Sie sind auf Seite 1von 7

Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke Iskemik dengan Terapi Jigsaw Puzzle

PENINGKATAN KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS


PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN TERAPI JIGSAW PUZZLE

Virgianti Nur Faridah


Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhamadiyah Lamongan

ABSTRACT

Stroke is a term to describe a neurological change caused by the presence of a disruption of the
blood supply to the part of the brain that leads to a motor deficit such as decreased muscle
strength.Therapy decreased in muscle strength is to increase muscle strength and prevent
contractures with jigsaw puzzle therapy. The aim of the study was to investigate the effect of jigsaw
puzzle therapy on upper limb muscle strength in ischemic stroke patients.
Research design is Quasi Experimental Design with approaches Time Series Design and sampling
method Consecutive Sampling. Respondents as many as 31 patients in teratai and lavender spaces
who decreased muscle strength of upper limb were given therapy 2 times a day for six days. Data
were taken using an observation sheet of degree of muscle strength. Analyzed using Wilcoxon Sign
Rank Test.
Based on the results of research of 100% muscle strength of degree 2 has increased the strength of
3 degree of muscle 9 (75%) and remains 3 (25.0%), from the 100% muscle strength of degree 3
increased the degree of muscle strength of degree 4 as much as 18 (94, 7%) and remains 1 (5,3%),
with Wilcoxon Sign Rank Test obtained value Z -5196awhere P sign = 0.000 where p <0,05. The
results of the test statisticsin the results obtained there is the influence of jigsaw puzzle therapy on
upper extremity muscle strength in ischemic stroke patients in the teratai and lavender spaces in
Dr. Soegiri Lamongan Hospital.
Jigsaw puzzle therapy creates repetitive motion as a key to neurological rehabilitation in ischemic
stroke. Looking at the results of the study, nurses are advised to apply jigsaw puzzle therapy as
additional rehabilitation therapy is given as early as possible in patients with ischemic stroke.

Keywords: Stroke, Jigsaw Puzzle Therapy, Muscle Strength

PENDAHULUAN kekuatan otot, sehingga hal ini menyebabkan


pasien mengalami kesulitan atau
Stroke atau gangguan vaskuler otak ketidakmampuan dalam mengontrol gerakan,
atau dikenal dengan Cerebro Vaskuler ketidakseimbangan dan kesulitan saat duduk,
Accident (CVA) merupakan istilah untuk berdiri bahkan berjalan dan memerlukan
menggambarkan perubahan neurologis yang bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
disebabkan oleh adanya gangguan suplai (Irdawati, 2008).
darah kebagian otak (Black, 2014). Stroke Berdasarkan data rekam medis di
secara luas menggambarkan perubahan pada ruang Teratai dan Lavender RSUD Dr. Soegiri
neurologi yang terjadi karena kematian sel Lamongan, didapatkan jumlah pasien stroke
otak sehingga fungsi seperti gerakan, sensasi, yang menjalani rawat inap pada tahun 2016
atauemosi yang diatur oleh bagian otak sebesar 217 (38,68%) pasien, sedangkan pada
tersebut terganggu atau hilang dan pada tahun 2017 dari bulan januari sampai
bagian ekstremitas kekuatan otot mengalami september sebanyak 344 (61,32%) pasien.
atrofi, penurunan massa otot, dan pemendekan Pada survei awal tanggal 28 Oktober 2017
serat otot karena kurangnya aktivitas. didapatkan 10 pasien stroke iskemik yang
Stroke merupakan penyakit yang mengalami penurunan kekuatan otot, 5 (50%)
paling sering menyebabkan cacat berupa pasien mengalami penurunan kekuatan otot
kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi derajat 3, sedangkan 4 (40%) pasien
yang sama (hemiparese) disamping kecacatan- mengalami penurunan kekuatan otot derajat 2,
kecacatan lainnya. Kelemahan ini bisa dan 1 (10%) pasien mengalami penurunan
menimbulkan gangguan keseimbangan dan kekuatan otot derajat 1.
koordinasi gerak karena gangguan pada

