Sie sind auf Seite 1von 7

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Profil psoriasis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D.


Kandou Manado periode Januari 2013 – Desember 2015

1
Michelle P. Boham
2
Pieter L. Suling
2
Herry E. J. Pandaleke

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
2
Bagian/SMF Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email: bohamichelle@gmail.com

Abstract: Psoriasis is a skin disease that belongs to erythrosquamous dermatosis,


characterized by erythema and scaling. Psoriasis are usually localized on the elbows, knees,
and scalp, however, it can spread to almost all areas of the body. Its causes are still not
known for certain but it is suspected that this disease is related to genetic, immunological,
and environmental factors. This study was aimed to obtain the profile of psoriasis in the
Dermatovenereology Clinic of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from January 2013
to December 2015. This was a retrospective descriptive study using the medical record data.
The results showed that of 3573 new cases of skin diseases, 188 were classified as psoriasis
(5.26%). The majority of psoriasis cases were males (57.98%), aged 45-64 years (50.53%),
occupation as housewife (16.48%), and diagnosed as psoriasis vulgaris (80.85%). Psoriasis
typically found in the head, body, and extremities was found in 73.94% of cases. The most
common type of treatment was a combination of topical corticosteroid and oral antihistamine
(68.62%).
Keywords: psoriasis, erythrosquamous dermatosis

Abstrak: Psoriasis merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang termasuk dalam golongan
dermatosis eritroskuamosa, ditandai dengan adanya eritema dan skuama. Letak psoriasis
dapat terlokalisir, misalnya pada siku, lutut, kulit kepala, atau menyerang hampir 100% luas
tubuhnya. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun diduga penyakit ini di[engaruhi
oleh faktor genetik, imunologik, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
profil psoriasis di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013 – Desember
2015. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik. Hasil
penelitian menunjukkan dari 3573 kunjungan baru penyakit kulit, terdapat 188 kasus baru
psoriasis (5,26%). Mayoritas kasus ialah laki-laki (57,98%), usia 45-64 tahun (50,53%),
pekerjaan tersering ibu rumah tangga (16,48%), dan diagnosis sebagai psoriasis vulgaris
(80,85%). Psoriasis paling banyak mengenai kepala, badan, dan ekstremitas (73,94%).
Terapi yang paling sering digunakan ialah kombinasi kortikosteroid topikal dan antihistamin
oral (68,62%).
Kata kunci: psoriasis, dermatosis eritroskuamosa

Psoriasis adalah peradangan kulit yang lutut, tangan, kaki, badan, dan kuku.1
bersifat kronik dengan karakteristik berupa Secara klinis psoriasis tidak menyebabkan
plak eritematosa berbatas tegas, skuama kematian dan tidak menular, tetapi
kasar, berlapis, dan berwarna putih perasaan malu terhadap penampilannya,
keperakan terutama pada kulit kepala, siku, seperti lesi yang timbul hampir di seluruh
Boham, Suling, Pandelake: Profil psoriasis di...

