Sie sind auf Seite 1von 6

Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat

Vol17. No 1 2017
e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

OBSERVASI TINGKAT KEPADATAN TIKUS DI LINGKUNGAN BUFFER DAN PERIMETER


PELABUHAN SOEKARNO HATTA MAKASSAR
OBSERVATION RATE OF RATS IN THE BUFFER AND PERIMETER OF SOEKARNO
HATTA MAKASSAR PORT
1 2
Sulasmi , Sri Hastuti
1,2
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar
*) laksmi.kesling@gmail.com
ABSTRACT

Rat is such an animal which causes loses in humans life and able to adapt within environment including the
harbour area. As the loads and passengers transportation flow increases through the sea harbour, then it should be
concerned of the infection disease in the harbour . Rat is the vector of pes and laptospirosis deseases. These deseases
are zoonoza deseases that can be infected to human.The purpose of the research is to value the species and
population of rat that grow widely around the buffer and perimeter area in harbour of Soekarno Hatta Makassar. This
kind of research is an observation which is done in the work area of harbour healthy office that is around the buffer and
perimeter in harbour of Soekarno Hatta Makassar.Result achieved from this research is nine rats with its population
level equals one. The species that most trapped in the perimeter area are 56 % Mus musculus , 22% rattus novergycus
and 22 % rattus diardy, and 10 rats with level of population equals one. The most trapped spesies in buffer area are 40
% rattus novergycus , 40% Mus musculus, and 20% rattus diardy.The population level in the area of buffer and
perimeter has the value equals 1 respectively. The rat spesies that trapped are Mus musculus, rattus novergycus and
rattus diardy. It is recommended to all citizens to be more aware of the environment cleanliness so there will no rat nest
in that area.

Key word : rat , harbour and Mus Muscullus


ABSTRAK

Tikus adalah binatang pengerat yang merugikan kehidupan manusia dan mampu beradaptasi dengan
lingkungan termasuk di daerah pelabuhan. Meningkatnya arus transportasi barang dan penumpang melalui pelabuhan
laut perlu diwaspadai terhadap penularan penyakit tular rodensia di pelabuhan. Tikus merupakan vektor penyakit pes
dan leptospirosis, Penyakit ini merupakan penyakit zoonosa yang dapat ditularkan kepada manusia.Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui kepadatan dan jenis tikus yang berkembang biak diwilayah Pelabuhan Soekarno Makassar
meliputi wilayah perimeter dan buffer pelabuhan. Jenis penelitian ini merupakan observasi yang dilakukan di wilayah
kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan yaitu wilayah perimeter dan buffer Pelabuhan soekaron Hatta Makassar.Hasil
penelitian diperoleh 9 (sembilan ekor) tikus dengan nilai kepadatan tikus 1. Spesies yang paling banyak tertangkap
adalah 56 % Mus musculus, 22 % rattus novergycus dan 22 % rattus diardy di wilayah Perimeter dan 10 ekor tikus
dengan nilai kepadatan tikus 1 ekor. Spesies yang paling banyak terperangkap adalah 40 % rattus Novergicus , 40%
mus usculus dan 20 % rattus diardy di wilayah buffer.Kesimpulan nilai kepadatan tikus diwilayah perimeter dan buffer
masing – masing memiliki nilai kepadatan tikus 1. Jenis tikus yang terperangkap adalah Mus musculus, rattus
novergycus dan rattus diardy. Disaran kan kepada seluruh masyarakat agar meningkatkan kesadaran mengenai
kebersihan lingkungan sehingga tidak menjadi perindukan tikus pada wilayah tersebut.

