Sie sind auf Seite 1von 18

ANALISIS PT ASTRA AGRO LESTARI INDONESIA BESERTA

ANAK PERUSAHAANNYA

DISUSUN OLEH :
APRILIANTO KRISNADI F1318010
DESY MARGARET TEACHER MADONA F1318022
DEWI SARASWATI F1318022
FARIS HAKIM F1318025
MADE ANGGI DIAN LESTARI F1318041
MOCHAMAD HUSNI WAHDANA F1318042
MUHAMMAD ALVIN FEBRIAN OGAWA F1318044

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN S1 AKUNTANSI (TRANSFER)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN AJARAN 2018/2019
LATAR BELAKANG

Di era globalisasi ini, persaingan di dunia bisnis berkembang semakin pesat


dan ketat. Hal ini ditandai dengan semakin banyak bermunculan perusahaan baru di
berbagai sektor dengan kualitas yang sangat baik. Agar tidak tergerus dengan adanya
perusahaan baru tersebut, maka perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan
usaha dan selalu memperbaiki kinerjanya. Salah satu cara yang dapat ditempuh
adalah dengan melakukan penggabungan usaha.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 tahun


2010 “Penggabungan Usaha (Business Combination) adalah suatu transaksi atau
peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau
lebih bisnis. Transaksi yang kadangkala disebut sebagai penggabungan sesungguhnya
(true merger) atau penggabungan setara (merger of equals) juga merupakan
kombinasi bisnis sebagaimana istilah ini dipergunakan dalam istilah ini.” Secara
umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah untuk meningkatkan profitabilitas dan
efisiensi. Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk penghematan biaya,
mengurangi risiko, mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan, menghindari
pengambilalihan oleh perusahaan lainnya, dan memperoleh aset tidak berwujud. Di
Indonesia, penggabungan usaha sudah banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan,
salah satunya Astra Business Group yang bergerak diberbagai bidang seperti:
otomotif; jasa keuangan; alat berat; pertambangan, konstruksi, dan energi;
infrastruktur dan logistik; teknologi dan informasi; properti; dan agribisnis.

PT. Astra Agro Lestari Tbk merupakan perusahaan yang diakuisisi (Acquiree)
oleh Astra Business Group yang merupakan pengakuisisi (Acquiror) dan telah
bergabung dibidang agribisnis sejak tahun 1997, dimana PT. Astra Agro Lestari
memiliki beberapa anak perusahaan lagi yang tersebar di beberapa wilayah di
Indonesia yakni Sumatera, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi. PT. Astra Agro Lestari
Tbk telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Oktober 1988 dengan
kepemilikan 79,68% dan modal awal Rp 2 triliun, terdiri dari 4miliar saham.

PT Astra Agro Lestari menjalankan usahanya dengan visi menjadi perusahaan


agrobisnis yang paling produktif dan paling inovatif di dunia. PT Astra Agro Lestari
memiliki pedoman kerja berdasarkan slogan “Sapta Budaya Perusahaan” yang terdiri
dari tujuh poin diantaranya: jujur dan bertanggungjawab; triple s; fanatik; peduli;
kontrol; perbaikan dan inovasi; dan korsa.

Dalam melakukan penggabungan usaha terdapat beberapa bentuk yang


dilakukan antara perusahaan induk-perusahaan anak. Bentuk-bentuk tersebut antara
lain integarasi vertikal, integrasi horizontal, dan konglomerasi. Selain itu, setiap
perusahaan induk melakukan suatu penggabungan usaha dikarenakan terdapat
beberapa alasan. Alasan-alasan tersebut secara umum antara lain, keunggulan biaya,
risiko yang lebih rendah, memperkecil keterlambatan oerasi, menghindari
pengambilalihan, akuisisi aktiva tak berwujud, dan alasan-alasan lainnya.
Berdasarkan teori, pada saat melakukan penggabungan usaha, terdapat beberapa jenis
bentuk hukum penggabungan usaha. Bentuk-bentuk tersebut antara lain, merger dan
konsolidasi. PT. Astra Agro Lestari memiliki 46 anak perusahaan dimana perusahaan
melakukan investasi saham terhadap perusahaan anak tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan analisa


