Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 1
Mengetahui,
Ketua Prodi S1 Kesehatan Masyarakat
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan tugas pemberdayaan tentang “GERAKAN
GENERASI SEHAT (GGS)” ini serta kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Bambang Setiaji, Ms selaku rektorat Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur
2. Ghozali MH, M.Kes selaku Dekan fakultas Kesehatan dan Farmasi
3. Sri Sunarti, M.PH selaku ketua prodi S1 Kesehatan Masyarakat
4. Kresna Febriyanto, M.PH selaku Koordinator Pemberdayaan
Masyarakat
5. Ibu Niken Agus Tianingrum, M.KM selaku pembimbing kelompok 1
6. Puskesmas Harapan Baru, kec. Loa Janan Ilir, Samarinda
7. Bapak Mahfud, S.Pd selaku kepala sekolah SMK Plus Melati
Samarinda
8. Ibu Erni Fatmawati, S.Pd selaku guru IPA SMK Plus Melati Samarinda
dan siswa-siswi SMK Plus Melati Samarinda
9. Orang tua yang selalu memberikan do’a dan dukungan kepada kami
untuk terus semangat dalam mengerjakan tugas pemberdayaan ini.
Semoga tugas pemberdayaan ini dapat memberikan pengetahuan
yang lebih luas bagi para pembaca dan kami sadar bahwa tugas
pemberdayaan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran
sangat kami butuhkan untuk menjadi lebih baik lagi serta kami berharap
agar tugas pemberdayaan ini dapat menjadi bahan ajar bagi para
pembacanya dan apabila terdapat salah dalam penulisan maupun makna
yang kurang baik maupun sulit di mengerti kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Samarinda, 22 Januari 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan Masyarakat menurut WHO adalah yang mengacu
kepada semua tindakan terorganisir untuk mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang hidup diantara
populasi secara keseluruhan (WHO, 2008). Kesehatan lingkungan
menurut WHO adalah yang terdiri dari aspek-aspek kesehatan
manusia, termasuk kualitas hidup yang baik dan benar, yang
ditentukan oleh faktor fisik, kimia, biologis, sosial, dan psikososial di
lingkungan. Menurut Sumaryadi (2005: 11), pemberdayaan
masyarakat adalah upaya mempersiapkan masyarakat seiring
dengan langkah upaya memperkuat kelembagaan masyarakat
agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan
kesajahteraan dalam suasana keadilan sosial yang berkelanjutan.
Pemberdayaan Masyarakat menurut Widjaja (2003 : 169),
pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan
kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat. Sehingga
masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya
secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara
mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya. Menurut
Slamet Riyadi, Kesehatan Lingkungan adalah bagian integral dari
ilmu kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan
menangani hubungan manusia dengan lingkungannya dalam
keseimbangan ekologi yang bertujuan untuk membina dan
meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang
optimal.
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah sekumpulan
perilaku yang di praktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
1
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan
dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat
(Depkes RI, 2011). PHBS menurut Maryunani. A (2013) adalah
semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
dimasyarakat.
Kesehatan Reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Kesehatan Reproduksi
menurut Depkes RI (2010) yaitu, suatu keadaan sehat secara
menyeluruh ,mencakup fisik, mental, dan kehidupan social yang
berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang
pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari
penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan
seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah
menikah.
Menurut Kartono ilmuan sosiologi, kenakalan remaja atau
dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency
merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan
oleh satu bentuk pengabaian siosial. Akibatnya, mereka
mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Menurut
Mussn dkk (1994) kenakalan remaja adalah perilaku yang
melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh
anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan
oleh orang dewasa maka akan mendapat sanksi hukum.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerapan
PHBS, Kesehatan Reproduksi dan juga Kenakalan Remaja yaitu
dengan memberikan pemahaman siswa-siswi SMK Plus Melati
Samarinda untuk mengurangi permasalahan yang timbul
2
di lingkungan tempat mereka tinggal. Kesehatan Reproduksi
mereka apakah sudah baik atau belum dan juga Kenakalan Remaja
yang pada umumnya memang dialami pada usia remaja. Maka
masalah utamanya ialah kurangnya kesadaran untuk hidup sehat,
kesehatan reproduksi mereka yang kurang baik menyebabkan
timbulnya masalah kesehatan serta tingginya kenakalan remaja
yang disebabkan oleh penyimpangan sikap dan perilaku sehingga
perlunya pendekatan dengan cara memberi permahaman kepada
mereka akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat yang akan
berdampak pada kesehatan reproduksi dan terhindar dari perilaku
yang menyimpang pada remaja.
Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan
sebelumnya SMK Plus Melati Samarinda bahwa ditemukannya
permasalahan-permasalahan seperti kurangnya kebersihan diri,
kurangnya kebersihan di lingkungan asrama dan juga pemakaian
alat pribadi yang secara bergantian antara satu dengan teman
yang lain, sehingga memunculkan penyakit yang di derita oleh
siswa-siswi kebanyakan seperti penyakit kulit yaitu gatal-gatal, maka
gatal-gatal itu sendiri memberikan rasa yang tidak nyaman pada
penderitanya maka dari itu si penderita mengurangi rasa gatal
dengan cara menggaruk. Dimana kondisi tersebut disebebakan oleh
tungau yang masuk kedalam lapisan kulit luar yang menimbulkan
ruam pada kulit yang sangat gatal. Maka dengan itu kami
memprioritaskan kesehatan lingkungan, kesehatan reproduksi dan
juga kenakalan remaja karena masalah ini paling banyak terjadi
pada siswa/i SMK Plus Melati Samarinda. Dengan adanya pengasuh
yang mengarahkan dan memberitahu mereka untuk menjaga
kebersihan lingkungan disekitar asrama serta guru-guru disekolah
yang dapat memantau perilaku menyimpang serta memberikan
pemahaman mengenai kesehatan reproduksi pada siswa-siswi SMK
Melati Samarinda. Namun karena perilaku yang dimiliki siswa/i SMK
3
Plus Melati Samarinda masih ada yang kurang dan malas untuk
menjaga kebersihan diri maupun lingkungan yang ada di asrama
serta kesehatan reproduksi mereka yang tidak dijaga dan perilaku
menyimpang yang dimiliki oleh siswa/i SMK Plus Melati Samarinda.
B. TUJUAN
1. Umum
Siswa/i SMK Plus Melati Samarinda dapat mengerti dan
memahami pentingnya mengatasi masalah kesehatan agar
dapat hidup bersih dan sehat serta menghindari segala tindakan
atau perilaku yang menyimpang pada remaja.