Kata kunci : Tikus, Pelabuhan dan Mus musculus

PENDAHULUAN termasuk vector penyakit antara lain nyamuk,


Tikus adalah binatang pengerat yang lalat, pinjal, kecoa dan tungau.
merugikan manusia karena menghabiskan / Salah satu tugas pokok dari Kantor
merusak makanan, tanam-tanaman, barang- Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas I
barang dan lain-lain harta benda. Kehidupan makassar dalam mencegah keluar masuknya
tikus disebut juga “Commersial”, yaitu makan, penyakit dari atau ke luar negeri adalah
tinggal dari dekat kehidupan manusia. melalui upaya Pengendalian Resiko
Pelabuhan laut dan udara merupakan Lingkungan(PRL) di lingkungan pelabuhan
pintu gerbang lalu lintas orang, barang dan dan alat transportasi. Upaya ini dilakukan
alat transportasi, baik dari dalam maupun luar untuk memutuskan mata rantai penularan
negeri. Seiring dengan meningkatnya arus penyakit serta meminimalisasikan dampak
pariwisata, perdagangan, migrasi dan resiko lingkungan terhadap masyarakat.
tekhnologi maka kemungkinan terjadinya Usaha- usaha PRL dipelabuhan meliputi
penularan penyakit melalui transportasi sanitasi lingkungan dan pemberantasan
semakin besar. Penularan penyakit dapat vector dan dan binatang penular penyakit.
disebabkan oleh binatang maupun vector Pengendalian tikus dapat dilakukan
penyakit yang terbawa oleh alat transportasi dengan beberapa metode , salah satunya
maupun oleh vector yang telah ada adalah pengendalian Fisik dengan
dipelabuhan laut atau udara. Serangga yang Pemasangan Perangkap tikus ( Metode

15
Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Vol17. No 1 2017
e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

Trapping) Pemasangan perangkap (trapping) berlangsung pada bulan Maret


perlu diupayakan secara rutin.Seperti sampaiJuni 2016.
perangkap tikus yang beredar di pasaran
adalah jenis snap/guillotine trap dan cage DefInisi Operasional
trap. Jenis cage trap digunakan untuk a) Perindukan tikus dimaksud adalah
mendapatkan tikus hidup, guna diteliti pemeriksaan ada tidaknya populasi /
pinjalnya. Biasanya perangkap diletakkan di kehidupan tikus di lingkungan buffer dan
tempat jalan tikus atau di tepi bangunan. perimeter pelabuhan soekarno.
Pemasangan perangkap lebih efektif b) Perimeter merupakan kawasan seluruh
digunakan setelah dilakukan poisoning, wilayah dalam pelabuhan meliputi
dimana tikus yang tidak mati karena poisoning dermaga hingga kawasan pagar
dapat ditangkap dengan perangkap ( pelabuhan Soekarno.