penggabungan usaha pada PT. Astra Agro Lestari sesuai dengan konsep
penggabungan usaha dan investasi saham yang telah kami pelajari.
LANDASAN TEORI
PEMBAHASAN
A. Profil PT. Astra Agro Lestari
PT Astra Agro Lestari Tbk (“Perseroan”) adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang pertanian. Perseroan didirikan dengan nama PT Suryaraya Cakrawala
berdasarkan Akta Notaris Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 12 tanggal 3 Oktober
1988, yang kemudian berubah menjadi PT Astra Agro Niaga berdasarkan Akta
Perubahan No. 9 tanggal 4 Agustus 1989 dari notaris yang sama. Akta pendirian
Perseroan dan perubahannya disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No. C2-10099.HT.01.01.TH.89 tanggal 31 Oktober 1989 dan
diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 19
Desember 1989, Tambahan No. 3626.

Pada tanggal 30 Juni 1997, Perseroan melakukan penggabungan usaha dengan


PT Suryaraya Bahtera melalui perjanjian penggabungan usaha yang diaktakan dengan
Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 126 tanggal 19 Juni 1997 beserta
perubahannya No. 176 tanggal 30 Juni 1997. Setelah penggabungan usaha ini, nama
Perseroan diubah menjadi PT Astra Agro Lestari dan meningkatkan modal dasar dari
Rp250 miliar menjadi Rp2 triliun yang terdiri dari 4 miliar saham dengan nilai
nominal Rp500 (Rupiah penuh).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perseroan


adalah perkebunan, perdagangan umum, perindustrian, pengangkutan, konsultan dan
jasa. Kegiatan utama Perseroan adalah bergerak dalam bidang usaha kelapa sawit.
Sejak tahun 1997, Perseroan telah menjadi perusahaan terbuka dan mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Saat ini, kepemilikan saham publik Perseroan
telah mencapai 20,32% dari total 1,925 miliar saham yang beredar. Sejak Penawaran
Saham Perdana (Initial Public Offering/ IPO), harga saham Perseroan terus mencatat
kenaikan dari Rp1.550 per lembar saham menjadi Rp13.150 per lembar saham pada
penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia yang berakhir pada tanggal 29
Desember 2017.

Kini, Perseroan menjadi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit


terbesar dan dikelola melalui manajemen yang baik. Sampai dengan tahun 2017, luas
areal yang dikelola Perseroan mencapai 290.961 hektar yang tersebar di Pulau
Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Dari luasan tersebut, 224.617 hektar atau 77,2%
adalah perkebunan inti dan 66.344 hektar atau sekitar 22,8% adalah perkebunan
Plasma. Jika dilihat dari total luas lahan, sebagian besar perkebunan kelapa sawit
yang dikelola perseroan berada di wilayah Kalimantan dengan proporsi sebesar
45,6% atau 132.823 hektar. Sementara di pulau Sumatra, Perseroan mengelola lahan
perkebunan seluas 106.183 hektar 36,5% dan sisanya 17,9% atau seluas 51.955
hektar yang berlokasi di pulau Sulawesi.

Perseroan membangun kerjasama dengan masyarakat dalam bentuk kemitraan


inti-Plasma dan IGA (Income Generating Activity) atau kegiatan peningkatan
ekonomi masyarakat baik melalui budi daya sawit maupun non sawit. Perseroan
berkomitmen mewujudkan visinya untuk menjadi perusahaan yang berkontribusi bagi
pembangunan dan kesejahteraan bangsa.
 Budaya Kerja Perusahaan
Budaya Kerja PT Astra Agro Lestari Tbk merupakan nilai-nilai yang
dipercaya oleh Perusahaan untuk menjadi seorang insan Astra Agro. Budaya tersebut
tertuang dalam Sapta Budaya Perusahaan yang terdiri dari 7 budaya dan diartikan
dalam 24 definisi.

Gambar 3.1 Sapta Budaya PT. Astra Agro Lestari


 Komposisi Pemegang Saham PT. Astra Agro Lestari
Pemegang Saham Mayoritas PT Astra Agro Lestari Tbk adalah PT Astra
International Tbk tertanggal 31 Desember 2017.

