Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
01
RUMAH SAKIT TK. IV 14.07.01 BONE
WATAMPONE 2018
KATA PENGANTAR
Sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan Rumkit TK.IV Dr. M. Yasin
Bone, pelayanan Laboratorium bertujuan meningkatkan dan mempertahankan
pelayanan serta mutu pemeriksaan secara professional, dengan selalu mengikuti
perkembangan teknologi laboratorium dalam arti kualitatif, mengacu kepada visi dari
laboratorium itu sendiri, yaitu menjadi laboratorium yang melayani secara
profesional, sehingga layak dibanggakan oleh para prajurit, PNS dan keluarganya
serta masyarakat di wilayah Korem 141 Toddopuli.
Terimakasih kami ucapkan kepada Tim Pokja, yang telah bekerja dengan
baik dalam menyusun buku pedoman ini.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan. Sebagai
komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil laboratorium digunakan
untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan, pemberian dan pemantauan
pengobatan, serta penentuan prognosis.
Unit Laboratorium Rumah Sakit Dr. M. Yasin Bone berada dibawah
wewenang dan tanggung jawab Karumkit Dr. M. Yasin Bone di bidang
penyediaan sarana dan prasarana pelayanan Laboratorium. Dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari berada di bawah pembinaan Kepala UnitPenunjang Diagnostik
(Kainstaljangdiag). Laboratorium Dr.M. Yasin Bone dipimpin oleh seorang dokter
(Penanggung Jawab Laboratorium). Pelayanan Laboratorium Rumkit Dr. M.
Yasin Bone terdiri dari Laboratorium untuk Rawat Jalan dan Rawat Inap dan
Laboratorium 24 jam.
Seiring dengan visi dan misi Rumah Sakit Dr. M. Yasin Bone Pelamonia dan
dalam rangka mewujudkan Pelayanan Laboratorium yang bermutu, diperlukan
suatu Pedoman Pelayanan Laboratorium.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium adalah
meningkatkan mutu pelayanan melalui Praktek Laboratorium Kesehatan Yang
Benar (Good Laboratory Practice/GLP). Diharapkan pedoman ini dapat menjadi
acuan dalam setiap kegiatan pelaksanaan pelayanan di UnitLaboratorium Rumah
Sakit Dr. M. Yasin Bone.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Laboratorium adalah kegiatan UnitLaboratorium
yang meliputi pemeriksaan laboratorium Bahan Pemeriksaan (BP) dalam rangka
penyaringan, diagnostik dan prognostik suatu penyakit untuk pasien rawat jalan,
rawat inap dan Medical Check Up (MCU). Laboratorium i Rumah Sakit Dr. M.
Yasin Bone melayani permintaan pemeriksaan dari para dokter praktek swasta,
praktisi umum dari rumah sakit lain.
D. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium yaitu :
1. Undang-Undang Republik Indonesia No.29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
4. Peraturan Mentri Kesehatan RI No 411 Menkes/Per/III/2010 Tentang
Laboratorium Klinik.
5. Keputusan Mentri Kesehatan RI No 1267 Menkes/SK/XII/2007 Tentang
Pedoman Klasifikasi dan Kodefikasi Jenis Pemeriksaan, Spesimen, Metode
Pemeriksaan Laboratorium Kesehatan.
6. Keputusan Mentri Kesehatan RI Tahun 2004 Pedoman Praktek
Laboratorium Yang Benar (GLP) .
BAB II
ORGANISASI DAN PERSONALIA
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Jumlah tenaga pelaksana dan distribusi ketenagaan dilaboratorium disesuaikan
dengan kebutuhan dan standar yang berlaku.
1. Nama Jabatan : Kepala Unit Laboratorium
Fungsi :
Bertindak sebagai penanggung jawab, koordinator, supervisor pelaksanaan
kegiatan dan pengembangan pelayanan laboratorium dan pelayanan
pendidikan di unitlaboratorium.
Uraian tugas :
a. Memimpin dan mengkordinasikan kegiatan pelayanan di unitlaboratorium.
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit pelayanan terkait sehingga produk
yang dibutuhkan oleh unit pelayanan dapat tersedia dengan cepat dan
tepat
c. Menyusun program kegiatan tahunan / RKAP unitlaboratorium
d. Mengusulkan rencana keiatan/program tahunan / RKAP kepada direktur
e. Memberi konsultasi kepada Tim Medis rumah sakit
f. Memonitor pengadaaan serta penggunaan sarana dan prasarana di
unitlaboratorium
g. Melaksanakan, mengawasi kegiatan pelayanan laboratorium dan
pelayanan pendidikan.
h. Melakukan evaluasi terhadap efektifitas kerja sumber daya manusia
(SDM) serta sumber daya lainnya (peralatan) di unitlaboratorium
i. Memimpin pertemuan bulanan dengan staf di unitlaboratorium
Persyaratan jabatan :
a. Militer / Pegawai Negeri Sipil
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan
Wewenang :
a. Menentukan keputusan menyangkut kebijaksanaan pelayanan dan
pengembangan unitlaboratorium
b. Mengusulkan program-program yang berkaitan dengan pelayanan dan
pengembangan unitlaboratorium kepada direktur
c. Mengusulkan tambahan alat sesuai dengan kebutuhan unitlaboratorium
d. Memberikan teguran kepada staf yang melakukan pelanggaran dan
mengembalikan staf yang bersangkutan kepada direktur bila teguran
terakhir tidak diindahkan.
