Sie sind auf Seite 1von 23

MAKALAH SISTEM PERSEPSI SENSORI

“CANDIDIASIS”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Sensori & Persepsi


Dosen pengampu Bambang Eryanto S.kep.,Ners.M.kep.

Disusun Oleh :

INTANIA INDRIYANI (R.17.01.035)

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
Jl. Wirapati Telp. (0234) 272020 Fax. (0234) 272024 Sindang - Indramayu
2019

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan
Dengan Gangguan Mulut Dan Lidah Dalam Mata Kuliah Sistem Pencernaan
tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu


menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa
kritik dan saran yang bersifat membangun.

Indramayu, Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Is ................................................................................................................. ii

BAB I TINJAUAN TEORI

A. Defisini ........................................................................................................ 1

B. Etiologi ........................................................................................................ 2

C. Patofisiologi ................................................................................................. 5

D. Manifestasi klinis ......................................................................................... 6

E. Pemeriksaan penunjang ............................................................................... 8

F. Penatalaksanaan ........................................................................................... 9

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian.................................................................................................... 12

B. Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 12

C. Intervensi .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida.

Candida merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini

mencapai 40-60 % dari populasi (Silverman S, 2001).

Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya

C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun

dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika

berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).

Walaupun demikian jamur tersebut dapat menjadi patogen dalam kondisi

tertentu atau pada orang-orang yang mempunyai penyakit-penyakit yang

melemahkan daya tahan tubuh sehingga menimbulkan suatu penyakit misalnya,

sering ditemukan pada penderita AIDS (Farlane .M, 2002).

Pada rongga mulut kandida albikans merupakan spesies yang paling sering

menimbulkan penyakit. Secara klinis dapat ditemukan berbagai penampilan

berupa lesi putih atau lesi eritematus. Pada keadaan akut kandidiasis dapat

menimbulkan keluhan seperti rasa terbakar (burning sensation), rasa sakit

biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa kering atau serostomia
(Greenberg M. S., 2003).

Pada umumnya infeksi tersebut dapat di tanggulangi dengan menggunakan

obat anti jamur baik secara topikal atau sistemik dengan mempertimbangkan

kondisi atau penyakit-penyakit yang menyertainya (Silverman S, 2001).

Kandidiasis oral atau mulut (juga dikenal sebagai sariawan) adalah infeksi

jamur ragi dari genus Candida pada membran berlendir mulut. Infeksi
oportunistik yang umum dari rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan

1
jamur yang berlebihan. Sariawan pada mulut bayi disebut kandidiasis, sementara

jika terjadi di mulut atau tenggorokan orang dewasa diistilahkan candidosis atau

moniliasis. Kandidiasis yang sering disebut juga candidosis, trush, dan moniliasis

merupakan suatu keadaan patologis yang hanya menginfeksi jaringan kulit dan

mukosa. Infeksi Candida yang berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan

biasanya menyerang orang yang imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS

dan pasien transplantasi.

Oral trush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit – langit dan pipi

bagian dalam. Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila dipaksa untuk

diambil maka akan mengakibatkan perdarahan. Oral Trush ini sering disebut juga

denagn oral candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada masa bayi. Seiring

dengan bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang

mendapatkan pengobatan antibiotik atau imunosupresif. Oral Trush ini kadang

sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu

formula (Pengganti air Susu Ibu – PASI).

Kandidiasis oral ini memang sering terjadi pada bayi yang berusia kurang

dari 6 bulan, seiring dengan bertambah dewasanya bayi tersebut, penyakit ini akan

makin jarang terjadi. Penyakit ini juga bukan penyakit yang serius dan beberapa

sumber mengatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri (walaupun tentu

saja lebih baik diobati).

B. Etiologi

Penyebab tersering Candidiasis adalah Candida albicans. Spesies

patogenik yang lainnya adalah C. tropicalis C. parapsilosis, C. guilliermondii C.

krusei, C. pseudotropicalis, C. lusitaneae. Genus Candida adalah grup heterogen

yang terdiri dari 200 spesies jamur. Sebagian besar dari spesies candida tersebut

2
patogen oportunistik pada manusia, walaupun mayoritas dari spesies tersebut

tidak menginfeksi manusia. C. albicans adalah jamur dimorfik yang

memungkinkan untuk terjadinya 70-80% dari semua infeksi candida, sehingga

merupakan penyebab tersering dari candidiasis superfisial dan sistemik.

