Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
B a c k gr o u n d :
The first and main food for babies is breast milk. Breast milk contains the most complete
nutritional composition and ideal for the growth and development of infants during the first 6
months. Based on Riskesdas 2010,the percentage coverage of infants who received exclusive
breastfeeding until 6 months is only 15.3%. In NorthSulawesi, the scope of exclusive
breastfed babies is only 22.6%. This study aims to determine the relationship
betweenknowledge and attitude of lactating mothers with exclusive breastfeeding in infants
aged 6-12 months. Research Methods: The type of this research is analytic survey with cross
sectional approach. The total samples in this studywere 155 lactating mothers who had babies
aged 6-12 months in the working area of Puskesmas (Health Center)Tompaso sub-district
Tompaso taken using purposive sampling technique according to criteria. Collecting
datathrough interviews using a questionnaire. The statistical test used to analyze the
relationship between variables using chi square. Research results: The results showed that
most respondents (63.9%) had good knowledge, 54.2% had a good attitude and just 25.8% of
respondents who are exclusively breastfed.C o n c l u si o n : The results of data
analysis showed no significant relationship between knowledge and exclusive breastfeeding
(p = 0.259) and there is arelationship between attitudes to exclusive breastfeeding (p =
0.012). Keyword : exclusive breastfeeding, knowledge, attitude, lactating mothers.
ABSTRAK
Latar Belakang:
Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). ASImengandung komposisi
gizi yang paling lengkap dan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 6
bulan pertama. Berdasarkan Riskesdas 2010, persentase cakupan bayi yang mendapatASI
eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3 %, di Sulawesi Utara, cakupan bayi
yangmendapat ASI eksklusif hanya 22,6 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif pada
bayi usia 6-12 bulan.Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan
pendekatan cross sectional.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 155 ibu
menyusui yang mempunyai bayi usia6 – 12 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Tompaso
Kecamatan Tompaso yang diambil denganmenggunakan teknik purposive sampling sesuai
kriteria Pengumpulan data melalui wawancaradengan menggunakan kuesioner. Uji statistik
yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan chi square.
Hasil penelitian:Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (63,9%)
memiliki pengetahuan baik, 54,2% mempunyai sikap baik dan hanya25,8% responden yang
memberi ASI secara eksklusif. Kesimpulan: Hasil analisis datamenunjukkan tidak ada
hubungan bermakna antara pengetahuan dan pemberian ASI eksklusif (p=0,259) dan ada
hubungan antara sikap dengan pemberian ASI eksklusif (p=0,012).Kata kunci : ASI
eksklusif, pengetahuan, sikap, ibu menyusui
PENDAHULUAN
Makanan pertama dan utama bagi Berdasarkan penelitian WHO (2000)
bayi adalahair susu ibu (ASI). Air susu ibu dienam negara berkembang, resiko
sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan kematian bayi antara 9 – 12 bulan
bayi (Arisman,2004). Seperti halnya ketika meningkat 40% jika bayi tersebut tidak
bayi didalam kandungan, kandungan gizi disusui, untuk bayi berusiadi bawah dua
yang tinggi jugadiperlukan ketika anak bulan, angka kematian inimeningkat
pertama kalimenghirup udara di dunia. menjadi 48% (Roesli, 2008).Data Riset
Kebutuhan nutrisi 2 bayi sampai 6 bulan Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010
dapat dipenuhi hanyadengan memberikan menunjukkan pemberian ASI di Indonesia
air susu ibu (ASI) saja atau yang dikenal saat ini memprihatinkan, persentase bayi
dengan “ASI Eksklusif”. yang menyusui eksklusif sampai dengan 6
ASI eksklusif adalah pemberian bulanhanya 15,3%. Hal ini disebabkan
ASI tanpamakanan tambahan lain pada kesadaran masyarakat dalam mendorong
bayi berumur 0-6 bulan (Yuliarti, peningkatan pemberian ASI masih relatif
2010).ASI tak ternilai harganya, selain rendah (Depkes,2011). Berdasarkan profil
meningkatkan kesehatan dan kesehatan Provinsi Sulawesi Utara,
kepandaiansecara optimal, ASI juga sepanjang tahun 2010 cakupan bayi yang
membuat anak potensial, memiliki emosi mendapat ASI eksklusif hanya 22,6% yang
yang stabil,spiritual yang matang, serta masih terpaut jauh dari target nasional
memiliki perkembangan sosial yang baik yaitu 80%. Data yang diperoleh di
