Sie sind auf Seite 1von 10

ARTIKEL

ANALISIS DEBIT BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI REJOSO


PASURUAN - JAWA TIMUR

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan


Program Sarjana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Metro

DI SUSUN OLEH

DWI APRIYANTI

14510042

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

2019
ANALISIS DEBIT BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI REJOSO
PASURUAN - JAWA TIMUR

Dwi apriyanti

Jurusan Teknik Sipil

E-mail : apriyanti.khailani73@gmail.com

Floods that occur in a watershed area are caused by a decrease in the area
of water catchment due to changes in land use that are not well planned and
patterned. So that the result of changes in land use resulted in an increase in the
volume of flood discharge that occurred in the Rejoso watershed. The Rejoso
watershed is a watershed located in the Pasuruan-East Java which has a strategic
function, but has decreased due to flood.
This research was conducted to analyze the flood discharge of a watershed
area, the calculation of rainfall discharge is needed to determine the potential of
water resources in a watershed area. Analysis of flood discharge can be used as a
tool to monitor and evaluate river discharge through the approach of existing
surface water potential, this analysis also aim to design a water building that has
function to hold water for minimizing losses due to flood.
In this research the watershed of Rejoso had 10 rain stations with an area
of all watersheds of 350.36 km2. In this research used the HEC-HMS model
because in HEC-HMS there are facilities of nashsutcliffe, namely the test of the
reliability and accuracy of the data.

The results of flood discharge analysis in 2017, the peak flow value is
1020.08 m3 / sec. It caused of the rain on February 23, 2017. While the method of
Nash gives the smallest value -1.0 approaching 0 which means that the results of
the calculation of debit using the HEC-HMS program can be said to be accurate.

Keywords: Analysis, Flood Discharge in the Rejoso River at Pasuruan-East Java


ANALISIS DEBIT BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI REJOSO
PASURUAN - JAWA TIMUR

Dwi apriyanti

Jurusan Teknik Sipil

E-mail : apriyanti.khailani73@gmail.com

Banjir yang terjadi pada suatu wilayah DAS, disebabkan karena


berkurangnya luas daerah resapan air akibat perubahan tata guna lahan yang tidak
terencana dan terpola dengan baik. Sehingga akibat dari perubahan tata guna
lahan itu mengakibatkan bertambahnya volume debit banjir yang terjadi pada
DAS rejoso. DAS rejoso adalah daerah aliran sungai yang terletak di daerah
Pasuruan Jawa Timur yang memiliki fungsi strategis, namun mengalami
penurunan akibat banjir.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis debit banjir suatu wilayah
daerah aliran sungai, perhitungan hujan debit sangat diperlukan untuk mengetahui
potensi sumberdaya air pada suatu wilayah DAS. Analisis debit banjir dapat
dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi debit sungai melalui
pendekatan potensi sumberdaya air permukaan yang ada, analisis ini juga
bertujuan untuk perancangan sebuah bangunan air yang berfungsi menahan air
untuk meminimalisir kerugian akibat banjir.
Dalam penelitian ini dalam DAS rejoso memiliki 10 stasiun hujan dengan
luas seluruh DAS 350,36km2. Dalam penelitian ini menggunakan model HEC-
HMS karena dalam HEC-HMS terdapat fasilitas nash sutcliffe, yaitu uji
keandalan dan keakuratan data yang dihasilkan dalam penelitian ini.
Hasil dari analisis debit banjir tahun 2017 ini, didapatkan nilai debit
puncak (peak flow) adalah sebesar 1020,08 m3/detik. Yang di akibatkan hujan
pada tanggal 23 februari 2017. Sedangkan dengan metode nash memberikan hasil
nilai terkecil -1,0 mendekati 0 yang artinya hasil dari perhitungan debit
menggunakan program HEC-HMS dapat dikatakan akurat.