Gambar 3.2 Komposisi Pemegang Saham PT. Astra Agro Lestari

B. Kombinasi Bisnis pada PT. Astra Agro Lestari


Perusahaan melakukan langkah strategis untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan cara melakukan penggabungan usaha dengan 46
perusasahaan yang berada di area Sumatera, Kalimantan Tengah, dan
Sulawesi. Berikut merupakan seluruh nama perusahaan anak yang telah
diakuisisi oleh PT. Astra Agro Lestari, antara lain PT Agro Menara Rachmat,
PT Perkebunan Lembah Bhakti, PT Sari Lembah Subur, PT Gunung Sejahtera
Yoli Makmur, PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi, PT Suryaraya Lestari, PT
Bhadra Sukses, PT Tunggal Perkasa Plantations, PT Sari Aditya Loka, PT
Sawit Asahan Indah, PT Gunung Sejahtera Puti Pesona, PT Letawa, PT
Gunung Sejahtera Dua Indah, PT Pasangkayu, PT Mamuang, PT Suryaindah,
Nusantarapagi, PT Eka Dura Indonesia, PT Lestari Tani Teladan, PT Karya
Tanah Subur, PT Kimia Tirta Utama, PT Gunung Sejahtera Raman Permai,
PT Persadabina Nusantaraabadi, PT Nirmala Agro Lestari, PT Bhadra
Cemerlang, PT Ciptanarada Lestari, PT Waru Kaltim Plantation, PT Sukses
Tani Nusasubur, PT Sumber Kharisma Persada, PT Karyanusa Ekadaya, PT
Borneo Indah Marjaya, PT Subur Abadi Plantations, PT Cakradenta Agung
Pertiwi, PT Cakung Permata Nusa, PT Agro Nusa Abadi, PT Sawit Jaya
Abadi, PT Cipta Agro Nusantara, PT Rimbunan Alam Sentosa, PT Subur
Agro Makmur, PT Persada Dinamika Lestari, PT Palma Plantasindo, dan PT
Tri Buana Mas yang bergerak di bidang perkebunan Kelapa Sawit. PT Pandji
Waringin dan PT Mitra Barito Gemilang yang bergerak di bidang perkebunan
karet. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan macam penggabungan
usaha secara integrasi horizontal dimana penggabungan tersebut dalam lini
bidang yang sama. PT Tanjung Sarana Lestari dan PT Tanjung Bina Lestari
yang bergerak di bidang penyulingan minyak serta PT Eka Dura Perdana di
bidang lainnya. Untuk perusahaan yang bergerak pada bidang penyulingan
minyak dan bidang lainnya merupakan macam penggabungan usaha secara
integrasi vertikal dimana lini usahanya pada bidang yang berbeda.
Kombinasi bisnis yang dilakukan oleh PT. Astra Agro Lestari yakni
untuk memperoleh kedudukan ekonomi yang lebih kuat yakni dengan
meningkatkatnya pendapatan perusahaan. Alasan dilakukannya penggabungan
usaha oleh PT. Astra Agro Lestari terhadap perusahaan anak untuk
mengembangkan operasional perusahaan dengan meminimalkan biaya dan
resiko yang ada. Selain itu, untuk memanfaatkan fasilitas yang ada pada
perusahaan anak, contohnya seperti ladang perkebunan kelapa sawit dan karet.
Semua bentuk hukum penggabungan usaha yang dilakukan oleh PT. Astra
Agro Lestari terhadap perusahaan anak yaitu konsolidasi.
Gambar 3.3 Struktur Grup Perusahaan PT. Astra Agro Lestari

C. Penggolongan Investasi Saham

lnvestasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk


pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti
bunga, royalti, dividen, dan uang sewa), apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat
lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui
hubungan perdagangan. (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.13)

