Sie sind auf Seite 1von 14

MAKALAH SITOHISTOTEKNOLOGI

“MIKROTOM”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Nama Anggota :1. Amalia Kris Monica (PO.71.34.0.17.042)

2. Dhea Anisya Zannah (PO.71.34.0.17.048)

3. Dinda Rizqa Rachma Amanda (PO.71.34.0.17.050)

4. I Gede Budi Kusuma (PO.71.34.0.17.056)

5. Muftia Pancarani (PO.71.34.0.17.063)

6. Sania Permata Sari (PO.71.34.0.17.074)

Dosen Pembimbing : Sri Hartini Harianja, SST, M.kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
Sitohistoteknologi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dari beberapa sumber, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga Tugas
Sitohistoteknologi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palembang, November 2018

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i


Daftar Isi ....................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Makalah ............................................................................................................. 2
BAB II Pembahasan ................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Mikrotom ....................................................................................................... 3
2.2 Jenis Mikrotom ................................................................................................................ 4
2.3 Teknik Pemotongan ......................................................................................................... 6
2.4 Penggunaan, dan Pemeliharaan Mikrotom ...................................................................... 8
BAB III Penutup ...................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 10
3.2 Saran .............................................................................................................................. 10
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 11

ii
Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Mikroteknik merupakan ilmu kajian yang banyak digunakan dalam bidang
pendidikan, kesehatan dan penelitian. Masing- masing bidang memiliki peranan sesuai
dengan hal- hal yang dibahas di bidangnya. Pengetahuan dasar mikroteknik diperlukan guna
menghasilkan suatu kajian- kajian yang bersifat membantu dan mengembangkan keahlian
dalam penemuan hal- hal penting yang berhubungan dengan peran pendidikan, kesehatan dan
penelitian dalam pengetahuan histologi. mikroteknik yakni teknik pembuatan sediaan atau
preparat secara mikroskopis, tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk
memahami secara menyeluruh mengenai mikroteknik, sebab yang namanya teknik lebih
menekankan pemahaman pada wilayah aplikatifnya meskipun pada dasarnya landasan teoritis
juga diperlukan dalam rangka memberikan beberapa petunjuk yang harus dilalui agar proses
pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan alasan penggunaan ataupun pemilihan
bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan mikroskopis.
Penelaahan umumnya dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan
secara terperinci pada galibnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Ruang
lingkup yang mencakup materi mikroteknik dapat diperoleh dari sejumlah definisi dan
peristilahan yang bisa dipakai, hanya saja sebaiknya kita mencamkan dalam pikiran kita
bahwa suatu spesimen mikroteknik dapat merupakan sebagian atau seluruhan dari struktur
yang ditetapkan. Mikrotom adalah Instrumen Ilmiah yang memotong iris tipis sesuatu untuk
pemeriksaan mikroskopis. Alat untuk membuat bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan
mikroskopis. Alat mekanis yang digunakan untuk memotong spesimen biologi menjadi
bagian tipis transparan untuk pemeriksaan mikroskopis. Mikrotom menggunakan baja, kaca
atau berlian pisau tergantung pada spesimen yang sedang diiris dan ketebalan yang
diinginkan dari bagian yang dipotong.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan mikrotom ?

2. Apa saja jenis-jenis mikrotom?

3. Bagaimana kegunaan dan mekanisme kerja mikrotom ?

4. Bagaimana cara teknik pemotongan yang benar?

1
1.3 Tujuan Makalah

Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui jenis, mekanisme kerja serta kegunaan
mikrotom.

1.4 Manfaat Makalah

Makalah ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai mikrotom dan jenisnya.

2
BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian Mikrotom

Pada awal kemunculan mikroskop cahaya , bagian dari tanaman dan hewan yang
secara manual disayat dengan menggunakan pisau cukur. Timbul suatu masalah dimana hasil
sayatan yang dihasilkan sering mendapatkan sayatan yang beragam ketebalannya sehingga
mengganggu penglihatan di bawah mikroskop. Maka hasil yang didapat juga kurang akurat.
Selanjutnya masalah ini dapat dipecahkan dengan kehadirannya mikrotom sebagai alat
berpresisi tinggi yang dapat menyayat jaringan dengan ketebalan yang diatur sesuai dengan
keinginan. Perkembangan terbaru selanjutnya adalah mikrotom laser , yang memotong
dengan laser femtosecond dusamping pisau mekanis. Metode ini adalah kontak-bebas dan
tidak memerlukan teknik persiapan sampel teknik. Mikrotom laser memiliki kemampuan
untuk mengiris hampir setiap jaringan di tubuh hewan aslinya. Tergantung pada materi yang
sedang diproses, ketebalan irisan dari 10 sampai 100 μm.

Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat
tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan
digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi.

Komponen mikrotom yang paling berperan dalam produksi sayatan yang sempurna
adalah pisau yang digunakan untuk menyayat. Oleh karena itu untuk dapat berkerja optimal
maka terdapat tipe dan struktur pisau mikrotom pabrikan yang sama dengan pabrikan
mikrotom. Tiga tipe pisau mikrotom, yaitu 1) Pisau Plane-adge (siple wedge razor), biasanya
digunakan untuk senyatan beku dan blok paraffin. 2) Pisau bikonkaf (flat –or half-groud
razor), digunakan untuk senyatan blok celoidin dan plastik. 3) Pisau bikonkaf (hollow-groud
razor), digunakan untuk menyayat blok paraffin.

Pemanfaatan mikroteknik dalam bidang penelitian tidaklah asing lagi bagi para ahli-
ahli yang ingin melakukan suatu percobaan mengenai suatu sel dan jaringan tertentu sesuai
tujuan dan keperluan yang diharapkan. Bahkan bisa dikatakan menjadi hal yang penting
untuk memudahkan pengamatan mengenai fungsi fisiologis sel seperti siklus sel, pembelahan
sel, dan lain- lain. Untuk itu perlu pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang
pembuatan sediaan histologi.

Untuk mempelajari sifat- sifat sel dan membedakan sel- sel yang mengalami
perlakuan atau tidak mengalami perlakuan dalam percobaan tertentu maka sangat diperlukan
penelitian yang lebih spesifik untuk tujuan diagnose, pewarnaan biologis, dan prosedur
pewarnaan di dalam hubungannya dengan cahaya mikroskopis yang telah menjadi alat utama
dalam pengamatan kondisi histologis organ yang diamati yang tentunya telah diambil dan
dibuat dalam bentuk preparat histologi.

Secara umum, suatu mikrotom memilki bagian-bagian terpenting sebagai


berikut: 1. Skala pengatur ketebalan sayatan biasanya terdapat di bagian kanan atas badan

3
mikrotom, skala ini dapat digeser ke kiri dan ke kanan sesuai dengan ketebalan sayatan yang
diinginkan.

2. Pisau mikrotom, merupaka komponen yang bisa menentukan kualitas sayatan.

3. Pegangan blok jaringan, merupakan komponen yang menghubungkan mikrotom dengan


blok jaringan yang hendak disayat.

4. Pengatur jarak berfungsi untuk mengatur blok jaringan dengan mata pisau.

2.2 Jenis Mikrotom

Jenis mikrotom yang paling umum digunakan adalah:

1. Mikrotom putar (rotary microtome)

Disebut juga mikrotom spencer,jenis mikrotom ini paling umum digunakan di


laboratorium ,tersedia baik untuk sayatan paraffin maupun teknik kriostat.khusus untuk
keperluan pembuatan sayatan dengan teknik kriostat,mikritom ini dibuat tahan karat.

2. Mikrotom geser (sliding microtome)

4
Tersedia baik untuk sayatan nitrroselulose atau palstik.jenis ini bukan selalu
merupakan alat yang paling praktis,lamnat dan mahal tetapi juga sering tidak bisa
menghasilkan sayatan yang bagus untuk jaringan keras dan besar,sepeti mata,tulang dan
kartilago.

3. Mikrotom klinis beku (freezing microtome)

Jenis mikrotom ini banyak digunakan di laboratorium klinis untuuk keperluan


diagnosis yang bersifat segera.mikrotom ini sangat murah dan dibutuhkan untuk berbagai
proses yang ditujujukan untuk mendiagnosis komponen sel tertentu seperti lemak dan enzim.