Jamur jenis ini adalah jamur yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan

tidak berbahaya pada orang yang mempunyai imun tubuh yang kuat. Candida ini

baru akan menimbulkan masalah pada orang-orang yang mempunyai daya tahan

tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien yang dalam pengobatan

kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang sistem imunnya belum sempurna.

Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita,

bahkan di dalam vagina ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja

mendapatkan jamur ini dari alat-alat seperti dot dan kampong, atau bisa juga

mendapatkan Candida dari vagina ibu ketika persalinan. Selain itu, kandidiasis

oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang tidak bersih karena sisa

susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan menyebabkan jamur tumbuh

semakin cepat. Faktor-faktor yang merupakan presdiposisi infeksi antara lain :

1. HIV/AIDS

Virus human immunodeficiency (HIV) merupakan virus penyebab

AIDS, yang dapat menimbulkan kerusakan atau menghancurkan sel-sel sistem

kekebalan tubuh. Sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi

oportunistik yang biasanya tubuh akan menolak. Serangan berulang dari oral

trush mungkin merupakan tanda pertama dari infeksi HIV.

2. Kanker

Jika seseorang menderita kanker, sistem kekebalan tubuhnya mungkin

akan melemah oleh karena penyakit kanker tersebut dan karena perawatan

3
penyakit, seperti kemoterapi dan radiasi. Penyakit kanker dan perawatan

penyakit ini dapat meningkatkan risiko infeksi Candida seperti oral thrush.

3. Diabetes Mellitus

Jika seseorang menderita diabetes yang tidak diobati atau diabetes yang

tidak terkontrol dengan baik, air liur (saliva) mungkin akan mengandung

sejumlah besar gula, sehingga dapat mendorong pertumbuhan candida.

4. Infeksi jamur vagina

Infeksi jamur vagina yang disebabkan oleh jamur yang sama dapat

menyebabkan candidiasis mulut. Meskipun infeksi jamur tidak berbahaya, jika

seseorang sedang hamil maka jamur dapat menular pada bayi selama

persalinan. Akibatnya, bayi tersebut juga dapat mengalami oral thrush.

5. Pemakaian kortikosteroid atau terapi imunosupresan pasca pencangkokan

organ. Kedua hal ini bisa menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi

jamur. Kortikosteroid (sejenis hormon steroid) dihirup/dihisap untuk perawatan

pada paru-paru (misalnya asma) bisa berdampak pada kandidiasis mulut.

6. Pemakaian antibiotic

Kadang orang yang mengkonsumsi antibiotik menderita infeksi

Candida karena antibiotik membunuh bakteri yang dalam keadaan normal

terdapat di dalam jaringan, sehingga pertumbuhan Candida tidak terkendali.

7. Leukimia

8. Gangguan saluran gastrointestinal yang meningkatkan terjadinya malabsorpsi

dan malnutrisi.

Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan Candida

albicans serta memudahkan invasi jamur ke dalam jaringan tubuh manusia karena

adanya perubahan dalam sistem pertahanan tubuh.

4
C. Patofisiologis

Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang

oleh candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya

memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi

perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal

dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur

akan berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur

rongga mulut yang paling sering ditemukan. Penyakit yang disebabkan jamur

candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara dibawah pengaturan

keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya pertumbuhan candida

karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan

penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang

menyerang sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS).

Namun bisa juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut

yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol.

Sehingga, ketika pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida

albicans yang dalam keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh

berubah tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri

yang menimbulkan penyakit disebut candidiasis oral atau moniliasis.

