menimbulkan kerusakan pada alat dan bahaya kerja dengan mendefinisikan
lingkungan. Bahaya (danger) adalah suatu karakteristik bahaya yang mungkin terjadi
kondisi hazard yang terkespos atau dan mengevaluasi resiko yang terjadi
terpapar pada lingkungan sekitar dan melalui penilaian resiko dengan
terdapat peluang besar terjadinya menggunakan matriks penilaian resiko.
kecelakaan / insiden. Identifikasi bahaya Berikut adalah matriks yang digunakan
guna mengetahui potensi bahaya dalam untuk penilaian resiko dengan
setiap pekerjaan dan proses kerja. menggunakan metode HIRA.
Identifikasi bahaya dilakukan bersama Tabel 2.1. Tingkat Keparahan
pengawas pekerjaan atau petugas K3. Tingkatan Kriteria Penjelasan
Identifikasi bahaya menggunakan teknik Insignificant Tidak ada cidera,
1 (tidak kerugian materi
yang sudah dibakukan, misalnya seperti
bermakna) sangat kecil
Check List, JSA, JSO, What If, Hazops, Cidera ringan,
dan sebagainya. Semua hasil identifikasi memerlukan
bahaya harus didokumentasikan dengan perawatan P3K,
baik dan dijadikan sebagai pedoman dalam Minor langsung dapat
2
melakukan setiap kegiatan. Menurut Safety (kecil) ditangani di
lokasi kejadian,
Engineer Career Workshop (2003), kerugian materi
Phytagoras Global Development teknik, sedang
identifikasi bahaya adalah alat utuk Hilang hari kerja,
mengidentifikasi berbagai kelemahan memerlukan
Moderate
potensi resiko yang terdapat dalam proses 3 perawatan medis,
(sedang)
kerugian materi
desain atau operasi suatu sistem atau unit cukup besar
plan yang dapat menimbulkan berbagai Cidera
konsekuensi yang tidak diinginkan terjadi mengakibatkan
dan menentukan rekomendasi atau cacat atau hilang
Major
tindakan yang dapat dilakukan untuk 4 fungsi tubuh
(besar)
secara total,
eliminasi berbagai resiko atau kerugian material
permasalahan yang mengganggu jalannya besar
proses tersebut atau mengurangi Menyebabkan
konsekuensi yang dapat ditimbulkan secara 5
Catastrophic kematian,
sistematis, terstruktur dan baku. (bencana) kerugian materi
sangat besar
Prnsip-prinsip dalam melakukan
Sumber: Penerapan Sistem Manajemen
penerapan sistem manajemen keselamatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan kesehatan kerja adalah: dan Identifikasi Potensi Bahaya Kerja
1. Komitmen dan Kepemimpinan Tabel 2.2. Severity
2. Tinjauan Awal K3 Severity
3. Kebijakan K3 Deskripsi
Uraia
4. Perencanaan Tingkat Keparahan Hari Kerja
n
Cidera
5. Penerapan Kejadian tidak Tidak
6. Pengukuran dan Evaluasi Tidak menimbulkan menyebabkan
7. Tinjauan ulang dan peningkatan 1 Signifi kerugian atau kehilangan hari
berkesinambungan oleh pihak kan cedera pada kerja
manajemen manusia
Menimbulkan Masih dapat
cedera ringan, bekerja pada hari
2.4.HIRA (Hazard Identification and kergian kecil shift yang sama
Risk Assessment) 2 Kecil
dan tidak
menimbulkan
dampak serius
53
Jurnal Sistem Teknik Industri, Vol. 19 No. 2, Juli 2017
ISSN 1411 - 5247
terhadap penanganan oleh manajemen terkait.
kelangsungan Low Risk (Resiko Rendah),
L
bisnis kendalikan dengan prosedur rutin.