bagian tubuh membawa dampak negatif Psoriasis dijumpai di seluruh dunia


terhadap kualitas hidup penderitanya.2 dengan prevalensi yang berbeda-beda
Penyakit ini memiliki komponen dipengaruhi oleh ras, geografi, dan
genetik yang kuat, faktor imunologik, dan lingkungan. Tingginya kejadian psoriasis
faktor lingkungan seperti infeksi; juga telah dilaporkan terdapat di Pulau Faroe
dapat berperan penting dalam presentasi sekitar 2,8% dari populasi, sedangkan di
penyakit. Pada tahun 2003 dikenal IL-17 Amerika Serikat terjadi sekitar 2,2%-2,6%
yang dihasilkan oleh Th-17. Interleukin-23 dari populasi. Insidens di Asia cenderung
adalah sitokin yang dihasilkan sel rendah (0,4%), dan psoriasis tidak
dendritik, bersifat heterodimer yang terdiri ditemukan pada suku Indian (Amerika
atas p40 dan p19, p40 juga merupakan Selatan).1
bagian dari IL-12. Sitokin IL-17A, IL-17F, Hasil penelitian yang dilakukan oleh
IL-22, IL-21, dan TNF-α ialah mediator Kurniasari et al.10 di RSUP Dr. Kariadi
turunan Th-17. Telah dibuktikan IL-17A Semarang pada tahun 2007-2011 terdapat
mampu meningkatkan ekspresi keratin 17 210 kasus psoriasis (1,4%) dari 14.618
yang merupakan karakteristik psoriasis. pasien dengan jenis psoriasis vulgaris yang
Injeksi intradermal IL-23 dan IL-21 pada paling dominan. Penelitian yang dilakukan
mencit memicu proliferasi keratinosit dan oleh Moningka di Poliklinik Kulit dan
menghasilkan gambaran hiperplasia Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
epidermis yang merupakan ciri khas Manado periode Januari-Desember 2012
psoriasis, IL-22 dan IL-17A seperti juga mendapatkan jumlah kasus psoriasis
kemokin CCR6 dapat menstimulasi sebesar 48 (1,21%) dari 4023 kasus,
timbulnya peradangan psoriasis.3,4-6 dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 27
Mediator dalam peristiwa interaksi orang (56,25%) dan perempuan sebanyak
imunologik yang menentukan gambaran 21 orang (43,75%).11 Kejadian psoriasis
klinis psoriasis antara lain: GMCSF, EGF, umumnya sama pada laki-laki dan
IL-1, IL-6, IL-8, IL-12, IL-17, IL-23, dan perempuan.1
TNF-α. Interleukin-17 dan IL-23 berperan Penelitian mengenai psoriasis di
utama dalam patogenesis psoriasis.7 Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Prof.
Bentuk klasik dari lesi psoriasis ialah Dr. R. D. Kandou Manado belum pernah
berbatas tegas, eritemopapuloskuamosa diperbaharui lagi sejak tahun 2012. Hal
dengan skuama berlapis, transparan, warna inilah yang memotivasi peneliti untuk
putih seperti perak (mika), dan bagian melakukan penelitian mengenai profil
tengah lebih melekat dibandingkan bagian psoriasis di Poliklinik Kulit dan Kelamin
tepi. Jika skuama dilepas tampak bintik- RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
bintik perdarahan (dikenal sebagai periode Januari 2013 – Desember 2015.
tanda Auspitz).1
Fenomena Koebner merupakan tanda METODE PENELITIAN
khusus pada psoriasis, biasanya terjadi 7-14 Penelitian ini dilakukan secara
hari setelah terjadinya luka. Setidaknya deskriptif retrospektif dengan melihat data
25% dari pasien memiliki riwayat trauma dari catatan rekam medik pasien di instalasi
yang berhubungan dengan fenomena ini.1,8 rekam medik dan buku register di
Fenomena Koebner dapat membantu Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Prof.
menegakkan diagnosis pada psoriasis DR. R. D. Kandou Manado. Populasi dari
walaupun fenomena ini tidak spesifik.1 penelitian ini ialah semua kasus baru yang
Diagnosis psoriasis didasarkan pada terdaftar dengan penyakit kulit di instalasi
gambaran klinis berupa papul dan plak rekam medik dan melakukan pengobatan di
eritematosa khas dengan skuama tebal Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Prof.
berwarna perak. Biopsi kulit dilakukan DR. R. D. Kandou Manado periode Januari
untuk membedakan penyakit ini dari 2013-Desember 2015. Sampel penelitian
penyakit papuloskuamosa lainnya.9 ialah semua kasus baru psoriasis yang
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