Soemirat ,2005). c) Buffer merupakan wilayah luar
Adapun tujuan penelitian adalah pelabuhan radius 400 m dari area pagar
a. Mengetahui jumlah total tikus pelabuhan.
yang tertangkap dengan d) Upaya pengendalian yang dilakukan
metode trapping dan ialah dengan pengendalian fisik yaitu
menggunakan umpan ikan metode trapping.
kering di lingkungan bufer dan e) Trapping adalah metode pengendalian
perimeter pelabuhan soekarno tikus dengan menggunakan jebakan
Makassar. tikus.
b. Mengetahui jenis tikus yang f) Pemasangan perangkap diletakkan di
terperangkap pada gretsrep di daerah yang sering d ilalui tikus.
lingkungan bufer dan g) Pemasangan perangkap dan
perimeter pelabuhan soekarno penghitungan tingkat kepadatan tikus
Makassar. dilakukan selama 6 hari.
METODE h) Umpanikan kering dan kelapa bakar
Jenis dan Desain Penelitian adalah salah satu umpan yang efektif
Adapun jenis penelitian ini adalah dalam metode trapping.
jenis penelitian observasi yaitu metode
pengumpulan data melalui pengamatan Kriteria Obyektif
langsung atau peninjauan secara cermat dan Berdasarkan Standar Operasional
langsung dilapangan atau lokasi penelitian. Prosedur Kantor Kesehatan Pelabuhan
tentang kepadatan tikus tikus dan serangga
Gambaran Umum dinyatakan perhitungan kepadatan tikus
1. Lokasi Penelitian adalah :
Penelitian dilaksanakan pada :
a. Lokasi pengujian kepadatan
tikus yaitu pada wilayah Buffer
dan Perimeter pelabuhan Kerangka Konsepsional
Soekarno Hatta kelas I Tikus adalah hewan mengerat
Makassar. (rondensia) yang lebih dikenal sebagai hama
b. Lokasi Pemeriksaan / identifikasi tanaman pertanian, perusak barang digudang
tikus yaitu Laboratorium Kantor dan hewan penggangu yang menjijikan di
Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 perumahan. Belum banyak diketahui dan
Makassar. disadari bahwa kelompok hewan ini juga
membawa, menyebarkan dan menularkan
2. Waktu Penelitian berbagai penyakit kepada manusia, ternak
Waktu penelitian dibagi menjadi dan hewan peliharaan.
dua tahap yaitu : Pelabuhan laut dan udara merupakan
a. Tahap persiapan, meliputi pintu gerbang lalu lintas orang, barang dan
observasi pendahuluan yang alat transportasi, baik dari dalam maupun luar
berlangsung pada bulan negeri. Seiring dengan meningkatnya arus
Desember 2015 sampai Januari pariwisata, perdagangan, migrasi dan
2016. tekhnologi maka kemungkinan terjadinya
b. Tahap pelaksanaan, meliputi penularan penyakit melalui transportasi
kegiatan penelitian yang semakin besar pada pelabuhan laut atau