Sesuai dengan definisi investasi menurut PSAK No. 13 di atas maka investasi
saham merupakan salah suatu sarana untuk menumbuhkan kekayaan melalui
penerimaan hasil investasi (dividen), dan melalui apresiasi nilai investasi (capital
gain) atau manfaat lain yang diperoleh akibat kepemilikan saham perusahaan lain
tersebut.
Akuntansi mengenal dua metode untuk mencatat kegiatan investasi saham ini,
yakni metode Cost dan metode Ekuitas (Equity). Sementara itu, untuk pelaporan di
Neraca akhir periode, dikenal tiga metode yaitu metode Nilai wajar (Fair-value),
metode Ekuitas, dan Konsolidasi. Penerapan metode akuntansi investasi saham, baik
untuk pencatatan maupun pelaporannya, sangat tergantung pada ada tidaknya tingkat
pengaruh signifikan (significant influence) dan ada tidaknya penguasaan (voting
control) oleh Investor (pihak yang membeli saham) terhadap Investee (perusahaan
yang sahamnya dimiliki oleh Investor). Untuk itu maka perlu dipahami tentang
penggolongan investasi saham dari perspektif tersebut.

Standar akuntansi di sebagian besar negara di dunia ini menggariskan bahwa


penggunaan metode akuntansi untuk investasi saham tergantung pada tingkat
kepemilikan dan ada tidaknya pengaruh signifikan yang dimiliki oleh investor
terhadap investee. Demikian pula halnya Indonesia. Melalui Dewan Standar
Akuntansi Keuangan(DSAK), Ikatan Akuntan Indonesia, telah membuat standar
pencatatan dan pelaporan untuk investasi saham melalui beberapa Pernyataan
Standar, antara lain PSAK No. 7, 13, 15, 22, dan 50.
Gambar 3.4 Tingkat Kepemilikan Investasi Saham

Dapat dilihat adanya dua faktor untuk membedakan jenis investasi. Dua faktor
tersebut, yakni Pengaruh signifikan dan control membagi jenis investasi menjadi tiga:
kurang dari 20%, antara 20%-50%, dan lebih dari 50%.

Cut-off tingkat kepemilikan sebesar 20% sebenarnya didasarkan pada suatu


asumsi. Asumsi tersebut adalah bahwa jika seorang investor memiliki antara 20% dan
50% saham investee maka normalnya investor akan mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap investee.

Kriteria untuk dapat disebut sebagai pengaruh yang signifikan membutuhkan


judgment. Judgment semacam ini akan menyulitkan praktek akuntansi karena sering
bersifat subyektif. Oleh karena itu, standar yang berlaku menggariskan bahwa jika
investor memiliki saham investee kurang dari 20% maka ia harus menggunakan
metode Cost, kecuali ada bukti bahwa meski kepemilikannya kurang dari 20% namun
ia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap investee.
D. Penggolongan Investasi Saham pada PT. Astra Agro Lestari