terdaftar di instalasi rekam medik dan Pasien psoriasis terbanyak pada


melakukan pengobatan psoriasis di golongan usia 45-64 tahun yaitu 95 orang
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Prof. (50,53%) dan terendah pada golongan usia
DR. R. D. Kandou Manado periode Januari <1 tahun yaitu 2 orang (1,06%) (Tabel 3).
2013 – Desember 2015.
Tabel 3. Distribusi jumlah pasien psoriasis
HASIL PENELITIAN menurut usia di Poliklinik Kulit dan Kelamin
Berdasarkan penelitian mengenai RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode
psoriasis yang dilakukan secara deskriptif Januari 2013-Desember 2015
retrospektif dengan mengambil data dari Usia (tahun) Jumlah kasus %
rekam medis pasien dan buku register di <1 2 1,06
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Prof. 1-4 0 0
DR. R. D. Kandou Manado, didapatkan 5-14 3 1,59
188 kasus baru psoriasis dari 3573 15-24 20 10,64
kunjungan baru penyakit kulit di Poliklinik 25-44 47 25,00
45-64 95 50,53
Kulit dan Kelamin RSUP. Prof. DR. R. D.
≥65 21 11,18
Kandou Manado periode Januari 2013- Total 188 100
Desember 2015.
Jumlah kasus baru psoriasis tertinggi
Pasien psoriasis terbanyak terdapat
terjadi di tahun 2015 (6,56%) dan terendah
pada ibu rumah tangga (IRT) yaitu 31
di tahun 2013 (3,77%) (Tabel 1). Laki-laki
orang (16,48%) dan terendah pada Tentara
sebanyak 109 orang (57,98%) lebih banyak
Nasional Indonesia (TNI), nelayan, dan
menderita psoriasis daripada perempuan
pegawai Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebanyak 79 orang (42,02%) (Tabel 2).
masing-masing 1 orang (0,53%) (Tabel 4).
Tabel 1. Distribusi jumlah pasien psoriasis
Tabel 4. Distribusi jumlah pasien psoriasis
menurut jumlah kasus per tahun di Poliklinik
menurut pekerjaan di Poliklinik Kulit dan
Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D.
Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Kandou Manado periode Januari 2013-
Manado periode Januari 2013-Desember 2015
Desember 2015
Jumlah Pekerjaan Jumlah kasus %
Jumlah Pelajar 15 7,98
kunjungan
Tahun penderita %
penyakit Guru 3 1,59
psoriasis
kulit PNS 27 14,37
2013 1457 55 3,77 TNI 1 0,53
2014 1232 75 6,09 IRT 31 16,48
2015 884 58 6,56 Swasta 28 14,90
Total 3573 188 5,26 Wiraswasta 11 5,85
Buruh 3 1,59
Tabel 2. Distribusi jumlah pasien psoriasis
menurut jenis kelamin di Poliklinik Kulit dan Sopir 2 1,06
Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Petani 16 8,51
Manado periode Januari 2013-Desember 2015 Nelayan 1 0,53
Jenis kelamin Jumlah kasus % Pensiunan 21 11,18
Laki – laki 109 57,98 Pegawai PLN 1 0,53
Perempuan 79 42,02 Tidak bekerja 2 1,06
Total 188 100 Tidak diketahui 26 13,84
Total 188 100
Boham, Suling, Pandelake: Profil psoriasis di...

Diagnosis terbanyak ialah psoriasis antibiotik topikal+ antimikotik topikal+


vulgaris 152 orang (80,85%) dan terendah antihistamin oral masing-masing sebanyak
eritoderma+psoriasis vulgaris 3 orang 1 orang (0,53%).
(1,59%).
Tabel 7. Distribusi jumlah pasien psoriasis
Tabel 5. Distribusi jumlah pasien psoriasis menurut terapi di Poliklinik Kulit dan Kelamin
menurut jenis psoriasis di Poliklinik Kulit dan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode
Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Januari 2013-Desember 2015
Manado periode Januari 2013-Desember 2015
Jumlah
Jenis psoriasis Jumlah % Terapi %
kasus
kasus KS. topikal 6 3,20
P. vulgaris 152 80,85
P. gutata 21 11,18 Fototerapi 0 0
P. pustulosa 4 2,13 Sistemik 0 0
Sebopsoriasis 8 4,25 Agen biologik 0 0
Eritoderma+p.vulgaris 3 1,59 Kombinasi
P. inversa 0 0 KS.topikal+antibiotik
P. kuku 0 0 1 0,53
topikal
P. artritis 0 0 KS.topikal+antimikotik
Total 188 100 3 1,59
topikal
KS.topikal+antihistamin
Psoriasis paling banyak mengenai 129 68,62
oral
kepala+badan+ekstremitas yaitu 139 orang KS.topikal+antibiotik
(73,94%) dan paling sedikit mengenai topikal+ antimikotik 1 0,53
badan yaitu 6 orang (3,20%). topikal+antihistamin oral
KS.topikal+antibiotik
18 9,58
Tabel 6. Distribusi jumlah pasien psoriasis topikal+antihistamin oral
menurut tempat predileksi di Poliklinik Kulit KS.topikal+antimikotik
20 10,64
dan Kelamin RSUP. Prof. DR. R. D. Kandou topikal+antihistamin oral
Manado periode Januari 2013 – Desember KS.topikal+antihistamin
6 3,20
2015. oral+emolien
KS.topikal+antihistamin
4 2,13
Jumlah oral+MTX sistemik
Tempat predileksi % Total 188 100
kasus
Kepala 8 4,25
Badan 6 3,20
BAHASAN
Tabel 1 menunjukkan bahwa insidensi
Ekstremitas 7 3,72
psoriasis meningkat yaitu dari 3,77% di
Kombinasi tahun 2013, menjadi 6,09% di tahun 2014,
Kepala+badan+ekstremitas 139 73,94 dan di tahun 2015 meningkat menjadi
Kepala+badan 8 4,25 6,56%. Hal ini diduga karena masyarakat
Kepala+ekstremitas 8 4,25 sudah lebih memperhatikan kesehatan
Badan+ekstremitas 12 6,39 mereka sehingga masyarakat sadar untuk
Total 188 100 memeriksakan diri. Selain itu berdasarkan
SKDI psoriasis termasuk dalam kompetensi
Terapi yang paling sering digunakan 3A, sehingga fasilitas kesehatan tingkat 1
ialah terapi kombinasi kortikosteroid hanya memberikan penanganan awal,
topikal+anthistamin oral yaitu sebanyak kemudian pasien psoriasis disarankan
129 orang (68,62%) sedangkan terapi yang untuk dirujuk di tingkat lebih lanjut.
paling sedikit digunakan ialah kombinasi Rumah Sakit Umum Pusat Prof. DR. R. D.
kortikosteroid topikal+antibiotik topikal Kandou Manado, merupakan rumah sakit
dan kombinasi kortikosteroid topikal+ rujukan tipe A yang menerima rujukan dari
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

