Sie sind auf Seite 1von 107

LAPORAN PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SEKOLAH PEDULI ANAK SEHAT


DI SMK PLUS MELATI SAMARINDA
KECAMATAN LOA JANAN ILIR
KOTA SAMARINDA
TAHUN 2019

DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 1

ABDAN SYEKURA 17111024130135


ANITA WAHYUNI 17111024130150
DEYANA TRI OKTAVIANI 17111024130166
M. HERSAN ARIFIN 17111024130208
PUTRI AMALA SARI 17111024130222
RR ANIS ILLAHI 17111024130238
SRI AYUNINGSIH 17111024130250

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2018-2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

SEKOLAH PEDULI ANAK SEHAT DI SMK PLUS MELATI


SAMARINDA
KECAMATAN LOA JANAN ILIR
KOTA SAMARINDA
TAHUN 2019

Samarinda, 22 Januari 2019


Mengetahui, Menyetujui,
Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Dosen Pembimbing

Kresna Febriyanto, M.PH Niken Agus T, M.K.M


NIDN.1120029301 NIDN. 1109089003

Mengetahui,
Ketua Prodi S1 Kesehatan Masyarakat

Sri Sunarti, M.PH


NIDN.1115037801

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan tugas pemberdayaan tentang “GERAKAN
GENERASI SEHAT (GGS)” ini serta kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Bambang Setiaji, Ms selaku rektorat Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur
2. Ghozali MH, M.Kes selaku Dekan fakultas Kesehatan dan Farmasi
3. Sri Sunarti, M.PH selaku ketua prodi S1 Kesehatan Masyarakat
4. Kresna Febriyanto, M.PH selaku Koordinator Pemberdayaan
Masyarakat
5. Ibu Niken Agus Tianingrum, M.KM selaku pembimbing kelompok 1
6. Puskesmas Harapan Baru, kec. Loa Janan Ilir, Samarinda
7. Bapak Mahfud, S.Pd selaku kepala sekolah SMK Plus Melati
Samarinda
8. Ibu Erni Fatmawati, S.Pd selaku guru IPA SMK Plus Melati Samarinda
dan siswa-siswi SMK Plus Melati Samarinda
9. Orang tua yang selalu memberikan do’a dan dukungan kepada kami
untuk terus semangat dalam mengerjakan tugas pemberdayaan ini.
Semoga tugas pemberdayaan ini dapat memberikan pengetahuan
yang lebih luas bagi para pembaca dan kami sadar bahwa tugas
pemberdayaan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran
sangat kami butuhkan untuk menjadi lebih baik lagi serta kami berharap
agar tugas pemberdayaan ini dapat menjadi bahan ajar bagi para
pembacanya dan apabila terdapat salah dalam penulisan maupun makna
yang kurang baik maupun sulit di mengerti kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Samarinda, 22 Januari 2019
Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN ..................................................... ii


KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................ 4
C. Manfaat.............................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sekolah Peduli Anak Sehat ............................................................... 6
B. Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat ................................. 10
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tema Kegiatan ................................................................................. 18
B. Tempat & Waktu Kegiatan ................................................................ 18
C. Sasaran ............................................................................................ 20
BAB IV HASIL KEGIATAN
A. Gambaran Lokasi ............................................................................. 21
B. Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat ................................. 21
C. Rencana Tindak Lanjut ..................................................................... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 32
B. Saran ................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat ........ 19


Table 4.1 CARL ..................................................................... 24
Table 4.2 Planning Of Action ............................................... 27
Table 4.3 Rencana Tindak lanjut ........................................... 31

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Fishbone ............................................................... 13


Gambar 4.1 Diagram Fishbone ............................................................... 26

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Kegiatan


Lampiran 2. Berita Acara Kegiatan
Lampiran 3. Hasil Penjaringan Puskesmas Harapan Baru
Lampiran 4. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 5. PPT Pendidikan Kesehatan (judul PPT saat kegiatan)
Lampiran 6. Absensi Kegiatan Siswa
Lampiran 7. Absensi Pemberdayaan Kelompok
Lampiran 8. Anggaran Pemberdayaan
Lampiran 9. Hasil Output SPSS
Lampiran 10. Pedoman Wawancara
Lampiran 11. Lembar Observasi
Lampiran 12. Kuesioner pre-test dan post-test
Lampiran 13. Angket
Lampiran 14. Struktur GGS
Lampiran 15. Dokumentasi Kegiatan

vii
DAFTAR SINGKATAN

CARL Cappability, Accessbility, Readiness, Leverage


Dr Dokter
GGS Gerakan Generasi Sehat
SMK Sekolah Menengah Kejuruan
POA Plan Of Action
S1 Strata 1
Prof Profesor
H Haji
RTL Rencana Tindak Lanjut
PUSKESMAS Pusat Kesehatan Masyarakat
SPSS Statistical Package for the Social Sciences
WHO World Health Organization
PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Depkes RI Departemen Kesehatan Republik Indonesia
5W+1H Who, What, Where, When, Why, How
KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia
SMP Sekolah Menengah Pertama
UKS Unit Kesehatan Sekolah
P3K Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
M. PH Magister of Public Health
Kec Kecamatan
Narkolema Narkoba Lewat Mata

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan Masyarakat menurut WHO adalah yang mengacu
kepada semua tindakan terorganisir untuk mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang hidup diantara
populasi secara keseluruhan (WHO, 2008). Kesehatan lingkungan
menurut WHO adalah yang terdiri dari aspek-aspek kesehatan
manusia, termasuk kualitas hidup yang baik dan benar, yang
ditentukan oleh faktor fisik, kimia, biologis, sosial, dan psikososial di
lingkungan. Menurut Sumaryadi (2005: 11), pemberdayaan
masyarakat adalah upaya mempersiapkan masyarakat seiring
dengan langkah upaya memperkuat kelembagaan masyarakat
agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan
kesajahteraan dalam suasana keadilan sosial yang berkelanjutan.
Pemberdayaan Masyarakat menurut Widjaja (2003 : 169),
pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan
kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat. Sehingga
masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya
secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara
mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya. Menurut
Slamet Riyadi, Kesehatan Lingkungan adalah bagian integral dari
ilmu kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan
menangani hubungan manusia dengan lingkungannya dalam
keseimbangan ekologi yang bertujuan untuk membina dan
meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang
optimal.
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah sekumpulan
perilaku yang di praktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau

1
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan
dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat
(Depkes RI, 2011). PHBS menurut Maryunani. A (2013) adalah
semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
dimasyarakat.
Kesehatan Reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Kesehatan Reproduksi
menurut Depkes RI (2010) yaitu, suatu keadaan sehat secara
menyeluruh ,mencakup fisik, mental, dan kehidupan social yang
berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang
pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari
penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan
seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah
menikah.
Menurut Kartono ilmuan sosiologi, kenakalan remaja atau
dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency
merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan
oleh satu bentuk pengabaian siosial. Akibatnya, mereka
mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Menurut
Mussn dkk (1994) kenakalan remaja adalah perilaku yang
melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh
anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan
oleh orang dewasa maka akan mendapat sanksi hukum.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerapan
PHBS, Kesehatan Reproduksi dan juga Kenakalan Remaja yaitu
dengan memberikan pemahaman siswa-siswi SMK Plus Melati
Samarinda untuk mengurangi permasalahan yang timbul

2
di lingkungan tempat mereka tinggal. Kesehatan Reproduksi
mereka apakah sudah baik atau belum dan juga Kenakalan Remaja
yang pada umumnya memang dialami pada usia remaja. Maka
masalah utamanya ialah kurangnya kesadaran untuk hidup sehat,
kesehatan reproduksi mereka yang kurang baik menyebabkan
timbulnya masalah kesehatan serta tingginya kenakalan remaja
yang disebabkan oleh penyimpangan sikap dan perilaku sehingga
perlunya pendekatan dengan cara memberi permahaman kepada
mereka akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat yang akan
berdampak pada kesehatan reproduksi dan terhindar dari perilaku
yang menyimpang pada remaja.
Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan
sebelumnya SMK Plus Melati Samarinda bahwa ditemukannya
permasalahan-permasalahan seperti kurangnya kebersihan diri,
kurangnya kebersihan di lingkungan asrama dan juga pemakaian
alat pribadi yang secara bergantian antara satu dengan teman
yang lain, sehingga memunculkan penyakit yang di derita oleh
siswa-siswi kebanyakan seperti penyakit kulit yaitu gatal-gatal, maka
gatal-gatal itu sendiri memberikan rasa yang tidak nyaman pada
penderitanya maka dari itu si penderita mengurangi rasa gatal
dengan cara menggaruk. Dimana kondisi tersebut disebebakan oleh
tungau yang masuk kedalam lapisan kulit luar yang menimbulkan
ruam pada kulit yang sangat gatal. Maka dengan itu kami
memprioritaskan kesehatan lingkungan, kesehatan reproduksi dan
juga kenakalan remaja karena masalah ini paling banyak terjadi
pada siswa/i SMK Plus Melati Samarinda. Dengan adanya pengasuh
yang mengarahkan dan memberitahu mereka untuk menjaga
kebersihan lingkungan disekitar asrama serta guru-guru disekolah
yang dapat memantau perilaku menyimpang serta memberikan
pemahaman mengenai kesehatan reproduksi pada siswa-siswi SMK
Melati Samarinda. Namun karena perilaku yang dimiliki siswa/i SMK

3
Plus Melati Samarinda masih ada yang kurang dan malas untuk
menjaga kebersihan diri maupun lingkungan yang ada di asrama
serta kesehatan reproduksi mereka yang tidak dijaga dan perilaku
menyimpang yang dimiliki oleh siswa/i SMK Plus Melati Samarinda.

B. TUJUAN
1. Umum
Siswa/i SMK Plus Melati Samarinda dapat mengerti dan
memahami pentingnya mengatasi masalah kesehatan agar
dapat hidup bersih dan sehat serta menghindari segala tindakan
atau perilaku yang menyimpang pada remaja.

2. Khusus
a. Memberdayakan siswa-siswi SMK Plus Melati Samarinda
dalam memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatan
sehingga siswa-siswi SMK Plus Melati sadar dan mampu
secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status
kesehatan.
b. Mengurangi dampak-dampak perilaku penyimpangan pada
remaja siswa-siswi SMK Plus Melati Samarinda.
c. Meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya Masalah
Kesehatan di sekolah

C. MANFAAT
1. Bagi SMK Plus Melati Samarinda
Mampu mengupayakan lingkungan yang sehat disekolah dan
juga mampu mencegah maupun menanggulangi
masalah-masalah kesehatan yang muncul disekolah tersebut.
Dan siswa-siswi mampu mengembangkan upaya kesehatan.
Baik dari kesehatan reproduksi merekan maupun dapat

4
mengurangi perilaku penyimpangan pada remajadi siswa-siswi
SMK Plus Melati Samarinda.
2. Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
a. Sebagai program pendidikan ilmu kesehatan masyarakat
kepada siswa-siswi SMK Melati Samarinda.
b. Membangun kerjasama antara SMK Plus Melati dan UMKT
c. Membangun hubungan yang baik dan membangkitkan
kepercayaan antara SMK Plus Melati Samarinda dan UMKT
3. Mahasiswa
a. Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah sesuai fakta
yang didapat secara sistematik.
b. Memberikan gambaran terhadap pemecahan dari masalah
yang dihadapi.
c. Hasil penelitian yang didapat mahasiswa dapat digunakan
sebagai rekomendasi untuk program ataupun kebijakan yang
dapat diaplikasikan oleh siswa-siswi SMK Plus Melati
Samarinda

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SEKOLAH PEDULI ANAK SEHAT


1. Definisi UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan upaya yang
ditujukan untuk membina dan mengembangkan kebiasaan hidup
sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan
dan pelayanan kesehatan di sekolah. UKS juga bagian dari usaha
kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang
ditujukkan kepada sekolah-sekolah (Wahid, 2009). Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) ialah salah satu usaha kesehatan pokok
yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga dilaksanakan oleh
masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik
beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utamanya. Usaha
kesehatan di sekolah juga berfungsi sebagai lembaga penarangan
agar anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri,
menggosok gigi yang benar, mengobati luka, merawat kuku dan juga
memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti, 2008). Usaha
kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini
mungkin. Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara
dua upaya dasar yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan, yang
pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadikan untuk
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis
dan jenjang pendidikan (Ananto, 2006).

6
2. Tujuan UKS
Adapun tujuan dari UKS terdiri dari tujuan umum dan khusus yaitu:
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya.
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup:
1) Menurunkan angka kesakitan anak sekolah.
2) Meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik,mental
maupun sosial serta memberikan pengetahuan, sikapdan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat.

3. Ruang Lingkup UKS


Trias UKS sendiri merupakan program yang bertujuan untuk
menunjang setiap kegiatan yang ada di UKS yang berada
dilingkungan sekolah. Trias UKS sendiri terdiri dari 3 bagian:
a. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan sendiri menjadi yang pertama dalam
trias UKS, hal ini dikarenakan fungsi UKS yang utama adalah
sebagai media atau sarana pendidikan tentang kesehatan.
Banyak pandangan yang berfikir UKS merupakan tempatnya
siswa sakit, hal ini merupakan paradigm yang salah selama ini.
UKS merupakan sarana belajar siswa tentang kesehatan. Jadi
bisa diambil kesimpulan bahwa UKS yang berhasil bukan UKS
yang setiap hari penuh dengan anak sakit, melainkan UKS yang
setiap hari penuh dengan siswa yang belajar tentang pendidikan
kesehatan.