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada Direktur atas kelancaran pelaksanaan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit dan pelayanan pendidikan di
unitlaboratorium. Bertanggung jawab kepada direktur atas pemasukan dan
pengeluaran keuangan unitlaboratorium;
Wewenang :
a. Meminta fasilitas untuk kelengkapan pelaksanaan pelayanan administratif
dan pelayanan tekhnis medis laboratorium atas usulan koordinator
pelayanan
b. Menunjuk staf mewakili kepala unitmenghadiri pertemuan/rapat, atas
persetujuan kepala instalasi.
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada kepala unitlaboratorium atas kelancaran urusan
kerumahtanggaan unitlaboratorium.
Tugas-tugas :
a. Mengawasi kelancaran pelayanan teknis medis dan administrasi setiap
hari di laboratorium
b. Melakukan bimbingan dan peningkatan mutu pelayanan teknis medis dan
administrasi di unitlaboratorium
c. Melakukan koordinasi dengan Tim Mutu mengenai kontrol
kualitas/Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu Eksternal
(PME) tes-tes di unitlaboratorium
d. Menentukan solusi atas permasalahan dalam pelayanan teknis medis dan
administrasi di unitlaboratorium
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D4 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
Wewenang :
a. Meminta fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan medis
dan administrasi
b. Mengusulkan perbaikan / penggantian sarana dan alat laboratorium yang
dianggap bermasalah
Tanggung jawab :
Bertanggungjawab kepada kepala unitlaboratorium atas kelancaran
dan kualitas hasil pelayanan teknis medis dan administrasi di
unitlaboratorium
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
Wewenang :
a. Mengusulkan program perencanaan dan pengembangan unitlaboratorium
b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan perencanaan dan
pengembangan unitlaboratorium
Tanggung jawab :
Bertanggungjawab kepada kepala unitlaboratorium terhadap
pelaksanaan perencanaan dan pengembangan unitlaboratorium
Wewenang :
a. Menolak barang/bahan lab/alkes yang tidak sesuai dengan usulan
permintaan
b. Mengurangi/ menambah permintaan/pemesanan berdasarkan kebutuhan
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada kepala unitmelalui penanggung jawab
administratif
6. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Sarana/Prasarana/Alat
Fungsi :
Menangani sarana dan prasarana /ATK serta inventaris alat medis dan non
medis/mobiler di unitlaboratorium
Tugas:
a. Menyusun permintaan kebutuhan barang cetakan ( triwulan dan tahun)
b. Mengusulkan daftar kebutuhan barang cetakan kepada direktur setelah
disetujui oleh kepala unitlaboratorium
c. Melayani permintaan barang cetakan ( FPP = Formulir Permintaan
Pemeriksaan) dari ruang perawatan/poliklinik
d. Melayani permintaan kebutuhan barang cetakan, ATK dan barang
kelontong di laboratorium
e. Melakukan koordinasi dengan UnitPemeliharaan Sarana Rumah Sakit
(IPS-RS) untuk pemeliharaan dan perbaikan alat/sarana di laboratorium
f. Menghubungi rekanan terkait jika terjadi trouble pada alat
g. Melakukan pencatatan yang baik dan benar untuk setiap mutasi alat
inventaris medis dan non medis/mobiler di laboratorium
h. Membuat laporan persediaan barang cetakan, ATK, dan barang kelontong
setiap bulan
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan
Wewenang :
a. Membatasi permintaan dari ruangan-ruangan berdasarkan kebutuhan
b. Mendapatkan training (khusus maintanance) bagi setiap alat baru di
laboratorium
Tanggung Jawab :
Bertanggungjawab kepada kepala unitmelalui penanggung jawab
administratif.
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
Wewenang :
a. Mengusulkan fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan
medis kepada koordinator pelayanan
b. Mengusulkan perbaikan/penggantian sarana dan alat laboratorium yang
dianggap bermasalah untuk kepentingan pelayanan medis kepada
koordinator pelayanan.
Tanggung Jawab:
Bertanggung jawab kepada koordinator pelayanan dalam hal pelayanan
teknis medis rawat jalan, rawat inap, pelayanan 24 jam dan bank darah di
unitlaboratorium.
Fungsi :
Bertindak sebagai penanggungjawab pelayanan, pendidikan dan
pengembangan dalam bidang Hematologi Klinik, Imunologi Klinik, Kimia
Klinik, Mikrobiologi dan parasit di unit laboratorium.