(Roesli,2000). Delapan puluh persen Puskesmas Tompaso tahun 2011 jumlah
perkembanganotak anak dimulai sejak bayi sebanyak 411 dan jumlah bayi yang
dalam kandungan sampai usia 3 tahun diberi ASI ekslusif sebanyak 267,sehingga
yang dikenal dengan periode emas, oleh masih banyak bayi yang belum diberikan
karena itu diperlukan pemberian ASI ASI secara ekslusif.Kendala ibu dalam
eksklusif selama 6 bulan dandapat menyusui ada duafaktor yaitu faktor
diteruskan sampai anak berusia 2 internal kurangnya pengetahuan ibu
tahun.Hal tersebut dikarenakan ASI tentang manajemen laktasi dan faktor
mengandung protein, karbohidrat, lemak eksternal ASI belum keluar padahari-hari
dan mineral yangdibutuhkan bayi dalam pertama sehingga ibu berpikir perlutambah
jumlah yang seimbang(Depkes, susu formula, ketidak mengertian ibu
2011).Undang-Undang No. 36 tahun tentang kolostrum dan banyak ibu yang
2009tentang Kesehatan, secara khusus masih beranggapan bahwa ASI ibu kurang
mengamanatkan setiap bayi gizi,kualitasnya tidak baik (Baskoro,
berhak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) 2008).Menurut Fikawati dan Syafiq
eksklusif sampai dengan 6 (enam) bulan (2010), alasan yang menjadi penyebab
setelah dilahirkan, kecuali bila ada indikasi kegagalan praktek ASI eksklusif
medislain. Selama pemberian ASI bermacam-macam seperti misalnya budaya
eksklusif ini, pihak keluarga, Pemerintah, memberikan makanan pralaktal,
Pemerintah Daerah dan masyarakat harus memberikan tambahan susuformula karena
mendukung ibu bayi secara penuh dengan ASI tidak keluar,menghentikan pemberian
penyediaan waktudan fasilitas khusus, ASI karena bayiatau ibu sakit, ibu harus
misalnya di tempat kerjamaupun tempat bekerja, serta ibuingin mencoba susu
sarana umum.Survey demografi World formula.Kurangnya sikap, pengertian
HealthOrganization (WHO) tahun 2000 dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI
menemukan bahwa pemberian ASI menjadi faktor terbesar yang
eksklusif selama 4 bulan pertama sangat menyebabkanibu-ibu muda terpengaruh
rendah terutama diAfrika Tengah dan dan beralih kepadasusu botol atau susu
Utara, Asia dan AmerikaLatin. formula. Selain itu,gencarnya promosi
susu formula dankebiasaan memberikan ini adalah untuk menganalisis Mengetahui
makanan/minuman secara dini pada hubungan antara pengetahuan dan sikap
sebagian masyarakat,menjadi pemicu ibu menyusui dengan pemberian ASI di
kurang berhasilnya pemberian ASI Wilayah Kerja PuskesmasTompaso
maupun ASI eksklusif.Tujuan penelitian Kecamatan Tompaso.
METODOLOGI PENELITIAN Kaegori pengetahuan Banyak Responden
Penelitian ini adalah penelitian survei
analitik n
%
dengan pendekatan metode Baik 99
cross sectional. 63,9
Populasi penelitian ini adalah ibu
menyusui yang mempunyai bayi umur 6 Kurang 56
sampai 12 bulan yang ada di Wilayah 36,1
Kerja Puskesmas Tompaso Kecamatan Total 155,1
Tompaso. Pengambilan sampel dalam 100,0
penelitian ini menggunakan rumus
penentuan sampel yang dikutip dari
Suryono (2011), sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian yang
n= N disajikan pada tabel, maka diketahui
N.d2=1 bahwa 4 pengetahuan responden mengenai
N= Besar Populasi ASIeksklusif lebih banyak berada pada
N= besar sempel kategori baik yaitu sebanyak 99 responden
Diketahui jumlah populasi ibu menyusui (63,9%)dan sebanyak 56 responden
N=246 orang, dan tingkat presisi yang di (36,1%) berada pada kategori
tetapkan d2 = 5%, maka jumlah sempel kurang.Pengetahuan merupakan hasil
= 246 daritahu, dan ini terjadi setelah orang
246. 5 2 melakukan penginderaan terhadap suatu
+1 objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui
100 pancaindera manusia, yakni indera
n = 152,3 dibulatkan menjadi 155 penglihatan, pendengaran, penciuman,
responden rasa, dan raba.Sebagian besar pengetahuan
manusiadiperoleh melalui mata dan
HASIL PENELITIAN DAN telinga(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan
PEMBAHASANTingkat Pengetahuan Ibu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan responden untuk dapat
Distribusi tingkat pengetahuan mengenai menjawab dengan benar semua pernyataan
ASIeksklusif pada ibu menyusui di tentang ASI eksklusif yang diberikan.
Wilayah Kerja Puskesmas Tompaso Sikap Ibu
KecamatanTompaso Distribusi sikap ibu terhadap ASI
Tabel 1. Distribusi Responden eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah
BerdasarkanTingkat Pengetahuan Kerja Puskesmas Tompaso Kecamatan
Responden MengenaiASI Eksklusif Tompaso.Tabel 2. Distribusi Responden
Kategori Pengetahuan Berdasarkan Sikap Responden Terhadap
ASI Eksklusif.