Kata Kunci : Analisis, Debit Banjir pada DAS Rejoso Pasuruan-Jawa Timur
Pendahuluan

Air senyawa yang penting bagi semua kehidupan makhluk hidup di bumi,
terutama bagi manusia. Selama ini kebutuhan manusia akan air sangatlah besar.
Fungsi air bagi kehidupan manusia tidak dapat terganti oleh senyawa lain.
Pengelolaan sumber daya air adalah upaya melaksanakan, merencanakan,
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi pendayagunaan sumber
daya air dan pengendalian daya rusak air. jumlah air di bumi tetap sepanjang
waktunya. Di dalam pemenuhan kebutuhan manusia diperlukan ilmu manajemen
sumberdaya air, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air tersebut secara optimal.
Hal ini disebabkan karena adanya pola ditribusi ketersediaan air tidak sama
dengan distribusi kebutuhan air, baik distribusi secara ruang dan waktu.
Suatu alur yang memanjang diatas permukaan bumi tempat mengalirnya
air yang berasal dari hujan disebut alur sungai dan perpaduan antara alur sungai
dan aliran air didalamnya disebut sungai. Daerah dimana sungai memperoleh air
merupakan daerah tangkapan air hujan yang biasanya disebut daerah aliran
sungai. Dengan demikian, DAS dapat dipandang sebagai suatu unit kesatuan
wilayah tempat air hujan mengumpul ke sungai menjadi aliran sungai.
Daerah aliran sungai (DAS) Rejoso terletak pada Kabupaten Pasuruan Jawa-
Timur yang memiliki fungsi strategis, yaitu sebagai sumber pengaliran untuk
lahan pertanian dan irigasi, namun mengalami penurunan debit mata air yang
cukup drastis, disebabkan meningkatnya intensitas banjir, erosi dan tanah
longsor.secara geografis Kabupaten/Kota tersebut termasuk wilayah dengan
topografi yang relatif rendah dan datar, sehingga air hujan yang turun tidak dapat
mengalir cepat ke sistem saluran pembuang yang ada akibat pengaruh sedimentasi
dan pasang surut air laut. Analisa hidrologi mempelajari tentang perilaku hujan
terutama meliputi periode ulang curah hujan karena berkaitan dengan perhitungan
banjir serta rencana untuk bangunan air. Hal ini tidak terlepas dari pentingnya
jumlah stasiun hujan yang ada serta penempatan lokasi stasiun yang dapat
mewakili suatu DAS. Kondisi suatu DAS sangat berpengaruh terhadap dampak
banjir, Ketelitian pengukuran data hujan dipengaruhi oleh jumlah stasiun hujan
dan kondisi stasiun hujan di dalam DAS. Kesalahan dalam pemantauan data
dasar hidrologi suatu daerah aliran sungai akan menghasilkan data yang kurang
optimal. Kesalahan tersebut biasanya disebabkan oleh perhitungan debit banjir
yang kurang akurat, dikarenakan jumlah dan kondisi stasiun hujan yang kurang
baik atau tidak terawat selain itu pemindahan alat juga berpengaruh terhadap data
curah hujan pada stasiun tersebut. Kondisi stasiun hujan pada DAS rejoso pada
saat ini belum cukup baik karena terdapat satu dari 10 pos hujan yang tidak
terawat, kondisi ini berpengaruh terhadap perhitungan curah hujan,Maka salah
satu usaha yang bisa dilakukan adalah melakukan suatu penelitian berupa analisis
data hujan yang ada pada daerah aliran sungai (DAS) tersebut sehingga dapat
memperoleh nilai debit yang optimal.
Analisis hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam perancangan
bangunan-bangunan hidraulik. Analisis hidrologi dalam pengembangan sumber
daya air, dalam prosesnya dibutuhkan data hidrologi yang terdiri dari data curah
hujan, data debit dan data iklim. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan
terutama meliputi periode ulang curah hujan, karena berkaitan dengan perhitungan
banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung,
bendungan dan jembatan. Hal ini tidak terlepas dari pentingnya jumlah pos hujan
yang ideal, pada DAS rejoso memiliki 10 stasiun hujan diantaranya (winongan,
gading, puspo, kawisrejo, kwd grati, grati, kedawung, lumbang dan tosari) serta