Tugas :
a. Mengawasi kelancaran pelayanan setiap hari di bidang masing-masing.
b. Mengawasi pelaksanaan kontrol kualitas/PMI (Pemantapan Mutu
Internal) di bidang masing-masing.
c. Melakukan evaluasi hasil PMI secara harian maupun bulanan di bidang
masing-masing.
d. Mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal (PME) secara berkala di bidang
masing-masing
e. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Pelayanan dan Tim mutu
terhadap evaluasi hasil PMI maupun PME.
f. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Pelayanan dalam mencari dan
menentukan solusi atas permasalahan yang timbul di laboratorium di
bidang masing-masing
g. Bersama – sama dengan koordiantor pelayanan mengusulkan kebutuhan
reagen, alat dan bahan di bidang masing-masing.
h. Mengupayakan pengembangan tes-tes di bidang masing-masing.
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2, Patologi Anatomi,S2 Kesehatan, D4 Analis, D3 Analis,
SMAK atau sertifikat pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
Wewenang :
a. Meminta fasilitas yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan
pelayanan laboratorium di bidang masing-masing.
b. Mengusulkan perbaikan / penggantian alat yang dianggap bermasalah
c. Mengusulkan pengadaan alat / metode baru untuk tes – tes di bidang
masing-masing
Tanggung jawab :
a. Bertanggungjawab terhadap kepala unitlaboratorium melalui koordinator
pelayanan terhadap kelancaran pelayanan laboratorium di bidang
masing-masing
b. Membuat rencana kebutuhan/ Rencana Kerja Anggaran Program (RKAP)
tahunan untuk pelayanan di bidang masing- masing.
C. PENGATURAN JAGA
Guna kelancaran dalam pelaksanaan pelayanan laboratorium, koordinator
ruangan bersama koordinator rawat jalan dan rawat inap bersama menyusun/
membuat daftar jaga/ shif sore, malam, hari minggu /raya bagi staf/ analis
dilaboratorium serta mengatur kelancaran seluruh aktifitas pelayanan ( sampling,
petugas sampling , distribusi sampel ,administrasi dan hasil pemeriksaan).
D. STRUKTUR ORGANISASI
PENANGGUNG JAWAB
KEPALA UNIT
A. DENAH RUANG
Unit laboratorium harus mempunyai denah ruang dan tata ruang yang
baik, sesuai dan memperoleh sinar matahari/cahaya yang cukup, tersedia ruang
terpisah alur pelayanan untuk ruang tunggu/ penerimaan pasien/ sampel, ruang
pengambilan sampel, ruang pengelolaan sampel, ruang administrasi, ruang
istirahat. Denah Ruang laboratorium yang lengkap (termasuk letak telepon, alat
pemadam kebakaran, pintu keluar darurat) digantungkan dibeberapa tempat
yang mudah terlihat.
B. STANDAR FASILITAS
1. Secara umum tersedia ruang terpisah untuk :
a. Ruang penerimaan : ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan
spesimen masing- masing sekurang-kurangnya mempunyai luas 6 m2
b. Ruang pemeriksaan : banyaknya tergantung jumlah dan jenis
pemeriksaan yang dilakukan, masing-masing sekurang- kurangnya
mempunyai luas 15 s/d 30 m2 untuk bank darah dan pemeriksaan
mikrobiologi masing-masing memiliki ruangan terpisah.
c. Ruang admistrasi/pengolahan sampel : sekurang-kurangnya mempunyai
luas 6m2
2. Persyaratan konstruksi ruang laboratorium rumah sakit adalah :
a. Dinding terbuat dari bahan porselin atau keramik setinggi 1,50 m dari
atas lantai.
b. Tinggi langit – langit antara 2,70 – 3,30 m dari lantai
c. Lebar pintu minimal 1,20 m dan maksimal 2,10 m.
d. Ambang bawah jendela minimal 1,00 dari lantai
e. semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai
f. Lantai terbuat dari bahan yang kuat,mudah dibersihkan,berwarna terang
dan tahan terhadap kerusakan oleh bahan kimia.
g. Meja beton dilapisi keramik/porselin dengan tinggi 0,80 – 1,00 m
h. Dinding ruang dapur,kamar mandi /toilet dilapisi porselin atau keramik
minimal 1,50 m dari atas lantai.
i. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran.