fasilitas kesehatan tingkat 1, dengan terjadinya psoriasis. Selain itu faktor stress
demikian persentase psoriasis meningkat di pada IRT juga dapat menjadi faktor
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. pencetus terjadinya psoriasis.12,13 Pada
Berdasarkan distribusi jumlah pasien penelitian ini juga terdapat 2 orang (1,06%)
psoriasis menurut jenis kelamin (Tabel 2), yang tidak bekerja, karena masih tergolong
didapatkan laki-laki (57,98%) lebih banyak bayi. Selain itu dalam penelitian ini
menderita psoriasis daripada perempuan terdapat pekerjaan lainnya seperti, PNS,
(42,02%). Hasil ini sejalan dengan swasta, dan wiraswasta, namun dalam
penelitian yang dilakukan oleh Moningka11 rekam medik tidak tercatat secara spesifik
di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode sehari-harinya sehingga peneliti menggo-
Januari-Desember 2012 yang mendapatkan longkannya sesuai dengan yang tercatat
laki-laki (56,25%) lebih banyak menderita dalam rekam medik.
psoriasis daripada perempuan (43,75%). Berdasarkan distribusi jumlah pasien
Jumlah penderita laki-laki lebih banyak psoriasis menurut jenis psoriasis yang
dari penderita perempuan dapat disebabkan tercantum pada Tabel 5, diagnosis
karena laki-laki lebih sering terpapar faktor terbanyak ialah psoriasis vulgaris (80,85%)
pencetus karena aktivitas fisiknya. Faktor dan terendah eritoderma+psoriasis vulgaris
pencetus eksternal yang dapat menyebab- (1,59%). Hal ini sesuai dengan hasil
kan terjadinya psoriasis salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari
trauma, sedangkan faktor internal seperti et al.10 di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada
stres psikologis juga dapat menyebabkan tahun 2007-2011 yaitu psoriasis vulgaris
terjadinya psoriasis.12,13 yang paling dominan.10 Hasil yang serupa
Pada Tabel 3 dapat dilihat distribusi juga didapatkan pada tahun 2012 oleh
jumlah pasien psoriasis menurut usia Moningka11 di Poliklinik Kulit dan
terbanyak pada golongan usia 45-64 tahun Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
(50,53%) dan terendah pada golongan usia Manado yaitu bahwa psoriasis vulgaris
<1 tahun (1,06%). Hasil ini sesuai dengan yang paling sering diderita (58,33%).11
kepustakaan yang menyatakan bahwa Psoriasis vulgaris sering dikaitkan dengan
psoriasis dapat mengenai semua usia dan trauma pada kulit dan stres.12,13 Trauma dan
telah dilaporkan terjadi saat lahir dan pada stres ini diduga berasal dari pekerjaan
orang berusia lanjut.14 Pada penelitian ini, sehari-hari pasien sehingga menyebabkan
diduga faktor psikis, seperti stres yang tingginya insidensi psoriasis vulgaris.
menyebabkan terjadinya psoriasis pada Distribusi jumlah pasien psoriasis
golongan umur 45-64 tahun. menurut tempat predileksi psoriasis,
Tabel 4 menunjukkan distribusi jumlah menunjukkan bahwa psoriasis paling
pasien psoriasis menurut pekerjaan, banyak mengenai kombinasi antara,
didapatkan bahwa pasien psoriasis kepala+badan+ekstremitas (73,94%) dan
terbanyak pada IRT (16,48%) dan terendah paling sedikit mengenai badan yaitu
ada pada TNI, nelayan, dan pegawai PLN (3,20%) (Tabel 6). Hal ini didukung
(masing-masing 0,53%). Kasus terbanyak dengan beberapa acuan pustaka yang
pada IRT dapat terjadi karena kontak menyatakan bahwa psoriasis umumnya
dengan bahan iritan yang berlebihan ketika terletak pada kulit kepala, siku, lutut,
menggunakan alat pembersih rumah tangan, kaki, badan, dan kuku, atau
tangga. Hal ini diduga dapat menyebabkan menyerang daerah yang mudah terkena
infeksi pada kulit dan gatal sehingga trauma.1,3 Pada penelitian ini didapatkan
penderita menggaruk kulit secara psoriasis awalnya timbul di bagian yang
berlebihan sampai terjadi trauma yang sering terkena trauma seperti siku, tangan
merupakan salah satu faktor risiko (ekstremitas atas), lutut dan kaki
Boham, Suling, Pandelake: Profil psoriasis di...