2. Khusus
a. Memberdayakan siswa-siswi SMK Plus Melati Samarinda
dalam memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatan
sehingga siswa-siswi SMK Plus Melati sadar dan mampu
secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status
kesehatan.
b. Mengurangi dampak-dampak perilaku penyimpangan pada
remaja siswa-siswi SMK Plus Melati Samarinda.
c. Meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya Masalah
Kesehatan di sekolah
C. MANFAAT
1. Bagi SMK Plus Melati Samarinda
Mampu mengupayakan lingkungan yang sehat disekolah dan
juga mampu mencegah maupun menanggulangi
masalah-masalah kesehatan yang muncul disekolah tersebut.
Dan siswa-siswi mampu mengembangkan upaya kesehatan.
Baik dari kesehatan reproduksi merekan maupun dapat
4
mengurangi perilaku penyimpangan pada remajadi siswa-siswi
SMK Plus Melati Samarinda.
2. Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
a. Sebagai program pendidikan ilmu kesehatan masyarakat
kepada siswa-siswi SMK Melati Samarinda.
b. Membangun kerjasama antara SMK Plus Melati dan UMKT
c. Membangun hubungan yang baik dan membangkitkan
kepercayaan antara SMK Plus Melati Samarinda dan UMKT
3. Mahasiswa
a. Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah sesuai fakta
yang didapat secara sistematik.
b. Memberikan gambaran terhadap pemecahan dari masalah
yang dihadapi.
c. Hasil penelitian yang didapat mahasiswa dapat digunakan
sebagai rekomendasi untuk program ataupun kebijakan yang
dapat diaplikasikan oleh siswa-siswi SMK Plus Melati
Samarinda
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2. Tujuan UKS
Adapun tujuan dari UKS terdiri dari tujuan umum dan khusus yaitu:
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya.
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup:
1) Menurunkan angka kesakitan anak sekolah.
2) Meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik,mental
maupun sosial serta memberikan pengetahuan, sikapdan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat.
7
Dalam hal ini program yang digunakan untuk menunjang
trias UKS dalam hal pendidikan kesehatan antara lain
melakukan penyuluhan baik individu, kelompok, klasikal,
maupun massal. Apabila ada sekolah yang sudah memiliki
tenaga kesehatan biasanya juga melayani konsultasi tentang
kesehatan, dll.
b. Pelayanan kesehatan
Trias UKS yang kedua ini mungkin sudah kental disetiap
sekolahan, yaitu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini UKS
memiliki fungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan. Program
yang biasanya dilakukan untuk menunjang program pelayanan
kesehatan sebagai contoh adalah melakukan perawatan siswa
yang sakit, melakukan rujukan kesehatan bagi siswa yang
memerlukan penanganan kesehatan lebih lanjut, melakukan
skrening kesehatan, menganalisa status gizi siswa, pemberian
nutrisi kepada siswa, dan lain-lain.
c. Lingkungan sekolah sehat
Trias UKS yang ketiga ini adalah lingkungan sekolah yang
berssih dan sehat. Dalam hal ini UKS berperan aktif dalam
mengkondisikan lingkungan sekolah agar tetap bersih dan
sehat. Dalam melaksanakan trias UKS yang ketiga ini UKS tidak
bisa bekerja sendiri, melainkan harus bekerjasama lintas
program dan lintas sektoral. Sebagai contoh kegiatan yang
dilakukan dalam menjaga lingkungan sekolah sehat ini adalah:
1) Menjaga kesehatan jajanan kantin
Dalam hal ini UKS berperan agar jajanan yang di konsumsi
siswa tidak mengandung bahan berbahaya. Program
kegiatannya antara lain melaksanakan pemeriksaan jajanan
kantin secara rutin, bekerjasama dengan puskesmas dalam
memberikan penuyuluhan kepada penjaga kantin dan siswa,
melakukan pemeriksaan lab tentang jajanan kantin, dll.
8
2) Menjaga kebersihan Kamar Mandi/WC
Dalam hal ini UKS berperan dalam menjaga kebersihan
kamar mandi. Program yang dilakukan adalah melakukan
pemeriksaan rutin tentang kebersihan kamar mandi.
3) Menjaga kebersihan kelas
Dalam hal ini UKS bekerjasama dengan kurikulum dan
bagian sarana dan prasarana dalam melakukan penilaian
kebersihan kelas dalam hal ini biasanya dilakukan lomba
kebersihan kelas secara rutin.
4) Menjaga lingkungan sekolah bersih
Dalam menunjang program ini biasanya UKS bekerjasama
dengan kurikulum dalam melakukan penjadwalan
pelaksanaan kerja bakti bersama secara rutin.
5) Membersihkan jentik nyamuk
Dalam hal ini UKS melakukan pemeriksaan rutin disetiap
genangan air maupun sumber air untuk mengontrol
perkembangan vektor penyakit agar tidak menyebar
dilingkungan sekolah.
4. Sasaran UKS
Sasaran UKS terdiri dari:
a. Peserta didik, antara lain:
1) Taman kanak-kanak
2) Pendidikan dasar
3) Pendidikan menengah
4) Pendidikan kejuruan
5) Pendidikan khusus (sekolah luar biasa)
b. Masyarakat sekolah (guru, staf sekolah dan pengelola
pendidikan lainnya).
c. Orang tua murid, masyarakat .
9
B. LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN
1. Tahap I Identifikasi Masalah
a. Wawancara
1) Definisi Wawancara
Merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara dalam
mencari suatu informasi dari pemberi informasi (informan)
2) Tujuan Wawancara
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan
informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya.
Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah
pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber.
3) Manfaat Wawancara
Manfaat wawancara dalam komunikasi interpersonal yaitu :
1. Berkenalan dengan orang yang "istimewa" dalam pribadi,
profesi, atau sumbangannya kepada masyarakat.
2. Menambah wawasan hidup.
3. Memberi inspirasi dan mendorong semangat hidup.
4. Memotivasi menjadi manusia yang lebih bermutu dan mau
memberi sumbangan yang berarti dalam hidup.
4) Langkah-langkah Wawancara
a) Menentukan topik wawancara.
b) Menentukan narasumber/responden.
c) Menyusun daftar pertanyaan (dengan memperhatikan
kelengkapan isi (5W + 1H).
d) Melakukan wawancara dengan bahasa yang santun,
baik dan benar.
e) Mencatat pokok-pokok informasi berdasarkan
wawancara narasumber.
f) Menulis laporan hasil wawancara.
b. Observasi
10
1) Definisi Observasi
Observasi merupakan suatu proses atau metode
pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan yang
sistematis guna mengetahui gejala-gejala yang menjadi objek
penelitian atau sesuatu yang ingin diteliti secara cermat dan
langsung di lokasi penelitian atau lapangan.
2) Jenis Observasi
Jenis observasi yang akan kami gunakan dalam kegiatan
pemberdayaan yaitu observasi partisipasi yang melibatkan
peneliti atau observer secara langsung dalam kegiatan
pengamatan di lapangan. Peneliti bertindak menjadi observer
dan menjadi bagian dari kelompok yang ditelitinya.