SURYA 22 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018


Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke Iskemik dengan Terapi Jigsaw Puzzle

Defisit kemampuan jangka panjang rata per bulan 36 responden. Sampel


yang paling umum terjadi akibat stroke adalah penelitian ini adalah sebagian pasien stroke
hemiparesis. Hemiparesis (kelemahan satu sisi iskemik di ruang Teratai dan Lavender RSUD
tubuh) dan hemiplegia (paralisis satu sisi Dr. Soegiri Lamongan dan mengalami
tubuh) dapat terjadi pada wajah, lengan, kaki, penurunan kekuatan otot ekstremitas atas
atau seluruh sisi tubuh. Hemiparesis dan yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 31
hemiplegia merupakan suatu bentuk defisit responden.Teknik sampling menggunakan
motorik yang dapat menyebabkan pasien Consecutive Sampling. Pengumpulan data
mengalami penurunan kekuatan otot (Lewis, menggunakan lembar observasi untuk
2007). mengukur derajat kekuatan otot, sedangkan
Salah satu kunci keberhasilan dari perlakuan yang diberikan yaitu terapi jigsaw
terapi fisik pada stroke iskemik dengan puzzle dan uji yang digunakan adalah uji
kekuatan otot menurun adalah gerakan Wilcoxon Sign Rank Test.
berulang-ulang yang akan menghasilkan lebih
banyak serat otot diaktifkan, sehingga HASIL PENELITIAN
menyebabkan kontraksi otot berulang-ulang.
Gerakan berulang yang khusus untuk gerakan 1. Data Umum
tangan adalah efektif sebagai respon awal 1) Jenis Kelamin
untuk otot dan aktivitas otak. (Alajlan, Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
2009).Terapi permainan jigsaw puzzle mampu Pasien Stroke Iskemik Berdasarkan
menciptakan gerakan berulang sebagai kunci Jenis Kelamin
rehabilitasi neurologis pada stroke iskemik No Jenis Kelamin F %
(Kusnanto, 2017). 1 Laki-laki 18 58,1
Jigsaw berarti menghilangkan pola di 2 Perempuan 13 41,9
urutan gambar bahwa permainan akan diulang Jumlah 31 100
untuk menemukan bagian gambar. Dengan Berdasarkan tabel di atas
demikian pemain termotivasi dan didorong menunjukkan bahwa dari 31 pasien sebagian
untuk terus mengatur dan menemukan pola besar pasien berjenis kelamin laki-laki yaitu
yang hilang berulang kali. Gerakan aktif yang sebanyak 18 orang (58,1%).
berulang kali terjadi dalam permainan ini
diharapkan dapat meningkatkan kekuatan 2) Usia
otot. Sebagai sebuah gerakan yang lebih aktif Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik
yang terjadi selama latihan rehabilitasi, hasil Pasien Stroke Iskemik Berdasarkan
yang diperoleh akan lebih optimal. Usia
Berdasarkan uraian masalah diatas No Usia F %
peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh 1 25-34 tahun 0 0
terapi jigsaw puzzle terhadap kekuatan otot 2 35-44 tahun 2 6,5
ekstremitas atas pada pasien stroke iskemik di 3 45-54 tahun 6 19,4
ruang Teratai dan Lavender Rumah Sakit 4 55-64 tahun 13 41,9
Umum Dr. Soegiri Lamongan. 5 > 65 tahun 10 32,3
Jumlah 31 100
METODE PENELITIAN
Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bahwa dari 31 pasien hampir
Desain dalam penelitian ini adalah
sebagian usia pasien adalah 55-64 tahun yaitu
Quasi Eksperimen dengan rancangan Time
sebanyak 13 orang (41,9%).
Series design. Penelitian ini dimulai dari
pengambilan survey awal pada bulan Oktober
2017 sampai bulan Maret 2018 dan dilakukan
di ruang Teratai dan Lavender RSUD Dr.
Soegiri Lamongan. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh pasien stroke iskemik di
ruang Teratai dan Lavender RSUD Dr. Soegiri
Lamongan yang mengalami penurunan
kekuatan otot ekstremitas atas dengan rata-