3. Fasilitas penunjang rumah sakit meliputi :
a. Kamar mandi/WC pasien dan petugas
b. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium
c. Keselamatan dan keamanan kerja
d. Ventilasi : 1/3 x luas lantaiatau AC i PK/20 m2
e. Penerangan : 5 Watt/m2
f. Air bersih , mengalir : 50Liter/pekerja/hari
g. Daya listrik :2200 V A s/d 3300 V
4. Persyaratan fasilitas toilet dilaboratorium rumah sakit adalah :
a. Harus terpelihara dan dalam keadaan bersih
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna
terang dan mudah dibersihkan
c. Pembuangan air limbah dari toilet dilengkapi dengan penahan bau
(water seal )
d. Letak toilet tidak berhubungan langsung dengan dapur, kamar operasi
dan ruang khusus lainnya .
e. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar
f. Toilet Pria dan wanita harus terpisah
g. Toilet petugas harus terpisah dengan toilet pasien
h. Toilet pasien harus terletak ditempat yang mudah dijangkau dan ada
petunjuk arah
i. Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara
kebersihan
j. Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan airyang dapat
menjadi tempat perindukan nyamuk
5. Ruangan laboratorium
a. Seluruh ruangan dalam laboratorium harus mudah dibersihkan
b. Pertemuan antara dua dinding dibuat lengkung
c. Permukaan meja kerja harus tidak tembus air, juga tahan asam, alkali,
larutan organik dan panas yang sedang.tepi meja dibuat melengkung.
d. Perabot yang digunakan harus terbuat dari bahan yang kuat
e. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah
dibersihkan.
f. Ada dinding pemisah antar ruang pasien dan laboratorium
g. Penerangan dalam laboratorium harus cukup
h. Permukaan dinding,langit-langit dan lantai agar rata agar mudah
dibersihkan,tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
i. Tersedianya bak cuci tangan dengan air mengalir dalam setiap ruangan
laboratoriu dekat pintu keluar.
j. Pintu laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan label KELUAR, alat
penutup pintu otomatis dan diberi label BAHAYA INFEKSI .
k. Tempat-tempat sampah dilengkapi dengan kantong plastik
l. Tempat sampah kertas, sarung tangan karet/plastik,dantabung plastik
harus dipisahkan dari tempat sampah gelas/kaca/botol.
m. Tersedia ruang ganti pakaian,ruang makan/minum dan kamar kecil.
n. Tanaman hias dan hewan piaraan tidak dibolehkan berada diruang kerja
laboratorium.
6. Koridor , Gang , Lantai dan Tangga
a. Lantai laboratorium harus bersih,kering dan tidak licin
b. Koridor,tangga dan gang harus bebas dari halangan
c. Tangga yang memiliki lebih dari 4 anak tangga dilengkapi dengan
pegangan tangan
d. Permukaan anak tangga rata dan tidak licin
e. Penerangan dikoridor dan gang cukup
7. Sistem ventilasi
a. Ventilasi laboratorium harus cukup
b. Jendela laboratorium harus dapat dibuka ,harus dilengkapi kawat anti
nyamuk/anti lalat
c. Udara dalam laboratorium harus dibuat mengalir searah
B. PENGELOLAAN SPESIMEN
Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa : darah (whole blood),
serum, plasma, urin, tinja, sputum, cairan otak, bilasan lambung, apus tenggorok,
apus rektum, sperma, pus, cairan pleura, cairan arcites, sekret( uretra, telinga,
hidung, mata ).
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium merupakan kegiatan pelayanan kesehatan yang
tidak terpisahkan dengan kegiatan [elayanan kegiatan kesehatan lainnya untuk
menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan
penyakit serta pemulihan kesehatan perorangan ataupun masyarakat. Tujuan
melakukan suatu pemeriksaan laboratorium antara lain untuk uji saring,
diagnostik, dan evaluasi hasil pengobatan dan surveilan. Pemeriksaan
laboratorium meliputi: pemeriksaan hematologi, imunologi, kimia klinik, klinik
rutin, mikrobiologi dan patologi anatomi yang mencakup pra analitiuk, analitik,
pasca analitik.
1. Persiapan
Persiapan pasien secara umum. Persiapan pasien untuk pengambilan
spesimen pada keadaan basal
a. Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8 – 12 jam
sebelum diambil darah ( lihat tabel )
b. Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07 00 - 09 00.
Pemeriksaan yang perlu puasa
Glukosa Puasa 10 12 jam
TTG ( tes toleransi glukosa ) Puasa 10 12 jam
Trgliserida Puasa 10 12 jam
Asam urat Puasa 10 12 jam
VMA Puasa 10 12 jam
Renin (PRA) Puasa 10 12 jam
Insulin Puasa 8 jam
C Peptide Puasa 8 jam
Gastrin Puasa 12 jam
Aldosteron Puasa 12 jam
Homocysteine Puasa 12 jam
LP (a ) Puasa 12 jam
PTH intact Puasa 12 jam
Apo A1 Dianjurkan Puasa 12 jam
Apo B Dianjurkan Puasa 12 jam
k. Umur, Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam darah
,kadar Hb dan hitung eritrosit jauh lebih tinggi neonatus dibandingkan
orang dewasa.
l. Ras, jumlah lekosit orang kulit hitam amerika lebih rendah dibandingkan
orang kulit putih.
m. Jenis kelamin (gender ),Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh
jenis kelamin.kadar besi serum dan kadar Hb berbeda pada wanita dan
pada pria.
n. Kehamilan, bila pemeriksaan dilakukan pada pasien hamil,sewaktu
interpretasi hasil perlu mempertimbangkan masa kehamilan wanita
tersebut.Pada kehamilan terjadi pengenceran darah ( hemodilusi ) Yang
dimulai pada minggu ke-10 kehamilan dan terus meningkat sampai minggu
ke – 35 kehamilan.