Kelebihan dari jenis ini adalah peneliti menjadi bagian
integral dari berbagai situasi yang dipelajari dilapangan,
sehingga kehadirannya pun tidak mempengaruhi situasi di
lapangan.
3) Manfaat Observasi
Kegiatan memiliki banyak manfaat diantaranya adalah untuk:
a) Dapat mencatat gejala yang kadang tidak jelas
berlangsungnya.
b) Dapat menjelaskan proses peristiwa berlangsung dan
dapat menguji kualitas, memperkirakan mengapa sesuatu
terjadi dalam seting nyatanya.
c) Deskripsi memberikan gambaran dunia nyata.
d) Hasil observasi yang dibuat dapat dikonfirmasikan dengan
hasil penelitian.
e) Kronologi peristiwa dapat dicatat dengan runtut.
f) Memperluas wawasan dan pengetahuan yang sebelumnya
kita belum tahu menjadi tahu gerakan tingkah laku
seseorang.
11
g) Memungkinkan pembaca memiliki penafsiran sendiri
terhadap temuan dan bagaimana akan diinterpretasikan.
h) Mencatat situasi yang tidak dapat direplikasikan dalam
eksperimen.
i) Observasi dapat dikombinasikan dengan metode lain.
j) Peralatan dan teknologi dapat merekam secara permanen.
4) Tujuan Observasi
Kegiatan Observasi bertujuan untuk mendapatkan
gambaran tentang kehidupan sosial yang sulit diketahui
dengan metode-metode lainnya. Observasi yang kita lakukan
akan dengan dapat memberikan kejelasan tentang tentang
sebuah permasalah dan kemudian mencari solusi untuk
masalah tersebut. Observasi yang dilakukan bertujuan guna
mendapatkan data-data konkret di tempat penelitian.
c. Kuesioner
1) Definisi Kuesioner
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau
pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang
berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau
kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden
(Suroyo Anwar, 2009)
Angket atau kuesioner merupakan suatu alat untuk
mengumpulkan data dalam assessment non test, berupa
serangkaian pertanyaan yang perlu diajukan kepada
responden (Komalasari, 2011)
2) Fungsi Angket
Angket berfungsi untuk :
a) Mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam
rangka penyusunan program
b) Untuk menjamin validitas infromasi yang diperoleh dalam
metode lain
12
3) Tujuan Angket
a) Tujuan angket atau kuisoner adalah untuk memperoleh
data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah
satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses
belajar mereka.
b) Untuk menghimpun sejumlah informasi yang relevan
dengan keperluan bimbingan dan konseling, seperti
identitas peserta didik, keterangan tentang keluarga,
riwayat kesehatan, riwayat pendidikan, kebiasaaan
belajar dirumah atau infromasi lainnya.
d. Analisa Penyebab Masalah
1) Fishbone Diagram
Fishbone diagram adalah suatu teknik identifikasi
masalah yang digunakan untuk menunjukkan hubungan
sebab akibat yang ditimbulkan dengan pengkategoran
penyebab sebagai berikut yaitu materials (bahan baku),
machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower
(sumber daya manusia), methods (metode), mother
nature/environment (lingkungan) dan measurement
(pengukuran).
MATERIAL METHOD
PROBLEM
MAN MACHINE
13
2) Langkah-langkah Fishbone Diagram
Dalam identifikasi masalah menggunakan teknik fishbone
dapat dilakukan dengan langkah berikut, yaitu:
a) Membuat kerangka diagram fishbone kemudian
menentukan aspek penyebab yang sesuai dengan kategori
(manusia, material, mesin, motode, lingkungan, dan
pengukuran)
b) Setelah itu masukkan pokok permasalahan pada bagian
kepala diagram fishbone untuk dilakukan identifikasi
penyebab.
c) Mencari penyebab untuk masing-masing aspek penyebab
masalah. Penyebab ini diletakkan pada duri ikan.
d) Langkah selanjutnya adalah menggambarkan dalam
diagram fishbone berdasarkan penyebab yang telah
diketahui dan dianalisis.
14
Penggunaan metode ini menekankan pada kemampuan pengelola
program.
Metode CARL (Capability, Accesibility, Readness, Leverage)
dengan menggunakan skore nilai 1–5. Kriteria CARL tersebut
mempunyai arti:
15
Komitmen disisi lain diperlukan, meskipun si pelaksana
memiliki keterampilan yang mumpuni. Namun tanpa komitmen,
integritas, loyalitas sipelaksana pada pekerjaan maka pencapaian
target akan menyimpang dari yang diharapkan.
Motivasi,semangat, spirit untuk menjalankan pekerjaan hingga
tuntas sangat diperlukan untuk memastikan tidak ada waktu/
tenaga yang terbuang (tidak terarah) untuk mengerjakan hal-hal
yang tidak memberikan konstribusi bagi organisasi.
In Action, 3 modal dasar (keterampilan, komitmen, motivasi
secara berimbang menjamin tidak adanya peluang untuk tidak
menjalankan apa yang telah dijanjikan pelaksana diawal,
penyimpanan target dan terbuangnya waktu dan tenaga sia-sia.
4. Tahap IV Implementasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
pelaksanaan atau juga penerapan untuk mencari bentuk tentang
hal yang telah disepakati bersama. Sedangkan menurut para ahli:
a. Budi Winarno
Tindakan yang dilakukan sekelompok individu untuk
menyelesaikan suatu tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
b. Friedrich
Kebijakan atau tindakan mengarah pada tujuan yang diusulkan
oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan
tertentu sehubungan dengan adanya hambatan tertentu selama
mencari peluang mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran.
c. Pressman & Wilda sky (1873)
Menyelesaikan, memenuhi, melaksanakan, memproduksi, serta
menyelesaikan sebuah kebijakan.
d. Whitten, Bentle, & Barlow (1993)
Sebuah proses menempatkan dan menerapkan informasi dalam
operasi.
16
e. Cleaves (dalam Wahab 2008;187)
Mencakup “Proses bergerak menuju tujuan kebijakan dengan
cara langkah administratif dan politik”. Keberhasilan atau
kegagalan implementasi sebagai demikian dievaluasi dari sudut
kemampuannya dalam meneruskan atau mengoperasionalkan
program-program yang telah dirancang sebelumya.
5. Tahap V Evaluasi
Definisi Evaluasi menurut KBBI adalah suatu penilaian
ditujukan pada orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada
orang yang lebih rendah. Evaluasi adalah proses penelitian positif
dan negatif atau gabungan dari keduanya. Menurut para ahli:
a. Sudijono (1996)
Penafsiran yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data
kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran.
b. Nurkancana (1983)
Kegiatan dilakukan dengan proses untuk menentukan nilai dari
suatu hal.
c. Raka Joni (1975)
Proses mempertimbangkan sesuatu barang, hal atau gejala
dengan mempertimbangkan beragam faktor yang disebut Value
Judgment.
d. John M. Echols dan Shadily (1983)
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran.
e. Purwanto (2002)
Pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain itu, evaluasi juga
dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan.