Cedera berat Kehilangan hari Sumber: Penerapan Sistem Manajemen
dan dirawat di kerja dibawah 3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
rumah sakit, hari dan Identifikasi Potensi Bahaya Kerja
tidak
3 Sedang menimbulkan III. Metode Penelitian
cacat tetap, Jenis penelitian ini adalah
kerugian
financial penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
sedang mendeskripsikan secara sistematik, faktual
Tabel 2.2. Severity(Lanjutan) dan akurat tentang fakta dan sifat objek
Severity yang diteliti
Uraia
Deskripsi Metode untuk pemecahan masalah
Tingkat Keparahan Hari Kerja dalam penelitian ini dengan menentukan
n
Cidera stasiun kerja yang akan diteliti dan
Menimbulkan Kehilangan hari
cedera parah kerja 3 hari atau mengamati area mesin dan operator yang
dan cacat tetap lebih berpotensi terjadinya kecelakaan kerja.
da kerugian Data yang dikumpulkan dalam penelitian
financial besar ini adalah data primer dan data sekunder.
4 Berat serta Data primer diperoleh melalui pengamatan
menimbulkan
dampak serius secara langsung pada lantai pengolahan
terhadap RSS (Ribbed Smoke Sheet) di PT. PQR
kelangsungan yang berguna untuk mengamati potensi
usaha bahaya kerja yang terdapat di area kerja
Mengakibatkan Kehilangan hari tersebut. Sementara itu, data sekunder yang
korban kerja selamanya
meninggal dan
diambil dalam penelitian ini adalah data
Benca kerugian parah historis yang telah dikumpulkan.
5
na bahkan dapat Tahap analisis pemecahan masalah
menghentikan adalah tahap yang membahas lebih lanjut
kegiatan usaha mengenai tingkat potensi bahaya kerja
selamanya
Sumber: UNSW Health and Safety, 2008
yang mungkin terjadi, dampak yang dapat
ditimbulkan dan cara mengatasi
Matriks penilaian yang diperoleh permasalahan tersebut. Berdasarkan
terdiri dari 4 kategori L, M, H, dan E. analisis yang telah dilakukan sebelumnya,
Kategori L menunjukkan Low risk, M maka dapat ditarik kesimpulan berkenaan
menunjukkan Moderate risk, H dengan masalah dalam penelitian ini.
menunjukkan High risk, dan E
menunjukkan Extreme risk. Berikut adalah IV. Analisa Data dan Pembahasan
keterangan lebih lengkap dari matriks
resiko yang diperoleh. Penentuan nilai resiko untuk setiap
Tabel 2.3. Keterangan Matriks Resiko sumber bahaya yang terdapat pada
penelitian ini digolongkan berdasarkan
Kategori Keterangan ranking yang ditandai dengan kode E
Extreme Risk (Resiko Ekstrim), (extreme risk), H (high risk), M (moderate
memerlukan penanggulangan segera risk), dan L (low risk). Hal ini diperoleh
E atau penghentian kegiatan atau dengan membandingkan nilai severity dan
keterlibatan manajemen puncak.
Perbaikan sesegera mungkin. probability dari setiap proses/aktivitas.
High Risk (Resiko Tinggi), Data urutan aktivitas yang dilakukan
memerlukan pihak pelatihan oleh di lantai produksi bagian pengolahan RSS
H
manajemen, penjadwalan tindakan (Ribbed Smoke Sheet) adalah sebagai
perbaikan secepatnya. berikut :