Kategori sikap banyak responden terwujud dalamtindakan. sikap mempunyai
n % 3 komponenutama yaitu:
baik 84 54,2
tidak baik 71 45,8 1.Kepercayaan atau keyakinan, ide
Total 155 100,0 dankonsep terhadap suatu obyek.
2.Kehidupan emosional atau evaluasi
Berdasarkan hasil penelitian yang emosional terhadap suatu obyek.
disajikan pada tabel 2, maka diketahui 3.Kecenderungan untuk bertindak (trend
bahwa sikapresponden terhadap ASI tobehave).
eksklusif lebih banyak berada pada Ketiga komponen tersebut secara bersama-
kategori baik yaitu sebanyak 84 responden sama membentuk sikap yang utuh
(54,2%) dan sebanyak 71 responden (total attitude) (Mubarak, dkk, 2007).
(45,8%) berada pada kategoritidak Sikap tentang pemberian ASI eksklusif
baik.Sikap adalah merupakan reaksi atau merupakan faktor yang menentukan
respons seseorang terhadap suatu stimulus seseorang untuk bersediaatau kesiapan
atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari- untuk memberikan ASI secaraeksklusif.
hari adalah merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus social Kategori sikap banyak responden
(Mubarak,dkk, 2007). Menurut Lawrence n %
Green dalam Notoadmodjo (2007) bahwa baik 84 54,2
sikap merupakanfactor pemudah atau tidak baik 71 45,8
predisposisi( Total 155 100,0
predisposing factors) dan faktor
pendorong(renforcing factors) yang
Berdasarkan hasil penelitian yang 0,259 pada tingkat kesalahan (α) 0,05. Bila
disajikan pada Tabel 3, dari 99 responden nilai probabilitas lebih besar dari tingkat
yangmemiliki pengetahuan Baik, ibu kesalahan maka dapat dinyatakan bahwa
yangmemberikan ASI eksklusif sebanyak tidak terdapat hubungan antara kedua
29 orang(29,3%) dan ibu yang tidak variabel indepen dan variabel dependen.
memberikan ASIeksklusif sebanyak 70 Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
orang (70,7%),sedangkan dari 56 hubungan yang bermakna antara
responden yang memiliki pengetahuan pengetahuan ibu menyusui dengan
Kurang, ibu yang memberikanASI pemberian ASI eksklusif pada padaibu
eksklusif sebanyak 11 orang (19,6%) menyusui di Wilayah Kerja
danibu yang tidak memberikan ASI PuskesmasTompaso Kecamatan
eksklusif sebanyak 45 orang Tompaso.Pengetahuan responden tentang
(80,4%).Berdasarkan hasil analisis ASIeksklusif tidak berhubungan
denganmenggunakan uji chi-square dengan pemberian ASI karena
(x2)menghasilkan probabilitas sebesar pengetahuan responden yang baik tentang
ASI eksklusif belum terwujud dalam eksklusif pada bayinyameskipun kelompok
tindakan pemberianASI eksklusif dan ini tahu manfaat dankeunggulan ASI,
dengan pengetahuan yangkurang tidak namun sulit untuk mempraktekkannya.
membuat tindakan menjadi kurang baik. Selain itu, gencarnya promosi dan
Melalui penyesuaian diri, pengetahuan penjualan susu formula juga menjadi
yang masih kurang dapat disesuaikan pemicu rendahnya pemberian ASIeksklusif
dengan berpikir logis untuk melakukan kepada bayi, padahal kandungan nutrisi
tindakan yang baik. Terdapat berbagai dan kualitas ASI jauh lebih baik
faktor yang bisa mempengaruhi pemberian untuk bayi jika dibandingkan dengan
ASI eksklusif. Menurut Amiruddin dan susuformula. Beredarnya produk susu
Rostia (2007), kurangnyadukungan dari formula ini juga mudah dibeli masyarakat.
keluarga merupakan salah satufaktor Jadi banyak ibu yang lebih memilih
terhambatnya pemberian ASI memberi susuformula karena dinilai lebih
eksklusif sehingga walaupun ibu pernah praktis.Tidak adanya hubungan
menerima atautidak pernah menerima antara pengetahuan ibu dengan pemberian
informasi ASIeksklusif dari petugas ASIeksklusif. Hal tersebut dikarenakan ibu
kesehatan tidak akanmempengaruhi menyusui hanya sekedar mengetahui
tindakan ibu untuk memberikan ASI namun belum memaham
eksklusif pada bayi mereka.Menurut mengaplikasikan,mensistesis dan
Roesli (2000), sering kali ibu yang bekerja mengevaluasi apa yangdiketahui
mengalami dilema dalammemberikan ASI