(ekstremitas bawah), serta kulit kepala. penelitian ini diduga untuk mencegah
Setelah terjadinya trauma, bagian yang kekeringan kulit yang dapat memperburuk
terkena trauma tidak kunjung sembuh, kerusakan kulit. Pada penelitian ini tidak
bahkan sebaliknya psoriasis semakin didapatkan penggunaan agen biologik,
memburuk dan menyebar ke seluruh bagian selain karena harganya yang mahal, obat ini
tubuh. Pada fase inilah penderita baru juga bersifat imunosupresif dan keamanan
datang berobat ke dokter karena dari segi jangka panjangnya masih harus dievaluasi.1
kosmetik dan rasa gatal yang timbul mulai Penggunaan fototerapi tidak ditemukan
mengganggu aktivitas penderita. dalam penelitian ini; hal ini terjadi karena
Data yang diperoleh pada Tabel 7 belum tersedianya alat fototerapi di
menunjukkan distribusi jumlah pasien Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Prof.
psoriasis menurut terapi yang paling Dr. R. D. Kandou Manado.
banyak digunakan. Pada tabel ini dapat
dilihat kombinasi kortikosteroid topikal+ SIMPULAN
anthistamin oral merupakan terapi yang Berdasarkan hasil penelitian ini,
paling banyak digunakan (68,62%), didapatkan terjadi peningkatan insidensi
sedangkan terapi yang paling sedikit psoriasis di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
digunakan ialah kombinasi kortikosteroid Manado pada tahun 2015. Penelitian ini
topikal+antibiotik topikal dan kombinasi menunjukkan Mayoritas pasien ialah laki-
kortikosteroid topikal+antibiotik topikal+ laki lebih banyak menderita psoriasis
antimikotik topikal+antihistamin oral daripada perempuan, golongan usia 45-64
(masing-masing 0,53%). Menurut beberapa tahun, ibu rumah tangga, dan didiagnosis
acuan pustaka, kortikosteroid topikal psoriasis vulgaris. Penyakit ini paling
bekerja sebagai antiinflamasi, antiproli- sering menyerang kepala+ badan+
ferasi, dan vasokonstriktor masih banyak ekstremitas dan kortikosteroid topikal
digunakan dalam pengobatan psoriasis +anthistamin oral merupakan terapi yang
secara tunggal atau kombinasi.1,3,15 paling sering digunakan.
Pada penelitian ini kortikosteroid
topikal sering dikombinasikan dengan SARAN
antihistamin oral; hal ini diduga untuk Penyimpanan berkas rekam medik
mengurangi rasa gatal yang sering serta kelengkapan data rekam medik harus
dikeluhkan pasien. Kombinasi kortiko- diperhatikan agar memberikan informasi
steroid topikal+antibiotik topikal diberikan yang akurat.
jika terdapat luka. Pemberian antibiotik ini Perlu dilakukan evaluasi secara
diduga untuk mencegah pertumbuhan berkala mengenai kejadian psoriasis
bakteri di daerah luka, terutama bakteri mengingat insidensi yang meningkat.
Gram positif seperti streptokokus, dimana
infeksi streptokokus merupakan salah satu DAFTAR PUSTAKA
faktor pencetus terjadinya psoriasis.12,13 1. Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis. In:
Pemberian kortikosteroid topikal+ anti- Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
mikotik topikal biasanya diberikan jika Paller AS, Leffel DJ, Wolff K, editors.
psoriasis terdapat di daerah lembab seperti Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine (8th ed). New York: McGraw
kepala dan daerah lipatan, antimikotik ini
Hill, 2012; p. 197- 231.
diduga untuk mencegah infeksi jamur pada
2. Bhosle MJ, Kulkarni A, Feldman SR,
daerah yang rentan terhadap infeksinya. Balkrishnan R. Quality of life in
Pada penelitian ini, kombinasi dengan patients with psoriasis. BioMed
MTX sistemik biasanya diberikan pada Central. 2006;4:1-7.
pasien yang menderita psoriasis berat. Oleh 3. Jacoeb T. Psoriasis. In: Menaldi SL, Bramono
karena obat ini bersifat imunosupresif maka K, Indriatmi W, penyunting. Ilmu
dibutuhkan pemantauan ketat terhadap Penyakit Kulit dan Kelamin (7th ed).
penggunaannya. Pemberian emolien dalam Jakarta: FKUI, 2015; p. 213-21.
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