17
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tema Kegiatan
1. Tema Umum
Adapun tema umum kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah
Sekolah Peduli Anak Sehat
2. Tema Khusus
Adapun tema khusus kegiatan pemberdayaan masyarakat
kelompok 1 adalah GERAKAN GENERASI SEHAT (GGS)
18
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
Januari
No. Kegiatan
3 4 7 8 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19 21 22 23 24 25
Pembekalan Pemberdayaan
1 Masyarakat
7 Penyebaran Kueisioner
9 Penyusunan Proposal
10 Penyusunan Laporan
11 Konsultasi dosen
12 Revisi Laporan
13 Revisi Proposal
19
C. Sasaran
Kami mengambil siswa/i SMK Plus Melati Samarinda dengan total
siswa/i sebanyak 17 orang.
20
BAB IV
HASIL KEGIATAN
A. Gambaran Lokasi
Lokasi yang menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat
adalah SMK Plus Melati Samarinda yang memiliki jumlah siswa-siswi
sebanyak 17 orang. SMK Plus Melati Samarinda terletak di Jl. H. A. M.
Rifaddin, RT 33 Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir,
Kota Samarinda. SMK Plus Melati Samarinda merupakan salah satu
sekolah swasta yang dimiliki oleh Yayasan Melati dengan luas wilayah
12000 m2.
Batas Utara : Mushola Yayasan Melati dan Asrama siswa/
Batas Selatan : Lapangan bola
Batas Barat : SMP Plus Melati Samarinda dan SMAN 10
Samarinda
Batas Timur : SMK Farmasi Samarinda
B. Langkah-Langkah Pemberdayaan
1. Identifikasi Masalah
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Erni (guru
IPA) menjelaskan terkait permasalahan yang ada di SMK Plus
Melati dan informasi tentang pendidikan kesehatan yang
sebelumnya pernah didapatkan dari pihak Puskesmas
Harapan Baru terkait vaksinasi bagi siswa/i SMK Plus Melati
Samarinda dan adapun tindakan dari pihak sekolah jika ada
yang ketahuan atau melanggar peraturan yang ada akan
dikenakan sanksi dari yang ringan berupa peringatan atau
teguran, sanksi sedang berupa pemanggilan orang tua dan
skors hingga yang berat contohnya dikeluarkan dari sekolah.
21
Dari indikator kebersihan lingkungan dijelaskan bahwa
kegiatan kerja bakti dilakukan 1 bulan sekali. Terkait peraturan
antara asrama dan sekolah memang memiliki sedikit
perbedaan karena semuanya kembali pada pihak pengasuh di
asrama dan guru atau staf di sekolah.
b. Observasi
Berdasarkan hasil observasi didapatkan data pengamatan
dari lingkungan UKS, kelas, asrama putra, asrama putri,
pendopo dan ruang makan. Adapun hasil observasi kami dari
lingkup UKS meliputi kebersihan UKS dan tersedianya
perlengkapan kesehatan di UKS yaitu kotak P3K yang berisi
bahan dan alat P3K, tersedianya bed sebanyak 3 bed,
terdapat skerem untuk menjaga pivasi pasien, tersedianya
kursi roda dan tandu, UKS memberikan pelayanan kesehatan
dengan kegiatan konsultasi dan pemeriksaan Tanda-Tanda
Vital, petugas kesehatan di UKS terdiri dari 2 perawat dan 1
dokter visit dengan jadwal pelayanan UKS oleh dokter pada
jam kerja hari senin s/d sabtu pukul 15.00-18.00. Observasi
selanjutnya dilakukan dilingkungan kelas dengan hasil
observasi terdapatnnya 3 kelas dengan masing-masing tempat
sampah di depan kelas, keadaan dan kondisi kelas yang bersih
serta nyaman dengan fasilitas berupa AC, papan tulis serta
total meja dan kursi sebanyak 20 buah per kelas. Selanjutnya
kegiatan dilaksanakan di asrama putri dengan jumlah kamar
sebanyak 17 dan total kamar mandi dan toilet sebanyak 10
pintu dengan kondisi yang bersih dan wangi. Observasi
selanjutnya dilakukan di asrama putra yang berjumlah 17
kamar dan total kamar mandi dan toilet sebanyak 10 pintu
dengan kondisi yang kurang bersih, aroma tidak sedap,
terdapat sampah berserakan di sekitar kamar mandi serta bak
mandi yang kotor bahkan tidak terisi air.
22
Setelah mengobservasi asrama kemudian kami
mengobservasi pendopo dengan hasil pengamatan yaitu
kurangnya pemeliharaan kebersihan pendopo,
dinding-dinding pendopo dan lantai berdebu dan kotor.
Observasi terakhir kami lakukan di ruang makan dengan
hasil observasi yaitu terdapat debu di meja makan dan
kursi, alat makan yang tidak tersusun rapi dan diletakkan di
atas meja tanpa penutup dan lantai ruang makan yang
berdebu.
c. Kuesioner
Pengumpulan data dengan kuesioner dibagi atas 3 topik
permasalahan yakni PHBS, kesehatan reproduksi dan
kenakalan remaja/perilaku menyimpang untuk mengetahui
tingkat permasalahan yang kompleks pada siswa/i SMK
Plus Melati Samarinda. Dari 3 topik tersebut memiliki sub
topik pertanyaan yaitu PHBS memiliki sub topik indikator
PHBS, kesehatan reproduksi mencakup perubahan
pubertas pada remaja laki-laki dan perempuan,
masalah-masalah kesehatan reproduksi dan cara
mencegah penyakit menular seksual, pada kenakalan
remaja mencakup materi merokok, meminum minuman
keras, vaping, narkoba, narkolema, ngelem, mencuri, seks
bebas.
Adapun permasalahan yang dapat di utamakan :
a. PHBS
b. Kesehatan Reproduksi
c. Kenakalan Remaja
23
Tabel 4.1 CARL
Keterangan :
C = Capability yaitu ketersediaan sumberdaya (dana, sarana,
dan peralatan)
A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah di
atasi atau tidak. Kemudahan dapat berdiri pada
metode/cara/teknologi dan penunjang seperti peraturan.