M Moderate Risk (Resiko Menengah),
54
Jurnal Sistem Teknik Industri, Vol. 19 No. 2, Juli 2017
ISSN 1411 - 5247
1. Penimbangan lateks di timbangan aktivitas yang memiliki nilai severity kecil,
2. Pengukuran volume tangki lateks dan 8 aktivitas yang memiliki nilai severity
3. Pengukuran DRC dan kadar sedang. Untuk nilai probability, terdapat 1
amonia aktivitas yang hampir pasti akan terjadi, 2
4. Penyaringan lateks dari tangki aktivitas yang cenderung untuk terjadi, 7
5. Penambahan air bersih pengenceran aktivitas yang mungkin dapat terjadi, 10
6. Penyaringan lateks ke bak aktivitas yang kecil kemungkinan
koagulasi terjadinya, dan 8 aktivitas yang jarang
7. Pembubuhan Formic Acid sekali terjadi.
8. Pengecekan pH lateks Setelah diperoleh nilai untuk
9. Pengadukan lateks kategori severity dan probability,
10. Pemasangan plat sekat aluminium dilakukan penentuan Risk Assessment
11. Pembongkaran koagulum dan Code (RAC) untuk setiap sumber bahaya
diletakkan ke bak peluncur (hazard). Penentuan nilai RAC dengan
12. Penggilingan dengan mesin sheeter menggunakan matriks penilaian resiko
six in one (Qualitative Risk Analysis Matrix). Contoh
13. Penggantungan lembaran ke bambu penentuan RAC untuk urutan aktivitas /
14. Penggantungan bambu ke lori kegiatan nomor 1 yaitu aktivitas
15. Penirisan lembaran di lori penimbangan lateks di timbangan dengan
16. Penyembretan lembaran sheet nilai severity adalah 2 dan nilai probability
17. Pendorongan lori menuju kamar adalah E, maka RAC yang diperoleh
asap adalah L (Low Risk). Jumlah proses /
18. Pengasapan / pengeringan lembaran aktivitas yang memiliki low risk ada 16
sheet aktivitas, moderate risk ada 5 aktivitas,
19. Pencatatan dan pemeriksaan high risk ada 7 aktivitas, dan tidak terdapat
temperatur aktivitas yang termasuk dalam kategori
20. Penyortiran lembaran sheet extreme risk.
21. Pemotongan lembaran sheet yang Rekapitulasi nilai resiko
telah disortir berdasarkan hasil pengolahan data dapat
22. Penimbangan bale dilihat sebagai berikut.
23. Pengepressan bale
24. Pembungkusan bale dengan Tabel 4.1. Rekapitulasi Nilai Resiko
lembaran sheet Aktivitas
25. Pengapuran bale No. Nilai Resiko Jumlah Aktivitas
26. Pengecekan bale dengan alat metal 1 Extreme Risk -
detector 2 High Risk 7
3 Moderate Risk 5
27. Pemberian label (identitas) 4 Low Risk 16
28. Penyusunan bale ke gudang Sumber: Pengolahan Data
Tahap awal yang dilakukan adalah
mengkategorikan data sumber bahaya yang Hasil yang diperoleh menunjukkan
diperoleh dengan menggunakan bahwa kategori Low Risk adalah yang
pendekatan risk assessment. Kategori paling banyak dijumpai pada aktivitas /
sumber bahaya ditentukan berdasarkan kegiatan pengolahan RSS (Ribbed Smoke
nilai keparahan kecelakaan (severity) dan Sheet) di perusahaan PT. PQR .
kemungkinan kecelakaan (probability). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui
Hasil penentuan nilai keparahan bahwa terdapat lebih banyak aktivitas yang
kecelakaan (severity) dan kemungkinan memiliki resiko yang rendah terhadap
kecelakaan (probability), dari 28 proses / keselamatan dan kesehatan kerja karyawan
aktivitas dalam pengolahan Ribbed Smoke di bagian pengolahan RSS (Ribbed Smoke
Sheet di PT. PQR terdapat 3 aktivitas yang Sheet).
memiliki nilai severity tidak bermakna, 17

55
Jurnal Sistem Teknik Industri, Vol. 19 No. 2, Juli 2017
ISSN 1411 - 5247
Akan tetapi, pada beberapa perawatan mesin dan peralatan secara
aktivitas / kegiatan masih terdapat yang berkala, pembuatan tanda peringatan,
tergolong dalam kategori High Risk. Hal pelatihan bagi pekerja, serta
ini mengakibatkan perusahaan perlu pengawasan dari pihak perusahaan
tindakan pengendalian untuk menghindari terkait keselamatan dan kesehatan kerja
potensi bahaya yang beresiko tinggi, karyawan.
diantaranya dengan mengadakan pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja, Daftar Pustaka
memastikan seluruh karyawan
menggunakan alat pelindung diri (APD) 1. Anonim. 2008. Risk Management
dan membuat penjadwalan tindakan Program. Canbera: University of New
perbaikan secepatnya. Evaluasi dalam South Wales.
pengolahan Ribbed Smoke Sheet di PT. 2. Anonim. 2010. Pengantar Bisnis.