Mekanisme imun seluler dan humoral :

1. Tahap pertama timbulnya kandidiasis kulit adalah menempelnya kandida

pada sel epitel disebabkan adanya interaksi antara glikoprotein permukaan

kandida dengan sel epitel. Kemudian kandida mengeluarkan zat keratinolitik

(fosfolipase), yang menghidrolisis fosfolipid membran sel epitel. Bentuk

pseudohifa kandida juga mempermudah invasi jamur ke jaringan. Dalam

5
jaringan kandida mengeluarkan faktor kemotaktik neutrofil yang akan

menimbulkan reaksi radang akut.

2. Lapisan luar kandida mengandung mannoprotein yang bersifat antigenik

sehingga akan mengaktifasi komplemen dan merangsang terbentuknya

imunoglobulin. Imunoglobulin ini akan membentuk kompleks antigen-

antibodi di permukaan sel kandida, yang dapat melindungi kandida dari

fungsi imunitas tuan rumah. Selain itu kandida juga akan mengeluarkan zat

toksik terhadap netrofil dan fagosit lain.

Mekanisme non imun :

1. Interaksi antara kandida dengan flora normal kulit lainnya akan

mengakibatkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi seperti glukosa.

Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi syarat

mutlak untuk berkembangnya infeksi.

2. Secara umum diketahui bahwa interaksi antara mikroorganisme dan sel

pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel

mikroorganisme, adhesin dan reseptor. Manan dan manoprotein merupakan

molekul-molekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas adhesif.

Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candida albicans juga

berperan dalam aktifitas adhesif. Pada umumnya Candida albicans berada

dalam tubuh manusia sebagai saproba dan infeksi baru terjadi bila terdapat

faktor predisposisi pada tubuh pejamu.

D. Manifestasi Klinis

Gejala yang timbul adalah adanya bercak putih pada lidah dan sekitar

mulut dan sering menimbulkan nyeri. Bercak putih ini sekilas tampak seperti

kerak susu namun sulit dilepaskan dari mulut dan lidah bayi. Bila dipaksa dikerok,
tidak mustahil justru lidah dan mulut bayi dapat berdarah. Infeksi mulut oleh

6
spesies candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan kental berwarna putih

atau krem pada membran mukosa (dinding mulut dalam). Pada mukosa mulut

yang terinfeksi mungkin muncul radang berwarna merah, nyeri, dan terasa seperti

terbakar.

Secara umum kandidiasis pada mulut tidak berbahaya dan dapat sembuh

sendiri (walaupun lebih baik diobati). Namun bukan berarti kandidiasis ini tidak

dapat menyebabkan penyakit lain. Kandidiasis dapat menyebabkan bayi menangis

saat makan dan minum (kebanyakan disebabkan karena nyeri), selain itu, bayi

menjadi malas minum ASI sehingga berat badannya tak kunjung bertambah.

Candida pada mulut bayi juga dapat bermigrasi ke organ lain bila ada faktor yang

memperberat (misalnya pemakaian antibiotik jangka panjang).

1. Pada Anak-anak dan Dewasa

Awalnya, seseorang mungkin tidak menyadari gejala oral trush.

Tergantung pada penyebab, tanda dan gejala dapat terjadi tiba-tiba dan

bertahan untuk waktu yang lama. Gejala-gejala tersebut, antara lain:

a) Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut, gusi,

dan amandel (tonsil)

b) Lesi menyerupai keju

c) Nyeri

d) Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores

e) Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut (terutama pada pemakai

gigi tiruan)

f) Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut

g) Kehilangan selera makan

Pada kasus yang berat, lesi dapat menyebar ke bawah ke kerongkongan

dan esofagus (Candida esophagitis). Jika hal ini terjadi, pasien mungkin akan

7
mengalami kesulitan menelan atau merasa seolah-olah makanan terjebak di

tenggorokan.