7
Dalam hal ini program yang digunakan untuk menunjang
trias UKS dalam hal pendidikan kesehatan antara lain
melakukan penyuluhan baik individu, kelompok, klasikal,
maupun massal. Apabila ada sekolah yang sudah memiliki
tenaga kesehatan biasanya juga melayani konsultasi tentang
kesehatan, dll.
b. Pelayanan kesehatan
Trias UKS yang kedua ini mungkin sudah kental disetiap
sekolahan, yaitu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini UKS
memiliki fungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan. Program
yang biasanya dilakukan untuk menunjang program pelayanan
kesehatan sebagai contoh adalah melakukan perawatan siswa
yang sakit, melakukan rujukan kesehatan bagi siswa yang
memerlukan penanganan kesehatan lebih lanjut, melakukan
skrening kesehatan, menganalisa status gizi siswa, pemberian
nutrisi kepada siswa, dan lain-lain.
c. Lingkungan sekolah sehat
Trias UKS yang ketiga ini adalah lingkungan sekolah yang
berssih dan sehat. Dalam hal ini UKS berperan aktif dalam
mengkondisikan lingkungan sekolah agar tetap bersih dan
sehat. Dalam melaksanakan trias UKS yang ketiga ini UKS tidak
bisa bekerja sendiri, melainkan harus bekerjasama lintas
program dan lintas sektoral. Sebagai contoh kegiatan yang
dilakukan dalam menjaga lingkungan sekolah sehat ini adalah:
1) Menjaga kesehatan jajanan kantin
Dalam hal ini UKS berperan agar jajanan yang di konsumsi
siswa tidak mengandung bahan berbahaya. Program
kegiatannya antara lain melaksanakan pemeriksaan jajanan
kantin secara rutin, bekerjasama dengan puskesmas dalam
memberikan penuyuluhan kepada penjaga kantin dan siswa,
melakukan pemeriksaan lab tentang jajanan kantin, dll.

8
2) Menjaga kebersihan Kamar Mandi/WC
Dalam hal ini UKS berperan dalam menjaga kebersihan
kamar mandi. Program yang dilakukan adalah melakukan
pemeriksaan rutin tentang kebersihan kamar mandi.
3) Menjaga kebersihan kelas
Dalam hal ini UKS bekerjasama dengan kurikulum dan
bagian sarana dan prasarana dalam melakukan penilaian
kebersihan kelas dalam hal ini biasanya dilakukan lomba
kebersihan kelas secara rutin.
4) Menjaga lingkungan sekolah bersih
Dalam menunjang program ini biasanya UKS bekerjasama
dengan kurikulum dalam melakukan penjadwalan
pelaksanaan kerja bakti bersama secara rutin.
5) Membersihkan jentik nyamuk
Dalam hal ini UKS melakukan pemeriksaan rutin disetiap
genangan air maupun sumber air untuk mengontrol
perkembangan vektor penyakit agar tidak menyebar
dilingkungan sekolah.

4. Sasaran UKS
Sasaran UKS terdiri dari:
a. Peserta didik, antara lain:
1) Taman kanak-kanak
2) Pendidikan dasar
3) Pendidikan menengah
4) Pendidikan kejuruan
5) Pendidikan khusus (sekolah luar biasa)
b. Masyarakat sekolah (guru, staf sekolah dan pengelola
pendidikan lainnya).
c. Orang tua murid, masyarakat .

9
B. LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN
1. Tahap I Identifikasi Masalah
a. Wawancara
1) Definisi Wawancara
Merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara dalam
mencari suatu informasi dari pemberi informasi (informan)
2) Tujuan Wawancara
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan
informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya.
Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah
pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber.
3) Manfaat Wawancara
Manfaat wawancara dalam komunikasi interpersonal yaitu :
1. Berkenalan dengan orang yang "istimewa" dalam pribadi,
profesi, atau sumbangannya kepada masyarakat.
2. Menambah wawasan hidup.
3. Memberi inspirasi dan mendorong semangat hidup.
4. Memotivasi menjadi manusia yang lebih bermutu dan mau
memberi sumbangan yang berarti dalam hidup.
4) Langkah-langkah Wawancara
a) Menentukan topik wawancara.
b) Menentukan narasumber/responden.
c) Menyusun daftar pertanyaan (dengan memperhatikan
kelengkapan isi (5W + 1H).
d) Melakukan wawancara dengan bahasa yang santun,
baik dan benar.
e) Mencatat pokok-pokok informasi berdasarkan
wawancara narasumber.
f) Menulis laporan hasil wawancara.
b. Observasi

10
1) Definisi Observasi
Observasi merupakan suatu proses atau metode
pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan yang
sistematis guna mengetahui gejala-gejala yang menjadi objek
penelitian atau sesuatu yang ingin diteliti secara cermat dan
langsung di lokasi penelitian atau lapangan.
2) Jenis Observasi
Jenis observasi yang akan kami gunakan dalam kegiatan
pemberdayaan yaitu observasi partisipasi yang melibatkan
peneliti atau observer secara langsung dalam kegiatan
pengamatan di lapangan. Peneliti bertindak menjadi observer
dan menjadi bagian dari kelompok yang ditelitinya.
Kelebihan dari jenis ini adalah peneliti menjadi bagian
integral dari berbagai situasi yang dipelajari dilapangan,
sehingga kehadirannya pun tidak mempengaruhi situasi di
lapangan.
3) Manfaat Observasi
Kegiatan memiliki banyak manfaat diantaranya adalah untuk:
a) Dapat mencatat gejala yang kadang tidak jelas
berlangsungnya.
b) Dapat menjelaskan proses peristiwa berlangsung dan
dapat menguji kualitas, memperkirakan mengapa sesuatu
terjadi dalam seting nyatanya.
c) Deskripsi memberikan gambaran dunia nyata.
d) Hasil observasi yang dibuat dapat dikonfirmasikan dengan
hasil penelitian.
e) Kronologi peristiwa dapat dicatat dengan runtut.
f) Memperluas wawasan dan pengetahuan yang sebelumnya
kita belum tahu menjadi tahu gerakan tingkah laku
seseorang.

11
g) Memungkinkan pembaca memiliki penafsiran sendiri
terhadap temuan dan bagaimana akan diinterpretasikan.
h) Mencatat situasi yang tidak dapat direplikasikan dalam
eksperimen.
i) Observasi dapat dikombinasikan dengan metode lain.
j) Peralatan dan teknologi dapat merekam secara permanen.
4) Tujuan Observasi
Kegiatan Observasi bertujuan untuk mendapatkan
gambaran tentang kehidupan sosial yang sulit diketahui
dengan metode-metode lainnya. Observasi yang kita lakukan
akan dengan dapat memberikan kejelasan tentang tentang
sebuah permasalah dan kemudian mencari solusi untuk
masalah tersebut. Observasi yang dilakukan bertujuan guna
mendapatkan data-data konkret di tempat penelitian.
c. Kuesioner
1) Definisi Kuesioner
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau
pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang
berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau
kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden
(Suroyo Anwar, 2009)
Angket atau kuesioner merupakan suatu alat untuk
mengumpulkan data dalam assessment non test, berupa
serangkaian pertanyaan yang perlu diajukan kepada
responden (Komalasari, 2011)
2) Fungsi Angket
Angket berfungsi untuk :
a) Mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam
rangka penyusunan program
b) Untuk menjamin validitas infromasi yang diperoleh dalam
metode lain

12
3) Tujuan Angket
a) Tujuan angket atau kuisoner adalah untuk memperoleh
data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah
satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses
belajar mereka.
b) Untuk menghimpun sejumlah informasi yang relevan
dengan keperluan bimbingan dan konseling, seperti
identitas peserta didik, keterangan tentang keluarga,
riwayat kesehatan, riwayat pendidikan, kebiasaaan
belajar dirumah atau infromasi lainnya.
d. Analisa Penyebab Masalah
1) Fishbone Diagram
Fishbone diagram adalah suatu teknik identifikasi
masalah yang digunakan untuk menunjukkan hubungan
sebab akibat yang ditimbulkan dengan pengkategoran
penyebab sebagai berikut yaitu materials (bahan baku),
machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower
(sumber daya manusia), methods (metode), mother
nature/environment (lingkungan) dan measurement
(pengukuran).

MATERIAL METHOD

PROBLEM

MAN MACHINE

Gambar 2.1 Diagram Fishbone

13
2) Langkah-langkah Fishbone Diagram
Dalam identifikasi masalah menggunakan teknik fishbone
dapat dilakukan dengan langkah berikut, yaitu:
a) Membuat kerangka diagram fishbone kemudian
menentukan aspek penyebab yang sesuai dengan kategori
(manusia, material, mesin, motode, lingkungan, dan
pengukuran)
b) Setelah itu masukkan pokok permasalahan pada bagian
kepala diagram fishbone untuk dilakukan identifikasi
penyebab.
c) Mencari penyebab untuk masing-masing aspek penyebab
masalah. Penyebab ini diletakkan pada duri ikan.
d) Langkah selanjutnya adalah menggambarkan dalam
diagram fishbone berdasarkan penyebab yang telah
diketahui dan dianalisis.

2. Tahap II Prioritas Masalah


Pada tahap prioritas masalah, kelompok 1 memilih metode
CARL dalam menentukan masalah yang akan menjadi prioritas
dalam pemberdayaan masyarakat.
a. Metode Carl (Capability, Accessability, Readiness, and Leverage)
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang
digunakan untuk menentukan prioritas masalah jika data yang
tersedia adalah data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan
menentukan skor atas criteria tertentu, seperti kemampuan
(capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness), serta
pengungkit (leverage). Semakin besar skor semakin besar
masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan
prioritas. Penggunaan metode CARL untuk menetapkan sprioritas
masalah dilakukan apabila pengelola program menghadapi
hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan masalah.

14
Penggunaan metode ini menekankan pada kemampuan pengelola
program.
Metode CARL (Capability, Accesibility, Readness, Leverage)
dengan menggunakan skore nilai 1–5. Kriteria CARL tersebut
mempunyai arti:

C : Ketersediaan Sumber Daya (dana dan sarana/peralatan)


A : Kemudahan, masalah yang ada diatasi atau tidak.
Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti
peraturan atau juklak.
R: Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran
seperti keahlian/kemampuan dan motivasi
L: Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan yang dibahas.
Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking
atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.

3. Tahap III POA (Plan Of Action)


Action Planning merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan
pembagian tugas diantara para pelaku atau penanggung jawab
suatu program. Action Planning merupakan penghubung antara
“tataran konsep” atau cetak biru dengan kumpulan kegiatan dalam
jangka menengah maupun jangka pendek.
Proses Action Planning memerlukan keterampilan, komitmen
dan motivasi tinggi dari para pelaksana. Keterampilan, keahlian,
kompetensi, pengalaman yang didapat merupakan modal besar
penentu bagi sukses atau tidaknya pelaksanaan cetak biru
tersebut. Tanpa bekal keterampilan, keahlian, kompetensi yang
dibutuhkan serta pengalaman yang memadai, maka pencapaian
target terhadap hasil yang diharapkan oleh atasan akan jauh.

15
Komitmen disisi lain diperlukan, meskipun si pelaksana
memiliki keterampilan yang mumpuni. Namun tanpa komitmen,
integritas, loyalitas sipelaksana pada pekerjaan maka pencapaian
target akan menyimpang dari yang diharapkan.
Motivasi,semangat, spirit untuk menjalankan pekerjaan hingga
tuntas sangat diperlukan untuk memastikan tidak ada waktu/
tenaga yang terbuang (tidak terarah) untuk mengerjakan hal-hal
yang tidak memberikan konstribusi bagi organisasi.
In Action, 3 modal dasar (keterampilan, komitmen, motivasi
secara berimbang menjamin tidak adanya peluang untuk tidak
menjalankan apa yang telah dijanjikan pelaksana diawal,
penyimpanan target dan terbuangnya waktu dan tenaga sia-sia.

4. Tahap IV Implementasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
pelaksanaan atau juga penerapan untuk mencari bentuk tentang
hal yang telah disepakati bersama. Sedangkan menurut para ahli:
a. Budi Winarno
Tindakan yang dilakukan sekelompok individu untuk
menyelesaikan suatu tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
b. Friedrich
Kebijakan atau tindakan mengarah pada tujuan yang diusulkan
oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan
tertentu sehubungan dengan adanya hambatan tertentu selama
mencari peluang mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran.
c. Pressman & Wilda sky (1873)
Menyelesaikan, memenuhi, melaksanakan, memproduksi, serta
menyelesaikan sebuah kebijakan.
d. Whitten, Bentle, & Barlow (1993)
Sebuah proses menempatkan dan menerapkan informasi dalam
operasi.

16
e. Cleaves (dalam Wahab 2008;187)
Mencakup “Proses bergerak menuju tujuan kebijakan dengan
cara langkah administratif dan politik”. Keberhasilan atau
kegagalan implementasi sebagai demikian dievaluasi dari sudut
kemampuannya dalam meneruskan atau mengoperasionalkan
program-program yang telah dirancang sebelumya.

5. Tahap V Evaluasi
Definisi Evaluasi menurut KBBI adalah suatu penilaian
ditujukan pada orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada
orang yang lebih rendah. Evaluasi adalah proses penelitian positif
dan negatif atau gabungan dari keduanya. Menurut para ahli:
a. Sudijono (1996)
Penafsiran yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data
kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran.
b. Nurkancana (1983)
Kegiatan dilakukan dengan proses untuk menentukan nilai dari
suatu hal.
c. Raka Joni (1975)
Proses mempertimbangkan sesuatu barang, hal atau gejala
dengan mempertimbangkan beragam faktor yang disebut Value
Judgment.
d. John M. Echols dan Shadily (1983)
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran.
e. Purwanto (2002)
Pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain itu, evaluasi juga
dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan.