No Nama Kegiatan Lokasi Tahun Status Jumlah Aset Satuan Mata Persentase
Usaha Komersil Operasi Uang (%)
1 PT Agro Perkebunan Kalimantan 1998 Operasi 484.747 JUTAAN IDR 99.99
Menara Kelapa Sawit Tengah
Rachmat
2 PT Perkebunan Aceh 1994 Operasi 667.711 JUTAAN IDR 99.99
Perkebuna
n Kelapa Sawit
Lembah
Bhakti
3 PT Sari Perkebunan Riau 1993 Operasi 861.825 JUTAAN IDR 85.0
Lembah Kelapa Sawit
Subur
PT
4 Gunung Perkebunan Kalimantan 2001 Operasi 338.099 JUTAAN IDR 95.0
Sejahtera
Yoli Kelapa Sawit Tengah
Makmur
PT
5 Gunung Perkebunan Kalimantan 1997 Operasi 651.268 JUTAAN IDR 99.99
Sejahtera
Ibu Kelapa Sawit Tengah
Pertiwi
PT
6 Suryaraya Perkebunan Sulawesi 1997 Operasi 755.573 JUTAAN IDR 99.99
Lestari Kelapa Sawit Barat
PT
7 Bhadra Perkebunan Sulawesi 1997 Operasi 86.020 JUTAAN IDR 99.8
Sukses Kelapa Sawit Barat
PT
8 Tunggal Perkebunan Riau 1987 Operasi 1.028.372 JUTAAN IDR 99.99
Perkasa Kelapa Sawit
Plantation
s
PT Sari
9 Aditya Perkebunan Jambi 1995 Operasi 768.051 JUTAAN IDR 90.0
Loka Kelapa Sawit
10 PT Sawit Perkebunan Riau 1997 Operasi 430.409 JUTAAN IDR 99.99
Asahan Kelapa Sawit
Indah
PT
11 Gunung Perkebunan Kalimantan 1999 Operasi 625.873 JUTAAN IDR 95.0
Sejahtera
Puti Sawit Tengah
Pesona
PT
12 Letawa Perkebunan Sulawesi 1995 Operasi 734.952 JUTAAN IDR 99.99
Kelapa Sawit Barat
PT
13 Gunung Perkebunan Kalimantan 1998 Operasi 723.018 JUTAAN IDR 95.0
Sejahtera
Dua Kelapa Sawit Tengah
Indah
14 PT Perkebunan Sulawesi 1997 Operasi 498.912 JUTAAN IDR 99.99
Pasangkay
u Kelapa Sawit Barat
PT
15 Mamuang Perkebunan Sulawesi 1997 Operasi 426.892 JUTAAN IDR 99.99
Kelapa Sawit Barat
16 PT Perkebunan Kalimantan 2000 Operasi 777.325 JUTAAN IDR 95.0
Suryainda
h Kelapa Sawit Tengah
Nusantara
pagi
PT Eka
17 Dura Perkebunan Riau 1994 Operasi 961.978 JUTAAN IDR 99.99
Indonesia Kelapa Sawit
18 PT Lestari Perkebunan Sulawesi 1998 Operasi 473.975 JUTAAN IDR 94.99
Tani
Teladan Kelapa Sawit Tengah
19 PT Karya Perkebunan Aceh 1994 Operasi 606.847 JUTAAN IDR 99.99
Tanah
Subur Kelapa Sawit
PT Kimia
20 Tirta Perkebunan Riau 1999 Operasi 839.432 JUTAAN IDR 75.0
Utama Kelapa Sawit
PT
21 Gunung Perkebunan Kalimantan 0 Belum 10.845 JUTAAN IDR 99.99
Sejahtera Kelapa Sawit Tengah Operasi
Raman
Permai
22 PT Perkebunan Kalimantan 2002 Operasi 172.297 JUTAAN IDR 95.0
Persadabi
na Kelapa Sawit Tengah
Nusantara
aba
Di
PT
23 Nirmala Perkebunan Kalimantan 2003 Operasi 741.434 JUTAAN IDR 99.99
Agro
Lestari Kelapa Sawit Tengah
PT
24 Bhadra Perkebunan Kalimantan 2010 Operasi 424.916 JUTAAN IDR 99.99
Cemerlan
g Kelapa Sawit Tengah
No Nama Kegiatan Lokasi Tahun Status Jumlah Aset Satuan Mata Persentase
Usaha Komersil Operasi Uang (%)
25 PT Perkebunan Kalimantan 2011 Operasi 52.826 JUTAAN IDR 99.99
Ciptanara
da Kelapa Sawit Timur
Lestari
26 PT Waru Perkebunan Kalimantan 1995 Operasi 752.088 JUTAAN IDR 99.99
Kaltim Kelapa Sawit Timur
Plantation
27 PT Sukses Perkebunan Kalimantan 2000 Operasi 424.375 JUTAAN IDR 99.99
Tani Kelapa Sawit Timur
Nusasubur
PT
28 Sumber Perkebunan Kalimantan 2006 Operasi 522.916 JUTAAN IDR 99.99
Kharisma Kelapa Sawit Timur
Persada
PT
29 Karyanusa Perkebunan Kalimantan 2009 Operasi 1.762.456 JUTAAN IDR 99.99
Ekadaya Kelapa Sawit Timur
PT
30 Borneo Perkebunan Kalimantan 2011 Operasi 983.174 JUTAAN IDR 99.99
Indah
Marjaya Kelapa Sawit Timur
31 PT Subur Perkebunan Kalimantan 2012 Operasi 414.710 JUTAAN IDR 99.99
Abadi Kelapa Sawit Timur
Plantation
s
32 PT Perkebunan Kalimantan 2000 Operasi 34.551 JUTAAN IDR 99.99
Cakradent
a Kelapa Sawit Selatan
Agung
Pertiwi
PT
33 Cakung Perkebunan Kalimantan 1999 Operasi 142.995 JUTAAN IDR 99.99
Permata
Nusa Kelapa Sawit Selatan
34 PT Pandji Perkebunan Banten 1995 Operasi 27.848 JUTAAN IDR 99.99
Waringin Karet
PT Eka
35 Dura Lainnya Riau 1992 Operasi 10.773 JUTAAN IDR 99.99
Perdana
PT Agro
36 Nusa Perkebunan Sulawesi 2012 Operasi 1.013.241 JUTAAN IDR 99.99
Abadi Kelapa Sawit Tengah
PT Sawit
37 Jaya Perkebunan Sulawesi 2012 Operasi 737.893 JUTAAN IDR 99.99
Abadi Kelapa Sawit Tengah
PT Cipta
38 Agro Perkebunan Sulawesi 2012 Operasi 571.488 JUTAAN IDR 99.99
Nusantara Kelapa Sawit Tengah
PT
39 Rimbunan Perkebunan Sulawesi 2012 Operasi 121.784 JUTAAN IDR 99.99
Alam
Sentosa Kelapa Sawit Tengah
40 PT Subur Perkebunan Kalimantan 2013 Operasi 1.690.088 JUTAAN IDR 99.99
Agro
Makmur Kelapa Sawit Selatan
PT
41 Persada Perkebunan Kalimantan 2013 Operasi 612.947 JUTAAN IDR 99.99
Dinamika Kelapa Sawit Selatan
Lestari
PT Tri
42 Buana Perkebunan Kalimantan 2016 Operasi 2.427.771 JUTAAN IDR 99.99
Mas Kelapa Sawit Selatan
PT
43 Tanjung Penyulingan Sulawesi 2014 Operasi 2.032.281 JUTAAN IDR 99.99
Sarana Minyak Barat
Lestari
44 PT Palma Perkebunan Kalimantan 2011 Operasi 492.882 JUTAAN IDR 99.99
Plantasind
o Kelapa Sawit Timur
PT
45 Tanjung Penyulingan Sulawesi 2017 Operasi 216.630 JUTAAN IDR 99.99
Bina
Lestari Minyak Barat
46 PT Mitra Perkebunan Kalimantan 0 Belum 251.420 JUTAAN IDR 99.99
Barito Karet Tengah Operasi
Gemilang