3. Pengambilan
a. Peralatan
Secara umum peralatan yang digunakan harus bersih ,kering , tidak
mengandung bahan kimia atau deterjen , terbuat dari bahan yang tidak
terpengaruh dari zat – zat pada spesimen, untuk pengambilanspesimen
pembiakan harus steril.
b. Wadah
Wadah spesimen harus terbuat dari gelas atau plastik,tidak bocor , tidak
mengandung bahan kimia,bersih,kering dan steri l, wadah untuk urin dan
feses ,sputum harus bermulut lebar.
c. Pengawet
Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan kedalam sampel agar analit
yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya untuk
kurun waktu tertentu.
d. Waktu
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari,terutama
untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan imunologi karena
umumnya nilainya ditetapkan pada keadaan basal.
e. Lokasi
Sebelum pengambilan spesimen ,harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi
pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
f. Volume
Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan
laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.
g. Teknik
Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan cara yang benar, agar
spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya.
4. Pemberian identitas
Pemberian identitas dan atau spesimen merupakan hal penting , baik
pada saat pengisian surat pengantar / formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium ,pendaftaran , label wadah spesimen. Pada surat pengantar
/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya mencantumkan :
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
c. Identitas pasie ( Nama,umur , jenis kelamin , alamt / ruang ) termasuk
rekam medik.
d. Identitas pengirim nama , alamat , nomor telepon )
e. Nomor laboratorium
f. Diagnosis / keterangan klinik
g. Obat – obatan yang telah digunakan dan lama pemberian
h. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
i. Jenis spesimen dan lokasi pengambilan spesimen
j. Volume spesimen
k. Transpor media dan pengawet yang digunakan
l. Nama pengambil spesimen
Label wadah spesimen yang akan dikirim kelaboratorium harus memuat :
a. Tanggal pengambilan spesimen
b. Nama dan nomor pasien
c. Jenis specimen
D. PENGELOLAAN LIMBAH
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat
dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu
pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan
dampak negatif.
G. TROUBLE SHOOTING
Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu ketidakcocokan
hasil, malfungsi alat maupun kondisi yang tidak kita inginkan yang mungkin
disebabkan oleh karena adanya gangguan pada peralatan ,perlu adanya
pemecahan masalah ( Troubleshooting ). Merupakan proses atau kegiatan untuk
mencari penyebab terjadinya penampilan alat yang tidak memuaskan , dan
memilih cara penanganan yang benar untuk mengatasinya .Makin canggih suatu
alat , akan makin kompleks permasalahan yang mungkin terjadi.
BAB V
LOGISTIK
A. MACAM / JENIS
1. Reagen
a. Menurut tingkat kemurniannya reagen dibagi menjadi :
1) Reagen tingkat analitis ( Analytical Reagen ), reagen yang terdiri atas
zatt kimia yang mempunyai kemurnian sangat tinggi
2) Zat kimia tingkat lain, zat kimia yang tersedia dalam tingkatan dan
penggunaan yang berbeda.
b. Menurut cara pembuatannya dibagi menjadi :
1) Reagen buatan sendiri
2) Reagen jadi ( komersil )
2. Standar
Standar adalah zat-zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan
diperoleh dengan cara penimbangan ada 2 macam standar, yaitun :
a. Standar primer, standar yang merupakan zat termurni dalam kelasnya
yang menjadi standar untuk semua zat lain.
b. Standar sekunder, merupakan zat-zat yang konsentrasi dan kemurniannya
ditetapkan melalui analisis dengan perbandingan terhadap standar primer.
3. Bahan kontrol
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu
pemeriksaan dilaboratorium atau mengawasi kualitas hasil pemeriksaan
sehari- hari.
Bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan :
a. Sumber bahan kontrol, dapat berasal dari manusia, binatang, atau
merupakan bahan kimia murni.
b. Bentuk bahan kontrol , menurut bentuknya ,yaitu bahan cair, bentuk padat
bubuk (bentuk liofilisat ) dalam bentuk strip
c. Buatan,dapat dibuat sendiri atau dapat dibeli dalam bentuk sudah jadi.Ada
beberapa macam bahan kontrol yang dibuat sendiri,yaitu :
1) Bahan kontrol yang dibuat dari serumkumpulan (pooled sera)
merupakan campuran dari bahan sisa serum pasien yang sehari-hari
dikirim kelaboratorium.
2) Bahan kontrol yang dibuat dari kimia murni sering disebut larutan
spikes
3) Bahan kontrol yang dibuat dari lisat,disebut juga hemolisat.