17
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tema Kegiatan
1. Tema Umum
Adapun tema umum kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah
Sekolah Peduli Anak Sehat
2. Tema Khusus
Adapun tema khusus kegiatan pemberdayaan masyarakat
kelompok 1 adalah GERAKAN GENERASI SEHAT (GGS)

B. Tempat dan Waktu Kegiatan


Kami melakukan pemberdayaan di sekolah SMK Plus Melati
Samarinda yang dilaksanakan pada tanggal 4 Januari 2019 – 23
Januari 2019.

18
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

Januari
No. Kegiatan
3 4 7 8 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19 21 22 23 24 25

Pembekalan Pemberdayaan
1 Masyarakat

Meminta ijin kegiatan pada pihak


2 SMK Plus Melati Samarinda

Survei Lingkungan SMK Plus


3 Melati Samarinda

4 Wawancara pengurus UKS

5 Wawancara pengasuh asrama

Wawancara guru SMK Plus Melati


6 Samarinda

7 Penyebaran Kueisioner

Pelaksanaan penkes di SMK Plus


8 Melati Samarinda

9 Penyusunan Proposal

10 Penyusunan Laporan

11 Konsultasi dosen

12 Revisi Laporan

13 Revisi Proposal

Uji Hasil Laporan Pemberdayaan


14 Masyarakat

19
C. Sasaran
Kami mengambil siswa/i SMK Plus Melati Samarinda dengan total
siswa/i sebanyak 17 orang.

20
BAB IV
HASIL KEGIATAN
A. Gambaran Lokasi
Lokasi yang menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat
adalah SMK Plus Melati Samarinda yang memiliki jumlah siswa-siswi
sebanyak 17 orang. SMK Plus Melati Samarinda terletak di Jl. H. A. M.
Rifaddin, RT 33 Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir,
Kota Samarinda. SMK Plus Melati Samarinda merupakan salah satu
sekolah swasta yang dimiliki oleh Yayasan Melati dengan luas wilayah
12000 m2.
Batas Utara : Mushola Yayasan Melati dan Asrama siswa/
Batas Selatan : Lapangan bola
Batas Barat : SMP Plus Melati Samarinda dan SMAN 10
Samarinda
Batas Timur : SMK Farmasi Samarinda

B. Langkah-Langkah Pemberdayaan
1. Identifikasi Masalah
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Erni (guru
IPA) menjelaskan terkait permasalahan yang ada di SMK Plus
Melati dan informasi tentang pendidikan kesehatan yang
sebelumnya pernah didapatkan dari pihak Puskesmas
Harapan Baru terkait vaksinasi bagi siswa/i SMK Plus Melati
Samarinda dan adapun tindakan dari pihak sekolah jika ada
yang ketahuan atau melanggar peraturan yang ada akan
dikenakan sanksi dari yang ringan berupa peringatan atau
teguran, sanksi sedang berupa pemanggilan orang tua dan
skors hingga yang berat contohnya dikeluarkan dari sekolah.

21
Dari indikator kebersihan lingkungan dijelaskan bahwa
kegiatan kerja bakti dilakukan 1 bulan sekali. Terkait peraturan
antara asrama dan sekolah memang memiliki sedikit
perbedaan karena semuanya kembali pada pihak pengasuh di
asrama dan guru atau staf di sekolah.
b. Observasi
Berdasarkan hasil observasi didapatkan data pengamatan
dari lingkungan UKS, kelas, asrama putra, asrama putri,
pendopo dan ruang makan. Adapun hasil observasi kami dari
lingkup UKS meliputi kebersihan UKS dan tersedianya
perlengkapan kesehatan di UKS yaitu kotak P3K yang berisi
bahan dan alat P3K, tersedianya bed sebanyak 3 bed,
terdapat skerem untuk menjaga pivasi pasien, tersedianya
kursi roda dan tandu, UKS memberikan pelayanan kesehatan
dengan kegiatan konsultasi dan pemeriksaan Tanda-Tanda
Vital, petugas kesehatan di UKS terdiri dari 2 perawat dan 1
dokter visit dengan jadwal pelayanan UKS oleh dokter pada
jam kerja hari senin s/d sabtu pukul 15.00-18.00. Observasi
selanjutnya dilakukan dilingkungan kelas dengan hasil
observasi terdapatnnya 3 kelas dengan masing-masing tempat
sampah di depan kelas, keadaan dan kondisi kelas yang bersih
serta nyaman dengan fasilitas berupa AC, papan tulis serta
total meja dan kursi sebanyak 20 buah per kelas. Selanjutnya
kegiatan dilaksanakan di asrama putri dengan jumlah kamar
sebanyak 17 dan total kamar mandi dan toilet sebanyak 10
pintu dengan kondisi yang bersih dan wangi. Observasi
selanjutnya dilakukan di asrama putra yang berjumlah 17
kamar dan total kamar mandi dan toilet sebanyak 10 pintu
dengan kondisi yang kurang bersih, aroma tidak sedap,
terdapat sampah berserakan di sekitar kamar mandi serta bak
mandi yang kotor bahkan tidak terisi air.

22
Setelah mengobservasi asrama kemudian kami
mengobservasi pendopo dengan hasil pengamatan yaitu
kurangnya pemeliharaan kebersihan pendopo,
dinding-dinding pendopo dan lantai berdebu dan kotor.
Observasi terakhir kami lakukan di ruang makan dengan
hasil observasi yaitu terdapat debu di meja makan dan
kursi, alat makan yang tidak tersusun rapi dan diletakkan di
atas meja tanpa penutup dan lantai ruang makan yang
berdebu.
c. Kuesioner
Pengumpulan data dengan kuesioner dibagi atas 3 topik
permasalahan yakni PHBS, kesehatan reproduksi dan
kenakalan remaja/perilaku menyimpang untuk mengetahui
tingkat permasalahan yang kompleks pada siswa/i SMK
Plus Melati Samarinda. Dari 3 topik tersebut memiliki sub
topik pertanyaan yaitu PHBS memiliki sub topik indikator
PHBS, kesehatan reproduksi mencakup perubahan
pubertas pada remaja laki-laki dan perempuan,
masalah-masalah kesehatan reproduksi dan cara
mencegah penyakit menular seksual, pada kenakalan
remaja mencakup materi merokok, meminum minuman
keras, vaping, narkoba, narkolema, ngelem, mencuri, seks
bebas.
Adapun permasalahan yang dapat di utamakan :
a. PHBS
b. Kesehatan Reproduksi
c. Kenakalan Remaja

23
Tabel 4.1 CARL

No Masalah C A R L Nilai Rank


Resiko
penurunan
1 derajat 2 3 3 3 54
kesehatan pada I
remaja terkait
PHBS,
kesehatan
reproduksi dan
kenakalan
remaja
Kurangnya
2 penggunaan
pelayanaan
kesehatan di 2 2 3 3 36 II
UKS bagi siswa/i
SMK Plus Melati
Samarinda
3 Kurangnya
penyuluhan 1 2 2 3 12 III
kesehatan

Keterangan :
C = Capability yaitu ketersediaan sumberdaya (dana, sarana,
dan peralatan)
A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah di
atasi atau tidak. Kemudahan dapat berdiri pada
metode/cara/teknologi dan penunjang seperti peraturan.
R = Kesiapan yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana atau
sasaran seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L = Pengaruh yaitu besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam masalah yang di lihat.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil prioritas masalah dengan menggunakan
metode CARL, maka di dapatkan prioritas nilai tertinggi pada
menurunnya derajat kesehatan pada remaja dengan nilai sebesar
54. Alasan penulis menggunakan metode CARL adalah untuk

24
memudahkan penulis dalam menentukan prioritas masalah
dengan melihat dari kemampuan sumber daya sarana dan
prasarana yang tersedia di lokasi kegiatan, kemudahan dalam
mengatasi masalah, kesiapan dari penulis selaku pelaksana
kegiatan, dan juga seberapa besar pengaruh kriteria 1 sama lain
dalam masalah yang ada.
3. Perencanaan
Setelah melakukan prioritas masalah, selanjutnya membuat
sebuah perencanaan untuk menindak lanjut untuk mengatasi
masalah yang ada. Adapun hasil dari perencanaan yang telah
dibuat daam abel Plan Of Action pemberdayaan masyarakat di
SMK Plus Melati Samarinda kecamatan Loa Janan Ilir.

25
Tidak adanya program
Tidak pernahnya
kesehatan dan Siswa-siswi lebih
siswa-siswi SMK Plus
pemberdayaan untuk Kurang aktifnya UKS memilih berobat ke RS
siswa-siswi SMK Plus Melati dalam membentuk melati mengunjungi
atau klinik luar sekolah
program-program UKS
keehatan
Ruang UKS yang
Kurangnya inisiatif dalam berjarak -/+ 10 m dari Penurunan
Penyebab menjaga kesehatan sekolah derajat
Penurunan kesehatan
derajat
pada
kesehatan pada
remaja
remaja Kurangnya
Tidak pernah
ketegasan
melakukan
penerapan
penyuluhan tentang
kesehatan disekolah
peraturan
Kurangnya sarana dan menjaga
trersebut
prasarana kampanye
kebersihan
kesehatan untuk kegiatan
promosi kesehatan
Kurangnya kedisiplinan menjaga Kurangnya pengetahuan
kebersihan tentang kesehatan lingkungan,
reproduksi, dan materi terkait
kenakalan remaja

Gambar 4.1 Diagram Fishbone

26
TABEL 4.2 PLANNING OF ACTION

Tujuan Jadwal
Penyebab Sasara Target Alat
Priorotas pemecah kegiatan Lokasi pelaksa Penanggug Peluang
masalah n\(who keberhasilan verifikas Potensi
masalah an (what (what) (when) na jawab (who)
(why) m) (how much) i
for) (when)
1) S
Risiko 1). Kurangnya Meningkat 1) Pendidikan 1). 1) Senin 1). Dukungan
menurunnya tingkat kan Kesehatan Pengetahuan dari pihak Pemberian
07 Jan
derajat pengetahuan derajat PHBS, kespro tentang PHBS, 2) Selasa guru/staf penyuluhan
kesehatan tentang PHBS kesehatan dan kenakalan Kesehatan 22 Jan SMK Plus
remaja 2). Kurangnya remaja remaja reproduksi dan Muhammad Melati menerapkan
3) Rabu
pengetahuan dan Kenakalan 23 Jan Hersan Arifin Samarinda sistem
tentang meningkat 2) remaja 80% terkait
KESPRO kan Pembentukan kegiatan kerjasama
3). Tingginya tingkat “Gerakan 2). Kehadiran pemberdaya dengan
perilaku pengetahu Generasi siswa-siswi an
menyimpang an Sehat” Siswa SMK Plus kesehatan. Puskesmas
pada remaja. siswa-sis dan Melati Harapan Baru.
SMK
wi terkait 3) siswi Samarinda 2). Fasilitas
PLUS
PHBS, Pelatihan SMK 85% Kuesione yang
MELATI
kesehatan kader Plus r memadai
SAMARI
reproduksi kesehatan Melati (berupa
NDA
, serta remaja terkait Samari sarana dan
menguran PHBS, nda prasarana
gi perilaku KESPRO, dan untuk
menyimpa Kenakalan berlangsung
Sri Ayu
ng pada Remaja nya kegiatan
remaja Ningsih ini).
4)
Penggerakan
kader dengan
menjalankan
proker berupa
mading
kesehatan