R = Kesiapan yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana atau
sasaran seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L = Pengaruh yaitu besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam masalah yang di lihat.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil prioritas masalah dengan menggunakan
metode CARL, maka di dapatkan prioritas nilai tertinggi pada
menurunnya derajat kesehatan pada remaja dengan nilai sebesar
54. Alasan penulis menggunakan metode CARL adalah untuk
24
memudahkan penulis dalam menentukan prioritas masalah
dengan melihat dari kemampuan sumber daya sarana dan
prasarana yang tersedia di lokasi kegiatan, kemudahan dalam
mengatasi masalah, kesiapan dari penulis selaku pelaksana
kegiatan, dan juga seberapa besar pengaruh kriteria 1 sama lain
dalam masalah yang ada.
3. Perencanaan
Setelah melakukan prioritas masalah, selanjutnya membuat
sebuah perencanaan untuk menindak lanjut untuk mengatasi
masalah yang ada. Adapun hasil dari perencanaan yang telah
dibuat daam abel Plan Of Action pemberdayaan masyarakat di
SMK Plus Melati Samarinda kecamatan Loa Janan Ilir.
25
Tidak adanya program
Tidak pernahnya
kesehatan dan Siswa-siswi lebih
siswa-siswi SMK Plus
pemberdayaan untuk Kurang aktifnya UKS memilih berobat ke RS
siswa-siswi SMK Plus Melati dalam membentuk melati mengunjungi
atau klinik luar sekolah
program-program UKS
keehatan
Ruang UKS yang
Kurangnya inisiatif dalam berjarak -/+ 10 m dari Penurunan
Penyebab menjaga kesehatan sekolah derajat
Penurunan kesehatan
derajat
pada
kesehatan pada
remaja
remaja Kurangnya
Tidak pernah
ketegasan
melakukan
penerapan
penyuluhan tentang
kesehatan disekolah
peraturan
Kurangnya sarana dan menjaga
trersebut
prasarana kampanye
kebersihan
kesehatan untuk kegiatan
promosi kesehatan
Kurangnya kedisiplinan menjaga Kurangnya pengetahuan
kebersihan tentang kesehatan lingkungan,
reproduksi, dan materi terkait
kenakalan remaja
26
TABEL 4.2 PLANNING OF ACTION
Tujuan Jadwal
Penyebab Sasara Target Alat
Priorotas pemecah kegiatan Lokasi pelaksa Penanggug Peluang
masalah n\(who keberhasilan verifikas Potensi
masalah an (what (what) (when) na jawab (who)
(why) m) (how much) i
for) (when)
1) S
Risiko 1). Kurangnya Meningkat 1) Pendidikan 1). 1) Senin 1). Dukungan
menurunnya tingkat kan Kesehatan Pengetahuan dari pihak Pemberian
07 Jan
derajat pengetahuan derajat PHBS, kespro tentang PHBS, 2) Selasa guru/staf penyuluhan
kesehatan tentang PHBS kesehatan dan kenakalan Kesehatan 22 Jan SMK Plus
remaja 2). Kurangnya remaja remaja reproduksi dan Muhammad Melati menerapkan
3) Rabu
pengetahuan dan Kenakalan 23 Jan Hersan Arifin Samarinda sistem
tentang meningkat 2) remaja 80% terkait
KESPRO kan Pembentukan kegiatan kerjasama
3). Tingginya tingkat “Gerakan 2). Kehadiran pemberdaya dengan
perilaku pengetahu Generasi siswa-siswi an
menyimpang an Sehat” Siswa SMK Plus kesehatan. Puskesmas
pada remaja. siswa-sis dan Melati Harapan Baru.
SMK
wi terkait 3) siswi Samarinda 2). Fasilitas
PLUS
PHBS, Pelatihan SMK 85% Kuesione yang
MELATI
kesehatan kader Plus r memadai
SAMARI
reproduksi kesehatan Melati (berupa
NDA
, serta remaja terkait Samari sarana dan
menguran PHBS, nda prasarana
gi perilaku KESPRO, dan untuk
menyimpa Kenakalan berlangsung
Sri Ayu
ng pada Remaja nya kegiatan
remaja Ningsih ini).
4)
Penggerakan
kader dengan
menjalankan
proker berupa
mading
kesehatan
27
4. Implementasi
Membuat mading tentang kesehatan yang dapat menambah
wawasan dan pengetahuan terkait materi yang sudah diberikan.
Setelah itu adapun hasil pelaksanaan kegiatan Praktik
Pemberdayaan Masyarakat yang tim penulis lakukan dalam
Implementasi kegiatan Praktik Pemberdayaan di SMK PLUS Melati
Samarinda RT. 33 Kecamatan Loa Janan Ilir Kelurahan Harapan
adalah sebagai berikut :
Pada Hari Kamis, 04 Januari 2019 Pukul 08.00 – 11.00 WITA
tim penulis melaksanakan kegiatan yaitu perkenalan kepada
kepala sekolah untuk menjelaskan tujuan kedatangan tim penulis
dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan nantinya.
Pada hari Kamis, 10 Januari 2019 Pukul 10.00 - 11.30
WITA tim penulis membagikan angket kepada siswa/i tentang
terkait permasalahan berdasarkan observasi yang diamati.
Pada hari Selasa, 22 Januari 2019 tim penulis memberikan
Pendidikan Kesehatan yang pertama, materi yang tim penulis
berikan yaitu Perilaku Hidup Bersih Sehat, Kesehatan Reproduksi
dan Perilaku Menyimpang padaRemaja di SMK PLUS Melati
Samarinda terletak di RT. 33, sebelum tim penulis memberikan
Pendidikan Kesehatan tim penulis mengukur tingkat pengetahuan
siswa/i terlebih dahulu dengan memberikan Kuisioner berupa 15
Pertanyaan. Dari hasil perhitungan tim penulis maka di dapatkan
hasil bahwa pada saat pemberian pre-test adalah 10,40 dan
pemberian post-test adalah 11,93.
Tim penulis memberikan Pendidikan Kesehatan kepada
siswa/I SMK PLUS Melati Samarinda yang berjumlah 15 orang dari
kelas X, XI dan XII, pada saat tim penulis melakukan Pendidikan
Kesehatan pada Siswa/i kelas X, XI dan XII siswa/I bersedia
dalam memperhatikan mahasiswa/i yang akan memberikan materi
serta tersedianya fasilitas pendukung, waktu dan ruangan untuk
28
melakukan pendidikan kesehatan. Kemudian setelah di
lakukannya pendidikan kesehatan tim penyusun melakukan diskusi
kecil guna mengulang materi yang sudah di berikan.
Pada Hari Rabu, 23 januari 2019 Pukul 13.30 - 15.00 WITA tim
penulis melakukan kegiatan berupa membentuk tim Kader GGS
(Gerakan Generasi Sehat) pada tim Kader GGS dikelas X, XI dan
XII. Dengan membentuk tim Kader GGS (Gerakan Generasi Sehat)
berupa pengenalan tentang 8 indikator PHBS, langkah cuci tangan,
perubahan fisik pada saat pubertas pada Laki-laki dan Perempuan,
Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi, Penyakit Menular Seksual,
Pengertian, dampak dan bahaya dll.
