Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Misal implant: pemasangan pada saat hari 1 atau hari 2 mens dari jadwal
pemasangannya
Mekanisme kerja
Sumber:
Ilmu Kandungan; Bina Pustaka Sarwono; 2011; BAB 20 Kontrasepsi; Halaman 479
Pemasangan
- For placement not related to pregnancy, insertion near the
end of normal menstruation, when the cervix is usually softer
and somewhat more dilated, may be easier and at the same
time may exclude early pregnancy. But, insertion is not
limited to this time. For the woman who is sure she is not
pregnant and does not want to be pregnant, insertion is done
at any time
- insertion 1 week after medical abortion
- To reduce expulsion rates and to minimize the perforation
risk, some may choose to wait for complete involution—at
least 6 weeks after delivery
b. Implant
c. Progestrin only contraaseptive
d. Transvaginal ring
e. SUntikan
ESO :
f. Female condom
FAKTOR DAMPAK
Usia wanita Semakin tua usia (diatas 40 tahun), semakin lama waktu untuk
konsepsi
Usia laki-laki Frekuensi koitus berkurang dengan meningkatnya usia
Frekuensi koitus Ada korelasi positif antara frekuensi koitus dengan angka
kehamilan
Masa koitus Koitus pada masa ovulasi (hari 10-15 memaksimalkan
kemungkinan ovulasi, karena ovum hanya hidup kira-kira 12-24
jam
Lubrikan Lubrikan seperti K-Y jelly mengandung spermisidal dan bila
digunakan untuk lubrikasi dapat menghambat konsepsi
Merokok/ alcohol Jika berlebihan dapat meperburuk kualitas sperma. Penggunaan
marijuana dapat mengurangi jumlah dan motilitas sperma
Pembedahan Pembedahan organ reproduksi atau pada panggul wanita atau
laki2 dapat menimbulkan masalah fertilitas karena terjadinya
perbahan anatomi atau kerusakan pada syaraf terutama pada
laki2.
Infeksi saluran genitalia yang Gonorea dan klamidia adalah PMS utama yang mengakibatkan
ditularkan secara seksual (infeksi penyekit radang panggul dan gangguan fertilitas
traktus genitalia)
Penyekit yang ditularkan tidak Penyakit seperti tuberculosis genitalia (yangdisebabkan oleh
melalui hubungan seksual virus), infeksi postpartum dan posabortus juga dapat
menurunkan fertilitas
Obat-obatan (missal, anti hipertensi Obat-obatan tertentu dpat mengakibatkan impotensi. Ada pula
dan transquilizers) obat-obatan ynag mengganggu fungsi spermatogenesis dan
ovarium (misalnya, obat anti kanker)
Radiasi Gangguan fungsi gonad dapat terjadi karena radiasi
PR:
Kontribusi fertilitas laki laki dan perempuan berapa %?
Kelainan anatomis yang dapat menyebabkan infertilitas
DIkelompokkan penyebab dari wanita dan laki – lakinya
Wanita
Faktor2 pada pria 40%
Faktor2 pada wanita
- gangguan ovulasi 10 %
- adhesi pelvis / penyakit tuba 20%
- problem lendir servik 5%
- faktor2 lain
(misal : hypothayroidi, immunologik dll) 5%
Tidak diketahui penyebabnya 20%
Pada wanita:
1. Ovarium gagal menghasilkan ovum, sehingga kemungkinan konsepsi tidak
terjadi
2. Tuba fallopi dapat tersumbat, berkelok-kelok, atau mengalami infeksi (TBC
genital)mencegah pergerakan normal dari ovum atau spermatozoa di dalam
tuba fallopi
Penyebab utama tuba fallopi yang tersumbat :
o PHSgonorrhea, Chlamydia
o Infeksi post partum
o Infeksi post abortus
3. Uterus berbentuk abnormal atau endometrium tidak adekuat atau mengalami
infeksi, sehingga mencegah implantasi atau kelangsungan hidup dari embrio
4. Serviks mengalami malformasi, infeksi atau mengeluarkan sekret atau mukus
yang abnormal
5. Infeksi sitemik, gangguan keseimbangan hormonal, atau kelainan genetik
dapat menyebabkan kematian janin
6. Factor lain :
o alcohol, tembakau, obat-obat tertentu (barbiturate, tranquilizer, narkotik,
sitostatika), zat penyebab polusi lingkungan (Pb, pestisida, radiasi)
o malnutrisi berat
o efek dari sirkumsisi wanita
Pada Wanita
Gangguan organ reproduksi
a. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh
sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma
ke vagina
b. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu
pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan
sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang
menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak
dapat masuk ke rahim
c. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang
mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang
menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus
dan akhirnya terjadi abortus berulang
d. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan
terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu
Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti
adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar
terhadap ovulasi.Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor kranial, stress,
dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi
hipothalamus dan hipofise.Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka
folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.
Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam
mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses
nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat
berkembang dan terjadilah abortus
Endometriosis
Abrasi genetis
Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu
memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing.Reaksi ini dapat
menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan
pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ
reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
Pada Pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu :
Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas
Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
Abnormalitas ereksi
Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi
penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer
Abrasi genetik
Sumber : Keluarga Berencana dan Kontrasepsi; dr. Hanafi Hartanto
Mandi air panas:
Dalam proses produksi, testis sebagai “pabrik” sperma membutuhkan suhu yang
lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34–35 °C, sedangkan suhu tubuh normal
36,5–37,5 °C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 2–3 °C saja, proses
pembentukan sperma dapat terganggu.
Merokok:
Dalam asap rokok terdapat lebih dari 4000 zat racun seperti karbon monoksida
(CO), Nitrogen oksida, sianida, ammonia, asetilen, benzaldehide, methanol,
nikotin, dan lain sebagainya.
Sumber: Infertilitas pada usia reproduksi dan penanganannya oleh Bambang
Hariyadi
Keadaan fisik secara umum, seperti tinggi, berat, sebaran rambut, dll.
Keadaan alat-alat reproduksi, seperti testis, vagina, klitoris, rahim, dll.
A. Pemeriksaan sperma
Untuk menilai sperma maka dilakukan pemeriksaan atas jumlah spermatozoa,
bentuk dan pergerakannya.
Sebaiknya sperma yang diperiksa, ditampung setelah pasangan tidak
melakukan coitus sekurang2nya selama 3 hari dan sperma tersebut hendaknya
diperiksa pada 1 jam setelah keluar.
Ejakulat yang normal sifatnya sbb:
Volume 2-5 cc
Jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc
Pergerakan 60% dari spermatozoa masih bergerak selama 4 jam setelah
dikeluarkan
Bentuk abnormal 25%
Pria yang infertile spermatozoanya 60 juta per cc atau lebih
Subfertil 20-60 juta per cc
Steril 20 juta per cc atau kurang
Untuk pennilaian lebih lanjut perlu diperiksa 17 ketosteroid, gonadotrofin
dalam urin, dan biopsy dari testis.
B. Pemeriksaan ovulasi
Terjadinya ovulasi dapat kita ketahui dengan berbagai pemeriksaan:
1. Pencatatan suhu basal kalau siklus ovulatoar, maka suhu basal bersifat
bifasis. Sesudah ovulasi terjadi kenaikan suhu basal disebabkan pengaruh
progesterone
Pemeriksaan Pria
Secara umum :
- analisa semen
Warna Putih keruh
Bau Bunga akasia
PH 7,2 – 8,0 . jika < 7 menandakan adanya peradangan kronik, tetapi jika >
8 menandakan peradangan akut
Volume 2 - 5 ml
Viskositas , waktu untuk menjatuhkan air mani dari pipet nrmal 1-2 detik
Jumlah sperma 20 juta / ml
Sperma motil kategori A dan B > 50%
Bentuk normal > 30%
Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik
Aglutinasi Tidak ada
Sel – sel radang Sedikit,tidak ada
Uji fruktosa (dihasilkan oleh vesica seminalis) 150-650 mg/dl
- pemeriksaan endokrin
Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kembali fungsi hipothalamus,
hipofisis jika kelainan ini diduga sebagai penyebab infertilitas. Uji yang
dilakukan bertujuna untuk menilai kadar hormon tesrosteron, FSH,
dan LH.
- USG
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat struktur kelenjar prostat,
vesikula seminalis, atau seluran ejakulatori.
- Biopsi testis
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan testis
memakai metoda invasif untuk mengidentifikasi adanya kelainan
patologi.
Pemeriksaan Wanita
Deteksi ovulasi
1. Meliputi pengkajian BBT (basal body temperature ), suhu badan sangat
dipengaruhi oleh progesterone. Suhu paling rendah saat terjadi lonjakan LH,
kemudia meningkat setelah ovulasi
Sitologi vagina
Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel vagina
Uji pasca senggama (sims-huhner) 2-4 jam pasca senggama
Mengetahui ada tidaknya spermatozoa yang melewati serviks
Abstinen 2 hari sanggama 2 jam sebelum ke dokter ambil lender serviks
px mikroskop
tepat 1 hr sebelum ovulasi beberapa klinikus melakukan test ini 10-12 jam
pasca senggama yang dinilai:
1. lendir serviks
a. jumlah
b. viskositas
c. ferning
d. spinnbarkeit
e. selularitas
f. ph
2. spermatozoa
a. jumlah per LPB
b. kuantitas spermatozoa motil
c. kualitas pergerakan spermatozoa
d. arah gerakan spermatozoa
Histerosalfingografi
Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat
dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan
adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal.
dilakukan pada fase dini dari siklus haid- setelah perdarahan per vaginam
berhenti-tetapi sebelum terjadi ovulasi
Laparoskopi
Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum.
dapat dilakukan pada hari ke-26 dari siklus haid-28-hari
B. Pria
Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat
Agen antimikroba
Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida.
9. Bagaimana alur diagnosis pada kasus di skenario?
Anamnesis pekerjaan, usia
PF wanita px sekret vagina
Laki laki px sperma
PP endoskopi
Tubaskopi
endolaparoscopy