SURYA 23 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018


Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke Iskemik dengan Terapi Jigsaw Puzzle

3) Pekerjaan 12 orang (38,7%) dengan nilai rata-rata


Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik (mean) 36,1.
Pasien Stroke Iskemik Berdasarkan
Pekerjaan 2) Karakteristik kekuatan otot pada
No Pekerjaan F % responden sesudah diberikan Terapi
1 Petani 12 38,7 Jigsaw Puzzle
2 Wiraswasta/Pedagang 7 22,6 Tabel 6 Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot
3 IRT 9 29,0 Sesudah Diberikan Terapi Jigsaw
4 PNS 3 9,7 Puzzle
5 Lain-lain 0 0 No Kekuatan otot F % Mean
Jumlah 31 100 1 0 0 0
Berdasarkan tabel di atas menunjukan 2 1 0 0
bahwa dari 31 pasien hampir sebagian bekerja 3 2 3 9,7
sebagai petani sebanyak 12 orang (38,7%). 4 3 10 32,3 4.48
5 4 18 58,1
4) Pendidikan 6 5 0 0
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Jumlah 31 100
Pasien Stroke Iskemik Berdasarkan Berdasarkan tabel 6. di atas
Pendidikan menunjukkan bahwa dari 31 pasien sebagian
No Pendidikan F % besar sesudah pemberian terapi jigsaw puzzle
1 SD/Sederajat 14 45,2 mengalami peningkatan kekuatan otot derajat
2 SMP/Sederajat 8 25,8 4 yaitu sebanyak 18 orang (58,1%).
3 SMA/Sederajat 5 16,1
4 Perguruan Tinggi 4 12,9 3) Distribusi Pengaruh Pre-test dan Post-
5 Tidak Sekolah 0 0 test Kekuatan Otot
Jumlah 31 100 Tabel 7 Distribusi Pengaruh Pre-test dan
Berdasarkan tabel di atas menunjukan Post-test Kekuatan Otot Ekstremitas
bahwa dari 31 pasien hampir sebagian pasien Atas Sesudah Diberikan terapi Jigsaw
stroke iskemik berpendidikan SD sebanyak 14 Puzzle
orang (45,2%). Kekuatan Kekuatan otot sesudah terapi Jigsaw Puzzle
otot sebelum Kekuatan Kekuatan Kekuatan Total
2. Data Khusus terapi Jigsaw Otot 2 Otot 3 Otot 4
1) Karakteristik kekuatan otot pada Puzzle ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
responden sebelum diberikan Terapi Kekuatan
3 25,0 9 75,0 0 0 12 100
Jigsaw Puzzle Otot 2
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Kekuatan
0 0 1 5,3 18 94,7 19 100
Otot 3
Ekstremitas Atas pasien stroke Kekuatan
iskemik Sebelum Diberikan Terapi 0 0 0 0 0 0 0 100
Otot 4
Jigsaw Puzzle Total 3 9,7 10 32,3 18 58,1 31 100
N Kekuatan otot F % Mea Z= -5.196a p= 0.000
o n Berdasarkan tabel diatas
1 0 0 0 menunjukkan bahwa dari 31 pasien bahwa
2 1 0 0 sebelum dilakukan terapi jigsaw puzzle bahwa
3 2 12 38,7 sebagian besar memiliki kekuatan otot derajat
4 3 19 61,3 36.1 3 sebanyak 19 pasien (61,3%), sedangkan
5 4 0 0 setelah dilakukan terapi jigsaw puzzle
6 5 0 0 sebagian besar mengalami peningkatan derajat
Jumlah 31 100 kekuatan otot 4 sebanyak 18 pasien (58,1%).
Berdasarkan tabel di atas Dengan di uji Wilcoxon hasil didapatkan hasil
menunjukkan bahwa dari 31 pasien sebagian dengan tingkat signifikan 0,000 (p<0,05). H 1
besar sebelum pemberian terapi jigsaw puzzle diterima yang artinya terdapat pengaruh terapi
dengan kekuatan otot derajat 3 yaitu sebanyak jigsaw puzzle terhadap kekuatan otot
19 orang (61,3%), dan dan hampir sebagian ekstremitas atas pada pasien stroke iskemik di
dengan kekuatan otot derajat 2 yaitu sebanyak RSUD Dr. Soegiri Lamongan.