Siswa/i yang mengikuti peran dalam pengkaderan GGS ini
berjumlah 17 orang, 4 orang merupakan inti dari Kader GGS
sedangkan siswa/I yang lainnya adalah siswa/I kelas X dan XI.
pada saat pembentukan kader GGS siswa/i sangat tertarik untuk
mengikutinya. Kegiatan selanjutannya perencanaa mengenai
pembuatan mading kesehatan yang dilakukan kader GGS dengan
pemilihan tema yang terkait dengan masalah kesehatan pada
remaja, sanitasi hygyen serta masalah kesehatan yang berkaitan
dengan jurusan mereka. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
mading dengan tema yang yang telah ditentukan.
5. Evaluasi
Setelah dilakukannya kegiatan tersebut maka diperlukannya
proses evaluasi dimana evaluasi ini berguna untuk mengukur
tingkat keberhasilan suatu kegiatan yang dilakukan dan juga
sebagaia acuan untuk perencanaan selanjutnya. Adapun evaluasi
kegiatan yang dilakukan, tim penulis memilih bentuk evaluasi
sumatif, dimana evaluasi sumatif sendiri dilakukan pada saat
semua rangkaian kegiatan telah selesai dilaksanakan. Dengan
kata lain evaluasi dilaksanakan pada saat tim penulis sudah
29
selesai melaksanakan program PENGKADERAN GGS (Gerakan
Generasi Sehat).
a. Evaluasi Sumatif
Dari evaluasi ini dapat dievaluasi adalah kegiatan
indikator yang memiliki keberhasilan. Pada program
Pengkaderan GGS (Gerakan Generasi Sehat). Yang dapat
diukur indikator keberhasilannya anatara lain :
1) Pemberian pendidikan kesehatan tentang materi PHBS,
Kesehatan Reproduksi dan Perilaku Menyimpang pada
Remaja dimana akan diketahui apakah terjadi
peningkatan pengetahuan pada peserta Kader GGS di
SMK PLUS Melati Samarinda. Dari hasil pre-test
didapatkan hasil sebesar 10,40 dan post-test didapatkan
hasil sebesar 11,93 terjadi peningkatan pengetahuan
peserta GGS sebesar 1,53%.
2) Menggerakkan Kader GGS, dimana akan diketahui
apakah peserta dapat menyadarkan siswa/I akan
pentingnya kesehatan dan menyebarkan informasi
kesehatan pada remaja.
3) Pembentukan Kader GGS (Gerakan Generasi Sehat),
yang akan melakukan pengamatan terhadap siswa/i.
30
C. Rencana Tindak Lanjut
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pelaksanan kegiatan praktik pemberdayaan masyarakat
di SMK PLUS MELATI Samarinda Jl. H. A. M. Rifaddin, Harapan Baru,
Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda. Maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu :
1. Terbentuknya program GGS (Gerakan Generasi Sehat) sebagai
salah satu kegiatan pemberdayaan dengan mengajarkan mereka
cara hidup bersih dan sehat, menghindari masalah kenakalan
remaja dan memberikan pengetahuan tentang Kesehatan
Reproduksi agar mereka terhindar dari penyakit-penyakit menular.
2. Memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi terutama
untuk penyakit menular yang bisa berdampak jangka panjang bagi
mereka yang terjerat pada kenakalan remaja.
3. Terjadi peningkatan pengetahuan peserta pendidikan kesehatan
dan pengenalan program GGS yaitu sebesar 1,53% siswa/i kelas
X, XI dan XII SMK PLUS Melati Samarinda tentang 3 materi
pembahasan yaitu PHBS, Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan
Remaja.
B. SARAN
1. Bagi Puskesmas Harapan Baru
a. Dapat berkoordinasi dengan pihak sekolah atas kegiatan yang
telah dilaksanakan dan dapat dilanjutkan kembali sehingga
tercapainya masyarakat sekolah dalam cakupan wilayah
puskesmas harapan baru yang sehat, mandiri dan sejahtera.
b. Dapat menyediakan kebutuhan sekolah untuk membantu
penyediaan promosi kesehatan agar program dapat terus
berkelanjutan.
32
2. Bagi SMK Plus Samarinda
a. Diharapkan pada seluruh masyarakat SMK Plus Melati
Samarinda dapat melanjutkan kegiatan yang telah diberikan
pada saat pelaksanaan kegiatan Praktik Pemberdayaan
Masyarakat oleh mahasiswa yang sudah berjalan meskipun
mahasiswa tidak berada lagi di sekolah tersebut.
b. Diharapkan SMK Plus Melati Samarinda dapat meningkatkan
derajat kesehatan dan lingkungan sekitar sekolah secara
mandiri agar terwujud masyarakat yang lebih sehat dan
sejahtera.
c. Diharapkan SMK Plus Melati Samarinda dapat
mengembangkan disiplin ilmu kesehatan dengan jurusan yang
mereka tempuh dengan cara mengenal pencegahan, masalah
dan risiko kesehatan yang berhubungan dengan jurusannya
masing-masing
d. Lebih meningkatkan kerja sama dan partisipasi dalam kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat SMK Plus Melati Samarinda maupun Yayasan
Melati.
3. Bagi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
a. Diharapkan dapat menyediakan lebih banyak referensi seperti
buku, proposal dan hasil laporan, agar dapat dijadikan acuan
dalam pembuatan proposal dan laporan kedepannya.
b. Diharapkan dapat selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan
yang dilakukan mahasiswa baik kegiatan internal maupun
eksternal kampus.
33
4. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama
perkuliahan dan mampu mengaplikasikan kepada
masyarakat.
b. Dapat meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar
mahasiswa agar menjaga kekompakan dan mencegah
kesalah pahaman.