27
4. Implementasi
Membuat mading tentang kesehatan yang dapat menambah
wawasan dan pengetahuan terkait materi yang sudah diberikan.
Setelah itu adapun hasil pelaksanaan kegiatan Praktik
Pemberdayaan Masyarakat yang tim penulis lakukan dalam
Implementasi kegiatan Praktik Pemberdayaan di SMK PLUS Melati
Samarinda RT. 33 Kecamatan Loa Janan Ilir Kelurahan Harapan
adalah sebagai berikut :
Pada Hari Kamis, 04 Januari 2019 Pukul 08.00 – 11.00 WITA
tim penulis melaksanakan kegiatan yaitu perkenalan kepada
kepala sekolah untuk menjelaskan tujuan kedatangan tim penulis
dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan nantinya.
Pada hari Kamis, 10 Januari 2019 Pukul 10.00 - 11.30
WITA tim penulis membagikan angket kepada siswa/i tentang
terkait permasalahan berdasarkan observasi yang diamati.
Pada hari Selasa, 22 Januari 2019 tim penulis memberikan
Pendidikan Kesehatan yang pertama, materi yang tim penulis
berikan yaitu Perilaku Hidup Bersih Sehat, Kesehatan Reproduksi
dan Perilaku Menyimpang padaRemaja di SMK PLUS Melati
Samarinda terletak di RT. 33, sebelum tim penulis memberikan
Pendidikan Kesehatan tim penulis mengukur tingkat pengetahuan
siswa/i terlebih dahulu dengan memberikan Kuisioner berupa 15
Pertanyaan. Dari hasil perhitungan tim penulis maka di dapatkan
hasil bahwa pada saat pemberian pre-test adalah 10,40 dan
pemberian post-test adalah 11,93.
Tim penulis memberikan Pendidikan Kesehatan kepada
siswa/I SMK PLUS Melati Samarinda yang berjumlah 15 orang dari
kelas X, XI dan XII, pada saat tim penulis melakukan Pendidikan
Kesehatan pada Siswa/i kelas X, XI dan XII siswa/I bersedia
dalam memperhatikan mahasiswa/i yang akan memberikan materi
serta tersedianya fasilitas pendukung, waktu dan ruangan untuk
28
melakukan pendidikan kesehatan. Kemudian setelah di
lakukannya pendidikan kesehatan tim penyusun melakukan diskusi
kecil guna mengulang materi yang sudah di berikan.
Pada Hari Rabu, 23 januari 2019 Pukul 13.30 - 15.00 WITA tim
penulis melakukan kegiatan berupa membentuk tim Kader GGS
(Gerakan Generasi Sehat) pada tim Kader GGS dikelas X, XI dan
XII. Dengan membentuk tim Kader GGS (Gerakan Generasi Sehat)
berupa pengenalan tentang 8 indikator PHBS, langkah cuci tangan,
perubahan fisik pada saat pubertas pada Laki-laki dan Perempuan,
Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi, Penyakit Menular Seksual,
Pengertian, dampak dan bahaya dll.
Siswa/i yang mengikuti peran dalam pengkaderan GGS ini
berjumlah 17 orang, 4 orang merupakan inti dari Kader GGS
sedangkan siswa/I yang lainnya adalah siswa/I kelas X dan XI.
pada saat pembentukan kader GGS siswa/i sangat tertarik untuk
mengikutinya. Kegiatan selanjutannya perencanaa mengenai
pembuatan mading kesehatan yang dilakukan kader GGS dengan
pemilihan tema yang terkait dengan masalah kesehatan pada
remaja, sanitasi hygyen serta masalah kesehatan yang berkaitan
dengan jurusan mereka. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
mading dengan tema yang yang telah ditentukan.
5. Evaluasi
Setelah dilakukannya kegiatan tersebut maka diperlukannya
proses evaluasi dimana evaluasi ini berguna untuk mengukur
tingkat keberhasilan suatu kegiatan yang dilakukan dan juga
sebagaia acuan untuk perencanaan selanjutnya. Adapun evaluasi
kegiatan yang dilakukan, tim penulis memilih bentuk evaluasi
sumatif, dimana evaluasi sumatif sendiri dilakukan pada saat
semua rangkaian kegiatan telah selesai dilaksanakan. Dengan
kata lain evaluasi dilaksanakan pada saat tim penulis sudah

29
selesai melaksanakan program PENGKADERAN GGS (Gerakan
Generasi Sehat).
a. Evaluasi Sumatif
Dari evaluasi ini dapat dievaluasi adalah kegiatan
indikator yang memiliki keberhasilan. Pada program
Pengkaderan GGS (Gerakan Generasi Sehat). Yang dapat
diukur indikator keberhasilannya anatara lain :
1) Pemberian pendidikan kesehatan tentang materi PHBS,
Kesehatan Reproduksi dan Perilaku Menyimpang pada
Remaja dimana akan diketahui apakah terjadi
peningkatan pengetahuan pada peserta Kader GGS di
SMK PLUS Melati Samarinda. Dari hasil pre-test
didapatkan hasil sebesar 10,40 dan post-test didapatkan
hasil sebesar 11,93 terjadi peningkatan pengetahuan
peserta GGS sebesar 1,53%.
2) Menggerakkan Kader GGS, dimana akan diketahui
apakah peserta dapat menyadarkan siswa/I akan
pentingnya kesehatan dan menyebarkan informasi
kesehatan pada remaja.
3) Pembentukan Kader GGS (Gerakan Generasi Sehat),
yang akan melakukan pengamatan terhadap siswa/i.

30
C. Rencana Tindak Lanjut

Tabel 4.3 Rencana Tindak Lanjut

Kegiatan Tujuan Pelaksana


1. Agar lingkungan sekolah
selalu sehat dan bebas dari penyakit
Melakukan 2. Mampu mengidentifikasi
pengamatan masalah yang berkaitan dengan air
kebersihan dan sampah Kader GGS dan warga sekolah
lingkungan 3. Mampu menganalisis masalah
sekolah yang berkaitan dengan air dan sampah
4. Mampu memecahkan masalah
yang berkaitan dengan air dan sampah
1. Sebagai sumber daya yang
Melakukan
mampu menyadarkan siswa/i yang
pembentukan
belum memiliki pengetahuan terkait
struktur beserta Kader GGS
kesahatan dan masalah-masalah yang
kader (anggota
ditimbulkan
inti) GGS
2.
Mengkaji
permasalahan 1. Memberikan infromasi dan
kesehatan pada pengetahuan mengenai masalah Kader GGS
remaja melalui kesehatan yang terjadi pada remaja
media (mading)
Melakukan 1. Untuk mengetahui
pencatatan keberlangsungan program dan
laporan dari rencana yang akan dilakukan Kader GGS
masing-masing selanjutnnya yang berkaitan dengan
PJ kader GGS GGS
Mengevaluasi
kegiatan yang
dijalankan
dengan cara 2. Untuk dapat menilai apakah
menilai sebelum kegiatan sudah berjalan sesuai SMK Plus Melati Samarinda
dilakukannya keinginan atau sebaliknya
kegiatan dan
sesudah
kegiatan

31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pelaksanan kegiatan praktik pemberdayaan masyarakat
di SMK PLUS MELATI Samarinda Jl. H. A. M. Rifaddin, Harapan Baru,
Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda. Maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu :
1. Terbentuknya program GGS (Gerakan Generasi Sehat) sebagai
salah satu kegiatan pemberdayaan dengan mengajarkan mereka
cara hidup bersih dan sehat, menghindari masalah kenakalan
remaja dan memberikan pengetahuan tentang Kesehatan
Reproduksi agar mereka terhindar dari penyakit-penyakit menular.
2. Memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi terutama
untuk penyakit menular yang bisa berdampak jangka panjang bagi
mereka yang terjerat pada kenakalan remaja.
3. Terjadi peningkatan pengetahuan peserta pendidikan kesehatan
dan pengenalan program GGS yaitu sebesar 1,53% siswa/i kelas
X, XI dan XII SMK PLUS Melati Samarinda tentang 3 materi
pembahasan yaitu PHBS, Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan
Remaja.

B. SARAN
1. Bagi Puskesmas Harapan Baru
a. Dapat berkoordinasi dengan pihak sekolah atas kegiatan yang
telah dilaksanakan dan dapat dilanjutkan kembali sehingga
tercapainya masyarakat sekolah dalam cakupan wilayah
puskesmas harapan baru yang sehat, mandiri dan sejahtera.
b. Dapat menyediakan kebutuhan sekolah untuk membantu
penyediaan promosi kesehatan agar program dapat terus
berkelanjutan.

32
2. Bagi SMK Plus Samarinda
a. Diharapkan pada seluruh masyarakat SMK Plus Melati
Samarinda dapat melanjutkan kegiatan yang telah diberikan
pada saat pelaksanaan kegiatan Praktik Pemberdayaan
Masyarakat oleh mahasiswa yang sudah berjalan meskipun
mahasiswa tidak berada lagi di sekolah tersebut.
b. Diharapkan SMK Plus Melati Samarinda dapat meningkatkan
derajat kesehatan dan lingkungan sekitar sekolah secara
mandiri agar terwujud masyarakat yang lebih sehat dan
sejahtera.
c. Diharapkan SMK Plus Melati Samarinda dapat
mengembangkan disiplin ilmu kesehatan dengan jurusan yang
mereka tempuh dengan cara mengenal pencegahan, masalah
dan risiko kesehatan yang berhubungan dengan jurusannya
masing-masing
d. Lebih meningkatkan kerja sama dan partisipasi dalam kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat SMK Plus Melati Samarinda maupun Yayasan
Melati.
3. Bagi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
a. Diharapkan dapat menyediakan lebih banyak referensi seperti
buku, proposal dan hasil laporan, agar dapat dijadikan acuan
dalam pembuatan proposal dan laporan kedepannya.
b. Diharapkan dapat selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan
yang dilakukan mahasiswa baik kegiatan internal maupun
eksternal kampus.

33
4. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama
perkuliahan dan mampu mengaplikasikan kepada
masyarakat.
b. Dapat meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar
mahasiswa agar menjaga kekompakan dan mencegah
kesalah pahaman.

34
DAFTAR PUSTAKA

Limbu, Mochny. Sulistyowati. 2012. Analisis Pelaksanaan Tiga Program


Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS) Sekolah Dasar
Kecamatan Blimbing Kota Malang. The Indonesian Journal of
Public Health Vol. 9, No.1, Juli 2012: 52-66. Diakses 12 Januari
2019. http://journal.unair.ac.id/

Muzzakiroh, Supermanto. Pranata Wardhani. 2010. Kemitraan Antara


Puskesmas Dengan Sekolah Dasar Dalam Kegiatan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) Studi Kasus Di Wilayah Kerja
Puskesmas Jabon. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol.8
No.2 2010: 59-66.

Notoatmojo, Soekidjo. 2011. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya


(2nd ed). Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.


Jakarta: Rineka Cipta

Ahmad Kholid, 2012, Promosi Kesehatan, Jakarta : Rajawali Pers.

Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Cetakan 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Green, L.W. & kreuter, M.W.2005. Health Program Planning: An


Educational and Ecological Approach. Fourth Edition.
McGraw-Hill. New York

Maulana, H.2007. Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran


EGC
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1 Surat Izin Kegiatan
Lampiran 2 Berita Acara
Lampiran 3 Hasil Penjaringan Puskesmas Harapan Baru
Lampiran 4 Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


GERAKAN GENERASI SEHAT
(GGS)
Dosen Pembimbing : Niken Agus Tianingrum, S.KM., M.KM

Disusun Oleh: Kelompok 1

ABDAN SYEKURA 17111024130135


ANITA WAHYUNI 17111024130150
DEYANA TRI OKTAVIANI 17111024130166
M. HERSAN ARIFIN 17111024130208
PUTRI AMALA SARI 17111024130222
RR ANIS ILAHI 17111024130238
SRI AYUNINGSIH 17111024130250

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

FIKES PRODI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT

Jl. Ir. H Juanda No.15 Samarinda, Telp./Fax. (0541) 748511

Hari/Tanggal : Selasa, 22 Januari 2019

Waktu : 10.15 WITA

Sasaran : Siswa/i SMK Plus Melati Samarinda

Pelaksana : Mahasiswa/i Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Topik : Gerakan Generasi Sehat (GGS)

Sub Topik :

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah dan indikatornya.


2. Menjaga kesehatan reproduksi
3. Mengetahui lebih dalam mengenai kenakalan remaja
I. Latar Belakang

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang


remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia
masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari
pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui
metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang
dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat
para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena
mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari
identitas.Namun ia adalah pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan,
baik secara fisik, mental, dan intelektual.

Sehat merupakan sebuah hasil yang memerlukan proses atau usaha.


Memahami arti pentingnya kesehatan diri harus dimulai sejak dini, agar hasil
itu bisa dirasakan di kemudian hari. Pendidikan kesehatan harus diajarkan
sejak dini pada anak, karena anak sehat menjadi cerminan keluarga yang
juga sehat. Dalam memberikan pendidikan kesehatan pada anak, seringkali
orang tua dan guru hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Padahal,
ini tidak hanya membahas pada fisik tubuh, tetapi juga berkaitan dengan
kesehatan mental, perubahan sikap, perubahan kebiasaan dan perubahan
cara pandang.

Pencegahan dan penyadaran menjadi prioritas utama. Kita sebaiknya


mengatakan pada mereka tentang cara mencegah dan melindungi diri dari
sakit. Kita perlu mengajarkan hal-hal yang kecil dan sederhana yang dapat
mereka lakukan sendiri.

II. Identifikasi masalah


Dari latar belakang di atas maka diidentifikasi masalahnya adalah bagaiamana
gambaran pengetahuan tentang pentingnya PHBS (perilaku Hidup Bersih dan
Sehat), Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan Remaja untuk anak-anak di
lingkungan sekolah.