SURYA 24 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018


Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke Iskemik dengan Terapi Jigsaw Puzzle

PEMBAHASAN (2010), menyatakan bahwa kekuatan otot


dapat ditingkatkan dengan melakukan suatu
1. Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke terapi latihan.
Iskemik Sebelum Diberi Perlakuan Rehabilitasi stroke dapat ditangani
Terapi Jigsaw Puzzle dengan mengikutsertakan peran perawat dan
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan keluarga, perawat dapat memberikan health
bahwa sebagian besar pasien sebelum diberi education kepada pasien dan keluarga, jika
perlakuan terapi jigsaw puzzle menunjukkan keluarga dapat berpartisipasi memberikan
kekuatan otot derajat 3 sebanyak 19 pasien dukungan maka dapat mempengaruhi
(61,3%) dengan nilai rata-rata (mean) 3,61. motivasi penderita stroke dalam melakukan
Faktor yang mempengaruhi kekuatan terapi juga berpengaruh besar dalam
otot diantaranya yaitu seperti penelitian yang peningkatan kekuatan otot.
dilakukan oleh Wirawan (2009), menyatakan
lamanya pemberian terapi latihan dapat 2. Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke
mempengaruhi hasil yang diperoleh. Lama Iskemik Sesudah Diberi Perlakuan
latihan tergantung stamina pasien. Terapi Terapi Jigsaw Puzzle
latihan yang baik adalah yang tidak Berdasarkan tabel 6 setelah dilakukan
melelahkan, durasi tidak terlalu lama terapi jigsaw puzzle menunjukkan bahwa
(umumnya sekitar 45 sampai 60 menit) namun sebagian besar mengalami perubahan pada
dengan pengulangan sesering mungkin. Hasil kekuatan otot derajat 4 sebanyak 18 pasien
penelitian oleh Rizal (2012), faktor yang tidak (58,1%) dengan nilai rata-rata (mean) 4,48.
bisa diubah seperti usia pada usia 50 tahun Berdasarkan fakta hasil penelitian yang
keatas resiko terserang stroke semakin tinggi dilakukan di ruang Teratai dan Lavender
karena diakibatkan oleh berkurangnya fungsi RSUD Dr. Soegiri Lamongan, dapat
anggota gerak tubuh sehingga terjadi disimpulkan bahwa dengan melakukan terapi
penurunan kemampuan kekuatan otot. jigsaw puzzle banyak berpengaruh terhadap
Menurut Junaidi (2010), nutrisi dapat perubahan kekuatan otot ekstremitas atas
berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan yaitu terjadi peningkatan kekuatan otot. Hal
otot. Pemenuhan nutrisi pada pasien stroke ini merupakan hasil dari perlakuan terapi
sangat penting karena nutrisi merupakan salah jigsaw puzzle 2 kali sehari selama 6 hari.
satu pencegahan primer. Pilihan makanan juga Menurut Kusnanto (2017), terapi
sangat bermanfaat untuk mengaktifkan jigsaw puzzle merupakan salah satu bentuk
kontraksi otot yang banyak mengandung terapi yang bertujuan untuk meningkatkan
potassium (K+). atau mempertahankan fleksibilitas kekuatan
Menurut Gofir (2009), dampak yang otot dan mencegah kontraktur. Caranya adalah
ditimbulkan oleh penyakit stroke iskemik dengan pengulangan gerakan dalam
salah satunya kelemahan yang terjadi pada menyusun kepingan puzzle. Kunci dari terapi
jari-jari dan tangan. Pada stroke iskemik 90% jigsaw puzzle adalah gerakan berulang-ulang
infark sering terjadi pada area brodman 4-6 yang akan menghasilkan lebih banyak serat
yang merupakan pusat motorik, ini yang otot diaktifkan, sehingga menyebabkan
menyebabkan tidak ada impuls yang kontraksi otot berulang-ulang. Beberapa
dikirimkan ke jari-jari tangan. Sehingga alasan untuk memberikan terapi jigsaw puzzle
kekuatan otot tangan akan menurun dan pada penderita stroke iskemik adalah untuk
mengalami ketergantungan dalam meningkatkan kekuatan otot dari gerakan
melaksanakan aktifitas sehari-hari. Penurunan berulang-ulang yang dilakukan yang terjadi
derajat kekuatan otot klien dapat ditangani selama terapi, melatih ketrampilan motorik
dan menjadi fokus utama dalam perawatan halus, mengasah otak dengan berfikir kreatif
rehabilitasi. Rehabilitasi sejak dini sangat kembali, melatih koordinasi antara mata dan
penting ini memungkinkan kegiatan belajar tangan dan melatih kesabaran dalam
kembali yang harus sesegera mungkin menyusun kepingan puzzle menjadi rangkaian
dilakukan setelah kejadian cedera. Pilih gambar yang pas (Adriana, 2011). Menurut
program rehabilitasi lokal yang terbaik dan Levine (2009), latihan gerak secara berulang-
efektif untuk memenuhi kebutuhan klien dan ulang membuat konsentrasi untuk melakukan
keluarganya (Black, 2014). Menurut Irfan gerakan berulang dengan kualitas sebaik