34
DAFTAR PUSTAKA
Sub Topik :
III. Tujuan
1. Tujuan umum
Siswa/i SMK Plus Melati Samarinda dapat mengerti dan memahami
pentingnya mengatasi masalah kesehatan agar dapat hidup bersih dan sehat
serta menghindari segala tindakan atau perilaku yang menyimpang pada
remaja.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberi penjelasan selama 90 menit diharapkan siswa/i dapat
mengetahui dan mengerti tentang :
a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah dan indikatornya.
b. Menjaga kesehatan reproduksi
c. Mengetahui lebih dalam mengenai kenakalan remaja
IV. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
V. Media
a. Kuisioner
b. LCD
c. Laptop
d. Banner
e. Poster
f. Video
IV. Materi
(Terlampir)
V. Anggaran
(Terlampir)
VI. Setting
- Anita Wahyuni
- Sri Ayuningsih
- M. Hersan
materi dan
3 garis besar materi
memperhatikan
(10.25-11.15) materi
– memberi – menanyakan
kesempatan bagi hal-hal yang
siswa/i untuk belum di
Diskusi bertanya mengerti
4 – mendengarkan
(11.15-11.30)
dan mampu
memahami
jawaban yang di
berikan oleh
pemateri
– melihat sejauh
mana
– mengajukan diri
Pembentukan -Pemilihan kader sebagai kader
6 Kader Gerakan Generasi Gerakan
(11.35-11.45) Sehat
Generasi Sehat
– memberi – mendengarkan
Penutup kesimpulan dan memahami
7 – salam penutup
(11.45-11.50) – menjawab salam
penutup
IX. EVALUASI
Evaluasi Sumatif :
Evalusi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh guru pada akhir
semester. Jadi guru baru dapat melakukan evaluasi sumatif apabila guru
yang bersangkutan selesai mengajarkan seluruh pokok bahasan atau unit
pengajaran yang merupakan forsi dari semester yang bersangkutan. Oleh
karena itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
yang dicapai siswa selama satu semester. Jadi fungsinya untuk mengetahui
kemajuan anak didik. Akhirnya, untuk menambah kejelasan didalam
pelaksanaannya, berikut penulis rumuskan perbedaan dari kedua jenis
evaluasi tersebut.
Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk menilai manfaat suatu program
sehingga dari hasil evaluasi akan dapat ditentukan suatu program tertentu
akan diteruskan atau dihentikan. Pada evaluasi sumatif difokuskan pada
variabel yang dianggap penting bagi sponsor program maupun fihak
pembuat keputusan. Evaluator luar atau tim revieu sering dipakai karena
evaluator internal dapat mempunyai kepentingan yang berbeda. Waktu
pelaksanaan evaluasi sumatif terletak pada akhir implementasi program.
Strategi pengumpulan informasi akan memaksimalkan validitas eksternal
dan internal yang mungkin dikumpulkan dalam waktu yang cukup lama.
(Jurnal, Evaluasi Program Pelatihan, Eko Putro widoyoko, 2009).
Lampiran Materi
Cara Memilih :
a. Bersih
b. Jauh dari tempat sampah, got, debu dan asap kendaraan bermotor
c. Tertutup
d. Tidak bekas dipegang-pegang orang
e. Tidak terlalu manis dan berwarna mencilok
f. Masih segar
g. Tidak digoreng dengan minyak goreng yang sudah keruh
h. Tidak mengandung mengandung zat pemanis, zat pengawet, zat
penyedap, dan zat pewarna buatan
i. Bau tidak apek tau tengik
j. Tidak dibungkus dengan kertas bekas atau koran
k. Dikemas dengan plastik atau kemasan lain yang bersih dan aman
l. Lihat tanggal kadaluarsa
Penyakit menular seksual atau PMS, kini dikenal dengan istilah infeksi
menular seksual atau IMS, adalah penyakit atau infeksi yang umumnya
ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran bisa melalui:
darah, sperma, cairan vagina, atau pun cairan tubuh lainnya.
Selain itu, penyebaran tanpa hubungan seksual juga bisa terjadi dari
seorang ibu kepada bayinya, baik saat mengandung atau ketika melahirkan.
Pemakaian jarum suntik secara berulang atau bergantian di antara beberapa
orang juga berisiko menularkan infeksi.
Jika testis berada pada suhu yang optimal, yakni pada suhu yang sejuk,
produksi sperma juga akan berlangsung dengan baik.
Pastikan daerah antara pangkal testis dan anus juga bersih dan
bebas bau. Anda mungkin perlu mengangkat dan mengutak-atik posisi
penis demi membersihkan lokasi yang sulit untuk dicapai. Yang penting,
selalu hati-hati dalam menangani area sensitif Anda.
Ada banyak jenis celana dalam pria. Pilih celana dalam yang berbahan
katun untuk digunakan sehari-hari. Namun jangan gunakan celana yang
terlalu ketat. Pilihlah jenis celana dalam yang sesuai dengan ukuran
Anda. Celana dalam yang terlalu ketat hanya akan meningkatkan suhu di
sekitar testis. Peningkatan suhu testis akan berpengaruh pada produksi
sperma.
2. Merencanakan kehamilan
8. Mengelola profes
9. Kebiasaan Tertentu
LAMPIRAN ANGGARAN
Pengeluaran Dana
JUMLAH JUMLAH
BARANG HARGA
BARANG HARGA
Fotocopy kuesioner 4 lembar
x 60 - Rp. 48.000,00
rangkap
Fotocopy kuesioner aksi 2 lembar
x 17 - Rp 6.800,00
rangkap
Print 3 _ Rp 40.500,00
rangkap
Banner 1 buah Rp 71.000,00 Rp 71.000,00
Kotakan 23 kotak Rp 7.000,00 Rp 161.000,00
Kue 21 buah Rp 1000,00 Rp 21.000,00
Poster 1 lembar Rp. 2000,00 Rp. 2000,00
Plakat 1 buah Rp 80.000,00 Rp 80.000,00
TOTAL KESELURUHAN Rp 430.300,00
Keterangan :
JUMLAH JUMLAH
BARANG HARGA
BARANG HARGA
4 lembar
Fotocopy kuesioner x 60
- Rp. 48.000,00
rangkap
2 lembar
Fotocopy kuesioner aksi x 17
- Rp 6.800,00
rangkap
3
Print _ Rp 40.500,00
rangkap
Banner 1 buah Rp 71.000,00 Rp 71.000,00
Kotakan 23 kotak Rp 7.000,00 Rp 161.000,00
Kue 21 buah Rp 1000,00 Rp 21.000,00
Poster 1 lembar Rp. 2000,00 Rp. 2000,00
Plakat 1 buah Rp 80.000,00 Rp 80.000,00
TOTAL KESELURUHAN Rp 430.300,00
Keterangan :
Interpretasi :
Berdasarkan output di atas maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata
pengetahuan sebelum mendapat pendidikan kesehatan sebesar 10.40 dan
rata-rata pengetahuan setelah pemberian pendidikan kesehatan sebesar 11.93 dan
mengalami peningkatan rata-rata pengetahuan sebesar 1.53, standar deviasi
pengetahuan sebelum mendapat pendidikan kesehatan sebesar 1.454 dan sesudah
pemberian pendidikan kesehatan sebesar 1.831 dengan jumah responden
sebanyak 15 orang.
N Correlation Sig.