16
Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Vol17. No 1 2017
e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

udara sehingga perlu dilakukannya


pengendalian pada wilayah Pelabuhan 2. Wilayah Buffer
Soekarno Hatta Makassar. Berdasarkan hasil kepadatan tikus
Pengendalian dilakukan di dua wilayah diwilayah buffer pelabuhan Soekarno
pelabuhan yaitu perimeter dan buffer. Makassar diperoleh hasil sebagai berikut :
Pengendalian dapat dilakukan secara fisik
dengan metode trapping untuk mengetahui Tabel. 2
jumlah kepadatan tikus. Berikut adalah alur Hasil pemasangan perangkap diwilayah
pengendalian kepadatan tikus dipelabuhan buffer Pelabuhan SoekarnoHatta Makassar
Soekarno Hatta Makassar 2016
Perangkap Tikus
Lokasi
Teknik Pengumpulan Data No Terpasang Terperangkap
Pemasangan
(buah) (ekor)
1. Data Primer
1 SLI Cargo 3 1
Data primer diperoleh dari hasil
pengukuran kepadatan tikus wilayah 2 Pak Muhari 2 1
perimeter dan buffer kantor kesehatan 3 Winda 2 0
pelabuhan kelas 1 makassar. 4 Ibu Rani 2 1
2. Data Skunder
5 Usman 1 1
Data sekunder diperoleh melalui
penelusuran kepustakaan, berupa buku- 6 Husni 2 1
buku, referensi dari internet serta 7 Nasri 1 1
literatur-literatur yang ada hubungannya 8 H. Sainuddin 2 1
dengan objek penelitian. 9 1 1
Supriadi
Herman
10 1 1
Abdullah
HASIL 11 1 1
Hj. Umar
Berdasarkan hasil penelitian yang
12 2 0
dilaksanakan selama 6 hari pada tanggal 24 – Baharuddin
29Mei 2016, mendapatkan hasil sebagai Jumlah 20 10
berikut :
Berdasarkan Tabel 2 hasil penelitian
1. Wilayah Perimeter tingkat kepadatan tikus diwilayah buffer
Berdasarkan hasil tingkat kepadatan (Kel.Ujung Tanah) pelabuhan Soekarno
tikus diwilayah perimeter pelabuhan Soekarno Makassar dengan jumlah perangkap yang
Makassar maka diperoleh hasil sebagai terpasang adalah 20 (dua puluh)
berikut : perangkap,pada 12 (dua belas) lokasimaka
hasil yang diperoleh adalah 10 ekor tikus.
Tabel. 1
Hasil Pemasangan Perangkap Di wilayah PEMBAHASAN
Perimeter Pelabuhan Soekarno Hatta Berdasarkan hasil yang diperoleh
Makassar 2016 pada penelitian tingkat kepadatan tikus
Perangkap Tikus
Lokasi Terpasang Terperangkap
diwilayah perimeter dan buffer Pelabuhan
No Pemasangan (buah) (ekor) Soekarno Makassar pemasangan perangkap
masing – masing sebanyak 20 ( dua puluh )
1 Bea Cukai 5 3
perangkap pada wilayah tersebut dengan
2 Syahbandar 5 2 waktu pemasangan selama 6 (enam) hari.
3 Aspalindo 3 0 pemasangan perangkap berbeda-beda pada
4 Kejaksaan 4 1 tiap lokasi yaitu antara 1 – 5 perangkap
Makassar tergantung pada tanda-tanda keberadaan
5 Marine 3 3
tikus seperti droping, run ways, borrow, bau,
Jumlah 20 9 tikus hidup maupun ditemukannya bangka
tikus baru atau lama di tempat yang diamati.
Berdasarkan Tabel 1 dinyatakan bahwa Pada penelitian ini menunjukkan spesies dan
pada lokasi perimeter pemasangan jumlah tikus yang tertangkap di Wilayah
perangkap sebanyak 5 lokasi dengan jumlah pelabuhan Soekarno ada 3 spesies yang
perangkap yang dipasang adalah sebanyak tertangkap.
20 ( dua puluh ) perangkap.

