Sie sind auf Seite 1von 11

GAMBAR WAYANG

KARYA SURIPNO
Disusun Guna Memenuhi Tugas Bahasa Jawa
Guru Siti Khoiriyah

Disusun Oleh :
Nama : Ilmi Nur Karimah
Kelas :

SMP DARUL FIKR ANDONG


TAHUN AJARAN 2018/2019
Batara Wisnu

Sang hyang wisnu adalah seorang dewa yang pernah menjelma menjadi raja di muka bumi
sebagai manusia biasa yang bertahta di purwacarita dan memiliki gelar sri maharaja
budakresana. Ketika dewa ini lahir, bumi terasa bergetar, sampai sampai betara guru pun
jatuh terpelanting. Beranjak dewasa, bathara wisnu memiliki 3 istri yaitu dewi setyabama,
putri hyang pancaresi, dan hyang wisnu bisa tiwikrama, menjadi raksasa yang sangat besar
dan memiiki senjata cakra yang sangat sakti.
Sang hyang wisnu digambarkan sebagai seorang yang bermata jaitan, bermuka agak
dongkak, berhidung mancung, bergaruda membelakang dan bersunting waderan. Bathara
wisnu memiliki sifat yang tegas, ikhlas, pemaaf, tanpa pamrih dan dapat memberi semua
kehidupan kepada mahluknya
Batara surya

Bathara surya merupakan putra dari semar (Batara Ismaya) yang bertempat tinggal di
Kahyangan Ekacakra bersama kedua istrinya yang seorang bidadari kakak beradik dengan
nama Dewi Ngruna dan Dewi Ngnini. Batara surya juga dewa yang menguasai gerak
matahari, makanya sering diebut juga sebagai Dewa Matahari.
Penyebab lahirnya batar surya dalam lakonnya adalah salah satu dewa yang menurunkan
raden syaputra dengan ibunya yaitu sang dewi kunti. Bathara surya juga memiliki anda yang
bernama Prabu Karna atau sering dipanggil Raden Surya Putra dari perkawinannya dengan
dewi kunti saat dia turun ke Bumi. Pada dasarnya Dewi Kunti memiliki 6 anak, namun tidak
mengikuti sang ibu karena ikut berpartisipasi membela Kurawa dalam perang Bharatayuda.
Bathara surya juga memiliki kereta yang ditarik oleh 7 kuda, dengan pengemudinya bernama
Aruna. Bathara Surya memiliki watak welas asih, tenang dan tidak suka marah.
Yudishtira

Yudishtira atau memiliki nama kecil punta Dewa merupakan putra dari seorang Prabu Pandu
dan Dewi Kunti. Yudistira adalah seorang Raja yang memerintah di Kerajaan Kuru, dan
pusat pemerintahannya berada di Hastinapura. Yudistira juga yang paling tua di antara 4
pandawa lainnya yaitu Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Dalam tradisi Pewayangan, ia
diberi julukan Puntadewa dan gelar Pranu.
Selain memiliki nama kecil Punta Dewa, Yudishtira juga mempunyai nama lainnya taitu
Bharata, Ajatasatru, Kurunandana dan lai sebagainya. Ia juga berasal dari Dinasti Candra dan
bersenjatakan Tombak. Memiliki sifat jujur, adil, taat agama, mudah memaafkan, bijaksana,
tidak pernah berdusta dan tidak memiliki musuh satupun.
Werkudara

Anggota dari pandawa 5 ini memiliki julukan Werkudara atau Werkodara, artinya gemar
makan. memiliki nama kecil Bima dan anak dari perkawinan Prabu Pandu dan Dewi Kunti.
Jika dalam bahasa Sangsakerta, nama Bima memiliki arti mengerikan. Dia merupakan
seorang Pandawa yang kuat, memiliki lengan yang panjang, tubuh yang tinggi dan memiliki
wajah paling gagah dan sangar dibanding 4 pandawa lainnya. walaupun terbilang
menyermakan ditambah membawa senjata bernama Gada, namun memiliki hati yang baik
tidak seperti kelihatannya.
Bima juga sangat dibutuhkan terutama kemahirannya dalam berperang agar mereka bisa
memenangkan peperangan dalam pertempuran akbar di Khurukseta. Perlu anda ketahui,
Gatot Kaca merupakan anak dari Werkudar dari Ras Rakhsasa. selain Gatotkaca, Bima juga
memiliki 2 anak lainnya bernama Antareja dan Antasena dalam pewayangan Jawa. Bima
memiliki watak Jujur, tabah, patuh, setia, berani dan kuat.
Arjuna

Arjuna memiliki nama kecil Permadi, anak bungsu dari seorang Prabu Pandu dan Dewi
Kunti. Jika dalam bahasa Sangsakerta, nama Arjuna berarti yang Bercahaya. Penjelmaan dari
Dewa Indra atau sering disebut Dewo Indra. memiliki kemahriran ilmu memanah dan sudah
di anggap oleh Drona. selain nama Permadi, Arjuna juga memiliki nama panggilan yang
lainnya yaitu Dhannjaya, Kirti, Partha. Arjuna memiliki sifat atau watak yang pendiam, sopan
santu, lemah lembut, teliti, berani, cerdik dan mampu melindung yang lemah. busur panahnya
yang terkenal bernama busur Pasopati.
Nakula dan Sadewa

Nakula dan Sadewa merupakan putra kembar dari Prabu Pandu dan Dwi Mardim. Nakula
bisa dibilang jelmaan dari Dewa kembar bernama Aswin, yang sering dikenal sebagai dewa
Pengonatan. Namun, orang tua Nakula dan Sadewa meninggal sehingga mereka di Asuh oleh
Dewi Kunti, Istri Pandu yang lainnya. Nakula merupakan Kesatria yang ahli dalam bermain
pedang, sedangka Sadewa ahli dalam ilmu Astronomi. Nakula dan Sadewa memiliki watak
yang sama yaitu jujur, setia, taat dan patuh terhadap orang tuanya.
Semar

Semar memiliki watak mengasihi sesam, rendah hati, tidak lupa diri karena kelebihan yang
ada pada dirinya. Sehingga, watak Semar patut di contoh dan diterapkan di kehidupan.
Gareng

Gareng memiliki watak tidak suka mengambil hak orang lain, berhti hati dalam melangkah,
selalu mengeluarkan aura yang positif, dan selalu ceria dan gembira.
Petruk

Petruk merupakan tokoh pewayangan paling beda dengan yang lain karna memiliki watak
humoris, pandai berbicara, menarik perhatian, bermuka manis dan nakal. Petruk juga salah
satu Tokoh Pewayangan paling digemari karena memiliki watak seperti yang sudah tertera di
atas.
Bagong

Bagong adalah tokoh pewayangan yang humoris dan suka bertingkah bodoh kepada
temannya, dengan sedikit agak lancang. Namun dibalik itu, bagong merupakan tokoh yang
menyenangkan, sederhana dan tidak kagum pada kehidupan.

Das könnte Ihnen auch gefallen