Interpretasi :
Berdasarkan data di atas menunjukkan hasil korelasi antara kedua variable
yang menghasilkan angka 0.440 dengan nilai signifikan 0.101 sehingga
menunjukkan bahwa korelasi antara pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian
pendidikan kesehatan terkait materi PHBS, kesehatan reproduksi dan kenakalan
remaja adalah erat dan benar-benar berhubungan secara nyata
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
Mean Std. Std. 95% (2-taile
Deviation Error Confidence d)
Mean Interval of the
Difference
Lower Upper
Pre -1.533 1.767 .456 -2.51 -.555 -3.360 14 .005
Test– 2
Pair 1
Post
Test
Interpretasi :
Berdasarkan output bagian kedua di atas, diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0,005 < 0,05 karena nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sebelum dan
sesudah kegiatan pemberian pendidikan kesehatan terkait PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat), kesehatan reproduksi dan kenakalan remaja.
No Pengamatan Keterangan
Lingkungan UKS
1 Perlengkapan UKS
2 Bed (tempat tidur)
3 Skerem (Sampiran)
4 Kursi roda/tandu
5 Program UKS
6 Petugas kesehatan
7 Jadwal kerja UKS
Lingkungan Kelas
8 Jumlah kelas
9 Keadaan ruangan kelas
10 Meja dan kursi
11 Perlengkapan dalam kelas
12 Tempat sampah
13 Toilet
Lingkungan Asrama Putri
14 Kondisi kamar
15 Kondisi toilet dan kamar
mandi
16 Keadaan lingkungan di
dalam asrama
Lingkungan Asrama Putra
17 Kondisi kamar
18 Kondisi toilet dan kamar
mandi
19 Keadaan lingkungan di
dalam asrama
Ruang Makan
20 Keadaan di lingkungan
ruang makan
Pendopo
21 Keadaan di lingkungan
pendopo
Lampiran 12 Kuesioner pre-test dan post-test
PRE TEST
Identitas Siswa
Nama
Kelas
Jenis Kelamin
Usia
Agama
No. Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
1 Apakah PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah
upaya yang hanya memberdayakan siswa agar mampu
mewujudkan sekolah sehat?
2 Apakah anda mengetahui indikator PHBS?
3 Apakah CTPS termasuk dalam indikator PHBS?
4 Apakah kurang melakukan aktivitas fisik dapat menyebabkan
obesitas?
5 Apakah diperlukan pembinaan dalam menerapkan PHBS?
KESEHATAN REPRODUKSI
6 Apakah kesehatan reproduksi adalah kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang
dimiliki oleh remaja?
7 Apakah ciri-ciri pubertas laki-laki dan perempuan itu sama?
8 Apakah membilas kemaluan dari arah belakang ke depan
adalah cara yang benar?
9 Apakah anda mengetahui cara penularan penyakir menular
seksual?
10 Apakah anda mengetahui cara mencegah penyakit menular
seksual?
KENAKALAN REMAJA
11 Apakah kenakalan remaja merupakan perbuatan melanggar
norma, aturan/hukum dalam masyarakat yang dilakukan
kalangan remaja?
12 Apakah lingkungan disekitar merupakan salah satu penyebab
terjadinya kenakalan remaja?
13 Apakah ngelem, merokok, nge-vape, meminum minuman
keras, narkoba, mencuri dan tindakan asusila termasuk
dalam kenakalan remaja?
14 Apakah vaping lebih aman dari pada rokok?
15 Apakah vaping dapat menyebabkan kecanduan?
POST TEST
Identitas Siswa
Nama
Kelas
Jenis Kelamin
Usia
Agama
1 Apakah PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah
upaya yang hanya memberdayakan siswa agar mampu
mewujudkan sekolah sehat?
2 Apakah anda mengetahui indikator PHBS?
3 Apakah CTPS termasuk dalam indikator PHBS?
4 Apakah kurang melakukan aktivitas fisik dapat meyebabkan
obesitas?
5 Apakah diperluka pembianaan dalam menerapkan PHBS?
KESEHATAN REPRODUKSI
6 Apakah kesehatan reproduksi adalah kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang
dimiliki oleh remaja?
7 Apakah ciri-ciri pubertas laki-laki dan perempuan itu sama?
8 Apakah membilas kemaluan dari arah belakang ke depan
adalah cara yang benar?
9 Apakah anda mengetahui cara penularan penyakir menular
seksual?
10 Apakah anda mengetahui cara mencegah penyakit menular
seksual?
KENAKALAN REMAJA
11 Apakah kenakalan remaja merupakan pebuatan melanggar
norma, aturan/hukum dalam masyarakat yang dilakukan
kalangan remaja?
12 Apakah lingkungan disekitar merupakan salah satu penyebab
terjadinya kenakalan remaja?
13 Apakah ngelem, merokok, nge-vape, meminum minuman
keras, narkoba, mencuri dan tindakan asusila termasuk
dalam kenakalan remaja?
14 Apakah vaping lebih aman dari pada rokok?
15 Apakah vaping dapat menyebabkan kecanduan?
Lampiran 13 Angket
Kueisioner
Jenis Kelamin:
(*) perempuan
(**) laki-laki
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
4 Apakah anda mencuci tangan sebelum dan sesudah makan? 92,9 7,1
Kesehatan Reproduksi
N Pertanyaan Tida
Ya
o k
1 Apakah anda mengganti celana dalam minimal 2x dalam sehari ? 92,9 7,1
coklat/mengandung darah atau berwarna hijau kuning berbuih atau 35,7 64,3
6 *Apakah anda mengganti pembalut minimal 4x sekali dalam sehari ? 35,7 64,3
7 *Apakah anda pernah merasakan gatal pada bagian luar vagina atau
35,7 64,3
nyeri pada serviks atau perut bagian bawah?
menstruasi?
10 *Apakah anda membilas kemaluan dari arah depan ke belakang? 64,3 35,7
11 Apakah anda pernah merasa nyeri pada kemaluan saat BAK ? 21,4 78,6
12 Apakah anda mengetahui cara penularan penyakit menular seksual ? 35,7 64,3
Kenakalan Remaja
No Pertanyaan Ya Tidak
3 apakah anda menerima ajakan teman anda untuk merokok ? 21,4 78,6
7 Apakah anda pernah diajak teman anda untuk vaping ? 57,1 42,9
8 apakah anda menerima ajakan teman anda untuk vaping ? 28,6 71,4
12 Apakah anda pernah diajak teman anda untuk ikut ngelem ? 7,1 92,9
20 Apakah anda pernah mengajak teman meminum minuman keras ? 14,3 85,7
22 Apakah anda pernah melihat teman anda menggunakan narkoba ? 14,3 85,7
27 Apakah anda pernah melihat teman anda menggunakan narkoba ? 21,4 78,6
38 Apakah anda pernah melihat teman anda menonton film porno ? 42,9 57,1
41 Apakah anda menonton film porno lebih dari 3 kali dalam 1 hari? 7,1 92,9
42 Apakah anda pernah mengajak teman anda menonton film porno ? 7,1 92,9
51 Apakah anda pernah mengajak teman anda untuk mencuri? 14,3 85,7
Essay