17
Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Vol17. No 1 2017
e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

Berdasarkan hasil penelitian manajemen kebersihan lingkungan pelabuhan


observasi tingkat kepadatan tikus diwilayah yang kurang baik.
perimeter pelabuhan Soekarno Makassar Rendahnya tingkat keberhasilan
didapatkan jumlah tikus terperangkap yaitu 9 penangkapan disebabkan oleh beberapa
(sembilan ekor) dengan tingkat kepadatan faktor diantaranya perangkap kurang efektif
tikus 1 ekor. Spesies yang paling banyak karena telah digunakan berulang kali, adanya
tertangkap adalah 56 % Mus musculus, 22 % binatang ataupun serangga yang memakan
rattus novergycus dan 22 % rattus diardy di umpan pada perangkap.
wilayah Perimeter. Kondisi tersebut menunjukkan
Berdasarkan hasil yang diperoleh adanya perbedaan kepadatan tikus pada
tingkat kepadatan tikus diwilayah buffer wilayah perimeter dan buffer . Hal ini yang
(Kel.Ujung Tanah) pelabuhan SoekarnoHatta menjadikan salah satu indikator pada wilayah
Makassar dengan jumlah perangkap yang Pelabuhan Soekarno Makassar khususnya di
terpasang adalah 20 perangkap dan adapun Wilayah perimeter dan buffer statusnya
jumlah tikus tertangkap 10 ekor dengan masih sebagai daerah fokus pengendalian
jumlah kepadatan 1 ekor. Spesies yang paling kepadatan tikus, karena tikud dapat
banyak terperangkap adalah 40 % rattus menyebabkan berbagai penyakit diantaranya
Novergicus , 40% Mus musculus dan 20 % Pes,Salmonellisis, Leptospirosis, Murine
rattus diardy di wilayah buffer. typhus, Rabies, Rat-Bit Fever.
Lokasi penelitian dilakukan di wilayah Berdasarkan analisa lapangan dapat
perimeter dan buffer pelabuhan Soekarno dinyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
Hatta Makassar sebagai daerah fokus adanya temuan tikus walaupun tingkat
penelitian Hasil penangkapan menunjukkan di kepadatan tikus tersebut masih rendah yaitu
wilayah pelabuhan soekarno Hattayang paling pada wilayah perimeter 1 ekor dan buffer 1
banyak tertangkap adalah di wilayah buffer ekor, dipengaruhi faktor kesadaran
dibandingkan dengan wilayah perimeter. masyarakat serta faktor kondisi wilyah yang
Pelabuhan laut dan udara merupakan lembab, gelap, dan kurang terawat,lokasi
pintu gerbang lalu lintas orang, barang dan seperti penyimpanan peti kemas, WC, dan
alat transportasi, baik dari dalam maupun luar tempat sampah serta masih terdapatnya
negeri. Seiring dengan meningkatnya arus tumpukan barang-barang bekas yang
pariwisata, perdagangan, migrasi dan berpotensi sebagai tempat perindukan tikus
teknologi maka kemungkinan terjadinya yang menunjang tingginya tingkat kepadatan
penularan penyakit melalui transportasi tikus diwilayah perimeter dan buffer
semakin besar. Penularan penyakit dapat pelabuhan.
disebabkan oleh binatang maupun vektor Mengingat tikus adalah jenis binatang
penyakit yang terbawa oleh alat transportasi pengerat yang perkembangbiakannya sangat
maupun oleh vektor yang telah ada cepat. Tikus bisa hidup antara 3 sampai 4
dipelabuhan laut atau udara. Serangga yang tahun.Umumnya umur 1,5sampai 5 bulan,
termasuk vector penyakit antara lain nyamuk, tikus siap kawin. Seekor tikus betina bisa
lalat, pinjal, kecoa dan tungau. beranak antara 6 sampai 8 ekor dan yang
Pemasangangan perangkap pada hidup bisa 5 6 ekor. Masa kehamilan tikus
wilayah perimeter dan buffer telah berkisar ± 21 hari dan dalam 1 tahun bisa
memberikan gambaran bahwa selama 6 hari sampai 4 kali melahirkan.
(enam hari) memiliki tingkat Trap success Rattus Novergicuslebih dominan
(Keberhasilan penangkapan ) melebihi dari 48 ditemukan dari pada spesies tikus lainnya dan
% yang berarti kepadatan tikus dilokasi lebih banyak yang tertangkap di dalam rumah
tersebut termasuk masih rendah, namun pada dibandingkan luar rumah, karena Rattus
lingkungan sekitar wilayah perimeter dan Novergicus merupakan commensal rodent
buffer memiliki tingkat aktivitas yang tinggi yang berarti tikus yang mempunyai habitat di
serta merupakan wilayah yang padat pemukiman dan sudah beradaptasi dengan
penduduk yang dapat digunakan mamalia baik dengan aktivitas kehidupan manusia
menyusui untuk bersarang dan berkembang serta menggantungkan hidupnya (pakan dan
biak. tempat tinggal) pada kehidupan manusia.
Keberadaan tikus menggambarkan Keberadaan tikus dilingkungan rumah
lingkungan yang tidakterawat, kotor, kumuh, tangga adalah salah satu bukti eratnya
lembab, jumlah makanan yang hubungan tikus dengan manusia. Rattus
memadai,adanya indikasi penata laksanaan novergicus merupakan jenis tikus yang

18
Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Vol17. No 1 2017
e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