III. Tujuan
1. Tujuan umum
Siswa/i SMK Plus Melati Samarinda dapat mengerti dan memahami
pentingnya mengatasi masalah kesehatan agar dapat hidup bersih dan sehat
serta menghindari segala tindakan atau perilaku yang menyimpang pada
remaja.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberi penjelasan selama 90 menit diharapkan siswa/i dapat
mengetahui dan mengerti tentang :
a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah dan indikatornya.
b. Menjaga kesehatan reproduksi
c. Mengetahui lebih dalam mengenai kenakalan remaja

IV. Metode

a. Ceramah

b. Diskusi

V. Media

a. Kuisioner

b. LCD
c. Laptop

d. Banner

e. Poster

f. Video

IV. Materi
(Terlampir)

V. Anggaran
(Terlampir)

VI. Setting

Penyaji : RR. Anis Illahi

Moderator : Sri Ayuningsih

Penjawab : - Abdan Syekurea

- Anita Wahyuni

- Deyana Tri Oktaviani


- M.Hersan Arifin

- Putri Amala Sari

- RR. Anis Illahi

- Sri Ayuningsih

Fasilitator : - Abdan Syekura

Audien : Siswa/i SMK PLUS MELATI Samarinda

Dokumentasi : - Deyana Tri Oktaviani

- Putri Amala Sari

Observer : - Anita Wahyuni

- M. Hersan

VII. Perorganisasian dan Uraian Tugas


1. Penyaji : RR. Anis Illahi
2. Moderator : Sri Ayuningsih
3. Penjawab : - Abdan Syekura
- Anita Wahyuni
- Deyana Tri Oktaviani
- M. Hersan Arifin
- Putri Amala Sari
- RR Anis Illahi
- Sri Ayuningsih
Fasilitator : Abdan Syekura
4. Dokumentasi : - Deyana Tri Oktaviani
- Putri Amala Sari
5. Audien : Siswa/I SMK PLUS MELATI Samarinda
6. Observer : - Anita Wahyuni
- M. Hersan

VIII. Kegiatan Pembelajaran/Penyuluhan

Tahapan dan Kegiatan penyuluhan Keterang


No
waktu Pelaksanaan Sasaran an

Pembukaan – salam pembuka – menjawab salam


1 – penyampaian
(10.15-10.20) – menyimak
tujuan
– mengetahui

– pembagian dan seberapa jauh

pengisian kuisioner pemahaman


Pre-test tentang PHBS,
2
(10.20-10.25) Kesehatan
Reproduksi dan
Kenakalan
Remaja

Penyampaian  menyampaikan – mendengarkan

materi dan
3 garis besar materi
memperhatikan
(10.25-11.15) materi

– memberi – menanyakan
kesempatan bagi hal-hal yang
siswa/i untuk belum di
Diskusi bertanya mengerti
4 – mendengarkan
(11.15-11.30)
dan mampu
memahami
jawaban yang di
berikan oleh
pemateri

– melihat sejauh
mana

– pembagian dan peningkatan

Post-tes pengisian kuisioner pengetahuan


5 tentang PHBS,
(11.30-11.35) Kesehatan
Reproduksi dan
Kenakalan
Remaja

– mengajukan diri
Pembentukan -Pemilihan kader sebagai kader
6 Kader Gerakan Generasi Gerakan
(11.35-11.45) Sehat
Generasi Sehat

– memberi – mendengarkan
Penutup kesimpulan dan memahami
7 – salam penutup
(11.45-11.50) – menjawab salam
penutup

IX. EVALUASI
Evaluasi Sumatif :
Evalusi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh guru pada akhir
semester. Jadi guru baru dapat melakukan evaluasi sumatif apabila guru
yang bersangkutan selesai mengajarkan seluruh pokok bahasan atau unit
pengajaran yang merupakan forsi dari semester yang bersangkutan. Oleh
karena itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
yang dicapai siswa selama satu semester. Jadi fungsinya untuk mengetahui
kemajuan anak didik. Akhirnya, untuk menambah kejelasan didalam
pelaksanaannya, berikut penulis rumuskan perbedaan dari kedua jenis
evaluasi tersebut.
Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk menilai manfaat suatu program
sehingga dari hasil evaluasi akan dapat ditentukan suatu program tertentu
akan diteruskan atau dihentikan. Pada evaluasi sumatif difokuskan pada
variabel yang dianggap penting bagi sponsor program maupun fihak
pembuat keputusan. Evaluator luar atau tim revieu sering dipakai karena
evaluator internal dapat mempunyai kepentingan yang berbeda. Waktu
pelaksanaan evaluasi sumatif terletak pada akhir implementasi program.
Strategi pengumpulan informasi akan memaksimalkan validitas eksternal
dan internal yang mungkin dikumpulkan dalam waktu yang cukup lama.
(Jurnal, Evaluasi Program Pelatihan, Eko Putro widoyoko, 2009).
Lampiran Materi

I. PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT)


A. Definisi PHBS
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan
dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat (Depkes, 2007:2).

B. PHBS di Institusi Pendidikan


Upaya membudayakan perilaku hidup dan sehat bagi siswa dan guru di institusi
pendidikan untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu
mengatasi, memelihara dan melindungi kesehatannya sendiri. PHBS di Sekolah
adalah sekumpulan perilaku yang di praktekkan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit ,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat.
Indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
Untuk hasil yang maksimal disarankan untuk mencuci tangan selama 20-30
detik.
Langkah – langkah mencuci tangan sebagai berikut :
a. Basahi tangan dengan air bersih yang mengalir
b. Gunakan sabun secukupnya
c. Usap-usap kedua telapak tangan
d. Gosok semua sela-sela jari
e. Usap-usap kedua punggung tangan
f. Gosok jari dan kuku tangan kanan ke telapak tangan kiri, lakukan
sebaliknya
g. Bersihkan ibu jari
h. Bersihkan pergelangan tangan
i. Bilas kedua tangan kita dengan air bersih
j. Keringkan tangan kita dengan menggunakan handuk atau lap tangan
k. Jangan lupa untuk mematikan kran air setelah mencuci tangan
Ada 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun, diantaranya
sebelum makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi,
sessudah menceboki anak, dan sebelum menyiapkan makanan.
Kebiasaan yang bersih dan teratur dapat menjauhkan kita dari
bakteri dan kuman penyebab penyakit yang ikut masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, misalnya diare.

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah


Jajanan sehat adalah jajanan yang bergizi dan tidak mengandung
zat-berbahaya.
Manfaat : sehat, terhindar dari penyakit
a. Jajanan Sehat : susu, nasi, roti, biskuit, sayuran, buah-buahan,
b. Jajanan Tidak Sehat :
1) Es mambo berwarna mencolok dan terlalu manis, pemanis buatan
dan pewarna pakaian
2) Permen berpemanis buatan dan pewarna pakaian
3) Bakso bahan pengenyal
4) Chiki/ makanan ringan yang menggunakan MSG sebagai penambah
rasa, zat pewarna dan pemanis buatan
5) Gorengan pakai minyak goreng bekas pakai berkali-kali sehingga
minyak goreng sudah berwarna keruh
6) Cakwe, cilok dan bakso goreng pakai saus/ sambal berwarna merah
cerah dam terbuat dari bahan-bahan yang telah busuk
7) Kue berwarna mencolok yang memakai pewarna pakaian
8) Es sirup/ minuman berwarna mencolok dan tidak higienis, memakai
air mentah dan terdapat zat pewarna pakaian

Dampak jajanan yang tidak sehat bagi tubuh:

a. Pemanis buatan : kanker kandung kemih


b. Pewarna tekstil : pertimbuhan lambat, gelisah
c. Bahan pengenyal (boraks): demam. Kerusakan ginjal, diare, mual,
muntah, pingsan, kematian
d. Penambah rasa seperti Mono Sodium Glutamat (MSG): pusing, selera
makan terganggu, mual, kematin
e. Bahan pengawet (formalin): sakit perut, kejang-kejang, muntah, kencing
darah, tidak bisa kencing, muntah darah, kematian
f.Timah : pikiran kacau, pingsan, lemah, tidak ingin bermain, muntah, mual,
sulit bicara
g. Makanan tidak bergizi : gangguan berfikir
h. Makanan mengandung mikroba, besi atau beracu : sakit perut, diare

Cara Memilih :

a. Bersih
b. Jauh dari tempat sampah, got, debu dan asap kendaraan bermotor
c. Tertutup
d. Tidak bekas dipegang-pegang orang
e. Tidak terlalu manis dan berwarna mencilok
f. Masih segar
g. Tidak digoreng dengan minyak goreng yang sudah keruh
h. Tidak mengandung mengandung zat pemanis, zat pengawet, zat
penyedap, dan zat pewarna buatan
i. Bau tidak apek tau tengik
j. Tidak dibungkus dengan kertas bekas atau koran
k. Dikemas dengan plastik atau kemasan lain yang bersih dan aman
l. Lihat tanggal kadaluarsa

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat


a. Syarat jamban sehat
1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
2) Tidak berbau
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
4) Tidak mencemari tanah sekitarnya
5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7) Penerangan dan ventilasi cukup
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9) Tersedia air, sabun dan alat pembersih
b. Alasan menggunakan jamban bersih dan sehat
1) Untuk menjaga lingkungan agar selalu bersih, sehat dan tidak berbau
2) Supaya tidak mencemari sumber air yang ada sekitarnya
3) Agar tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat
menjadi penular penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus,
cacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.
c. Cara menggunakan jamban dengan benar
1) Buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di jamban dengan
benar, yaitu bila menggunakan duduk jangan berjongkok karena
kaki/alas kaki akan mengotori jamban
2) Menyiram hingga bersih setelah buang air besar
3) Membuang sampah pada tempatnya, agar jamban tidak tersumbat dan
penuh dengan sampah
4) Mengingatkan siswa/I dan penjaga sekolah untuk mengawaasi dan
memastikan
5) Jamban yang tersedia selalu dalam keadaan bersih
d. Cara memelihara jamban
1) Memberikan lantai jamban dan menghindari terjadi genangan air
2) Membersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam
3) keadaan bersih dan tidak ada kotoran didalam jamban, tidak ada
serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
4) Selalu tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
5) Apabila ada kerusakan segera diperbaiki

4. Olahraga yang teratur dan terukur


a. Persiapan olahraga
1) Pakai pakaian olahraga yang menyerap keringat
2) Pakai sepatu olahraga yang sesuai ukuran kaki
3) Lakukan pemanasan sebelum berolahraga
4) Pilih olahraga yang sesuai arahan guru

b. Tujuan olahraga secara rutin adalah :

1) Agar tubuh kita selalu bugar


2) Kita menjadi semangat untuk belajar
3) Untuk memelihara kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat dan tidak
mudah sakit
4) Untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal

c. Manfaat olahraga secara rutin adalah :

1) Berat badan terkendali


2) Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
3) Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional
4) Lebih bertenaga dan bugar
5) Daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik
6) Terhindar dari penyakit jantung, stroke, oesteoporosis, kanker, tekanan
darah tinggi, kencing manis, dll

5. Memberantas Jentik Nyamuk


a. Lingkungan
Ialah dengan cara melakukan 3M , yaitu:
1) Menguras
Menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air seperti
bakmandi/WC, drum, penampungan air AC, Kulkas dll seminggu sekali.
2) Menutup
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti gentong
air/tempayan, tempat air suci/tirta, dll.
3) Mengubur
Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan seperti kaleng bekas, ban bekas, botol bekas, dll.

b. PLUS cara lainnya:


1) Mengganti air vas bunga dan tempat minum burung minimal seminggu
sekali.
2) Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak.
3) Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon dengan tanah
dan mengeringkan air yang ada di penampungan alami seperti air
diantara pelepah pisang.
4) Bubuhkan bubuk pembunuh jentik nyamuk (Abate) di tempat-tempat
yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air.
5) Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan kepala timah, ikan
cupang dan ikan nila.
6) Memasang kawat kasa dan tidur menggunakan kelambu.
7) Pencahayaan dan ventilasi di dalam ruangan harus memadai karena
nyamuk ini senang hinggap di kamar yang gelap.
8) Jangan biasakan menggantung pakaian karena nyamuk aedes aegypti
senang hinggap di benda-benda yang tergantung di dalam rumah
seperti gordyn, baju/pakaian dll.
9) Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk
(bakar,oles, elektrik dll) untuk mencegah gigitan nyamuk. Aktifitas
menggigit nyamuk aedes aegypty biasanya dari pagi sampai petang
(siang hari) dengan puncak aktifitas antara jam 09.00-10.00 dan jam
16.00-17.00. Karena itu jika anda bepergian terutama ke tempat yang
tinggi kasus DBD sebaiknya memakai celana dan baju lengan panjang
dan memakai lotion anti nyamuk.
10) Pengasapan/fogging dengan menggunakanmal athion danf enthion
yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan aides aegypti
sampai batas tertentu.
11) Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat
penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.

6. Tidak Merokok di Sekolah


Penekanan pengguna atau perokok di kalangan remaja usia sekolah
diimplementasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
dengan mencanangkan kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah. Hal
tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015.
Menurut Pasal 1 ayat (4) pada Permen tersebut, yang dimaksud kawasan tanpa
rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan
merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, dan/atau mempromosikan rokok.
Sedangkan sasaran kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah diterangkan
pada Pasal 3, yakni mencakup kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan,
peserta didik, serta pihak lain di dalam lingkungan sekolah.
Kawasan tanpa rokok bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang
bersih, sehat, dan bebas rokok. Oleh sebab itu, sekolah wajib memasukkan
larangan terkait rokok dalam aturan tata tertib sekolah. Pihak sekolah juga
dilarang melakukan segala bentuk iklan, promosi, dan kerjasama apa pun
dengan perusahaan rokok untuk segala kegiatan di dalam sekolah.
Kewajiban sekolah lainnya yang tertuang dalam Pasal 4, meliputi
memberlakukan larangan pemasangan papan iklan, reklame, penyebaran
pamflet, dan bentuk-bentuk iklan lainnya dari perusahaan atau yayasan rokok di
lingkungan sekolah, melarang penjualan rokok di kantin, warung, koperasi
sekolah, serta memasang tanda kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah.
Berdasarkan segala kewajiban tentang kawasan tanpa rokok di sekolah di atas,
baik kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, serta peserta didik jelas
dilarang merokok di lingkungan sekolah. Kepala sekolah bahkan wajib menegur
atau mengambil tindakan terhadap mereka yang melanggar aturan tersebut
sebagai sanksi telah melanggar ketentuan kawasan tanpa rokok di lingkungan
sekolah. Begitu juga sebaliknya, Pasal 5 ayat (4) menyebutkan bahwa guru,
tenaga kependidikan, dan/atau peserta didik dapat memberikan teguran atau
melaporkan kepada kepala sekolah apabila terbukti ada yang merokok di
lingkungan sekolah. Kemudian di ayat (6) tertulis, dinas pendidikan berdasarkan
laporan atau informasi berwenang memberikan teguran atau sanksi kepada
kepala sekolah yang melanggar ketentuan kawasan tanpa rokok di lingkungan
sekolah.
Pelaksanaan Permen menyangkut ketentuan kawasan tanpa rokok di lingkungan
sekolah dipantau dan dievaluasi oleh dinas pendidikan provinsi/kota/kabupaten
secara berkala. Kemudian, hasil pemantauan dan evaluasi tersebut
disampaikan kepada wali kota, bupati, gubernur, dan/atau menteri. Tak hanya
itu, menurut Pasal 7 ayat (3), bagi siswa yang kedapatan merokok di lingkungan
sekolah maupun luar sekolah wajib mendapatkan pembinaan dari sekolah,
sesuai dengan tata tertib yang berlaku.