penempatan lokasi pos yang dapat mewakili karakteristik suatu Daerah Aliran
Sungai (DAS). Penempatan pos hujan dalam setiap kecamatan setidaknya ada satu
pos hujan yang mewakili suatu daerah aliran sungai. Agar mempermudah dalam
pengambilan data curah hujan. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari
pergerakan, distribusi dan kualitas air di muka bumi. Hidrologi juga mempelajari
siklus air atau siklus hidrologi dan sumber daya air yang ditujukan untuk
kesejahteraan manusia. Sebagai tambahan, hydrologists mempelajari sifat fisik
dan sifat kimia dari air. Secara alami, air beredar melalui suatu sistem yang
disebut siklus air atau siklus hidrologi. Siklus ini dimulai ketika panas dari
matahari menyebabkan air samudra menguapkan dan menjadi uap air. Uap air itu
terkumpul di atmosfir secara berangsur-angsur menjadi dingin dan membentuk
awan. Ketika kumpulan air sudah menjadi berat akan jatuh menjadi hujan atau
juga berbentuk salju. Kebanyakan hujan dan salju mengalir ke laut tetapi ada yang
terserap dan tersimpan di dalam tanah.Siklus hidrologi adalah suatu siklus atau
sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung
secara terus menerus. Siklus hidrologi memegang peran penting bagi
kelangsungan hidup organisme bumi. Melalui siklus ini, ketersediaan air di
daratan bumi dapat tetap terjaga, mengingat teraturnya suhu lingkungan, cuaca,
hujan, dan keseimbangan ekosistem bumi dapat tercipta karena proses siklus
hidrologi ini. Selain itu hidrologi juga mempelajari beberapa unsur-unsur air di
bumi yaitu :
1. Unsur prespitasi
2. Unsur cuaca
3. Unsur penguapan
4. Unsur air permukaan
5. Unsur air bawah permukaan
6. Unsur air tanah
Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain
seperti planet, satelit alami (bulan dan sebaginya) dan asteroid. Topografi
umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identitas jenis
lahan. Relief adalah bantuk permukaan suatu lahan yang dikelompokkan atau
ditentukan berdasarkan perbedaan ketinggian (amplitude) dari permukaan bumi
(bidang datar) suatu bentuk bentang lahan (landform). Sedang topografi secara
kualitatif adalah bentang lahan (landform) dan secara kuantitatif dinyatakan dalam
satuan kelas lereng (% atau derajat), arah lereg, panjang lereng dan bentuk lereng.
Dalam kaitannyan dengan topografi dalam pembentukan tanah dapat ipahami
sebagai berikut: Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan
iklim. Pada tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang
berombak. Topografi miring mempergiat berbagai proses erosi air, sehingga
membatasi kedalaman solum tanah, sebaliknya genangan air di dataran, dalam
waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh iklim nibsi tidak begitu nampak
dalam perkembangan tanah. Didaerah beriklim humid tropika dengan bahan induk
tuff vulkanik, pada tanah yang datar membentuk tanah jenis latosol berwarna
coklat, sedangkan di lereng pegunungan akan terbentuk latosol merah. Didaerah
semi aris (agak kering) dengan bahan induk naval pada topografi datar akan
membentuk tanah jenis tanah grumusol kelabu, sedangakan di lereng pegunungan
terbentuk tanah jenis grumusol bewarna kuning coklat. Di lereng pegunungan
yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya pengaliran air menyebabkan
tertimbunya garam-garam dikaki lereng, sehingga di kaki gunung berapi didaerah
sub humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan yang bersifat seperti
grumusol, baik secara fisik maupun kimianya. Dilereng cekung seringkali
bergabun membentuk cekungan pengendapan yang mampu menampung air dan
bahan-bahan tertentu sehingga terbentuk tanah rawang atau merawang. Ada
beberapa kriteria yang menjadi ciri khas bentuk topografi, berikut ini adalah
kriteria yang bisa kita ketahui :