2. Pada Bayi dan Ibu Menyusui

Selain lesi mulut khas berwarna putih, bayi mungkin juga memiliki

kesulitan makan atau rewel dan mudah marah. Bayi dapat menularkan infeksi

tersebut kepada ibu mereka selama menyusui. Wanita yang payudaranya

terinfeksi candida mungkin mengalami tanda-tanda dan gejala, antara lain:

a) Puting berwarna sangat merah, sensitif, dan gatal

b) Terdapat serpihan kulit di daerah berwarna gelap yang melingkari puting

(areola)

c) Puting terasa sakit saat menyusui

d) Sakit yang tajam jauh di dalam payudara

E. Pemeriksaan Penunjang

Dalam menegakkan diagnosis kandidiasis, maka dapat dibantu dengan

adanya pemeriksaan penunjang, antara lain :

1. Pemeriksaan langsung

Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 %

atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu.

2. Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud,

dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol ) untuk mencegah

pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari

suhu 370C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony.

Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan

tersebut pada corn meal agar.


Beberapa penunjang lain :

8
1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa.

2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan

dengan pemberian flukonazol.

3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau

kumur.

4. Diagnosa pasti dengan biopsy.

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk kandidiasis antara lain :

1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.

2. Topikal

Obat topical untuk kandidiasis meliputi:

a) Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit,

dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.

b) Nistatin: berupa krim, salap, emulsi.

c) Amfoterisin B.

d) Grup azol antara lain:

1) Mikonazol 2% berupa krim atau bedak

2) Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim

3) Tiokonazol, bufonazol, isokonazol


4) Siklopiroksolamin 1% larutan, krim

5) Antimikotik yang lain yang berspektrum luas

3. Sistemik

a) Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna, obat

ini tidak diserap oleh usus.

b) Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik.

9
c) Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam

dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2 x 200 mg selama 5

hari atau dengan itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal atau dengan

flukonazol 150 mg dosis tunggal.

d) Itrakonazol bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang

dewasa 2 x 100 mg sehari selama 3 hari.

4. Khusus:

a) Kandidiasis intertriginosa

Pengobatan ditujukan untuk menjaga kulit tetap kering dengan

penambahan bedak nistatin topikal, klotrimazol atau mikonazol 2 kali

sehari. Pasien dengan infeksi yang luas ditambahkan dengan flukonazol oral

100 mg selama 1-2 minggu atau itrokonazol oral 100 mg 1-2 minggu.

b) Diaper disease

Mengurangi waktu area diaper terpapar kondisi panas dan lembab.

Pengeringan udara, sering mengganti diaper dan selalu menggunakan bedak

bayi atau pasta zinc oxide merupakan tindakan pencegahan yang adekuat.

Terapi topikal yang efektif yaitu dengan nistatin, amfoterisin B, mikonazol

atau klotrimazol.

c) Paronikia

Pengobatan dengan obat topikal biasanya tidak efektif tetapi dapat

dicoba untuk paronikia kandida yang kronis. Solusio kering atau solusio

antifungi dapat digunakan.Terapi oral yang dianjurkan dengan itrakonazol

atau terbinafin.

Grup azole adalah obat antimikosis sintetik yang berspektrum luas.

Termasuk ketokonazol, mikonazol, flukonazol, itrakonazol dan ekonazol.

Mekanisme kerja dari grup azole adalah menghambat sintesis dari ergosterol

10
mengubah cairan membran sel dan mengubah kerja enzim membran.

Hasilnya dalam penghambatan replikasi dan penghambatan transformasi

bentuk ragi ke bentuk hifa yang merupakan bentuk invasive dan patogenik

dari parasit.

Nistatin dan amfoterisin adalah polyene yang aktif melawan beberapa

fungi tapi hanya bekerja sedikit pada sel mamalia dan tidak bekerja pada

bakteri. Obat ini mengikat membrane sel dan menghalangi fungsi

permeabilitas dan transport. Terbinafine adalah alinamine yang merupakan

fungisida jangkauan yang luas pada kulit pathogen. Obat ini menghambat

epoxidase yang terlibat dalam sintesis ergosterol dari bagian dinding sel

jamur.

11
BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Riwayat kesehatan dan observasi langsung memberikan infomasi

mengenai persepsi klien terhadap penyakitnya, bagaimana kelainan kulit dimulai?

Apa pemicu? Apa yang meredakan atau mengurangi gejala? Termasuk masalah

fisik/emosional yang dialami klien? Pengkajian fisik harus dilakukan secara

lengkap.