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan


a. Tanda – tanda siswa dengan gizi kurang
1) Siswa tampak kurus
2) Tidak segar, tidak ceria
3) Tidak bergairah / malas melakukan aktifitas
4) Cenderung sering sakit
b. Tanda – tanda siswa dengan gizi lebih
1) Siswa tampak gemuk
2) Bentuk tubuh terlihat tidak seimbang
3) Tidak dapat bergerak bebas
4) Nafas mudah tesengal – sengal jika melakukan kegiatan
5) Mudah lelah
6) Malas melakukan kegiatan
c. Tanda – tanda siswa dengan gizi baik
1) Tumbuh normal
2) Segar, kuat, giat, dan ceria
3) Mata bersih dan besinar
4) Nafsu makan baik
d. Alasan perlunya menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
1) Menimbang berat badan mengukur tinggi badan secara teratur setiap 6
bulan, berarti siswa dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
badan serta status gizi ( gizi kurang, gizi baik, atau gizi lebih ).
2) Dengan mengamati pertumbuhan berat badan dan tinggi badan dari
waktu ke waktu, dapat diketahui perkembangan kesehatannya.
3) Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan siswa ?
4) enimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan siswa di kartu
menuju sehat anak sekolah ( KMS-AS )secara teratur setiap 6 bulan
akan memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa (
kekurangan gizi, kegemukan atau gizi baik )
5) Anak dengan status gizi baik akan tumbuh dan berkembang
secaraoptimal sesuai usia.

8. Membuang sampah pada tempatnya


Kita perlu memilah – milah sampah. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang
atau di buang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam. Secara garis
besar, sampah di bedakan menjadi tiga jenis yaitu :
a. Sampah anorganik / kering: yang tidak dapat mengalami pembusukan
secara alami, contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, atau botol.
b. Sampah organik / basah: yang dapat mengalami pembusukan secara alami,
contoh : daun – daunan, sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran,
rempah – rempah atau sisa buah.
c. Sampah berbahaya : contoh : baterai, botol obat nyamuk, jarum suntik
bekas, botol sisa kimia, pecahan kaca.

II. Konsep Kesehatan Reproduksi


A. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(UU No. 23 Tahun 1992). Definisi ini sesuai dengan WHO, kesehatan tidak
hanya berkaitan dengan kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan
sosial, ditambahkan lagi (sejak deklarasi Alma Ata-WHO dan UNICEF)
dengan syarat baru, yaitu: sehingga setiap orang akan mampu hidup
produktif, baik secara ekonomis maupun sosial.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental,
dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau
kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi
dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.
Kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai
kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan mereka memiliki
kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan
keinginannya, kapan dan frekuensinya.

B. Ciri-ciri Pubertas laki-laki dan Perempuan


1. Ciri-ciri Pubertas Laki-laki

a. Perubahan Berat dan Tinggi Badannya.


b. Tumbuh Rambut pada Area Kemaluan.
c. Perubahan Suara.
d. Wajah Timbul Jerawat.
e. Perubahan pada Payudara.
f. Mimpi Basah.
g. Mengalami Ereksi.

2. Ciri-ciri Pubertas Perempuan

Tanda pertama pada anak perempuan pubertas biasanya adalah puting


payudara yang mulai muncul. Bagian payudara biasanya menjadi sangat
lembut dan mulai membesar setelah beberapa bulan. Selain itu, rambut
pada kemaluan juga sudah mulai tumbuh, diikuti dengan pertumbuhan
rambut pada ketiak.

C. Penyakit Menular Seksual


1. Definisi
Penyakit menular seksual adalah infeksi bakteri atau bisa juga virus yang
ditularkan dari satu orang ke orang lain lewat kontak seksual. Penyakit menular
seksual juga umum dikenal sebagai penyakit kelamin.
Bakteri atau virus penyebab penyakit hidup di kulit kelamin atau selaput lendir
kelamin (misalnya, dinding dalam vagina). Pasalnya, area genital umumnya
lembap dan hangat sehingga jadi tempat yang ideal bagi jamur, bakteri dan virus
untuk berkembang biak. Organisme penyebab infeksi juga mungkin terdapat
dalam air mani, cairan vagina, atau pun darah yang mungkin saja keluar saat
hubungan seks berlangsung.

2. Cara Penularan PMS

Penyakit menular seksual atau PMS, kini dikenal dengan istilah infeksi
menular seksual atau IMS, adalah penyakit atau infeksi yang umumnya
ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran bisa melalui:
darah, sperma, cairan vagina, atau pun cairan tubuh lainnya.

Selain itu, penyebaran tanpa hubungan seksual juga bisa terjadi dari
seorang ibu kepada bayinya, baik saat mengandung atau ketika melahirkan.
Pemakaian jarum suntik secara berulang atau bergantian di antara beberapa
orang juga berisiko menularkan infeksi.

3. Cara Mencegah PMS


a. Menghindari berhubungan seksual yang bukan suami maupun istri.
b. Melakukan vaksinasi sebelum pernikahan
c. Menjaga tubuh agar selalu fit dengan mengonsumsi berbagai sayuran dan buah
yang sehat dan rutin untuk mencegah serangan virus dan bakteri.
d. Rutin melakukan medical check up mengenai permasalahan kesehatan seksual.
e. Edukasi seks agar pengetahuan kita semakin bertambah dan kita mampu
mencegah jenis-jenis penyakit menular seksual.

Mencegah penularan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara :

a. Hindari melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang


b. Selalu gunakan kondom.
c. Vaksinasi.
d. Tidak menggunakan barang pribadi secara bergantian
4. Penyakit Menular Seksual
a. Sifilis
Sifilis atau raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Treponema pallidum. Gejala awal sifilis adalah munculnya lesi atau
luka pada alat kelamin atau pada mulut. Luka ini mungkin tidak terasa sakit,
tapi sangat mudah untuk menularkan infeksi. Luka atau lesi ini akan bertahan
selama 1,5 bulan dan kemudian menghilang dengan sendirinya. Perlu
diperhatikan bahwa lesi sangat menular, sentuhan dengan lesi dapat
mengakibatkan seseorang tertular.

D. Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi


PRIA
1. Berhenti Merokok dan Tidak Mengonsumsi Minuman Beralkohol
Pria yang gemar merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara
berlebihan, berisiko mengalami penurunan produksi dan kualitas sperma.
Akibatnya, tingkat kesuburan juga akan menurun, sehingga Anda sulit
mendapatkan keturunan.
2. Menjaga Berat Badan
Kesuburan pria juga dapat berkurang jika mengalami masalah berat badan, baik
itu obesitas maupun sebaliknya, memiliki berat badan terlalu rendah. Ini
dikarenakan status gizi yang kurang baik dapat memengaruhi kualitas sperma,
sehingga mengurangi tingkat kesuburan pria. Untuk mengetahui apakah berat
badan Anda normal, Anda bisa menghitungnya dengan kalkulator indeks massa
tubuh.
3. Jaga Testis Tetap Dalam Keadaan Sejuk
Jumlah sperma dapat ditentukan oleh suhu testis. Untuk memperbesar peluang
mendapat keturunan, testis harus berada dalam suhu sekitar 34,5 derajat
Celcius atau lebih rendah dibandingkan bagian tubuh lain, yaitu sekitar 37
derajat Celcius. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan
suhu testis.

a. Batasi mandi air hangat.


b. Jika pekerjaan mengharuskan Anda duduk diam selama berjam-jam, ambil
jeda sejenak untuk berdiri dan berjalan ke tempat lain.
c. Bila Anda bekerja di area yang bersuhu panas, ambil waktu beberapa saat
untuk berada di tempat sejuk.
d. Kenakan celana dalam yang nyaman dan tidak terlalu ketat.

Jika testis berada pada suhu yang optimal, yakni pada suhu yang sejuk,
produksi sperma juga akan berlangsung dengan baik.

4. Hindari Paparan Racun


Hindarkan diri Anda dari paparan racun berbahaya, seperti pestisida, logam
berat termasuk timbal dan merkuri, serta zat radioaktif. Paparan zat-zat tersebut
berisiko mengurangi tingkat kesuburan Anda.
5. Konsumsi Makan Sehat
Sperma yang berkualitas bisa didapatkan dengan mengonsumsi makanan yang
sehat dan olahraga secara teratur. Namun hindari melakukan olahraga
berlebihan karena bisa memicu tubuh mengeluarkan hormon steroid terlalu
banyak, sehingga memengaruhi kesuburan. Selain itu, pastikan Anda
mendapatkan nutrisi yang cukup dengan mengonsumsi setidaknya lima porsi
sayur dan buah setiap hari, karbohidrat, protein, serta daging rendah lemak.
6. Terapkan Perilaku Seks yang Aman
Untuk menjaga kesehatan reproduksi Anda, hindari perilaku seks berisiko
dengan bergonta-ganti pasangan, dan rutinlah melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin untuk mendeteksi penyakit menular seksual.
7. Sunat
Kulit penis bisa menjadi tempat bakteri berkembang biak. Setidaknya ada 42
jenis bakteri yang terdapat pada kulit penis. Untuk menghindari
perkembangbiakan bakteri, sunat bisa menjadi solusinya, karena lipatan kulup
pada penis yang tidak disunat berisiko menjadi tempat bakteri berkembang biak.
9. Cara membersihkan organ Reproduksi
a. Bilas dengan air
Cuci penis cukup dengan air hangat dan sabun. Jika Anda sudah
disunat, yang harus Anda lakukan hanyalah membilas penis, sabuni, dan
menggosoknya dengan lembut. Kemudian bilas hingga bersih di bawah
air mengalir.
Sementara itu, cara membersihkan penis yang tidak disunat mungkin
sedikit lebih rumit. Anda harus ekstra hati-hati dalam merawat penis
Anda, khususnya kulit kulup yang kendur menutupi kepala penis. Begini
langkah demi langkahnya:

1. Perlahan tarik kulit kulup ke atas sampai batas maksimalnya.


Jangan tarik paksa kulit kulup karena dapat mencederai penis dan
menyebabkan luka jaringan parut.
2. Sabuni kulit di bawah kulup dan gosok lembut. Kemudian bilas sisa
sabun hinga benar-benar bersih seluruhnya.
3. Dorong kembali kulit kulup ke posisi semula dengan perlahan

Sebenarnya keputusan pakai sabun atau tidak adalah pilihan pribadi.


Tapi jika Anda ingin menggunakan sabun, pilih sabun yang ringan atau
tidak berpewangi untuk mengurangi risiko iritasi kulit.

b. Jangan lupa bersihkan testis dan rambut kemaluan

Jangan lupa untuk juga bersihkan area pangkal penis, termasuk


testis dan rambut kemaluan. Dua lokasi ini menyimpan keringat dan
minyak paling banyak yang bisa menjadi biang keladi bau tak menyengat
di area selangkangan Anda. Maka itu, daerah ini perlu sering-sering
dicuci. Terlebih selangkangan sering tertutupi oleh pakaian dalam hampir
sepanjang hari.

Pastikan daerah antara pangkal testis dan anus juga bersih dan
bebas bau. Anda mungkin perlu mengangkat dan mengutak-atik posisi
penis demi membersihkan lokasi yang sulit untuk dicapai. Yang penting,
selalu hati-hati dalam menangani area sensitif Anda.

Tahap ini mungkin terkesan berlebihan, tapi Anda akan ingin


benar-benar membersihkan penis hingga ke celah terdalam. Bakteri bisa
tumbuh di kulit yang tidak bersih, jadi upaya ekstra Anda dalam menjaga
kebersihan area pribadi tidak hanya akan terbayarkan dengan sensasi
yang lebih segar, namun juga lebih sehat.
c. Keringkan dengan baik

Setelah selesai membersihkan penis, pastikan untuk


mengeringkannya dengan baik dan menyeluruh. Tapi jangan taburkan
bedak atau semprotkan deodoran di area sensitif Anda. Ini akan
menyebabkan iritasi kulit.

d. Pilih celana dalam yang baik

Ada banyak jenis celana dalam pria. Pilih celana dalam yang berbahan
katun untuk digunakan sehari-hari. Namun jangan gunakan celana yang
terlalu ketat. Pilihlah jenis celana dalam yang sesuai dengan ukuran
Anda. Celana dalam yang terlalu ketat hanya akan meningkatkan suhu di
sekitar testis. Peningkatan suhu testis akan berpengaruh pada produksi
sperma.

Cara menjaga kesehatan reproduksi :


WANITA
1. Alat kontrasepsi

Kesehatan reproduksi wanita dimulai dengan kemampuan untuk melindungi


diri sendiri dari penyakit menular seksual, penggunaan alat kontrasepsi
seperti kondom dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit
menular seksual, seperti gonore dan klamidia, yang menjadi salah satu
penyebab utama infertilitas pada wanita, . Alat kontrasepsi dapat membantu
mengurangi risiko kehamilan yang tidak direncanakan. Terdapat berbagai
pilihan kontrasepsi mulai dari kontrasepsi hormonal, intrauterine,
penghalang, hingga sterilisasi. Di samping itu, penting untuk tidak
berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual.