4. Mikrotom sayatan ultra tipis (ultra-thin microtome)

Mikrotom ini biasa digunakan untuk menghasilkan sayatan dengan ketebalan 1Џm
(untuk mikroskop elektron),hanya untuk teknik khusus dan sangat jarang ditemukan idalam
laboratorium dalam praktikum mahasiswa.

5
5. Mikrotom base sledge

Hanya digunakan untuk teknik – teknik tertentu saja dan sangat jarang ditemukan di
laboratorium praktikum mahasiswa,biasa digunakan untuk menyayat jaringan dengan ukuran
yang sangat besar seperti otak.

6. Mikrotom faust

Instrument ini berukuran kecil sehingga biasa dtiempelkan diatas meja


praktikum.ketipisan maksimum sayatan yang dihasilkan maksimum 25Џm.

7. Mikrotom smith dan Farquhar

Instrument ini sering digunakan untuk menyayat jaringan segar (yang tidak difiksasi
atau dibekukan) dengan tingkat kerusakan struktur halus dan kehilangan aktivitas enzimatik
yang sangat minimal.kisaran ketebalan sayatan yang dapat dihasilkan adalah 5 -230 Џm dan
dengan kecepatan antara 50 sampai 200 sayatan permenit.

2.3 Teknik Pemotongan


Untuk mendapatkan pita jaringan yang baik harus melalui dua tahap pemotongan
yang harus dilakukan secara berurutan. Tahap tersebut ialah, tahap potong kasar dan potong
halus. Kedua tahap ini harus dilakukan secara teliti jika tidak dapat menyebabkan artefak
pada pita jaringan yang dapat mempersulit proses pengamatan.

6
a. Potong Kasar
Proses potong kasar atau trimming merupakan proses awal pemotongan blok jaringan
yang bertujuan untuk membuang kelebihan paraffin yang menutupi jaringan sehingga
permukaan jaringan dapat terbuka dan bisa dihasilkan pita jaringan yang utuh. Dikatakan
potong kasar, dikarenakan pada proses ini mikrometer diatur pada ketebalan yang cukup
tinggi yaitu pada 15-30μm. Pada proses ini perlu dilakukan dengan teliti karena jika tidak
dapat mengakibatkan artefak pada pita jaringan. Pastikan blok jaringan sudah diseting di
belakang pisau sehingga blok tidak langsung terpotong tebal, karena dapat menyebabkan blok
pecah dan merusak jaringan di dalamnya.

Gambar 7.5. Hasil pemotongan yang terlalu kasar pada awal pemotongan sehingga
menimbulkan banyak lubang pada jaringan (Sumber http://www.leicabiosystems.com)

b. Potong Halus
Proses potong halus ini bertujuan untuk menghasilkan pita jaringan dengan ketebalan
tertentu. Blok jaringan yang akan dipotong harus didinginkan terlebih dahulu untuk
memberikan suhu yang stabil pada blok paraffin dan jaringan. Ketebalan pita jaringan untuk
jaringan hasil pembedahan rutin ialah 3-4μm. Idealnya hasil pemotongan yang baik akan
saling menempel satu sama lain membentuk pita dengan ketebalan yang sama. Namun pita
yang terbentuk dapat memiliki ketebalan yang bervariasi meskipun dipotong pada skala yang
sama.
Variasi ketebalan pita jaringan ini dipengaruhi banyak factor seperti suhu, sudut
penempatan pisau, dan kecepatan pemotongan, juga pengalaman teknisi. Perlu dilakukan
pelatihan berulang-ulang untuk dapat konsisten meghasilkan pita jarigan yang baik secara
dan efisien.
Pemotongan jaringan yang keras seringkali sulit dilakukan. Hal ini dapat terjadi
karena proses fiksasi yang kurang baik atau karena proses yang terlalu lama atau berlebihan.
Hal ini dapat diatasi dengan mengganti pisau mikrotom, merendam blok dalam air mengalir
selama 30 menit, dan mengubah sedikit sudut pisau. Jika masih sulit dilakukan, gunakan
sedikit softening agent pada permukaan blok.
Hal yang harus diperhatikan selanjutnya setelah didapatkan pita jaringan yang sesuai
adalah proses floating atau penempatan pita jaringan pada air hangat sebelum ditempelkan
pada kaca objek. Proses ini bertujuan untuk membantu mengurangi lipatan pada pita jaringan.
Pada proses ini pastikan air yang digunakan bersih, suhu air tidak terlalu panas dan tidak
terlalu lama dibiarkan mengambang diatas air karena dapat menimbulkan atefak pada
7
jaringan. Setelah pita menempel pada kaca objek, hal yang selanjutnya dilakukan adalah
mengeringkan sediaan untuk menghilangkan sisa air yang masih terperangkap dibawah pita
jaringan.
Proses pengeringan bias dilakukan didalam oven atau diatas hotplate. Suhu
pemanasan harus dijaga tidak terlalu panas, cukup pada titik leleh paraffin. Suhu yang terlalu
panas dapat menyebabkan adanya perubahan struktur pada jaringan. Pengeringan untuk
berbagai jaringan juga dianjurkan dilakukan pada 37°C selama satu malam. Sediaan yang
telah benar-benar kering dapat dilanjutkan dengan pewarnaan sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing.