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode SCS Curve Number


dan metode HSS Nakayas, yang memiliki tahap tahap sebagai berikut :
1. Melakukan survey dan identifikasi yang mencakup kondisi DAS,
penentuan lokasi pengukuran.
2. Melakukan analisis hidrologi, yang mencakup : analisis hujan harian
maksimum, rata-rata, pengujian data hujan, analisis hujan rencana, dan
perhitungan debit banjir.
3. Menghitung debit banjir rencana dengan menggunakan metode hidrograf
Satuan Sintetis Nakayasu.
4. Menghitung debit banjir dengan menggunakan metode hidrograf satuan
sintetis Soil Coservation Number(SCS).
5. Selesai

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Curah Hujan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data curah
hujan dari 10 stasiun hujan di DAS Rejoso Pasuruan Jawa Timur. Semua data
yang ada pada 10 stasiun hujan tercatat oleh Dinas Tata Ruang dan Sumber Daya
Air Kab.Pasuruan. Jika terdapat data yang hilang maka data harus dicari
menggunakan metode normal yaitu dengan memperkirakan data yang hilang
berdasarkan data dari stasiun sekitar.
Uji konsistensi data di maksudkan untuk mengetahui kebenaran data lapangan.
Untuk mengetahui konsistensi dari tiap data hujan, maka pengujian dapat
dilakukan dengan menggunkan analisa kurva massa ganda dimulai dari tahun
terakhir.
1. Menghitung curah hujan bulanan maksimum Stasiun gading ( Stasiun yang
diuji ).
2. Menghitung curah hujan bulanan maksimum rerata stasiun sekitar.
3. Membandingkan harga komulatif curah hujan Stasiun gading dengan komulatif
curah hujan rerata stasiun sekitar melalui penggambaran kurva massa ganda.

Waktu Debit Banjir Rancangan (m3/dt)


(jam) 2 th 5 th 10 th 25 th 50 th 100 th 200 th 1000 th
Q Max 933,13 1072,07 1116,32 1128,75 1136,19 1138,16 1138,95 1141,84

Selanjutnya dari hasil perhitungan ordinat hidrograf satuan sintetis dapat


dihitung nilai debit banjir rancangan dengan kala ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun,
25 tahun, 50 tahun, 100 tahun, 200 tahun dan 1000 tahun.

Dari hasil perhitungan menggunakan metode SCS Curve Number di


hasilkan : debit puncak sebesar 1020,08 (m3/s), pada jam puncak 18:00 pada
tanggal 23 Februari 2017. Dari tebel dibawah ini dapat dilihat hasil dari nash-
sutcliffe -0,1mendekati 0, yang artinya hasil dari perhitungan SCS Curve Number
dapat dikatakan akurat.
kesimpulan
1. Berdasarkan perhitungan HSS nakayasu didapatkan nilai rata-rata debit
banjir rancangan setiap tahun pada DAS Rejoso sebesar 1100,68 m3/detik.
2. Berdasarkan hasil perhitungan metode SCS Curve Number aplikasi HEC-
HMS didapatkan nilai debit banjir sebesar 1020,08 m3/detik, dengan luas
DAS sebesar 350,36 km2 sepanjang aliran sungai 43,23 km.
3. Dengan uji keandalan model menggunakan program Hec-Hms
memberikan hasil nash sebesar = -0,1 mendekati 0, yang berarti dapat
dikatakan akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Asdak.Chay. 2004. Hidrologi danPengelolaan Daerah Aliran Sungai, Fakultas


Teknik : Universitas Gadjahmada.

Harto, sri. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Wilson.
Https://Rejosokita.Org/Berita-627-Das-Rejoso-Membutuhkan-Pengelolaan-
Secara-Terpadu.Html
Indarto. 2010. Hidrologi (Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi).
Bumi Aksara : Jakarta.

Indarto. 2016. Hidrologi (Metode Analisis dan Tool Untuk Interpretasi Hidrograf
Aliran Sungai). Bumi Aksara : Jakarta.

Kamiana I made. 2011. (Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air), graha
ilmu : jogjakarta

Kamiana, I.M. 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air.


Yogyakarta.
Linsley, Rk, Kohler, MA dan Paulhus 1996. Hidrologi Untuk Insinyur
(Terjemahan). Jakarta : Erlangga. Jili 1998
Prawati, Eri. 2002. Studi Evaluasi Kerapatan dan Pola Penyebaran Stasiun
Penakar Hujan diDAS Ngrowo dan Sub DAS Widas. Tesis, Universitas
Brawijaya Malang. Tidak Diterbitkan.
Putra, E.H. 2011. ArcView GIS (Pengukuran dan Pemetaan Areal Kerja Skala
Besar). Graha Ilmu : Yogyakarta.
Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional .
Soemarto CD. 1999. Hidrologi Teknik: Edisi ke-2 [ Dengan Perbaikan ]. Jakarta
Erlangga
Soewarno, 2000. Hidrologi Operasional. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti
Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik. Fakultas Teknik : Universitas Brawijaya.
Malang.

Suhartanto Ery, 2008. (Panduan HEC-HMS dan Aplikasinya Dalam Bidang


Teknik Sumberdaya Air), Malang.

Triatmojo, B. 1996. Hidraulika 1. Fakultas Teknik : Universitas Gadjah Mada.


Yogyakarta.

Wilson, E.M. 1996. Hidraulika Teknik.

Das könnte Ihnen auch gefallen