2. Merencanakan kehamilan

Kehamilan yang direncanakan akan membantu ibu untuk


mempersiapkan berbagai aspek fisik maupun mental sehingga calon
bayi dapat memiliki tumbuh kembang yang lebih sehat
serta mengurangi risiko gangguan kesehatan.
3. Pemeriksaan kesehatan selama hamil dan persalinan

Saat seorang wanita hamil, ia berhak dan wajib mendapat pemeriksaan


kehamilan dan pelayanan kesehatan agar bayi serta ibunya sehat dan
selamat.

4. Menjaga berat badan agar tetap ideal

Tidak banyak orang menyadari bahwa kelebihan berat badan dapat


memengaruhi ovulasi dan produksi hormon. Selain itu, berat badan berlebih
dapat meningkatkan kelembapan pada organ intim, yang mempermudah
pertumbuhan bakteri dan jamur, Oleh karenanya, menjaga berat
badan adalah salah satu cara paling sederhana dalam menjaga kesehatan
reproduksi wanita

5. Konsumsi makanan sehat

Jadikan makanan sehat sebagai bagian dari keseharian. Pastikan Anda


mengonsumsi cukup aneka sayuran, buah, gandum atau biji-bijian utuh,
protein, serta lemak sehat, seimbangkan kebutuhan karbohidrat, protein dan
lemak, agar nutrisi yang dikonsumsi lengkap serta seimbang sesuai dengan
kebutuhan tubuh.

6. Periksakan kesehatan secara teratur

Memeriksakan kesehatan teratur dapat membuat penyakit serius lebih cepat


terdeteksi dan tertangani. Waspadai gejala-gejala yang tidak biasa seperti
ruam, benjolan, hingga rasa sakit yang tidak normal. Konsultasikan dan
ketahui kondisi kesehatan organ reproduksi Anda secara berkala, dengan
memeriksakan diri pada dokter ahli kebidanan dan kandungan, dokter
mungkin dapat melakukan beberapa jenis pemeriksaan yang dinilai perlu,
mulai dari identitas, riwayat keluhan Anda, riwayat penyakit terdahulu,
riwayat penyakit keluarga, yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan TORCH
(toxoplasma, rubella, cytomegalovirus dan herpes), USG dan papsmear.
7. Istirahat cukup

Sering bekerja di malam hari dapat memengaruhi produksi hormon. Jika


Anda memang harus bekerja di waktu malam atau dengan waktu yang tidak
teratur, cobalah untuk mencukupi waktu istirahat Anda di saat tidak bekerja.

8. Mengelola profes

Kelola profes dengan cara-cara sederhana seperti teknik relaksasi dan


olahraga. Jika memang dibutuhkan, tidak perlu malu untuk meminta bantuan
konseling professional.

9. Kebiasaan Tertentu

Mengubah kebiasaan tertentu sehari-hari seperti di bawah ini ternyata dapat


berpengaruh besar terhadap kesehatan reproduksi wanita.

a. Berhenti merokok. Aktivitas merokok dapat mengurangi jumlah sel telur


dan mengganggu kesehatan rahim.
b. Mengonsumsi minuman beralkohol juga dapat meningkatkan risiko
gangguan ovulasi.
c. Batasi konsumsi kafein.
d. Hindari penggunaan obat-obatan di luar dari anjuran dokter.
e. Lindungi diri dari paparan bahan kimia tertentu yang berlebihan, seperti
pestisida.
f. Hindari kebiasaan menggunakan sabun khusus kewanitaan yang
mengandung banyak bahan kimia seperti pewangi dan antiseptik, karena
dapat membunuh bakteri flora normal di vagina.
g. Terapkan perubahan sederhana untuk menjaga kebersihan organ
kewanitaan. Misalnya dengan membasuh dari depan ke belakang, dan
bukan sebaliknya, setelah buang air besar.

10. Cara membersihkan organ Reproduksi


Pertama, bagian vagina yang perlu dibersihkan hanya bagian vulva,
termasuk labira mayora dan minora (bibir vagina luar dan dalam, yang besar
maupun yang kecil).
Kedua, vagina seharusnya punya pH antara 3,5-4,5. Ini harus dijaga
agar flora yang baik tetap hidup dan jamur serta bakteri "enggan mampir".
Ketika Anda membersihkan vagina dengan cairan pembersih tubuh yang
mengandung parfum (pH antara 7-8), berarti Anda sudah merusak pH
normal vagina.
Ketiga, perhatikan frekuensi. Jika frekuensi Anda membersihkan vagina
kurang, mungkin masih ada sisa keringat dan sekresi yang tersisa. Jika
vagina dibersihkan secara berlebihan, Anda bisa mengganggu
keseimbangannya.
Keempat, keringkan dengan saksama menggunakan handuk yang
bersih dan lembut. Jangan digosok-gosok, cukup tempelkan handuk sampai
area intim Anda benar-benar kering. Jaga area intim tetap kering dengan
mengganti panty liner atau celana dalam dua hingga tiga kali sehari dalam
kondisi normal.

III. Kenakalan Remaja


A. Definisi
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang
remaja sudah tidak lagi dikatakan sebagai kanak-kanak namun juga belum
cukup matang apabila di katakan sebagai dewasa. Masa remaja ialah masa
dimana mencari pola hidup yang sesuai dengan dirinya dan sering melalui
metode coba-coba.
Kenakalan remaja ialah suatu perilaku yang dilakukan remaja dengan
mengabaikan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma dan hukum
yang dilakukan remaja. Perilaku ini dapat merugikan diri sendiri dan
orang-orang disekitarnya (Sumiati, 2009).

B. Penyebab Kenakalan Remaja


Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh dua factor yaitu factor internal
dan factor eksternal.
1. Faktor Internal
a. Krisis Identitas, yaitu suatu perubahan biologis dan sosiologis pada
diri remaja yang memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.
Pertama terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua tercapainya identitas peran. Kenakalan
remaja terjadi karena gagalnya dalam pencapaian integrasi kedua.
b. Kontrol diri yang lemah, yaitu remaja yang tidak dapat mempelajari
dan membedakan tingkah laku yang bisa diterima dengan yang tidak
bisa diterima akan terseret dalam perilaku “nakal”.
2. Faktor Eksternal
a. Terjadinya perceraian pada orang tua
b. Teman sebaya yang kurang baik
c. Lingkungan tempat tinggal yang kurang baik
d. Pendidikan agama pada system pendidikan kurang baik
e. Kemajuan teknologi di era globalisasi

C. Jenis Kenakalan Remaja


Terdapat tiga jenis kenakalan remaja yaitu:
1. Kenakalan remaja di sekolah
a. Tidak masuk sekolah tanpa keterangan
b. Meninggalkan sekolah pada saat jam pelajaran
c. Membawa senjata tajam saat sekolah
2. Kenakalan remaja di luar sekolah
a. Ikut balapan liar antar geng
b. Ikut tawuran antar geng
c. Minum minuman keras
d. Menggunakan obat-obatan terlarang, seperti narkoba
3. Kenakalan remaja di lingkungan keluarga
a. Tidak mendengarkan nasihat orang tua
b. Tidak mentaati perintah orang tua
c. Melanggar norma/aturan yang telah di sepakati dalam keluarga
Beberapa bentuk-bentuk kenakalan remaja lainnya, yaitu :
a. Penggunaan narkoba
b. Perilaku seksual sebelum menikah
c. Perkelahian antar pelajar
d. Kebut-kebutan
e. Merusak fasilitas umum
f. Peredaran pornografi di kalangan pelajar
g. Berpakaian dengan model yang tidak sesuai dengan keadaan
lingkungan, seperti menggunakan rok mini, memakai pakaian yang ketat
sehingga terlihat lekuk tubuh, sehingga dipandang kurang sopan oleh
lingkungan sekitar, serta dapat memicu terjadinya kejahatan sehingga
akan membahayakan orang tersebut.
h. Membuat komunitas atau geng yang melanggar hukum, menggunakan
tato, berpakaian acak-acakkan, geng motor, dll

D. Aspek-Aspek Kenakalan Remaja


Aspek-aspek kenakalan menurut Jensen (dalam Sarwono, 2010) :
1. Kenakalan yang dapat menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperi
perkelahian, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain.
2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, sepertiperusakan,
pencurian, pencopetan, pemerasan dan lain-lain.
3. Kenakalan social yang tidak menimbulkan korban di pihak orang
lain,seperti menjual diri, pemakain obat-obatan dan seks bebas.
4. Kenakalan yang melawan status misalnya minggat dari rumah,
membolos dan lain-lain.

E. Faktor yang Menpengaruhi Kenakalan Remaja


Beberapa factor yang menyebabkan kenekalan remaja menurut Yusuf (2004) :
1. Perceraian orang tua
2. Sikap dan perlakuan orang tua yang buruk terhadap anak
3. Perselisihan atau konflik antar orang tua maupun anggota keluarga
4. Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol
5. Hidup menganggur
6. Beredarnya film-film bajakan dan porngrafi
7. Pergaulan negative
8. Kehidupan ekonomi keluarga yang kekurangan
9. Kehidupan moralitas masyarakat yang sangat kurang
10. Banyaknya obat-obatan dan minum-minuman keras diperjualbelikan
dengan mudah
F. Dampak Kenakalan Remaja
1. Dapat merusak masa depan dirinya sendiri.
2. Dikucilkan atau diasingkan oleh orang atau masyarakat sekitar.
3. Kemungkinan terjadinya gangguan mental akibat dijauhi orang-orang
sekitar.
4. Bisa menjadi kriminalitas saat dewasa.
5. Tercorengnya nama baik keluarga dan sekolah

LAMPIRAN ANGGARAN
Pengeluaran Dana

JUMLAH JUMLAH
BARANG HARGA
BARANG HARGA
Fotocopy kuesioner 4 lembar
x 60 - Rp. 48.000,00
rangkap
Fotocopy kuesioner aksi 2 lembar
x 17 - Rp 6.800,00
rangkap
Print 3 _ Rp 40.500,00
rangkap
Banner 1 buah Rp 71.000,00 Rp 71.000,00
Kotakan 23 kotak Rp 7.000,00 Rp 161.000,00
Kue 21 buah Rp 1000,00 Rp 21.000,00
Poster 1 lembar Rp. 2000,00 Rp. 2000,00
Plakat 1 buah Rp 80.000,00 Rp 80.000,00
TOTAL KESELURUHAN Rp 430.300,00

Keterangan :

3. Pemasukan dana : Rp 434.000,00


4. Pengeluaran dana : Rp 430.300,00
5. Dana yang tersisa : Rp 3.700,00
Lampiran 5 PPT Pendidikan Kesehatan
Lampiran 6 Absensi Kegiatan Siswa
Lampiran 7 Absen Mahasiswa Kelompok 1
Lampiran 8 Anggaran Pemberdayaan

JUMLAH JUMLAH
BARANG HARGA
BARANG HARGA
4 lembar
Fotocopy kuesioner x 60
- Rp. 48.000,00
rangkap
2 lembar
Fotocopy kuesioner aksi x 17
- Rp 6.800,00
rangkap
3
Print _ Rp 40.500,00
rangkap
Banner 1 buah Rp 71.000,00 Rp 71.000,00
Kotakan 23 kotak Rp 7.000,00 Rp 161.000,00
Kue 21 buah Rp 1000,00 Rp 21.000,00
Poster 1 lembar Rp. 2000,00 Rp. 2000,00
Plakat 1 buah Rp 80.000,00 Rp 80.000,00
TOTAL KESELURUHAN Rp 430.300,00

Keterangan :

6. Pemasukan dana : Rp 434.000,00


7. Pengeluaran dana : Rp 430.300,00
8. Dana yang tersisa : Rp 3.700,00
Lampiran 9 hasil Output SPSS

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Std. Error
Deviation Mean
Pre 10.40 15 1.454 .375
Test
Pair 1
Post 11.93 15 1.831 .473
Test

Interpretasi :
Berdasarkan output di atas maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata
pengetahuan sebelum mendapat pendidikan kesehatan sebesar 10.40 dan
rata-rata pengetahuan setelah pemberian pendidikan kesehatan sebesar 11.93 dan
mengalami peningkatan rata-rata pengetahuan sebesar 1.53, standar deviasi
pengetahuan sebelum mendapat pendidikan kesehatan sebesar 1.454 dan sesudah
pemberian pendidikan kesehatan sebesar 1.831 dengan jumah responden
sebanyak 15 orang.

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Ptotal & Atotal 15 .440 .101

Interpretasi :
Berdasarkan data di atas menunjukkan hasil korelasi antara kedua variable
yang menghasilkan angka 0.440 dengan nilai signifikan 0.101 sehingga
menunjukkan bahwa korelasi antara pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian
pendidikan kesehatan terkait materi PHBS, kesehatan reproduksi dan kenakalan
remaja adalah erat dan benar-benar berhubungan secara nyata
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
Mean Std. Std. 95% (2-taile
Deviation Error Confidence d)
Mean Interval of the
Difference
Lower Upper
Pre -1.533 1.767 .456 -2.51 -.555 -3.360 14 .005
Test– 2
Pair 1
Post
Test

Interpretasi :

Berdasarkan output bagian kedua di atas, diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0,005 < 0,05 karena nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sebelum dan
sesudah kegiatan pemberian pendidikan kesehatan terkait PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat), kesehatan reproduksi dan kenakalan remaja.