B. DASAR PEMILIHAN
Pada umumnya memilih bahan laboratorium yang akan dipergunakan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh dipasaran
8. Besarnya biaya untuk satuan ( lebih ekonomis )
9. Pemasok/ vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual
C. PENGADAAN
Pengadaan bahan laboratorium harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal,sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan-bahan
yang dibutuhkan diluar rutin atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6 – 12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah
pemeriksaan untuk periode 6 – 12 bulan tahun yang akan datang ,untuk itu
jumlah rata – rata pemakaian bahan untuk satu buln harus dicatat.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time )
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan
diterima dari pemasok perlu diperhitungkan , terutama untuk bahan yang sulit
didapat.
D. PENYIMPANAN
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secar cermat dengan
mempertimbangkan :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
Pertama masuk-pertama keluar (FIFO=first in – first out ), yaitu barang-barang
yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu, hal yang
ini untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan terlalu lama.
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu / kelembaban
4. Lama /waktu penyimpanan dengan melihat kadaluarsa
5. incompability
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
1. Patient safety adalah mengidentifikasi & mengontrol risiko yang dapat
mencederai pasien, mencegah terjadinya cedera, membuat pasien aman
2. Patient safety merupakan transformasi kultural, dengan perubahan budaya
yang diharapkan adalah : cultur safety, blame-free culture, reporting culture,
dan learning culture sehingga diperlukan upaya transformasi yang
menyangkut intervensi multilevel dan multi dimensi yang terfokus pada misi
dan strategi organisasi, leadership style serta budaya organisasi.
3. Patient safety suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).
B. TUJUAN
1 Tujuan Umum :
a) Membangun kesadaran terhadap keselamatan pasien serta
terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
pelayanan dilaboratorium. Pengelolaan medication error sangat penting
dilakukan dimanapun medikasi diberikan.
b) Untuk menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah sakit,
meningkatkan akuntabilitas rumah sakit, menurunkan KTD di rumah
sakit, terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
2 Tujuan Khusus :
a) Menurunkan Insiden Keselamatan Pasien dalam medication error
b) Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
c) Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera dan
selayaknya
d) Mengantisipasi dan merencanakan pertanggungjawaban jika terjadi
kerugian.
e) Membantu praktisi kesehatan dan lembaga terkait untuk dapat
menelusuri kesalahan obat
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
Untuk mencapai ke tujuh standar di ata Panduan Nasional tersebut
menganjurkan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit
yang terdiri :
a. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b. Pimpin dan dukung staf
c. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
d. Kembangkan system pelaporan
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
g. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
5) Orang
6) Budaya
a) Faktor budaya sangat bepengaruh besar terhadap pemahaman
kesalahan dan keselamatan pasien.
b) Pilosofi tentang keamanan ; keselamatan pasien tergantung kepada
pilosofi dan nilai yang dibuat oleh para pimpinanan pelayanan
kesehatan
c) Jalur komunikasi : jalur komunikasi perlu dibuat sehingga ketika
terjadi kesalahan dapat segera terlaporkan kepada pimpinan (siapa
yang berhak melapor dan siapa yang menerima laporan).
d) Budaya melaporkan , terkadang untuk melaporkan suatu kesalahan
mendapat hambatan karena terbentuknya budaya blaming . Budaya
menyalahkan (Blaming) merupakan phenomena yang universal.
Budaya tersebut harus dikikis dengan membuat protap jalur
komunikasi yang jelas.
e) Staff – kelebihan beban kerja, jam dan kebijakan personal. Faktor
lainnya yang penting adalah system kepemimpinan dan budaya
dalam merencanakan staf, membuat kebijakan dan mengantur
personal termasuk jam kerja, beban kerja, manajemen kelelahan,
stress dan sakit
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN
1) “ Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktiitas yang
optimal meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat
kerja dan syarat kesehatan. Pada hakekatnya merupakan penyerasian
kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang wajib
diselenggarakan oleh setiap tempat kerja “ .( U.U Kesehatan No.23 Tahun
1992 tentang Keseshatan ,Pasal 23 )
2) “ Keselamatan kerja adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan, kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja,
pencemaran lingkungan yang pada umumnya menimbulkan kerugian nyawa,
waktu dan harta benda bagi pekerja dan masyarakat yang berada
dilingkungannya “.( Undang- undang no 1 Tahun 1970, Tentang
Keselamatan )
3) Laboratorium Kesehatan : Adalah sarana Kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, Penetapan dan Pengujian Terhadap bahan yang Berasal dari
Manusia atau bukan dari bahan Manusia untuk penentuan Jenis Penyakit,
kondisi kesehatan atau Faktor yang dapat Berpengaruh Pada Kesehatan
Perorangan dan Masyarakat.
B. TUJUAN
1. Acuan dalam melaksanakan tugas laboratorium
2. Meningkatkan pengetahuan petugas terhadap resiko terjadinya kecelakaa
dan gangguan kesehatan akibat kegiatan laboratorium.