Dari pengkajian didapat data-data sebagai berikut:

Data objektif:

1. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara,

antara jari tangan atau kaki, glans penis, dan umbilicus, berupa bercak yang

berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh

satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah

meninggalkan daerah yang erosive, dengan pinggir yang kasar dan berkembang

seperti lesi primer.

2. Hasil pemeriksaan kerokan kulit didapat candida

Data sujektif: mengeluh gatal-gatal

B. Diagnosa Keperawatan

1. Kerusakan membrane mukosa oral berhubungan dengan Immunosupresi.

2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri biologis.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan dalam memasukan makanan oleh karena adnya trust.

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembapan kulit.


5. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.

12
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

C. Intervensi

1. Kerusakan membrane mukosa oral berhubungan dengan

infeksi/immunosupresi/ imunokompromise

Tujuan : setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan

kerusakan membrane mukosa dapat berkurang s/d hilang.

Kriteria Hasil :

a) Menunjukan membrane mukosa utuh, berwarna merah jambu, bebas dari

ulserasi dan inflamasi.

b) Menunjukan teknik memperbaiki/mempertahankan keutuhan mukosa

oral.

Intervensi :

No Intervensi Rasional

1 Kaji membran mukosa oral/lesi Memudahkan intervensi yang akan

oral, perhatikan keluhan nyeri, dilakukan

bengkak, sulit

mengunyah/menelan

2 Berikan perawatan oral setiap Menjaga kebersihan oral

hari dan setelah makan


3 Rencanakan diet untuk Mencegah terjadinya iritasi pada

menghindari garam, pedas, mukosa oral

gesekan dan makanan/minuman

asam

4 Dorong pemasukan oral Meningkatkan kebutuhan nutrisi klien

sedikitnya 2500 ml/hari


5 Kolaborasi dengan dokter untuk Mencegah terjadinya infeksi jamur

13
pemberian obat anti jamur

6 Kolaborasi dengan dokter untuk Untuk mengetahui jenis spesimen

dilakukan pemeriksaan yang terdapat pada mukosa oral

specimen cultur lesi

2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri biologis

Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan

Nyeri dapat berkurang/hilang/terkontrol

Kriteria Hasil :
b) Mengatakan tidak nyeri lagi

c) Ekspresi wajah tampak relax

d) Skala nyeri 0-1

Intervensi :

No Intervensi Rasional

1 Kaji keluhan nyeri, Mengetahui skala nyeri, keluhan,

perhatikan lokasi, intensitas lokasi, frekwensi, dan durasi nyeri

(Skala 1-10), frekwensi dan yang dirasakan oleh klien.

waktu

2 Berikan perawatan oral setiap Meringankan nyeri

hari

3 Berikan aktifitas hiburan Sebagai teknik pengalihan nyeri

misalnya: menonton TV,

Menggambar/mewarnai

4 Kolaborasi dengan dokter Meringankan nyeri

untuk pemberian obat

analgetik

14
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan Ketidakmampuan dalam memasukan makanan oleh karena adanya

trust

Tujuan : setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan

kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi secara adekuat.

Kriteria Hasil :

a) Menunjukan pemasukan nutrisi secara adekuat

b) Mempertahankan berat badan

Intervensi :

No Intervensi Rasional

1 Kaji kemampuan untuk Mengetahui kemampuan mengunyah

mengunyah,menelan dan menelan klien

2 Timbang BB sesuai kebutuhan Penurunan BB sebagai pertanda

nutrisi kurang dari kebutuhan

3 Berikan perawatan mulut Menjaga kebersihat mulut, serta dapat

setiap hari, hindari obat kumur meningkatkan nafsu makan

yang mengandung alcohol

4 Rencanakan diet dengan klien Meningkatkan asupan nutrisi klien

atau orang terdekat, sediakan

makanan yang sedikit tapi

sering berupa makanan padat

nutrisi yang tidak bersifat asam

dan juga minuman yang

disukai pasien.

5 Kolaborasi dengan ahli gizi Meningkatkan asupan nutrisi klien

15
tentang diet klien

4. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Kelembapan kulit

Tujuan : setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan

integritas kulit kembali normal.