menggunakan rumah dan sekitarnya sebagai yang terinfeksi, dan kemudian menginfeksi
habitat dan terdistribusi hampir disemua menggigit manusia.
tempat, mulai dari dataran rendah sampai Pinjal tikus oriental ini terkenal
tinggi. memberikan kontribusi bagi seseorang yang
Jumlah mamalia kecil betina lebih mengalami mati hitam . Pes Secara alamiah
banyak tertangkap daripada yang jantan, yaitu penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara
10 ekor betina dan 9 ekor jantan.Tikus betina pada rodent.Bakteri pes yang ada pada tikus
lebih mudah ditangkap daripada tikus jantan. sakit dapat ditularkan ke hewan lain atau
Hal ini dikarenakan dalam kelompok, tikus manusia, apabila ada pinjal yang menghisap
betina merupakan individu pencari makan darah tikus yang mengandung kuman pes,
untuk anak-anaknya, sedangkan tikus jantan dan kuman tersebut akan dipindahkan ke
berperan sebagai penjaga sarang atau hewan lain atau manusia dengan cara melalui
wilayah teritorialnya dari serangan predator. gigitan, Murine typus, yang dipindahkan dari
Sehingga tikus betina lebih sering keluar tikus ke manusia.
sarang untuk mencari pakan dan lebih banyak Pada hasil penelitian observasi
yang masuk dalam perangkap. Jumlah tikus tingkat kepadatan ikus diwilayah perimeter
betina yang lebih tinggi ini berpotensi untuk dan buffer menunjukkan bahwa setiap lokasi
bertambahnya populasi tikus di lokasi pemasangan perangkap tikus (Trapping)
penelitian (Priyambodo 2003). dapat menangkap 1 tikus , Maka hal dapat
Seekor tikus betina bisa atau dapat menjadi penyebab infestasi pinjal pada tikus
kawin 200-500 kali dalam sekali masa subur yang tertangkap di wilayah perimeter dan
(yang lamanya 6 jam saja). Medway juga buffer pelabuhan Soekarno .
melaporkan bahwa R.Novergicus mampu Mengingat pelabuhan laut dan udara
kawin sepanjang tahun di Wilayah pelabuhan, merupakan pintu gerbang lalu lintas orang,
tetapi memiliki rata-rata jumlah anak yang barang dan alat transportasi, baik dari dalam
lebih banyak, yaitu 1-11 anak dan mencapai maupun luar negeri. Seiring dengan
kematangan seksual pada usia 3 bulan saja. meningkatnya arus
Jumlah tikus betina yang tinggi juga pariwisata, perdagangan, migrasi dan
dikarenakan angka kematian per bulan pada teknologi maka kemungkinan terjadinya
tikus jantan lebih tinggi daripada tikus betina. penularan penyakit melalui transportasi
Keberadaan tikus betina mempunyai potensi semakin besar.
untuk bertambahnya populasi tikus karena Penularan penyakit dapat disebabkan
siklus reproduksi yang cepat pada tikus oleh binatang maupun vektor penyakit yang
(Purwanto 2006). terbawa oleh alat transportasi maupun oleh
Tikus merupakan vektor penyakit pes vektor yang telah ada dipelabuhan laut atau
dan leptospirosis, Penyakit ini merupakan udara. Serangga yang termasuk vector
penyakit zoonosa terutama pada tikus dan penyakit antara lain nyamuk, lalat, pinjal,
rodent lain yang dapat ditularkan kepada kecoa dan tungau.
manusia. Pes juga merupakan penyakit yang Berdasarkan Peraturan Menteri
bersifat akut disebabkan oleh bakteri Yersinia Kesehatan No 34 tahun 2013 tentang
pestis. Pes dikenal yaitu pes bubo ditandai penyelenggaraan tindakan hapus tikus dan
dengan demam tinggi, tubuh.(Aziz M ,2011) serangga pada pelabuhan, bandar udara dan
Vektor membawa unsur penyebab pos lintas batas darat pasal 1 yaitu hapus
biologis, yang mengalami perubahan atau tikus adalah prosedur untuk memberantas
berkembang biak dalam tubuh vektor sebelum atau membunuhtikus yang terdapat pada
dipindahkan ke pejamu potensial. Vektor yang bagasi, kargo, peti kemas, ruangan, barang,
diambil dalam pembahasan ini adalah pinjal dan paket pos pada alat angkut di pelabuhan,
atau dikenal dengan kutu loncat (fleas) yang bandar udara, dan poslintas batas darat,
terdapat pada tikus (Fanny Oktavia,dkk 2014). hapus serangga adalah tindakan untuk
Pinjal dari tikus merupakan salah satu mengendalikan atau membunuh serangga
parasit yang pada umumnya banyak dijumpai penular penyakit yang terdapat pada bagasi,
pada tikus,kucing atau anjing. Pinjal tikus kargo, peti kemas, ruangan, barang, dan
oriental (Xenopsylla cheopis) merupakan paket pos pada alat angkut di pelabuhan,
parasit dari hewan pengerat, terutama dari bandar udara, dan pos lintas batas darat,
genus Rattus, dan merupakan dasar vektor penyelenggara adalah badan usaha yang
untuk penyakit pes dan murine tifus. Hal ini bergerak di bidang penyehatan lingkungan.
terjadi ketika pinjal menggigit hewan pengerat