3. Menjamin mutu pekerjaan dilaboratorium
Pencegahan :
a) Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
b) Pengaturan ventilasi dan penyediaan airminum yang cukup
memadai.
c) Menurunkan getaran dengan bantalan antivibrasi
d) Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
e) Pelindung mata untuk sinar laser
f) Filter untuk mikroskop
5) faktor psikologis ( ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat
darurat, karantina dll.). Beberapa contoh faktor psikososial di
laboratorium kesehatan yang dapat menyebabkan stress :
a) Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan
menyangkut hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di
laboratorium kesehatan di tuntut untuk memberikan pelayanan
yang tepat dan cepat diserta idengan kewibawaan dan
keramahan-tamahan
b) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
c) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan
bawahan atau sesama teman kerja.
d) Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerjadi sektor
formal ataupun informal.
6) Faktor Biologis
Pencegahan :
a) Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang
kebersihan,epidemilogi dan desinfeksi.
b) Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk
memastikandalam keadaan sehat badani, punya cukup
kekebalan alami untuk bekrjadengan bahan infeksius, dan
dilakukan imunisasi.
c) Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar
(GoodLaboratory Practice)
d) Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan
yangbenar.
e) Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan
infeksiusdan spesimen secara benar
f) Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
g) Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
h) Kebersihan diri dari petugas.
2. Perencanaan
a. Analisa sesuai kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium
kesehatan.analisa situasi merupakan langkah pertama yang harus
dilakukan, dengan melihat sumber daya yang dimiliki, sumber dana yang
tersedia dan bahaya potensial apa yang mengancam laboratorium
kesehatan.
b. Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium
dan bahaya potensialnya dengan mengadakan inspeksi tempat kerja
dan melakukan pengukuran lingkungan kerja.dari kegiatan ini dapat
ditemukan masalah - masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Alternatif upaya penanggulangannya .Dari masalah yang ditemukan
dicari alternatif upaya penanggulangannya berdasarkan dana dan daya
yang tersedia.Keluaran yang diharapkan dari kegiatan perencanaan ini
adalah :
1) Adanya denah lokasi bahaya
2) Rumusan alternatif rencana upaya penanggulangannya.
Adanya denah lokasi bahaya potensial diruang kepala laboratorium
memberikan gambaran kepedulian kepala laboratorium akan resiko
kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas.
3. Pelaksanaan
a. Melaksanakan sosialisasi K3 kepada seluruh karyawan dalam bentuk
pelatihan , penyuluhan dan lain- lain.
b. Membuat protap pelaksanaan k3 diunit laboratorium masing- masing
dan melakukan revisi apabila diperlukan.
c. Meningkatkan kerja sama antara personil tim k3 melalui pertemuan
secara berkala untuk memebahas pelaksanaan tugas tim K3 dan
kendala yang ada.
d. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan k3
e. Mengkoordinasi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan imunisasi
karyawan. Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melaluipemeriksaan
kesehatan pekerja yang meliputi:
1) Pemeriksaan Awal, Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
sebelum seseorang calon / pekerja (petugaskesehatan dan non
kesehatan) mulaimelaksanakan pekerjaannya.
2) Pemeriksaan Berkala, Adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilaksanakan secara berkala dengan jarak waktu berkala yang
disesuaikan denganbesarnya resiko kesehatan yang dihadapi.
3) Pemeriksaan Khusus, Yaitu pemeriksaan kesehatan yang
dilakukanpada khusus diluar waktu pemeriksaanberkala, yaitu pada
keadaan dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat
mengganggu kesehatan pekerja.
4) Pengawasan
a. Melakukan pengawasan dan pengendalian penerapan program K3
dilaboratorium.
1) pengendalian penyakit akibat kerja dan kecelakaanmelalui
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja
2) pengendalian melalui Perundang-undangan(Legislative Control)
antara lain :
a) UU No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
b) Petugas kesehatan dan non kesehatan
c) UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
d) UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
e) Peraturan Menteri Kesehatan tentang higene dansanitasi
lingkungan.
f) Peraturan penggunaan bahan-bahan berbahaya
g) Peraturan/persyaratan pembuangan limbah dll.
3) Pengendalian melalui Administrasi /Organisasi (Administrative
control) antara lain:
a) Persyaratan penerimaan tenaga medis, paramedis, dan tenaga
non medis yang meliputibatas umur, jenis kelamin, syarat
kesehatan
b) Pengaturan jam kerja, lembur dan shift
c) Menyusun Prosedur Kerja Tetap (Standard Operating
Procedure) untuk masing-masing unitdan melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaannya
4) Melaksanakan prosedur keselamatan kerja (safety procedures)
terutama untuk pengoperasian alat-alat yang dapat menimbulkan
kecelakaan (boiler, alat-alatradiology, dll) dan melakukan
pengawasanagar prosedur tersebut dilaksanakan•
5) Melaksanakan pemeriksaan secaraseksama penyebab kecelakaan
kerja dan mengupayakan pencegahannya.