4. Di Nuzzo S, Feliciani C, Cortelazzi C, Dr. Kariadi Semarang [Karya tulis


Fabrizi G, Pagliarello C. ilmiah sarjana kedokteran]. Semarang:
Immunopathogenesis of psoriasis: Fakultas Kedokteran Universitas
emphasis on the role of Th17 cells. Diponegoro; 2012.
International Trends in Immunity. 11. Moningka A. Profil psoriasis vulgaris di
2014;2:111-15. poliklinik kulit dan kelamin RSUP.
5. Murphy G. Kulit. In: Kumar V, Cotran RS, Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Robbins SL, penyunting. Buku Ajar periode Januari-Desember 2012 [Karya
Patologi Vol. 2 (7th ed). Jakarta: EGC, tulis ilmiah sarjana kedokteran].
2007; p. 886-7. Manado: Fakultas Kedokteran
6. Diani M, Altomare G, Reali E. T helper cell Universitas Sam Ratulangi; 2015.
subsets in clinical manifestations of 12. Sanchez APG. Immunopathogenesis of
psoriasis. J Immunol Res. 2016;16:1-7. psoriasis. An Bras Dermatol.
7. Keaney TC, Kirsner RS. New insights into 2010;85:747-9.
the mechanism of narrow-band UVB 13. Keller JJ, Lin HC. The effects of chronic
therapy for psoriasis. J Invest Dermatol. periodontitis and its treatment on the
2010;130:2534. subsequent risk of psoriasis. Br J
8. Ely JW, Stone MS. The generalized rash: part Dermatol. 2012;167:1338-44.
II diagnostic approach. Am Fam 14. McDonald I, Connolly M, Tobin AM. A
Physician. 2010;81:735-39. review of psoriasis: a known risk factor
9. Goodheart, Herbert P. Diagnosis Fotografik for cardiovascular disease and its
dan Penatalaksanaan Penyakit Kulit impact on folate homocysteine
(3rd ed). Jakarta: EGC, 2013; p. 102- metabolism. J Nutr Metab. 2012;12:1-
13. 5.
10. Kurniasari I, Yasmin I, Muslimin, 15. Weller R, Hunter J, Savin J, Dahl M.
Kabulrachman. Karakteristik psoriasis Clinical Dermatology (4th ed). Malden:
di poliklinik kulit dan kelamin RSUP Blackwell Pub, 2008; p. 54-70.

Das könnte Ihnen auch gefallen