SURYA 25 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018


Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke Iskemik dengan Terapi Jigsaw Puzzle

mungkin, dengan gerakan berulang kali dan menunjukkan nilai signifikan p = 0,000 pada
terfokus dapat membangun koneksi baru antar tingkat kemaknaan p < 0,05. Dengan
neuron yang masih aktif adalah dasar demikian H0 ditolak yang artinya terdapat
pemulihan pada stroke. Hasil penelitian yang pengaruh terapi jigsaw puzzle terhadap
dilakukan oleh Prok & Gesal (2016),untuk kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien
membantu pemulihan bagian lengan atau stroke iskemik di Ruang Teratai dan Lavender
bagian ekstremitas atas diperlukan tekhnik RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Kajian diatas
untuk merangsang tangan yang merupakan menunjukkan bahwa terapi jigsaw puzzle
latihan fungsional tangan dengan cara adalah stimulasi yang baik untuk
mengenggam sebuah benda. Latihan meningkatkan kekuatan otot dan melatih
menggenggam merupakan suatu modalitas ketrampilan motorik halus.
rangsang sensorik raba halus dan tekanan Menurut Lewis (2007), Terapi latihan
pada reseptor ujung organ berkapsul pada pada pasien stroke dilakukan beberapa kali
ekstremitas atas. dalam sehari untuk mencegah komplikasi.
Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa Menurut Irfan (2010), menstimulasi gerak
terapi jigsaw puzzle dapat terjadi perubahan pada tangan dapat berupa latihan fungsi
peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke mengenggam yang bertujuan untuk
iskemik. Hal tersebut karena responden mengembalikan fungsi tangan secara optimal,
bersedia melakukan terapi jigsaw puzzle 2 kali apabila dilakukan secara berkala dan
sehari selama 6 hari yang diajarkan oleh berkesinambungan diharapkan kekuatan otot
peneliti dan peran keluarga dalam pada pada penderita stroke iskemik dapat
memberikan dukungan mempengaruhi meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh
motivasi pasien stroke dalam melakukan Irdawati (2008), Latihan untuk menstimulasi
terapi. Dalam hal ini, anggota keluarga gerak pada tangan dapat berupa latihan fungsi
membantu atau pasien sendiri dapat mengenggam atau mengepalkan tangan rapat-
melakukan terapi menyusun puzzle secara rapat akan menggerakkan otot-otot untuk
mandiri. membantu membangkitkan kembali kendali
Meskipun telah dilakukan terapi jigsaw otak terhadap otot-otot tersebut. Latihan
puzzle masih didapatkan pasien yangbelum mengenggam akan merangsang serat-serat
memperlihatkan perubahan peningkatan otot untuk berkontraksi, hanya dengan sedikit
kekuatan otot, hal ini disebabkan karena 2 kontraksi kuat setiap harinya. Hasil penelitian
faktor, yang pertama yaitu faktor yang tidak ini juga sejalan dengan penelitian
dapat diubah yaitu usia, pada usia 50 tahun Wahyuningsih dkk (2013), yang menyatakan
keatas resiko terserang stroke semakin tinggi bahwa setelah dilakukan intervensi, hasil
sehingga terjadi menurunnya kemampuan penelitian menunjukkan bahwa setelah hari ke
otot. Faktor yang dapat diubah meliputi 7 terdapat 17 responden dengan presentase
kurangnya motivasi diri pada pasien stroke (60,7%) mengalami peningkatan pada
iskemik dapat mempengaruhi pasien dalam kekuatan otot.
melakukan aktivitas dalam melakukan terapi Permainan jigsaw puzzle sebagai terapi
jigsaw puzzle. Resiko serangan stroke ulang rehabilitasi tambahan di ekstremitas atas
juga mempengaruhi peningkatan kekuatan untuk meminimalkan terjadinya kekakuan
otot. (kontraktur) dan gangguan kekuatan otot pada
pasien dengan stroke iskemik. Dengan
3. Pengaruh Kekuatan Otot Sebelum Dan demikian dapat dikatakan bahwa dengan
Sesudah Dilakukan Terapi Jigsaw melakukan terapi jigsaw puzzle 2 kali sehari
Puzzle Pada Pasien Stroke Iskemik selama 6 hari dapat mempengaruhi kekuatan
Berdasarkan tabel 7 tersebut dapat otot. Hal ini karena pasien dilatih untuk
diperoleh hasil penelitian ditemukan bahwa melakukan gerakan mencekam, memegang
ada perbedaan kekuatan otot sebelum dan memanipulasi objek menggunakan
perlakuan (pre) nilai rata-rata (mean)3,61 dan konsentrasi dan koordinasi antara mata dan
setelah perlakuan (post) dengan nilai rata-rata tangan. Sehingga memperkuat jari-jemari
(mean) 4,48. Selanjutnya berdasarkan hasil uji pergelangan tangan pasien.
statistik Wilcoxon Sign Rank Test Adanya pengaruh ini disebabkan
menggunakan software SPSS 18,0 terapi diberikan sedini mungkin pada saat

SURYA 26 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018


Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke Iskemik dengan Terapi Jigsaw Puzzle