2.4 Penggunaan, dan Pemeliharaan Mikrotom


a. Persiapan sebelum pemotongan
Sebelum memulai proses pemotongan perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
1. Pastikan fiksasi dilakukan dengan tepat.
Proses fiksasi merupakan proses paling penting untuk dapat menghasilkan detail
morfologi jaringan yang baik. Proses fiksasi yang kurang sempurna dapat
menimbullkan kesulitan proses pemotongan dan akan menghasilkan kelainan
morfologi.
2. Pastikan proses jaringan dilakukan dengan tepat.
Hasil proses jaringan yang tidak baik (terlalu cepat atau terlalu lama) akan
menimbulkan kesulitan pemotongan jaringan.
3. Letakkan mikrotom dan waterbath pada posisi yang sesuai.
Posisikan mikrotom pada permukaan yang datar, stabil, tidak licin, terlindung dari
aliran udara berlebih, jauh dari tempat lalu-lalang orang, diletakan pada posisi yang
ergonomis dan minim menimbulkan kecelakaan kerja.
4. Pergunakan fitur pengaman dengan benar.
Hati-hati saat memasang atau mengatur pisau. Gunakan pinset atau kuas untuk
mengambil pita jaringan dari pisau atau blok jaringan. Pastikan semua penjepit pada
posisi yang baik dan kunci pengaman pada posisi yang benar.
5. Atur sudut pemotongan pisau
Pisau yang dipakai harus tajam dan bersih serta harus diposisikan pada sudutoptimum,
berkisar pada 35° Sudut yang tepat dapat mengurangi kegagalan dan artefak pada pita
jaringan.
6. Maksimalkan usia pemakaian pisau
Bersihkan pisau secara berkala, dan gunakan setiap bagian pisau dari satu ujung ke
ujung lainnya. Hindari kontak dengan benda keras seperti pinset dan kuas.
7. Tempatkan kaset jaringan pada posisi yang tepat.
Posisikan jaringan pada posisi yang dapat meminialisir terbentuknya lipatan.
8. Water bath
Digunakan untuk meletakan pita jaringan hasil pemotongan dan akan ditempelkan pada
kaca objek harus dijaga suhu airnya. Suhu air harus berkisar pada 10°C dibawah titik
leleh paraffin. Air yang digunakan harus bersih dan bebas gelembung.
9. Pastikan blok jaringan dalam keadaan dingin.
Blok yang dingin akan mengerasan blok dan mempermudah untuk menghasilkan pita
jaringan yang tipis. Sedikit air akan masuk kedalam jaringan, membuat jaringan sedikit
membengkak dan lebih mudah dipotong.
10.Penjepit harus terpasang kuat, namun tidak terlalu kencang karena dapat menimbulkan
artefak pada pita jaringan.
11. Pastikan mikrotom dank aca objek yang digunakan dalam keadaan bersih.
B. LANGKAH-LANGKAH PEMOTONGAN