Lampiran 10 Pedoman Wawancara

1. Apakah siswa/i pernah mendapatkan pendidikan mengenai kesehatan?


2. Pendidikan kesehatan apa saja yang pernah diberikan kepada siswa/I dari pihak
puskesmas ataupun pihak lain?
3. Masalah kesehatan apa saja yang sering dialami siswa/i?
4. Bagaimana kenakalan remaja yang sering terjadi pada siswa/i?
5. Bagaimana tindakan dari pihak sekolah mengenai siswa/I yang tertangkap
melakukan kenakalan remaja seperti: merokok, pacaran dll
6. Bagaimana perilaku siswa/I terhadap kebersihan lingkungan sekolah?
7. Bagaimana perilaku siswa/I terhadap kebersihan lingkungan asrama?
8. Bagaimana jadwal kebersihan wc siswa/I di asrama
9. Apakah siswa/I menjemur kasur setiap seminggu sekali?
10. Adakah tindakan atau aturan yang berlaku untuk siswa/I yang tidak menjaga
kebersihan lingkungan asrama?
11. Bagaimana tindakan pengasuh asrama mengenai siswa/I yang ketahuan
melanggar peraturan?
Lampiran 11 Lembar Observasi

No Pengamatan Keterangan
Lingkungan UKS
1 Perlengkapan UKS
2 Bed (tempat tidur)
3 Skerem (Sampiran)
4 Kursi roda/tandu
5 Program UKS
6 Petugas kesehatan
7 Jadwal kerja UKS
Lingkungan Kelas
8 Jumlah kelas
9 Keadaan ruangan kelas
10 Meja dan kursi
11 Perlengkapan dalam kelas
12 Tempat sampah
13 Toilet
Lingkungan Asrama Putri
14 Kondisi kamar
15 Kondisi toilet dan kamar
mandi
16 Keadaan lingkungan di
dalam asrama
Lingkungan Asrama Putra
17 Kondisi kamar
18 Kondisi toilet dan kamar
mandi
19 Keadaan lingkungan di
dalam asrama
Ruang Makan
20 Keadaan di lingkungan
ruang makan
Pendopo
21 Keadaan di lingkungan
pendopo
Lampiran 12 Kuesioner pre-test dan post-test

PRE TEST

Identitas Siswa
Nama
Kelas
Jenis Kelamin
Usia
Agama
No. Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
1 Apakah PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah
upaya yang hanya memberdayakan siswa agar mampu
mewujudkan sekolah sehat?
2 Apakah anda mengetahui indikator PHBS?
3 Apakah CTPS termasuk dalam indikator PHBS?
4 Apakah kurang melakukan aktivitas fisik dapat menyebabkan
obesitas?
5 Apakah diperlukan pembinaan dalam menerapkan PHBS?
KESEHATAN REPRODUKSI
6 Apakah kesehatan reproduksi adalah kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang
dimiliki oleh remaja?
7 Apakah ciri-ciri pubertas laki-laki dan perempuan itu sama?
8 Apakah membilas kemaluan dari arah belakang ke depan
adalah cara yang benar?
9 Apakah anda mengetahui cara penularan penyakir menular
seksual?
10 Apakah anda mengetahui cara mencegah penyakit menular
seksual?
KENAKALAN REMAJA
11 Apakah kenakalan remaja merupakan perbuatan melanggar
norma, aturan/hukum dalam masyarakat yang dilakukan
kalangan remaja?
12 Apakah lingkungan disekitar merupakan salah satu penyebab
terjadinya kenakalan remaja?
13 Apakah ngelem, merokok, nge-vape, meminum minuman
keras, narkoba, mencuri dan tindakan asusila termasuk
dalam kenakalan remaja?
14 Apakah vaping lebih aman dari pada rokok?
15 Apakah vaping dapat menyebabkan kecanduan?
POST TEST

No. Pertanyaan Jawaban


Ya Tidak
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Identitas Siswa
Nama
Kelas
Jenis Kelamin
Usia
Agama
1 Apakah PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah
upaya yang hanya memberdayakan siswa agar mampu
mewujudkan sekolah sehat?
2 Apakah anda mengetahui indikator PHBS?
3 Apakah CTPS termasuk dalam indikator PHBS?
4 Apakah kurang melakukan aktivitas fisik dapat meyebabkan
obesitas?
5 Apakah diperluka pembianaan dalam menerapkan PHBS?
KESEHATAN REPRODUKSI
6 Apakah kesehatan reproduksi adalah kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang
dimiliki oleh remaja?
7 Apakah ciri-ciri pubertas laki-laki dan perempuan itu sama?
8 Apakah membilas kemaluan dari arah belakang ke depan
adalah cara yang benar?
9 Apakah anda mengetahui cara penularan penyakir menular
seksual?
10 Apakah anda mengetahui cara mencegah penyakit menular
seksual?
KENAKALAN REMAJA
11 Apakah kenakalan remaja merupakan pebuatan melanggar
norma, aturan/hukum dalam masyarakat yang dilakukan
kalangan remaja?
12 Apakah lingkungan disekitar merupakan salah satu penyebab
terjadinya kenakalan remaja?
13 Apakah ngelem, merokok, nge-vape, meminum minuman
keras, narkoba, mencuri dan tindakan asusila termasuk
dalam kenakalan remaja?
14 Apakah vaping lebih aman dari pada rokok?
15 Apakah vaping dapat menyebabkan kecanduan?
Lampiran 13 Angket

HASIL PRESENTASE PENENTUAN MASALAH

Kueisioner

Jenis Kelamin:

(*) perempuan
(**) laki-laki
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

No. Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda tahu apa itu PHBS? 78,6 21,4

2 Apakah anda mengetahui poin-poin PHBS? 35,7 64,3

3 Apakah anda sudah menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan


71,4 28,6
Sehat?

4 Apakah anda mencuci tangan sebelum dan sesudah makan? 92,9 7,1

5 Apakah anda mencuci tangan setelah buang air kecil/buang


100 0
air besar?

6 apakah anda mengetahui langkah-langkah mencuci tangan


92,9 7,1
yang baik dan benar?

7 Apakah anda tahu tentang gizi seimbang (buah,


57,1 42,9
sayur, lauk pauk, karbohidrat)?

8 Apakah selama di asrama anda pernah mengalami penyakit


14,3 85,7
kulit?

9. Apakah lingkungan sekitar anda sudah bersih? 21,4 78,6

10 Apakah makanan yang anda konsumsi sehari sudah 42,9 57,1


mencukupi kebutuhan gizi seimbang (buah, sayur, lauk
pauk, karbohidrat)?

11 Memakan buah dan sayur setiap hari 28,6 71,4

12 Minum air sebanyak 8 gelas sehari 35,7 64,3

13 membersihkan kamar mandi asrama setiap hari 14,3 85,7

14 Menjemur kasur minimal 1 minggu sekali 7,1 92,9

15 Membantu dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekitar


85,7 14,3
anda

16 Menguras bak mandi minimal 1 kali semingu 64,3 35,7

17 Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir 92,9 7,1

18 Olah raga minimal 1 kali seminggu ? 71,4 28,6

19 Mandi minimal 2 kali sehari ? 92,9 7,1

20 Apakah anda pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan? 100 0

21 Apakah anda pernah sakit dalam kurun waktu 1 atau 2 bulan


71,4 28,6
terakhir ?

22 Apakah anda pernah mengunjungi uks saat sakit? 50 50

23 Apakah anda pernah mengunjungi pelayanan kesehatan di


92,9 7,1
luar uks sekolah saat sakit?

24 Apakah anda membuang sampah di tempat sampah? 85,7 14,3

25 Apakah anda memisahkan sampah organik dan anorganik? 14,3 85,7

Kesehatan Reproduksi

N Pertanyaan Tida
Ya
o k
1 Apakah anda mengganti celana dalam minimal 2x dalam sehari ? 92,9 7,1

2 Apakah anda menggunakan celana dalam yang ketat? 21,4 78,6

3 Apakah anda membersihkan kemaluan setelah BAK ? 100 0

4 *Apakah anda pernah mengalami keputihan? 50 50

5 *Apakah anda pernah mengalami keputihan dengan warna

coklat/mengandung darah atau berwarna hijau kuning berbuih atau 35,7 64,3

putih kental atau abu-abu?

6 *Apakah anda mengganti pembalut minimal 4x sekali dalam sehari ? 35,7 64,3

7 *Apakah anda pernah merasakan gatal pada bagian luar vagina atau
35,7 64,3
nyeri pada serviks atau perut bagian bawah?

8 *Apakah anda pernah mengalami perdarahan/bercak yang bukan


karena 0 100

menstruasi?

9 *Apakah anda menggunakan cairan antiseptik kewanitaan? 0 100

10 *Apakah anda membilas kemaluan dari arah depan ke belakang? 64,3 35,7

11 Apakah anda pernah merasa nyeri pada kemaluan saat BAK ? 21,4 78,6

12 Apakah anda mengetahui cara penularan penyakit menular seksual ? 35,7 64,3

13 Menurut anda apakah membicarakan mengenai kesehatan


reproduksi adalah hal yang tabu ? 42,9 57,1

14 Apakah anda pernah mendapat pendidikan kesehatan reproduksi


dari orang tua ? 71,4 28,6

15 Apakah anda pernah mendapatkan pendidikan kesehatan


71,4 28,6
reproduksi dari guru/sekolah ?
16 Apakah anda lebih banyak mendapatkan informasi kesehatan
reproduksi dari internet ? 64,3 35,7

Kenakalan Remaja

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda pernah melihat teman anda merokok ? 100 0

2 Apakah anda pernah diajak teman anda untuk merokok ? 50 50

3 apakah anda menerima ajakan teman anda untuk merokok ? 21,4 78,6

4 Apakah anda pernah merokok ? 28,6 71,4

5 Apakah anda pernah mengajak teman anda merokok ? 28,6 71,4

6 Apakah anda pernah melihat teman anda vaping ? 92,9 7,1

7 Apakah anda pernah diajak teman anda untuk vaping ? 57,1 42,9

8 apakah anda menerima ajakan teman anda untuk vaping ? 28,6 71,4

9 Apakah anda pernah vaping ? 42,9 57,1

10 Apakah anda pernah mengajak teman anda vaping ? 41,4 78,6

11 Apakah anda pernah melihat teman anda ngelem ? 7,1 92,9

12 Apakah anda pernah diajak teman anda untuk ikut ngelem ? 7,1 92,9

13 apakah anda menerima ajakan teman anda untuk ngelem ? 0 100

14 Apakah anda pernah ngelem ? 0 100

15 Apakah anda pernah mengajak teman anda ngelem ? 0 100

Apakah anda pernah melihat teman anda meminum minuman


16 57,1 42,9
keras?
Apakah anda pernah diajak teman anda untuk ikut meminum
17 42,9 57,1
minuman keras ?

apakah anda menerima ajakan teman anda untuk meminum


18 14,3 85,7
minuman keras?

19 Apakah anda pernah meminum minuman keras ? 14,3 85,7

20 Apakah anda pernah mengajak teman meminum minuman keras ? 14,3 85,7

Apakah anda pernah melihat teman anda meminum minuman


21 42,9 57,1
keras?

22 Apakah anda pernah melihat teman anda menggunakan narkoba ? 14,3 85,7

Apakah anda pernah diajak teman anda untuk ikut menggunakan


23 14,3 85,7
narkoba ?

apakah anda menerima ajakan teman anda untuk menggunakan


24 0 100
narkoba ?

25 Apakah anda pernah menggunakan narkoba ? 0 100

Apakah anda pernah mengajak teman anda menggunakan narkoba


26 7,1 92,9
?

27 Apakah anda pernah melihat teman anda menggunakan narkoba ? 21,4 78,6

28 Apakah anda pernah melihat teman anda pacaran ? 100 0

29 Apakah anda memiliki pacar ? 28,6 71,4

30 Apakah pacar anda satu sekolah dengan anda ? 14,3 85,7

31 Apakah anda berpegangan tangan dengan pacar anda ? 50 50

32 Apakah anda pernah berpelukan dengan pacar anda ? 28,6 71,4

33 Apakah anda pernah berciuman dengan pacar anda ? 7,1 92,9

34 Apakah anda pernah meraba bagian intim pacar anda 0 100


Apakah anda pernah melakukan hubungan seksual dengan
35 0 100
pasangan anda

36 *Apakah anda pernah melakukan aborsi ? 0 100

37 **Apakah pacar anda pernah melakukan aborsi ? 0 100

38 Apakah anda pernah melihat teman anda menonton film porno ? 42,9 57,1

39 Apakah anda pernah diajak menonton film porno ? 28,6 71,4

40 Apakah anda pernah menonton film porno ? 35,7 64,3

41 Apakah anda menonton film porno lebih dari 3 kali dalam 1 hari? 7,1 92,9

42 Apakah anda pernah mengajak teman anda menonton film porno ? 7,1 92,9

Apakah anda pernah melihat teman anda melakukan


43 0 100
onani/masturbasi ?

44 Apakah anda pernah melakukan onani/masturbasi ? 42,9 57,1

45 Apakah anda pernah mengunjungi tempat lokalisasi? 7,1 92,9

46 Apakah anda pernah mengunjungi tempat hiburan malam? 21,4 78,6

47 Apakah anda pernah menyewa jasa prostitusi? 0 100

48 Apakah anda pernah melhat teman anda mencuri? 71,4 28,6

49 Apakah anda pernah diajak teman anda mencuri? 21,4 78,6

50 Apakah anda pernah mencuri? 35,7 64,3

51 Apakah anda pernah mengajak teman anda untuk mencuri? 14,3 85,7

Essay

1. penyakit apa yang sering anda alami?


2. Keluhan yang sering dirasakan?
Lampiran 14 Struktur GGS
Lampiran 15 Dokumentasi
(Proses kegiatan pemberian materi kesehatan)

Das könnte Ihnen auch gefallen