pasien melewati fase akut stroke. Dengan DAFTAR PUSTAKA


memberikan standar terapi latihan minimal 2
kali dalam sehari dengan rutin dan berurutan Adriana, D. S. 2011. Tumbuh Kembang dan
akan diperoleh hasil berupa meningkatnya Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
kekuatan otot, lancarnya peredaran darah, Salemba Medika.
mencegah kontraktur, dan tidak terjadinya
spasme otot yang bisa menyebabkan edema Alajlan, N. 2009. Solving Square Jigsaw
dan nyeri sendi. Puzzles Using Dynamic Programming
Terapi jigsaw puzzle merupakan terapi and the Hungarian Procedure Naif
inovatif terbaru yang dapat meningkatkan Alajlan Advanced Lab for Intelligent
kekuatan otot, namun terapi jigsaw puzzle ini Systems Research, Department of
bukan satu-satunya, ada terapi-terapi yang lain Computer Engineering,. , 6(11),
diantaranya latihan Range Of Motion (ROM) pp.1941–1947.
dan senam stroke yang sama-sama
berkontribusi dalam terjadinya peningkatan Black, M. J. 2014. Keperawatan Medikal
kekuatan otot. Bedah : Manajemen Klinis Untuk Hasil
Dengan mempelajari dari berbagai yang Diharapkan. Jakarta: Salemba
teori dan hasil penelitian yang telah diuraikan Medika.
diatas terapi jigsaw puzzle yang diberikan 2
kali sehari selama 6 hari kepada pasien stroke Gofir, A. 2009. Menejemen Stroke.
iskemik berpengaruh terhadap perubahan Yogyakarta: Cendekia Press.
kekuatan otot yaitu terjadinya peningkatan
pada kekuatan otot ekstremitas atas. Dengan Irfan, M. 2010. Fisioterapi bagi insan stroke.
demikian terapi jigsaw puzzle dapat Yogyakarta: Graha Ilmu.
digunakan sebagai terapi rahabilitasi
tambahan untuk meningkatkan kekuatan otot Irdawati. 2008. Perbedaan Pengaruh Latihan
ekstremitas atas pada pasien stroke iskemik. Gerak Terhadap Kekuatan Otot Pada
Pasien Stroke Non-Hemoragik
PENUTUP Hemiparese Kanan Dibandingkan
Dengan Hemiparese Kiri. Surakarta:
1. Simpulan Media Medika Indonesia.
1) Sebagian besar pasien stroke iskemik di
ruang teratai dan lavender sebelum diberi Junaidi, I. 2010. Panduan praktis pencegahan
perlakuan terapi jigsaw puzzle memiliki dan pengobatan stroke. Jakarta: PT.
kekuatan otot derajat 3. Buana Ilmu Populer.