6) Pengendalian Secara Teknis ( Engineering Control ) al.:
a) Substitusi dari bahan kimia, alat kerja atauproses kerja.
b) Isolasi dari bahan-bahan kimia, alat kerja,proses kerja dan
petugas kesehatan dan non kesehatan (penggunaan alat
pelindung).
c) Perbaikan sistim ventilasi, dan lain-lain
7) Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control) Yaitu
upaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara
mengenal (Recognition) kecelakaan dan penyakit akiba kerja yang
dapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan
kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada
baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang
disekitarnya.
b. Melakukan penyelidikan sesuai kebutuhan didalam laboratorium jika
terjadi pelepasan bahan infeksi dan bahan berbahaya.
c. Melaporkan kejadian yang berkaitan kepada pihak yang berwenang
sesuai kebutuhan.
d. Mencatat kejadian atau masalah K3 dilaboratorium kesehatan.
A. PRA ANALITIK
Tahap pra analiti yaitu tahap mulai mempersiapkan pasien, menerima spesimen,
memberi identitas spesimen, mengambil spesimen, mengirim spesimen,
menyimpan spesimen sampai menguji kualitas air reagen / antigen /antisera
dengan melakukan verifikasi sebagai berikut :
1. Formulir permintaan pemeriksaan
a. Apakah identitas pasien, identitas pengirim, (dokter, lab.pengirim,
kontraktor, dll ) no.lab, tanggal pemeriksaan, permintaan pemeriksaan
sudah lengkap dan jelas.
b. Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai. Sebelum
melakukan pemeriksaan perlu diperhatikan identifikasi dan pencatatan data
pasien dengan benar.
2. Persiapan pasien
Apakah persiapan pasien sesuai persyaratan.
Sebelum spesimen diambil harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan baik
sesuai dengan persyaratan pengambilan spesimen, untuk itu perlu dibuat
petunjuk tertulis untuk persiapan pasien pada setiap pemeriksaan
laboratorium.
3. Pengambilan dan penerimaan spesimen
Apakah spesimen dikumpulkan secara benar, dengan memperhatikan jenis
spesimen.
Spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu, volume,
cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan,sesuai dengan
persyaratan pengambilan spesimen.
4. Penanganan spesimen
a. Apakah pengolahan spesimen dilakukan sesuai persyaratan
b. Apakah kondisi penyimpanan spesimen sudah tepat
c. Apakah penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan –
pemeriksaan khusus
d. Apakah kondisi pengiriman spesimen sudah tepat.
Metode transpormasi spesimen,separasi dan penyimpanan harus sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sehingga tidak terpengaruh terhadap hasil
pemeriksaan.
5. Persiapan sampel untuk analisa
a. Apakah kondisi sampel memenuhi persyaratan
b. Apakah volume sampel sudah cukup
c. Apakah identifikasi sampel sudah benar
B. TAHAP ANALITIK
Tahap analitik yaitu tahap mulai dari mengolah spesimen, mengkalibrasi
peralatan laboratorium, sampai dengan menguji ketelitian ketepatan.
1. Persiapan reagen / media
a. Apakah reagen / media memenuhi syarat
b. Apakah masa kaduluwarsa tidak terlampaui
c. Apakah cara pengenceran sudah benar
d. Apakah pelarutnya (aquadest) memenuhi syarat
2. Pipetasi reagen dan sampel
a. Apakah semua peralatan laboratorium yang digunakan bersih, memenuhi
persyaratan
b. Apakah pipet yang digunakan sudah dikalibrasi
c. Apakah pipetasi dengan benar
1. Audit adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai
kegiatan yang dilaksanakan didalam laboratorium,dibagi dalam bentuk audit
internal dan audit eksternal.
a. Audit internal dilakukan oleh tenaga laboratorium yang sudah senior.
Penilaian yang dilakukan haruslah dapat mengukur berbagai indikator
penampilan laboratorium misalnya kecepatan pelayanan, ketelitian
laporan hasil pemeriksaan laboratorium, dan mengidentifikasi titik lemah
dalam kegiatan laboratorium yang menyebabkan kesalahan sering
terjadi.
b. Audit eksternal bertujuan untuk memperoleh masukan dari pihak diluar
laboratorium atau pemakai jasa laboratorium terhadap pelayanan dan
mutu laboratorium.Pertemuan antara kepala- kepala laboratorium untuk
membahas dan membandingkan berbagai metode, prosedur kerja, biaya
dan lain- lain merupakan salah satu bentuk dari audit eksternal.
2. Validasi hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk memantapkan kualitas
hasil pemeriksaan yang telah diperoleh melalui pemeriksaan ulang oleh
laboratorium rujukan.
Pemeriksaan ulang ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Laboratorium mengirim spesimen dan hasil pemeriksaan ke laboratorium
rujukan untuk diperiksa, dan hasilnya dibandingkan terhadap hasil
pemeriksaan laboratorium pengirim.
b. Persentase tertentu dari hasil pemeriksaan positif dan negatif dikirim ke
laboratorium rujukan untuk di periksa ulang.
BAB IX
PENUTUP