E. Analisa Penggolongan Investasi Saham PT. Astra Agro Lestari

Pada pembahasan kali ini tentang investasi saham, kami mencoba


menganalisa antara teori yang ada dengan laporan konsolidasi pada PT. Astra Agro
Lestari. Seperti yang sudah dibahas pada teori investasi saham, dalam akuntansi
terdapat dua metode dasar akuntansi untuk investasi saham biasa tidak lancar yang
umum digunakan adalah metode nilai wajar dan metode ekuitas.

Berdasarkan teori investasi saham yang telah dianalisa, dapat disimpulkan


bahwa PT. Astra Agro Lestari menggunakan metode ekuitas dalam investasi saham
kepada setiap anak perusahaannya.

Sesuai dengan teori metode ekuitas pengaruh signifikan dan control membagi
jenis investasi menjadi tiga: kurang dari 20%, antara 20%-50%, dan lebih dari 50%.

Cut-off tingkat kepemilikan sebesar 20% sebenarnya didasarkan pada suatu


asumsi. Asumsi tersebut adalah bahwa jika seorang investor memiliki antara 20% dan
50% saham investee maka normalnya investor akan mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap investee.
Pada PT Astra Agro Lestari kepemilikan terhadap anak perusahaannya sudah
mencapai lebih dari 50%, dan perusahaan sudah menerapkan metode ekuitas sebagai
metode investasinya.

Das könnte Ihnen auch gefallen