19
Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Vol17. No 1 2017
e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

Kondisi tersebut perlu diperhatikan penyebaran penyakit tular rodensia dan


karena wilayah pelabuhan merupakan penyakit tular vektor berkaitan dengan
kawasan padat aktivitas dan merupakan pintu kepadatan tikus dan ektoparasitnya (Hanang
perhubungan laut kewilayah sekitar serta 2011)
Meningkatnya arus transportasi barang dan KESIMPULAN
penumpang melalui pelabuhan laut perlu a. Jumlah tikus terperangkap pada wilayah
diwaspadai terhadap penularan penyakit tular perimeter sebanyak 9 ekor ( nilai
rodensia di pelabuhan. Oleh karena itu kepadatan tikus 1 ) sedangkan
diperlukan upaya pencegahan keluar padawilayah buffer yaitu 10 ekor tikus
masuknya penyakit karantina dipelabuhan terperangkap ( nilai kepadatan
mutlak dilaksanakan dengan berbagai upaya, kepadatan tikus 1 ) .
antara lainmencegah infestasi tikus di b. Jenis tikus yang terperangkap pada
pelabuhan dengan cara memberantastikus, Pelabuhan Soekarno Makassar di
membuat seluruh instalasi di pelabuhan atau wilayah perimeter dan buffer yaitu Mus
bandara bebastikus (Yudi Cahyo P, 2015) musculus, rattus novergycus dan rattus
diardy.
Upaya pengendalian lain yang
diperlukan yaitucara fisik pengendalian tikus SARAN
secara fisik dilakukan dengan cara a. Untuk instansi terkait perlu dilakukan
pemasangan perangkap. cara mekanis pengendalian secara intensif agar tidak
melakukan upaya goropyokan, yaitu memburu menjadi perindukan tikus sehingga dapat
tikus dengan menghancurkan atau terputus mata rantai penyakit karantina
membongkar sarang-sarang tikus yang pada wilayah pelabuhan laut.
penataan lingkungan dan wilayah secara b. Perlu ditingkatkannya kesadaran
terpadu untuk meminimalisir kepadatan tikus masyarakat mengenai kebersihan
ditempat perindukan tikus serta memberikan lingkungan.
penyuluhan kepada masyarakat yang c. Untuk peneliti selanjutnya agar
termasuk dalam wilayah kerja kantor menggunakan perangkap yang baru
kesehatan pelabuhan yaitu wilayah buffer sehingga hasil penangkapan tikus lebih
mengenai waspada terhadap kemungkinan efektif dan hasil yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Dirjen PP dan PL.2009.Pengendalian Risiko Lingkungan ( Standar Operasional Prosedur )
Ramlan, Efektifitas Variasi Perangkap Dalam Pengendalian Tikus Di Pelabuhan Laut Makassar
Ujung pandang, Akademi Penilik Kesehatan Depkes Ujungpandang, 1996.
Republik Indonesia, Undang – Undang no. 1 Tentang Karantina Laut. Jakarta, Depkes RI,1962
(On Line) (http://www.scribd.com. diakses 14 mei 2010).
Salvato,F.A.1992 Environmental Engineering and Sanitation, Second Edition, willey
Interscience. A Division of John Willey and son. Inc. New York.
Perturan pemerintah 73_PMK No. 34 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Tindakan Hapus
Tikus dan Hapus Serangga Pada Alat Angkut Laut di Pelabuhan , Bandar Udara,
dan Pos Lintas Batas Darat.
Priyotmo, Yudhi Cahyo.2015.Study Kepadatan Tikus dan Ektoparasit di Daerah Perimeter dan
buffer pelabuhan Laut Cilacap. 25010112150043 (2015 - Skripsi)
WHO, Manual Kantor Kesehatan Pelabuhan, Dit. Epidemologi dan Karantina, Dit, Jen. P3M,
Depkes RI.
WHO, 1972. Vector Control in International Health. Geneva,.

20

Das könnte Ihnen auch gefallen