2) Sebagian besar pasien stroke iskemik di
ruang teratai dan lavender setelah diberi Kusnanto. 2017. Jigsaw puzzle meningkatkan
perlakuan terapi jigsaw puzzle memiliki kemampuan motorik halus dari
derajat kekuatan otot 4. ekstremitas atas di post-stroke klien
3) Terdapat pengaruh terapi jigsaw puzzle iskemik, Fakultas Ilmu Keperawatan,
terhadap kekuatan otot ekstremitas atas Universitas Airlangga, Kampus C
pada pasien stroke iskemik di ruang teratai Mulyorejo Surabaya, 60115 Email:
dan lavender RSUD Dr. Soegiri eska_ners2012@yahoo.com.
Lamongan.
Levine, P. G. 2009. Stronger after stroke
panduan lengkap dan efektif terapi
2. Saran
pemulihan stroke. Alih bahasa: Rika
Diharapkan penelitian ini memberikan
Iffati Farihah. Jakarta: Etera.
masukan bagi profesi keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan khususnya
Lewis. 2007. Medical Surgical Nursing. 7
rehabilitasi tambahan pada kasus stroke untuk
Edition. St.Louis: Missouri. Mosby-
meningkatkan kekuatan otot.
Year Book, Inc.

Prok & Gesal. 2016. Pengaruh latihan gerak


aktif menggenggam bola pada pasien

SURYA 27 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018


Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke Iskemik dengan Terapi Jigsaw Puzzle

stroke diukur dengan handgrip


dynamometer

Rekam Medik, Laporan Bulanan (2016-2017)


Ruang Teratai-Lavender RSUD Dr.
Soegiri Lamongan.

Rizal, Q, M. 2012. Pengaruh Latihan Range


Of Motion Terhadap Peningkatan
Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Non
Hemoragic Di Paviliun Teratai RSUD
Dr. Soegiri Lamongan. SKRIPSI
STIKES Muhammadiyah Lamongan

Wahyuningsih, I. 2013. Efektivitas Range Of


Motion (Cylindrical Grip) terhadap
peningkatan kekuatan otot ekstremitas
atas pada pasien stroke non hemoragik
di RSUD Ungaran Semarang.
http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/
diperoleh tanggal 29 Maret 2018.

Wirawan, R. P. 2009. Rehabilitasi stroke pada


pelayanan kesehatan primer. Jakarta:
SMF Rehabilitasi Medis RS Fatmawati.

SURYA 28 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018

Das könnte Ihnen auch gefallen