8
1. Pasang dan jepit kaset jaringan, pastikan roda pemutar dalam keadaan terkunci
2. Pasang dan atur sudut kemiringan pisau, kencangkan.
3. Potong kasar:
 Tempatkan blok jaringan pada posisi yang tepat dengan mengatur tuas pemotong
kasar.
 Buka pengunci tuas pemutar.
 Gerakan roda pemutar secar perlahan sampai blok jaringan sedikit mengenai
permukaan pisau.
 Tekan tuas pemotong kasar
 Mulai proses pemotongan dengan memutar roda pemutar searah jarum jam.
 Hentikan proses pemotongan ketika permukaan jaringan sudh terbuka.
 Lepaskan tuas pemotong kasar.
4. Potong halus
 Atur ketebalan jaringan yang diinginkan dengan memutar knop pengatur ketebalan
dan memperhatikan skala ketebalan.
 Gunakan sisi pisau yang berbeda untuk proses potong kasar dan otong halus dengan
menggeser posisi pisau, pastikan pisau sudah terpasang dengan kuat.
 Mulai proses pemotongan dengan memutar roda pemutar searah jarum jam.
 Ambil pita jaringan yang terbentuk dengan pinset sesuai kebutuhan dan pindahan ke
atas waterbath untuk selanjutnya ditempelkan pada kaca objek.
 Posisikan kembali blok jaringan ke belakang pisau, kunci tuas pemutar.
 Lepaskan blok jaringan dari penjepit, dang anti dengan blok lain yang akan
dipotong.
C. PERAWATAN MIKROTOM
Untuk menghasilkan pita jaringan yang baik harus dilakukan perawatan berkala
agar mikrotom dapat terus bekerja dengan baik. Beberapa diantaranya adalah:
1. Lepaskan blok jaringan dari penjepit blok, pastikan tuas dalam keadaan terkunci
sebelum hal ini dilakukan.
2. Lepaskan dan bersihkan pisau yang telah digunakan dari sisa jaringan yang masih
tertinggal, simpan pada kotak pisau.
3. Bersihkan bak penampung sisa jaringan.
4. Bersihkan mikrotom dengan lap kering dan halus.
5. Tutup mikrotom dengan kain atau plastic agar tidak terkena debu.
6. Lumasi bagian gerak mikrotom secara berkala.
7. Lakukan pemeriksaan berkala minimal satu tahun sekali oleh teknisi.

9
BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan
Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat
tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan
digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi.

Komponen mikrotom yang paling berperan dalam produksi sayatan yang sempurna
adalah pisau yang digunakan untuk menyayat. Oleh karena itu untuk dapat berkerja optimal
maka terdapat tipe dan struktur pisau mikrotom pabrikan yang sama dengan pabrikan
mikrotom. Tiga tipe pisau mikrotom, yaitu 1) Pisau Plane-adge (siple wedge razor), biasanya
digunakan untuk senyatan beku dan blok paraffin. 2) Pisau bikonkaf (flat –or half-groud
razor), digunakan untuk senyatan blok celoidin dan plastik. 3) Pisau bikonkaf (hollow-groud
razor), digunakan untuk menyayat blok paraffin.

Pemanfaatan mikroteknik dalam bidang penelitian tidaklah asing lagi bagi para ahli-
ahli yang ingin melakukan suatu percobaan mengenai suatu sel dan jaringan tertentu sesuai
tujuan dan keperluan yang diharapkan. Bahkan bisa dikatakan menjadi hal yang penting
untuk memudahkan pengamatan mengenai fungsi fisiologis sel seperti siklus sel, pembelahan
sel, dan lain- lain. Untuk itu perlu pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang
pembuatan sediaan histologi.

3.2 Saran
Dalam penggunaan mikrotom juga harus memperhatikan cara penggunaan yang benar
hingga perawatannya untuk menjaga kinerja mikrotom tetap optimal dan dapat memberikan
hasil yang maksimal.

10
Daftar Pustaka

file:///C:/Users/hp/Downloads/286939154-Mikrotom-makalah.pdf

Annonimus.2010. Mikrotom. (online) http://www.bookofjoe.com. Diakses pada hari


jum’at, 16 November 2018. Pukul 14.00 WIB.

Parjatmo, W. 1993.Panduan Keterampilan Kerja laboratorium. Bandung: ITB.

Inderiati, Dewi. Khristian, Erick. 2017. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medis (TLM):
Sitohistoteknologi. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Bancroft, JD. Gamble, M. 2013. Teory and practice of histological technique. Philadelphia:
Elseiver.

11

Das könnte Ihnen auch gefallen