PQR adalah proses / aktivitas yang nilai Bandung: Elib Unikom
resikonya tergolong high risk. Dari 28 3. Apple, James M. 1990. Tataletak
aktivitas, terdapat 7 aktivitas yang Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi
termasuk dalam kategori high risk. Proses / Ketiga. Bandung: ITB.
aktivitas yang tergolong high risk ini perlu 4. Helander, Martin. 2001. A Guide to the
dilakukan pengendalian untuk Ergonomics of Manufacturing. Taylor
meminimalisir atau pun menghilangkan & Francis: London.
resiko yang ada. Tindakan pengendalian 5. Mediastika, Christina E. 2005.
yang dapat dilakukan terhadap proses / Akustika Bangunan: Prinsip-prinsip
aktivitas yang tergolong high risk adalah dan Penerapannya di Indonesia.
dengan menggunakan Alat Pelindung Diri Erlangga: Jakarta
(APD) yang lengkap, MSDS, 6. K, Suma’mur P. 987. Keselamatan
menggunakan tanda peringatan, Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.
menggunakan tangga dalam penyembretan Jakarta: CV Haji Agung.
sheet, tidak berada dalam daerah 7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
pengasapan dalam jangka waktu lama, dan KEP-51/MEN/1999. Nilai Ambang
melakukan pekerjaan dengan postur kerja Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
yang ergonomis. Tindakan-tindakan Jakarta.
pengendalian ini diharapkan dapat 8. PT. Perkebunan Nusantara III Kebun
mengurangi bahkan menghilangkan resiko Gunung Para, Tebing Tinggi.
dari proses / aktivitas yang tergolong high 9. Puspitasari, Nindya. 2010. Hazard
risk sehingga jumlah kecelakaan kerja Identifikasi dan Risk Assesment dalam
dapat berkurang. Upaya Mengurangi Tingkat Risiko di
Bagian Produksi PT. Bina Guna
I. Kesimpulan dan Saran Kumia Ungaran Semarang. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
1. Faktor-faktor penyebab terjadinya 10. Susihono, Wahyu. 2013. Penerapan
potensi bahaya kerja adalah pekerja Sistem Manajemen Keselamatan dan
yang melakukan aktivitas kurang hati- Kesehatan Kerja (K3) dan Identifikasi
hati, temperatur yang tinggi, dan Potensi Bahaya Kerja. Banten:
kelalaian pekerja dalam menggunakan Spektrum Industri.
APD. 11. Susanto, Decky. Strategi
2. Tindakan pengendalian yang dilakukan Pengendalian Kebisingan Untuk
untuk menghindari potensi bahaya Mengurangi Resiko Pendengaran
kerja adalah dengan menerapkan Dengan Metode Ex Post Facto dan
penggunaan APD yang lengkap, seperti Analytical Hierarchy Process di
sarung tangan, masker, sepatu safety Power Plant PT. Tjiwi Kimia.
(sepatu lars), helm, baju safety, Surabaya.

56
Jurnal Sistem Teknik Industri, Vol. 19 No. 2, Juli 2017
ISSN 1411 - 5247
12. Wignjosoebroto, Sritomo. 2003.
Tataletak Pabrik dan Pemindahan
Bahan. Surabaya: Guna Widya.
13. Shandy Irawan, et al. / Penyusunan
Hazard Identification Risk
Assessment and Risk Control
(HIRARC) di PT. X/ Jurnal Titra, Vol.
3, No 1., Januari 2015, pp. 15-18
14. Saloni Waruwu, Ferida Yuamita
Spektrum Industri, 2016, Vol. 14, No.
1, 1 – 108 ISSN : 1963-6590 (Print)
15. Reza Maulana A Djamhur Hamid
Mochamaad Djudi MukzamJurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 20 No.
1 Maret
2015|administrasibisnis.studentjournal
.ub.ac.id.

57

Das könnte Ihnen auch gefallen