Kriteria Hasil :

a) Menunjukan tingkah laku/teknik untuk mencegah kerusakan kulit

b) Menunjukan kemajuan pada luka/ penyembuhan lesi

Intervensi :

No Intervensi Rasional

1 Kaji kulit setiap hari, catat warna, Mengetahui kerusakan kulit

turgor, sirkulasi, sensasi,

gambaran lesi dan amati

perubahan

2 Bantu atau instruksikan dalam Menjaga kebersihan kulit dan

kebersihan kulit misalnya mencegah terjadinya lesi pada kulit

membasuh dan mengeringkan

dengan hati-hati dan melakukan

masase dengan menggunakan

lotion atau krim

3 Kolaborasi dengan dokter untuk Mencegah terjadinya kerusakan kulit

pemberian obat-obatan topical /

sistemik sesuai indikasi

4 Kolaborasi untuk pemeriksaan Untuk mengetahui spesimen pada kulit

kultur dari lesi kulit terbuka

16
5. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat

Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

infeksi tidak terjadi

Kriteria Hasil :

a) Mencapai masa penyembuhan luka atau lesi

b) Mengidentifikasi/ikut serta dalam prilaku yang mengurangi resio infeksi

Intervensi :

No Intervensi Rasional

1 Cuci tangan sebelum dan Menjaga kebersihan dan mencegah


sesudah dilakukan perawatan terjadinya infeksi

dan instruksikan pasien/orang

terdekat untuk mencuci tangan

sesuai indikasi

2 Berikan lingkungan yang Memberikan kenyamanan

bersih dan berventilasi baik

3 Pantau tanda-tanda vital Untuk memantau terjadinya infeksi

4 Periksa kulit dan membrane Menilai ciri-ciri atau bentuk lesi

mukosa oral terhadap bercak

putih atau lesi

5 Kolaborasi untuk pemeriksaan Menilai jenis spesimen yang terdapat pada

kultur/ sensitivitas lesi lesi

6 Kolaborasi dengan dokter Mencegah terjadinya penyebaran infeksi

pemberian obat anti jamur jamur

17
6. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan tidak mengenal sumber

informasi

Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 2x30 menit diharapkan

kurangnya pengetahuan klien/orang tua dapat teratasi.

Kriteria Hasil :

a) Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.

b) Memulai perubahan gaya hidup yang perlu dan ikut serta dalam aturan

perawatan.

c) Melakukan prosedur yang perlu dengan benar menjelaskan alasan tindakan.

Intervensi :

No Intervensi Rasional

1 Kaji ulang proses penyakit Sebagai sumber informasi

apa yang menjadi harapan

dimasa depan

2 Tentukan tingkat Memudahkan intervensi selanjutnya

ketergantungan dan kondisi

fisik,catat tingkat perawatan

dan dukungan yang tersedia

dari keluarga/orang terdekat

dan kebutuhan akan pemberi

perawatan lainnya

3 Tekankan perlunya Meningkatkan pengetahuan dan

kebutuhan perawatan kulit mencegah terjadinya infeksi pada kulit

harian, termasuk memeriksa

lipatan kulit dan menyediakan

pembersih serta tindakan

18
perlindungan adekuat

misalnya salep

4 Tinjau ulang kebutuhan akan Sebagai informasi untuk memudahkan

diet (protein dan kalori intervensi selanjutnya

tinggi)

5 Diskusikan aturan obat- Meningkatkan pengetahuan dan

obatan, interaksi dan efek mengurangi kecemasan klien

samping

6 Tekankan perlunya Meningkatkan pengetahuan klien

melanjutkan perawatan

kesehatan dan evaluasi

19
DAFTAR PUSTAKA

Cyntia, T. 2013. Diagnosa Keperawatan dengan Rencana Asuhan. EGC: Jakarta.

Doengoes, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC: Jakarta.

FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI: Jakarta.

Hasan Rusepno. 2005. Ilmu Keperawatan. Jakarta: FKUI.

Wong, Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

20

Das könnte Ihnen auch gefallen